Bahaya politis dan ideologis di balik kata “moderat”
1. 24/3/2014 Bahaya Politis dan Ideologis di BalikKata “Moderat” | Al-Khilafah.org
http://www.al-khilafah.org/2014/03/bahaya-politis-dan-ideologis-di-balik-kata-moderat.html 1/3
Bahaya Politis dan Ideologis di Balik Kata “Moderat”
Posted by Admin on 3/23/2014 06:40:00 PM in artikel, Headline, Opini | 0 komentar
Oleh : RIki Nasrullah
Mahasiswa FIB Unpad
Istilah “Moderat” kian hari kian mendapatkan tempat di kalangan ummat, bukan hanya ummat Islam yang awam saja,
melainkan ummat Islam yang mengaku ilmunya tinggi pun sekarang sudah terbuai dengan kata “moderat”. Dan kata
“moderat” sudah terlanjur mendapatkan tempat di hati para pemeluk agama Islam. Namun, sadarkah kita bahwa di balik
propaganda kata “moderat” terdapat dua tujuan yang amat membahayakan Ummat Islam. Paing tidak, terdapat dua tujuan
inti dari adanya propaganda kata “moderat” yang sering dilontarkan Negara Barat terhadap Negara-negara yang mayoritas
penduduknya muslim. Tujuan tersebut berpretensi terhadap dua sub kehidupan ummat, yaitu politis dan ideologis. Secara
politis, tujuannya adalah untuk mempertahankan Negara-negara mayorits muslim agar tetap menjadi mitra yang baik bagi
AS dan antek-anteknya dalam strategi politik yang dirancang AS, yaitu War On Terorism. Secara ideologis, kita bisa pahami
bahwa AS dan antek-anteknya menginginkan Negara-negara mayoritas muslim tetap menjalankan sitem sekularisme
dalam kesehariannya, bahkan menginginkan ide tersebut semakin mengakar di relung hati ummat Islam. Tentu, kita harus
senantiasa waspada dan hati-hati terhadap semua propaganda Barat dalam proyek mendiskreditkan Islam ideologis dan
Ummat Islam itu sendiri.
Bukti bahwa kian hari kata “moderat” semakin bertendensi positif di kalangan ummat Islam bisa kita saksikan pada
peristiwa keadtangan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton, berkunjung ke Indonesia. pada saat itu, Hillary dengan
jelasnya memuji Indonesia sebagai salah satu Negara moderat yang pernah ada. menurutnya, Indonesia telah berhasil
memadukan antara Islam dan demokrasi. Pujian itu tentunya bukan tanpa tujuan. kita bisa pahami bahwa AS, melalui
Menteri Luar Negerinya menginginkan Indonesia masuk ke dalam barisan Negara pro Barat dan menjadi mitra baik AS.
Bukan hanya dalam tataran Negara, kejahilan ummat Islam kini semakin terasa tatkala orang yang mengaku paham ajaran
Islam justru terjerumus ke daam propaganda Barat tersebut. pada Pebruari 2014 di salah satu masjid kampus, saya
melihat dalam Anggaran Dasarnya sebuat pasal yang menjelaskan tentang syarat untuk menjadi pengurus masjid kampus
tersebut. begitu tercengangnya ketika saya dapati kata”moderat” masuk dalam salah satu syarat untuk bisa menjadi
pengurus masjid di kampus tersebut. Fenomena ini bisa kita ambil simpulan bahwa Barat dengan propaganda-
propaganda busuknya telah berhasil menyeret ummat Islam menjadi ummat terkerdil yang pernah ada. sungguh sebuah
kondisi yang menyayat hati dan begitu menyedihkan.
Secara hisitoris, bisa kita ulur benang merahnya. Sehingga kita bisa paham awal dari terlontarnya kata “moderat” dari
Negara Barat dan antek-anteknya. Dalam awal decade 1990-an, Barat dengan ideologi Kapitalisme-sekularismenya
semakin digdaya setelahnya ideologi Sosialisme mnemui azalnya. Sehingga kondisi ini membuat Barat tidak lagi menemui
lawan ideologinya dalam kancah perpolitikan dunia. Banyak pemikir Barat yang mengatakan bahwa hancurnya Sosialisme
sebagai kemenangan akhir bagi ideology Barat. Namun, Richard Nixon dalam bukunya, Size The Moment, telah sejak lama
sadar dan mengingatkna bahwa Islam dengan adidayanya yang telah mampu menguasai hampir 2/3 dunia akan mampu
menjadi lawan ideologi yang tangguh dan berbahaya bagi Barat. Nixon menyebut orang yang setia pada ajaran Islam
2. 24/3/2014 Bahaya Politis dan Ideologis di BalikKata “Moderat” | Al-Khilafah.org
http://www.al-khilafah.org/2014/03/bahaya-politis-dan-ideologis-di-balik-kata-moderat.html 2/3
sebagai orang fundamentalis.
Ketakutan Barat akan munculnya kembali Islam ideologis dalam kancah perpolitikan dunia dijawab dengan propaganda-
propaganda busuk Barat yang dilontarkan kepada ummat Islam. Kita masih ingat bagaimana AS telah menyudutkan umat
Islam dengan menuduh Islam sebagai dalang dari peristiwa WTC pada tahun 2001. Invasi AS atas Irak dan Adganistan
padatahun 2003 pun dianggap hal yang wajar dilakukan dalam rangka perang melawan teroris. Barat dengan
kebusukannya telah membuat segmen-segmen dan mendikotomiskan Islam. War on Terorism merupakan salah satu
taktik barat untuk mempertahankan hegemoni politiknya di kancah dunia, sekaligus mngukuhkan ideology Kapitalis-Sekular
di tengah-tengah dunia.
Di lain sisi, AS dan antek-anteknya telah mendikotomiskan Islam dengan membagi Negara-negara di dunia menjadi dua
kubu. Pertama, kubu yang menentang Barat. Kedua, kubu yang pro terhadap Barat. Kubu pertama yang kemudian disebut
sebagai kubu poros setan (axis evil) seperti Korea Utara, Iran, Kuba, dll. Kubu kedua, yang Pro Barat, kemudian diberi
pujian dan gelar sebagai Negara-negara demokratis dan moderat. Posisi Indonesia dan negera-negara mayoritas muslim
lainnya terus didorong untuk menjadi Negara moderat, sehingga mampu menjadi mitra baik bagi AS dan Barat dalam
rangka War on Terorism. Turki Modern setelahnya jantung kekuatan ummat Islam, yakni kekhilafahan Utsmaniyah,
dihancurkan telah berubah menjadi Negara super moderat yang kemudian menjadi mitra baik dan pusat penjajahan
ideologis AS dan Barat. Jadi secara historis, istilah moderat sarat akan muatan poitis dan ideogis yang bisa
membahayakan Islam dan Ummat Islam.
Bahaya Politik dan Ideologi
Di balik pujian dan pencitraan “Negara-negara moderat” dan “Islam Moderat” yang nyatanya merupakan propaganda Barat,
di dalamnya terdapat bahaya politik dan ideologi yang mematikan. Bahaya politik yang dimaksud adalah penyesatan politik
kepada ummat Islam yang menjadikan ummat Islam tidak mampu lagi membedakan mana kawan mana lawan. Karena
propaganda yang begitu massif, sehingga ummat Islam dunia menganggap bahwa siapapun yang mempertahankan
ideologi Kapitalis-Sekular dan Negara moderat sebagai kawan yang harus dibela dan dijaga keberadaannya. Pun
sebaliknya, siapa saja yang mempropagandakan Islam fundamentalis – di mata Barat – berarti Negara tersebut telah
menabuh genderang perang dan keberadaannya mesti ditekan dan dilawan. Sebuah standar yang nyata-nyatanya bertolak
belakang dengan Islam. Sebuah propaganda menyesatkan yang bisa membuat Islam kerdil dan tak berdaya di mata
dunia.
Selanjutnya, bahaya ideologis yang Nampak dari propaganda Barat kepada ummat Islam adalah dengan mendikotomiskan
Islam menjadi dua tipe, tipe pertama yaitu tipe yang dikehendaki Barat yakni umat Islam yang berkompromi dengan ide-ide
Barat sehingga umat Islam memadukan antara Islam dan Sekularisme. Tipe ini yang oleh Barat dinamakan Islam Moderat.
Kemudian, tipe kedua yakni tipe orang yang menjalankan Islam dengan sungguh-sungguh, yang oleh Barat dinamakan
dengan tipe Islam Fundamental. Propaganda ini telah merasuk ke dalam relugn hati ummat Islam sehingga sekarang ini
ummat Islam banyak yang aktivitasnya pro dengan ide kufur Barat padahal ia mengaku sebagai ummat Islam. Orang-orang
ini lah yang justru lebih berbahaya bagi internal umat Islam.
Selanjutnya, propaganda lain yang dilontarkan Barat adalah penyerangan terhadap terorisme. Dengan standar yang dibuat
Barat, sehingga kriteria-kriteria yang menurut Barat teroris adalah mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan Islam,
juga mereka yang membenci Barat karena dorongan Ideoogis. Sebuah propaganda berbahaya bagi Islam dan umar Islam.
Sehingga tak ayal, sekarang ini Islam menjadi tersudutkan karena strategi War on Terorism yang dipropagandakan Barat.
Propaganda Barat ini telah memaksa ummat Islam untuk meninggalkan ajaran agama Isam sedikit demi sedikit, dan
mereka mulai menjalankan apa-apa yang dikehendaki Barat dan apa-apa yang menurut Barat bagus, serta membuat Barat
semakin kuat.
3. 24/3/2014 Bahaya Politis dan Ideologis di BalikKata “Moderat” | Al-Khilafah.org
http://www.al-khilafah.org/2014/03/bahaya-politis-dan-ideologis-di-balik-kata-moderat.html 3/3
Bangkit Bersama Islam
Kekuatan Barat tidak akan mampu terkalahkan jikalau umat Islam terpecah belah menjadi negri-negri kecil yang kalah dan
terjajah. Sehingga, kalau kita ingin menghancurkan propaganda Barat, maka harus ada kekuatan yang akan
mengalahkannya, itulah kekhilafahan Islam. Karena khilafah adalah kepemimpinan umum umat Islam di seluruh dunia
yang akan menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Islam harus kembali mengeluarkan taringnya,
sehingga Barat tidak berbuat semena-mena terhadap Islam. Hal itu bisa dilakukan seandainya umat Islam bersatu dalam
naungan khilafah Islamiyah.
Wallahu a’lamu bi as-shawab []
[www.al-khilafah.org]