SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KISMANTORO
Terbis RT 03 RW 01 Kelurahan Kismantoro
Kecamatan Kismantoro, Kode Pos 57696
e_mail : puskesmaskismantoro@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KISMANTORO
Nomor : …………………………………
TENTANG
IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
DI PUSKESMAS KISMANTORO
KEPALA UPTD PUSKESMAS KISMANTORO
Menimbang : a. bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi
merupakan salah satu program pelayanan
penigkatan mutu melalui program ini
diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan
infeksi di Puskesmas;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas melalui preventif dan kuratif maka
perlu disusun indikator mutu pencegahan dan
pengendalian infeksi;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud point a dan b
maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala
Puskesmas tentang Indikator Mutu Pengendalian
Infeksi di Puskesmas Kismantoro;
Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun
2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementrian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Minimal
Bidang Kesehatan;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019 tentang Puskesmas;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DISI TENTANG
INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI DI PUSKESMAS KISMANTORO.
Kesatu : Indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi
serta profil indikator sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini;
Kedua : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat
pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada anggaran
Puskesmas Kismantoro.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan,
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan surat keputusan ini, akan ditinjau
dan diadakan perubahan seperlunya.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
KEPALA
UPTD PUSKESMAS KISMANTORO
dr.Muhammad Nasir
NIP. 197008032007011021
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
KISMANTORO NOMOR
TENTANG
IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
KISMANTORO
IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
TAHUN 2021
No Indikator Unit Target
1 Infeksi saluran kemih Pelayanan rawat inap,
Poned, VK
2 Plebitis Pelayanan rawat inap
3 Infeksi Daerah Operasi (IDO) IGD, Ruang Tindakan,
Pelayanan gigi
4 Abses gigi Pelayanan gigi
5 Kejadian Ikutan Pasca
lmunisasi (KIPI)
Pelayanan Imunisasi
PROFIL INDIKATOR MUTU PPI
a) Kepatuhan petugas dalam cuci tangan
Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam cuci tangan
Dasar Pernikiran 1. WHO Guidelines tor Hand Hygiene 2008
2. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa
setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan.
3. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang PPI di fasilitas
pelayanan kesehatan, pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas
pelayanan kesehatan harus melaksanakan program
PPI.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun
2020).
6. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam
kepatuhan cuci tangan
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi
Operasional
Kebersihan tangan (hand hygiene) adaiah segala usaha
yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
secara kasat mata terlihat dan pengangkatan
mikroorgaltsrne yang tinggal sementara di tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand
wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub)
dalam 6 langkah (WHO,2009).
Audit kebersihan tangan peserta didik menilai
kepatuhan peserta didik dalam melakukan kebersihan
tangan sesuai 5 indikasi dan WHO yaitu sebelum
kontak dengan pasten, setelah kontak dengan pasen.
sebelurn melakukan tindakan invasif dan aseptik.
setelah kontak dengan caran tubuh, dan setelah
kontak aengan bngkungan dengan menjalankan 6
tahap teknik melakukan kebersihan tangan
Lima indikasi kebersihan tangan
Sebelum kontak dengan paseen. yaitu sebelum masuk
perawatan pasien
2 Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh
pasien. baju atau pakaan
6 Menyentuh lingkungan meitputi menyentuh tempat
tidur pasien. linen yang terpasang di tempat tidur.
alat-alat di sekitar pasen atau peralatan lama yang
digunakan pasien. Kertas/lembar untuk menulis yang
ada di sekitar paslen
Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan
sesuat WHO
1 Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua
telapak tangan
2 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
3 Gosok kedua telapak dan sela-sela Jari
4 Jari-jari Sisi dalam dan kedua tangan saling
mengunci
5 Gosok Jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebatiknya
Jenis Indikator Proses
Satuan
Pengukuran
Persentase (0/0)
Numerator
(pernbilang)
Jumlah petugas kesehatan yang melakukan cuci
tangan sesuai indikasi dan paparan dalam satu periode
pengamatan.
Denominator Jumlah petugas kesehatan diamati dalam melakukan
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
(penyebut) cuci tangan dalam satu periode tertentu.
Target
Pencapaian
85%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua petugas yang terindikasiharus
melakukan cuci tangan
• Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang melakukan cuci tangan
sesuai indikasi x 100
Jumlah petugas yang diamati dalam melakukan
cuci tangan dlm satu periode tertentu
Desain
Pengumpulan
Data
Concurrent (Survei harian)
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen
Pengambilan
Data
Formulir observasi
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Periode tertentu.
Periode
Pelaporan Data
Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan.
Periode Analisis
Data
Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan.
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Penanggung jawab mutu
b) Kepatuhan penggunaan APD
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
Dasar Pernikiran 7. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa
setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan.
8. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang PPI di fasilitas
pelayanan kesehatan, pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas
pelayanan kesehatan harus melaksanakan program
PPI.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)
10. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam
menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun
2020).
11. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan 3. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam
menggunakan APD
4. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Definisi
Operasional
1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi
zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran
infeksi atau penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan indikasi dan jenis
paparan.
3. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran
mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan
tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan
petugas kesehatan dalam menggunakan APD sesuai
sesuai indikasi dan paparan.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah
penilaian yang dilakukan terhadap petugas
kesehatan dalam menggunakan APD saat melakukan
tindakan atau prosedur pelayanan kesehatan
Jenis Indikator Proses
Satuan
Pengukuran
Persentase (0/0)
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
Numerator
(pernbilang)
Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD
sesuai indikasi dan paparan dalam satu periode
pengamatan.
Denominator
(penyebut)
Jumlah petugas kesehatan diamati dalam
menggunakan APD dalam satu periode tertentu.
Target
Pencapaian
85%
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua petugas yang ter-indikasi harus
menggunakan APD Kriteria Eksklusi:
• Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai
indikasi x 100
Jumlah petugas yang diamati dalam
menguankan APD dlm satu periode tertentu
Desain
Pengumpulan
Data
Concurrent (Survei harian)
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen
Pengambilan
Data
Formulir observasi
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Periode tertentu.
Periode
Pelaporan Data
Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD.
Periode Analisis
Data
Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD.
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Penanggung jawab mutu
c) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Dasar
Pernikiran
1. National healthcare safety network melaporkan angka
kejadian CAUTl sekitar 3,1 - 7,5 infeksi per 10000
kateter- hari, untuk Indonesia angka kejaidan CAUTI
secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien.
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pela
anan Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1.Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP
2.Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi
Operasional
1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi
akibat penggunaan urine kateter menetap (Indwelling
catheter) > 2 hari kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala
klinis sebagai berikut:
• Demam (> 38,0 0 C)
• Nyeri tekan suprapubik
• Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
• Urgensi kernih
• Frekuensi kencing
Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
• Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit
esterase dan atau nitrit
• Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau
terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar
(mikroskop kekutan tinggi/1000 kali dari urine
tan a dilakukan sentrifusi
• Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari
urine yang tidak disentrifugasi.
• Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan
uropatogen yang sama < 10. 5 koloni/ml kuman
patogen tunggal.
• Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan
memberikan tera i an sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran
Per mill (0/00)
Numerator
(pembilang)
Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator
(penyebut)
Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
Target
Pencapaian
< 7,5 permil
PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait
lebih dari 2 hari kaleder.
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP Iain
• Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP
terkait kurang dari 2 hari kalender.
Formula
Jumlah Pasien ISK x 1000 Jumlah lama hari
permasangan kateter urine menetap
Desain
Pengumpulan
Data
Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument
pengambilan
data
Observasi langsung atau data bersumber dari rekam
medis.
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap
selama 2 hari kalender.
Frekuensi
Pen um ulan
Data
Harian
Periode
Pelaporan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis
Data
Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
-
d) Plebitis
Judul Indikator PLEBITIS
Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
2.Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian
Plebitis akibat penggunaan kateter perifer line (infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat
infus untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi
Operasional
Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya
infeksi pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda
tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila
ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia
maupun mekanik yang sering disebabkan oleh
komplikasi terapi intravena.
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran
per mill (960)
Numerator
(pembilang)
Jumlah kasus pasien plebitis
Denumenator
(penyebut)
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
Target
Pencapaian
< 5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah kasus pasien Plebitis x 1000
Jumlah hari terpasang kateter Intravena perifer menetap
Desain
Pengumpulan
Data
Prospectif
Sumber Data Data Primer
Instrument
pengambilan
data
Lembar Observasi
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer
menetap.
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode
Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis
Data
Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
e) Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Dasar
Pernikiran
1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIS pada angka
kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial -
Superficial incision.
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang
alat kesehatan untuk menrunkan risiko IDO
Definisi
Operasional
Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection
(SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam
kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya
melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat
insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda
sebagai berikut:
• Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri,
fungsi laesa terganggu.
• Cairan purulen.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari
jaringan superfisial
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran
Persen ( 0/0)
Numerator
(pembilang)
Jumlah kasus IDO
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial
Incision
Target
Pencapaian
< 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial
Incision
• Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Supefficial
Incision di FKTP terkait Kriteria Eksklusi:
• Pasien dilakukan tindakan operasi superficial
incisional di fasilitas kesehatan Iain
Formula Jumlah kasus IDO
x 100%
Jumlah pasien dilakukan operasi Supefficial incisional
Desain
Pengumpulan
Data
Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument
pengambilan
data
Lembar observasi
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode
Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis
Data
Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
f) Abses Gigi
Judul Indikator Abses gigi
Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah
gigi adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%),
masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami
penduduk Indonesia adalah gusi bengkak (abses) (14
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 1 1 tahun 2017 tentan Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian
infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi
abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan
pelayanan gigi.
Definisi
Operasional
Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa
muncul di sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai
dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke
telinga, rahang, dan leher, bau mulut, kernerahan dan
pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi
indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs
(tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan
tanda tanda abses).
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran
Numerator
(pembilang)
Jumlah kasus abses gigi
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional
pada area gigi dan jaringan periodontal,
Target
Pencapaian
< 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi
dan jaringan periodontal akibat tindakan Superficial
incisional
• Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi Kriteria
Eksklusi:
• Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi
dilakukan
• Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan
eriodontal di FKTP lain
Formula Jumlah kasus abses Gigi x 100 %
Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional
pada area gigi dan jaringan periodontal
Desain
Pengumpulan
Data
Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data Primer dan Sekunder
Instrument
pengambilan
data
Lernbar observasi langsung
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode
Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis
Data
Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Graflk
Run chart
Penanggung
Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
g) Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi (KIPI)
JUDUL
INDIKATOR
Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi
Dasar Pernikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan
Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan
en endalian Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian
infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi.
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi
risiko terjadinya KIPI.
Definisi
Operasional
Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang
diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan tanda
tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang
 mengalami injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI Berat
 Alergi berat
Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang
mengalami akan terlihat lemas dan tak berdaya.
Jenis Indikator Output
Satuan
Pengukuran
Persen ( 0/0)
Numerator
(pembilang)
Jumlah kasus KIPI
Denumenator
(penyebut)
Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
Target
Pencapaian
< 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien teridentifikasi KIP/ yang telah mendapat
imunisasi di FKTP tersebut Kriteria Eksklusi:
• Pasien an diberikan imunisasi di FKTP lain
Formula Jumlah kasus KIPI x 100 uma pasien yang I a u an
tindakan imunisasi
Desain
Pengumpulan
Data
Retrospectif
Sumber Data Data sekunder
Instrument
pengambilan
data
Formulir Pelaporan KIPI
Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi
Pengumpulan
Data
Bulanan, Triwulanan
Periode
Pelaporan Data
Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis
Data
Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data Tabel
Grafik
Run chart
Penanggung
Jawab
Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx

More Related Content

What's hot

SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
IinUnique
 
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
willyharis1
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
RsudKualaPembuang
 

What's hot (20)

Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxPDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
 
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docx
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxHasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docx
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docx
 
MFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptxMFK Puskesmas-pptx.pptx
MFK Puskesmas-pptx.pptx
 
POWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptxPOWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptx
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
Sk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 okeSk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 oke
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
 
RTL Puskesmas Bogatama.doc
RTL Puskesmas Bogatama.docRTL Puskesmas Bogatama.doc
RTL Puskesmas Bogatama.doc
 
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptxICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
Program keselamatan pasien
Program keselamatan pasienProgram keselamatan pasien
Program keselamatan pasien
 
FMEA di Puskesmas
FMEA di PuskesmasFMEA di Puskesmas
FMEA di Puskesmas
 
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNITPENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
 
Manajemen Puskesmas
Manajemen PuskesmasManajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
 
EMPAT INM KLINIK.pdf
EMPAT INM KLINIK.pdfEMPAT INM KLINIK.pdf
EMPAT INM KLINIK.pdf
 
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
437986103-Sop-Pengelolaan-Linen.doc
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
 
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
337490096 laporan-icra-hais-komite-ppirs-tahun-2016
 

Similar to 2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx

infection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinicinfection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinic
YohanaSidabutar1
 
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
ssuser929474
 
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptxStandar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
DNAAysa
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
MuharinaMuharina
 
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
AstiHaryani2
 
sosialisasi-inm (2).pptx
sosialisasi-inm (2).pptxsosialisasi-inm (2).pptx
sosialisasi-inm (2).pptx
Trisy SY
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
EllenRatucoreh
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
teeka180806
 

Similar to 2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx (20)

2.INDIKATOR KKT.docx
2.INDIKATOR KKT.docx2.INDIKATOR KKT.docx
2.INDIKATOR KKT.docx
 
Profil INM 2022.docx
Profil INM 2022.docxProfil INM 2022.docx
Profil INM 2022.docx
 
USER MANUAL INM- NEW.pdf
USER MANUAL INM- NEW.pdfUSER MANUAL INM- NEW.pdf
USER MANUAL INM- NEW.pdf
 
infection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinicinfection control risk assesment (icra) in clinic
infection control risk assesment (icra) in clinic
 
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
3. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 3 Jan 2021.pptx
 
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptxStandar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
Standar Akreditasi Klinik Bab II fix.pptx
 
INDIKATOR MUTU Alat Perlindungan Diri.pptx
INDIKATOR MUTU Alat Perlindungan Diri.pptxINDIKATOR MUTU Alat Perlindungan Diri.pptx
INDIKATOR MUTU Alat Perlindungan Diri.pptx
 
identifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptxidentifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptx
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1722.pdf
 
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
8.8 Standar Akreditasi Klinik Bab II.pptx
 
#2 Sosialisasi INM 24-25 Feb 22.pptx
#2 Sosialisasi INM 24-25 Feb 22.pptx#2 Sosialisasi INM 24-25 Feb 22.pptx
#2 Sosialisasi INM 24-25 Feb 22.pptx
 
sosialisasi-inm (2).pptx
sosialisasi-inm (2).pptxsosialisasi-inm (2).pptx
sosialisasi-inm (2).pptx
 
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
5. Bab V_REVISI_29 JUNI 2021 5.5.1-3.pdf
 
8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf8. ICRA PROGRAM .pdf
8. ICRA PROGRAM .pdf
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
1. PPI .pdf
1. PPI .pdf1. PPI .pdf
1. PPI .pdf
 
audit cuci tangan.docx
audit cuci tangan.docxaudit cuci tangan.docx
audit cuci tangan.docx
 
V1 Upaya peningkatan mutu TPMD 181223 (5) (2).pptx
V1 Upaya peningkatan mutu TPMD 181223 (5) (2).pptxV1 Upaya peningkatan mutu TPMD 181223 (5) (2).pptx
V1 Upaya peningkatan mutu TPMD 181223 (5) (2).pptx
 
PLAN INM PKM.pptx
PLAN INM PKM.pptxPLAN INM PKM.pptx
PLAN INM PKM.pptx
 
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
rosintauli1
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
ariniastuti020
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
DocApizz
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
ariniastuti020
 

Recently uploaded (15)

PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 

2 SK INDIKATOR MUTU PPI.docx

  • 1. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KISMANTORO Terbis RT 03 RW 01 Kelurahan Kismantoro Kecamatan Kismantoro, Kode Pos 57696 e_mail : puskesmaskismantoro@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KISMANTORO Nomor : ………………………………… TENTANG IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DI PUSKESMAS KISMANTORO KEPALA UPTD PUSKESMAS KISMANTORO Menimbang : a. bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan salah satu program pelayanan penigkatan mutu melalui program ini diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan infeksi di Puskesmas; b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas melalui preventif dan kuratif maka perlu disusun indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi; c. bahwa untuk melaksanakan maksud point a dan b maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Indikator Mutu Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kismantoro; Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
  • 2. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Minimal Bidang Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS DISI TENTANG INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI PUSKESMAS KISMANTORO. Kesatu : Indikator mutu pencegahan dan pengendalian infeksi serta profil indikator sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini; Kedua : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada anggaran Puskesmas Kismantoro. Ketiga : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan surat keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya. Ditetapkan di : Pada Tanggal : KEPALA UPTD PUSKESMAS KISMANTORO dr.Muhammad Nasir NIP. 197008032007011021
  • 3. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KISMANTORO NOMOR TENTANG IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS KISMANTORO IDIKATOR MUTU PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TAHUN 2021 No Indikator Unit Target 1 Infeksi saluran kemih Pelayanan rawat inap, Poned, VK 2 Plebitis Pelayanan rawat inap 3 Infeksi Daerah Operasi (IDO) IGD, Ruang Tindakan, Pelayanan gigi 4 Abses gigi Pelayanan gigi 5 Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi (KIPI) Pelayanan Imunisasi PROFIL INDIKATOR MUTU PPI a) Kepatuhan petugas dalam cuci tangan Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam cuci tangan Dasar Pernikiran 1. WHO Guidelines tor Hand Hygiene 2008 2. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. 3. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang PPI di fasilitas pelayanan kesehatan, pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan program PPI. 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) 5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun 2020). 6. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur. Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam kepatuhan cuci tangan
  • 4. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi. Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adaiah segala usaha yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorgaltsrne yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009). Audit kebersihan tangan peserta didik menilai kepatuhan peserta didik dalam melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dan WHO yaitu sebelum kontak dengan pasten, setelah kontak dengan pasen. sebelurn melakukan tindakan invasif dan aseptik. setelah kontak dengan caran tubuh, dan setelah kontak aengan bngkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan Lima indikasi kebersihan tangan Sebelum kontak dengan paseen. yaitu sebelum masuk perawatan pasien 2 Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien. baju atau pakaan 6 Menyentuh lingkungan meitputi menyentuh tempat tidur pasien. linen yang terpasang di tempat tidur. alat-alat di sekitar pasen atau peralatan lama yang digunakan pasien. Kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar paslen Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuat WHO 1 Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan 2 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya 3 Gosok kedua telapak dan sela-sela Jari 4 Jari-jari Sisi dalam dan kedua tangan saling mengunci 5 Gosok Jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebatiknya Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase (0/0) Numerator (pernbilang) Jumlah petugas kesehatan yang melakukan cuci tangan sesuai indikasi dan paparan dalam satu periode pengamatan. Denominator Jumlah petugas kesehatan diamati dalam melakukan
  • 5. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 (penyebut) cuci tangan dalam satu periode tertentu. Target Pencapaian 85% Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua petugas yang terindikasiharus melakukan cuci tangan • Kriteria Eksklusi: Tidak ada Formula Jumlah petugas yang melakukan cuci tangan sesuai indikasi x 100 Jumlah petugas yang diamati dalam melakukan cuci tangan dlm satu periode tertentu Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian) Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik Frekuensi Pengumpulan Data Periode tertentu. Periode Pelaporan Data Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan. Periode Analisis Data Berdasarkan hasil laporan audit cuci tangan. Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu b) Kepatuhan penggunaan APD Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
  • 6. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 Dasar Pernikiran 7. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. 8. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang PPI di fasilitas pelayanan kesehatan, pasal 3 ayat 1 setiap Fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan program PPI. 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) 10. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam menghadapi wabah Covid 19 (Dirjen Yankes tahun 2020). 11. FKTP harus memperhatikan kepatuhan pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan prosedur. Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas Tujuan 3. Mengukur kepatuhan petugas FKTP dalam menggunakan APD 4. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi. Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. 2. APD digunakan sesuai dengan indikasi dan jenis paparan. 3. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas. 4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas kesehatan dalam menggunakan APD sesuai sesuai indikasi dan paparan. 5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian yang dilakukan terhadap petugas kesehatan dalam menggunakan APD saat melakukan tindakan atau prosedur pelayanan kesehatan Jenis Indikator Proses Satuan Pengukuran Persentase (0/0)
  • 7. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 Numerator (pernbilang) Jumlah petugas kesehatan yang menggunakan APD sesuai indikasi dan paparan dalam satu periode pengamatan. Denominator (penyebut) Jumlah petugas kesehatan diamati dalam menggunakan APD dalam satu periode tertentu. Target Pencapaian 85% Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua petugas yang ter-indikasi harus menggunakan APD Kriteria Eksklusi: • Tidak ada Formula Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikasi x 100 Jumlah petugas yang diamati dalam menguankan APD dlm satu periode tertentu Desain Pengumpulan Data Concurrent (Survei harian) Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi Instrumen Pengambilan Data Formulir observasi Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik Frekuensi Pengumpulan Data Periode tertentu. Periode Pelaporan Data Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD. Periode Analisis Data Berdasarkan hasil laporan audit penggunaan APD. Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu c) Infeksi Saluran Kemih (ISK) Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) Dasar Pernikiran 1. National healthcare safety network melaporkan angka kejadian CAUTl sekitar 3,1 - 7,5 infeksi per 10000 kateter- hari, untuk Indonesia angka kejaidan CAUTI secara pasti belum jelas. 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
  • 8. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pela anan Kesehatan. Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien Tujuan 1.Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP 2.Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi. Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2 hari kalender 2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis sebagai berikut: • Demam (> 38,0 0 C) • Nyeri tekan suprapubik • Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis • Urgensi kernih • Frekuensi kencing Disuria 3. Terdapat hasil test diagnostik • Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit • Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar (mikroskop kekutan tinggi/1000 kali dari urine tan a dilakukan sentrifusi • Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak disentrifugasi. • Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang sama < 10. 5 koloni/ml kuman patogen tunggal. • Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan tera i an sesuai untuk ISK. Jenis Indikator Output Satuan Pengukuran Per mill (0/00) Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) Denumenator (penyebut) Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap Target Pencapaian < 7,5 permil
  • 9. PEDOMAN TEKNIS PPI Dl FKTP KEMKES RI, 2020 Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih dari 2 hari kaleder. Kriteria Eksklusi: • Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP Iain • Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender. Formula Jumlah Pasien ISK x 1000 Jumlah lama hari permasangan kateter urine menetap Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif Sumber Data Data primer dan sekunder Instrument pengambilan data Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis. Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama 2 hari kalender. Frekuensi Pen um ulan Data Harian Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI -
  • 10. d) Plebitis Judul Indikator PLEBITIS Dasar Pemikiran 1.Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien 2.Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis akibat penggunaan kateter perifer line (infus) 2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk mengurangi risiko infeksi. Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah lokal tusukan infus ditemukan tanda tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena. Jenis Indikator Output Satuan Pengukuran per mill (960) Numerator (pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis Denumenator (penyebut) Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap Target Pencapaian < 5 permill Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap Kriteria Eksklusi: Tidak ada Formula Jumlah kasus pasien Plebitis x 1000 Jumlah hari terpasang kateter Intravena perifer menetap Desain Pengumpulan Data Prospectif
  • 11. Sumber Data Data Primer Instrument pengambilan data Lembar Observasi Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer menetap. Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI e) Infeksi Daerah Operasi (IDO) Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO) Dasar Pernikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial - Superficial incision. 2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk menrunkan risiko IDO
  • 12. Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada tempat insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut: • Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu. • Cairan purulen. • Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial Jenis Indikator Output Satuan Pengukuran Persen ( 0/0) Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO Denumenator (penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision Target Pencapaian < 2 persen Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision • Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Supefficial Incision di FKTP terkait Kriteria Eksklusi: • Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di fasilitas kesehatan Iain Formula Jumlah kasus IDO x 100% Jumlah pasien dilakukan operasi Supefficial incisional Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif Sumber Data Data primer dan sekunder Instrument pengambilan data Lembar observasi Besar Sampel Total populasi
  • 13. Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI f) Abses Gigi Judul Indikator Abses gigi Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit (45,3%), masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak (abses) (14 2. KMK 62 tahun 2015 3. Permenkes 1 1 tahun 2017 tentan Keselamatan Pasien Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIS pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan gigi yang terjadi abses. 2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi. Definisi Operasional Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang, dan leher, bau mulut, kernerahan dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan pelayanan gigi sebelumnya tidak ditemukan tanda tanda abses). Jenis Indikator Output
  • 14. Satuan Pengukuran Numerator (pembilang) Jumlah kasus abses gigi Denumenator (penyebut) Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada area gigi dan jaringan periodontal, Target Pencapaian < 2 persen Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan periodontal akibat tindakan Superficial incisional • Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi Kriteria Eksklusi: • Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi dilakukan • Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan eriodontal di FKTP lain Formula Jumlah kasus abses Gigi x 100 % Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada area gigi dan jaringan periodontal Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif Sumber Data Data Primer dan Sekunder Instrument pengambilan data Lernbar observasi langsung Besar Sampel Total Populasi Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
  • 15. Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan Penyajian Data Tabel Graflk Run chart Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI g) Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi (KIPI) JUDUL INDIKATOR Kejadian Ikutan Pasca lmunisasi Dasar Pernikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien 2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan en endalian Infeksi Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi. 2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko terjadinya KIPI. Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi antara lain: Gejala KIPI Ringan  Nyeri  Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang  mengalami injeksi pasca imunisasi  Gatal  Demam  Sakit kepala  Lemas Gejala KIPI Berat  Alergi berat Jumlah trombosit menurun  Kejang  Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami akan terlihat lemas dan tak berdaya.
  • 16. Jenis Indikator Output Satuan Pengukuran Persen ( 0/0) Numerator (pembilang) Jumlah kasus KIPI Denumenator (penyebut) Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi Target Pencapaian < 2 persen Kriteria: Kriteria Inklusi: • Semua pasien teridentifikasi KIP/ yang telah mendapat imunisasi di FKTP tersebut Kriteria Eksklusi: • Pasien an diberikan imunisasi di FKTP lain Formula Jumlah kasus KIPI x 100 uma pasien yang I a u an tindakan imunisasi Desain Pengumpulan Data Retrospectif Sumber Data Data sekunder Instrument pengambilan data Formulir Pelaporan KIPI Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan Penyajian Data Tabel Grafik Run chart Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI