PPT MAGANG.pptx

Praktek Kerja
Lapangan
Rs Bhayangkara Kupang
Gelombang 2
1. Alfred Nyale Widu (194111002)
2. Andreina Debora De Araujo (194111035)
3. Aprillia Putri Lokunuha (194111068)
4. Fransiskus Hesron Seda (194111075)
5. Herti Riswinda Siki (194111076)
6. Jailin Lopes (194111013)
7. Maria Magdalena Boro (194111023)
8. Maria Mersiana Bano (194111024)
9. Maria Stefaby Tefa (194111051)
10. Matelda Konda Ngguna (194111084)
11. Mendy Ivana Lasa (194111087)
Organisasi Rumah Sakit Dan Farmasi Rumah Sakit
Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan (Permenkes, 2020),
Klasifikasi Rumah Sakit terdiri dari 2 yaitu
klasifikasi rumah sakit umum dan khusus
Klasifikasi Rumah Sakit Umum
1) Rumah Sakit Umum Kelas A
2) Rumah Sakit Umum Kelas B
3) Rumah Sakit Umum Kelas C
4) Rumah Sakit Umum Kelas D
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus
1) Rumah Sakit Khusus Kelas A
2) Rumah Sakit Khusus Kelas B
3) Rumah Sakit Khusus Kelas C
Komite Farmasi dan Terapi
Adalah unit kerja dalam memberikan rekomendasi
kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai
kebijakan penggunaan obat di Rumah Sakit yang
anggotanya terdiri dari Dokter yang mewakili
semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit,
Apoteker, serta tenaga Kesehatan lainnya apabila
diperlukan
Formularium Rumah Sakit
Formularium adalah pedoman yang
berupa kumpulan obat yang disusun,
diterima dan disetujui oleh panitia
farmasi dan terapi (PFT) untuk
digunakan di rumah sakit dan dapat
direvisi pada setiap batas waktu yang
ditentukan sesuai kebutuhan dan
perkembangan terapi obat yang
mutakhir
Akreditas Rumah Sakit
Bhayangkara Kupang
Rumah Sakit Bhayangkara Kupang telah memperoleh
akreditas Menkes, dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
nomor: YM.01.10/III/6725/10 tentang pemberian status
AKREDITAS PENUH TINGKAT DASAR, tanggal 11
November 2010. Sampai sekarang telah melalui pentahapan
pembangunan baik aspek organisasi, fisik dan sumber
dayanya, serta telah lulus AKREDITAS KARS pada
tanggal 14 September 2017. Pada tanggal 24 Januari 2023
Rumah Sakit Bhayangkara Kupang lulus akreditas
paripurna oleh Menteri Keuangan dengan nomor surat
Keputusan Nomor: 108/LAFKI/AKREDITASI/2023.
Standar Pelayanan Kefarmasian
Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Perencanaan
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengadaan
Penerimaan
Penyimpanan
Pendistribusiaan
Pemusnahan dan
Penarikan
Pemilihan
Pengendalian
Aspek Manajarial
Pembukuan
Mercury is the closest
planet to the Sun
Laporan
Venus has a beautiful
name, but it’s hot
Pengelolaan Resep
Despite being red,
Mars is a cold place
a. Administrasi
Aspek Manajarial
A
Pemilihan
D
Penerimaaan
B
Perencanaan
E
Penyimpanan
C
Pengadaan
F
Pendistribusia
b. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pemusnahan dan
Penarikan Pengendalian
Aspek
Pelayanan
Kefarmasian
Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa
adanya masalah terkait obat, bila ditemukan
masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan
pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan
Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses untuk mendapatkan informasi
mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan
penggunaan obat pasien
 Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam medik/pencatatan
penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan informasi penggunaan obat
 Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain
dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan
 Mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD).
 Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat.
 Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan obat.
 Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan.
 Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang digunakan.
 Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat.
 Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat.
 Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan minum obat
(concordance aids).
 Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa sepengetahuan dokter.
Tahapan penelusuran riwayat penggunaan obat
Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi
pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication
error) seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau
interaksi obat. Kesalahan obat (medication error) rentan terjadi
pada pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit
lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari
rumah sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah:
 Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang
digunakan pasien.
 Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terdokumentasinya instruksi dokter.
 Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya
instruksi dokter.
Pelayanan Informasi Obat dan Konseling
Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan
dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen,
akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh
apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan
lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit
a. PIO bertujuan untuk:
 Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit.
 Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai, terutama bagi komite/tim farmasi dan terapi.
 Menunjang penggunaan obat yang rasional.
b. Kegiatan PIO meliputi:
1. Menjawab pertanyaan
2. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter.
3. Menyediakan informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit.
4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.
5. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
6. Melakukan penelitian.
Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat
dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas
inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian
konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap
apoteker. Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) dan meningkatkan
cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi
pasien (patient safety).
Pemantauan Terapi Obat
Kegiatan dalam PTO meliputi:
a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak
dikehendaki (ROTD).
b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat.
c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat.
Tahapan PTO:
a. Pengumpulan data pasien.
b. Identifikasi masalah terkait obat.
c. Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat.
d. Pemantauan.
e. Tindak lanjut
Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu proses yang
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman,
efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah
meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko
reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO)
merupakan kegiatan pemantauan setiap
respon terhadap obat yang tidak
dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim
yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.
Efek samping obat adalah reaksi obat yang
tidak dikehendaki yang terkait dengan
kerja farmakologi
Dispensing Sediaan Steril
Menjamin agar pasien menerima
obat sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan
Menjamin sterilitas dan
stabilitas produk
Melindungi petugas dari
paparan zat berbahaya
Menghindari terjadinya
kesalahan pemberian obat
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di instalasi farmasi dengan teknik aseptik
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan
zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat
THANKS
1 de 20

Recomendados

ppt farmasi klinik fika.pptx por
ppt farmasi klinik fika.pptxppt farmasi klinik fika.pptx
ppt farmasi klinik fika.pptxLisaSofitriana
27 visualizações17 slides
Chapter ii por
Chapter iiChapter ii
Chapter iiRini Daud Supu
686 visualizações14 slides
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx por
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptxTUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptx
TUGAS drs. wahyu tentang Farmasi.pptxrullyfebri
8 visualizações13 slides
Pelayanan farmasi klinik por
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Sri Suratini
733 visualizações21 slides
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx por
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxPPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
PPT KEL 4 KEAMANAN OBAT DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT.pptxNanaNurhasanah5
112 visualizações27 slides
Konseling dan pio nada por
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
15.5K visualizações23 slides

Mais conteúdo relacionado

Similar a PPT MAGANG.pptx

11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat por
11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat
11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obatBabangPattimura
1.7K visualizações72 slides
Makalah tugas dan fungsi apoteker por
Makalah tugas dan fungsi apotekerMakalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apotekerAkira Sama
22.3K visualizações37 slides
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx por
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxPelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxingriddevicarissa
118 visualizações50 slides
Tabel tugas pelfar por
Tabel tugas pelfarTabel tugas pelfar
Tabel tugas pelfarNurul Vanny
4.5K visualizações22 slides
Pedoman penyusunan formularium rs por
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsHenry Nobito
47.2K visualizações17 slides
PPT Materi PKPA.pptx por
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptxromawaode
174 visualizações39 slides

Similar a PPT MAGANG.pptx(20)

11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat por BabangPattimura
11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat
11 pelayanan-kefarmasian-penggunaan-obat
BabangPattimura1.7K visualizações
Makalah tugas dan fungsi apoteker por Akira Sama
Makalah tugas dan fungsi apotekerMakalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apoteker
Akira Sama22.3K visualizações
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx por ingriddevicarissa
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptxPelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
Pelayanan Farmasi Klinis (150419) (1).pptx
ingriddevicarissa118 visualizações
Tabel tugas pelfar por Nurul Vanny
Tabel tugas pelfarTabel tugas pelfar
Tabel tugas pelfar
Nurul Vanny4.5K visualizações
Pedoman penyusunan formularium rs por Henry Nobito
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
Henry Nobito47.2K visualizações
PPT Materi PKPA.pptx por romawaode
PPT Materi PKPA.pptxPPT Materi PKPA.pptx
PPT Materi PKPA.pptx
romawaode174 visualizações
pio.pptx por GanjarTaufik
pio.pptxpio.pptx
pio.pptx
GanjarTaufik4 visualizações
Stase farmasi klinik.pptx por AlexFabrigaz Apt
Stase farmasi klinik.pptxStase farmasi klinik.pptx
Stase farmasi klinik.pptx
AlexFabrigaz Apt13 visualizações
PKPO SUTOTO.pptx por DidikLukman
PKPO SUTOTO.pptxPKPO SUTOTO.pptx
PKPO SUTOTO.pptx
DidikLukman46 visualizações
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter por Andi Himyatul Hidayah
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokterApoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Apoteker klinis : Menghilangkan jarak antara pasien dan dokter
Andi Himyatul Hidayah840 visualizações
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx por AiSriMazland
PPT FARMASI.SILVIANA.pptxPPT FARMASI.SILVIANA.pptx
PPT FARMASI.SILVIANA.pptx
AiSriMazland9 visualizações
VISITE por saninuraeni
VISITEVISITE
VISITE
saninuraeni63.2K visualizações
asuhan kefarmasian.pptx por FitriAyuWahyuni1
asuhan kefarmasian.pptxasuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptx
FitriAyuWahyuni15 visualizações
Pelayanan Informasi Obat (PIO) por Gilang Rizki
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Gilang Rizki2.1K visualizações
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM) por Ida Part II
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Ida Part II40.7K visualizações
Pemantauan Terapi Obat por nisha althaf
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
nisha althaf10.6K visualizações
3-6peran komunikasi farmasi..ppt por AsepSaepudin211095
3-6peran komunikasi farmasi..ppt3-6peran komunikasi farmasi..ppt
3-6peran komunikasi farmasi..ppt
AsepSaepudin211095111 visualizações
PELAYANAN KEFARMASIAN .pptx por RistoSutanto
PELAYANAN KEFARMASIAN .pptxPELAYANAN KEFARMASIAN .pptx
PELAYANAN KEFARMASIAN .pptx
RistoSutanto8 visualizações

PPT MAGANG.pptx

  • 2. Gelombang 2 1. Alfred Nyale Widu (194111002) 2. Andreina Debora De Araujo (194111035) 3. Aprillia Putri Lokunuha (194111068) 4. Fransiskus Hesron Seda (194111075) 5. Herti Riswinda Siki (194111076) 6. Jailin Lopes (194111013) 7. Maria Magdalena Boro (194111023) 8. Maria Mersiana Bano (194111024) 9. Maria Stefaby Tefa (194111051) 10. Matelda Konda Ngguna (194111084) 11. Mendy Ivana Lasa (194111087)
  • 3. Organisasi Rumah Sakit Dan Farmasi Rumah Sakit Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan (Permenkes, 2020), Klasifikasi Rumah Sakit terdiri dari 2 yaitu klasifikasi rumah sakit umum dan khusus Klasifikasi Rumah Sakit Umum 1) Rumah Sakit Umum Kelas A 2) Rumah Sakit Umum Kelas B 3) Rumah Sakit Umum Kelas C 4) Rumah Sakit Umum Kelas D Klasifikasi Rumah Sakit Khusus 1) Rumah Sakit Khusus Kelas A 2) Rumah Sakit Khusus Kelas B 3) Rumah Sakit Khusus Kelas C
  • 4. Komite Farmasi dan Terapi Adalah unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan obat di Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari Dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker, serta tenaga Kesehatan lainnya apabila diperlukan
  • 5. Formularium Rumah Sakit Formularium adalah pedoman yang berupa kumpulan obat yang disusun, diterima dan disetujui oleh panitia farmasi dan terapi (PFT) untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan sesuai kebutuhan dan perkembangan terapi obat yang mutakhir
  • 6. Akreditas Rumah Sakit Bhayangkara Kupang Rumah Sakit Bhayangkara Kupang telah memperoleh akreditas Menkes, dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: YM.01.10/III/6725/10 tentang pemberian status AKREDITAS PENUH TINGKAT DASAR, tanggal 11 November 2010. Sampai sekarang telah melalui pentahapan pembangunan baik aspek organisasi, fisik dan sumber dayanya, serta telah lulus AKREDITAS KARS pada tanggal 14 September 2017. Pada tanggal 24 Januari 2023 Rumah Sakit Bhayangkara Kupang lulus akreditas paripurna oleh Menteri Keuangan dengan nomor surat Keputusan Nomor: 108/LAFKI/AKREDITASI/2023.
  • 7. Standar Pelayanan Kefarmasian Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Perencanaan Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Pengadaan Penerimaan Penyimpanan Pendistribusiaan Pemusnahan dan Penarikan Pemilihan Pengendalian
  • 8. Aspek Manajarial Pembukuan Mercury is the closest planet to the Sun Laporan Venus has a beautiful name, but it’s hot Pengelolaan Resep Despite being red, Mars is a cold place a. Administrasi
  • 12. Pengkajian dan Pelayanan Resep Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan
  • 13. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam medik/pencatatan penggunaan obat pasien  Membandingkan riwayat penggunaan obat dengan data rekam medik/pencatatan penggunaan obat untuk mengetahui perbedaan informasi penggunaan obat  Melakukan verifikasi riwayat penggunaan obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan jika diperlukan  Mendokumentasikan adanya alergi dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD).  Mengidentifikasi potensi terjadinya interaksi obat.  Melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan obat.  Melakukan penilaian rasionalitas obat yang diresepkan.  Melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap obat yang digunakan.  Melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan obat.  Melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan obat.  Memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap obat dan alat bantu kepatuhan minum obat (concordance aids).  Mendokumentasikan obat yang digunakan pasien sendiri tanpa sepengetahuan dokter. Tahapan penelusuran riwayat penggunaan obat
  • 14. Rekonsiliasi Obat Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication error) seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari rumah sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah:  Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien.  Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter.  Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.
  • 15. Pelayanan Informasi Obat dan Konseling Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit a. PIO bertujuan untuk:  Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit.  Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, terutama bagi komite/tim farmasi dan terapi.  Menunjang penggunaan obat yang rasional. b. Kegiatan PIO meliputi: 1. Menjawab pertanyaan 2. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter. 3. Menyediakan informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit. 4. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap. 5. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya. 6. Melakukan penelitian.
  • 16. Konseling Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap apoteker. Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien (patient safety).
  • 17. Pemantauan Terapi Obat Kegiatan dalam PTO meliputi: a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat. c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat. Tahapan PTO: a. Pengumpulan data pasien. b. Identifikasi masalah terkait obat. c. Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat. d. Pemantauan. e. Tindak lanjut Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD)
  • 18. Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek samping obat adalah reaksi obat yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi
  • 19. Dispensing Sediaan Steril Menjamin agar pasien menerima obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan Menjamin sterilitas dan stabilitas produk Melindungi petugas dari paparan zat berbahaya Menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat Dispensing sediaan steril harus dilakukan di instalasi farmasi dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat