SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mempelajari hadits merupakan ilmu pengetahuan yang penting dalan kehidupan kita,
karena hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Hadits merupakan ilmu
pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasulullah
SAW., dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan keadilannya dan
dari segi bersambung dan terputusnya sanad dan sebagainya.
Ilmu hadits terbagi dua, yang pertama Ilmu Hadits Riwayah, dan yang kedua Ilmu
Hadits Dirayah.
Ilmu Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits yang di
sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at maupun
tingkah lakunya.
Ilmu Hadits Dirayah ialah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah,
dasar-dasar, peraturan-peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara hadits
dan Salih yang disandarkan kepada Rasul SAW dan hadits yang diragukan penyandarannya
kepadanya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Ulumul Hadist ?
2. Apa yang dimaksud dengan Hadist Riwayah ?
3. Apa yang dimaksud dengan Hadist Dirayah ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Dapat mengetahui serta memahami Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah.
2. Dapat membedakan antara Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah.
3. Dapat mengetahui manfaat mempelajari Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ILMU HADIST
Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits, menurut Ulama Mutaqaddimin adalah: “Ilmu
pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada
Rasulullah SAW. dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan
keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainya”.
Pada perkembangan selanjutnya, Ulama Mutaakhirin, membagi Ilmu Hadits ini
dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah. Mereka
memasukkan pengertian yang diajukan oleh Ulama Mutaqaddim ke dalam pengertian Ilmu
Hadits Dirayah.
2.2 ILMU HADITS RIWAYAH
1. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits Riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang
mempelajari hadits-hadits, yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW., baik berupa
perkataan, perbuatan taqrir, tabi’at, maupun tingkah lakunya.”
Menurut Ibn Al-Akfani, sebagaimana yang dikutip oleh Al-sayuthi, bahwa yang
dimaksud dengan ilmu hadits Riwayah adalah “Ilmu hadits yang khusus berhubungan
dengan riwayah adalah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataanNabi SAW
dan perbuatannya, dan penguraian lafaz-lafaznya”.
Ilmu hadits Riwayah ini sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup, yaitu bersamaan
dengan mulainya periwayatan Hadits itu sendiri. Para Sahabat Nabi SAW menaruh
perhatian yang tinggi terhadap Hadits Nabi SAW. Mereka berupaya untuk memperoleh
Hadits-Hadits Nabi SAW dengan cara mendatangi majelis Rasul SAW serta mendengar dan
menyimak pesan atau nasehat yang disampaikan beliau. Sedemikian besar perhatian mereka,
sehingga kadang-kadang mereka berjanji satu sama lainnya untuk secara bergantian
menghadiri majelis Nabi SAW tersebut, manakala diantara mereka ada yang sedang
berhalangan. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh ‘Umar r.a., yang menceritakan, “Aku
beserta seorang tetanggaku dari kaum Ansar, yaitu Bani Umayyah Ibnu Zaid, secara
bergantian menghadiri majelis Rasul SAW. Apabila giliranku yang hadir, maka aku akan
menceritakan kepadanya apa yang aku dapatkan dari Rasul SAW pada hari itu; dan
sebaliknya, apabila giliran dia yang hadir, maka dia pun akan melakukan hal yang sama.”
Mereka juga memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan Rasul SAW, baik
dalam beribadah maupun dalam aktivitas sosial, dan akhlak Nabi SAW sehari-hari. Semua
yang mereka terima dan dengar dari Rasul SAW mereka pahami dengan baik dan mereka
pelihara melalui hafalan mereka. Tentang hal ini, Anas Ibnu Malik mengatakan: “Manakala
kamiberada di majelis Nabi SAW kamimendengarkan Hadits dari beliau; dan apabila kami
berkumpul sesama kami,kamisaling mengingatkan(saling melengkapi) Hadits-Hadits yang
kami miliki sehingga kami menghafalnya”.
3
Apa yang telah dimiliki dan dihafal oleh para sahabat dari Hadits-Hadits Nabi SAW,
selanjutnya mereka sampaikan dengan sangat hati-hati kepada Sahabat lain yang kebetulan
belum mengetahuinya, atau kepada para Tabi’in. Para Tabi’in pun melakukan hal yang
sama, yaitu memahami, memelihara dan menyampaikan Hadits-Hadits Nabi SAW kepada
Tabi’in lain atau Tabi’ al-Tabi’in. Hal ini selain dalam rangka memelihara kelestarian Hadits
Nabi SAW, juga dalam rangka menunaikan pesan yang terkandung di dalam Hadits Nabi
SAW, yang diantaranya ialah: “(semoga) Allah membaguskan rupa seseorang yang
mendengar sesuatu (Hadits) dari kami, lantas ia menyampaikannya sebagaimana yang ia
dengar, kadang-kadang orang yang menyampaikan lebih hafal daripada orang yang
mendengar”.
Demikianlah periwayatan dan pemelihara Hadits Nabi SAW berlangsung hingga
usaha penghimpunan Hadits secara resmi dilakukan pada masa pemerintah Khalifah ‘Umar
Ibnu ‘Abd al-‘Aziz. Usaha tersebut di antaranya dipelopori oleh Abu Bakar Muhammad
Ibnu Syihab al-Zuhri. Al-Zuhri dengan usahanya tersebut dipandang sebagai pelopor Ilmu
Hadits Riwayah; dan dalam sejarah perkembangan hadits, dia dicatat sebagai Ulama
pertama yang menghimpun Hadits Nabi SAW atas perintah Khalifah ‘Umar Ibnu ‘Abd al-
‘Aziz.
Usaha penghimpunan, penyeleksian, penulisan, dan pembukuan Hadits secara besar-
besaran terjadi pada abad ke-3 H yang dilakukan oleh para Ulama, seperti Imam al-Bukhari,
Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam al-Tarmidzi, dan lain-lain. Dengan telah
dibukukannya Hadits-Hadits Nabi SAW oleh para Ulama di atas, dan buku-buku mereka
pada masa selanjutnya telah menjadi rujukan bagi para Ulama yang datang kemudian, maka
dengan sendirinya Ilmu Hadits Riwayah tidak banyak lagi berkembang. Berbeda halnya
dengan Ilmu Hadits Dirayah, pembicaraan dan perkembangannya tetap barjalan sejalan
dengan perkembangan dan lahirnya berbagai cabang dalam Ilmu Hadits. Dengan demikian,
pada masa berikutnya apabila terdapat pembicaraan dan pengkajian tentang Ilmu Hadits,
maka yang dimaksud adalah Ilmu Hadits Dirayah, yang oleh para Ulama Hadits disebut juga
dengan ‘Ilmu Mushthalah al-Hadits atau ‘Ilmu Ushul al-Hadits.
Faedah mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang
salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat
Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan
dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali.
2. OBJEK KAJIAN
Objek kajian Ilmu Hadits Riwayah adalah hadits Nabi SAW dari segi periwayatan dan
pemeliharaannya. Hal tersebut mencakup :
a. Cara periwayatan hadits, baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga cara
penyampaiannya dari seorang perawi kepada perawi yang lain;
b. Cara pemeliharaan Hadits, yaitu dalam bentuk penghafalan, penulisan, dan
pembukuannya.
Sedangkan tujuan dan urgensi ilmu ini adalah pemeliharaan terhadap Hadits Nabi
SAW agar tidak lenyap dan sia-sia, serta terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam
proses periwayatannya atau dalam penulisan dan pembukuannya. Dengan demikian, Hadits-
Hadits Nabi SAW dapat terpelihara kemurniannya dan dapat di amalkan hukum-hukum dan
4
tuntunan yang terkandung didalamnya, yang hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT agar
menjadikan Nabi SAW sebagai ikutan dan suri teladan dalam kehidupan ini.
Ilmu hadist Riwayah terbagi dua, yaitu :
a. .HADITS RIWAYAH BIL-LAFDZI
Meriwayatkan hadits sesuai dengan lafadz yang mereka terima dari Nabi saw dan
mereka hafal benar lafadz dari Nabi tersebut. Atau dengan kata lain meriwayatkan dengan
lafadz yang masih asli dari Nabi saw. Riwayat hadits dengan lafadz ini sebenarnya tidak ada
persoalan, karena sahabat menerima langsung dari Nabi baik melalui perkataan maupun
perbuatan, dan pada saat itu sahabat langsung menulis atau menghafalnya.
Hal ini dapat kita lihat pada hadits-hadits yang memakai lafadz-lafadz sebagai
berikut:
 (Saya mendengar Rasulullah saw) Artinya: Dari Al-Mughirah ra., ia berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya dusta atas namaku itu tidak
seperti dusta atas nama orang lain, dan barang siapa dusta atas namaku dengan
sengaja, maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Muslim
dan lain-lainnya)
 (Menceritakan kepadaku Rasulullah saw)Artinya: Telah bercerita kepadaku Malik
dari Ibnu Syihab dari Humaidi bin Abdur Rahman dari Abi Hurairah bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang beramadhan dengan iman dan mengharap
pahala, dihapus doasa-dosanya yang telah lalu.”
Hadits yang menggunakan lafadz-lafadz di atas memberikan indikasi, bahwa para
sahabat langsung bertemu dengan Nabi saw dalam meriwayatkan hadits. Oleh karenanya
para ulama menetapkan hadits yang diterima dengan cara itu menjadi hujjah, dengan tidak
ada khilaf.
b. HADITS RIWAYAH BIL-MA’NA
Meriwayatkan hadits dengan makna adalah meriwayatkan hadits dengan maknanya
saja sedangkan redaksinya disusun sendiri oleh orang yang meriwayatkan. Atau dengan kata
lain apa yang diucapkan oleh Rasulullah hanya dipahami maksudnya saja, lalu disampaikan
oleh para sahabat dengan lafadz atau susunan redaksi mereka sendiri. Hal ini dikarenakan
para sahabat tidak sama daya ingatannya, ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Di
samping itu kemungkinan masanya sudah lama, sehingga yang masih ingat hanya
maksudnya sementara apa yang diucapkan Nabi sudah tidak diingatnya.
Menukil atau meriwayatkan hadits secara makna ini hanya diperbolehkan ketikan
hadits-hadits belum terkodifikasi. Adapun hadits-hadits yang sudah terhimpun dan
dibukukan dalam kitab-kitab tertentu (seperti sekarang), tidak diperbolehkan merubahnya
dengan lafadz/matan yang lain meskipun maknanya tetap.
Adapun contoh hadits ma’nawi adalah sebagai berikut:
Artinya: Ada seorang wanita datang menghadap Nabi saw, yang bermaksud
menyerahkan dirinya (untuk dikawin) kepada beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata:
Ya Rasulullah, nikahkanlah wanita tersebut kepadaku, sedangkan laki-laki tersebut tidak
memiliki sesuatu untuk dijadikan sebagai maharnya selain dia hafal sebagian ayat-ayat Al-
5
Qur’an. Maka Nabi saw berkata kepada laki-laki tersebut: Aku nikahkan engkau kepada
wanita tersebut dengan mahar (mas kawin) berupa mengajarkan ayat Al-Qur’an.
Dalam satu riwayat disebutkan:
“Aku kawinkan engkau kepada wanita tersebut dengan mahar berupa (mengajarkan)
ayat-ayat Al-Qur’an”. Dalam riwayat lain disebutkan: “Aku kawinkan engkau kepada
wanita tersebut atas dasar mahar berupa (mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an”. Dan dalam
riwayat lain disebutkan: “Aku jadikan wanita tersebut milik engkau dengan mahar berupa
(mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an”. (Al-Hadits)
2.3 ILMU HADITS DIRAYAH
1. PENGERTIAN
Para Ulama memberikan definisi yang bervariasi terhadap Ilmu Hadits Dirayah ini.
Akan tetapi, apabila dicermati definisi-definisi yang mereka kemukakan, terdapat titik
persamaan di antara satu dan yang lainnya, terutama dari segi sasaran kajian dan pokok
pembahasannya.
Ibnu al-Akfani memberikan definisi Ilmu Hadits Dirayah sebagai berikut: “Dan Ilmu
Hadits yang khusus tentang dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat
riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi,
syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengannya.
Syarat-syarat periwayatan, yaitu Al-Sama’ (mendengar), Al-Qira’ah (membaca), Al-
Ijazah (perizinan), Al-munawalah (member), Al-Mukatabah (menulis), Al-I’lam
(memberitahukan), Al-Wasiyah (wasiat), dan yang terakhir ialah Al-Wijadah (penemuan).
Macam-macam riwayat, adalah, seperti periwayatan muttashil, yaitu periwayatan
yang bersambung mulai dari perawi pertama sampai kepada perawi terakhir, atau mungathi’,
yaitu pariwayatan yang terputus, baik di awal, di tengah, atau di akhir, dan selainnya.
Hukum riwayat, adalah al-qabul, yaitu diterimanya suatu riwayat karena telah
memenuhi persyaratan tertentu, dan al-radd, yaitu ditolak, karena adanya persyaratan
tertentu yang tidak terpenuhi.
Definisi yang lebih ringkas namun komporensif tentang Ilmu Hadits Dirayah
dikemukakan oleh M. ‘Ajjaj al-Khathib, sebagai berikut: “Ilmu Hadits Dirayah adalah
kumpulan-kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahi keadaan rawi
dan narwi dari segi diterima atau ditolaknya.
Al-Khathib lebih lanjut menguraikan definisi di atas sebagai berikut:
Al-rawi atau perawi, adalah orang yang meriwayatkan atau menyampaikan Hadits dari
satu orang kepada orang lainnya; al-marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu
suatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada yang lainnya, seperti Sahabat atau
Tabi’in; keadaan perawi dari segi diterima atau ditolaknya adalah, mengetahui keadaan para
perawi dari segi jarh atau ta’adil ketika tahammul dan adda’ al-Hadits, dan segala sesuatu
yang berhubungan dengannya dalam kaitannya dengan ittishal al-sanad (persambungan
sanad) atau terputusnya, adanya i’llat atau tidak, yang menentukan diterima atau tidaknya
suatu Hadits.
6
Tujuan dan urgensi Ilmu Hadits Dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah
hadist dan menetapkan Hadits-hadits yang Maqbul (yang dapat diterima sebagai dalil atau
untuk diamalkan) dan yang Mardud (yang ditolak).
2. OBJEK KAJIAN
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa objek pembahasan Ilmu
Hadits Dirayah adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi, yaitu
penyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabiat, dan keadaan pahalannya sanad. Adapun
keadaan marwi, yaitu dari sudut kesasihan dan kedaifannya, maupun dari sudut lain yang
berkaitan dengan keadaan matan.
Adapun objek kajian atau pokok bahasan Ilmu Hadits Dirayah ini, berdasarkan
definisi di atas, adalah sanad dan matan Hadits.
Pembahasan tentang sanad meliputi:
a. Segi persambungan sanad (ittishal al-sanad), yaitu bahwa suatu rangkaian sanad
Hadits haruslah bersambung mulai dari Sahabat sampai kepada periwayat terakhir yang
menuliskan atau membukukan Hadits tersebut; oleh karyanya, tidak dibenarkan suatu
rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi tidak diketahui identitasnya atau
tersamar.
b. Segi keterpercayaan sanad (tsiqat al-sanad), yaitu bahwa setiap perawi yang
terdapat di dalam sanad suatu Hadits harus memiliki sifat Hadits atau dhabith (kuat dan
cermat hafalan atau dokumentasi Haditsnya).
c. Segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz).
d. Keselamatan dari cacat (i’llat).
e. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.
Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahi-han atau ke-
dha’ifan-nya. Hal ini dapat terlihat melalui kesejalanannya dengan makna dan tujuan yang
terkandung di dalam Al-Quran :
a. Dari kejanggalan redaksi (rakyat al-faz).
b. Dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (lafaz al-ma’an), karena bertentangan
dengan akal dan pancaindera, atau dengan fakta sejarah.
c. Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami berdasarkan
maknanya yang umum dikenal.
Berikut ilmu-ilmu yang bermunculan dari ilmu hadist Diroyah :
Ilmu Jarah Wa Al-Ta’dil
Ilmu Tokoh-Tokoh Hadits
Ilmu Mukhtalaf Al-Hadits
Ilmu Ilal Al-Hadits
Ilmu Gharib Al-Hadits
Ilmu Nasakh Wa Al-Mansukh Al-Hadits
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
a. Ilmu Hadits, menurut Ulama Mutaqaddimin adalah: “Ilmu pengetahuan yang
membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasulullah SAW.
dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan keadilannya
dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainya”.
b. Pada perkembangan selanjutnya, Ulama Mutaakhirin, membagi Ilmu Hadits ini
dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah.
c. Ilmu Hadits Riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits,
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW., baik berupa perkataan,
perbuatan taqrir, tabi’at, maupun tingkah lakunya.”
d. Ibnu al-Akfani memberikan definisi Ilmu Hadits Dirayah sebagai berikut: “Dan
Ilmu Hadits yang khusus tentang dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk
mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-
hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan,
dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
3.2 SARAN
Semoga pembuatan makalah ini dapat menambah dan memperluas wawasan
pembaca mengenai ilmu hadist. Pemakalah berharap agar ilmu hadist dapat lebih
dipelajari lagi karena ilmu hadist ini sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah
yang terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Dengan mengetahui hadist yang shahih,
maka akan dapat menjadi panduan kita dalam memperbaiki diri menjadi manusia
yang beragama Islam secara sempurna. Apabila terdapat kekurangan dan kekeliruan
dari isi makalah ini, pemakalah mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun
sangat diperlukan agar makalah ini dapat tersaji dengan baik dan pemakalah dapat
meminimalisir kekurangan. Wasallam.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Pustaka Firdaus. Jakarta: 2000
Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Pustaka Firdaus. Jakarta: 2002
Mudasir H. Ilmu Hadis. CV Pustaka Setia. Bandung 1999
Suparta, Munzir. Ilmu Hadis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta 2002
Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis. Mutiara Sumber Widya. Jakarta: 2001

More Related Content

What's hot

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Fakhri Cool
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Faatihah Abwabarrizqi
 

What's hot (20)

Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'ifHadits Shahih, Hasan, Dlo'if
Hadits Shahih, Hasan, Dlo'if
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Materi power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwidMateri power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwid
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 

Viewers also liked

Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Atiekah Pauzi
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
sholihiyyah
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
ade orreo
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
Fakhri Cool
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
juniska efendi
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Suedi Ahmad
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Via Dewi Syahara
 
історія січових стрільців 14
історія січових стрільців  14історія січових стрільців  14
історія січових стрільців 14
larisa1975
 
faculty development guide
faculty development guidefaculty development guide
faculty development guide
amita marwaha
 
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIAMACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
amita marwaha
 
To Live or to Survive
To Live or to SurviveTo Live or to Survive
To Live or to Survive
amita marwaha
 
Hewlett Packard Ventures_Display Slides
Hewlett Packard Ventures_Display SlidesHewlett Packard Ventures_Display Slides
Hewlett Packard Ventures_Display Slides
Betty Davis
 
paper on supply chain
paper on supply chainpaper on supply chain
paper on supply chain
amita marwaha
 
Jefrey Santos Contrived Experiences
Jefrey Santos Contrived ExperiencesJefrey Santos Contrived Experiences
Jefrey Santos Contrived Experiences
JefreyPS15
 

Viewers also liked (20)

Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAHPengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
Pengenalan ulum hadis-HADIS RIWAYAH & HADIS DIRAYAH
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnyaRuang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dancabang cabangnya
 
Ulum Hadis: Klasifikasi Hadis
Ulum Hadis: Klasifikasi HadisUlum Hadis: Klasifikasi Hadis
Ulum Hadis: Klasifikasi Hadis
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
5.sejarah perkembangan hadist masa pra kodifikasi saved
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’anKedudukan dan fungsi hadits terhadap al  qur’an
Kedudukan dan fungsi hadits terhadap al qur’an
 
історія січових стрільців 14
історія січових стрільців  14історія січових стрільців  14
історія січових стрільців 14
 
faculty development guide
faculty development guidefaculty development guide
faculty development guide
 
Eganyan Lina Presentatie
Eganyan Lina PresentatieEganyan Lina Presentatie
Eganyan Lina Presentatie
 
JulieTsai.BRA
JulieTsai.BRAJulieTsai.BRA
JulieTsai.BRA
 
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIAMACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
MACRO ECONOMIC POLICIES FOR EDUCATION IN DIGITAL ERA IN INDIA
 
To Live or to Survive
To Live or to SurviveTo Live or to Survive
To Live or to Survive
 
Sherif William
Sherif WilliamSherif William
Sherif William
 
Hewlett Packard Ventures_Display Slides
Hewlett Packard Ventures_Display SlidesHewlett Packard Ventures_Display Slides
Hewlett Packard Ventures_Display Slides
 
paper on supply chain
paper on supply chainpaper on supply chain
paper on supply chain
 
Jefrey Santos Contrived Experiences
Jefrey Santos Contrived ExperiencesJefrey Santos Contrived Experiences
Jefrey Santos Contrived Experiences
 

Similar to Hadist Riwayah dan Diroyah

9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
Angah Rahim
 
Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadith
dr2200s
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Riezal Bintan
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Akram Atjeh
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Kinza_com
 

Similar to Hadist Riwayah dan Diroyah (20)

ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptxppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
ppt .TERMINOLOGI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS.pptx
 
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, AtsarPengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
Pengertian Hadits, Sunnah, Khobar, Atsar
 
Ilmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisIlmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratis
 
Terjemah mushtholah-hadits-word
Terjemah mushtholah-hadits-wordTerjemah mushtholah-hadits-word
Terjemah mushtholah-hadits-word
 
Sejarah hadits
Sejarah  haditsSejarah  hadits
Sejarah hadits
 
9.8.2012 hadis riwayah
9.8.2012   hadis riwayah9.8.2012   hadis riwayah
9.8.2012 hadis riwayah
 
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptxUlumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
 
Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits Makalah ulumul hadits
Makalah ulumul hadits
 
Sistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli HadithSistm Bukti Asli Hadith
Sistm Bukti Asli Hadith
 
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-SunnahMakalah Ushul Fiqh As-Sunnah
Makalah Ushul Fiqh As-Sunnah
 
Makalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadistMakalah hadist dan ulumul hadist
Makalah hadist dan ulumul hadist
 
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptxHADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
HADIST ATAU SUNNAH SEBAGI HUKUM ISLAM KEDUA.pptx
 
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
Sejarah dan pengantar ilmu hadits(karya prof. dr. t.m. hasbi ash shiddieqy)
 
Ulumulhadits
UlumulhaditsUlumulhadits
Ulumulhadits
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222Hadist 2 b 22222
Hadist 2 b 22222
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
Makalah ilmu tentang para rawi fix
Makalah ilmu tentang para rawi   fixMakalah ilmu tentang para rawi   fix
Makalah ilmu tentang para rawi fix
 
Hadis masa nabi 3
Hadis masa nabi 3Hadis masa nabi 3
Hadis masa nabi 3
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
 

More from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas SosialTugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
 
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKANPERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
 

More from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (10)

Pengukuran Psikologi
Pengukuran PsikologiPengukuran Psikologi
Pengukuran Psikologi
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Emosi, hawa nafsu, syahwat
Emosi, hawa nafsu, syahwatEmosi, hawa nafsu, syahwat
Emosi, hawa nafsu, syahwat
 
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk PembelajaranPendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
 
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas SosialTugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
 
Tugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworthTugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworth
 
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan AgamaProblematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
 
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKANPERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Hadist Riwayah dan Diroyah

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mempelajari hadits merupakan ilmu pengetahuan yang penting dalan kehidupan kita, karena hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Hadits merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasulullah SAW., dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad dan sebagainya. Ilmu hadits terbagi dua, yang pertama Ilmu Hadits Riwayah, dan yang kedua Ilmu Hadits Dirayah. Ilmu Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at maupun tingkah lakunya. Ilmu Hadits Dirayah ialah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara hadits dan Salih yang disandarkan kepada Rasul SAW dan hadits yang diragukan penyandarannya kepadanya. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan Ulumul Hadist ? 2. Apa yang dimaksud dengan Hadist Riwayah ? 3. Apa yang dimaksud dengan Hadist Dirayah ? 1.3 TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah : 1. Dapat mengetahui serta memahami Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah. 2. Dapat membedakan antara Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah. 3. Dapat mengetahui manfaat mempelajari Hadist Riwayah dan Hadist Diroyah.
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 ILMU HADIST Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits, menurut Ulama Mutaqaddimin adalah: “Ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasulullah SAW. dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainya”. Pada perkembangan selanjutnya, Ulama Mutaakhirin, membagi Ilmu Hadits ini dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah. Mereka memasukkan pengertian yang diajukan oleh Ulama Mutaqaddim ke dalam pengertian Ilmu Hadits Dirayah. 2.2 ILMU HADITS RIWAYAH 1. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits Riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits, yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW., baik berupa perkataan, perbuatan taqrir, tabi’at, maupun tingkah lakunya.” Menurut Ibn Al-Akfani, sebagaimana yang dikutip oleh Al-sayuthi, bahwa yang dimaksud dengan ilmu hadits Riwayah adalah “Ilmu hadits yang khusus berhubungan dengan riwayah adalah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataanNabi SAW dan perbuatannya, dan penguraian lafaz-lafaznya”. Ilmu hadits Riwayah ini sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup, yaitu bersamaan dengan mulainya periwayatan Hadits itu sendiri. Para Sahabat Nabi SAW menaruh perhatian yang tinggi terhadap Hadits Nabi SAW. Mereka berupaya untuk memperoleh Hadits-Hadits Nabi SAW dengan cara mendatangi majelis Rasul SAW serta mendengar dan menyimak pesan atau nasehat yang disampaikan beliau. Sedemikian besar perhatian mereka, sehingga kadang-kadang mereka berjanji satu sama lainnya untuk secara bergantian menghadiri majelis Nabi SAW tersebut, manakala diantara mereka ada yang sedang berhalangan. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh ‘Umar r.a., yang menceritakan, “Aku beserta seorang tetanggaku dari kaum Ansar, yaitu Bani Umayyah Ibnu Zaid, secara bergantian menghadiri majelis Rasul SAW. Apabila giliranku yang hadir, maka aku akan menceritakan kepadanya apa yang aku dapatkan dari Rasul SAW pada hari itu; dan sebaliknya, apabila giliran dia yang hadir, maka dia pun akan melakukan hal yang sama.” Mereka juga memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan Rasul SAW, baik dalam beribadah maupun dalam aktivitas sosial, dan akhlak Nabi SAW sehari-hari. Semua yang mereka terima dan dengar dari Rasul SAW mereka pahami dengan baik dan mereka pelihara melalui hafalan mereka. Tentang hal ini, Anas Ibnu Malik mengatakan: “Manakala kamiberada di majelis Nabi SAW kamimendengarkan Hadits dari beliau; dan apabila kami berkumpul sesama kami,kamisaling mengingatkan(saling melengkapi) Hadits-Hadits yang kami miliki sehingga kami menghafalnya”.
  • 3. 3 Apa yang telah dimiliki dan dihafal oleh para sahabat dari Hadits-Hadits Nabi SAW, selanjutnya mereka sampaikan dengan sangat hati-hati kepada Sahabat lain yang kebetulan belum mengetahuinya, atau kepada para Tabi’in. Para Tabi’in pun melakukan hal yang sama, yaitu memahami, memelihara dan menyampaikan Hadits-Hadits Nabi SAW kepada Tabi’in lain atau Tabi’ al-Tabi’in. Hal ini selain dalam rangka memelihara kelestarian Hadits Nabi SAW, juga dalam rangka menunaikan pesan yang terkandung di dalam Hadits Nabi SAW, yang diantaranya ialah: “(semoga) Allah membaguskan rupa seseorang yang mendengar sesuatu (Hadits) dari kami, lantas ia menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar, kadang-kadang orang yang menyampaikan lebih hafal daripada orang yang mendengar”. Demikianlah periwayatan dan pemelihara Hadits Nabi SAW berlangsung hingga usaha penghimpunan Hadits secara resmi dilakukan pada masa pemerintah Khalifah ‘Umar Ibnu ‘Abd al-‘Aziz. Usaha tersebut di antaranya dipelopori oleh Abu Bakar Muhammad Ibnu Syihab al-Zuhri. Al-Zuhri dengan usahanya tersebut dipandang sebagai pelopor Ilmu Hadits Riwayah; dan dalam sejarah perkembangan hadits, dia dicatat sebagai Ulama pertama yang menghimpun Hadits Nabi SAW atas perintah Khalifah ‘Umar Ibnu ‘Abd al- ‘Aziz. Usaha penghimpunan, penyeleksian, penulisan, dan pembukuan Hadits secara besar- besaran terjadi pada abad ke-3 H yang dilakukan oleh para Ulama, seperti Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam al-Tarmidzi, dan lain-lain. Dengan telah dibukukannya Hadits-Hadits Nabi SAW oleh para Ulama di atas, dan buku-buku mereka pada masa selanjutnya telah menjadi rujukan bagi para Ulama yang datang kemudian, maka dengan sendirinya Ilmu Hadits Riwayah tidak banyak lagi berkembang. Berbeda halnya dengan Ilmu Hadits Dirayah, pembicaraan dan perkembangannya tetap barjalan sejalan dengan perkembangan dan lahirnya berbagai cabang dalam Ilmu Hadits. Dengan demikian, pada masa berikutnya apabila terdapat pembicaraan dan pengkajian tentang Ilmu Hadits, maka yang dimaksud adalah Ilmu Hadits Dirayah, yang oleh para Ulama Hadits disebut juga dengan ‘Ilmu Mushthalah al-Hadits atau ‘Ilmu Ushul al-Hadits. Faedah mempelajari ilmu ini adalah untuk menghindari adanya kemungkinan yang salah dari sumbernya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebab berita yang beredar pada umat Islam bisa jadi bukan hadits, melainkan juga ada berita-berita lain yang sumbernya bukan dari Nabi, atau bahkan sumbernya tidak jelas sama sekali. 2. OBJEK KAJIAN Objek kajian Ilmu Hadits Riwayah adalah hadits Nabi SAW dari segi periwayatan dan pemeliharaannya. Hal tersebut mencakup : a. Cara periwayatan hadits, baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga cara penyampaiannya dari seorang perawi kepada perawi yang lain; b. Cara pemeliharaan Hadits, yaitu dalam bentuk penghafalan, penulisan, dan pembukuannya. Sedangkan tujuan dan urgensi ilmu ini adalah pemeliharaan terhadap Hadits Nabi SAW agar tidak lenyap dan sia-sia, serta terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam proses periwayatannya atau dalam penulisan dan pembukuannya. Dengan demikian, Hadits- Hadits Nabi SAW dapat terpelihara kemurniannya dan dapat di amalkan hukum-hukum dan
  • 4. 4 tuntunan yang terkandung didalamnya, yang hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT agar menjadikan Nabi SAW sebagai ikutan dan suri teladan dalam kehidupan ini. Ilmu hadist Riwayah terbagi dua, yaitu : a. .HADITS RIWAYAH BIL-LAFDZI Meriwayatkan hadits sesuai dengan lafadz yang mereka terima dari Nabi saw dan mereka hafal benar lafadz dari Nabi tersebut. Atau dengan kata lain meriwayatkan dengan lafadz yang masih asli dari Nabi saw. Riwayat hadits dengan lafadz ini sebenarnya tidak ada persoalan, karena sahabat menerima langsung dari Nabi baik melalui perkataan maupun perbuatan, dan pada saat itu sahabat langsung menulis atau menghafalnya. Hal ini dapat kita lihat pada hadits-hadits yang memakai lafadz-lafadz sebagai berikut:  (Saya mendengar Rasulullah saw) Artinya: Dari Al-Mughirah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya dusta atas namaku itu tidak seperti dusta atas nama orang lain, dan barang siapa dusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Muslim dan lain-lainnya)  (Menceritakan kepadaku Rasulullah saw)Artinya: Telah bercerita kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Humaidi bin Abdur Rahman dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang beramadhan dengan iman dan mengharap pahala, dihapus doasa-dosanya yang telah lalu.” Hadits yang menggunakan lafadz-lafadz di atas memberikan indikasi, bahwa para sahabat langsung bertemu dengan Nabi saw dalam meriwayatkan hadits. Oleh karenanya para ulama menetapkan hadits yang diterima dengan cara itu menjadi hujjah, dengan tidak ada khilaf. b. HADITS RIWAYAH BIL-MA’NA Meriwayatkan hadits dengan makna adalah meriwayatkan hadits dengan maknanya saja sedangkan redaksinya disusun sendiri oleh orang yang meriwayatkan. Atau dengan kata lain apa yang diucapkan oleh Rasulullah hanya dipahami maksudnya saja, lalu disampaikan oleh para sahabat dengan lafadz atau susunan redaksi mereka sendiri. Hal ini dikarenakan para sahabat tidak sama daya ingatannya, ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Di samping itu kemungkinan masanya sudah lama, sehingga yang masih ingat hanya maksudnya sementara apa yang diucapkan Nabi sudah tidak diingatnya. Menukil atau meriwayatkan hadits secara makna ini hanya diperbolehkan ketikan hadits-hadits belum terkodifikasi. Adapun hadits-hadits yang sudah terhimpun dan dibukukan dalam kitab-kitab tertentu (seperti sekarang), tidak diperbolehkan merubahnya dengan lafadz/matan yang lain meskipun maknanya tetap. Adapun contoh hadits ma’nawi adalah sebagai berikut: Artinya: Ada seorang wanita datang menghadap Nabi saw, yang bermaksud menyerahkan dirinya (untuk dikawin) kepada beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata: Ya Rasulullah, nikahkanlah wanita tersebut kepadaku, sedangkan laki-laki tersebut tidak memiliki sesuatu untuk dijadikan sebagai maharnya selain dia hafal sebagian ayat-ayat Al-
  • 5. 5 Qur’an. Maka Nabi saw berkata kepada laki-laki tersebut: Aku nikahkan engkau kepada wanita tersebut dengan mahar (mas kawin) berupa mengajarkan ayat Al-Qur’an. Dalam satu riwayat disebutkan: “Aku kawinkan engkau kepada wanita tersebut dengan mahar berupa (mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an”. Dalam riwayat lain disebutkan: “Aku kawinkan engkau kepada wanita tersebut atas dasar mahar berupa (mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an”. Dan dalam riwayat lain disebutkan: “Aku jadikan wanita tersebut milik engkau dengan mahar berupa (mengajarkan) ayat-ayat Al-Qur’an”. (Al-Hadits) 2.3 ILMU HADITS DIRAYAH 1. PENGERTIAN Para Ulama memberikan definisi yang bervariasi terhadap Ilmu Hadits Dirayah ini. Akan tetapi, apabila dicermati definisi-definisi yang mereka kemukakan, terdapat titik persamaan di antara satu dan yang lainnya, terutama dari segi sasaran kajian dan pokok pembahasannya. Ibnu al-Akfani memberikan definisi Ilmu Hadits Dirayah sebagai berikut: “Dan Ilmu Hadits yang khusus tentang dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Syarat-syarat periwayatan, yaitu Al-Sama’ (mendengar), Al-Qira’ah (membaca), Al- Ijazah (perizinan), Al-munawalah (member), Al-Mukatabah (menulis), Al-I’lam (memberitahukan), Al-Wasiyah (wasiat), dan yang terakhir ialah Al-Wijadah (penemuan). Macam-macam riwayat, adalah, seperti periwayatan muttashil, yaitu periwayatan yang bersambung mulai dari perawi pertama sampai kepada perawi terakhir, atau mungathi’, yaitu pariwayatan yang terputus, baik di awal, di tengah, atau di akhir, dan selainnya. Hukum riwayat, adalah al-qabul, yaitu diterimanya suatu riwayat karena telah memenuhi persyaratan tertentu, dan al-radd, yaitu ditolak, karena adanya persyaratan tertentu yang tidak terpenuhi. Definisi yang lebih ringkas namun komporensif tentang Ilmu Hadits Dirayah dikemukakan oleh M. ‘Ajjaj al-Khathib, sebagai berikut: “Ilmu Hadits Dirayah adalah kumpulan-kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahi keadaan rawi dan narwi dari segi diterima atau ditolaknya. Al-Khathib lebih lanjut menguraikan definisi di atas sebagai berikut: Al-rawi atau perawi, adalah orang yang meriwayatkan atau menyampaikan Hadits dari satu orang kepada orang lainnya; al-marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu suatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada yang lainnya, seperti Sahabat atau Tabi’in; keadaan perawi dari segi diterima atau ditolaknya adalah, mengetahui keadaan para perawi dari segi jarh atau ta’adil ketika tahammul dan adda’ al-Hadits, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dalam kaitannya dengan ittishal al-sanad (persambungan sanad) atau terputusnya, adanya i’llat atau tidak, yang menentukan diterima atau tidaknya suatu Hadits.
  • 6. 6 Tujuan dan urgensi Ilmu Hadits Dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadist dan menetapkan Hadits-hadits yang Maqbul (yang dapat diterima sebagai dalil atau untuk diamalkan) dan yang Mardud (yang ditolak). 2. OBJEK KAJIAN Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa objek pembahasan Ilmu Hadits Dirayah adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi, yaitu penyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabiat, dan keadaan pahalannya sanad. Adapun keadaan marwi, yaitu dari sudut kesasihan dan kedaifannya, maupun dari sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan. Adapun objek kajian atau pokok bahasan Ilmu Hadits Dirayah ini, berdasarkan definisi di atas, adalah sanad dan matan Hadits. Pembahasan tentang sanad meliputi: a. Segi persambungan sanad (ittishal al-sanad), yaitu bahwa suatu rangkaian sanad Hadits haruslah bersambung mulai dari Sahabat sampai kepada periwayat terakhir yang menuliskan atau membukukan Hadits tersebut; oleh karyanya, tidak dibenarkan suatu rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi tidak diketahui identitasnya atau tersamar. b. Segi keterpercayaan sanad (tsiqat al-sanad), yaitu bahwa setiap perawi yang terdapat di dalam sanad suatu Hadits harus memiliki sifat Hadits atau dhabith (kuat dan cermat hafalan atau dokumentasi Haditsnya). c. Segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz). d. Keselamatan dari cacat (i’llat). e. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad. Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahi-han atau ke- dha’ifan-nya. Hal ini dapat terlihat melalui kesejalanannya dengan makna dan tujuan yang terkandung di dalam Al-Quran : a. Dari kejanggalan redaksi (rakyat al-faz). b. Dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (lafaz al-ma’an), karena bertentangan dengan akal dan pancaindera, atau dengan fakta sejarah. c. Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak bisa dipahami berdasarkan maknanya yang umum dikenal. Berikut ilmu-ilmu yang bermunculan dari ilmu hadist Diroyah : Ilmu Jarah Wa Al-Ta’dil Ilmu Tokoh-Tokoh Hadits Ilmu Mukhtalaf Al-Hadits Ilmu Ilal Al-Hadits Ilmu Gharib Al-Hadits Ilmu Nasakh Wa Al-Mansukh Al-Hadits
  • 7. 7 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Kesimpulan dari makalah ini adalah : a. Ilmu Hadits, menurut Ulama Mutaqaddimin adalah: “Ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasulullah SAW. dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainya”. b. Pada perkembangan selanjutnya, Ulama Mutaakhirin, membagi Ilmu Hadits ini dipecah menjadi dua, yaitu Ilmu Hadits Riwayah dan Ilmu Hadits Dirayah. c. Ilmu Hadits Riwayah, ialah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits, yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW., baik berupa perkataan, perbuatan taqrir, tabi’at, maupun tingkah lakunya.” d. Ibnu al-Akfani memberikan definisi Ilmu Hadits Dirayah sebagai berikut: “Dan Ilmu Hadits yang khusus tentang dirayah adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum- hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. 3.2 SARAN Semoga pembuatan makalah ini dapat menambah dan memperluas wawasan pembaca mengenai ilmu hadist. Pemakalah berharap agar ilmu hadist dapat lebih dipelajari lagi karena ilmu hadist ini sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah yang terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Dengan mengetahui hadist yang shahih, maka akan dapat menjadi panduan kita dalam memperbaiki diri menjadi manusia yang beragama Islam secara sempurna. Apabila terdapat kekurangan dan kekeliruan dari isi makalah ini, pemakalah mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar makalah ini dapat tersaji dengan baik dan pemakalah dapat meminimalisir kekurangan. Wasallam.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Pustaka Firdaus. Jakarta: 2000 Ash-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. Pustaka Firdaus. Jakarta: 2002 Mudasir H. Ilmu Hadis. CV Pustaka Setia. Bandung 1999 Suparta, Munzir. Ilmu Hadis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta 2002 Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis. Mutiara Sumber Widya. Jakarta: 2001