SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 88
BUDAYA ORGANISASI
                                    (Tatap Muka 1, 2)



Tujuan Pengajaran
    Memahami budaya organisasi dan mengerti perbedaannya dengan budaya
    pada umumnya, serta memahami hubungan antara budaya nasional dengan
    budaya organisasi.
    Menguraikan peranan pimpinan organisasi dalam proses pembentukan nilai
    yang selanjutnya berkembang menjadi budaya yang berlaku di organisasi
    tersebut.
    Memahami tantangan budaya organisasi dan pengaruh globalisasi ekonomi
    terhadap budaya organisasi serta memahami teori budaya organisasi yang
    terpadu.

Bahan Bacaan
1. Anne Langdon, Patricia Marshall. Organisational Behaviour. Longman, 1998.
2. Andrew J. DuBrin. Fundamentals of Organizational Behavior. Fourth Edition.
   Thomson South-Western, 2007.
3. Anthony F. Buono, and James L. Bowditch. The Human Side of Mergers and
   Acquisitions, Managing Collisions Between Peoples, Cultures, and
   Organizations. Jossey-Bass, 1989.
4. Darsono P. Budaya Organisasi, Kajian tentang Organisasi, Media, Budaya,
   Ekonomi, Sosial dan Politik. Diadit Media, 2006.
5. David Buchanan,         Andrzej Huczynski. Organizational Behaviour: An
   Introductory Text. Fifth Edition. Prentice Hall Financial Times, 2004.
6. Debra L. Nelson, James Campbell Quick. Organizational Behavior:
   Foundations, Realities & Challenges. Fifth Edition. Thomson South-Western,
   2006.
7. Derek Rollinson. Organisational Behaviour and Analysis: An Integrated
   Approach. Third Edition. Prentice Hall Financial Times, 2005.
8. Eugene McKenna. Business Psychology and Organisational Behaviour: A
   Student’s Handbook. Fourth Edition. Psychology Press, 2006.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                      1
9. Eugene McKenna, and Nic Beech. Manajemen Sumber Daya Manusia.
   Yogyakarta: Andi, 2000.
10. Fred Luthans. Organizational Behavior. Eleventh Edition. McGraw-Hill, 2008.
11. Geert Hofstede, Cultures and Organizations. United Kingdom: McGraw-Hill,
    1991.
12. Geula Lowenberg and Kelly A. Conrad, Current                 Perspectives   in
    Industrial/Organizational Psychology. Allyn & Bacon, 1998.
13. Gary Johns, Alan M. Saks. Organizational Behaviour: Understanding and
    Managing Life at Work. Fifth Edition. Addison Wesley Longman, 2001.
14. Gary Johns, Alan M. Saks. Organizational Behaviour: Understanding and
    Managing Life at Work. Sixth Edition. Pearson Prentice Hall, 2005.
15. Gareth R. Jones. Organizational Theory, Design, and Change: Text and Cases.
    Fourth Edition. Pearson Prentice Hall, 2004.
16. Geert Hofstede, Gert Jan Hofstede, Michael Minkov. Cultures and
    Organizations: Software of The Mind: Intercultural Cooperation and Its
    Importance for Survival. Third Edition. McGraw-Hill, 2010.
17. Jack Wood, Joseph Wallace, Rachid M. Zeffane, Judith Chapman, John R.
    Schermerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn. Organisational Behaviour:
    A Global Perspective. Third Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd, 2004.
18. John P. Kotter, and James L. Heskett. Corporate Culture and Performance.
    Maxwell MacMillan, 1992.
19. John W. Newstrom, and Keith Davis. Organizational Behavior: Human
    Behavior at Work. Tenth Edition. McGraw-Hill, 1997.
20. Joseph E. Champoux. Organizational Behavior: Integrating Individuals, Groups
    and Organizations. Third Edition. Thomson South-Western. 2006.
21. John A. Wagner III, John R. Hollenbeck. Organizational Behavior: Securing
    Competitive Advantage. Fifth Edition. Thomson South-Western, 2005.
22. Jennifer M. George and Gareth R. Jones. Organizational Behavior. Third
    Edition. Prentice Hall, 2002.
23. Judith R. Gordon. Organizational Behavior: A Diganostic Approach. Seventh
    Edition. Prentice-Hall International, Inc, 2002.
24. Jerald Greenberg and Robert A. Baron. Behavior in Organizations. Eighth
    Edition. Prentice Hall - Pearson Education International, 2003.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           2
25. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson. Organizational
    Behavior and Management. Seventh Edition. McGraw-Hill, 2005.
26. John R. Schermerhorn, Jr., James G. Hunt, Richard N. Osborn. Organizational
    Behavior. Ninth Edition. John Wiley & Sons, Inc, 2005.
27. John W. Newstrom. Organizational Behavior: Human Behavior at Work.
    Twelfth Edition. McGraw-Hill, 2006.
28. Joyce S. Osland, David A. Kolb, Irwin M. Rubin (Editor). The Organizational
    Behavior Reader. Seventh Edition. Prentice Hall, 2001.
29. Kim S. Cameron and Robert E. Quinn. Diagnosing and Changing
    Organizational Culture Based on The Competing Values Framework. Third
    Edition. Jossey-Bass, 2011.
30. Laurie J. Mullins. Management and Organisational Behaviour. Seventh Edition.
    Prentice Hall Financial Times, 2005.
31. Mats Alvesson and Stefan Sveningsson. Changing Organizational Culture:
    Cultural Change Work in Progress. Routledge, 2008.
32. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella. Organizational Behavior:
    A Strategic Approach. John Wiley & Sons, 2006.
33. Naomi Stanford. Organisation Culture: Getting It Right. The Economist, 2010.
34. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead. Organizational Behavior: Managing
    People and Organizations. Eighth Edition. Houghton Mifflin Company, 2007.
35. Robert Kreitner, Angelo Kinicki. Organizational Behavior. Seventh Edition.
    McGraw-Hill, 2007.
36. Robert P. Vecchio. Organizational Behavior: Core Concepts. Sixth Edition.
    Thomson South-Western, 2006.
37. Retha Wiesner, Bruce Millett (Ed). Management and Organisational
    Behaviour: Contemporary Challenges and Future Directions. John Wiley &
    Sons, 2001.
38. Rafael Raga Maran. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya
    Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
39. Sarah Rutherford. Women’s Work Men’s Culture: Overcoming Resistance and
    Changing Organizational Cultures. Palgrave Macmillan, 2011.
40. Stephen P. Robbins. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and
    Applications. Six Edition. Prentice Hall, 1993.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          3
41. Stephen P.Robbins. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Jilid 2).
    Jakarta: Prenhallindo, 1996.
42. Stephen P. Robbins. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi, Jakarta:
    Arcan, 1994.
43. Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior:
    [Essentials]. McGraw-Hill Irwin, 2007.
44. Stephen P. Robbins, Timothy A Judge. Organizational Behavior. Twelfth
    Edition. Pearson Prentice Hall, 2007.
45. Stephen P. Robbins, Bruce Millett, Terry Waters-Marsh. Organisational
    Behaviour. Fourth Edition. Pearson Prentice Hall, 2004.
46. Stephen P. Robbins. Essentials of Organizational Behavior. Eighth Edition.
    Pearson Prentice Hall, 2005.
47. Taliziduhu Ndraha. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                            4
Apa Budaya Organisasi?

Pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :

1. David Buchanan & Andrzej Huczynski (2004)
      kumpulan nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan, tradisi, dan praktek-praktek
      yang relatif seragam dan bertahan yang sama-sama dimiliki oleh anggota
      organisasi, yang dipelajari oleh pegawai yang baru masuk, dan diturunkan
      dari satu generasi pegawai ke generasi berikutnya
      budaya suatu perusahaan terdiri dari nilai-nilai dan keyakinan, mitos,
      pahlawan dan simbol-simbol yang mempunyai makna bagi semua
      pegawai

2. Joseph E. Champoux (2006)
      aspek yang kompleks dan dalam dari organisasi yang bisa mempengaruhi
      anggota organisasi
      budaya organisasi termasuk nilai-nilai, norma-norma, ritus, ritual, ucapara,
      pahlawan, dan penjahat di dalam sejarah organisasi.
      aspek yang penting: nilai-nilai bersama, penstrukturan pengalaman dalam
      suatu organisasi

3. Andrew J. DuBrin (2007)
      budaya organisasi adalah suatu sistem nilai-nilai dan keyakinan bersama
      yang mempengaruhi perilaku pekerja.
      budaya merupakan kekuatan yang demikian dominan di dalam organisasi

4. Jennifer M. George and Gareth R. Jones (2002)
      budaya organisasi sebagai nilai-nilai informal, norma-norma dan
      keyakinan yang mengendalikan bagaimana individu dan kelompok di
      dalam suatu organisasi berinteraksi satu sama lain dan dengan orang lain
      di luar organisasi.
      nilai-nilai dan norma-norma di dalam budaya organisasi bisa juga
      membentuk dan mengendalikan sikap-sikap dan perilaku individu dan
      kelompok dan kualitas hubungan antar kelompok
      sarana yang tidak terlalu formal bagaimana suatu organisasi bisa
      mempengaruhi dan mengendalikan anggotanya untuk membantu
      mencapai tujuan-tujuan organisasi




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          5
5. Jennifer M. George and Gareth R. Jones (2002)
      Nilai terminal adalah tujuan yang diinginkan yang berusaha dicapai oleh
      suatu organisasi
      Nilai instrumental adalah mode perilaku yang ingin dijalankan organisasi

6. Judith R. Gordon (2002)
      budaya organisasi menggambarkan sebagian dari lingkungan internalnya
      yang menambahkan sejumlah asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai yang
      sama-sama dimiliki anggota organisasi dan menggunakannya untuk
      membimbing fungsi mereka.
      budaya juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan
      organisasi dan membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan
      kekuatan eksternal yang menimbulkan tantangan
      bisa mempengaruhi cara individu memahami berbagai kejadian, bahkan
      mempengaruhi       perencanaan   mereka    untuk    mengatur     dan
      mempertahankan informasi
      budaya organisasi yang kuat, tepat secara strategis, dan adaptif
      mempunyai efek positif terhadap kinerja ekonomi jangka panjang
      organisasi

7. Jerald Greenberg & Robert A. Baron (2003)
       budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang terdiri dari sikap-sikap,
       nilai-nilai, dan norma-norma perilaku, dan harapan-harapan bersama
       anggota organisasi
       nilai-nilai Inti Organisasi
         Kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan dan pegawai
         Minat terhadap para pegawai yang menghasilkan ide-ide baru
         Kesediaan mengambil risiko
         Nilai yang diberikan pada orang
         Keterbukaan opsi komunikasi yang tersedia
         Persahabatan dan keramahan para pegawai terhadap satu sama lain

8. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007)
       T.E. Deal dan A.A. Kennedy mendefinisikan budaya perusahaan sebagai
       “cara bagaimana kita melakukan segala sesuatu di sekitar perusahaan”
       bisa mencakup cara bagaimana perusahaan memproduksi produk-
       produknya, membayar tagihannya, memperlakukan pegawainya, dan
       melakukan kerja organisasi lainnya
       E.H. Schein: pola asumsi-asumsi dasar bahwa suatu kelompok telah
       menemukan atau mengembangkan cara-cara di dalam pembelajaran

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         6
guna menghadapi permasalahan adaptasi eksternalnya dan integrasi
        internalnya
        Tom Peters dan Robert Waterman: sejumlah nilai-nilai bersama yang
        dominan dan koheren yang disampaikan oleh simbol-simbol seperti
        cerita-cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan dongeng

9. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007)
   Definisi Budaya Organisasi
       suatu sistem keyakinan bersama yang dimiliki oleh anggota organisasi
       nilai-nilai bersama yang kuat, diterima secara luas
       cara kita melakukan segala sesuatu di organisasi
       program pikiran secara kolektif
       keyakinan bersama yang bertahan, yang dikomunikasikan melalui
       berbagai media simbolis, yang menciptakan makna di dalam kerja orang-
       orang
       sejumlah simbol-simbol, upacara, dan mitos yang mengkomunikasikan
       nilai-nilai dan keyakinan yang melandasinya dari organisasi kepada
       pegawainya
       sejumlah nilai-nilai bersama yang dominan dan koheren yang
       disampaikan oleh simbol-simbol seperti cerita, mitos, legenda, slogan,
       anekdot, dan dongeng
       pola asumsi-asumsi dasar yang ditemukan,dikembangkan                suatu
       kelompok di dalam pembelajaran untuk menghadapi permasalahan
       adaptasi eksternalnya dan integrasi internalnya
       budaya organisasi adalah sekumpulan nilai-nilai bersama, seringkali sudah
       diterima begitu saja, yang membantu orang-orang di dalam suatu
       organisasi untuk memahami tindakan-tindakan apa saja yang dianggap
       bisa diterima dan yang mana yang dianggap tidak bisa diterima. Seringkali
       nilai-nilai ini dikomunikasikan melalui cerita-cerita dan sarana simbolis
       lainnya

10. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
       budaya berhubungan erat dengan kebanyakan konsep-konsep lain di
       dalam perilaku organisasi, termasuk struktur, kepemimpinan, komunikasi,
       kelompok, motivasi, dan pengambilan keputusan
       budaya organisasi bisa negatif jika tidak dikembangkan dengan baik dan
       dipertahankan.
       budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang sama-sama dimiliki
       oleh kebanyakan rekan dan manager dan membawa kepada norma-
       norma yang mengatur perilaku

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        7
kekuatan budaya suatu organisasi berdasarkan atas sejauh mana
        homogenitas associate dan manager dan lamanya intensitas pengalaman
        bersama di dalam organisasi

11. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson (2005)
       budaya
           o Simbol-simbol, bahasa, ideologi, ritual dan mitos
           o Script organisasi yang berasal dari script pribadi pendiri organisasi
               atau pemimpin yang dominan
           o Merupakan suatu produk; merupakan historis; berdasarkan atas
               simbol-simbol; dan merupakan abstraksi dari perilaku dan produk
               perilaku.
       budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan para pegawai dan
       bagaimana persepsi ini menciptakan pola-pola keyakinan, nilai-nilai, dan
       harapan-harapan
       Edgar Schein :Suatu pola asumsi-asumsi dasar – yang ditemukan atau
       dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu ketika dia menghadapi
       permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internal – yang telah
       berfungsi yang cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu
       diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar mempersepsikan,
       berpikir, dan merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan-
       permasalahan tersebut
       budaya menyangkut asumsi-asumsi, adaptasi, persepsi, dan pembelajaran
       budaya organisasi: cara-cara bagaimana anggotanya belajar berpikir,
       merasakan, dan bertindak
       budaya perusahaan adalah konsep lunak dan holistik dengan konsekwensi
       yang diasumsikan keras
       aset psikologis dari suatu organisasi, yang bisa digunakan untuk
       memprediksikan apa yang akan terjadi terhadap aset finansialnya dalam
       waktu lima tahun ke depan

12. Gary Johns & Alan M. Saks (2001)
       budaya bisa dianggap sebagai gaya organisasi, suasana, atau kepribadian
       budaya organisasi terdiri dari keyakinan bersama, nilai-nilai, dan asumsi-
       asumsi yang terdiri dari di dalam suatu organisasi
       keyakinan bersama, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi ini menentukan norma-
       norma yang berkembang dan pola-pola perilaku yang muncul dari norma-
       norma ini
       budaya menggambarkan “cara hidup” yang benar bagi anggota organisasi,
       yang seringkali menerima pengaruh tanpa bertanya lagi. Seringkali,

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          8
budaya suatu organisasi menjadi jelas hanya apabila dibandingkan
        dengan budaya organisasi lain atau ketika mengalami perubahan.
        karena budaya melibatkan asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, dan keyakinan,
        budaya cendrung cukup stabil dengan berjalannya waktu. Disamping itu,
        sekali budaya itu menjadi mapan, budaya tersebut bisa bertahan
        meskipun adanya turnover di antara personil organisasi, yang
        memberikan kelanjutan sosial.
        kandungan budaya bisa melibatkan masalah-masalah yang merupakan
        internal atau eksternal bagi organisasi. Secara internal, budaya mungkin
        mendukung inovasi, pengambilan risiko, atau kerahasiaan informasi.
        Secara eksternal, budaya mungkin mendukung “customer first” atau
        berperilaku secara tidak etis terhadap pesaing.
        budaya bisa mempunyai dampak yang kuat terhadap kinerja organisasi
        dan kepuasan anggota.

13. Gareth R. Jones (2004)
       budaya organisasi sebagai sekumpulan nilai-nilai bersama dan norma-
       norma yang mengendalikan interaksi anggota organisasi satu sama lain
       dan dengan pemasok, pelanggan dan orang lain di luar organisasi.
       budaya organisasi mengendalikan cara anggota mengambil keputusan,
       cara mereka menafsirkan dan mengelola lingkungan organisasi, apa yang
       mereka lakukan dengan informasi, dan bagaimana mereka berperilaku.
       Jadi budaya mempengaruhi posisi daya kompetisi organisasi
       Budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang relatif tetap yang
       terwujud di dalam norma-norma, aturan-aturan SOP dan tujuan-tujuan
       organisasi

14. Robert Kreitner & Angelo Kinicki (2007)
       seperangkat asumsi dasar bersama, yang sudah diterima begitu saja yang
       dipegang suatu kelompok yang menentukan bagaimana kelompok
       tersebut mempersepsikan, berpikir dan bereaksi terhadap berbagai
       lingkungan
       Pertama, budaya organisasi diturunkan ke para pegawai baru melalui
       proses sosialisasi, suatu topik yang dibahas nanti di bab ini.
       Kedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja.
       Akhirnya, budaya organisasi beroperasi pada level yang berbeda.
       budaya organisasi dibentuk oleh empat komponen penting:
           o nilai-nilai pendiri,
           o industri dan lingkungan bisnis,
           o budaya nasional,

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         9
o dan visi para pemimpin senior dan perilaku mereka

15. Fred Luthans (2008)
       Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik penting
           o Keteraturan perilaku yang diamati
           o Norma-norma
           o Nilai-nilai yang dominan
           o Filosofi
           o Aturan-aturan
           o Iklim organisasi

16. Eugene McKenna (2006)
       makna bersama dan nilai-nilai yang sama-sama dimiliki oleh kelompok di
       dalam masyarakat yang memberikan makna pada tindakan-tindakan
       mereka
       masuk ke akar nilai-nilai, simbol-simbol, dan cerita-cerita yang digunakan
       orang-orang di dalam masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan
       makna terhadap kehidupan mereka
       pedoman yang diciptakan secara historis untuk kehidupan dan program
       mental secara kolektif, dan ini berasal dari asumsi-asumsi yang dalam
       tidak tidak bisa diakses secara langsung tetapi mungkin tercermin di
       dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan perilaku individu dan kelompok.
       Asumsi-asumsi dipelajari, tidak dibawa dari lahir, asumsi-asumsi ini
       mempunyai pola, sama-sama dimiliki dan diturunkan dari satu generasi ke
       generasi berikutnya
       Pettigrew (1979): budaya organisasi terdiri dari perilaku, tindakan-
       tindakan, dan nilai-nilai yang diharapkan diikuti orang-orang di dalam
       perusahaan.
       Moorhead dan Griffin (2004) menyatakan bahwa budaya adalah
       seperangkat nilai-nilai, yang seringkali sudah diterima tanpa berpikir lagi,
       yang membantu orang-orang di dalam organisasi untuk memahami
       tindakan-tindakan mana yang dianggap bisa diterima dan yang dianggap
       tidak bisa diterima.
       Suatu pola asumsi-asumsi dasar, yang ditemukan, atau dikembangkan
       oleh suatu kelompok tertentu ketika kelompok ini belajar menghadapi
       permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internalnya, yang bersifat
       dengan baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu diajarkan kepada
       anggota baru sebagai cara yang benar mempersepsikan, berpikir dan
       merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan-permasalahan
       tersebut

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           10
Integrasi berarti bahwa anggota-anggota mengembangkan identitas
        kolektif dan mampu bekerja dengan baik bsersama-sama. Ini berkaitan
        dengan hubungan kerja sehari-hari dan menentukan bagaimana orang-
        orang berkomunikasi di dalam organisasi tersebut, dan juga menciptakan
        perilaku apa yang bisa diterima atau tidak bisa diterima dan bagaimana
        kekuasaan dan status dialokasikan
        Adaptasi adalah suatu kekuatan yang membantu organisasi untuk
        menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya. Ini memudahkan
        mencapai tujuan-tujuan organisasi dan berurusan dengan pengaruh luar.
        Aspek budaya ini membantu membimbing kegiatan sehari-hari para
        pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan bisa membantu
        organisasi untuk merespon dengan cepat terhadap kebutuhan para
        pelanggan dan tindakan-tindakan para pesaing.


17. Laurie J. Mullins (2005)
       Cara yang sederhana dan popular mendefinisikan budaya adalah:
       ‘bagaimana segala sesuatu dilakukan disini’. Misalnya, Atkinson
       menjelaskan budaya organisasi sebagai mencerminkan asumsi-asumsi
       yang melandasinya mengenai cara pekerjaan dilakukan; apa yang “bisa
       diterima dan tidak bisa diterima”; dan perilaku dan tindakan-tindakan apa
       yang didorong dan tidak didorong.
       Kumpulan tradisi, nilai-nilai, keyakinan, dan sikap-sikap yang membentuk
       konteks yang dominan bagi segala sesuatu yang kita lakukan di dalam
       suatu organisasi


18. Stephen P. Robbins & Timothy A Judge (2007)
       budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem makna bersama yang
       dimiliki oleh anggota-anggota yang membedakan satu organisasi dari
       organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini, jika diselidiki lebih jauh lagi,
       merupakan sejumlah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi ini
       esensi budaya organisasi:
          o Inovasi dan mengambil risiko
          o Perhatian pada rincian
          o Orientasi hasil
          o Orientasi orang
          o Orientasi tim
          o Agresifitas
          o Stabilitas

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                             11
19. Robert P. Vecchio (2006)
       budaya organisasi sebagai nilai-nilai bersama dan norma-norma bersama
       yang terdapat di dalam sebuah organisasi dan yang diajarkan kepada para
       pegawai yang baru masuk
       budaya organisasi berkaitan dengan keyakinan bersama dan perasaan-
       perasaan, keteraturan di dalam perilaku, dan proses historis untuk
       merubah nilai-nilai dan norma-norma

20. Jack Wood dkk (2004)
        Budaya organisasi tidak bekerja di ruang hampa. Struktur organisasi,
        desain kerja dan proses serta kebijakan organisasi merupakan cara
        mengekspresikan budaya yang bisa menghambat apa yang mungkin
        dipercayai oleh manager




Definisi Budaya Organisasi
Cara hidup manusia dalam kelompok sosial yang memiliki
rancangan hidup serta terorganisasikan dalam suatu sistem
yang diperoleh melalui proses belajar.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                      12
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
                                    (Tatap Muka 3, 4)


ASPEK BUDAYA
Menurut Eugene McKenna (2006) Budaya organisasi dipersepsikan oleh Trice
dan Beyer (1984) terdiri dari empat aspek penting:
           Ritus dan upacara
           Cerita-cerita
           Simbol-simbol dan
           Bahasa

BENTUK BUDAYA
Menurut Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007) adalah budaya diturunkan
kepada pegawai melalui sejumlah bentuk, dimana yang paling kuat adalah cerita-
cerita, simbol-simbol materi, dan bahasa.

KARAKTER BUDAYA
Menurut       Fred Luthans (2008) Budaya organisasi mempunyai sejumlah
karakteristik penting. Sebagian dari yang disepakati adalah :
            Keteraturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi
            berinteraksi dengan satu sama lain, mereka menggunakan bahasa
            yang sama, istilah yang sama, serta ritual yang terkait dengan
            penghormatan dan perilaku.
            Filosofi. Ada kebijakan yang menetapkan keyakinan organisasi
            mengenai bagaimana para pegawai dan/atau para pelanggan
            diperlakukan.
            Aturan-aturan. Terdapat pedoman yang ketat yang berhubungan
            dengan bergaul di dalam organisasi. Pendatang baru harus
            mempelajari “seluk beluk organisasi” guna diterima sebagai anggota
            penuh dari kelompok.
            Iklim organisasi. Ini merupakan “perasaan” secara keseluruhan yang
            disampaikan oleh tata letak fisik, cara anggota organisasi berinteraksi,
            dan cara anggota organisasi berperilaku terhadap para pelanggan atau
            orang luar lainnya.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                            13
LEVEL BUDAYA
Menurut Laurie J. Mullins (2005)
Schein menyarankan suatu pandangan mengenai budaya organisasi berdasarkan
atas pembedaan terhadap tiga level budaya: artefak dan ciptaan; nilai-nilai dan
asumsi-asumsi dasar.

LEVEL BUDAYA
Level Budaya organisasi menurut Joseph E. Champoux (2006)




Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
Tiga level budaya




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       14
Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)




NILAI

Pengertian nilai dari beberapa ahli sebagai berikut :

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Nilai-nilai organisasi: hal-hal yang mempunyai nilai pribadi atau organisasi
   bagi para pendiri atau manajemen senior. Nilai-nilai biasanya berdasarkan
   atas ajaran-ajaran moral, masyarakat atau agama yang dipelajari di masa
   kanak-kanak dan diperbaiki melalui pengalaman.

2. Joseph E. Champoux (2006)
   Nilai-nilai (values) menjelaskan kepada anggota organisasi apa yang
   “seharusnya” mereka lakukan dalam berbagai situasi. Nilai-nilai sulit untuk
   dilihat bagi pendatang baru, tetapi dia bisa menemukan dan mempelajarinya.

3. Andrew J.DuBrin (2007)
      Landasan dari setiap budaya organisasi adalah nilai-nilai. Filosofi
      perusahaan yang diekspresikan melalui nilai-nilai, dan nilai-nilai

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       15
membimbing perilaku setiap hari. Nilai-nilai juga memberi kontribusi
        langsung terhadap suasana etis di dalam sebuah perusahaan.
        Sebuah studi menunjukkan, misalnya bahwa ketika top management
        mempunyai sikap yang longgar terhadap kejujuran, pencurian oleh
        pegawai meningkat di atas norma 30%. (Dua studi telah menunjukkan
        bahwa sekitar 30% responden mengakui telah mencuri dari majikan
        mereka).

4. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
      Nilai-nilai adalah kecenderungan secara luas untuk merujuk pada situasi
      tertentu daripada yang lainnya. Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan dan
      nilai-nilai tersebut mempunyai sisi plus dan minus. Nilai-nilai ini
      berhubungan dengan:
      Jahat vs baik; kotor vs bersih; jelek vs cantik, tidak alami vs alami;
      abnormal vs normal; paradoksal vs logis; irasional vs rasional.

5. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
   Nilai-nilai merupakan hal pertama yang dipelajari anak-anak – secara tidak
   sadar, tetapi secara implisit. Ahli psikologi perkembangan percaya bahwa
   menjelang usia 10 tahun, kebanyakan anak-anak telah mempunyai sistem
   nilai dasar mereka dengan kuat, dan setelah usia tersebut, perubahan sulit
   untuk dilakukan. Karena nilai-nilai tersebut diperoleh demikian dini di dalam
   kehidupan kita, banyak nilai-nilai tersebut tetap tidak disadari oleh mereka
   yang memilikinya. Oleh karena itu nilai-nilai tersebut tidak bisa dibahas, dan
   juga tidak bisa diamati secara langsung oleh orang luar. Nilai-nilai tersebut
   hanya bisa disimpulkan dari cara orang bertindak pada berbagai kondisi.

6. Gareth R.Jones (2004)
   Nilai-nilai adalah kriteria, standar, atau prinsip-prinsip yang membimbing
   yang digunakan orang-orang untuk menentukan perilaku, kejadian situasi,
   dan hasil-hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.

7. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
      Nilai-nilai mencerminkan keyakinan seseorang yang melandasi apa yang
      seharusnya dan tidak seharusnya. Nilai-nilai seringkali diartikulasikan
      secara sadar, baik di dalam percakapan dan di dalam pernyataan misi
      perusahaan atau laporan tahunan.
      Charles S. Schwab Corporation, sebuah perusahaan keuangan, merupakan
      model bisnis yang digerakkan oleh nilai-nilai. Nilai-nilai organisasi intinya
      adalah sebagai berikut:

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           16
o Jujurlah, berempati, dan tanggap di dalam melayani para
              pelanggan
            o Hormati dan perkuat sesama pegawai dan berdayakan teamwork
            o Terus menerus berupaya untuk melakukan inovasi terhadap apa
              yang anda lakukan dan bagaimana anda melakukannya
            o Selalu cari kepercayaan klien kita dan selalu dihargai klien kita.

8. Fred Luthans (2008)
   Terdapat nilai-nilai penting yang dibela organisasi dan mengharapkan
   anggota organisasi sama-sama memilikinya. Contoh-contoh yang khas adalah
   kwalitas produk yang tinggi, rendahnya kemangkiran, dan tingginya efisiensi.

9. Laurie J. Mullins (2005)
   Pembelajaran budaya mencerminkan nilai-nilai asli seseorang. Solusi
   mengenai bagaimana menangani tugas baru, atau permasalahan baru adalah
   berdasarkan atas keyakinan mengenai realitas. Jika solusi tersebut bisa
   efektif maka nilai tersebut bisa merubah suatu keyakinan. Nilai-nilai dan
   keyakinan menjadi bagian dari proses konseptual bagaimana anggota-
   anggota kelompok membenarkan tindakan-tindakan dan perilaku.

Ritual

Pengertian Ritual dari beberapa ahli sebagai berikut :

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Ritual merupakan pola-pola kegiatan yang berulang-ulang yang terjadi pada
   kondisi tertentu atau pada waktu tertentu dalam suatu organisasi. Ritual ini
   dimaksudkan untuk membantu para pegawai untuk mengelola kecemasan
   mereka.

2. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
   Ritual adalah kegiatan kolektif yang secara teknis luarbiasa di dalam
   menjangkau tujuan-tujuan yang diinginkan, tetapi di dalam suatu budaya,
   dianggap penting secara sosial; oleh karena itu ritual tersebut dilakukan
   karena ritual itu sendiri. Cara-cara memberikan penghormatan dan
   menghargai orang lain, dan upacaraa sosial dan agama merupakan beberapa
   contoh. Pertemuan sosial dan bisnis diorganisir karena alasan yang
   kelihatannya rasional seringkali terutama berfungsi demi tujuan ritual, seperti
   membiarkan para pemimpin mengekspresikan diri mereka sendiri.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          17
3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Praktek-praktek organisasi sehari-hari yang berulang-ulang merupakan ritual.
   Biasanya ritual ini tidak tertulis

4. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007)
   Ritual merupakan sekuen kegiatan yang berulang-ulang yang
   mengekspresikan dan memperkuat nilai-nilai penting organisasi – apa tujuan-
   tujuan yang paling penting, orang mana yang penting, dan orang mana yang
   supel.

Ritus

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Ritus-ritus adalah sejumlah kegiatan yang relatif rinci dan dramatis yang
   mengkonsolidasikan berbagai bentuk ekspresi budaya dalam suatu acara.
   Ritual ini direncanakan secara formal, meskipun tidak mesti disahkan secara
   resmi (Trice and Bayer, 1984).

2. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
      Rites of passage menunjukkan bahwa status individu telah berubah.
      Makan malam bagi pensiunan merupakan suatu contoh.
      Rites of enhancement memperkuat pencapaian individu. Suatu contoh
      adalah pemberian sertifikat kepada pemenang perlombaan penjualan.
      Rites of renewal menekankan perubahan di dalam organisasi dan
      komitmen terhadap pembelajaran dan pertumbuhan. Suatu contoh
      adalah pembukaan pusat pelatihan perusahaan baru.
      Rites of integration menyatukan berbagai kelompok atau tim di dalam
      organisasi dan memperbarui komitmen terhadap organisasi yang lebih
      besar. Acara perusahaan seperti piknik tahunan termasuk ke dalam
      kategori ini.

3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
      Rites of conflict reduction memfokuskan pada penanganan konflik atau
      pertikaian yang biasanya muncul di dalam organisasi. Contohnya
      mendengar keluhan dan negosiasi kontrak serikat buruh.
      Rites of degradation digunakan oleh sebagian organisasi untuk
      menghukum orang yang gagal mematuhi nilai-nilai dan norma-norma
      perilaku. Sebagian CEO, misalnya digantikan di depan publik karena
      perilaku yang tidak etis atau gagal mencapai tujuan-tujuan organisasi. Di


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       18
beberapa organisasi Jepang, para pegawai yang mempunyai kinerja buruk
        diberikan pita penurunan martabat sebagai hukuman.

Ritus dan Upacara

1. Eugene McKenna (2006)
   Ritus dan upacara membantu para pegawai mengidentifikasi diri dengan
   organisasi dan keberhasilannya dan memberikan penjelasan yang hidup
   mengenai nilai-nilai sebuah perusahaan. Ritus dan upacara bisa dianggap
   sebagai kejadian khusus dan memperkuat nilai-nilai khusus, yang
   menciptakan ikatan antara orang-orang untuk mempertahankan pemahaman
   bersama, dan menghormati orang yang membela keyakinan atau prestasi.

2. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Sejumlah kegiatan yang relatif rinci yang dilakukan berulang-ulang pada acara
   penting dikenal sebagai upacara dan ritual organisasi.

3. Derek Rollinson (2005)
   Upacara formal dan informal banyak terdapat di dalam organisasi, dan
   seringkali upacara dan ritus ini mempunyai makna penting bagi mereka yang
   terlibat

Upacara

Menurut David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Upacara adalah sistem ritual
yang dilakukan dalam suatu acara. Loyality Group di Kanada mengadakan acara
“Fun Day”, dimana 700 orang pegawainya hadir disitu. Unsur-unsur Fun Day
termasuk piknik, pidato, permainan beregu, makan malam dan upacara
pemberian hadiah.

Asumsi

Menurut beberapa ahli asumsi adalah ;

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Asumsi-asumsi dasar: pemahaman yang tidak terlihat, sudah diterima begitu
   saja, tidak disadari yang dimiliki oleh orang-orang berkaitan dengan aspek-



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        19
aspek perilaku manusia, sifat realitas          dan hubungan organisasi dengan
    lingkungannya.

2. Laurie J. Mullins (2005)
   Asumsi-asumsi dasar yang melandasi. Ketika asumsi-asumsi dasar diulang-
   ulangi secara tidak sadar maka dia menjadi diterima tanpa bertanya lagi.
   Asumsi-asumsi dasar secara tidak sadar mempunyai respon yang dipelajari.
   Ini merupakan asumsi-asumsi implisit yang benar-benar membimbing
   perilaku dan menentukan bagaimana anggota-anggota kelompok
   mempersepsikan, berpikir dan merasa mengenai segala sesuatu.

3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Asumsi-asumsi adalah keyakinan yang dalam, yang membimbing perilaku dan
   menjelaskan kepada anggota-anggota suatu organisasi bagaimana organisasi
   mempersepsikan dan memikirkan segala sesuatu.

4. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
      Budaya organisasi merupakan pola asumsi-asumsi dasar bagaimana suatu
      kelompok menemukan, membentuk atau berkembang di dalam
      pembelajaran untuk menghadapi permasalahan adaptasi eksternal dan
      integrasinya, yang telah berfungsi dengan cukup baik untuk dianggap
      valid, dan oleh karena itu cukup baik untuk diajarkan kepada anggota
      baru sebagai cara mempersepsikan, berpikir dan merasa          dalam
      hubungannya dengan berbagai permasalahan
      Pandangan Schein yang mendasar adalah bahwa budaya merupakan
      makna bersama dan asumsi “dasar” bersama di antara pegawai
      perusahaan

5. Joseph E. Champoux (2006)
   Asumsi dasar hampir tidak terlihat bagi seorang pegawai baru. Bahkan
   anggota organisasi lama tidak menyadari asumsi-asumsi dasar dari budaya
   organisasi ini. Seperti nilai-nilai, asumsi-asumsi dasar ini membimbing
   perilaku di dalam organisasi.

Artefak
1. Menurut David Buchanan, Andrej Huczynski (2004),
      Artefak merupakan benda-benda yang diciptakan oleh tangan-tangan
      manusia untuk memudahkan kegiatan ekspresi budaya. Ini mencakup
      alat-alat, mebel, perabotan dan pakaian (pakaian kerja).


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           20
Kantor dengan pengaturan terbuka, yang tidak mempunyai pintu dan
        ruang pribadi yang dimaksudkan untuk menyampaikan pesan bahwa “kita
        dan mereka” tidak terlalu ditonjolkan.

2. Joseph E. Champoux (2006)
   Artefak merupakan bagian yang paling bisa dilihat dari budaya organisasi.
   Artefak ini merupakan ciri-ciri yang jelas dari sebuah organisasi yang segera
   terlihat bagi pegawai baru. Artefak termasuk bunyi, arsitektur, bau, perilaku,
   pakaian, cerita-cerita, bahasa, produk dan upacara.

3. Laurie J. Mullins (2005)
   Level yang paling terlihat dari budaya adalah artefak dan ciptaan – yaitu
   lingkungan fisik dan sosial yang dibentuk. Ini mencakup ruang fisik dan tata
   letak, hasil terknologi, bahasa tulisan dan bicara dan perilaku yang terlihat
   dari anggota-anggota kelompok.

4. Derek Rollinson (2005)
   Ini merupakan manifestasi yang paling nyata dari suatu budaya. Ini mencakup
   segala sesuatu mulai dari tata letak fisik suatu bangunan sampai cara orang
   berpakaian, cara mereka berbicara satu sama lain dan seringkali hal-hal yang
   mereka bicarakan.

Cerita

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
      Cerita-cerita merupakan narasi sederhana yang menggambarkan
      bagaimana individu bertindak dan keputusan penting yang mereka ambil
      yang mempengaruhi masa depan perusahaan. Cerita-cerita biasanya
      berdasarkan atas peristiwa sebenarnya tetapi bisa juga merupakan
      campuran kebenaran dan fiksi (Feldman, 1991; Weick 1995).
      Cerita Procter and Gambler: seorang pegawai memperhatikan bahwa
      label pada suatu produk di supermarket setempat terpasang miring. Dia
      membeli seluruh stok dengan mengasumsikan P&G akan mengganti
      uangnya, dan memang perusahaan itu benar-benar menggantinya.

2. Andrew J.DuBrin (2007)
   Cerita-cerita organisasi dengan makna yang di baliknya. Cerita-cerita yang
   beredar di banyak organisasi untuk memperkuat prinsip-prinsip yang
   dianggap penting oleh top management. Cerita yang sering diulang-ulangi
   adalah bagaimana para pejabat perusahaan atau pekerja lain bersusah payah

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         21
memuaskan kebutuhan seorang pelanggan atau klien, seperti berburu suku
    cadang di tempat pembuangan mobil bekas untuk mendapatkan pengganti
    suku cadang mobil tua pelanggan.

3. Eugene McKenna (2006)
   Ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang memfokuskan terutama pada
   vignettes (gambar) dan anekdot mengenai dedikasi dan komitmen pahlawan
   perusahaan dan para manajer, atau pengabdian para pegawai biasa. Cerita-
   cerita ini diceritakan kepada para pegawai baru untuk memberitahukan
   kepada mereka mengenai organisasi.

4. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Sebagian peneliti telah berpendapat bahwa cara paling efektif untuk
   memperkuat nilai-nilai organisasi adalah melalui cerita-cerita. Ketika cerita-
   cerita tersebut diceritakan berulang-ulang, cerita-cerita memberikan makna
   dan identitas pada organisasi dan terutama berguna di dalam
   mengorientasikan para pegawai baru.

5. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
      Cerita-cerita mengenai bos. Cerita-cerita ini mungkin mencerminkan
      apakah bos tersebut “manusiawi” atau bagaimana bos tersebut bereaksi
      terhadap kesalahan
      Cerita-cerita mengenai orang yang dipecat. Kejadian-kejadian yang
      membawa kepada pemecatan diceritakan kembali.
      Cerita-cerita mengenai bagaimana perusahaan menangani para pegawai
      yang harus direlokasikan. Cerita-cerita ini berhubungan dengan tindakan-
      tindakan perusahaan terhadap para pegawai yang harus pindah – apakah
      perusahaan tersebut membantu dan memperhatikan masalah-masalah
      keluarga dan masalah pribadi lainnya.

6. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
      Cerita-cerita mengenai apakah para pegawai tingkat rendahan bisa naik
      ke atas. Seringkali, cerita-cerita ini menggambarkan seseorang yang mulai
      dari bawah dan pada akhirnya menjadi seorang CEO.
      Cerita-cerita mengenai bagaimana perusahaan berhubungan dengan
      situasi krisis. Contoh dari krisis klien di IBM menunjukkan bagaimana
      perusahaan mengatasi hambatan.
      Cerita-cerita mengenai bagaimana pertimbangan status berfungsi ketika
      aturan-aturan dilanggar. Ketika Tom Watson, Sr. menjadi CEO IBM, dia


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         22
pernah berhadapan dengan penjaga keamanan karena dia tidak memakai
         kartu identitas.

Jokes

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Jokes adalah cerita-cerita humor yang dimaksudkan untuk menghibur tetapi
tema-tema dasarnya bisa menyampaikan pesan mengenai suatu perilaku atau
nilai-nilai yang diharapkan dari anggota organisasi.

Mistik

Derek Rollinson (2005)
Ini seringkali merupakan cara mengkomunikasikan nilai-nilai inti dan asumsi-
asumsi dasar kepada orang-orang.

Mitos

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Mitos acara cerita dramatis mengenai kejadian yang dibayangkan, biasanya
   untuk menjelaskan asal usul sesuatu. Mitos ini memberikan dasar yang tidak
   perlu dipertanyakan lagi bagi suatu perilaku atau teknik-teknik yang tidak
   didukung oleh fakta yang bisa ditunjukkan.
   Seorang staf di Disneyland Paris yang berpakaian sebagai Mickey Mouse
   dituntut oleh perusahaan tersebut setelah membuka kostumnya di depan
   para wisatawan.

2. Andrew J.DuBrin (2007)
   Mitos adalah cerita dramatis atau kejadian yang dibayangkan mengenai
   sejarah perusahaan. (Mitos lebih dibesar-besarkan daripada cerita organisasi).
   Mitos memberi kontribusi pada legenda perusahaan, membantu menyatukan
   kelompok, dan bisa membangun keunggulan kompetitif. Di UPS (United
   Parcel Service), misalnya cerita-cerita diulang-ulangi mengenai sopir yang
   mengatasi hambatan-hambatan atau menjangkau lokasi yang tidak bisa
   diakses untuk menyampaikan paket.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         23
Tabu

Derek Rollinson (2005)
Taboo
Tabu ini memberikan sinyal mengenai apa yang jangan dilakukan

Bahasa

1. Eugene McKenna (2006)
   Organisasi mengembangkan istilah yang khas (ucapan, slogan, atau
   perumpamaan tertentu) untuk menggambarkan orang-orang, bangunan, dan
   kejadian-kejadian serta akronim dan jargon yang digunakan bisa asing bagi
   orang yang baru masuk.

2. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007)
   Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi menggunakan bahasa sebagai
   cara untuk mengidentifikasi anggota-anggota budaya atau sub-budaya.
   Dengan mempelajari bahasa, anggota-anggota menunjukkan penerimaan
   mereka terhadap budaya, dan dengan demikian membantu melestarikannya.

3. Derek Rollinson (2005)
   Bahasa yang digunakan orang-orang bisa merupakan indikasi yang berharga
   bagi budaya.

Simbol

1. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
   Simbol-simbol adalah kata-kata, gambar, atau objek yang mempunyai makna
   tertentu yang hanya diakui oleh mereka yang sama-sama mempunyai budaya
   tersebut. Kata dalam suatu bahasa atau jargon termasuk ke dalam kategori
   ini, sebagaimana pakaian, gaya rambut, Coca-cola, bendera, dan simbol
   status. Simbol-simbol baru dikembangkan dengan mudah dan yang lama
   hilang; simbol-simbol dari satu kelompok budaya secara teratur ditiru oleh
   yang lainnya. Itulah sebabnya kenapa simbol-simbol diletakkan di bagian luar.

2. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Simbol-simbol merujuk pada suatu tindakan, kejadian, benda, kualitas atau
   hubungan yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        24
Logo Coca Cola dan IBM, simbol Nike, G untuk Gucci dan x untuk Coco
        Channel; “Golden Arches” (Lengkungan Emas dari McDonald).
        Simbol Palang Merah adalah palang atau salib merah dengan latar
        belakang putih, yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss dan berarti
        netralitas.
        Simbol “Intel Inside” Intel pada komputer-komputer

3. Eugene McKenna (2006)
   Simbol adalah sesuatu yang menggambarkan sesuatu yang lainnya. Misalnya,
   ritus, upacara dan slogan semuanya merupakan simbol-simbol; simbol-simbol
   ini menyimbolkan nilai-nilai yang lebih dalam dari organisasi.

4. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Simbol-simbol mengkomunikasikan budaya perusahaan dengan pesan-pesan
   yang tidak terucapkan.

5. Derek Rollinson (2005)
   Simbol status mengkomunikasikan posisi sosial dan urutan hirarki, dan
   kebesaran mereka memberikan indikasi yang baik seberapa penting hirarki
   sebagai prinsip pengorganisasian.

Norma

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Norma-norma adalah cara berperilaku yang diharapkan yang diterima sebagai
   cara perusahaan melakukan segala sesuatu, dengan demikian memberikan
   panduan bagi perilaku pegawai.
       Di mess pejabat Tentara Inggris, seseorang menyapa yang lainnya sebagai
       Mr atau Miss, sebagai tanda hormat.

2. Fred Luthans (2008)
   Terdapat Standar perilaku, termasuk pedoman mengenai berapa banyak
   pekerjaan yang harus dilakukan, yang mana di dalam organisasi yang
   mengatakan “Jangan lakukan terlalu banyak; jangan lakukan terlalu sedikit”.

3. Derek Rollinson (2005)
   Ini merupakan kode perilaku yang ditimbulkan oleh asumsi-asumsi dasar dan
   nilai-nilai, dan dilestarikan ketika orang-orang mematuhinya.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       25
Kursus

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Kursus adalah sejumlah instruksi untuk memperkenalkan, melakukan orientasi
dan pelatihan yang digunakan untuk mendidik anggota baru.
   McDonald (rantai restoran cepat saji AS) mendirikan pusat pelatihannya pada
   tahun 1961. Pusat pelatihan yang disebut Universitas Hamburger ini
   memberikan “gelar” dalam “hamburgerologi”.
   Perusahaan penerbangan mengadakan kursus selama empat sampai lima
   pekan untuk staf kabin, dengan memasukkan pelajaran bagaimana cara
   berdandan termasuk menggunakan make-up. Kepala bagian Penampilan &
   Dandanan melakukan penilaian formal dan acak terhadap anggota kru
   masing-masing.

Gestures

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Gestures adalah gerakan bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk
mengekspresikan makna. Di dalam organisasi militer, prajurit yunior memberi
hormat prajurit senior dengan gesture yang mengakui kedudukan mereka yang
lebih tinggi.

Pahlawan

1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
   Pahlawan merupakan karakter, apakah hidup atau mati, yang
   mempersonifikasi nilai-nilai dan keyakinan; yang disebutkan di dalam cerita-
   cerita perusahaan, legenda, saga, mitos dan lelucon; dan yang mewakili
   model peran yang harus ditiru oleh pegawai yang ada sekarang.
       Di B & Q (pengecer untuk perbaikan rumah di Inggris), Mr Block dan Mr
       Quale dikatakan mempunyai visi yang masih diikuti sampai sekarang.
       Bill Harley dan John Davidson masih menggambarkan semangat memiliki
       sepeda motor Harley-Davidson.

2. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006)
   Para pahlawan, apakah hidup atau mati, nyata atau khayalan, yang memiliki
   karakteristik yang sangat dihargai di dalam suatu budaya, sehingga berfungsi
   sebagai model perilaku. Bahkan fantasi atau gambar kartun seperti Batman,
   atau sebaliknya Snoopy, di AS, Asterisk di Perancis, atau Ollie B. Bommel (Mr

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        26
Bumble) di Belanda, bisa berfungsi sebagai pahlawan budaya. Di zaman
    televisi ini, penampilan luar telah menjadi semakin penting di dalam pilihan
    pahlawan daripada sebelumnya.

Legenda

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Legenda adalah cerita turun temurun mengenai peristiwa luarbiasa berdasarkan
sejarah, tetapi dibumbui dengan rincian fiksi. Ini menyenangkan para pegawai
dan mengajak mereka untuk mengagumi atau meratapi kegiatan tertentu.

Motto

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Motto adalah peribahasa yang digunakan sebagai aturan berperilaku. Tidak
seperti slogan, motto jarang berubah.
   John Lewis Partnership (kelompok departemen store Inggris): “Never
   knowingly undersold”.
   Special Air Services (SAS) (militer Inggris): “Siapa yang berani menang” (who
   dares wins).

Tata Letak

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Tata letak secara fisik menyangkut segala sesuatu yang mengelilingi orang, yang
memberikan kepada mereka rangsangan sensoris langsung ketika mereka
melakukan kegiatan yang ekspresif secara budaya.
Kantor pusat di Nike (pabrik alas kaki) mempunyai Hall of Fame (Ruang bagi
orang-orang terkenal) dari kalangan atlit yang memakai perlengkapan Nike, yang
harus dilewati oleh semua pegawai setiap pagi sebelum sampai ke ruangan
mereka.

Saga

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Saga adalah cerita-cerita sejarah yang menggambarkan prestasi yang unik dari
suatu kelompok dan para pemimpinnya. Saga ini biasanya menggambarkan


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        27
sejumlah kejadian yang dikatakan terjadi dengan berjalannya waktu dan yang
merupakan bagian penting dari sejarah suatu organisasi (Watson, 2002).

Slogan

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Slogan adalah ungkapan singkat dan gampang diingat yang berubah secara
teratur. Slogan ini digunakan untuk menarik pelanggan dan juga untuk
memotivasi para pegawai.
       Nike: “Just do it”
       Tentara Inggris “Be the best”
       Asda “Asda price jingle”
       Coca Cola ”Always the cocacola”

Sosialisasi

David Buchanan, Andrej Huczynski (2004)
Sosialisasi organisasi: proses bagaimana pola-pola perilaku individual dan nilai-
nilai serta sikap dan motif-motif mereka dipengaruhi untuk menyesuaikannya
dengan hal yang dianggap baik pada suatu organisasi tertentu.

Keyakinan

Andrew J.DuBrin (2007)
Keyakinan pada tujuan yang lebih tinggi. Karakteristik yang dominan dari
banyak perusahaan yang dinilai sebagai 100 Perusahaan Terbaik adalah bahwa
pegawai mempunyai tujuan. Pegawai memperoleh kepuasan yang lebih tinggi
dari perasaan bahwa apa yang mereka kerjakan adalah baik dan benar.
Keyakinan pada tujuan yang lebih tinggi adalah mudah memahaminya jika
seseorang bekerja untuk perusahaan farmasi. Tetapi pegawai dari perusahaan
jasa keuangan percaya bahwa mereka menempati tempat yang berguna di dalam
masyarakat. Misalnya, di Vanguard, raksasa danareksa, membantu membayar
pensiun orang-orang merupakan bagian dari misinya.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         28
Semangat

Andrew J.DuBrin (2007)
Semangat Inovasi. Dimensi budaya yang penting pada kebanyakan bidang
adalah semangat inovasi tenaga kerja. Lingkungan yang mendorong innovasi
memberi kontribusi pada kreatifitas individual. Bill Ford mengatakan pada tahun
2006 bahwa daya dorong untuk memperkuat Ford Motor Company adalah
inovasi. Dia lebih lanjut mencatat bahwa inovasi hampir menyerupai sejarah
perusahaan itu sendiri, seperti Model T dan assembly line.

Kinerja

Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
Budaya bisa dipahami sebagiannya melalui penyelidikan terhadap perilaku
anggota organisasi. Kinerja pribadi merupakan perilaku yang mencerminkan nilai-
nilai organisasi.

Stabilitas

Andrew J.DuBrin (2007)
Tingkat stabilitas. Perusahaan yang cepat, dinamis mempunyai budaya yang
berbeda dengan perusahaan yang lambat dan stabil. Manajer top level
mengirimkan sinyal dengan posisi tubuh yang enerjik atau loyo mengenai
seberapa senang mereka menyambut baik inovasi. Tingkat stabilitas juga
mempengaruhi kekuatan budaya dan apakah sebuah budaya bisa mengakar atau
tidak.

Alokasi

Andrew J.DuBrin (2007)
Alokasi sumber daya dan imbalan. Cara-cara bagaimana uang dan sumber-
sumber daya dialokasikan mempunyai pengaruh penting terhadap budaya.
Investasi sumber-sumber daya menunjukkan bagaimana nilai perusahaan
tersebut.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       29
Catatan :
Budaya Organisasi terdiri dari:
1. Unsur/Aspek/Bentuk/Karakter
   Nilai, norma, aturan, keyakinan, ritus, ritual, artefat, asumsi, harpan,
   program, kegiatan, kinerja, adaptasi, Cerita, symbol, bahasa, filosofi, joke,
   mitos,dll
2. Kelompok
   Sepakat, Bertemu, Komunitas, dll
3. Dipelajari
   Warisan – Mempengaruhi
   Sosialisasi – Menentukan
   Komunikasi - Diturunkan
4. Struktur
   Tujuan, organisasi

Contoh ritual dalam sopir perusahaan Jepang yang setiap perempatan berhenti
dan melihat ke kiri dan ke kanan
Jika ingin merubah orang apakah yang dilakukan…adalah dengan melakukan
perubahan nilai, dengan menanamkan nilai. Contoh apabila anak jorok dan kotor,
maka dengan cara mengenakan nilai kebersihan..bahwa nilai kebersihan adalah
sebagian dari iman dsb.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        30
TIPE DAN FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
                                    (Tatap Muka 5, 6)




Tipe Budaya Dalam Perusahaan menurut Andrew J. DuBrin (2007) adalah sebagai
berikut:

1. Resilient. Sebuah organisasi yang tangguh adalah sangat mudah
   menyesuaikan diri terhadap perubahan di pasar eksternal, tetapi tetap fokus
   pada strategi bisnis yang sehat. Organisasi yang tangguh adalah fleksibel,
   berpikir ke depan dan team players.
2. Just in-time. Perusahaan just-in-time tidak selalu bersiap untuk menghadapi
   perusahaan tetapi bisa mengatasi tantangan yang tidak terduga tanpa
   kehilangan gambaran secara keseluruhan. Sifat organisasi just-in-time yang
   kacau meningkatkan turnover pegawai.
3. Military Precision. Setiap orang dalam organisasi yang mirip militer ini
   mengetahui perannya dan melaksanakannya dengan baik, sebagai
   karakteristik dari birokrasi yang berhasil. Tipe perusahaan ini didominasi oleh
   sebuah tim kecil dan mempunyai komitmen. Dasar dari keberhasilannya
   adalah eksekusi yang baik sekali dan efisiensi model kerjanya.
4. Passive-Aggresive. Organisasi dengan wajah marah dan senyum. Para pekerja
   tampaknya bebas dari konflik, konsensus mudah dicapai. Permasalahan
   utama adalah lemahnya implementasi dari rencana yang disepakati. Inisiatif
   perusahaan seringkali diabaikan secara pasif, sehingga perubahan dan
   kemajuan sulit diperoleh.
5. Overmanaged. Organisasi yang dikelola terlalu banyak mempunyai banyak
   lapisan manajemen, menganalisis permasalahan sampai detil. Para manajer
   menghabiskan begitu banyak waktu mengecek pekerjaan bawahan sehingga
   mereka lalai memperhatikan lingkungan untuk melihat peluang atau
   ancaman.
6. Outgrown. Tipe organisasi ini telah menjadi terlalu besar dan terlalu
   kompleks untuk dikelola secara efektif oleh sebuah tim kecil, tetapi tidak
   terdesentralisasi dan mendemokratisasikan pengambilan keputusan. Top
   management menghambat saran-saran bagi perubahan yang berasal dari
   bawah, dan bereaksi dengan lambat terhadap perkembangan pasar.
7. Fits and Starts. Disini kita menemukan organisasi yang penuh dengan orang-
   orang yang pintar, mempunyai motivasi tinggi, tapi jarang mengkoordinasikan
   upaya-upaya mereka untuk mencapai tujuan-tujuan penting.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          31
Tipe Budaya Dalam Penempatan Pekerja

Judith R. Gordon (2002)
Tipe budaya dilihat dari segi sikap-sikap mereka terhadap rekrutmen, promosi
dan mengelompokkan budaya perusahaan mereka ke dalam salah satu dari
empat tipe:
1. Akademi. Perusahaan ini membantu pegawai baru menguasai pekerjaan
    mereka dan terus menanjak menaiki hirarki organisasi tersebut. Mereka
    merekrut banyak tamatan baru perguruan tinggi dan menempatkan mereka
    pada sejumlah pekerjaan khusus.
2. Klub. Perusahaan ini memfokuskan membantu para manajer menyesuaikan
    diri dengan organisasi. Maju tergantung pada senioritas di dalam perusahaan,
    dan juga menunjukkan komitmen yang kuat. Perusahaan ini mempersiapkan
    manajer sebagai generalist, yang dimulai dengan pekerjaan pertama mereka.
3. Baseball team. Perusahaan ini tidak berupaya memajukan orang-orang,
    tetapi mencoba segera mengamankan pegawai yang mempunyai kinerja baik
    tanpa pelatihan lebih lanjut. Mereka mencari pegawai yang berbakat dari
    berbagai usia dan berpengalaman yang sudah mempunyai keterampilan atau
    bisa mengembangkannya dengan cepat di dalam kerja.
4. Fortress (benteng). Perusahaan ini memfokuskan pada kelangsungan hidup
    mereka. Mereka merupakan perusahaan yang sedang mencoba membalikkan
    kegagalan mereka di pasar atau perusahaan-perusahaan yang mengalami
    siklus jatuh bangun secara teratur. Fortress bisa menimbulkan semangat
    kepada pegawai yang ingin bekerja pada situasi yang berubah.


4 Tipe Budaya

Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) menbagi tipe budaya
menjadi 4 yaitu :
1. Clan – Nilai yang kuat diberikan pada fleksibilitas dan discretion (kebebasan
   memilih) dengan fokus ke dalam organisasi. Secara keseluruhan, organisasi
   cenderung merupakan tempat yang bersahabat untuk bekerja, dengan
   penekanan yang besar pada komitmen dan loyalitas.
2. Hirarki. Nilai yang kuat diberikan pada pengendalian dan stabilitas dengan
   fokus di dalam organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi efisiensi dan
   koordinasi yang teratur.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        32
3. Pasar – Nilai yang kuat diberikan pada pengendalian dan stabilitas dengan
   fokus ke luar organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi pencapaian tujuan
   dan melecut persaingan di pasar. Organisasi bisa merupakan tempat yang
   sulit untuk bekerja karena terdapat fokus yang terus menerus terhadap hasil-
   hasil dan berbuat lebih baik daripada teman-teman.
4. Adhoracy – Nilai yang kuat diberikan pada fleksibilitas dan discretion dengan
   fokus ke luar organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi kreatifitas dan
   inovasi yang unggul di pasar. Organisasi cenderung merupakan tempat yang
   hidup untuk bekerja, dengan mengambil risiko yang signifikan.

Tipe Budaya Dan Struktur Organisasi

1. Eugene McKenna (2006)
   Handy (1985) dipengaruhi oleh tipologi ini, dan mengusulkan keempat tipe
   budaya yang berhubungan dengan struktur organisasi. Ini merupakan:
      budaya kekuasaan dan peran (sebagaimana di dalam definisi Harrison),
      budaya tugas (misalnya penyelesaian tugas dengan berhasil oleh tim yang
      mengelola proyek),
      dan budaya orang (dimana individu di dalam kegiatannya mengenai
      prestasi teknis atau kreatif).



Tipe Budaya Dan Faktor Penentu di Pasar

1. Laurie J. Mullins (2005)
   Dari penyelidikan terhadap ratusan organisasi bisnis dan lingkungan mereka,
   Deal and Kennedy mengkategorikan budaya perusahaan sesuai dengan
   faktor-faktor penentu di pasar:
           Sejauh mana risiko yang dikaitkan dengan kegiatan organisasi; dan
           Kecepatan organisasi dan para pegawainya mendapatkan umpan balik
           mengenai keberhasilan keputusan atau strategi.

2. Laurie J. Mullins (2005)
   Ada empat budaya umum:
   1. Budaya tough-guy, macho – suatu organisasi individualis yang seringkali
      mengambil risiko yang tinggi dan mendapatkan umpan balik mengenai hal
      yang salah atau benar dari tindakan-tindakan mereka. Tekanan yang kuat
      dan kecepatan dengan gerakan yang tidak teratur seringkali menimbulkan


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           33
kelelahan dini. Persaingan internal dan konflik adalah hal yang biasa, sang
       bintang bersifat temperamental tetapi bisa ditolerir.
    2. Bekerja keras/bermain serius – ditandai oleh kegembiraan dan tindakan
       dimana para pegawai mengambil sedikit risiko, semua dengan umpan
       balik yang cepat. Organisasi cenderung sangat dinamis dan pusat nilai-
       nilai utama ada pada pelanggan dan kebutuhan mereka. Ini merupakan
       tim yang menghasilkan volume, dan budaya tersebut mendorong
       permainan, rapat, promosi dan konvensi untuk membantu
       mempertahankan motivasi. Tetapi, meskipun banyak yang diselesaikan,
       volume bisa mengorbankan kualitas.
    3. Budaya bet-your company – dimana keputusan yang cukup luas dengan
       risiko tinggi namun dengan feedback yang lambat sehingga memakan
       waktu tahunan sebelum para pegawai tahu jika keputusan yang dibuat
       berhasil. Fokusnya berada pada masa depan dan kepentingan investasi
       didalamnya. Ada nuansa kehati-hatian dalam organisasi yang
       diperlihatkan dengan adanya ritual pertemuan bisnis. Ada sistem hirarki
       otoritas dengan pengambilan keputusan dari atas ke bawah. Budayanya
       mengarah kepada penemuan kualitas tinggi dan terobosan ilmiah, namun
       bergerak amat lambat dan rapuh terhadap fluktuasi jangka pendek.
    4. Budaya proses, risiko rendah, budaya dengan feedback amat lambat
       dimana pegawai menemukan kesukaran dalam mengukur apa yang
       mereka kerjakan. Contohnya adalah bank, perusahaan asuransi,
       perusahaan yang bergerak dalam pelayanan keuangan, pegawai negeri.
       Kepemilikian keuangan individu rendah dan pegawai mendapatkan
       feedback yang sangat kecil terhadap efektifitas mereka. Catatan dan
       laporan mereka nampaknya tidak terlihat dalam hal yang ilegal.
       Kurangnya feedback memaksa pegawai berfokus kepada bagaimana
       mereka mengerjakaan sesuatu, bukan apa yang mereka kerjakan.
       Birokrasi menghasilkan peristiwa yang tidak penting untuk diperhatikan,
       detil yang sedikit, formalitas dan kesempurnaan teknis. Budaya proses
       bisa efektif ketika ada kebutuhan untuk dikerjakan dan dapat diprediksi.

Tipe Budaya

Derek Rollinson (2005)
Keempat tipe budaya dan kondisi lingkungan untuk dikatakan paling cocok
digambarkan sebagai berikut:




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          34
1. Budaya Komunal
   Meskipun ini paling sering ditemukan di dalam organisasi yang berhasil yang
   berukuran kecil sampai sedang, kadang-kadang ditemukan juga pada
   perusahaan-perusahaan yang besar
2. Budaya yang mempunyai Jaringan (Networked Culture)
   Budaya ini, yang tinggi pada keramahan tetapi rendah pada solidaritas,
   dikatakan paling tepat untuk organisasi besar yang menghadapi lingkungan
   yang sangat kompetitif.
3. Budaya Tentara Bayaran
   Organisasi tipe ini rendah dalam sociability tetapi tinggi dalam solidaritas, dan
   budaya ini dikatakan paling bermanfaat pada lingkungan bisnis yang berubah
   dengan cepat dimana tekanan persaingan sangat tinggi.
4. Budaya yang Terfragmentasi
   Budaya ini rendah di dalam sociability dan rendah juga dalam solidaritas.

Jenis-jenis Budaya

Eugene McKenna (2006)
1. Budaya Dan Iklim
   Budaya organisasi berdasarkan atas sejarah dan tradisi organisasi dengan
   penekanan pada nilai-nilai dan norma-norma perilaku para pegawai,
   sedangkan iklim organisasi berkaitan dengan suasana sekarang di dalam
   organisasi

2. budaya dominan dan sub-budaya
   1. Budaya versus iklim
      Banyak perusahaan-perusahaan besar mempunyai budaya yang dominan
      dan banyak sel-sel sub-budaya, yang terikat dengan berbagai peran,
      fungsi dan level (Hampden-Turner, 1990; Sackmann, 1992)
   2. Sub-budaya
      Sebaliknya, sub-budaya ditemukan pada departemen, divisi, dan daerah
      geografis, dan mencerminkan siapa yang tinggal di daerah tersebut, dan
      bisa dianggap fungsional (Tushman & O’Reilly, 1996).

3. Budaya yang kuat dan budaya yang lemah
   Budaya yang kuat akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
   perilaku para pegawai, terutama karena intensitas bagaimana orang-orang
   terikat dan sama-sama memiliki nilai-nilai inti organisasi.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                            35
Kategori Budaya

Judith R. Gordon (2002)
1. Salah satu kategorisasi budaya, melihat apakah suatu organisasi menekankan
    kehandalan, para pelanggan, fleksibilitas, atau teknologi di dalam merespon
    perubahan pada lingkungan dan menggambarkan budaya sebagai fungsional,
    digerakkan oleh proses, berdasarkan waktu atau jaringan.
2. Budaya fungsional memfokuskan pada spesialisasi individu, dan pengambilan
    keputusan dengan menggunakan hirarki perusahaan, sehingga menekankan
    kehandalan dan konsistensi. Organisasi dengan budaya fungsional membatasi
    risiko kelemahan, menggunakan metode yang sudah terbukti, melayani pasar
    yang ada, dan mempertahankan garis akuntabilitas yang jelas.
3. Budaya yang digerakkan oleh proses menekankan kualitas dan kepuasan
    pelanggan dan memfokuskan pada proses untuk memperbaiki kualitas dan
    memenuhi kewajiban kepada para pelanggan. Organisasi dengan budaya
    yang digerakkan proses memenuhi komitmen mereka kepada para pelanggan
    sehingga mendapatkan kepercayaan mereka.
4. Budaya yang berdasarkan waktu berupaya mengurangi biaya dan dengan
    cepat membawa produk-produk baru dan jasa ke pasar. Organisasi dengan
    budaya yang berdasarkan waktu mengurangi waktu siklus, mengembangkan
    produk-produk dan jasa baru, mempertahankan rasa kemendesakan yang
    tinggi dan menyesuaikan diri dengan cepat. Kebanyakan perusahaan dot.com
    berupaya menciptakan tipe budaya ini di dalam organisasi mereka.
5. Budaya jaringan, yang terjadi dengan munculnya perusahaan virtual,
    mendesain kerja di sekitar aliansi yang mengandung kompetensi yang
    diperlukan organisasi untuk bersaing. Organisasi dengan budaya jaringan
    mengembangkan produk-produk dan jasa baru, menangkap peluang, dan
    menggunakan sumber-sumber daya luar secara efektif.

Keempat Tipe Harrison

Harrison (1972) mengidentifikasikan empat tipe budaya yang ditemukan di dalam
organisasi sebagai budaya kekuasaan, budaya peran, budaya dukungan, dan
budaya prestasi.
1. Budaya kekuasaan ditemukan apabila manajer senior menggunakan
   pengaruh yang besar serta kekuasaan di dalam organisasi, dan manajer
   kemungkinan mengelola dengan cara yang otokratis.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       36
2. Budaya peran berhubungan dengan situasi dimana posisi di dalam organisasi
   yang birokratis merupakan titik pusat perhatian.
3. Budaya dukungan berlaku apabila organisasi memiliki nilai-nilai dan
   mekanisme untuk mengintegrasikan orang-orang di dalam suatu masyarakat.
   Budaya ini meningkatkan rasa bermasyarakat.
4. Budaya prestasi menghargai keberhasilan dan prestasi pribadi. Iklim ini
   mendukung orang-orang untuk melaksanakan inisiatif mengembangkan diri
      .
Fungsi Budaya

Judith R. Gordon (2002)
Manager menggunakan budaya untuk sejumlah fungsi:
1. Mendukung strategi bisnis organisasi, para manajer menggunakan budaya
    guna mendukung pertumbuhan bisnis.
2. Menetapkan cara-cara yang bisa diterima manajer berinteraksi dengan
    pihak eksternal, seperti pemegang saham, pemerintah atau para pelanggan.
    Mereka bertanya tentang pengalaman dari orang yang berinteraksi dengan
    pihak eksternal.
3. Mengambil keputusan staffing. Para pekerja yang tidak bekerja keras atau
    tidak cocok dalam budaya informal kemungkinan akan mengalami masalah
    kinerja.
4. Menetapkan kriteria kinerja. Manajer dan pegawai lainnya bisa dievaluasi
    atas dasar kemampuan mereka untuk memenuhi standar yang konsisten
    dengan budaya.
5. Membimbing sifat hubungan antar personal yang bisa diterima di
    perusahaan. Budaya perusahaan mendorong para manajer dan pekerja untuk
    menghargai keterampilan dan komunikasi satu sama lain.
6. Memilih gaya manajemen yang tepat. Budaya pekerja yang ada dalam
    organisasi dapat menentukan gaya manajemen.

4 Fungsi Budaya

1. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006)
   Di dalam suatu organisasi, budaya mempunyai empat fungsi.
       a. Pertama, budaya memberikan rasa identitas bagi anggota-anggotanya
          dan meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                    37
b. Kedua, budaya merupakan alat untuk menciptakan makna bagi
           anggota organisasi. Budaya memberikan cara bagi para pegawai untuk
           menafsirkan makna acara-acara organisasi.
        c. Ketiga, budaya memperkuat nilai-nilai pada organisasi.
        d. Keempat, budaya berfungsi sebagai mekanisme kontrol untuk
           membentuk perilaku.

2. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007)
   Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi.
      a. Pertama, budaya mempunyai peranan mendefinisikan batasan;
         artinya, budaya menciptakan perbedaan antara satu organisasi
         dengan organisasi lainnya.
      b. Kedua, organisasi menyampaikan perasaan identitas bagi anggota
         organisasi.
      c. Ketiga, budaya memudahkan penciptaan komitmen terhadap sesuatu
         yang lebih besar dari pada kepentingan pribadi seseorang.
      d. Keempat, budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial.
      e. Kelima, budaya berfungsi sebagai pembuat makna dan mekanisme
         kontrol yang membimbing dan membentuk sikap-sikap dan perilaku
         para pegawai.

4 Tipe Dasar Budaya Organisasi

Jerald Greenberg, Robert A.Baron (2003)
1. Networked culture. Tipe organisasi ini ditandai oleh level sociability yang
    tinggi dan level solidaritas yang rendah. Budaya berjaringan sangat
    bersahabat dan ceria (networked culture).
2. Mercenary culture (budaya tentara bayaran). Budaya organisasi ini ditandai
    oleh rendahnya tingkat sociability dan tinggi solidaritas.
3. Budaya yang terfragmentasi. Budaya organisasi ini ditandai oleh rendahnya
    solidaritas dan rendahnya sociability.
4. Budaya komunal. Budaya ini ditandai oleh tingginya sociability dan tingginya
    solidaritas.




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       38
Tipe Budaya Organisasi
(Robert Kreitner, Angelo Kinicki, 2007)


   TIPE UMUM
                                        KARAKTERISTIK ORGANISASI
     BUDAYA

   Konstruktif        1. Organisasi yang melakukan segala sesuatu dengan baik
                         dan menghargai anggota organisasi yang menetapkan
                         dan mencapai tujuan-tujuan mereka. Anggota
                         diharapkan menetapkan tujuan-tujuan yang menantang
                         tetapi realistis, membuat rencana untuk mencapai
                         tujuan-tujuan ini, dan mengejarnya dengan bersemangat
                         (mengejar keunggulan standar)
                      2. Organisasi yang menghargai kreatifitas, kualitas daripada
                         kuantitas, dan pencapaian tugas dan pertumbuhan
                         individu. Anggota-anggota didorong untuk mendapatkan
                         kenikmatan dari kerja mereka, mengembangkan diri
                         mereka sendiri, dan mengambil kegiatan yang baru
                         (Berpikir dengan cara yang unik dan mandiri).
                      3. Organisasi yang dikelola dengan cara yang partisipatif
                         dan berorientasi pada orang. Anggota-anggota
                         diharapkan supportif, konstruktif, dan terbuka terhadap
                         pengaruh di dalam berurusan satu sama lain.
                         (Membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang)

  Pasif-defensif      1. Organisasi dimana konflik dihindarkan dan hubungan
                         interpersonal menyenangkan – paling tidak di
                         permukaan. Anggota-anggota merasa bahwa mereka
                         harus sepakat, mendapatkan penerimaan, dan disukai
                         oleh orang lain. (“Bersepakat dengan orang lain”).
                      2. Organisasi yang konservatif, tradisional, dan
                         dikendalikan secara birokratis. Anggota-anggota
                         diharapkan menyesuaikan diri, mengikuti aturan-aturan,
                         dan memberikan kesan yang baik. (Selalu mengikuti


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                            39
kebijakan dan praktek-praktek).
                      3. Organisasi dikendalikan secara hirarkis dan non-
                         partisipatif. Pengambilan keputusan yang tersentralisasi
                         di dalam organisasi tersebut membuat anggota-anggota
                         hanya melakukan apa yang dikatakan dan
                         mengklarifikasi semua keputusan dengan atasan
                         mereka. (Menyenangkan mereka yang mempunyai
                         posisi memegang otoritas).
                      4. Organisasi yang gagal memberikan imbalan atas
                         keberhasilan tetapi menghukum kesalahan. Sistem
                         imbalan negatif ini mengakibatkan anggota-anggota
                         menggeser tanggung jawab kepada orang lain dan
                         menghindari tanggung jawab disalahkan atas kesalahan
                         (Menunggu orang lain bertindak lebih dahulu).


 Agresif-defensif     1. Organisasi dimana konfrontasi dan negatifisme diberi
                         imbalan. Anggota-anggota memperoleh status dan
                         pengaruh dengan kritis sehingga terpaksa menentang
                         ide-ide orang lain (menunjukkan kelemahan).
                      2. Organisasi yang non-partisipatif yang disusun
                         berdasarkan atas otoritas yang melekat pada posisi
                         anggota organisasi. Anggota-anggota percaya mereka
                         akan diberi imbalan karena bertugas, mengendalikan
                         bawahan, dan pada saat yang sama tanggap terhadap
                         tuntutan atasan (Membangun basis kekuasaan sendiri).
                      3. Menang adalah dihargai dan anggota-anggota diberi
                         imbalan karena mengungguli satu sama lain. Anggota-
                         anggota beroperasi dalam kerangka “kalah-menang” dan
                         percaya mereka harus bekerja keras melawan rekan-
                         rekan mereka untuk dikenal. (Menjadikan pekerjaan
                         sebagai kontes).
                      4. Organisasi dimana perfeksionisme, persistensi dan kerja
                         keras dihargai. Anggota-anggota mereka harus
                         menghindari kesalahan, mengikuti segala sesuatu, dan
                         bekerja dengan jam kerja yang lebih panjang untuk
                         mencapai tujuan-tujuan yang didefinisikan secara sempit
                         (Melakukan segala sesuatu dengan sempurna).




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                           40
Jenis Budaya Organisasi

Laurie J. Mullins (2005)
1. Budaya kekuasaan tergantung pada sumber sentral dengan poros pengaruh
   dari figur sentral pada keseluruhan organisasi. Budaya kekuasaan seringkali
   ditemukan pada organisasi entrepreneur kecil dan mengandalkan
   kepercayaan, empati dan komunikasi pribadi untuk efektifitasnya.
   Pengendalian dilakukan dari pusat dengan pemilihan orang-orang kunci.
   Terdapat beberapa aturan dan prosedur, dan sedikit birokrasi. Ini merupakan
   suatu organisasi politik dengan keputusan terutama diambil berdasarkan
   keseimbangan pengaruh.

2. Budaya peran seringkali dipandang dengan stereotype sebagai birokrasi dan
   bekerja dengan logika dan rasionalitas. Budaya peran mengandalkan pada
   kekuataan “pilar” organisasi yang kuat – yaitu fungsi-fungsi spesialis misalnya
   di dalam keuangan, pembelian dan produksi. Pekerjaan dan interaksi antara
   pilar dikendalikan oleh prosedur dan aturan, dan dikoordinasikan oleh
   sekelompok kecil manajer senior. Deskripsi peran atau pekerjaan seringkali
   lebih penting dari pada individu dan kekuatan posisi.

3. Budaya tugas adalah berorientasi pada pekerjaan atau proyek. Dilihat dari
   segi struktur budaya tugas bisa disamakan dengan sebuah jaringan organisasi.
   Budaya tugas berusaha mengumpulkan sumber-sumber daya dan orang-
   orang yang tepat, dan menggunakan kekuatan yang menyatukan kelompok
   tersebut. Pengaruh tersebar luas dan lebih berdasarkan kepada kekuasaan
   keahlian dari pada jabatan atau posisi atau kekuasaan pribadi.

4. Budaya pribadi adalah dimana individu merupakan fokus sentral. Adanya
   setiap struktur adalah untuk melayani individu yang ada di dalamnya. Ketika
   suatu kelompok orang memutuskan bahwa mereka berkepentingan untuk
   berkumpul untuk melakukan urusan mereka dan berbagi ruang kantor,
   peralatan atau tenaga administrasi maka organisasi yang muncul akan
   mempunyai budaya pribadi. Contoh-contoh dari hal itu adalah kelompok
   pengacara, arsitek, dokter atau konsultan. Individu hampir mempunyai
   otonomi yang penuh dan setiap pengaruh terhadap mereka kemungkinan
   berdasarkan kekuasaan pribadi.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          41
Fungsi Dasar Budaya Organisasi

Jerald Greenberg, Robert A.Baron (2003)
Fungsi-fungsi dasar Budaya Organisasi:

    1. Budaya memberikan perasaan identitas. Semakin terdefinisikan dengan
       jelas suatu organisasi mempunyai persepsi dan nilai-nilai bersama,
       semakin menjadi kuat hubungan orang-orang dengan misi organisasi
       mereka dan merasa menjadi bagian penting dari organisasi tersebut.

    2. Budaya menimbulkan komitmen terhadap misi organisasi.
       Tetapi ketika ada budaya yang kuat dan dominan, orang-orang merasa
       bahwa mereka merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang lebih
       besar dan terorganisasi dengan baik dan terlibat di dalam keseluruhan
       kerja organisasi.

    3. Budaya menjelaskan dan memperkuat standar perilaku. Budaya
       membimbing kata-kata dan perbuatan para pegawai, yang menjelaskan
       apa yang harus mereka lakukan atau katakan pada situasi tertentu,
       terutama berguna bagi pegawai baru.



Fungsi Budaya Organisasi

Robert Kreitner, Angelo Kinicki (2007)
Suatu budaya organisasi memenuhi empat fungsi

1. Memberikan identitas kepada anggota organisasi.
2. Memudahkan komitmen kolektif.
3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Stabilitas sistem sosial mencerminkan
   sejauh mana lingkungan kerja dipersepsikan sebagai positif dan memperkuat,
   dan sejauh mana konflik perubahan dikelola secara efektif.
4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota organisasi memahami
   lingkungan mereka. Fungsi budaya ini membantu memahami kenapa



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       42
organisasi melakukan apa yang dilakukannya untuk mencapai tujuan-tujuan
    jangka panjangnya.


Fungsi Budaya

Taliziduhu Ndraha (1997)
    1. sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
    2. sebagai pengikat suatu masyarakat
    3. sebagai sumber
    4. sebagai kekuatan penggerak
    5. sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
    6. sebagai pola perilaku
    7. sebagai warisan
    8. sebagai substitusi (pengganti) formalisasi
    9. sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
    10. sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara
        sehingga terbentuk nation-state




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                   43
Catatan :




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc   44
UJIAN TENGAH SEMESTER
                                     (Tatap Muka 7)


SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER.
1. Sebutkan definisi Budaya Organisasi menurut anda dan jelaskan !
2. Apa yang anda pahami dengan NILAI dan berikan contoh?
   (contoh bisa berupa kebersihan, kejujuran dll)
3. Sebutkan 5 macam unsur-unsur budaya dan jelaskan (diluar nilai) dan berikan
   dengan contoh!
4. Sebutkan 5 tipe budaya dan berikan contoh !
5. Jelaskan 5 fungsi budaya dan berikan contoh !




BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                      45
PROSES BUDAYA ORGANISASI
                                    (Tatap Muka 8,9)



Pendirian, Sikap, Perilaku dan Raga

Taliziduhu Ndraha (1997)
1. Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu dan menunjukkan
    aktualisasi pendirian. Ia menunjukkan arah, potensi dan dorongan menuju
    sesuatu itu.
2. Perilaku adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu
    kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan
    (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi).
3. Jika perilaku diibaratkan software, maka agar dapat diamati ia harus direkam.
    Melalui rekaman ia diperagakan.
4. Hubungan antara pendirian, sikap, perilaku dan raga dapat dijelaskan dengan
    gambar sebagai berikut PendirianSikapPerilakuRaga

Hubungan antara Pendirian dengan Sikap

Taliziduhu Ndraha (1997)
1. Pendirian bersifat abstrak. Ia terlihat melalui sikap. Pendirian dapat diukur
    berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap diukur dengan tolok positif,
    ambivalen atau negatif, tetap atau berubah.
2.
                                 Ket:
                                 X1 dan X2 adalah pendirian dan sikap
                                 Y adalah faktor eksternal

   Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa jika sikap seseorang berubah,
   maka perubahan itu tidak bersumber dari pendirian melainkan dari sumber
   lain di luar.
3. Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yang datang dari luar (lingkungan) dan
   kepentingan yang disadari (dari dalam) oleh yang bersangkutan. Hal ini dapat
   digambarkan sebagai model:



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                        46
Hubungan antara Perilaku dengan Raga

Taliziduhu Ndraha (1997)
1. Agar perilaku dapat direkam, ia harus menampilkan dirinya dalam suatu
    peragaan. Hubungan antara perilaku dengan raga dapat ditunjukkan pada
    gambar di bawah ini




2. Hubungan antara perilaku dan raga merupakan sebuah siklus dan bisa
   berulang-ulang. Melalui perulangan terbentuk pola perilaku di dalam
   masyarakat.

Proses Budaya

Taliziduhu Ndraha (1997)
Pengertian
Proses budaya adalah proses terbentuknya (pembentukan) budaya, dari BSI
(Budaya Sebagai Input) menjadi BSO (Budaya Sebagai Output), dalam suatu
organisasi atau perusahaan, yang terdiri dari sejumlah subproses yang jalin-
menjalin.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                    47
Kontak Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Kontak budaya adalah pertemuan antara nilai baru dengan nilai lama, yang
terjadi di luar maupun di dalam organisasi.

Tabrakan (Benturan) Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Dapat dibedakan atas kontak lunak dan kontak keras, dan dapat juga dibedakan
menurut model komunikasi.

Penggalian Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Sasaran penggalian budaya adalah sistem nilai yang dihadirkan melalui 1. raga, 2.
perilaku, 3. sikap, dan 4. basics

Seleksi Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Seleksi budaya terdiri dari 1. seleksi alam (yang unggul yang hidup, struggle for
life, survival of the fittest), 2. seleksi sosial berdasarkan mekanisme kontrol
selesai, (yang sesuai yang diterima) atau 3. seleksi manajemen budaya yang
terprogram

Terbentuknya Budaya, Pembentukan Budaya, Pemantapan Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Pembentukan budaya memerlukan waktu yang relatif cukup lama, bahkan bisa
ratusan tahun. Pembentukan budaya diawali oleh pendiri organisasi atau
perusahaan. Terbentuknya budaya diharapkan terjadi setelah melalui
pertimbangan rasional. Terbentuknya budaya terjadi melalui proses akomodasi,
akulturasi dan asimilasi.

Sosialisasi Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Cara yang paling efektif untuk sosialisasi adalah melalui “teaching by example”
atau melakukan tindakan spontan menghadapi dan menanggulangi situasi krisis
yang dialami oleh warga organisasi atau masyarakat.

Kontrol Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                         48
Budaya berfungsi sebagai kontrol sosial pada saat ia mampu dan mau
mengendalikan perilaku anggota masyarakat.

Pertahanan Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Pertahanan budaya adalah proses mempertahankan eksistensi dan kepribadian
organisasi.

Konflik Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Konflik budaya timbul jika seseorang berinteraksi dengan orang lain yang
budayanya berbeda dengan menggunakan budayanya sendiri, tanpa
menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan budaya orang lain itu.

Perubahan Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Perubahan budaya terjadi pada tiga level yaitu pada perilaku, sikap dan nilai.

Pewarisan Budaya
Taliziduhu Ndraha (1997)
Pewarisan budaya didasarkan pada beberapa anggapan dasar : 1. pendiri
organisasi merupakan potret zamannya dan dipandang luhur, 2. organisasi yang
semula merupakan milik pendiri telah menjadi milik masyarakat, 3. jika pendiri
meninggal dunia maka kekuasaan akan dilanjutkan oleh penggantinya, 4. terjadi
perubahan sosial yang pesat di segala bidang.

Budaya Sebagai Input

Taliziduhu Ndraha (1997)
1. Sumber BSI: Pendiri Organisasi
    Sumber BSI utama adalah pendiri organisasi. Organisasi dibentuk berdasarkan
    visi pendiri.
2. Sumber BSI: Pemilik Organisasi
    Organisasi sebagian dimiliki oleh pendirinya dan sebagian lagi oleh
    penerusnya. Budaya penerus organisasi adakalanya lemah karena tidak dapat
    merasakan perjuangan mendirikan organisasi. Namun ada pula organisasi
    maju di tangan penerus.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                            49
3. Sumber BSI: SDM Asing
   Budaya organisasi SDM asing lebih cocok dengan manajemen modern yang
   menuntut profesionalisme dan kemampuan berbisnis global.
4. Sumber BSI: Luar Organisasi
   SDM bermutu dari luar diharapkan mampu menghembuskan iklim baru dan
   segar di dalam organisasi dan menyumbangkan nilai-nilai baru dan relevan
   bagi proses pembentukan dan pembaruan BO.
5. Sumber BSI: yang Berkepentingan
   Pihak-pihak yang berkepentingan di antaranya adalah pemegang saham,
   manajemen, pelanggan, pemerintah, bank, pesaing dan sebagainya.
6. Sumber BSI: Masyarakat
   Bagi Indonesia, sumber utama BSI sesungguhnya adalah masyarakat budaya
   Indonesia yang bhinneka sifatnya.
7. Enklavisme, Eksklavisme dan Intervensi Budaya
   Jika antara organisasi dan masyarakat tidak tersedia akses kontak dan
   komunikasi budaya, dan organisasi tidak memberikan kesempatan bagi
   lingkungan untuk menyumbangkan BSI bagi organisasi, maka timbul gejala
   enklavisme (enclavism) dan eksklavisme (exclavism) budaya.
   Gejala intervensi budaya dapat dicontohkan dengan campur tangan
   kekuasaan di dalam BSI, sehingga BSI tidak murni lagi.

Budaya sebagai Output (BSO): Budaya Organisasi

Taliziduhu Ndraha (1997)
Pengertian
Budaya sebagai output (BSO) adalah potret atau rekaman hasil proses budaya
yang berlangsung di dalam suatu organisasi atau perusahaan, pada suatu saat.
1. Anggapan Dasar, Kepercayaan Dasar, Visi dan Misi
    Asumsi dasar dan kepercayaan (atau keyakinan) dasar merupakan pondasi
    budaya, baik budaya pribadi, budaya kelompok, maupun BO.
    Visi adalah gambaran mengenai hal-hal atau kondisi yang dapat dan akan
    terjadi di masa depan.
    Misi adalah apa yang dapat, akan atau harus dilakukan di dalam kondisi yang
    akan datang
2. Hubungan antara BSI dengan BSO
    Hubungan antara BSI dengan BSO adalah hubungan antara input dengan
    output melalui sebuah proses, yaitu proses budaya, lengkapnya proses input-
    output-outcome-feedback.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       50
3. Hubungan antara Nilai dengan Budaya
   Nilai sebagai salah satu unsur masukkan ke dalam organisasi diproses menjadi
   BSO yang bersangkutan. BSO pada gilirannya berfungsi sebagai alat
   pembentuk nilai baru atau nilai tambah.
4. Hubungan antara Budaya dengan Manajemen
   Budaya membentuk perilaku manajerial. Faktor budaya dengan muatan nilai
   tertentu mendorong penggunaan pendekatan manajerial dalam menghadapi
   kondisi tertentu.
5. Hubungan antara Budaya dengan Kinerja Ekonomi
   Nilai dan perilaku khusus diperlukan agar organisasi mampu menyesuaikan
   diri dengan perubahan.
6. Hubungan antara Budaya dengan Keunggulan Bisnis
   Budaya dengan cermat mencatat dan memperhatikan semua sikap dan
   perilaku informal yang terdapat (berlangsung) di kalangan unit kerja, yang
   dilakukan demi keinginan dan kepuasan konsumen, sehingga sistem informasi
   terpusat justeru menghargai dan mendorong aktivitas informal di atas.
7. Hubungan antara Budaya dengan Kepemimpinan
   Budaya organisasi terbentuk melalui tindakan dan perilaku para pendiri
   sebagai strong leaders. Keberhasilan perusahaan berawal dari kepemimpinan
   para pendirinya.

3 Proses BO

Joseph E. Champoux (2006)
Manajer organisasi modern menghadapi tiga proses budaya organisasi yaitu:

1. Menciptakan BO
   Joseph E. Champoux (2006)
   Menciptakan budaya organisasi upaya sadar untuk membangun jenis budaya
   organisasi tertentu. Ini terjadi ketika seorang pengusaha membentuk sebuah
   organisasi untuk mengejar suatu visi atau ketika manajer dari organisasi yang
   ada membentuk unit operasional baru. Budaya baru memerlukan suatu
   ideologi yang bisa dipahami, meyakinkan, dan dibahas secara luas. Ideologi
   tersebut merupakan alat penting membawa komitmen anggota organisasi
   kepada visi.

2. Mempertahankan BO
   Joseph E. Champoux (2006)
   Mempertahankan budaya organisasi tidak berarti bahwa manajer menerima
   secara pasif dan tidak kritis terhadap nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar dari

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                          51
budaya sekarang. Mempertahankan budaya menghadapkan manajer pada
    dilema. Mereka ingin berpegang pada nilai-nilai yang berhasil di masa lalu,
    tetapi juga perlu mempertanyakan apakah nilai-nilai tersebut benar bagi
    lingkungan organisasi tersebut.

3. Merubah BO
   Joseph E. Champoux (2006)
   Merubah budaya organisasi mengharuskan melepaskan beberapa ciri budaya
   lama dan menciptakan ciri-ciri baru. Besar dan kedalaman perubahan
   bervariasi tergantung pada sejauh mana perbedaan antara budaya baru yang
   diinginkan dan budaya lama. Misalnya, merubah budaya suatu organisasi
   yang mempunyai tenaga kerja yang homogen menjadi budaya yang
   menghargai keragaman akan memerlukan upaya yang panjang. Perubahan ini
   akan menjangkau sampai dalam ke struktur budaya organisasi selama
   bertahun-tahun.

Perubahan Budaya

Stephen P. Robbins (2005)
   Terjadi krisis yang dramatis. Ini adalah goncangan yang merongrong status
   quo dan mempertanyakan relevansi budaya sekarang. Contoh-contoh dari
   krisis seperti ini adalah kemunduran finansial yang mengagetkan, hilangnya
   pelanggan utama, atau terobosan terknologi dramatis oleh pesaing
   Perubahan kepemimpinan. Kepemimpinan puncak yang baru, yang bisa
   memberikan nilai-nilai alternatif, mungkin dipersepsikan sebagai yang lebih
   mampu menangani krisis
   Organisasi yang muda dan kecil. Semakin muda organisasi semakin kurang
   berakar budayanya. Demikian juga, lebih mudah bagi manajemen untuk
   mengkomunikasikan nilai-nilainya ketika organisasi kecil
   Budaya yang lemah. Semakin lemah suatu budaya semakin tinggi tingkat
   kesesuaian diantara anggota-anggota mengenai nilai-nilainya. Sebaliknya,
   budaya yang lemah lebih mudah untuk merubahnya dari pada budaya yang
   kuat.

Merubah Budaya Organisasi

1. Judith R. Gordon (2002)
       LANGKAH 1: Ambil sebuah organisasi dimana anda menjadi anggota.
       Organisasi bisa klub, tim, kelompok kerja, departemen, dan lain-lain.

BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       52
LANGKAH 2: Identifikasi unsur-unsur penting dari budaya.
         LANGKAH 3: Pilih satu dimensi. Buat sebuah rencana untuk merubah
         dimensi tersebut. Kalau bisa spesifik. Buat daftar langkah-langkah
         tindakan dan jadwal untuk merubah dimensi tersebut.
         LANGKAH 4: Laksanakan perubahan tersebut
         LANGKAH 5: Diskusi. Secara individu, atau dalam kelompok kecil, atau
         dengan seluruh kelas, jawablah pertanyan yang berikut ini;
    1.   Apa yang merupakan unsur-unsur penting dari budaya ?
    2.   Dimensi mana yang anda dan teman anda bahas?
    3.   Bagaimana anda merencanakan perubahan dimensi yang anda pilih?
    4.   Permasalahan apa yang anda hadapi di dalam melaksanakan
         perusahaan ?
    5.   Apakah perubahan tersebut efektif?

2. Eugene McKenna (2006)
   cara untuk merubah budaya organisasi adalah norma-norma dan perilaku
   yang diinginkan harus dibuat eksplisit, lalu kemudian diperkuat oleh top
   management.

3. Eugene McKenna (2006)
   O’Reilly (1989) telah mengenali empat pendekatan terhadap pengembangan
   budaya organisasi:
      1. Partisipasi
      2. Informasi dari orang lain
      3. Tindakan simbolis; dan
      4. Sistem imbalan komprehensif

Model Perubahan Budaya

Derek Rollinson (2005)
Hampir semua model perubahan budaya berasal dari proses 4 langkah yang
disarankan oleh Silverzweigh dan Allen (1976), yang dirangkumkan di bawah ini.
    Langkah 1: Menganalisis Budaya yang ada sekarang
    Ini bisa dilakukan dengan survei        mengenai anggota-anggota untuk
    menciptakan tujuan tertentu bagi perubahan budaya.
    Langkah 2: Mengalami Budaya tersebut
    Disini anggota organisasi diberikan peluang untuk menyelidiki budaya yang
    ada sekarang, mengidentifikasi disfungsinya dan berpartisipasi di dalam
    mengidentifikasi budaya yang diperlukan.


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                      53
Langkah 3: Pemasangan Sistem
    Disinilah dimana proses perubahan sebenarnya terjadi, biasanya dengan
    menggunakan lokakarya diskusi kelompok. Partisipasi aktif dari para
    pemimpin organisasi dikatakan penting pada tahapan ini, terutama untuk
    memberikan sesuatu kepada mereka yang berada di bawah untuk menjadi
    model perilaku mereka. Biasanya diakui bahwa jika tidak diselesaikan secara
    efektif, kemungkinan yang terjadi adalah perubahan di atas permukaan
    misalnya orang-orang berusaha untuk menyenangkan mereka yang berada di
    atas dengan menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mereka percaya ingin
    dilihat oleh top management.
    Langkah 4: Evaluasi Yang terus-menerus
    Disinilah tingkat perubahan sebenarnya dinilai dan jika perlu, metode-
    metode lain digunakan untuk menimbulkan atau memperkuat budaya yang
    diinginkan.

Menciptakan Budaya Organisasi

1. Judith R. Gordon (2002)




2. Ricky W. Griffin, Gregory Moorhead (2007)
   Langkah 1 - Merumuskan nilai-nilai strategis
   Langkah 2 - Mengembangkan nilai-nilai budaya
   Langkah 3 - Menciptakan visi
   Langkah 4 – Memulai strategi implementasi
   Langkah 5 - Memperkuat perilaku budaya



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       54
Membangun Budaya Organisasi

Jennifer M. George, Gareth R. Jones (2002)
1. Sifat dari budaya pendirinya, yang ditetapkannya untuk budaya perusahaan.
2. cara lain untuk membangun budaya adalah melalui rapat pemegang saham
   tahunan
Mempertahankan Budaya Organisasi

Judith R. Gordon (2002)
    1. Perilaku terjadi, seperti merekrut pegawai baru
    2. Manajer dan pegawai membenarkan budaya yang ada
    3. Manajer dan pegawai mengkomunikasikan karakteristik budaya ke orang-
        orang di dalam dan di luar organisasi
    4. Manajer merekrut dan mensosialisasikan anggota-anggota yang cocok
        dengan budaya tersebut
    5. Manajer mengeluarkan pekerja yang tidak cocok




Bagaimana Budaya Tertanam Di dalam Organisasi

Robert Kreitner, Angelo Kinicki (2007)
1. Pernyataan formal mengenai filosofi organisasi, misi, visi, nilai-nilai dan
   materi yang digunakan untuk merekrut, menseleksi, dan sosialisasi. Misalnya,
   menciptakan tiga keyakinan dasar atau nilai-nilai yang mencerminkan inti


BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                       55
budaya organisasi. Ketiganya adalah (1) penghargaan terhadap individu (2)
    pelayanan kepada pelanggan, dan (3) berusaha mencapai keunggulan.
2. Desain ruang fisik, lingkungan kerja, dan bangunan. Misalnya perusahaan
   berupaya menciptakan budaya yang lebih enterpreneurial dengan
   membangun fasilitas baru
3. Slogan, bahasa, singkatan dan ucapan-ucapan. Misalnya, perusahaan
   mempromosikan keinginannya untuk memberikan pelayanan kepada klien
   melalui slogan “apapun kami lakukan”. Para pegawai didorong untuk
   melakukan apa yang diperlukan untuk melampaui harapan-harapan
   pelanggan.
4. Model peran yang dibuat secara sadar, program pelatihan, pengajaran, dan
   bimbingan oleh manajer dan supervisor. Misalnya mencontohkan nilai
   perusahaan dengan berpakaian model tertentu di acara pesta.
5. Imbalan eksplisit, status simbol (misalnya gelar) dan kriteria promosi.
   Misalnya merubah budaya perusahaan dengan menciptakan sejumlah kriteria
   dan insentif bagi para pegawai.
6. Cerita-cerita, legenda, atau mitos mengenai orang-orang dan kejadian
   penting. Misalnya dengan memberikan cerita-cerita keberhasilan perusahaan
   yang dapat memperkuat komitmen
7. proses, atau outcome yang diperhatikan, diukur dan dikendalikan para
   pemimpin. Misalnya perusahaan melakukan upaya terpadu untuk mengukur,
   mengendalikan dan memberikan imbalan atas cost efficiency.
8. Reaksi para pemimpin terhadap kritik dan krisis organisasi. Misalnya
   perusahaan yang memberikan penjelasan atas kesalahan perusahaan.
9. Aliran kerja dan struktur organisasi. Struktur hirarkis kemungkinan
   menanamkan orientasi terhadap kontrol dan otoritas daripada organisasi
   yang lebih rata. Para pemimpin dari banyak organisasi berupaya
   memberdayakan para pegawai dan meningkatkan keterlibatan pegawai.
10. Sistem dan prosedur organisasi. Misalnya perusahaan menggunakan berbagai
    prosedur untuk memperkuat budaya yang memfokuskan pada
    pengembangan diri.
11. Tujuan-tujuan organisasi dan kriteria yang dikaitkan dengan rekruitmen,
    seleksi, pengembangan, promosi, PHK, dan pemensiunan orang-orang.
    Misalnya perusahaan memperkuat budaya kinerja tinggi dengan menetapkan
    tujuan-tujuan yang menantang.



BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc                     56
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)sudarsono mr
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAfathiyahfenny
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK9elevenStarUnila
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiPT Lion Air
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Lisca Ardiwinata
 
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya ManusiaKonsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusialia170494
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...padlah1984
 
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixManajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixDayana Florencia
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Put Herma
 

Mais procurados (20)

Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan Inovasi
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
Contoh Soal dan Jawaban untuk MSDM
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya ManusiaKonsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko dan ketidakpastian ( mursanto &amp...
 
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixManajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
 
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
Manajemen SDM (Rekrutmen & Seleksi)
 
Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)Kompensasi (MSDM)
Kompensasi (MSDM)
 
Manajemen Kinerja
Manajemen KinerjaManajemen Kinerja
Manajemen Kinerja
 

Semelhante a BUDAYA ORGANISASI

PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIMira Veranita
 
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...Stanislaus Budiyanto
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan PerubahanCulture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan PerubahanRiskaIndriani4
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasiSomewhere
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaFitriana Jinne
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptLisandri2
 
Budaya Organisasi dan Perubahannya
Budaya Organisasi dan PerubahannyaBudaya Organisasi dan Perubahannya
Budaya Organisasi dan PerubahannyaAde Intan
 
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdfJullpaar
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasimankoma2013
 
Perilaku organisasi
Perilaku  organisasiPerilaku  organisasi
Perilaku organisasiWirausaha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasiSiti Sahati
 
perilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianperilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianPT.KK JAGERS
 
Prilaku Organisasi
Prilaku OrganisasiPrilaku Organisasi
Prilaku Organisasipadlah1984
 
Rps perubahan-dan-budaya-organisasi
Rps perubahan-dan-budaya-organisasiRps perubahan-dan-budaya-organisasi
Rps perubahan-dan-budaya-organisasiHasim Abdullah
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiKaris Yogya
 
Organizational culture
Organizational cultureOrganizational culture
Organizational cultureMiaDwiPratiwi
 

Semelhante a BUDAYA ORGANISASI (20)

PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...
Mpa 1, hendro budiyanto, hapzi ali, literature review, conceptual framework, ...
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
 
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan PerubahanCulture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerja
 
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.pptPERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
PERILAKU_ORGANISASI_ppt.ppt
 
Budaya Organisasi dan Perubahannya
Budaya Organisasi dan PerubahannyaBudaya Organisasi dan Perubahannya
Budaya Organisasi dan Perubahannya
 
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf
(CAHPTER 1) PERILAKU ORGANISASI (organizatin behavior).pdf
 
Teori Budaya Organisasi
Teori Budaya OrganisasiTeori Budaya Organisasi
Teori Budaya Organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku  organisasiPerilaku  organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
perilaku ke organisasian
perilaku ke organisasianperilaku ke organisasian
perilaku ke organisasian
 
Prilaku Organisasi
Prilaku OrganisasiPrilaku Organisasi
Prilaku Organisasi
 
Rps perubahan-dan-budaya-organisasi
Rps perubahan-dan-budaya-organisasiRps perubahan-dan-budaya-organisasi
Rps perubahan-dan-budaya-organisasi
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
 
Kebudayaan Organisasi
Kebudayaan OrganisasiKebudayaan Organisasi
Kebudayaan Organisasi
 
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur MuspitaBab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
Bab 9 budaya organisasi_Novi Catur Muspita
 
Perilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasiPerilaku individu-dalam-organisasi
Perilaku individu-dalam-organisasi
 
Organizational culture
Organizational cultureOrganizational culture
Organizational culture
 

Mais de Roby Irzal Maulana (20)

Roby love mama
Roby love mamaRoby love mama
Roby love mama
 
Robyi
RobyiRobyi
Robyi
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyi
RobyiRobyi
Robyi
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Roby
RobyRoby
Roby
 
Robyi
RobyiRobyi
Robyi
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyirzal
RobyirzalRobyirzal
Robyirzal
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Roby15
Roby15Roby15
Roby15
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Robyirzalmaulana
RobyirzalmaulanaRobyirzalmaulana
Robyirzalmaulana
 
Lamaran
LamaranLamaran
Lamaran
 

Último

menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 

Último (7)

menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 

BUDAYA ORGANISASI

  • 1. BUDAYA ORGANISASI (Tatap Muka 1, 2) Tujuan Pengajaran Memahami budaya organisasi dan mengerti perbedaannya dengan budaya pada umumnya, serta memahami hubungan antara budaya nasional dengan budaya organisasi. Menguraikan peranan pimpinan organisasi dalam proses pembentukan nilai yang selanjutnya berkembang menjadi budaya yang berlaku di organisasi tersebut. Memahami tantangan budaya organisasi dan pengaruh globalisasi ekonomi terhadap budaya organisasi serta memahami teori budaya organisasi yang terpadu. Bahan Bacaan 1. Anne Langdon, Patricia Marshall. Organisational Behaviour. Longman, 1998. 2. Andrew J. DuBrin. Fundamentals of Organizational Behavior. Fourth Edition. Thomson South-Western, 2007. 3. Anthony F. Buono, and James L. Bowditch. The Human Side of Mergers and Acquisitions, Managing Collisions Between Peoples, Cultures, and Organizations. Jossey-Bass, 1989. 4. Darsono P. Budaya Organisasi, Kajian tentang Organisasi, Media, Budaya, Ekonomi, Sosial dan Politik. Diadit Media, 2006. 5. David Buchanan, Andrzej Huczynski. Organizational Behaviour: An Introductory Text. Fifth Edition. Prentice Hall Financial Times, 2004. 6. Debra L. Nelson, James Campbell Quick. Organizational Behavior: Foundations, Realities & Challenges. Fifth Edition. Thomson South-Western, 2006. 7. Derek Rollinson. Organisational Behaviour and Analysis: An Integrated Approach. Third Edition. Prentice Hall Financial Times, 2005. 8. Eugene McKenna. Business Psychology and Organisational Behaviour: A Student’s Handbook. Fourth Edition. Psychology Press, 2006. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 1
  • 2. 9. Eugene McKenna, and Nic Beech. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi, 2000. 10. Fred Luthans. Organizational Behavior. Eleventh Edition. McGraw-Hill, 2008. 11. Geert Hofstede, Cultures and Organizations. United Kingdom: McGraw-Hill, 1991. 12. Geula Lowenberg and Kelly A. Conrad, Current Perspectives in Industrial/Organizational Psychology. Allyn & Bacon, 1998. 13. Gary Johns, Alan M. Saks. Organizational Behaviour: Understanding and Managing Life at Work. Fifth Edition. Addison Wesley Longman, 2001. 14. Gary Johns, Alan M. Saks. Organizational Behaviour: Understanding and Managing Life at Work. Sixth Edition. Pearson Prentice Hall, 2005. 15. Gareth R. Jones. Organizational Theory, Design, and Change: Text and Cases. Fourth Edition. Pearson Prentice Hall, 2004. 16. Geert Hofstede, Gert Jan Hofstede, Michael Minkov. Cultures and Organizations: Software of The Mind: Intercultural Cooperation and Its Importance for Survival. Third Edition. McGraw-Hill, 2010. 17. Jack Wood, Joseph Wallace, Rachid M. Zeffane, Judith Chapman, John R. Schermerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn. Organisational Behaviour: A Global Perspective. Third Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd, 2004. 18. John P. Kotter, and James L. Heskett. Corporate Culture and Performance. Maxwell MacMillan, 1992. 19. John W. Newstrom, and Keith Davis. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. Tenth Edition. McGraw-Hill, 1997. 20. Joseph E. Champoux. Organizational Behavior: Integrating Individuals, Groups and Organizations. Third Edition. Thomson South-Western. 2006. 21. John A. Wagner III, John R. Hollenbeck. Organizational Behavior: Securing Competitive Advantage. Fifth Edition. Thomson South-Western, 2005. 22. Jennifer M. George and Gareth R. Jones. Organizational Behavior. Third Edition. Prentice Hall, 2002. 23. Judith R. Gordon. Organizational Behavior: A Diganostic Approach. Seventh Edition. Prentice-Hall International, Inc, 2002. 24. Jerald Greenberg and Robert A. Baron. Behavior in Organizations. Eighth Edition. Prentice Hall - Pearson Education International, 2003. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 2
  • 3. 25. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson. Organizational Behavior and Management. Seventh Edition. McGraw-Hill, 2005. 26. John R. Schermerhorn, Jr., James G. Hunt, Richard N. Osborn. Organizational Behavior. Ninth Edition. John Wiley & Sons, Inc, 2005. 27. John W. Newstrom. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. Twelfth Edition. McGraw-Hill, 2006. 28. Joyce S. Osland, David A. Kolb, Irwin M. Rubin (Editor). The Organizational Behavior Reader. Seventh Edition. Prentice Hall, 2001. 29. Kim S. Cameron and Robert E. Quinn. Diagnosing and Changing Organizational Culture Based on The Competing Values Framework. Third Edition. Jossey-Bass, 2011. 30. Laurie J. Mullins. Management and Organisational Behaviour. Seventh Edition. Prentice Hall Financial Times, 2005. 31. Mats Alvesson and Stefan Sveningsson. Changing Organizational Culture: Cultural Change Work in Progress. Routledge, 2008. 32. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella. Organizational Behavior: A Strategic Approach. John Wiley & Sons, 2006. 33. Naomi Stanford. Organisation Culture: Getting It Right. The Economist, 2010. 34. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead. Organizational Behavior: Managing People and Organizations. Eighth Edition. Houghton Mifflin Company, 2007. 35. Robert Kreitner, Angelo Kinicki. Organizational Behavior. Seventh Edition. McGraw-Hill, 2007. 36. Robert P. Vecchio. Organizational Behavior: Core Concepts. Sixth Edition. Thomson South-Western, 2006. 37. Retha Wiesner, Bruce Millett (Ed). Management and Organisational Behaviour: Contemporary Challenges and Future Directions. John Wiley & Sons, 2001. 38. Rafael Raga Maran. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. 39. Sarah Rutherford. Women’s Work Men’s Culture: Overcoming Resistance and Changing Organizational Cultures. Palgrave Macmillan, 2011. 40. Stephen P. Robbins. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications. Six Edition. Prentice Hall, 1993. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 3
  • 4. 41. Stephen P.Robbins. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Jilid 2). Jakarta: Prenhallindo, 1996. 42. Stephen P. Robbins. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi, Jakarta: Arcan, 1994. 43. Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior: [Essentials]. McGraw-Hill Irwin, 2007. 44. Stephen P. Robbins, Timothy A Judge. Organizational Behavior. Twelfth Edition. Pearson Prentice Hall, 2007. 45. Stephen P. Robbins, Bruce Millett, Terry Waters-Marsh. Organisational Behaviour. Fourth Edition. Pearson Prentice Hall, 2004. 46. Stephen P. Robbins. Essentials of Organizational Behavior. Eighth Edition. Pearson Prentice Hall, 2005. 47. Taliziduhu Ndraha. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 4
  • 5. Apa Budaya Organisasi? Pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli : 1. David Buchanan & Andrzej Huczynski (2004) kumpulan nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan, tradisi, dan praktek-praktek yang relatif seragam dan bertahan yang sama-sama dimiliki oleh anggota organisasi, yang dipelajari oleh pegawai yang baru masuk, dan diturunkan dari satu generasi pegawai ke generasi berikutnya budaya suatu perusahaan terdiri dari nilai-nilai dan keyakinan, mitos, pahlawan dan simbol-simbol yang mempunyai makna bagi semua pegawai 2. Joseph E. Champoux (2006) aspek yang kompleks dan dalam dari organisasi yang bisa mempengaruhi anggota organisasi budaya organisasi termasuk nilai-nilai, norma-norma, ritus, ritual, ucapara, pahlawan, dan penjahat di dalam sejarah organisasi. aspek yang penting: nilai-nilai bersama, penstrukturan pengalaman dalam suatu organisasi 3. Andrew J. DuBrin (2007) budaya organisasi adalah suatu sistem nilai-nilai dan keyakinan bersama yang mempengaruhi perilaku pekerja. budaya merupakan kekuatan yang demikian dominan di dalam organisasi 4. Jennifer M. George and Gareth R. Jones (2002) budaya organisasi sebagai nilai-nilai informal, norma-norma dan keyakinan yang mengendalikan bagaimana individu dan kelompok di dalam suatu organisasi berinteraksi satu sama lain dan dengan orang lain di luar organisasi. nilai-nilai dan norma-norma di dalam budaya organisasi bisa juga membentuk dan mengendalikan sikap-sikap dan perilaku individu dan kelompok dan kualitas hubungan antar kelompok sarana yang tidak terlalu formal bagaimana suatu organisasi bisa mempengaruhi dan mengendalikan anggotanya untuk membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 5
  • 6. 5. Jennifer M. George and Gareth R. Jones (2002) Nilai terminal adalah tujuan yang diinginkan yang berusaha dicapai oleh suatu organisasi Nilai instrumental adalah mode perilaku yang ingin dijalankan organisasi 6. Judith R. Gordon (2002) budaya organisasi menggambarkan sebagian dari lingkungan internalnya yang menambahkan sejumlah asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai yang sama-sama dimiliki anggota organisasi dan menggunakannya untuk membimbing fungsi mereka. budaya juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dan membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan kekuatan eksternal yang menimbulkan tantangan bisa mempengaruhi cara individu memahami berbagai kejadian, bahkan mempengaruhi perencanaan mereka untuk mengatur dan mempertahankan informasi budaya organisasi yang kuat, tepat secara strategis, dan adaptif mempunyai efek positif terhadap kinerja ekonomi jangka panjang organisasi 7. Jerald Greenberg & Robert A. Baron (2003) budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang terdiri dari sikap-sikap, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku, dan harapan-harapan bersama anggota organisasi nilai-nilai Inti Organisasi  Kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan dan pegawai  Minat terhadap para pegawai yang menghasilkan ide-ide baru  Kesediaan mengambil risiko  Nilai yang diberikan pada orang  Keterbukaan opsi komunikasi yang tersedia  Persahabatan dan keramahan para pegawai terhadap satu sama lain 8. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007) T.E. Deal dan A.A. Kennedy mendefinisikan budaya perusahaan sebagai “cara bagaimana kita melakukan segala sesuatu di sekitar perusahaan” bisa mencakup cara bagaimana perusahaan memproduksi produk- produknya, membayar tagihannya, memperlakukan pegawainya, dan melakukan kerja organisasi lainnya E.H. Schein: pola asumsi-asumsi dasar bahwa suatu kelompok telah menemukan atau mengembangkan cara-cara di dalam pembelajaran BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 6
  • 7. guna menghadapi permasalahan adaptasi eksternalnya dan integrasi internalnya Tom Peters dan Robert Waterman: sejumlah nilai-nilai bersama yang dominan dan koheren yang disampaikan oleh simbol-simbol seperti cerita-cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan dongeng 9. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007) Definisi Budaya Organisasi suatu sistem keyakinan bersama yang dimiliki oleh anggota organisasi nilai-nilai bersama yang kuat, diterima secara luas cara kita melakukan segala sesuatu di organisasi program pikiran secara kolektif keyakinan bersama yang bertahan, yang dikomunikasikan melalui berbagai media simbolis, yang menciptakan makna di dalam kerja orang- orang sejumlah simbol-simbol, upacara, dan mitos yang mengkomunikasikan nilai-nilai dan keyakinan yang melandasinya dari organisasi kepada pegawainya sejumlah nilai-nilai bersama yang dominan dan koheren yang disampaikan oleh simbol-simbol seperti cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan dongeng pola asumsi-asumsi dasar yang ditemukan,dikembangkan suatu kelompok di dalam pembelajaran untuk menghadapi permasalahan adaptasi eksternalnya dan integrasi internalnya budaya organisasi adalah sekumpulan nilai-nilai bersama, seringkali sudah diterima begitu saja, yang membantu orang-orang di dalam suatu organisasi untuk memahami tindakan-tindakan apa saja yang dianggap bisa diterima dan yang mana yang dianggap tidak bisa diterima. Seringkali nilai-nilai ini dikomunikasikan melalui cerita-cerita dan sarana simbolis lainnya 10. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) budaya berhubungan erat dengan kebanyakan konsep-konsep lain di dalam perilaku organisasi, termasuk struktur, kepemimpinan, komunikasi, kelompok, motivasi, dan pengambilan keputusan budaya organisasi bisa negatif jika tidak dikembangkan dengan baik dan dipertahankan. budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang sama-sama dimiliki oleh kebanyakan rekan dan manager dan membawa kepada norma- norma yang mengatur perilaku BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 7
  • 8. kekuatan budaya suatu organisasi berdasarkan atas sejauh mana homogenitas associate dan manager dan lamanya intensitas pengalaman bersama di dalam organisasi 11. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson (2005) budaya o Simbol-simbol, bahasa, ideologi, ritual dan mitos o Script organisasi yang berasal dari script pribadi pendiri organisasi atau pemimpin yang dominan o Merupakan suatu produk; merupakan historis; berdasarkan atas simbol-simbol; dan merupakan abstraksi dari perilaku dan produk perilaku. budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan para pegawai dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola-pola keyakinan, nilai-nilai, dan harapan-harapan Edgar Schein :Suatu pola asumsi-asumsi dasar – yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu ketika dia menghadapi permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internal – yang telah berfungsi yang cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar mempersepsikan, berpikir, dan merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan- permasalahan tersebut budaya menyangkut asumsi-asumsi, adaptasi, persepsi, dan pembelajaran budaya organisasi: cara-cara bagaimana anggotanya belajar berpikir, merasakan, dan bertindak budaya perusahaan adalah konsep lunak dan holistik dengan konsekwensi yang diasumsikan keras aset psikologis dari suatu organisasi, yang bisa digunakan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi terhadap aset finansialnya dalam waktu lima tahun ke depan 12. Gary Johns & Alan M. Saks (2001) budaya bisa dianggap sebagai gaya organisasi, suasana, atau kepribadian budaya organisasi terdiri dari keyakinan bersama, nilai-nilai, dan asumsi- asumsi yang terdiri dari di dalam suatu organisasi keyakinan bersama, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi ini menentukan norma- norma yang berkembang dan pola-pola perilaku yang muncul dari norma- norma ini budaya menggambarkan “cara hidup” yang benar bagi anggota organisasi, yang seringkali menerima pengaruh tanpa bertanya lagi. Seringkali, BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 8
  • 9. budaya suatu organisasi menjadi jelas hanya apabila dibandingkan dengan budaya organisasi lain atau ketika mengalami perubahan. karena budaya melibatkan asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, dan keyakinan, budaya cendrung cukup stabil dengan berjalannya waktu. Disamping itu, sekali budaya itu menjadi mapan, budaya tersebut bisa bertahan meskipun adanya turnover di antara personil organisasi, yang memberikan kelanjutan sosial. kandungan budaya bisa melibatkan masalah-masalah yang merupakan internal atau eksternal bagi organisasi. Secara internal, budaya mungkin mendukung inovasi, pengambilan risiko, atau kerahasiaan informasi. Secara eksternal, budaya mungkin mendukung “customer first” atau berperilaku secara tidak etis terhadap pesaing. budaya bisa mempunyai dampak yang kuat terhadap kinerja organisasi dan kepuasan anggota. 13. Gareth R. Jones (2004) budaya organisasi sebagai sekumpulan nilai-nilai bersama dan norma- norma yang mengendalikan interaksi anggota organisasi satu sama lain dan dengan pemasok, pelanggan dan orang lain di luar organisasi. budaya organisasi mengendalikan cara anggota mengambil keputusan, cara mereka menafsirkan dan mengelola lingkungan organisasi, apa yang mereka lakukan dengan informasi, dan bagaimana mereka berperilaku. Jadi budaya mempengaruhi posisi daya kompetisi organisasi Budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang relatif tetap yang terwujud di dalam norma-norma, aturan-aturan SOP dan tujuan-tujuan organisasi 14. Robert Kreitner & Angelo Kinicki (2007) seperangkat asumsi dasar bersama, yang sudah diterima begitu saja yang dipegang suatu kelompok yang menentukan bagaimana kelompok tersebut mempersepsikan, berpikir dan bereaksi terhadap berbagai lingkungan Pertama, budaya organisasi diturunkan ke para pegawai baru melalui proses sosialisasi, suatu topik yang dibahas nanti di bab ini. Kedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja. Akhirnya, budaya organisasi beroperasi pada level yang berbeda. budaya organisasi dibentuk oleh empat komponen penting: o nilai-nilai pendiri, o industri dan lingkungan bisnis, o budaya nasional, BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 9
  • 10. o dan visi para pemimpin senior dan perilaku mereka 15. Fred Luthans (2008) Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik penting o Keteraturan perilaku yang diamati o Norma-norma o Nilai-nilai yang dominan o Filosofi o Aturan-aturan o Iklim organisasi 16. Eugene McKenna (2006) makna bersama dan nilai-nilai yang sama-sama dimiliki oleh kelompok di dalam masyarakat yang memberikan makna pada tindakan-tindakan mereka masuk ke akar nilai-nilai, simbol-simbol, dan cerita-cerita yang digunakan orang-orang di dalam masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan makna terhadap kehidupan mereka pedoman yang diciptakan secara historis untuk kehidupan dan program mental secara kolektif, dan ini berasal dari asumsi-asumsi yang dalam tidak tidak bisa diakses secara langsung tetapi mungkin tercermin di dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan perilaku individu dan kelompok. Asumsi-asumsi dipelajari, tidak dibawa dari lahir, asumsi-asumsi ini mempunyai pola, sama-sama dimiliki dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya Pettigrew (1979): budaya organisasi terdiri dari perilaku, tindakan- tindakan, dan nilai-nilai yang diharapkan diikuti orang-orang di dalam perusahaan. Moorhead dan Griffin (2004) menyatakan bahwa budaya adalah seperangkat nilai-nilai, yang seringkali sudah diterima tanpa berpikir lagi, yang membantu orang-orang di dalam organisasi untuk memahami tindakan-tindakan mana yang dianggap bisa diterima dan yang dianggap tidak bisa diterima. Suatu pola asumsi-asumsi dasar, yang ditemukan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu ketika kelompok ini belajar menghadapi permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi internalnya, yang bersifat dengan baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar mempersepsikan, berpikir dan merasakan dalam hubungannya dengan permasalahan-permasalahan tersebut BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 10
  • 11. Integrasi berarti bahwa anggota-anggota mengembangkan identitas kolektif dan mampu bekerja dengan baik bsersama-sama. Ini berkaitan dengan hubungan kerja sehari-hari dan menentukan bagaimana orang- orang berkomunikasi di dalam organisasi tersebut, dan juga menciptakan perilaku apa yang bisa diterima atau tidak bisa diterima dan bagaimana kekuasaan dan status dialokasikan Adaptasi adalah suatu kekuatan yang membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya. Ini memudahkan mencapai tujuan-tujuan organisasi dan berurusan dengan pengaruh luar. Aspek budaya ini membantu membimbing kegiatan sehari-hari para pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan bisa membantu organisasi untuk merespon dengan cepat terhadap kebutuhan para pelanggan dan tindakan-tindakan para pesaing. 17. Laurie J. Mullins (2005) Cara yang sederhana dan popular mendefinisikan budaya adalah: ‘bagaimana segala sesuatu dilakukan disini’. Misalnya, Atkinson menjelaskan budaya organisasi sebagai mencerminkan asumsi-asumsi yang melandasinya mengenai cara pekerjaan dilakukan; apa yang “bisa diterima dan tidak bisa diterima”; dan perilaku dan tindakan-tindakan apa yang didorong dan tidak didorong. Kumpulan tradisi, nilai-nilai, keyakinan, dan sikap-sikap yang membentuk konteks yang dominan bagi segala sesuatu yang kita lakukan di dalam suatu organisasi 18. Stephen P. Robbins & Timothy A Judge (2007) budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem makna bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota yang membedakan satu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini, jika diselidiki lebih jauh lagi, merupakan sejumlah karakteristik yang dijunjung tinggi oleh organisasi ini esensi budaya organisasi: o Inovasi dan mengambil risiko o Perhatian pada rincian o Orientasi hasil o Orientasi orang o Orientasi tim o Agresifitas o Stabilitas BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 11
  • 12. 19. Robert P. Vecchio (2006) budaya organisasi sebagai nilai-nilai bersama dan norma-norma bersama yang terdapat di dalam sebuah organisasi dan yang diajarkan kepada para pegawai yang baru masuk budaya organisasi berkaitan dengan keyakinan bersama dan perasaan- perasaan, keteraturan di dalam perilaku, dan proses historis untuk merubah nilai-nilai dan norma-norma 20. Jack Wood dkk (2004) Budaya organisasi tidak bekerja di ruang hampa. Struktur organisasi, desain kerja dan proses serta kebijakan organisasi merupakan cara mengekspresikan budaya yang bisa menghambat apa yang mungkin dipercayai oleh manager Definisi Budaya Organisasi Cara hidup manusia dalam kelompok sosial yang memiliki rancangan hidup serta terorganisasikan dalam suatu sistem yang diperoleh melalui proses belajar. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 12
  • 13. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN (Tatap Muka 3, 4) ASPEK BUDAYA Menurut Eugene McKenna (2006) Budaya organisasi dipersepsikan oleh Trice dan Beyer (1984) terdiri dari empat aspek penting: Ritus dan upacara Cerita-cerita Simbol-simbol dan Bahasa BENTUK BUDAYA Menurut Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007) adalah budaya diturunkan kepada pegawai melalui sejumlah bentuk, dimana yang paling kuat adalah cerita- cerita, simbol-simbol materi, dan bahasa. KARAKTER BUDAYA Menurut Fred Luthans (2008) Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik penting. Sebagian dari yang disepakati adalah : Keteraturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi berinteraksi dengan satu sama lain, mereka menggunakan bahasa yang sama, istilah yang sama, serta ritual yang terkait dengan penghormatan dan perilaku. Filosofi. Ada kebijakan yang menetapkan keyakinan organisasi mengenai bagaimana para pegawai dan/atau para pelanggan diperlakukan. Aturan-aturan. Terdapat pedoman yang ketat yang berhubungan dengan bergaul di dalam organisasi. Pendatang baru harus mempelajari “seluk beluk organisasi” guna diterima sebagai anggota penuh dari kelompok. Iklim organisasi. Ini merupakan “perasaan” secara keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik, cara anggota organisasi berinteraksi, dan cara anggota organisasi berperilaku terhadap para pelanggan atau orang luar lainnya. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 13
  • 14. LEVEL BUDAYA Menurut Laurie J. Mullins (2005) Schein menyarankan suatu pandangan mengenai budaya organisasi berdasarkan atas pembedaan terhadap tiga level budaya: artefak dan ciptaan; nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar. LEVEL BUDAYA Level Budaya organisasi menurut Joseph E. Champoux (2006) Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Tiga level budaya BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 14
  • 15. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) NILAI Pengertian nilai dari beberapa ahli sebagai berikut : 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Nilai-nilai organisasi: hal-hal yang mempunyai nilai pribadi atau organisasi bagi para pendiri atau manajemen senior. Nilai-nilai biasanya berdasarkan atas ajaran-ajaran moral, masyarakat atau agama yang dipelajari di masa kanak-kanak dan diperbaiki melalui pengalaman. 2. Joseph E. Champoux (2006) Nilai-nilai (values) menjelaskan kepada anggota organisasi apa yang “seharusnya” mereka lakukan dalam berbagai situasi. Nilai-nilai sulit untuk dilihat bagi pendatang baru, tetapi dia bisa menemukan dan mempelajarinya. 3. Andrew J.DuBrin (2007) Landasan dari setiap budaya organisasi adalah nilai-nilai. Filosofi perusahaan yang diekspresikan melalui nilai-nilai, dan nilai-nilai BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 15
  • 16. membimbing perilaku setiap hari. Nilai-nilai juga memberi kontribusi langsung terhadap suasana etis di dalam sebuah perusahaan. Sebuah studi menunjukkan, misalnya bahwa ketika top management mempunyai sikap yang longgar terhadap kejujuran, pencurian oleh pegawai meningkat di atas norma 30%. (Dua studi telah menunjukkan bahwa sekitar 30% responden mengakui telah mencuri dari majikan mereka). 4. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) Nilai-nilai adalah kecenderungan secara luas untuk merujuk pada situasi tertentu daripada yang lainnya. Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan dan nilai-nilai tersebut mempunyai sisi plus dan minus. Nilai-nilai ini berhubungan dengan: Jahat vs baik; kotor vs bersih; jelek vs cantik, tidak alami vs alami; abnormal vs normal; paradoksal vs logis; irasional vs rasional. 5. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) Nilai-nilai merupakan hal pertama yang dipelajari anak-anak – secara tidak sadar, tetapi secara implisit. Ahli psikologi perkembangan percaya bahwa menjelang usia 10 tahun, kebanyakan anak-anak telah mempunyai sistem nilai dasar mereka dengan kuat, dan setelah usia tersebut, perubahan sulit untuk dilakukan. Karena nilai-nilai tersebut diperoleh demikian dini di dalam kehidupan kita, banyak nilai-nilai tersebut tetap tidak disadari oleh mereka yang memilikinya. Oleh karena itu nilai-nilai tersebut tidak bisa dibahas, dan juga tidak bisa diamati secara langsung oleh orang luar. Nilai-nilai tersebut hanya bisa disimpulkan dari cara orang bertindak pada berbagai kondisi. 6. Gareth R.Jones (2004) Nilai-nilai adalah kriteria, standar, atau prinsip-prinsip yang membimbing yang digunakan orang-orang untuk menentukan perilaku, kejadian situasi, dan hasil-hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. 7. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Nilai-nilai mencerminkan keyakinan seseorang yang melandasi apa yang seharusnya dan tidak seharusnya. Nilai-nilai seringkali diartikulasikan secara sadar, baik di dalam percakapan dan di dalam pernyataan misi perusahaan atau laporan tahunan. Charles S. Schwab Corporation, sebuah perusahaan keuangan, merupakan model bisnis yang digerakkan oleh nilai-nilai. Nilai-nilai organisasi intinya adalah sebagai berikut: BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 16
  • 17. o Jujurlah, berempati, dan tanggap di dalam melayani para pelanggan o Hormati dan perkuat sesama pegawai dan berdayakan teamwork o Terus menerus berupaya untuk melakukan inovasi terhadap apa yang anda lakukan dan bagaimana anda melakukannya o Selalu cari kepercayaan klien kita dan selalu dihargai klien kita. 8. Fred Luthans (2008) Terdapat nilai-nilai penting yang dibela organisasi dan mengharapkan anggota organisasi sama-sama memilikinya. Contoh-contoh yang khas adalah kwalitas produk yang tinggi, rendahnya kemangkiran, dan tingginya efisiensi. 9. Laurie J. Mullins (2005) Pembelajaran budaya mencerminkan nilai-nilai asli seseorang. Solusi mengenai bagaimana menangani tugas baru, atau permasalahan baru adalah berdasarkan atas keyakinan mengenai realitas. Jika solusi tersebut bisa efektif maka nilai tersebut bisa merubah suatu keyakinan. Nilai-nilai dan keyakinan menjadi bagian dari proses konseptual bagaimana anggota- anggota kelompok membenarkan tindakan-tindakan dan perilaku. Ritual Pengertian Ritual dari beberapa ahli sebagai berikut : 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Ritual merupakan pola-pola kegiatan yang berulang-ulang yang terjadi pada kondisi tertentu atau pada waktu tertentu dalam suatu organisasi. Ritual ini dimaksudkan untuk membantu para pegawai untuk mengelola kecemasan mereka. 2. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) Ritual adalah kegiatan kolektif yang secara teknis luarbiasa di dalam menjangkau tujuan-tujuan yang diinginkan, tetapi di dalam suatu budaya, dianggap penting secara sosial; oleh karena itu ritual tersebut dilakukan karena ritual itu sendiri. Cara-cara memberikan penghormatan dan menghargai orang lain, dan upacaraa sosial dan agama merupakan beberapa contoh. Pertemuan sosial dan bisnis diorganisir karena alasan yang kelihatannya rasional seringkali terutama berfungsi demi tujuan ritual, seperti membiarkan para pemimpin mengekspresikan diri mereka sendiri. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 17
  • 18. 3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Praktek-praktek organisasi sehari-hari yang berulang-ulang merupakan ritual. Biasanya ritual ini tidak tertulis 4. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007) Ritual merupakan sekuen kegiatan yang berulang-ulang yang mengekspresikan dan memperkuat nilai-nilai penting organisasi – apa tujuan- tujuan yang paling penting, orang mana yang penting, dan orang mana yang supel. Ritus 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Ritus-ritus adalah sejumlah kegiatan yang relatif rinci dan dramatis yang mengkonsolidasikan berbagai bentuk ekspresi budaya dalam suatu acara. Ritual ini direncanakan secara formal, meskipun tidak mesti disahkan secara resmi (Trice and Bayer, 1984). 2. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Rites of passage menunjukkan bahwa status individu telah berubah. Makan malam bagi pensiunan merupakan suatu contoh. Rites of enhancement memperkuat pencapaian individu. Suatu contoh adalah pemberian sertifikat kepada pemenang perlombaan penjualan. Rites of renewal menekankan perubahan di dalam organisasi dan komitmen terhadap pembelajaran dan pertumbuhan. Suatu contoh adalah pembukaan pusat pelatihan perusahaan baru. Rites of integration menyatukan berbagai kelompok atau tim di dalam organisasi dan memperbarui komitmen terhadap organisasi yang lebih besar. Acara perusahaan seperti piknik tahunan termasuk ke dalam kategori ini. 3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Rites of conflict reduction memfokuskan pada penanganan konflik atau pertikaian yang biasanya muncul di dalam organisasi. Contohnya mendengar keluhan dan negosiasi kontrak serikat buruh. Rites of degradation digunakan oleh sebagian organisasi untuk menghukum orang yang gagal mematuhi nilai-nilai dan norma-norma perilaku. Sebagian CEO, misalnya digantikan di depan publik karena perilaku yang tidak etis atau gagal mencapai tujuan-tujuan organisasi. Di BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 18
  • 19. beberapa organisasi Jepang, para pegawai yang mempunyai kinerja buruk diberikan pita penurunan martabat sebagai hukuman. Ritus dan Upacara 1. Eugene McKenna (2006) Ritus dan upacara membantu para pegawai mengidentifikasi diri dengan organisasi dan keberhasilannya dan memberikan penjelasan yang hidup mengenai nilai-nilai sebuah perusahaan. Ritus dan upacara bisa dianggap sebagai kejadian khusus dan memperkuat nilai-nilai khusus, yang menciptakan ikatan antara orang-orang untuk mempertahankan pemahaman bersama, dan menghormati orang yang membela keyakinan atau prestasi. 2. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Sejumlah kegiatan yang relatif rinci yang dilakukan berulang-ulang pada acara penting dikenal sebagai upacara dan ritual organisasi. 3. Derek Rollinson (2005) Upacara formal dan informal banyak terdapat di dalam organisasi, dan seringkali upacara dan ritus ini mempunyai makna penting bagi mereka yang terlibat Upacara Menurut David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Upacara adalah sistem ritual yang dilakukan dalam suatu acara. Loyality Group di Kanada mengadakan acara “Fun Day”, dimana 700 orang pegawainya hadir disitu. Unsur-unsur Fun Day termasuk piknik, pidato, permainan beregu, makan malam dan upacara pemberian hadiah. Asumsi Menurut beberapa ahli asumsi adalah ; 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Asumsi-asumsi dasar: pemahaman yang tidak terlihat, sudah diterima begitu saja, tidak disadari yang dimiliki oleh orang-orang berkaitan dengan aspek- BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 19
  • 20. aspek perilaku manusia, sifat realitas dan hubungan organisasi dengan lingkungannya. 2. Laurie J. Mullins (2005) Asumsi-asumsi dasar yang melandasi. Ketika asumsi-asumsi dasar diulang- ulangi secara tidak sadar maka dia menjadi diterima tanpa bertanya lagi. Asumsi-asumsi dasar secara tidak sadar mempunyai respon yang dipelajari. Ini merupakan asumsi-asumsi implisit yang benar-benar membimbing perilaku dan menentukan bagaimana anggota-anggota kelompok mempersepsikan, berpikir dan merasa mengenai segala sesuatu. 3. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Asumsi-asumsi adalah keyakinan yang dalam, yang membimbing perilaku dan menjelaskan kepada anggota-anggota suatu organisasi bagaimana organisasi mempersepsikan dan memikirkan segala sesuatu. 4. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Budaya organisasi merupakan pola asumsi-asumsi dasar bagaimana suatu kelompok menemukan, membentuk atau berkembang di dalam pembelajaran untuk menghadapi permasalahan adaptasi eksternal dan integrasinya, yang telah berfungsi dengan cukup baik untuk dianggap valid, dan oleh karena itu cukup baik untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara mempersepsikan, berpikir dan merasa dalam hubungannya dengan berbagai permasalahan Pandangan Schein yang mendasar adalah bahwa budaya merupakan makna bersama dan asumsi “dasar” bersama di antara pegawai perusahaan 5. Joseph E. Champoux (2006) Asumsi dasar hampir tidak terlihat bagi seorang pegawai baru. Bahkan anggota organisasi lama tidak menyadari asumsi-asumsi dasar dari budaya organisasi ini. Seperti nilai-nilai, asumsi-asumsi dasar ini membimbing perilaku di dalam organisasi. Artefak 1. Menurut David Buchanan, Andrej Huczynski (2004), Artefak merupakan benda-benda yang diciptakan oleh tangan-tangan manusia untuk memudahkan kegiatan ekspresi budaya. Ini mencakup alat-alat, mebel, perabotan dan pakaian (pakaian kerja). BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 20
  • 21. Kantor dengan pengaturan terbuka, yang tidak mempunyai pintu dan ruang pribadi yang dimaksudkan untuk menyampaikan pesan bahwa “kita dan mereka” tidak terlalu ditonjolkan. 2. Joseph E. Champoux (2006) Artefak merupakan bagian yang paling bisa dilihat dari budaya organisasi. Artefak ini merupakan ciri-ciri yang jelas dari sebuah organisasi yang segera terlihat bagi pegawai baru. Artefak termasuk bunyi, arsitektur, bau, perilaku, pakaian, cerita-cerita, bahasa, produk dan upacara. 3. Laurie J. Mullins (2005) Level yang paling terlihat dari budaya adalah artefak dan ciptaan – yaitu lingkungan fisik dan sosial yang dibentuk. Ini mencakup ruang fisik dan tata letak, hasil terknologi, bahasa tulisan dan bicara dan perilaku yang terlihat dari anggota-anggota kelompok. 4. Derek Rollinson (2005) Ini merupakan manifestasi yang paling nyata dari suatu budaya. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari tata letak fisik suatu bangunan sampai cara orang berpakaian, cara mereka berbicara satu sama lain dan seringkali hal-hal yang mereka bicarakan. Cerita 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Cerita-cerita merupakan narasi sederhana yang menggambarkan bagaimana individu bertindak dan keputusan penting yang mereka ambil yang mempengaruhi masa depan perusahaan. Cerita-cerita biasanya berdasarkan atas peristiwa sebenarnya tetapi bisa juga merupakan campuran kebenaran dan fiksi (Feldman, 1991; Weick 1995). Cerita Procter and Gambler: seorang pegawai memperhatikan bahwa label pada suatu produk di supermarket setempat terpasang miring. Dia membeli seluruh stok dengan mengasumsikan P&G akan mengganti uangnya, dan memang perusahaan itu benar-benar menggantinya. 2. Andrew J.DuBrin (2007) Cerita-cerita organisasi dengan makna yang di baliknya. Cerita-cerita yang beredar di banyak organisasi untuk memperkuat prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh top management. Cerita yang sering diulang-ulangi adalah bagaimana para pejabat perusahaan atau pekerja lain bersusah payah BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 21
  • 22. memuaskan kebutuhan seorang pelanggan atau klien, seperti berburu suku cadang di tempat pembuangan mobil bekas untuk mendapatkan pengganti suku cadang mobil tua pelanggan. 3. Eugene McKenna (2006) Ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang memfokuskan terutama pada vignettes (gambar) dan anekdot mengenai dedikasi dan komitmen pahlawan perusahaan dan para manajer, atau pengabdian para pegawai biasa. Cerita- cerita ini diceritakan kepada para pegawai baru untuk memberitahukan kepada mereka mengenai organisasi. 4. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Sebagian peneliti telah berpendapat bahwa cara paling efektif untuk memperkuat nilai-nilai organisasi adalah melalui cerita-cerita. Ketika cerita- cerita tersebut diceritakan berulang-ulang, cerita-cerita memberikan makna dan identitas pada organisasi dan terutama berguna di dalam mengorientasikan para pegawai baru. 5. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Cerita-cerita mengenai bos. Cerita-cerita ini mungkin mencerminkan apakah bos tersebut “manusiawi” atau bagaimana bos tersebut bereaksi terhadap kesalahan Cerita-cerita mengenai orang yang dipecat. Kejadian-kejadian yang membawa kepada pemecatan diceritakan kembali. Cerita-cerita mengenai bagaimana perusahaan menangani para pegawai yang harus direlokasikan. Cerita-cerita ini berhubungan dengan tindakan- tindakan perusahaan terhadap para pegawai yang harus pindah – apakah perusahaan tersebut membantu dan memperhatikan masalah-masalah keluarga dan masalah pribadi lainnya. 6. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Cerita-cerita mengenai apakah para pegawai tingkat rendahan bisa naik ke atas. Seringkali, cerita-cerita ini menggambarkan seseorang yang mulai dari bawah dan pada akhirnya menjadi seorang CEO. Cerita-cerita mengenai bagaimana perusahaan berhubungan dengan situasi krisis. Contoh dari krisis klien di IBM menunjukkan bagaimana perusahaan mengatasi hambatan. Cerita-cerita mengenai bagaimana pertimbangan status berfungsi ketika aturan-aturan dilanggar. Ketika Tom Watson, Sr. menjadi CEO IBM, dia BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 22
  • 23. pernah berhadapan dengan penjaga keamanan karena dia tidak memakai kartu identitas. Jokes David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Jokes adalah cerita-cerita humor yang dimaksudkan untuk menghibur tetapi tema-tema dasarnya bisa menyampaikan pesan mengenai suatu perilaku atau nilai-nilai yang diharapkan dari anggota organisasi. Mistik Derek Rollinson (2005) Ini seringkali merupakan cara mengkomunikasikan nilai-nilai inti dan asumsi- asumsi dasar kepada orang-orang. Mitos 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Mitos acara cerita dramatis mengenai kejadian yang dibayangkan, biasanya untuk menjelaskan asal usul sesuatu. Mitos ini memberikan dasar yang tidak perlu dipertanyakan lagi bagi suatu perilaku atau teknik-teknik yang tidak didukung oleh fakta yang bisa ditunjukkan. Seorang staf di Disneyland Paris yang berpakaian sebagai Mickey Mouse dituntut oleh perusahaan tersebut setelah membuka kostumnya di depan para wisatawan. 2. Andrew J.DuBrin (2007) Mitos adalah cerita dramatis atau kejadian yang dibayangkan mengenai sejarah perusahaan. (Mitos lebih dibesar-besarkan daripada cerita organisasi). Mitos memberi kontribusi pada legenda perusahaan, membantu menyatukan kelompok, dan bisa membangun keunggulan kompetitif. Di UPS (United Parcel Service), misalnya cerita-cerita diulang-ulangi mengenai sopir yang mengatasi hambatan-hambatan atau menjangkau lokasi yang tidak bisa diakses untuk menyampaikan paket. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 23
  • 24. Tabu Derek Rollinson (2005) Taboo Tabu ini memberikan sinyal mengenai apa yang jangan dilakukan Bahasa 1. Eugene McKenna (2006) Organisasi mengembangkan istilah yang khas (ucapan, slogan, atau perumpamaan tertentu) untuk menggambarkan orang-orang, bangunan, dan kejadian-kejadian serta akronim dan jargon yang digunakan bisa asing bagi orang yang baru masuk. 2. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007) Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi menggunakan bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi anggota-anggota budaya atau sub-budaya. Dengan mempelajari bahasa, anggota-anggota menunjukkan penerimaan mereka terhadap budaya, dan dengan demikian membantu melestarikannya. 3. Derek Rollinson (2005) Bahasa yang digunakan orang-orang bisa merupakan indikasi yang berharga bagi budaya. Simbol 1. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) Simbol-simbol adalah kata-kata, gambar, atau objek yang mempunyai makna tertentu yang hanya diakui oleh mereka yang sama-sama mempunyai budaya tersebut. Kata dalam suatu bahasa atau jargon termasuk ke dalam kategori ini, sebagaimana pakaian, gaya rambut, Coca-cola, bendera, dan simbol status. Simbol-simbol baru dikembangkan dengan mudah dan yang lama hilang; simbol-simbol dari satu kelompok budaya secara teratur ditiru oleh yang lainnya. Itulah sebabnya kenapa simbol-simbol diletakkan di bagian luar. 2. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Simbol-simbol merujuk pada suatu tindakan, kejadian, benda, kualitas atau hubungan yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 24
  • 25. Logo Coca Cola dan IBM, simbol Nike, G untuk Gucci dan x untuk Coco Channel; “Golden Arches” (Lengkungan Emas dari McDonald). Simbol Palang Merah adalah palang atau salib merah dengan latar belakang putih, yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss dan berarti netralitas. Simbol “Intel Inside” Intel pada komputer-komputer 3. Eugene McKenna (2006) Simbol adalah sesuatu yang menggambarkan sesuatu yang lainnya. Misalnya, ritus, upacara dan slogan semuanya merupakan simbol-simbol; simbol-simbol ini menyimbolkan nilai-nilai yang lebih dalam dari organisasi. 4. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Simbol-simbol mengkomunikasikan budaya perusahaan dengan pesan-pesan yang tidak terucapkan. 5. Derek Rollinson (2005) Simbol status mengkomunikasikan posisi sosial dan urutan hirarki, dan kebesaran mereka memberikan indikasi yang baik seberapa penting hirarki sebagai prinsip pengorganisasian. Norma 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Norma-norma adalah cara berperilaku yang diharapkan yang diterima sebagai cara perusahaan melakukan segala sesuatu, dengan demikian memberikan panduan bagi perilaku pegawai. Di mess pejabat Tentara Inggris, seseorang menyapa yang lainnya sebagai Mr atau Miss, sebagai tanda hormat. 2. Fred Luthans (2008) Terdapat Standar perilaku, termasuk pedoman mengenai berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan, yang mana di dalam organisasi yang mengatakan “Jangan lakukan terlalu banyak; jangan lakukan terlalu sedikit”. 3. Derek Rollinson (2005) Ini merupakan kode perilaku yang ditimbulkan oleh asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai, dan dilestarikan ketika orang-orang mematuhinya. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 25
  • 26. Kursus David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Kursus adalah sejumlah instruksi untuk memperkenalkan, melakukan orientasi dan pelatihan yang digunakan untuk mendidik anggota baru. McDonald (rantai restoran cepat saji AS) mendirikan pusat pelatihannya pada tahun 1961. Pusat pelatihan yang disebut Universitas Hamburger ini memberikan “gelar” dalam “hamburgerologi”. Perusahaan penerbangan mengadakan kursus selama empat sampai lima pekan untuk staf kabin, dengan memasukkan pelajaran bagaimana cara berdandan termasuk menggunakan make-up. Kepala bagian Penampilan & Dandanan melakukan penilaian formal dan acak terhadap anggota kru masing-masing. Gestures David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Gestures adalah gerakan bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk mengekspresikan makna. Di dalam organisasi militer, prajurit yunior memberi hormat prajurit senior dengan gesture yang mengakui kedudukan mereka yang lebih tinggi. Pahlawan 1. David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Pahlawan merupakan karakter, apakah hidup atau mati, yang mempersonifikasi nilai-nilai dan keyakinan; yang disebutkan di dalam cerita- cerita perusahaan, legenda, saga, mitos dan lelucon; dan yang mewakili model peran yang harus ditiru oleh pegawai yang ada sekarang. Di B & Q (pengecer untuk perbaikan rumah di Inggris), Mr Block dan Mr Quale dikatakan mempunyai visi yang masih diikuti sampai sekarang. Bill Harley dan John Davidson masih menggambarkan semangat memiliki sepeda motor Harley-Davidson. 2. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) Para pahlawan, apakah hidup atau mati, nyata atau khayalan, yang memiliki karakteristik yang sangat dihargai di dalam suatu budaya, sehingga berfungsi sebagai model perilaku. Bahkan fantasi atau gambar kartun seperti Batman, atau sebaliknya Snoopy, di AS, Asterisk di Perancis, atau Ollie B. Bommel (Mr BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 26
  • 27. Bumble) di Belanda, bisa berfungsi sebagai pahlawan budaya. Di zaman televisi ini, penampilan luar telah menjadi semakin penting di dalam pilihan pahlawan daripada sebelumnya. Legenda David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Legenda adalah cerita turun temurun mengenai peristiwa luarbiasa berdasarkan sejarah, tetapi dibumbui dengan rincian fiksi. Ini menyenangkan para pegawai dan mengajak mereka untuk mengagumi atau meratapi kegiatan tertentu. Motto David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Motto adalah peribahasa yang digunakan sebagai aturan berperilaku. Tidak seperti slogan, motto jarang berubah. John Lewis Partnership (kelompok departemen store Inggris): “Never knowingly undersold”. Special Air Services (SAS) (militer Inggris): “Siapa yang berani menang” (who dares wins). Tata Letak David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Tata letak secara fisik menyangkut segala sesuatu yang mengelilingi orang, yang memberikan kepada mereka rangsangan sensoris langsung ketika mereka melakukan kegiatan yang ekspresif secara budaya. Kantor pusat di Nike (pabrik alas kaki) mempunyai Hall of Fame (Ruang bagi orang-orang terkenal) dari kalangan atlit yang memakai perlengkapan Nike, yang harus dilewati oleh semua pegawai setiap pagi sebelum sampai ke ruangan mereka. Saga David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Saga adalah cerita-cerita sejarah yang menggambarkan prestasi yang unik dari suatu kelompok dan para pemimpinnya. Saga ini biasanya menggambarkan BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 27
  • 28. sejumlah kejadian yang dikatakan terjadi dengan berjalannya waktu dan yang merupakan bagian penting dari sejarah suatu organisasi (Watson, 2002). Slogan David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Slogan adalah ungkapan singkat dan gampang diingat yang berubah secara teratur. Slogan ini digunakan untuk menarik pelanggan dan juga untuk memotivasi para pegawai. Nike: “Just do it” Tentara Inggris “Be the best” Asda “Asda price jingle” Coca Cola ”Always the cocacola” Sosialisasi David Buchanan, Andrej Huczynski (2004) Sosialisasi organisasi: proses bagaimana pola-pola perilaku individual dan nilai- nilai serta sikap dan motif-motif mereka dipengaruhi untuk menyesuaikannya dengan hal yang dianggap baik pada suatu organisasi tertentu. Keyakinan Andrew J.DuBrin (2007) Keyakinan pada tujuan yang lebih tinggi. Karakteristik yang dominan dari banyak perusahaan yang dinilai sebagai 100 Perusahaan Terbaik adalah bahwa pegawai mempunyai tujuan. Pegawai memperoleh kepuasan yang lebih tinggi dari perasaan bahwa apa yang mereka kerjakan adalah baik dan benar. Keyakinan pada tujuan yang lebih tinggi adalah mudah memahaminya jika seseorang bekerja untuk perusahaan farmasi. Tetapi pegawai dari perusahaan jasa keuangan percaya bahwa mereka menempati tempat yang berguna di dalam masyarakat. Misalnya, di Vanguard, raksasa danareksa, membantu membayar pensiun orang-orang merupakan bagian dari misinya. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 28
  • 29. Semangat Andrew J.DuBrin (2007) Semangat Inovasi. Dimensi budaya yang penting pada kebanyakan bidang adalah semangat inovasi tenaga kerja. Lingkungan yang mendorong innovasi memberi kontribusi pada kreatifitas individual. Bill Ford mengatakan pada tahun 2006 bahwa daya dorong untuk memperkuat Ford Motor Company adalah inovasi. Dia lebih lanjut mencatat bahwa inovasi hampir menyerupai sejarah perusahaan itu sendiri, seperti Model T dan assembly line. Kinerja Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Budaya bisa dipahami sebagiannya melalui penyelidikan terhadap perilaku anggota organisasi. Kinerja pribadi merupakan perilaku yang mencerminkan nilai- nilai organisasi. Stabilitas Andrew J.DuBrin (2007) Tingkat stabilitas. Perusahaan yang cepat, dinamis mempunyai budaya yang berbeda dengan perusahaan yang lambat dan stabil. Manajer top level mengirimkan sinyal dengan posisi tubuh yang enerjik atau loyo mengenai seberapa senang mereka menyambut baik inovasi. Tingkat stabilitas juga mempengaruhi kekuatan budaya dan apakah sebuah budaya bisa mengakar atau tidak. Alokasi Andrew J.DuBrin (2007) Alokasi sumber daya dan imbalan. Cara-cara bagaimana uang dan sumber- sumber daya dialokasikan mempunyai pengaruh penting terhadap budaya. Investasi sumber-sumber daya menunjukkan bagaimana nilai perusahaan tersebut. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 29
  • 30. Catatan : Budaya Organisasi terdiri dari: 1. Unsur/Aspek/Bentuk/Karakter Nilai, norma, aturan, keyakinan, ritus, ritual, artefat, asumsi, harpan, program, kegiatan, kinerja, adaptasi, Cerita, symbol, bahasa, filosofi, joke, mitos,dll 2. Kelompok Sepakat, Bertemu, Komunitas, dll 3. Dipelajari Warisan – Mempengaruhi Sosialisasi – Menentukan Komunikasi - Diturunkan 4. Struktur Tujuan, organisasi Contoh ritual dalam sopir perusahaan Jepang yang setiap perempatan berhenti dan melihat ke kiri dan ke kanan Jika ingin merubah orang apakah yang dilakukan…adalah dengan melakukan perubahan nilai, dengan menanamkan nilai. Contoh apabila anak jorok dan kotor, maka dengan cara mengenakan nilai kebersihan..bahwa nilai kebersihan adalah sebagian dari iman dsb. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 30
  • 31. TIPE DAN FUNGSI BUDAYA ORGANISASI (Tatap Muka 5, 6) Tipe Budaya Dalam Perusahaan menurut Andrew J. DuBrin (2007) adalah sebagai berikut: 1. Resilient. Sebuah organisasi yang tangguh adalah sangat mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan di pasar eksternal, tetapi tetap fokus pada strategi bisnis yang sehat. Organisasi yang tangguh adalah fleksibel, berpikir ke depan dan team players. 2. Just in-time. Perusahaan just-in-time tidak selalu bersiap untuk menghadapi perusahaan tetapi bisa mengatasi tantangan yang tidak terduga tanpa kehilangan gambaran secara keseluruhan. Sifat organisasi just-in-time yang kacau meningkatkan turnover pegawai. 3. Military Precision. Setiap orang dalam organisasi yang mirip militer ini mengetahui perannya dan melaksanakannya dengan baik, sebagai karakteristik dari birokrasi yang berhasil. Tipe perusahaan ini didominasi oleh sebuah tim kecil dan mempunyai komitmen. Dasar dari keberhasilannya adalah eksekusi yang baik sekali dan efisiensi model kerjanya. 4. Passive-Aggresive. Organisasi dengan wajah marah dan senyum. Para pekerja tampaknya bebas dari konflik, konsensus mudah dicapai. Permasalahan utama adalah lemahnya implementasi dari rencana yang disepakati. Inisiatif perusahaan seringkali diabaikan secara pasif, sehingga perubahan dan kemajuan sulit diperoleh. 5. Overmanaged. Organisasi yang dikelola terlalu banyak mempunyai banyak lapisan manajemen, menganalisis permasalahan sampai detil. Para manajer menghabiskan begitu banyak waktu mengecek pekerjaan bawahan sehingga mereka lalai memperhatikan lingkungan untuk melihat peluang atau ancaman. 6. Outgrown. Tipe organisasi ini telah menjadi terlalu besar dan terlalu kompleks untuk dikelola secara efektif oleh sebuah tim kecil, tetapi tidak terdesentralisasi dan mendemokratisasikan pengambilan keputusan. Top management menghambat saran-saran bagi perubahan yang berasal dari bawah, dan bereaksi dengan lambat terhadap perkembangan pasar. 7. Fits and Starts. Disini kita menemukan organisasi yang penuh dengan orang- orang yang pintar, mempunyai motivasi tinggi, tapi jarang mengkoordinasikan upaya-upaya mereka untuk mencapai tujuan-tujuan penting. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 31
  • 32. Tipe Budaya Dalam Penempatan Pekerja Judith R. Gordon (2002) Tipe budaya dilihat dari segi sikap-sikap mereka terhadap rekrutmen, promosi dan mengelompokkan budaya perusahaan mereka ke dalam salah satu dari empat tipe: 1. Akademi. Perusahaan ini membantu pegawai baru menguasai pekerjaan mereka dan terus menanjak menaiki hirarki organisasi tersebut. Mereka merekrut banyak tamatan baru perguruan tinggi dan menempatkan mereka pada sejumlah pekerjaan khusus. 2. Klub. Perusahaan ini memfokuskan membantu para manajer menyesuaikan diri dengan organisasi. Maju tergantung pada senioritas di dalam perusahaan, dan juga menunjukkan komitmen yang kuat. Perusahaan ini mempersiapkan manajer sebagai generalist, yang dimulai dengan pekerjaan pertama mereka. 3. Baseball team. Perusahaan ini tidak berupaya memajukan orang-orang, tetapi mencoba segera mengamankan pegawai yang mempunyai kinerja baik tanpa pelatihan lebih lanjut. Mereka mencari pegawai yang berbakat dari berbagai usia dan berpengalaman yang sudah mempunyai keterampilan atau bisa mengembangkannya dengan cepat di dalam kerja. 4. Fortress (benteng). Perusahaan ini memfokuskan pada kelangsungan hidup mereka. Mereka merupakan perusahaan yang sedang mencoba membalikkan kegagalan mereka di pasar atau perusahaan-perusahaan yang mengalami siklus jatuh bangun secara teratur. Fortress bisa menimbulkan semangat kepada pegawai yang ingin bekerja pada situasi yang berubah. 4 Tipe Budaya Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne Colella (2006) menbagi tipe budaya menjadi 4 yaitu : 1. Clan – Nilai yang kuat diberikan pada fleksibilitas dan discretion (kebebasan memilih) dengan fokus ke dalam organisasi. Secara keseluruhan, organisasi cenderung merupakan tempat yang bersahabat untuk bekerja, dengan penekanan yang besar pada komitmen dan loyalitas. 2. Hirarki. Nilai yang kuat diberikan pada pengendalian dan stabilitas dengan fokus di dalam organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi efisiensi dan koordinasi yang teratur. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 32
  • 33. 3. Pasar – Nilai yang kuat diberikan pada pengendalian dan stabilitas dengan fokus ke luar organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi pencapaian tujuan dan melecut persaingan di pasar. Organisasi bisa merupakan tempat yang sulit untuk bekerja karena terdapat fokus yang terus menerus terhadap hasil- hasil dan berbuat lebih baik daripada teman-teman. 4. Adhoracy – Nilai yang kuat diberikan pada fleksibilitas dan discretion dengan fokus ke luar organisasi. Efektifitas diukur dilihat dari segi kreatifitas dan inovasi yang unggul di pasar. Organisasi cenderung merupakan tempat yang hidup untuk bekerja, dengan mengambil risiko yang signifikan. Tipe Budaya Dan Struktur Organisasi 1. Eugene McKenna (2006) Handy (1985) dipengaruhi oleh tipologi ini, dan mengusulkan keempat tipe budaya yang berhubungan dengan struktur organisasi. Ini merupakan: budaya kekuasaan dan peran (sebagaimana di dalam definisi Harrison), budaya tugas (misalnya penyelesaian tugas dengan berhasil oleh tim yang mengelola proyek), dan budaya orang (dimana individu di dalam kegiatannya mengenai prestasi teknis atau kreatif). Tipe Budaya Dan Faktor Penentu di Pasar 1. Laurie J. Mullins (2005) Dari penyelidikan terhadap ratusan organisasi bisnis dan lingkungan mereka, Deal and Kennedy mengkategorikan budaya perusahaan sesuai dengan faktor-faktor penentu di pasar: Sejauh mana risiko yang dikaitkan dengan kegiatan organisasi; dan Kecepatan organisasi dan para pegawainya mendapatkan umpan balik mengenai keberhasilan keputusan atau strategi. 2. Laurie J. Mullins (2005) Ada empat budaya umum: 1. Budaya tough-guy, macho – suatu organisasi individualis yang seringkali mengambil risiko yang tinggi dan mendapatkan umpan balik mengenai hal yang salah atau benar dari tindakan-tindakan mereka. Tekanan yang kuat dan kecepatan dengan gerakan yang tidak teratur seringkali menimbulkan BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 33
  • 34. kelelahan dini. Persaingan internal dan konflik adalah hal yang biasa, sang bintang bersifat temperamental tetapi bisa ditolerir. 2. Bekerja keras/bermain serius – ditandai oleh kegembiraan dan tindakan dimana para pegawai mengambil sedikit risiko, semua dengan umpan balik yang cepat. Organisasi cenderung sangat dinamis dan pusat nilai- nilai utama ada pada pelanggan dan kebutuhan mereka. Ini merupakan tim yang menghasilkan volume, dan budaya tersebut mendorong permainan, rapat, promosi dan konvensi untuk membantu mempertahankan motivasi. Tetapi, meskipun banyak yang diselesaikan, volume bisa mengorbankan kualitas. 3. Budaya bet-your company – dimana keputusan yang cukup luas dengan risiko tinggi namun dengan feedback yang lambat sehingga memakan waktu tahunan sebelum para pegawai tahu jika keputusan yang dibuat berhasil. Fokusnya berada pada masa depan dan kepentingan investasi didalamnya. Ada nuansa kehati-hatian dalam organisasi yang diperlihatkan dengan adanya ritual pertemuan bisnis. Ada sistem hirarki otoritas dengan pengambilan keputusan dari atas ke bawah. Budayanya mengarah kepada penemuan kualitas tinggi dan terobosan ilmiah, namun bergerak amat lambat dan rapuh terhadap fluktuasi jangka pendek. 4. Budaya proses, risiko rendah, budaya dengan feedback amat lambat dimana pegawai menemukan kesukaran dalam mengukur apa yang mereka kerjakan. Contohnya adalah bank, perusahaan asuransi, perusahaan yang bergerak dalam pelayanan keuangan, pegawai negeri. Kepemilikian keuangan individu rendah dan pegawai mendapatkan feedback yang sangat kecil terhadap efektifitas mereka. Catatan dan laporan mereka nampaknya tidak terlihat dalam hal yang ilegal. Kurangnya feedback memaksa pegawai berfokus kepada bagaimana mereka mengerjakaan sesuatu, bukan apa yang mereka kerjakan. Birokrasi menghasilkan peristiwa yang tidak penting untuk diperhatikan, detil yang sedikit, formalitas dan kesempurnaan teknis. Budaya proses bisa efektif ketika ada kebutuhan untuk dikerjakan dan dapat diprediksi. Tipe Budaya Derek Rollinson (2005) Keempat tipe budaya dan kondisi lingkungan untuk dikatakan paling cocok digambarkan sebagai berikut: BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 34
  • 35. 1. Budaya Komunal Meskipun ini paling sering ditemukan di dalam organisasi yang berhasil yang berukuran kecil sampai sedang, kadang-kadang ditemukan juga pada perusahaan-perusahaan yang besar 2. Budaya yang mempunyai Jaringan (Networked Culture) Budaya ini, yang tinggi pada keramahan tetapi rendah pada solidaritas, dikatakan paling tepat untuk organisasi besar yang menghadapi lingkungan yang sangat kompetitif. 3. Budaya Tentara Bayaran Organisasi tipe ini rendah dalam sociability tetapi tinggi dalam solidaritas, dan budaya ini dikatakan paling bermanfaat pada lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat dimana tekanan persaingan sangat tinggi. 4. Budaya yang Terfragmentasi Budaya ini rendah di dalam sociability dan rendah juga dalam solidaritas. Jenis-jenis Budaya Eugene McKenna (2006) 1. Budaya Dan Iklim Budaya organisasi berdasarkan atas sejarah dan tradisi organisasi dengan penekanan pada nilai-nilai dan norma-norma perilaku para pegawai, sedangkan iklim organisasi berkaitan dengan suasana sekarang di dalam organisasi 2. budaya dominan dan sub-budaya 1. Budaya versus iklim Banyak perusahaan-perusahaan besar mempunyai budaya yang dominan dan banyak sel-sel sub-budaya, yang terikat dengan berbagai peran, fungsi dan level (Hampden-Turner, 1990; Sackmann, 1992) 2. Sub-budaya Sebaliknya, sub-budaya ditemukan pada departemen, divisi, dan daerah geografis, dan mencerminkan siapa yang tinggal di daerah tersebut, dan bisa dianggap fungsional (Tushman & O’Reilly, 1996). 3. Budaya yang kuat dan budaya yang lemah Budaya yang kuat akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku para pegawai, terutama karena intensitas bagaimana orang-orang terikat dan sama-sama memiliki nilai-nilai inti organisasi. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 35
  • 36. Kategori Budaya Judith R. Gordon (2002) 1. Salah satu kategorisasi budaya, melihat apakah suatu organisasi menekankan kehandalan, para pelanggan, fleksibilitas, atau teknologi di dalam merespon perubahan pada lingkungan dan menggambarkan budaya sebagai fungsional, digerakkan oleh proses, berdasarkan waktu atau jaringan. 2. Budaya fungsional memfokuskan pada spesialisasi individu, dan pengambilan keputusan dengan menggunakan hirarki perusahaan, sehingga menekankan kehandalan dan konsistensi. Organisasi dengan budaya fungsional membatasi risiko kelemahan, menggunakan metode yang sudah terbukti, melayani pasar yang ada, dan mempertahankan garis akuntabilitas yang jelas. 3. Budaya yang digerakkan oleh proses menekankan kualitas dan kepuasan pelanggan dan memfokuskan pada proses untuk memperbaiki kualitas dan memenuhi kewajiban kepada para pelanggan. Organisasi dengan budaya yang digerakkan proses memenuhi komitmen mereka kepada para pelanggan sehingga mendapatkan kepercayaan mereka. 4. Budaya yang berdasarkan waktu berupaya mengurangi biaya dan dengan cepat membawa produk-produk baru dan jasa ke pasar. Organisasi dengan budaya yang berdasarkan waktu mengurangi waktu siklus, mengembangkan produk-produk dan jasa baru, mempertahankan rasa kemendesakan yang tinggi dan menyesuaikan diri dengan cepat. Kebanyakan perusahaan dot.com berupaya menciptakan tipe budaya ini di dalam organisasi mereka. 5. Budaya jaringan, yang terjadi dengan munculnya perusahaan virtual, mendesain kerja di sekitar aliansi yang mengandung kompetensi yang diperlukan organisasi untuk bersaing. Organisasi dengan budaya jaringan mengembangkan produk-produk dan jasa baru, menangkap peluang, dan menggunakan sumber-sumber daya luar secara efektif. Keempat Tipe Harrison Harrison (1972) mengidentifikasikan empat tipe budaya yang ditemukan di dalam organisasi sebagai budaya kekuasaan, budaya peran, budaya dukungan, dan budaya prestasi. 1. Budaya kekuasaan ditemukan apabila manajer senior menggunakan pengaruh yang besar serta kekuasaan di dalam organisasi, dan manajer kemungkinan mengelola dengan cara yang otokratis. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 36
  • 37. 2. Budaya peran berhubungan dengan situasi dimana posisi di dalam organisasi yang birokratis merupakan titik pusat perhatian. 3. Budaya dukungan berlaku apabila organisasi memiliki nilai-nilai dan mekanisme untuk mengintegrasikan orang-orang di dalam suatu masyarakat. Budaya ini meningkatkan rasa bermasyarakat. 4. Budaya prestasi menghargai keberhasilan dan prestasi pribadi. Iklim ini mendukung orang-orang untuk melaksanakan inisiatif mengembangkan diri . Fungsi Budaya Judith R. Gordon (2002) Manager menggunakan budaya untuk sejumlah fungsi: 1. Mendukung strategi bisnis organisasi, para manajer menggunakan budaya guna mendukung pertumbuhan bisnis. 2. Menetapkan cara-cara yang bisa diterima manajer berinteraksi dengan pihak eksternal, seperti pemegang saham, pemerintah atau para pelanggan. Mereka bertanya tentang pengalaman dari orang yang berinteraksi dengan pihak eksternal. 3. Mengambil keputusan staffing. Para pekerja yang tidak bekerja keras atau tidak cocok dalam budaya informal kemungkinan akan mengalami masalah kinerja. 4. Menetapkan kriteria kinerja. Manajer dan pegawai lainnya bisa dievaluasi atas dasar kemampuan mereka untuk memenuhi standar yang konsisten dengan budaya. 5. Membimbing sifat hubungan antar personal yang bisa diterima di perusahaan. Budaya perusahaan mendorong para manajer dan pekerja untuk menghargai keterampilan dan komunikasi satu sama lain. 6. Memilih gaya manajemen yang tepat. Budaya pekerja yang ada dalam organisasi dapat menentukan gaya manajemen. 4 Fungsi Budaya 1. Debra L. Nelson, James Campbell Quick (2006) Di dalam suatu organisasi, budaya mempunyai empat fungsi. a. Pertama, budaya memberikan rasa identitas bagi anggota-anggotanya dan meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 37
  • 38. b. Kedua, budaya merupakan alat untuk menciptakan makna bagi anggota organisasi. Budaya memberikan cara bagi para pegawai untuk menafsirkan makna acara-acara organisasi. c. Ketiga, budaya memperkuat nilai-nilai pada organisasi. d. Keempat, budaya berfungsi sebagai mekanisme kontrol untuk membentuk perilaku. 2. Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge (2007) Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi. a. Pertama, budaya mempunyai peranan mendefinisikan batasan; artinya, budaya menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. b. Kedua, organisasi menyampaikan perasaan identitas bagi anggota organisasi. c. Ketiga, budaya memudahkan penciptaan komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan pribadi seseorang. d. Keempat, budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial. e. Kelima, budaya berfungsi sebagai pembuat makna dan mekanisme kontrol yang membimbing dan membentuk sikap-sikap dan perilaku para pegawai. 4 Tipe Dasar Budaya Organisasi Jerald Greenberg, Robert A.Baron (2003) 1. Networked culture. Tipe organisasi ini ditandai oleh level sociability yang tinggi dan level solidaritas yang rendah. Budaya berjaringan sangat bersahabat dan ceria (networked culture). 2. Mercenary culture (budaya tentara bayaran). Budaya organisasi ini ditandai oleh rendahnya tingkat sociability dan tinggi solidaritas. 3. Budaya yang terfragmentasi. Budaya organisasi ini ditandai oleh rendahnya solidaritas dan rendahnya sociability. 4. Budaya komunal. Budaya ini ditandai oleh tingginya sociability dan tingginya solidaritas. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 38
  • 39. Tipe Budaya Organisasi (Robert Kreitner, Angelo Kinicki, 2007) TIPE UMUM KARAKTERISTIK ORGANISASI BUDAYA Konstruktif 1. Organisasi yang melakukan segala sesuatu dengan baik dan menghargai anggota organisasi yang menetapkan dan mencapai tujuan-tujuan mereka. Anggota diharapkan menetapkan tujuan-tujuan yang menantang tetapi realistis, membuat rencana untuk mencapai tujuan-tujuan ini, dan mengejarnya dengan bersemangat (mengejar keunggulan standar) 2. Organisasi yang menghargai kreatifitas, kualitas daripada kuantitas, dan pencapaian tugas dan pertumbuhan individu. Anggota-anggota didorong untuk mendapatkan kenikmatan dari kerja mereka, mengembangkan diri mereka sendiri, dan mengambil kegiatan yang baru (Berpikir dengan cara yang unik dan mandiri). 3. Organisasi yang dikelola dengan cara yang partisipatif dan berorientasi pada orang. Anggota-anggota diharapkan supportif, konstruktif, dan terbuka terhadap pengaruh di dalam berurusan satu sama lain. (Membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang) Pasif-defensif 1. Organisasi dimana konflik dihindarkan dan hubungan interpersonal menyenangkan – paling tidak di permukaan. Anggota-anggota merasa bahwa mereka harus sepakat, mendapatkan penerimaan, dan disukai oleh orang lain. (“Bersepakat dengan orang lain”). 2. Organisasi yang konservatif, tradisional, dan dikendalikan secara birokratis. Anggota-anggota diharapkan menyesuaikan diri, mengikuti aturan-aturan, dan memberikan kesan yang baik. (Selalu mengikuti BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 39
  • 40. kebijakan dan praktek-praktek). 3. Organisasi dikendalikan secara hirarkis dan non- partisipatif. Pengambilan keputusan yang tersentralisasi di dalam organisasi tersebut membuat anggota-anggota hanya melakukan apa yang dikatakan dan mengklarifikasi semua keputusan dengan atasan mereka. (Menyenangkan mereka yang mempunyai posisi memegang otoritas). 4. Organisasi yang gagal memberikan imbalan atas keberhasilan tetapi menghukum kesalahan. Sistem imbalan negatif ini mengakibatkan anggota-anggota menggeser tanggung jawab kepada orang lain dan menghindari tanggung jawab disalahkan atas kesalahan (Menunggu orang lain bertindak lebih dahulu). Agresif-defensif 1. Organisasi dimana konfrontasi dan negatifisme diberi imbalan. Anggota-anggota memperoleh status dan pengaruh dengan kritis sehingga terpaksa menentang ide-ide orang lain (menunjukkan kelemahan). 2. Organisasi yang non-partisipatif yang disusun berdasarkan atas otoritas yang melekat pada posisi anggota organisasi. Anggota-anggota percaya mereka akan diberi imbalan karena bertugas, mengendalikan bawahan, dan pada saat yang sama tanggap terhadap tuntutan atasan (Membangun basis kekuasaan sendiri). 3. Menang adalah dihargai dan anggota-anggota diberi imbalan karena mengungguli satu sama lain. Anggota- anggota beroperasi dalam kerangka “kalah-menang” dan percaya mereka harus bekerja keras melawan rekan- rekan mereka untuk dikenal. (Menjadikan pekerjaan sebagai kontes). 4. Organisasi dimana perfeksionisme, persistensi dan kerja keras dihargai. Anggota-anggota mereka harus menghindari kesalahan, mengikuti segala sesuatu, dan bekerja dengan jam kerja yang lebih panjang untuk mencapai tujuan-tujuan yang didefinisikan secara sempit (Melakukan segala sesuatu dengan sempurna). BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 40
  • 41. Jenis Budaya Organisasi Laurie J. Mullins (2005) 1. Budaya kekuasaan tergantung pada sumber sentral dengan poros pengaruh dari figur sentral pada keseluruhan organisasi. Budaya kekuasaan seringkali ditemukan pada organisasi entrepreneur kecil dan mengandalkan kepercayaan, empati dan komunikasi pribadi untuk efektifitasnya. Pengendalian dilakukan dari pusat dengan pemilihan orang-orang kunci. Terdapat beberapa aturan dan prosedur, dan sedikit birokrasi. Ini merupakan suatu organisasi politik dengan keputusan terutama diambil berdasarkan keseimbangan pengaruh. 2. Budaya peran seringkali dipandang dengan stereotype sebagai birokrasi dan bekerja dengan logika dan rasionalitas. Budaya peran mengandalkan pada kekuataan “pilar” organisasi yang kuat – yaitu fungsi-fungsi spesialis misalnya di dalam keuangan, pembelian dan produksi. Pekerjaan dan interaksi antara pilar dikendalikan oleh prosedur dan aturan, dan dikoordinasikan oleh sekelompok kecil manajer senior. Deskripsi peran atau pekerjaan seringkali lebih penting dari pada individu dan kekuatan posisi. 3. Budaya tugas adalah berorientasi pada pekerjaan atau proyek. Dilihat dari segi struktur budaya tugas bisa disamakan dengan sebuah jaringan organisasi. Budaya tugas berusaha mengumpulkan sumber-sumber daya dan orang- orang yang tepat, dan menggunakan kekuatan yang menyatukan kelompok tersebut. Pengaruh tersebar luas dan lebih berdasarkan kepada kekuasaan keahlian dari pada jabatan atau posisi atau kekuasaan pribadi. 4. Budaya pribadi adalah dimana individu merupakan fokus sentral. Adanya setiap struktur adalah untuk melayani individu yang ada di dalamnya. Ketika suatu kelompok orang memutuskan bahwa mereka berkepentingan untuk berkumpul untuk melakukan urusan mereka dan berbagi ruang kantor, peralatan atau tenaga administrasi maka organisasi yang muncul akan mempunyai budaya pribadi. Contoh-contoh dari hal itu adalah kelompok pengacara, arsitek, dokter atau konsultan. Individu hampir mempunyai otonomi yang penuh dan setiap pengaruh terhadap mereka kemungkinan berdasarkan kekuasaan pribadi. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 41
  • 42. Fungsi Dasar Budaya Organisasi Jerald Greenberg, Robert A.Baron (2003) Fungsi-fungsi dasar Budaya Organisasi: 1. Budaya memberikan perasaan identitas. Semakin terdefinisikan dengan jelas suatu organisasi mempunyai persepsi dan nilai-nilai bersama, semakin menjadi kuat hubungan orang-orang dengan misi organisasi mereka dan merasa menjadi bagian penting dari organisasi tersebut. 2. Budaya menimbulkan komitmen terhadap misi organisasi. Tetapi ketika ada budaya yang kuat dan dominan, orang-orang merasa bahwa mereka merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang lebih besar dan terorganisasi dengan baik dan terlibat di dalam keseluruhan kerja organisasi. 3. Budaya menjelaskan dan memperkuat standar perilaku. Budaya membimbing kata-kata dan perbuatan para pegawai, yang menjelaskan apa yang harus mereka lakukan atau katakan pada situasi tertentu, terutama berguna bagi pegawai baru. Fungsi Budaya Organisasi Robert Kreitner, Angelo Kinicki (2007) Suatu budaya organisasi memenuhi empat fungsi 1. Memberikan identitas kepada anggota organisasi. 2. Memudahkan komitmen kolektif. 3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Stabilitas sistem sosial mencerminkan sejauh mana lingkungan kerja dipersepsikan sebagai positif dan memperkuat, dan sejauh mana konflik perubahan dikelola secara efektif. 4. Membentuk perilaku dengan membantu anggota organisasi memahami lingkungan mereka. Fungsi budaya ini membantu memahami kenapa BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 42
  • 43. organisasi melakukan apa yang dilakukannya untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya. Fungsi Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) 1. sebagai identitas dan citra suatu masyarakat 2. sebagai pengikat suatu masyarakat 3. sebagai sumber 4. sebagai kekuatan penggerak 5. sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah 6. sebagai pola perilaku 7. sebagai warisan 8. sebagai substitusi (pengganti) formalisasi 9. sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan 10. sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation-state BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 43
  • 44. Catatan : BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 44
  • 45. UJIAN TENGAH SEMESTER (Tatap Muka 7) SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER. 1. Sebutkan definisi Budaya Organisasi menurut anda dan jelaskan ! 2. Apa yang anda pahami dengan NILAI dan berikan contoh? (contoh bisa berupa kebersihan, kejujuran dll) 3. Sebutkan 5 macam unsur-unsur budaya dan jelaskan (diluar nilai) dan berikan dengan contoh! 4. Sebutkan 5 tipe budaya dan berikan contoh ! 5. Jelaskan 5 fungsi budaya dan berikan contoh ! BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 45
  • 46. PROSES BUDAYA ORGANISASI (Tatap Muka 8,9) Pendirian, Sikap, Perilaku dan Raga Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu dan menunjukkan aktualisasi pendirian. Ia menunjukkan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu. 2. Perilaku adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi). 3. Jika perilaku diibaratkan software, maka agar dapat diamati ia harus direkam. Melalui rekaman ia diperagakan. 4. Hubungan antara pendirian, sikap, perilaku dan raga dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut PendirianSikapPerilakuRaga Hubungan antara Pendirian dengan Sikap Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Pendirian bersifat abstrak. Ia terlihat melalui sikap. Pendirian dapat diukur berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap diukur dengan tolok positif, ambivalen atau negatif, tetap atau berubah. 2. Ket: X1 dan X2 adalah pendirian dan sikap Y adalah faktor eksternal Dari gambar diatas dapat diterangkan bahwa jika sikap seseorang berubah, maka perubahan itu tidak bersumber dari pendirian melainkan dari sumber lain di luar. 3. Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yang datang dari luar (lingkungan) dan kepentingan yang disadari (dari dalam) oleh yang bersangkutan. Hal ini dapat digambarkan sebagai model: BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 46
  • 47. Hubungan antara Perilaku dengan Raga Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Agar perilaku dapat direkam, ia harus menampilkan dirinya dalam suatu peragaan. Hubungan antara perilaku dengan raga dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini 2. Hubungan antara perilaku dan raga merupakan sebuah siklus dan bisa berulang-ulang. Melalui perulangan terbentuk pola perilaku di dalam masyarakat. Proses Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Pengertian Proses budaya adalah proses terbentuknya (pembentukan) budaya, dari BSI (Budaya Sebagai Input) menjadi BSO (Budaya Sebagai Output), dalam suatu organisasi atau perusahaan, yang terdiri dari sejumlah subproses yang jalin- menjalin. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 47
  • 48. Kontak Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Kontak budaya adalah pertemuan antara nilai baru dengan nilai lama, yang terjadi di luar maupun di dalam organisasi. Tabrakan (Benturan) Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Dapat dibedakan atas kontak lunak dan kontak keras, dan dapat juga dibedakan menurut model komunikasi. Penggalian Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Sasaran penggalian budaya adalah sistem nilai yang dihadirkan melalui 1. raga, 2. perilaku, 3. sikap, dan 4. basics Seleksi Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Seleksi budaya terdiri dari 1. seleksi alam (yang unggul yang hidup, struggle for life, survival of the fittest), 2. seleksi sosial berdasarkan mekanisme kontrol selesai, (yang sesuai yang diterima) atau 3. seleksi manajemen budaya yang terprogram Terbentuknya Budaya, Pembentukan Budaya, Pemantapan Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Pembentukan budaya memerlukan waktu yang relatif cukup lama, bahkan bisa ratusan tahun. Pembentukan budaya diawali oleh pendiri organisasi atau perusahaan. Terbentuknya budaya diharapkan terjadi setelah melalui pertimbangan rasional. Terbentuknya budaya terjadi melalui proses akomodasi, akulturasi dan asimilasi. Sosialisasi Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Cara yang paling efektif untuk sosialisasi adalah melalui “teaching by example” atau melakukan tindakan spontan menghadapi dan menanggulangi situasi krisis yang dialami oleh warga organisasi atau masyarakat. Kontrol Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 48
  • 49. Budaya berfungsi sebagai kontrol sosial pada saat ia mampu dan mau mengendalikan perilaku anggota masyarakat. Pertahanan Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Pertahanan budaya adalah proses mempertahankan eksistensi dan kepribadian organisasi. Konflik Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Konflik budaya timbul jika seseorang berinteraksi dengan orang lain yang budayanya berbeda dengan menggunakan budayanya sendiri, tanpa menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan budaya orang lain itu. Perubahan Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Perubahan budaya terjadi pada tiga level yaitu pada perilaku, sikap dan nilai. Pewarisan Budaya Taliziduhu Ndraha (1997) Pewarisan budaya didasarkan pada beberapa anggapan dasar : 1. pendiri organisasi merupakan potret zamannya dan dipandang luhur, 2. organisasi yang semula merupakan milik pendiri telah menjadi milik masyarakat, 3. jika pendiri meninggal dunia maka kekuasaan akan dilanjutkan oleh penggantinya, 4. terjadi perubahan sosial yang pesat di segala bidang. Budaya Sebagai Input Taliziduhu Ndraha (1997) 1. Sumber BSI: Pendiri Organisasi Sumber BSI utama adalah pendiri organisasi. Organisasi dibentuk berdasarkan visi pendiri. 2. Sumber BSI: Pemilik Organisasi Organisasi sebagian dimiliki oleh pendirinya dan sebagian lagi oleh penerusnya. Budaya penerus organisasi adakalanya lemah karena tidak dapat merasakan perjuangan mendirikan organisasi. Namun ada pula organisasi maju di tangan penerus. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 49
  • 50. 3. Sumber BSI: SDM Asing Budaya organisasi SDM asing lebih cocok dengan manajemen modern yang menuntut profesionalisme dan kemampuan berbisnis global. 4. Sumber BSI: Luar Organisasi SDM bermutu dari luar diharapkan mampu menghembuskan iklim baru dan segar di dalam organisasi dan menyumbangkan nilai-nilai baru dan relevan bagi proses pembentukan dan pembaruan BO. 5. Sumber BSI: yang Berkepentingan Pihak-pihak yang berkepentingan di antaranya adalah pemegang saham, manajemen, pelanggan, pemerintah, bank, pesaing dan sebagainya. 6. Sumber BSI: Masyarakat Bagi Indonesia, sumber utama BSI sesungguhnya adalah masyarakat budaya Indonesia yang bhinneka sifatnya. 7. Enklavisme, Eksklavisme dan Intervensi Budaya Jika antara organisasi dan masyarakat tidak tersedia akses kontak dan komunikasi budaya, dan organisasi tidak memberikan kesempatan bagi lingkungan untuk menyumbangkan BSI bagi organisasi, maka timbul gejala enklavisme (enclavism) dan eksklavisme (exclavism) budaya. Gejala intervensi budaya dapat dicontohkan dengan campur tangan kekuasaan di dalam BSI, sehingga BSI tidak murni lagi. Budaya sebagai Output (BSO): Budaya Organisasi Taliziduhu Ndraha (1997) Pengertian Budaya sebagai output (BSO) adalah potret atau rekaman hasil proses budaya yang berlangsung di dalam suatu organisasi atau perusahaan, pada suatu saat. 1. Anggapan Dasar, Kepercayaan Dasar, Visi dan Misi Asumsi dasar dan kepercayaan (atau keyakinan) dasar merupakan pondasi budaya, baik budaya pribadi, budaya kelompok, maupun BO. Visi adalah gambaran mengenai hal-hal atau kondisi yang dapat dan akan terjadi di masa depan. Misi adalah apa yang dapat, akan atau harus dilakukan di dalam kondisi yang akan datang 2. Hubungan antara BSI dengan BSO Hubungan antara BSI dengan BSO adalah hubungan antara input dengan output melalui sebuah proses, yaitu proses budaya, lengkapnya proses input- output-outcome-feedback. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 50
  • 51. 3. Hubungan antara Nilai dengan Budaya Nilai sebagai salah satu unsur masukkan ke dalam organisasi diproses menjadi BSO yang bersangkutan. BSO pada gilirannya berfungsi sebagai alat pembentuk nilai baru atau nilai tambah. 4. Hubungan antara Budaya dengan Manajemen Budaya membentuk perilaku manajerial. Faktor budaya dengan muatan nilai tertentu mendorong penggunaan pendekatan manajerial dalam menghadapi kondisi tertentu. 5. Hubungan antara Budaya dengan Kinerja Ekonomi Nilai dan perilaku khusus diperlukan agar organisasi mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. 6. Hubungan antara Budaya dengan Keunggulan Bisnis Budaya dengan cermat mencatat dan memperhatikan semua sikap dan perilaku informal yang terdapat (berlangsung) di kalangan unit kerja, yang dilakukan demi keinginan dan kepuasan konsumen, sehingga sistem informasi terpusat justeru menghargai dan mendorong aktivitas informal di atas. 7. Hubungan antara Budaya dengan Kepemimpinan Budaya organisasi terbentuk melalui tindakan dan perilaku para pendiri sebagai strong leaders. Keberhasilan perusahaan berawal dari kepemimpinan para pendirinya. 3 Proses BO Joseph E. Champoux (2006) Manajer organisasi modern menghadapi tiga proses budaya organisasi yaitu: 1. Menciptakan BO Joseph E. Champoux (2006) Menciptakan budaya organisasi upaya sadar untuk membangun jenis budaya organisasi tertentu. Ini terjadi ketika seorang pengusaha membentuk sebuah organisasi untuk mengejar suatu visi atau ketika manajer dari organisasi yang ada membentuk unit operasional baru. Budaya baru memerlukan suatu ideologi yang bisa dipahami, meyakinkan, dan dibahas secara luas. Ideologi tersebut merupakan alat penting membawa komitmen anggota organisasi kepada visi. 2. Mempertahankan BO Joseph E. Champoux (2006) Mempertahankan budaya organisasi tidak berarti bahwa manajer menerima secara pasif dan tidak kritis terhadap nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar dari BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 51
  • 52. budaya sekarang. Mempertahankan budaya menghadapkan manajer pada dilema. Mereka ingin berpegang pada nilai-nilai yang berhasil di masa lalu, tetapi juga perlu mempertanyakan apakah nilai-nilai tersebut benar bagi lingkungan organisasi tersebut. 3. Merubah BO Joseph E. Champoux (2006) Merubah budaya organisasi mengharuskan melepaskan beberapa ciri budaya lama dan menciptakan ciri-ciri baru. Besar dan kedalaman perubahan bervariasi tergantung pada sejauh mana perbedaan antara budaya baru yang diinginkan dan budaya lama. Misalnya, merubah budaya suatu organisasi yang mempunyai tenaga kerja yang homogen menjadi budaya yang menghargai keragaman akan memerlukan upaya yang panjang. Perubahan ini akan menjangkau sampai dalam ke struktur budaya organisasi selama bertahun-tahun. Perubahan Budaya Stephen P. Robbins (2005) Terjadi krisis yang dramatis. Ini adalah goncangan yang merongrong status quo dan mempertanyakan relevansi budaya sekarang. Contoh-contoh dari krisis seperti ini adalah kemunduran finansial yang mengagetkan, hilangnya pelanggan utama, atau terobosan terknologi dramatis oleh pesaing Perubahan kepemimpinan. Kepemimpinan puncak yang baru, yang bisa memberikan nilai-nilai alternatif, mungkin dipersepsikan sebagai yang lebih mampu menangani krisis Organisasi yang muda dan kecil. Semakin muda organisasi semakin kurang berakar budayanya. Demikian juga, lebih mudah bagi manajemen untuk mengkomunikasikan nilai-nilainya ketika organisasi kecil Budaya yang lemah. Semakin lemah suatu budaya semakin tinggi tingkat kesesuaian diantara anggota-anggota mengenai nilai-nilainya. Sebaliknya, budaya yang lemah lebih mudah untuk merubahnya dari pada budaya yang kuat. Merubah Budaya Organisasi 1. Judith R. Gordon (2002) LANGKAH 1: Ambil sebuah organisasi dimana anda menjadi anggota. Organisasi bisa klub, tim, kelompok kerja, departemen, dan lain-lain. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 52
  • 53. LANGKAH 2: Identifikasi unsur-unsur penting dari budaya. LANGKAH 3: Pilih satu dimensi. Buat sebuah rencana untuk merubah dimensi tersebut. Kalau bisa spesifik. Buat daftar langkah-langkah tindakan dan jadwal untuk merubah dimensi tersebut. LANGKAH 4: Laksanakan perubahan tersebut LANGKAH 5: Diskusi. Secara individu, atau dalam kelompok kecil, atau dengan seluruh kelas, jawablah pertanyan yang berikut ini; 1. Apa yang merupakan unsur-unsur penting dari budaya ? 2. Dimensi mana yang anda dan teman anda bahas? 3. Bagaimana anda merencanakan perubahan dimensi yang anda pilih? 4. Permasalahan apa yang anda hadapi di dalam melaksanakan perusahaan ? 5. Apakah perubahan tersebut efektif? 2. Eugene McKenna (2006) cara untuk merubah budaya organisasi adalah norma-norma dan perilaku yang diinginkan harus dibuat eksplisit, lalu kemudian diperkuat oleh top management. 3. Eugene McKenna (2006) O’Reilly (1989) telah mengenali empat pendekatan terhadap pengembangan budaya organisasi: 1. Partisipasi 2. Informasi dari orang lain 3. Tindakan simbolis; dan 4. Sistem imbalan komprehensif Model Perubahan Budaya Derek Rollinson (2005) Hampir semua model perubahan budaya berasal dari proses 4 langkah yang disarankan oleh Silverzweigh dan Allen (1976), yang dirangkumkan di bawah ini. Langkah 1: Menganalisis Budaya yang ada sekarang Ini bisa dilakukan dengan survei mengenai anggota-anggota untuk menciptakan tujuan tertentu bagi perubahan budaya. Langkah 2: Mengalami Budaya tersebut Disini anggota organisasi diberikan peluang untuk menyelidiki budaya yang ada sekarang, mengidentifikasi disfungsinya dan berpartisipasi di dalam mengidentifikasi budaya yang diperlukan. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 53
  • 54. Langkah 3: Pemasangan Sistem Disinilah dimana proses perubahan sebenarnya terjadi, biasanya dengan menggunakan lokakarya diskusi kelompok. Partisipasi aktif dari para pemimpin organisasi dikatakan penting pada tahapan ini, terutama untuk memberikan sesuatu kepada mereka yang berada di bawah untuk menjadi model perilaku mereka. Biasanya diakui bahwa jika tidak diselesaikan secara efektif, kemungkinan yang terjadi adalah perubahan di atas permukaan misalnya orang-orang berusaha untuk menyenangkan mereka yang berada di atas dengan menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mereka percaya ingin dilihat oleh top management. Langkah 4: Evaluasi Yang terus-menerus Disinilah tingkat perubahan sebenarnya dinilai dan jika perlu, metode- metode lain digunakan untuk menimbulkan atau memperkuat budaya yang diinginkan. Menciptakan Budaya Organisasi 1. Judith R. Gordon (2002) 2. Ricky W. Griffin, Gregory Moorhead (2007) Langkah 1 - Merumuskan nilai-nilai strategis Langkah 2 - Mengembangkan nilai-nilai budaya Langkah 3 - Menciptakan visi Langkah 4 – Memulai strategi implementasi Langkah 5 - Memperkuat perilaku budaya BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 54
  • 55. Membangun Budaya Organisasi Jennifer M. George, Gareth R. Jones (2002) 1. Sifat dari budaya pendirinya, yang ditetapkannya untuk budaya perusahaan. 2. cara lain untuk membangun budaya adalah melalui rapat pemegang saham tahunan Mempertahankan Budaya Organisasi Judith R. Gordon (2002) 1. Perilaku terjadi, seperti merekrut pegawai baru 2. Manajer dan pegawai membenarkan budaya yang ada 3. Manajer dan pegawai mengkomunikasikan karakteristik budaya ke orang- orang di dalam dan di luar organisasi 4. Manajer merekrut dan mensosialisasikan anggota-anggota yang cocok dengan budaya tersebut 5. Manajer mengeluarkan pekerja yang tidak cocok Bagaimana Budaya Tertanam Di dalam Organisasi Robert Kreitner, Angelo Kinicki (2007) 1. Pernyataan formal mengenai filosofi organisasi, misi, visi, nilai-nilai dan materi yang digunakan untuk merekrut, menseleksi, dan sosialisasi. Misalnya, menciptakan tiga keyakinan dasar atau nilai-nilai yang mencerminkan inti BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 55
  • 56. budaya organisasi. Ketiganya adalah (1) penghargaan terhadap individu (2) pelayanan kepada pelanggan, dan (3) berusaha mencapai keunggulan. 2. Desain ruang fisik, lingkungan kerja, dan bangunan. Misalnya perusahaan berupaya menciptakan budaya yang lebih enterpreneurial dengan membangun fasilitas baru 3. Slogan, bahasa, singkatan dan ucapan-ucapan. Misalnya, perusahaan mempromosikan keinginannya untuk memberikan pelayanan kepada klien melalui slogan “apapun kami lakukan”. Para pegawai didorong untuk melakukan apa yang diperlukan untuk melampaui harapan-harapan pelanggan. 4. Model peran yang dibuat secara sadar, program pelatihan, pengajaran, dan bimbingan oleh manajer dan supervisor. Misalnya mencontohkan nilai perusahaan dengan berpakaian model tertentu di acara pesta. 5. Imbalan eksplisit, status simbol (misalnya gelar) dan kriteria promosi. Misalnya merubah budaya perusahaan dengan menciptakan sejumlah kriteria dan insentif bagi para pegawai. 6. Cerita-cerita, legenda, atau mitos mengenai orang-orang dan kejadian penting. Misalnya dengan memberikan cerita-cerita keberhasilan perusahaan yang dapat memperkuat komitmen 7. proses, atau outcome yang diperhatikan, diukur dan dikendalikan para pemimpin. Misalnya perusahaan melakukan upaya terpadu untuk mengukur, mengendalikan dan memberikan imbalan atas cost efficiency. 8. Reaksi para pemimpin terhadap kritik dan krisis organisasi. Misalnya perusahaan yang memberikan penjelasan atas kesalahan perusahaan. 9. Aliran kerja dan struktur organisasi. Struktur hirarkis kemungkinan menanamkan orientasi terhadap kontrol dan otoritas daripada organisasi yang lebih rata. Para pemimpin dari banyak organisasi berupaya memberdayakan para pegawai dan meningkatkan keterlibatan pegawai. 10. Sistem dan prosedur organisasi. Misalnya perusahaan menggunakan berbagai prosedur untuk memperkuat budaya yang memfokuskan pada pengembangan diri. 11. Tujuan-tujuan organisasi dan kriteria yang dikaitkan dengan rekruitmen, seleksi, pengembangan, promosi, PHK, dan pemensiunan orang-orang. Misalnya perusahaan memperkuat budaya kinerja tinggi dengan menetapkan tujuan-tujuan yang menantang. BUDAYA ORGANISASI - Prof.Dr. Irwan Prayitno, Psi, MSc 56