SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak dan Tasauf
,berjudul “TOKOH-TOKOH SAUFI DARI MASA KE MASA”
Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai Para Tokoh-tokoh Saufi dari
Masa Ke Masa secara komprehensif dan uraian sejumlah Fakta kontemporter.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada.
1. WAHYU HIDAYATI,M.Ag., selaku dosen mata kuliah Akhlak dan Tasauf.
2. Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan
kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.
Bangko, 12 Oktober 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI ..………………………………………………………………………….2
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................................. .3
Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
Tujuan ……………………………………………………………………………………..3
BAB II. PEMBAHASAN
A. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Klasik.................................................................................. 4
B. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Pertengahan........................................................................ 5
C. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Modern............................................................................... 6
D. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Kontemporer....................................................................... 9
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….10
B. Saran ………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu aspek asoterik Islam, sekaligus sebagai perwujudan
dari ihsan yang menyadari adanya komunikasi langsung antara seorang hamba dan Tuhannya.
Sufisme bertujuan memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan. Sementara itu, intisarinya
adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah antara manusian dan Tuhan melalui
kontemplasi. Dengan bertasawuf, seseorang akan menjadi bersih hati dan jiwanya, berarti pula
ia akan dibimbing oleh cahaya Ilahi.di dalam ajaran Tasawuf pun terdapat beberapa tokoh
yang terkemuka. Dimana tokoh-tokoh tersebut juga memiliki ajaran Tasawuf nya masing-
masing.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah tokohTasawuf pada periodeKlasik ?
2. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka periodePertengahan ?
3. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka Periode Modern ?
4. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka periodeKontemporer?
C. Tujuan
1. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodeKlasik
2. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodePertengahan
3. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periode Modern
4. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodeKontemporer
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tokoh-tokohTasawuf periode Klasik
1. Ibn Athaillah as Sakandary
Nama lengkapnya Ahmad ibn Muhammad Ibn Athaillah as Sakandary (w. 1350M),
dikenal seorang Sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki serta
tokoh ketiga dalam tarikat al Syadzili. Penguasaannya akan hadits dan fiqih membuat ajaran-
ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat. Karya-karyanya amat
menyentuh dan diminati semua kalangan, diantaranya Al Hikam, kitab ini ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid tasawuf. Kitab lainnya, Miftah
Falah Wa Wishbah Al Arwah (Kunci Kemenangan dan Cahaya Spiritual), isinya mengenai
dzikir, Kitab al Tanwir Fi Ishqat al Tadhbir (Cahaya Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri),
yang disebut terakhir berisi tentang metode madzhab Syadzili dalam menerapkan nilai Sufi,
dan ada lagi kitab tentang guru-guru pertama tarekat Syadziliyah - Kitab Lathaif Fi Manaqib
Abil Abbas al Mursi wa Syaikhibi Abil Hasan.
2. Al Muhasibi
Nama lengkapnya Abu Abdullah Haris Ibn Asad (w. 857). Lahir di Basrah. Nama "Al
Muhasibi" mengandung pengertian "Orang yang telah menuangkan karya mengenai
kesadarannya". Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme
muktazilah. Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme
dimana dia memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi
adalah tokoh intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis
sebuah karya "Ri'ayah Li Huquq Allah", sebuah karya mengenai praktek kehidupan spiritual.
3. Abdul Qadir Al Jilani
Abdul Qadir Al Jilani (1077-1166) adalah seorang Sufi yang sangat tekenal dalam agama
Islam. Ia adalah pendiri tharikat Qadiriyyah, lahir di Desa Jilan, Persia, tetapi meninggal di
Baghdad Irak.
Abdul Qadir mulai menggunakan dakwah Islam setelah berusia 50 tahun. Dia mendirikan
sebuah tharikat dengan namanya sendiri. Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut sebagai Quthb
(poros spiritual) pada zamannya, dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al Azham (pemberi
pertolongan terbesar), sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena janjinya untuk
memperkenalkan prinsip-prinsip spiritual yang penuh kegaiban. Buku karangannya yang
5
paling populer adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaiban). Melalui Abdul Qadir tumbuh
gerakan sufi melalui bimbingan guru tharikat (mursyid). Jadi Qadiriyah adalah tharikat yang
paling pertama berdiri.
4. Al Hallaj
Nama lengkapnya Husayn Ibn Mansyur Al Hallaj (857-932), seorang Sufi Persia
dilahirkan di Thus yang dituduh Musyrik oleh khalifah dan oleh para pakar Abbasiyah di
Baghdad oleh karenanya dia dihukum mati.
Al Hallaj pertama kali menjadi murid Tharikat Syeikh Sahl di Al Tutsari, kemudian berganti
guru pada Syeikh Al Makki, kemudian mencoba bergabung menjadi murid Al Junaed Al
Baghdadi, tetapi ditolak.
Al Hallaj terkenal karena ucapan ekstasisnya "Ana Al Haqq" artinya Akulah Yang Maha
Mutlak, Akulah Yang Maha Nyata,bisa juga berarti "Akulah Tuhan", mengomentari masalah
ini Al Junaid menjelaskan "melalui yang Haq engkau terwujud", ungkapan tersebut
mengandung makna sebagai penghapusan antara manusia dengan Tuhan. Menurut Junaid " Al
Abd yahqa al Abd al Rabb Yahqa al Rabb" artinya pada ujung perjalanan "manusia tetap
sebagai manusia dan Tuhan tetap menjadi Tuhan".
Pada jamannya Al Hallaj dianggap musrik, akan tetapi setelah kematiannya justru ada gerakan
penghapusan bahkan Al Hallaj disebut sebagai martir atau syahid. Sampai sekarang Al Hallaj
tetap menjadi teka-teki atau misteri karena masih pro dan kontra.
B. Tokoh-tokoh Tasawuf periode Pertengahan
1. Zu al-Nun al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faid Sauban bin Ibrahim Zu al-Nun al-Misri.dia lahir di
Ekhmim yang terletak dikawasan Mesir Hulu pada tahun 155H/770M. Banyak guru-guru
yang telah didatanginya dan banyak pengembaraan yang telah dilakukannya baik di negeri
Arab maupun Syiria. Pada tahun 214H/829M, dia ditangkap dengan tuduhan membuat bid’ah
dan dikirim ke kota Bagdad untuk dipenjarakan disana.
Setelah diadili khalifah memerintahkan agar dia dibebaskan dan dikembalikan ke Cairo.
Di kota ini diameninggal pada tahun 245H/860M. menurut biografi-biografi para sufi, dia
adalah seorang pada masanya terkenal keluasan ilmunya, kerendahan hatinya, dan budi
pekertinya yang baik.
Dalam tasawuf posisinya dipandang penting, karena dia itulah yang pertama di Mesir yang
memperbincangkan masalah awal dan maqamat para wali. Selanjutnya, Zu al-Nun al-Misri
cenderung mengkaitkan ma’rifah dengan syariah, sebagaimana katanya: “Tanda seorang ‘arif
6
itu ada tiga: cahaya ma’rifahnya tidak memudarkan cahaya sifat wara’nya, secara batiniah
tidak memegangi ilmu yang menyangkal hokum lahiriah dan banyaknya karunia Allah tidak
menjadikannya melanggar tirai-tirai larangannya”.
2. Abu Yazid al-Bustami
Nama lengkapnya ialah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Dia lahir sekitar
tahun 200H/814M di Bustam, bagian Timur Laut Persia. Di Bustam ini pula ia meninggal
pada tahun 261H/875M.
Sebelum Abu Yazid mempelajari tasawuf, ia belajar agama islam menurut masbah Hanafi.
Abu Yazid adalah seorang zahid yang terkenal. Baginya zahid itu adalah seseorang yang telah
menyediakan dirinya untuk hidup berdekatan dengan Allah. Kepribadiannya menjadi sangat
menonjol dikalangan kaum sufi Persia pertama. Tidak banyak orang sufi yang mengesankan
sekaligus membingungkan orang-orang sezamannya dan zaman-zaman sesudahnya. Abu
Yazid lah yang pertamakali menimbulkan paham fana’ dan baqa’ dalam tasawuf.
Yang biasanya dirujukkan kepada Abu Yazid sebaga ipembawanya terdapat pula, ucapan-
ucapannya tentang hidup kerohaniannya, yang menjadi perhatian bagi pengagumnya, terutama
dikalangan kaum syufi. Misalnya: “Pertikaian para ulama adalah rahmat kecuali dalam
kehidupan”.
C. Tokoh-tokohTasawuf periode Modern
1. Buya Hamka
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka,
yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah
sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Ia dinyatakan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada
tanggal 9 November 2011.
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama di Padang Panjang pada tahun 1927.
Kemudian ia mendirikan cabang Muhammadiyah di Padang Panjang dan mengetuai cabang
Muhammadiyah tersebut pada tahun 1928.
Pada tahun 1931, ia diundang ke Bengkalis untuk kembali mendirikan cabang
Muhammadiyah. Dari sana ia melanjutkan perjalanan ke Bagansiapiapi, Labuhan Bilik,
Medan, dan Tebing Tinggi, sebagai mubaligh Muhammadiyah. Pada tahun 1932 ia dipercayai
oleh pimpinan Muhammadiyah sebagai mubaligh ke Makassar, Sulawesi Selatan. Ketika di
Makassar, sambil melaksanakan tugasnya sebagai seorang mubaligh Muhammadiyah, ia
memanfaatkan masa baktinya dengan sebaik-baiknya, terutama dalam mengembangkan lebih
7
jauh minat sejarahnya. Ia mencoba melacak beberapa manuskrip sejarawan muslim lokal.
Bahkan ia menjadi peneliti pribumi pertama yang mengungkap secara luas riwayat ulama
besar Sulawesi Selatan, Syeikh Muhammad Yusuf al-Makassari. Bukan itu saja, ketika di
Makassar ia juga mencoba menerbitkan majalah pengetahuan Islam yang terbit sekali sebulan.
Majalah tersebut diberi nama “al-Mahdi”.
Pada tahun 1934, Hamka meninggalkan Makassar dan kembali ke Padang Panjang,
kemudian berangkat ke Medan. Di Medan—bersama M. Yunan Nasution—ia mendapat
tawaran dari Haji Asbiran Ya’kub, dan Mohammad Rasami (mantan sekretaris
Muhammadiyah Bengkalis) untuk memimpin majalah mingguan Pedoman Masyarakat.
Melalui rubrik Tasawuf modern, tulisannya telah mengikat hati para pembacanya, baik
masyarakat awam maupun kaum intelektual, untuk senantiasa menantikan dan membaca
setiap terbitan Pedoman Masyarakat.
Pemikiran cerdas yang dituangkannya di Pedoman Masyarakat merupakan alat yang
sangat banyak menjadi tali penghubung antara dirinya dengan kaum intelektual lainnya,
seperti Natsir, Hatta, Agus Salim, dan Muhammad Isa Anshary.
Pada tahun 1945 Hamka kembali ke Padang Panjang. Sesampainya di Padang Panjang, ia
dipercayakan untuk memimpin Kulliyatul Muballighin dan menyalurkan kemampuan
jurnalistiknya dengan menghasilkan beberapa karya tulis. Di antaranya: Negara Islam, Islam
dan Demokrasi, Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi
Revolusi, dan Dari Lembah Cita-Cita.
Pada tahun 1949, Hamka memutuskan untuk meninggalkan Padang Panjang menuju
Jakarta. Di Jakarta, ia menekuni dunia jurnalistik dengan menjadi koresponden majalah
Pemandangan dan Harian Merdeka. Ia kemudian mengarang karya otobiografinya, Kenang-
Kenangan Hidup pada tahun 1950. Di samping itu, ia juga aktif di kancah politik melalui
Masyumi.
Pada tahun 1950, setalah menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya, Hamka melakukan
kunjungan ke beberapa negara Arab. Di sana, ia dapat bertemu langsung dengan Thaha
Husein dan Fikri Abadah. Sepulangnya dari kunjungan tersebut, ia mengarang beberapa buku
roman. Di antaranya Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi
Sungai Dajlah
Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai
politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya
penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan
8
di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional,
Indonesia.
Pada tahun 1955 HAMKA beliau masuk Konstituante melalui partai Masyumi dan
menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum. Pada masa inilah pemikiran HAMKA
sering bergesekan dengan mainstream politik ketika itu. Misalnya, ketika partai-partai
beraliran nasionalis dan komunis menghendaki Pancasila sebagai dasar negara. Dalam
pidatonya di Konstituante, HAMKA menyarankan agar dalam sila pertama Pancasila
dimasukkan kalimat tentang kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknyan sesuai
yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Namun, pemikiran HAMKA ditentang keras oleh
sebagian besar anggota Konstituante, termasuk Presiden Sukarno. Perjalanan politiknya bisa
dikatakan berakhir ketika Konstituante dibubarkan melalui Dekrit Presiden Soekarno pada
1959. Masyumi kemudian diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960.
Meski begitu, HAMKA tidak pernah menaruh dendam terhadap Sukarno. Ketika Sukarno
wafat, justru HAMKA yang menjadi imam salatnya. Banyak suara-suara dari rekan sejawat
yang mempertanyakan sikap HAMKA. “Ada yang mengatakan Sukarno itu komunis,
sehingga tak perlu disalatkan, namun HAMKA tidak peduli. Bagi HAMKA, apa yang
dilakukannya atas dasar hubungan persahabatan. Apalagi, di mata HAMKA, Sukarno adalah
seorang muslim.
Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, HAMKA dipenjarakan oleh Presiden Soekarno
karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakan, beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar
yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA diangkat
sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis
Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.
Pada tahun 1978, HAMKA lagi-lagi berbeda pandangan dengan pemerintah. Pemicunya
adalah keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef untuk mencabut
ketentuan libur selama puasa Ramadan, yang sebelumnya sudah menjadi kebiasaan.
Idealisme HAMKA kembali diuji ketika tahun 1980 Menteri Agama Alamsyah
Ratuprawiranegara meminta MUI mencabut fatwa yang melarang perayaan Natal bersama.
Sebagai Ketua MUI, HAMKA langsung menolak keinginan itu. Sikap keras HAMKA
kemudian ditanggapi Alamsyah dengan rencana pengunduran diri dari jabatannya. Mendengar
niat itu, HAMKA lantas meminta Alamsyah untuk mengurungkannya. Pada saat itu pula
HAMKA memutuskan mundur sebagai Ketua MUI.
Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas
al-Azhar, Cairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam dengan menggunakan bahasa
9
Melayu. Kemudian pada 6 Juni 1974, kembali ia memperoleh gelar kehormatan tersebut dari
Universitas Nasional Malaysia pada bidang kesusasteraan, serta gelar Profesor dari
Universitas Prof. Dr. Moestopo.
Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 dalam usia 73 tahun dan dikebumikan di
Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Jasanya bukan hanya diterima sebagai seorang tokoh ulama dan
sastrawan di negara kelahirannya, bahkan di Malaysia dan Singapura.
D. Tokoh-tokoh Tasawuf periode Kontemporer
1. Jalaluddin Rakhmat
Jalal adalah panggilan Jalaluddin Rakhmat, beliau lahir pada tanggal 29 Agustus 1949 di
Rancaekek, Bandung.Awal mula Jalaluddin Rakhmat mengenal syi’ah dimulai dari
perkenalannya dengan Haidar Bagirdari ITB dan K.H Endang Saefuddin Ansori (almarhum)
pada sebuah konferensi di Kolombia 1984. Jalaluddin Rakhmat adalah seorang yang
beraliran syi’ah yang mengagumi tasawuf. Dibidang tasawuf beliau memiliki tiga konsep
yang ditawarkan kepada masyarakat modern diantaranya wara’, zuhud, dan sabar terbilang
cukup mudah jika ditransformasikan di zaman modern ini, karena beliau adalah sufi
kontemporer.
Wara’, pada umumnya menyucikan diri dengan cara menuntut ilmu yang dapat
meningkatkan kualitas kesucian diri itu sesuai dengan tuntutan di zaman modern ini, Karena
sesuatunya pasti ada ilmunya. Seorang zahid tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya
kepada harta yang dimilikinya serta tidak terletak padahal-hal yang bersifat material,
tetapihal-hal yang bersifat spiritual. Manusia di katakan sabar apabila dia menemui konflik
dan dapat menyelesaikannya dengan hati yang ikhlas.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa klasik tasawufnya masih zuhud, tidak terlalu suka dengan duniawi. Secara
keilmuan masih belum terpuruk. Pada abad pertengahan baru muncul kata tasawuf ,mulai ada
gejolak dan perpecahan. Ketika kepemimpinan jatuh pada dinasti baniumayah terdapat perbedaan
darastis pola hidup dimana berubah menjadi serba mewah dan muncullah orang-orang zahid yang
menolak dengan gaya hidup tersebut. Namun saat menolak sedikit berlebihan sehingga menarik
diri dari masyarakat danasyik dengan dirinya sendiri beribadah dengan Allah.Pada era Modern di
kritik karena terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Pada kontemporer tasawuf lebih bersifat
elektronik dan bisa dikatakan komoditas.
B. Saran
Untuk para peserta didik seyogyanya makalah ini dapat dijadikan sebagai pandangan fikiran
yang nantinya dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh tasawuf
terkemuka yang memiliki tabiat baik dalam perjalanan hidupnya.
Untuk para pembaca hendaknya harus lebih mengetahui dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para tokoh tasawuf.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rafaaoeleng. 2011. “TOKOH-TOKOH TASAWUF BESERTA PEMIKIRANNYA”(online),
(http://inspirationkonselor.blogspot.co.id/2011/11/tokoh-tokoh-tasawuf-beserta.html,
diaksespadatanggal 6 maret 2017). Pukul 15:47.
Mutiarazuhud. 2012. “Letakkanduniapadatanganmudanakhiratpadahatimu”(online),
(https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/04/07/tasawuf-modern/,diaksespadatanggal 6
maret 2017). Pukul 15:58.
Rusmanmulyana. 2015. “Pendekar Sufi”(online),
(http://www.arifindikromo.blogspot.com/2014/02/blog-post.html?m=1, diaksespadatanggal 6
maret 2017). Pukul 16:15.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqArie Purnama
 
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamEsensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
 
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidindayat7
 
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infancia
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infanciaEl sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infancia
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infanciapastoralfamiliarbarquisimeto
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballahRPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballahyasirmaster web.id
 
Sejarah dakwah rasulullah periode madinah
Sejarah dakwah rasulullah periode madinahSejarah dakwah rasulullah periode madinah
Sejarah dakwah rasulullah periode madinahMazidatur Rizqiyah
 
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinhadisukmo
 
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhanSlight Hope
 
Latihan soal iman kepada kitab allah
Latihan soal iman kepada kitab allahLatihan soal iman kepada kitab allah
Latihan soal iman kepada kitab allahhufronafid07
 
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode MakkahDakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode MakkahKhanifah Inabah
 
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islam
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islamSejarah perkembangan kaligrafi di dunia islam
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islamJamilkaligrafi
 
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptx
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptxSistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptx
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptxSaepurRijal
 
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1yosep agus
 
AKIDAH AKHLAK FASE A.docx
AKIDAH AKHLAK FASE A.docxAKIDAH AKHLAK FASE A.docx
AKIDAH AKHLAK FASE A.docxsitiati
 
khulafaur rasyidin
khulafaur rasyidinkhulafaur rasyidin
khulafaur rasyidinChaerul Uman
 
Nama lain al qur'an
Nama lain al qur'anNama lain al qur'an
Nama lain al qur'anRusli Harby
 
ชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdf
ชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdfชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdf
ชีวประวัตินบี(ปลาย).PdfMuhammadrusdee Almaarify
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekatLela Warni
 

Mais procurados (20)

Abu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiqAbu bakar as shidiq
Abu bakar as shidiq
 
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamEsensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
 
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
 
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infancia
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infanciaEl sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infancia
El sentido y la razón de ser de la pastoral familiar e infancia
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballahRPP PAI XI Kurikulum 2013  Seri 2.3 iman kepada kitaballah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.3 iman kepada kitaballah
 
Sejarah dakwah rasulullah periode madinah
Sejarah dakwah rasulullah periode madinahSejarah dakwah rasulullah periode madinah
Sejarah dakwah rasulullah periode madinah
 
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
 
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
10 cara & 10 kiat optimalisasi ramadhan
 
Latihan soal iman kepada kitab allah
Latihan soal iman kepada kitab allahLatihan soal iman kepada kitab allah
Latihan soal iman kepada kitab allah
 
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode MakkahDakwah Rasulullah Periode Makkah
Dakwah Rasulullah Periode Makkah
 
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islam
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islamSejarah perkembangan kaligrafi di dunia islam
Sejarah perkembangan kaligrafi di dunia islam
 
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptx
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptxSistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptx
Sistem Manajemen dan Pengelolaan Pesantren.pptx
 
Materi Ke-NU-an 7 smt gasal
Materi Ke-NU-an 7 smt gasalMateri Ke-NU-an 7 smt gasal
Materi Ke-NU-an 7 smt gasal
 
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1
Terjemah kitab-sirah-nabawiyah-nurul-yaqin-jilid-1
 
AKIDAH AKHLAK FASE A.docx
AKIDAH AKHLAK FASE A.docxAKIDAH AKHLAK FASE A.docx
AKIDAH AKHLAK FASE A.docx
 
khulafaur rasyidin
khulafaur rasyidinkhulafaur rasyidin
khulafaur rasyidin
 
Jesus in islam
Jesus in islamJesus in islam
Jesus in islam
 
Nama lain al qur'an
Nama lain al qur'anNama lain al qur'an
Nama lain al qur'an
 
ชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdf
ชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdfชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdf
ชีวประวัตินบี(ปลาย).Pdf
 
pengenalan tarekat
pengenalan tarekatpengenalan tarekat
pengenalan tarekat
 

Semelhante a TOKOH SUFI

Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfZukét Printing
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxZukét Printing
 
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docx
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docxBeografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docx
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docxZukét Printing
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydDwi Andriani
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxZukét Printing
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfZukét Printing
 
Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azRidwan Munir
 
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdf
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdfBeografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdf
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdfZukét Printing
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiAbdul Fauzan
 
Semesta bertasbih tasawuf al hallaj1
Semesta bertasbih  tasawuf al hallaj1Semesta bertasbih  tasawuf al hallaj1
Semesta bertasbih tasawuf al hallaj1Hulu Kujang
 
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanPerkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanPutri Aisyah
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawufudajamil
 
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.pptSTUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.pptArdityaPrayogi3
 
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)Usman Jambak
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalamade orreo
 

Semelhante a TOKOH SUFI (20)

Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdfPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.pdf
 
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docxPengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
Pengertian dan Sejarah Munculnya Tasawuf.docx
 
Makalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docxMakalah Ilmu Tasawuf.docx
Makalah Ilmu Tasawuf.docx
 
islam dan tasawuf
islam dan tasawufislam dan tasawuf
islam dan tasawuf
 
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docx
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docxBeografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docx
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.docx
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docxStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.docx
 
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdfStudi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
Studi Kritis Aliran-Aliran Tarekat Yang Berkembang Masa Kini.pdf
 
Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah az
 
Ahlaq tasawuf
Ahlaq tasawufAhlaq tasawuf
Ahlaq tasawuf
 
Aliran asy'ariah
Aliran asy'ariahAliran asy'ariah
Aliran asy'ariah
 
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdf
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdfBeografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdf
Beografi Imam Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.pdf
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 
Semesta bertasbih tasawuf al hallaj1
Semesta bertasbih  tasawuf al hallaj1Semesta bertasbih  tasawuf al hallaj1
Semesta bertasbih tasawuf al hallaj1
 
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaanPerkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
Perkembangan peradaban islam pada masa kejayaan
 
Makalah tasawuf
Makalah tasawufMakalah tasawuf
Makalah tasawuf
 
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.pptSTUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
STUDI TASAWUF-MISTISME ISLAM.ppt
 
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
Ibnu Thufail (Makalah Usman Jambak)
 
Mengenal Tokoh tasawuf indonesia dari masa kemasa.docx
Mengenal Tokoh tasawuf indonesia dari masa kemasa.docxMengenal Tokoh tasawuf indonesia dari masa kemasa.docx
Mengenal Tokoh tasawuf indonesia dari masa kemasa.docx
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
 

Mais de Robet Saputra

Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaRobet Saputra
 
Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuRobet Saputra
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anRobet Saputra
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Makalah teori nasional
Makalah teori nasionalMakalah teori nasional
Makalah teori nasionalRobet Saputra
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupahMakalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupahRobet Saputra
 

Mais de Robet Saputra (10)

Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasila
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
Kata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak bakuKata baku dan tidak baku
Kata baku dan tidak baku
 
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'anMakalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
Makalah sukmber pokok penafsiran al qur'an
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Makalah teori nasional
Makalah teori nasionalMakalah teori nasional
Makalah teori nasional
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupahMakalah sewa menyewa dan upah mengupah
Makalah sewa menyewa dan upah mengupah
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 

TOKOH SUFI

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak dan Tasauf ,berjudul “TOKOH-TOKOH SAUFI DARI MASA KE MASA” Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai Para Tokoh-tokoh Saufi dari Masa Ke Masa secara komprehensif dan uraian sejumlah Fakta kontemporter. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada. 1. WAHYU HIDAYATI,M.Ag., selaku dosen mata kuliah Akhlak dan Tasauf. 2. Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil. 3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin. Bangko, 12 Oktober 2018 Penyusun
  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...1 DAFTAR ISI ..………………………………………………………………………….2 BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang .............................................................................................................. .3 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3 Tujuan ……………………………………………………………………………………..3 BAB II. PEMBAHASAN A. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Klasik.................................................................................. 4 B. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Pertengahan........................................................................ 5 C. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Modern............................................................................... 6 D. Tokoh-tokoh Tasawuf Periode Kontemporer....................................................................... 9 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….10 B. Saran ………………………………………………………………………………11 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tasawuf merupakan salah satu aspek asoterik Islam, sekaligus sebagai perwujudan dari ihsan yang menyadari adanya komunikasi langsung antara seorang hamba dan Tuhannya. Sufisme bertujuan memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan. Sementara itu, intisarinya adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah antara manusian dan Tuhan melalui kontemplasi. Dengan bertasawuf, seseorang akan menjadi bersih hati dan jiwanya, berarti pula ia akan dibimbing oleh cahaya Ilahi.di dalam ajaran Tasawuf pun terdapat beberapa tokoh yang terkemuka. Dimana tokoh-tokoh tersebut juga memiliki ajaran Tasawuf nya masing- masing. B. Rumusan Masalah 1. Siapakah tokohTasawuf pada periodeKlasik ? 2. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka periodePertengahan ? 3. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka Periode Modern ? 4. Siapakah tokoh Tasawuf terkemuka periodeKontemporer? C. Tujuan 1. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodeKlasik 2. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodePertengahan 3. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periode Modern 4. UntukmengetahuitokohTasawuf pada periodeKontemporer
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Tokoh-tokohTasawuf periode Klasik 1. Ibn Athaillah as Sakandary Nama lengkapnya Ahmad ibn Muhammad Ibn Athaillah as Sakandary (w. 1350M), dikenal seorang Sufi sekaligus muhadits yang menjadi faqih dalam madzhab Maliki serta tokoh ketiga dalam tarikat al Syadzili. Penguasaannya akan hadits dan fiqih membuat ajaran- ajaran tasawufnya memiliki landasan nas dan akar syariat yang kuat. Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan, diantaranya Al Hikam, kitab ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan murid-murid tasawuf. Kitab lainnya, Miftah Falah Wa Wishbah Al Arwah (Kunci Kemenangan dan Cahaya Spiritual), isinya mengenai dzikir, Kitab al Tanwir Fi Ishqat al Tadhbir (Cahaya Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri), yang disebut terakhir berisi tentang metode madzhab Syadzili dalam menerapkan nilai Sufi, dan ada lagi kitab tentang guru-guru pertama tarekat Syadziliyah - Kitab Lathaif Fi Manaqib Abil Abbas al Mursi wa Syaikhibi Abil Hasan. 2. Al Muhasibi Nama lengkapnya Abu Abdullah Haris Ibn Asad (w. 857). Lahir di Basrah. Nama "Al Muhasibi" mengandung pengertian "Orang yang telah menuangkan karya mengenai kesadarannya". Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah. Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi adalah tokoh intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis sebuah karya "Ri'ayah Li Huquq Allah", sebuah karya mengenai praktek kehidupan spiritual. 3. Abdul Qadir Al Jilani Abdul Qadir Al Jilani (1077-1166) adalah seorang Sufi yang sangat tekenal dalam agama Islam. Ia adalah pendiri tharikat Qadiriyyah, lahir di Desa Jilan, Persia, tetapi meninggal di Baghdad Irak. Abdul Qadir mulai menggunakan dakwah Islam setelah berusia 50 tahun. Dia mendirikan sebuah tharikat dengan namanya sendiri. Syeikh Abdul Qadir disebut-sebut sebagai Quthb (poros spiritual) pada zamannya, dan bahkan disebut sebagai Ghauts Al Azham (pemberi pertolongan terbesar), sebutan tersebut tidak bisa diragukan karena janjinya untuk memperkenalkan prinsip-prinsip spiritual yang penuh kegaiban. Buku karangannya yang
  • 5. 5 paling populer adalah Futuh Al Ghayb (menyingkap kegaiban). Melalui Abdul Qadir tumbuh gerakan sufi melalui bimbingan guru tharikat (mursyid). Jadi Qadiriyah adalah tharikat yang paling pertama berdiri. 4. Al Hallaj Nama lengkapnya Husayn Ibn Mansyur Al Hallaj (857-932), seorang Sufi Persia dilahirkan di Thus yang dituduh Musyrik oleh khalifah dan oleh para pakar Abbasiyah di Baghdad oleh karenanya dia dihukum mati. Al Hallaj pertama kali menjadi murid Tharikat Syeikh Sahl di Al Tutsari, kemudian berganti guru pada Syeikh Al Makki, kemudian mencoba bergabung menjadi murid Al Junaed Al Baghdadi, tetapi ditolak. Al Hallaj terkenal karena ucapan ekstasisnya "Ana Al Haqq" artinya Akulah Yang Maha Mutlak, Akulah Yang Maha Nyata,bisa juga berarti "Akulah Tuhan", mengomentari masalah ini Al Junaid menjelaskan "melalui yang Haq engkau terwujud", ungkapan tersebut mengandung makna sebagai penghapusan antara manusia dengan Tuhan. Menurut Junaid " Al Abd yahqa al Abd al Rabb Yahqa al Rabb" artinya pada ujung perjalanan "manusia tetap sebagai manusia dan Tuhan tetap menjadi Tuhan". Pada jamannya Al Hallaj dianggap musrik, akan tetapi setelah kematiannya justru ada gerakan penghapusan bahkan Al Hallaj disebut sebagai martir atau syahid. Sampai sekarang Al Hallaj tetap menjadi teka-teki atau misteri karena masih pro dan kontra. B. Tokoh-tokoh Tasawuf periode Pertengahan 1. Zu al-Nun al-Misri Nama lengkapnya adalah Abu al-Faid Sauban bin Ibrahim Zu al-Nun al-Misri.dia lahir di Ekhmim yang terletak dikawasan Mesir Hulu pada tahun 155H/770M. Banyak guru-guru yang telah didatanginya dan banyak pengembaraan yang telah dilakukannya baik di negeri Arab maupun Syiria. Pada tahun 214H/829M, dia ditangkap dengan tuduhan membuat bid’ah dan dikirim ke kota Bagdad untuk dipenjarakan disana. Setelah diadili khalifah memerintahkan agar dia dibebaskan dan dikembalikan ke Cairo. Di kota ini diameninggal pada tahun 245H/860M. menurut biografi-biografi para sufi, dia adalah seorang pada masanya terkenal keluasan ilmunya, kerendahan hatinya, dan budi pekertinya yang baik. Dalam tasawuf posisinya dipandang penting, karena dia itulah yang pertama di Mesir yang memperbincangkan masalah awal dan maqamat para wali. Selanjutnya, Zu al-Nun al-Misri cenderung mengkaitkan ma’rifah dengan syariah, sebagaimana katanya: “Tanda seorang ‘arif
  • 6. 6 itu ada tiga: cahaya ma’rifahnya tidak memudarkan cahaya sifat wara’nya, secara batiniah tidak memegangi ilmu yang menyangkal hokum lahiriah dan banyaknya karunia Allah tidak menjadikannya melanggar tirai-tirai larangannya”. 2. Abu Yazid al-Bustami Nama lengkapnya ialah Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Dia lahir sekitar tahun 200H/814M di Bustam, bagian Timur Laut Persia. Di Bustam ini pula ia meninggal pada tahun 261H/875M. Sebelum Abu Yazid mempelajari tasawuf, ia belajar agama islam menurut masbah Hanafi. Abu Yazid adalah seorang zahid yang terkenal. Baginya zahid itu adalah seseorang yang telah menyediakan dirinya untuk hidup berdekatan dengan Allah. Kepribadiannya menjadi sangat menonjol dikalangan kaum sufi Persia pertama. Tidak banyak orang sufi yang mengesankan sekaligus membingungkan orang-orang sezamannya dan zaman-zaman sesudahnya. Abu Yazid lah yang pertamakali menimbulkan paham fana’ dan baqa’ dalam tasawuf. Yang biasanya dirujukkan kepada Abu Yazid sebaga ipembawanya terdapat pula, ucapan- ucapannya tentang hidup kerohaniannya, yang menjadi perhatian bagi pengagumnya, terutama dikalangan kaum syufi. Misalnya: “Pertikaian para ulama adalah rahmat kecuali dalam kehidupan”. C. Tokoh-tokohTasawuf periode Modern 1. Buya Hamka Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Ia dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011. Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama di Padang Panjang pada tahun 1927. Kemudian ia mendirikan cabang Muhammadiyah di Padang Panjang dan mengetuai cabang Muhammadiyah tersebut pada tahun 1928. Pada tahun 1931, ia diundang ke Bengkalis untuk kembali mendirikan cabang Muhammadiyah. Dari sana ia melanjutkan perjalanan ke Bagansiapiapi, Labuhan Bilik, Medan, dan Tebing Tinggi, sebagai mubaligh Muhammadiyah. Pada tahun 1932 ia dipercayai oleh pimpinan Muhammadiyah sebagai mubaligh ke Makassar, Sulawesi Selatan. Ketika di Makassar, sambil melaksanakan tugasnya sebagai seorang mubaligh Muhammadiyah, ia memanfaatkan masa baktinya dengan sebaik-baiknya, terutama dalam mengembangkan lebih
  • 7. 7 jauh minat sejarahnya. Ia mencoba melacak beberapa manuskrip sejarawan muslim lokal. Bahkan ia menjadi peneliti pribumi pertama yang mengungkap secara luas riwayat ulama besar Sulawesi Selatan, Syeikh Muhammad Yusuf al-Makassari. Bukan itu saja, ketika di Makassar ia juga mencoba menerbitkan majalah pengetahuan Islam yang terbit sekali sebulan. Majalah tersebut diberi nama “al-Mahdi”. Pada tahun 1934, Hamka meninggalkan Makassar dan kembali ke Padang Panjang, kemudian berangkat ke Medan. Di Medan—bersama M. Yunan Nasution—ia mendapat tawaran dari Haji Asbiran Ya’kub, dan Mohammad Rasami (mantan sekretaris Muhammadiyah Bengkalis) untuk memimpin majalah mingguan Pedoman Masyarakat. Melalui rubrik Tasawuf modern, tulisannya telah mengikat hati para pembacanya, baik masyarakat awam maupun kaum intelektual, untuk senantiasa menantikan dan membaca setiap terbitan Pedoman Masyarakat. Pemikiran cerdas yang dituangkannya di Pedoman Masyarakat merupakan alat yang sangat banyak menjadi tali penghubung antara dirinya dengan kaum intelektual lainnya, seperti Natsir, Hatta, Agus Salim, dan Muhammad Isa Anshary. Pada tahun 1945 Hamka kembali ke Padang Panjang. Sesampainya di Padang Panjang, ia dipercayakan untuk memimpin Kulliyatul Muballighin dan menyalurkan kemampuan jurnalistiknya dengan menghasilkan beberapa karya tulis. Di antaranya: Negara Islam, Islam dan Demokrasi, Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, dan Dari Lembah Cita-Cita. Pada tahun 1949, Hamka memutuskan untuk meninggalkan Padang Panjang menuju Jakarta. Di Jakarta, ia menekuni dunia jurnalistik dengan menjadi koresponden majalah Pemandangan dan Harian Merdeka. Ia kemudian mengarang karya otobiografinya, Kenang- Kenangan Hidup pada tahun 1950. Di samping itu, ia juga aktif di kancah politik melalui Masyumi. Pada tahun 1950, setalah menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya, Hamka melakukan kunjungan ke beberapa negara Arab. Di sana, ia dapat bertemu langsung dengan Thaha Husein dan Fikri Abadah. Sepulangnya dari kunjungan tersebut, ia mengarang beberapa buku roman. Di antaranya Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan
  • 8. 8 di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Pada tahun 1955 HAMKA beliau masuk Konstituante melalui partai Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum. Pada masa inilah pemikiran HAMKA sering bergesekan dengan mainstream politik ketika itu. Misalnya, ketika partai-partai beraliran nasionalis dan komunis menghendaki Pancasila sebagai dasar negara. Dalam pidatonya di Konstituante, HAMKA menyarankan agar dalam sila pertama Pancasila dimasukkan kalimat tentang kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknyan sesuai yang termaktub dalam Piagam Jakarta. Namun, pemikiran HAMKA ditentang keras oleh sebagian besar anggota Konstituante, termasuk Presiden Sukarno. Perjalanan politiknya bisa dikatakan berakhir ketika Konstituante dibubarkan melalui Dekrit Presiden Soekarno pada 1959. Masyumi kemudian diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Meski begitu, HAMKA tidak pernah menaruh dendam terhadap Sukarno. Ketika Sukarno wafat, justru HAMKA yang menjadi imam salatnya. Banyak suara-suara dari rekan sejawat yang mempertanyakan sikap HAMKA. “Ada yang mengatakan Sukarno itu komunis, sehingga tak perlu disalatkan, namun HAMKA tidak peduli. Bagi HAMKA, apa yang dilakukannya atas dasar hubungan persahabatan. Apalagi, di mata HAMKA, Sukarno adalah seorang muslim. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, HAMKA dipenjarakan oleh Presiden Soekarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakan, beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia. Pada tahun 1978, HAMKA lagi-lagi berbeda pandangan dengan pemerintah. Pemicunya adalah keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef untuk mencabut ketentuan libur selama puasa Ramadan, yang sebelumnya sudah menjadi kebiasaan. Idealisme HAMKA kembali diuji ketika tahun 1980 Menteri Agama Alamsyah Ratuprawiranegara meminta MUI mencabut fatwa yang melarang perayaan Natal bersama. Sebagai Ketua MUI, HAMKA langsung menolak keinginan itu. Sikap keras HAMKA kemudian ditanggapi Alamsyah dengan rencana pengunduran diri dari jabatannya. Mendengar niat itu, HAMKA lantas meminta Alamsyah untuk mengurungkannya. Pada saat itu pula HAMKA memutuskan mundur sebagai Ketua MUI. Pada tahun 1959, Hamka mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar, Cairo atas jasa-jasanya dalam penyiaran agama Islam dengan menggunakan bahasa
  • 9. 9 Melayu. Kemudian pada 6 Juni 1974, kembali ia memperoleh gelar kehormatan tersebut dari Universitas Nasional Malaysia pada bidang kesusasteraan, serta gelar Profesor dari Universitas Prof. Dr. Moestopo. Hamka meninggal dunia pada 24 Juli 1981 dalam usia 73 tahun dan dikebumikan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Jasanya bukan hanya diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, bahkan di Malaysia dan Singapura. D. Tokoh-tokoh Tasawuf periode Kontemporer 1. Jalaluddin Rakhmat Jalal adalah panggilan Jalaluddin Rakhmat, beliau lahir pada tanggal 29 Agustus 1949 di Rancaekek, Bandung.Awal mula Jalaluddin Rakhmat mengenal syi’ah dimulai dari perkenalannya dengan Haidar Bagirdari ITB dan K.H Endang Saefuddin Ansori (almarhum) pada sebuah konferensi di Kolombia 1984. Jalaluddin Rakhmat adalah seorang yang beraliran syi’ah yang mengagumi tasawuf. Dibidang tasawuf beliau memiliki tiga konsep yang ditawarkan kepada masyarakat modern diantaranya wara’, zuhud, dan sabar terbilang cukup mudah jika ditransformasikan di zaman modern ini, karena beliau adalah sufi kontemporer. Wara’, pada umumnya menyucikan diri dengan cara menuntut ilmu yang dapat meningkatkan kualitas kesucian diri itu sesuai dengan tuntutan di zaman modern ini, Karena sesuatunya pasti ada ilmunya. Seorang zahid tidak menggantungkan kebahagiaan hidupnya kepada harta yang dimilikinya serta tidak terletak padahal-hal yang bersifat material, tetapihal-hal yang bersifat spiritual. Manusia di katakan sabar apabila dia menemui konflik dan dapat menyelesaikannya dengan hati yang ikhlas.
  • 10. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada masa klasik tasawufnya masih zuhud, tidak terlalu suka dengan duniawi. Secara keilmuan masih belum terpuruk. Pada abad pertengahan baru muncul kata tasawuf ,mulai ada gejolak dan perpecahan. Ketika kepemimpinan jatuh pada dinasti baniumayah terdapat perbedaan darastis pola hidup dimana berubah menjadi serba mewah dan muncullah orang-orang zahid yang menolak dengan gaya hidup tersebut. Namun saat menolak sedikit berlebihan sehingga menarik diri dari masyarakat danasyik dengan dirinya sendiri beribadah dengan Allah.Pada era Modern di kritik karena terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Pada kontemporer tasawuf lebih bersifat elektronik dan bisa dikatakan komoditas. B. Saran Untuk para peserta didik seyogyanya makalah ini dapat dijadikan sebagai pandangan fikiran yang nantinya dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh tasawuf terkemuka yang memiliki tabiat baik dalam perjalanan hidupnya. Untuk para pembaca hendaknya harus lebih mengetahui dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para tokoh tasawuf.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Rafaaoeleng. 2011. “TOKOH-TOKOH TASAWUF BESERTA PEMIKIRANNYA”(online), (http://inspirationkonselor.blogspot.co.id/2011/11/tokoh-tokoh-tasawuf-beserta.html, diaksespadatanggal 6 maret 2017). Pukul 15:47. Mutiarazuhud. 2012. “Letakkanduniapadatanganmudanakhiratpadahatimu”(online), (https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/04/07/tasawuf-modern/,diaksespadatanggal 6 maret 2017). Pukul 15:58. Rusmanmulyana. 2015. “Pendekar Sufi”(online), (http://www.arifindikromo.blogspot.com/2014/02/blog-post.html?m=1, diaksespadatanggal 6 maret 2017). Pukul 16:15.