Dokumen tersebut membahas tentang parafrase, ringkasan, dan kesimpulan sebagai cara untuk menghindari plagiarisme. Parafrase dijelaskan sebagai cara menyatakan kembali ide atau gagasan orang lain dengan kata-kata sendiri, sedangkan ringkasan adalah intisari dari suatu tulisan. Kesimpulan merupakan penarikan gagasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam teks.
2. Parafrase merupakan salah satu cara meminjam
gagasan/ide dari sebuah sumber tanpa menjadi plagiat.
Parafrase merupakan “cara mengekspresikan apa yang
telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan
menggunakan kata-kata yang berbeda agar membuatnya
lebih mudah untuk dimengerti.” (Kamus Oxford Advanced
Leaner’s Dictionary)
Parafrase merupakan kutipan yang menggunakan kata-
kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama.
Selain membuat gagasan tersebut lebih mudah untuk
dimengerti, parafrase dapat juga digunakan untuk
menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan.
PARAFRASE
3. Menurut OWL purdue, parafrase didefinisikan sebagai berikut:
Kemampuan seseorang untuk menulis ulang ide atau gagasan
orang lain dengan kata-katanya sendiri dan ditampilkan
dalam bentuk yang baru
Cara yang legal dan syah dalam meminjam gagasan orang
lain
Sebuah pernyataan ulang (restatement) yang lebih lengkap
dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan
PARAFRASE
4. Parafrase merupakan sebuah keahlian yang sangat
berharga karena:
parafrase lebih baik dibandingkan dengan mengutip
informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang
kurang menonjol.
Parafrase membantu penulis untuk mengontrol
cobaan melakukan kutipan yang terlalu sering.
Proses mental yang dibutuhkan bagi keberhasilan
sebuah prafrase membantu penulis untuk
memahami sepenuhnya makna teks sumber yang
akan disadur.
PARAFRASE
5. 6 langkah efektif dalam melakukan (OWL Purdue) :
bacalah kembali teks sumber sampai kalian memahami benar isi teks
tersebut
singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks
tadi dalam sebuah kertas.
Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase kalian tadi untuk
mengingatkan kalian kembali pada cara kalian memahami naskah asli
tersebut. Di atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan
subjek atau tema parafrase kalian.
Bandingkan tulisan parafrase kalian tadi dengan naskah aslinya untuk
mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah
tercantum dalam hasil parafrase tersebut.
Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus,
terminologi, atau frase yang kalian pinjam dari naskah asli, dan yang
kalian ambil sama pesis dengan naskah asli.
Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan kalian sehingga
ini mempermudah kalian untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi,
bila kalian bermaksud mengambil parafrase tersebut
PARAFRASE
6. kalimat asli :
Sebuah kejutan di bidang realita maya (virtual reality) terjadi
pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.
Parafrase :
Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama
membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah realita
maya (krisnawati, 2000, hlm 55).
PARAFRASE
7. kalimat asli :
Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang
belum pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke
permukaan planet lain.
Parafrase :
Melalui komputer, orang dapat pergi ke tempat yang belum
pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).
PARAFRASE
8. Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan
ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-
batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak
menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi
meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun
tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap
sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan
sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Paragraf dibawah ini dianggap hasil plagiasi karena parafrase yang
sangat mirip dengan naskah aslinya:
Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan
parafrase terlibat didalamnya, karena meskipun mereka berbeda,
batas-batas keduanya sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin
tidak mengetahui kapan ia melakukan ringkasan, parafrase atau
plagiasi. Meski demikian, parafrase yang sangat dekat dengan
sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun sumber
aslinya dicantumkan disana.
PARAFRASE
9. Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan
ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-
batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak
menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi
meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun
tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap
sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan
sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Contoh berikutnya menunjukkan parafrase yang berada diperbatasan
antara plagiasi dan yang diijinkan:
Sangatlah sulit untuk membedakan antara ringkasan, parafrase dan
plagiasi. Kalian berisiko melakukan plagiasi jika kalian melakukan
parafrase yang sangat mirip, meskipun kalian tidak bermaksud untuk
melakukan plagiasi dan mencantumkan sumber naskah aslinya.
PARAFRASE
10. Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian melakukan
ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda, tetapi batas-
batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kalian tidak
menyadari jika kalian berpindah dari melakukan parafrase menjadi
meringkas, kemudian berpindah ke malakukan plagiasi. Apapun
tujuanmu, parafrase yang sangat mirip dengan naskah asli dianggap
sebagai melakukan plagiasi, meskipun kalian telah menuliskan
sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Contoh berikutnya menunjukkan parafrase yang berada diperbatasan
antara plagiasi dan yang diijinkan:
Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan
plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka menggira melakukan
ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip
dengan naskah asli, suatu aktifitas yang disebut plagiasi. Bahkan
saat aktifitas tersebut dilakukan dengan tidak sengaja dan sumber
pustakanya pun dituliskan (hlm 203).
PARAFRASE
11. Naskah Asli:
Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan langsung saat
membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang
berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari
manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung.
Oleh sebab itu, kalian harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan
yanag sama persis dengan materi sumber saat kallian menulis catatan.
Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.
Parafrase yang legal:
Dalam paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk
mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Karena masalahnya
bersumber dari penulisan catatan, maka sangatlah penting untuk
meminimalkan pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis
(Lester 46-47).
Parafrase versi plagiat:
Mahasiswa sering menggunakan terlalu banyak kutipan langsung saat mereka
menulis catatan. Sebagai akibatnya, ada banyak kutipan langsung dalam
paper tugas akhir mereka. Seharusnya hanya sekitar 10% paper berisi kutipan
langsung. Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi jumlah
materi yang dikopi saat melakukan catatan.
PARAFRASE
12. Ringkasan merupakan cara mengutip tidak
langsung dengan mengambil intisari dari
sebuah tulisan.
Dalam ringkasan, penulis mengungkapkan
gagasan yang sama, namun tidak memberikan
penjelasan secara detail.
Ringkasan merupakan pernyataan singkat
tentang poin-poin yang penting.
Ringkasan merupakan parafrase gagasan
utama dari sebuah naskah asli.
RINGKASAN
13. Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian
melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang
berbeda, tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah
tipis sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah dari
melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah
ke malakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat
mirip dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi,
meskipun kalian telah menuliskan sumbernya (Booth et al.,
2005, hlm 203).
Ringkasan
Batas-batas antara ringkasan, parafrase dan plagiasi sangatlah
tipis, sehingga membuat seseorang tergelincir melakukan
plagiasi, sekalipun ia telah mencantumkan sumber aslinya.
RINGKASAN
14. Naskah Asli:
Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan
langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka
menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah
(paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip akhir yang
diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung. Oleh
sebab itu, kalian harus berusaha untuk membatasi jumlah
penulisan yanag sama persis dengan materi sumber saat kallian
menulis catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2nd
ed. (1976): 46-47.
Ringkasan
Mahasiswa sebaiknya hanya melakukan sedikit catatan bagi
kutipan langsung dari sumber asli untuk membantu
meminimalkan jumlah materi yang dikutip secara langsung
dalam paper ilmiah (Lester 46-47).
RINGKASAN
15. Membuat kesimpulan dari sebuah tulisan atau paragraf yang
mengandung gagasan merupakan teknik lain dalam pengutipan tidak
langsung sekaligus menjadi teknik lain untuk menghindari
plagiarisme.
Menyimpulkan merupakan menarik suatu gagasan tertentu yang
dilakukan pembaca dari informasi yang dinyatakan dalam teks yang ia
baca.
Berbeda dengan ringkasan, gagasan yang dinyatakan dalam
kesimpulan tidak dituliskan secara eksplisit dalam teks yang dibaca,
namun pembaca harus menggunakan apa yang ia pahami dari teks
tersebut untuk bisa sampai ke kesimpulan.
Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dalam skala terkecil, yakni
kesimpulan dari sebuah kalimat.
KESIMPULAN
16. Dalam logika, yang merupakan ilmu kesimpulan, untuk dapat
menarik kesimpulan dibutuhkan minimal dua premis, yakni
premis mayor dan premis minor.
Agar kesimpulannya memiliki arti, dua kondisi yang berbeda
harus dipenuhi (kamp & Reyle,1993, hlm 13) yakni:
1) premis yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan
harus dapat dipercaya keabsahannya,
2) kesimpulan yang ditarik dari premis tersebut harus memiliki
relasi yang menjamin keabsahan premis yang nantinya
ditransfer ke kesimpulan.
Persyaratan berikut inipun harus dipenuhi dalam rangka
mengambil kesimpulan: relasi antara premis dengan kesimpulan
yang menjamin transsfer kebenaran merupakan relasi formal,
artinya relasi tersebut dapat dianalisasebagai relasi antara
bentuk-bentuk kalimat.
KESIMPULAN
17. Contoh klasik tentang penarikan kesimpulan :
Semua P adalah Q
Semua Q adalah R
Maka semua P adalah R atau
Semua manusia akan mati
Aristoteles adalah seorang manusia
Maka Aristoteles akan mati.
KESIMPULAN
18. Naskah Asli:
Sangatlah pelik untuk mendefinisikan plagiasi saat kalian
melakukan ringkasan atau parafrase. Keduanya memang berbeda,
tetapi batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis
sehingga kalian tidak menyadari jika kalian berpindah dari
melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke
malakukan plagiasi. Apapun tujuanmu, parafrase yang sangat mirip
dengan naskah asli dianggap sebagai melakukan plagiasi,
meskipun kalian telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005,
hlm 203).
Kesimpulan:
Melakukan parafrase, ringkasan dan mencantukan sumber asli
tidaklah otomatis membebaskan seseorang dari aktifitas plagiasi,
jika parafrase dan ringkasan tersebut sangat mirip dengan naskah
aslinya.
KESIMPULAN
19. Naskah Asli:
Mahasiswa sering berlebihan dalam menggunakan kutipan
langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka
menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya
ilmiah (paper). Mungkin hanya sekitar 10% dari manuskrip
akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan
langsung. Oleh sebab itu, kalian harus berusaha untuk
membatasi jumlah penulisan yanag sama persis dengan materi
sumber saat kallian menulis catatan. Lester, James D. Writing
Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.
Kesimpulan:
Proses penulisan catatan menentukan seberapa banyak
kutipan langsung yang akan dilakukan mahasiswa saat
menulis paper ilmiahnya.
KESIMPULAN
20. Contoh paragraf yang menerapkan parafrase dan kesimpulan:
Sebagian besar penelitian dan aplikasi Sistem Dialog
cenderung menggunakan inisiatif tunggal (Yang & Heeman,
2007). Penelitian-penelitian yang menggunakan inisiatif ganda
berusaha keras untuk memecahkan persoalan pengelolaan
inisiatif (Chu-Carol & Brown, 1997; Ramakhrisnan, 2002; Yang
& Heeman, 2007). Sebagian dari penelitian ini melakukan
eksperimen dengan pembuatan sistem secara nyata, namun
ada juga yang didasarkan pada simulasi. Penelitian terdahulu
yang dilakukan penulis (Krisnawati, 2007) berusaha
mengimplementasikan sistem dialog dengan dialog inisiatif
ganda namun masukan dan luaran masih berbentuk teks.
Dengan demikian pengguna dan sistem berkommunikasi dalam
sebuah konsul dimana pengguna mengetikkan masukan
dengan bahasa alami melalui papan ketik dan sistem
menampilkan luaran dalam bentuk teks juga.
KESIMPULAN