1. TATALAKSANA
EFEK SAMPING OBAT ANTI
TUBERKULOSIS
Oleh :
Aryan Ade Purnomo Asti
Supervisors:
Prof. dr. M. Sidhartani Zain, M.Sc, Sp.A(K)
dr. MS Anam, MSi. Med, Sp.A
dr. Riza Sahyuni, Sp.A(K), M.Kes
2. ESO
OAT di hentikan
MAYOR
03
OAT di lanjutkan
Terapi Suportif
MINOR
Setiap efek yang tidak diinginkan dari obat yang timbul pada pemberian OAT dengan dosis yang
digunakan baik sebagai profilaksis maupun terapi terapi.
8. TATALAKSANA EFEK SAMPING OBAT
● Isoniazid defisiensi piridoksin simptomatik, terutama pada anak
dengan malnutrisi berat dan anak dengan HIV yang mendapatkan ARV.
- Suplementasi piridoksin (5-10 mg/hari) direkomendasikan pada bayi
yang mendapat ASI ekslusif, HIV positif atau malnutrisi berat.
● Efek samping obat TB lebih jarang terjadi pada anak dibandingkan
dewasa.
● Pemberian etambutol untuk anak yang mengalami TB berat tidak
banyak menimbulkan gejala efek samping selama pemberiannya sesuai
dengan rentang dosis yang direkomendasi.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020
9. TATALAKSANA EFEK SAMPING OBAT
● Efek samping yang paling penting adalah hepatotoksisitas, yang dapat
disebabkan oleh isoniazid, rifampisin atau pirazinamid.
● Enzim hati tidak rutin diperiksa, peningkatan enzim hati ringan tanpa
gejala klinis (kurang dari 5 kali nilai normal) bukan merupakan
indikasi penghentian terapi obat anti TB.
● Jika timbul gejala hepatomegali atau ikterus harus segera dilakukan
pengukuran kadar enzim hati dan jika perlu penghentian obat TB.
Penapisan ke arah penyebab hepatitis lain harus dilakukan.
● Obat TB diberikan kembali jika fungsi hati kembali normal, diberikan
dengan dosis yang lebih kecil dalam rentang terapi, dengan tetap
memonitor kadar enzim hati. Konsultasi ke ahli hepatologi diperlukan
untuk tata laksana lebih lanjut.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020
10. Hari Pertama
Ethambutol teap di berikan sesuai dengan dosis normal
Hari ke 1 – 3 Isoniazid di berikan 50mg/ hari (1 kali sehari)
Hari ke 4 di berikan Isoniazid 300mg / hari (1 kali sehari)
Hari ke 7-9 di berikan Rifampisin 75 mg / hari (1 kali sehari)
Hari ke 10 – 12 di berikan Rifampisin 300 mg / hari (1 kali sehari)
Hari ke 13 di berikan Rifampisin, Isoniazid, Ethambutol
dengan dosis normal, terapi di lanjutkan sampai bulan ke 9
tanpa pemberian pirazinamide
Pemeriksaan fungsi hati ALT
Hari ke 0,3,6,9,12,15
Dhiman RK, Saraswat VA, Rajekar H, Reddy C, Chawla YK. A guide to the management of
tuberculosis in patients with chronic liver disease. J Clin Exp Hepatol. 2012;2(3):260-70
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020
Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2016
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020
Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2016
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2020
Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2016