SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam
Islam?
December 28th, 2013 by farid

Oleh: Hafidz Abdurrahman
[Ketua Lajnah Tsaqafiyyah DPP HTI]
Menjelang PEMILU 2014 selalu menampilkan dua
kutub. Ada yang begitu menggebu agar bisa
memenangkan pemilu, dengan berbagai cara,
termasuk meminta fatwa ulama’, organisasi massa.
Karena memang sejak awal menganggap, bahwa
pemilu merupakan metode konstitusional demokratis
dalam meraih kekuasaan. Termasuk bagi mereka yang menginginkan perubahan ke arah
Islam. Namun, sebaliknya, ada yang sejak awal menganggap, bahwa pemilu bukan merupakan
metode perjuangan untuk mewujudkan perubahan, sampai masyarakat yang apatis, karena
tidak lagi melihat relevansi pemilu dengan perubahan nasib mereka.
Bagi pihak yang menginginkan perubahan ke arah Islam, selain mereka tidak mempunyai
master plan, atau proyek peradaban Islam (masyru’ hadhari), sehingga ketika mereka duduk di
kursi kekuasaan, maka tidak identik dengan kemenangan Islam, karena mereka tidak pernah
membawa dan menerapkan Islam, sebagaimana yang terjadi pada era Mursi di Mesir, dengan
koalisi Ikhwan dan Salafi-nya, atau Turki di era Erdogan. Dengan pemilu yang mereka
menangkan, mereka juga tidak pernah memiliki kekuasaan yang utuh (hukm[an] kulliy[an]),
tetapi hanya kekuasaan parsial (hukm[an] mujazza’), yaitu sejumlah kursi di parlemen, dan
kekuasaan eksekutif. Dengan anggapan, bahwa semuanya itu sudah cukup untuk melakukan
perubahan. Tetapi, nyatanya tidak. Bahkan, kekuasaan Mursi di Mesir begitu rapuh, dan hanya
mampu bertahan satu tahun. Itupun karena restu AS.
Mungkin ada yang bertanya, kalau memang rapuh, mengapa kekuasaan Partai Keadilan
dengan Erdogannya di Turki, bisa bertahan sampai sekarang? Maka, jawabannya, bukan
karena faktor kursi di Parlemen, dan kekuasaan eksekutifnya, tetapi karena secara politik Turki
terbelah menjadi dua, antara pro AS dan Inggris. Kaum Kemalis dengan militernya, secara
tradisional, adalah agen Inggris, dan tentu pro Inggris. Mereka bekerja untuk kepentingan
Inggris. Sementara, Partai Keadilan dan Erdogan adalah agen AS, dan tentu pro AS, dan
bekerja untuk kepentingan AS. Karena itu, AS mensupport habis-habisan PK dan Erdogan
agar tetap bisa berkuasa, supaya Turki tetap dalam genggaman AS. Ini berbeda dengan
Mesir, yang secara total dalam genggaman AS.
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

1/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

Meski demikian, ada fenomena yang sama, ketika kekuasaan yang dimiliki oleh para
penguasa tersebut bersifat parsial (hukm[an] mujazza’), maka dengan mudah dimanfaatkan
oleh berbagai pihak, baik oposisi maupun negara Kafir penjajah, untuk memanfaatkan peluang
ini untuk melakukan tawar-menawar kekuasaan. Akibatnya, terjadilah praktik politik dagang
sapi. Dampaknya, kekuasaan yang ada menjadi tidak efektif.
Masalahnya, Karena Tidak Bisa Membedakan Thariqah dan Uslub
Tuduhan, bahwa Islam tidak mempunyai metode baku dalam proses kekuasaan, jelas keliru.
Karena, bagaimana mungkin Islam bisa diterapkan, jika hanya menjelaskan konsep, sementara
metode untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengemban konsep itu tidak dijelaskan.
Masalah ini memang telah menjadi permasalahan serius ulama’ sejak sebelum runtuhnya
Khilafah, dan menjadi semakin akut setelah Khilafah tiada. Bagaimana tidak, di masa Khilafah,
sudah ada ulama’ yang mengeluarkan fatwa tentang cara menghadapi serangan musuh
dengan membaca kitab Shahih al-Bukhari. Bukan dengan mengangkat senjata, menyiapkan
pasukan dan berperang.
Ini adalah bukti, bahwa ketidakpahaman tentang hukum metode (thariqah) dalam Islam ini
bukan baru terjadi setelah Khilafah tiada, tetapi sudah terjadi sejak Khilafah masih ada. Selain
tidak paham tentang hukum thariqah, juga tidak bisa memilah, mana thariqah yang bersifat
baku, dan mana uslub, yang berubah-ubah. Karena ketidakpahaman ini, maka ketika terjadi
perbedaan uslub dalam pengangkatan Khalifah, disimpulkan, bahwa Islam tidak mempunyai
metode baku dalam pengangkatan Khalifah. Padahal, yang berbeda hanya uslub-nya,
sementara metode bakunya tidak berubah.
Karena itu, perlu ditegaskan, bahwa hukum thariqah itu jelas ada, dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari Islam. Bahkan, adanya hukum thariqah ini merupakan keniscayaan bagi
Islam, sebagai ideologi. Dengan begitu, Islam bukan hanya mengandung konsep (fikrah), tetapi
juga metode (thariqah) baru untuk mewujudkan, menjaga dan mengemban konsep tersebut.
Hanya saja, hukum thariqah (metode) ini mempunyai ciri khas yang berbeda, dengan fikrah
(konsep). Dalam hal ini, al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, merumuskan hukum
thariqah tersebut sebagai hukum yang tetap, tidak berubah. Bersifat fisik (madiyah), bukan nonfisik (ghaira madiyah), dan bisa dirasakan (mahsusah). Hasilnya juga bersifat fisik (madiyah),
dan bisa dirasakan (mahsusah). Selain itu, hukumnya sendiri wajib, bukan sunah atau mubah.
Karena itu, tidak akan berubah. Dengan ciri-ciri ini, maka banyak hukum syara’ yang bisa
diidentifikasi sebagai hukum thariqah.[1] Seperti dakwah, jihad, sanksi, termasuk thalab annushrah, dan bai’at itu sendiri.
Namun, jika kita tidak jeli, dan cermat, maka kita akan salah memposisikan hukum-hukum
tersebut. Sebagai contoh, thalab an-nushrah (mencari dukungan/kekuasaan) adalah metode
yang baku untuk mendapatkan kekuasaan. Pertama, thalab an-nushrah adalah aktivitas fisik,
bisa dirasakan. Kedua, bersifat tetap, dan tidak berubah. Karena tidak pernah ditinggalkan
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

2/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

oleh Nabi saw. Ketiga, hasilnya juga bersifat fisik, dan bisa dirasakan. Keempat, hukum thalab
an-nushrah itu sendiri wajib. Namun, cara untuk mendapatkannya, bisa banyak, dengan
berbagai uslub. Bisa begini, dan begitu, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jadi, yang
berubah-ubah, mengikuti situasi dan kondisi, bukan thalab an-nushrah-nya, melainkan uslubnya.
Hal yang sama juga terjadi pada bai’at. Bai’at adalah hukum thariqah dalam pengangkatan
seorang Khalifah. Karena, ini merupakan hukum yang baku, dan tetap, tidak berubah.
Hukumnya juga wajib, sehingga tidak sah, jika ada seorang Khalifah menjadi Khalifah, tanpa
bai’at. Bai’at juga merupakan aktivitas fisik, bisa dirasakan. Hasilnya juga nyata, yaitu
terangkatnya Khalifah yang sah. Karena itu, bai’at ini merupakan metode yang baku dalam
pengangkatan Khalifah. Adapun caranya, bisa begini dan begitu, itu adalah uslub.
Islam Mempunyai Metode Baku
Meski demikian, harus dicatat, bahwa tidak semua hukum thariqah bisa digunakan
sembarangan. Namun, tetap harus sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, jihad adalah
hukum thariqah untuk melenyapkan kekufuran yang menghalangi sampainya cahaya Islam
kepada umat manusia. Jihad juga merupakan metode untuk membela diri, jika kita diserang.
Namun, jihad bukan metode untuk meraih kekuasaan. Jihad juga bukan metode untuk
mengangkat Khalifah.
Demikian halnya pemilu juga bukan merupakan metode untuk meraih kekuasaan. Juga bukan
metode untuk mengangkat Khalifah. Namun, ini hanyalah uslub. Bisa digunakan, dan bisa juga
tidak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Islam telah menetapkan, bahwa metode
baku untuk mendapatkan kekuasaan adalah thalab an-nushrah. Sedangkan metode baku untuk
mengangkat Khalifah adalah bai’at. Meski dalam praktiknya, bisa saja dengan menggunakan
uslub pemilu.
Karena itu, mengerahkan seluruh potensi untuk melakukan uslub yang mubah, atau melakukan
jihad yang wajib, tetapi tidak sesuai dengan peruntukannya, namun meninggalkan metode baku
yang wajib, yaitu thalab an-nushrah dan bai’at, jelas tidak tepat. Meski harus dicatat, bahwa
thalab an-nushrah tidak akan didapatkan begitu saja, tanpa proses dakwah dan adanya jamaah
(partai politik Islam idelogis) yang mengembannya.
Sebagai contoh, Nabi saw. telah melakukan thalab an-nushrah, setelah mempersiapkan Hizb
ar-Rasul, yang dibangun dengan serius, cermat dan rapi. Sejak diangkat menjadi Nabi dan
Rasul tahun 622 M, Nabi Muhammad adalah sel pertama. Dari sel pertama ini, baginda saw.
membentuk sel-sel berikutnya. Khadijah, Abu Bakar dan ‘Ali bin Thalib direkrut dan dibina,
hingga menjadi sel-sel berikutnya. Setelah Abu Bakar merekrut ‘Utsman bin Madhghun,
‘Abdurrahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, ‘Ustman bin ‘Affan, dan generasi awal Islam
yang lainnya.
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

3/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

Dari sana, Nabi membentuk halqah-halqah. Mereka yang telah dibina Nabi, dijadikan pembina
halqah berikutnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Hubab bin al-Art saat membina keluarga
Sa’id bin Zaid dan Fatimah binti al-Khatthab.[2] Selain halqah sebagai pembinaan intensif,
mereka juga dibina oleh Nabi saw. di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam, di sebelah barat bukit
Shafa.[3] Di sini, mereka dibina oleh Nabi secara umum (tsaqafah jama’iyyah).
Setelah jumlah orang yang direkrut dan kelompok halqah-nya banyak, maka mereka diorganisir
oleh Nabi sebagai jamaah, dimana Nabi sebagai pemimpinnya. Mereka diikat oleh ikatan
akidah, dengan fikrah dan thariqah yang sama. Semuanya tunduk dan taat pada kepemimpinan
Nabi saw. Setelah tiga tahun dipersiapkan oleh Nabi, dan mereka sudah waktunya keluar untuk
melakukan dakwah terbuka, maka turun Q.s. al-Hijr [15]: 94.[4]Turunnya ayat ini menandai
permulaan interaksi dengan umat (bidayat at-tafa’ul). Setelah itu, Hamzah bin ‘Abdul Muthallib
masuk Islam, enam bulan kemudian ‘Umar bin al-Khatthab juga memeluk Islam. Setelah masuk
Islamnya dua orang kuat ini, Nabi pun menyempurnakan interaksinya dengan umat, dengan
mendemonstrasikan Hizb ar-Rasul di hadapan penduduk Makkah, seraya thawaf mengelilingi
Ka’bah.[5]
Setelah fase ini, Nabi dan para sahabat mengalami berbagai ujian, mulai dari penyiksaan,
stigmatisasi hingga pemboikotan. Pada saat itulah, thalab an-nushrah dilakukan oleh Nabi
dengan dua tujuan: Pertama, untuk melindungi dakwah (li al-himayah). Kedua, untuk
mendapatkan mandat kekuasaan (li istilam al-hukm). Untuk tujuan yang pertama, Nabi saw.
telah meminta nushrah dari pamannya, Abu Thalib. Demikian juga dengan sahabat yang lain.
Mereka ada juga yang meminta nushrah hingga ke Habasah. Sedangkan untuk tujuan kedua,
Nabi telah meminta nushrah kepada Bani Kindah, Bani Hanifah, Bani Amir bin Sha’sha’ah,
Bani Tsaqif di Taif, dan Bani-bani lain, hingga akhirnya berhasil mendapatkannya dari suku Aus
dan Khazraj.
Keberhasilan thalab an-nushrah yang terakhir ini ditandai dengan peristiwa Bai’at ‘Aqabah I
dan II. Bai’at ‘Aqabah yang pertama adalah bai’at untuk menyatakan keislaman, disertai
dengan segala konsekuensinya, seperti meninggalkan zina, tidak mencuri, dan sebagainya.
Sedangkan Bai’at ‘Aqabah yang kedua adalah bai’at untuk memberikan perlindungan kepada
Nabi dan Islam, sebagaimana melindungi diri, harta dan keluarga mereka. Karena itu, bai’at
yang kedua ini menandari penyerahan kekuasaan dari kaum Anshar kepada Nabi saw.
Setelah itu, Nabi saw. pun menyuruh para sahabat untuk hijrah ke Madinah. Baginda saw.
menyusul mereka, dan disambut dengan shalawat Badar, sebagai seorang pemimpin dan
kepala negara. Inilah proses pengkondisian yang dilakukan oleh Nabi saw. hingga nushrah ini
benar-benar berhasil diperoleh dengan sempurna. Semuanya ini membutuhkan waktu, karena
memang Nabi saw. hendak mewujudkan negara. Membangun masyarakat dan peradaban
yang luhur dan mulia.
Peralihan Kekuasaan dari Nabi kepada Khalifah
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

4/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

Setelah Nabi saw. wafat, Islam sebagai tuntunan hidup telah diwariskan oleh Nabi kepada para
sahabat dan umat Islam dengan gamblang (muhajjat al-baidha’), hingga digambarkan, Lailuha
ka nahariha (malamnya sama dengan siangnya).[6] Nabi pun telah menjelaskan, baik secara
lisan maupun praktis, mekanisme pengangkatan Khalifah, melalui bai’at.[7] Para sahabat pun
memahami dengan tepat mekanisme ini. Karena itu, setelah Nabi saw. mereka segera
membai’at Abu Bakar sebagai Khalifah. Hal yang sama juga dilakukan oleh kaum Muslim
setelah wafatnya Abu Bakar. Mereka segera mambai’at ‘Umar bin al-Khatthab, dan begitu
seterusnya.
Memang benar, saat sebelum pembai’atan Abu Bakar ada perselisihan dalam menentukan
siapa yang layak menggantikan Nabi saw. sebagai Khalifah. Karena Nabi saw. tidak menunjuk
penggantinya. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, menjelang akhir kepemimpinannya, beliau
meminta masukan penduduk Madinah tentang siapa sosok yang layak menggantikannya.
Munculnya dua nama, ‘Umar dan ‘Ali, namun akhirnya mengerucut pada ‘Umar. Ketika Abu
Bakar merasa ajalnya hampir tiba, maka berdasarkan masukan penduduk Madinah beliau pun
menunjuk ‘Umar sebagai penggantinya. Demikian halnya dengan ‘Umar, ketika menjelang
ajalnya tiba, beliau menunjuk 6 sahabat sebagai ahli syura, untuk memilih di antara mereka
sebagai Khalifah setelahnya. Begitu seterusnya.
Ketika Mu’awiyah menjadi Khalifah, Mu’awiyah beragumen mengikuti sunah (tuntunan) Abu
Bakar dan ‘Umar, dengan menunjuk Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra mahkota, namun
dibantah oleh para sahabat. Di antaranya ‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau berkomentar, bahwa itu
bukanlah sunah Abu Bakar dan ‘Umar, tetapi sunah Heraklius dan Mukaukis.[8]Mereka
berkomentar, “Jika Anda tidak menunjuk pengganti, maka lakukanlah sebagaimana yang
dilakukan oleh Nabi. Jika Anda mau menunjuk pengganti, maka lakukanlah sebagaimana yang
dilakukan oleh Abu Bakar.” [9] Maksudnya, menunjuk pengganti, tetapi berdasarkan aspirasi
umat.
Jadi, ketika Nabi saw. tidak menunjuk pengganti, dan Abu Bakar melakukannya, tidak bisa
dikatakan, bahwa tindakan Abu Bakar menyalahi sunah Nabi. Demikian halnya dengan apa
yang dilakukan oleh ‘Umar, dengan tidak menunjuk satu orang, tetapi 6 orang, juga tidak bisa
dikatakan sebagai menyalahi sunah Nabi. Karena ini hanyalah uslub, yang mubah dan tidak
tetap. Uslub ini diambil sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Itulah yang dipahami oleh
para sahabat.
Namun, ketika uslub itu dilakukan dengan cara yang salah, sebagaimana yang dilakukan oleh
Mu’awiyah kepada Yazid, dengan menunjuknya sebagai putra mahkota, tanpa memperhatikan
aspirasi umat, maka para sahabat pun menolaknya. Tidak hanya itu, Mu’awiyah juga
melakukan kesalahan, dengan membai’at Yazid di saat Mu’awiyah, sebagai Khalifah yang sah,
masih hidup. Tidak hanya itu, bahkan dia pun memaksa kaum Muslim untuk membai’atnya
dengan carrot and steak. Bagi yang mau membai’at Yazid diberi hadiah uang, sedangkan yang
tidak mau akan dibunuh dengan pedang.
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

5/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

Kesimpulan
Dengan demikian bisa disimpulkan, bahwa Islam mempunyai metode baku dalam meraih
kekuasaan (istilam al-hukm). Islam juga mempunyai metode baku dalam mengangkat
pemimpin (nashb al-imam). Islam telah menetapkan thalab an-nushrah sebagai metode baku
dalam meraih kekuasaan, bukan kudeta, revolusi, jihad, pemilu maupun yang lain. Islam juga
telah menetapkan bai’at sebagai metode baku dalam mengangkat Khalifah.
Adapun aktivitas detail untuk melaksanakan metode baku itu adalah uslub. Karena uslub ini
mubah, maka bisa berubah, dan bersifat tidak baku (tetap). Nah, posisi pemilu dalam konteks
pengangkatan pemimpin adalah uslub yang mubah. Hukum kemubahannya mengikuti
maqashid-nya. Jika digunakan untuk mengangkat pemimpin yang menerapkan hukum Islam
jelas mubah, tetapi jika digunakan untuk mengangkat pemimpin yang tidak menerapkan hukum
Islam, jelas tidak boleh.
Jika ada yang mengatakan, bahwa Islam tidak mempunyai metode baku dalam masalah ini,
maka bisa dipastikan, orang itu tidak paham hukum thariqah, tidak bisa membedakan antara
thariqah dan uslub. Bahkan, lebih parah lagi, tidak mengimani, bahwa Islam mempunyai
metode yang baku, dan ini yang berbahaya. Karena klaim ini bisa meruntuhkan akidahnya.
Na’udzu billah.

[1]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[2]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[3]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[4]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[5]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[6]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[7]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[8]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

[9]

Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t.

Baca juga :
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

6/7
28/12/13

Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam?

1. Metode Meraih Kekuasaan Yang Sahih
2. Kapolda Jatim: Gagasan Radikal Selama tidak Diwujudkan dengan Metode
Kekerasan Tidak Apa-apa
3. SUKSESI DAMAI MENUJU KEKUASAAN ISLAM
4. Fatah Minta Lebih Banyak Kekuasaan Dalam Pemerintah
5. Hizbut Tahrir: Setiap Rekonsiliasi Yang Tidak Berdasarkan Islam Akan Terbelenggu
Dalam Proyek-Proyek Pendudukan Dan Barat

m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/

7/7

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirKerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirUmi Sa'adah
 
Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamAnas Wibowo
 
Organisasi islam transnasional
Organisasi islam transnasionalOrganisasi islam transnasional
Organisasi islam transnasionalLu'lu Almaknuna
 
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajar
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajarKepemimpinan dalam islam bahan ngajar
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajarIyeh Solichin
 
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeIndonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeAhmad Harmoko
 
Pembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisPembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisel-hafiy
 
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2Ardi Muluk
 
Jamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamJamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamHadzaa Choir
 
Problematika ummat
Problematika ummatProblematika ummat
Problematika ummatel-hafiy
 
M4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara IslamM4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara Islamcucur
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMye Gucci
 
(02) Pembentukan partai-politik
(02) Pembentukan partai-politik(02) Pembentukan partai-politik
(02) Pembentukan partai-politikArwan Amin
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Znahdalife
 

Mais procurados (20)

Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut TahrirKerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
Kerangka Kitab Mafahim Hizbut Tahrir
 
Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi Islam
 
17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam
 
Organisasi islam transnasional
Organisasi islam transnasionalOrganisasi islam transnasional
Organisasi islam transnasional
 
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajar
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajarKepemimpinan dalam islam bahan ngajar
Kepemimpinan dalam islam bahan ngajar
 
Hizbut Tahrir
Hizbut TahrirHizbut Tahrir
Hizbut Tahrir
 
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeIndonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
 
Pembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisPembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologis
 
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
 
Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran
 
Jamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamJamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islam
 
Problematika ummat
Problematika ummatProblematika ummat
Problematika ummat
 
islam kaffah
islam kaffahislam kaffah
islam kaffah
 
Fikrul Islam (handy book)
Fikrul Islam (handy book)Fikrul Islam (handy book)
Fikrul Islam (handy book)
 
Alur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HTAlur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HT
 
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HTRingkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HT
 
M4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara IslamM4 Definisi Negara Islam
M4 Definisi Negara Islam
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrir
 
(02) Pembentukan partai-politik
(02) Pembentukan partai-politik(02) Pembentukan partai-politik
(02) Pembentukan partai-politik
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Z
 

Destaque

Materi Pkn - Bentuk negara
Materi Pkn - Bentuk negaraMateri Pkn - Bentuk negara
Materi Pkn - Bentuk negaraAsjar Zitus
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAAkadusyifa .
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraDewi Zulaeva
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaDini Audi
 
HAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamHAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamAnastiya Maulani
 
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamPresentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamRizqy Putra
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013ELSAM
 
Pengingkaran kewajiban warga negara
Pengingkaran kewajiban warga negaraPengingkaran kewajiban warga negara
Pengingkaran kewajiban warga negaraPrisma Rozandika
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaRezy Marsellina
 

Destaque (13)

Materi Pkn - Bentuk negara
Materi Pkn - Bentuk negaraMateri Pkn - Bentuk negara
Materi Pkn - Bentuk negara
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
5. bentuk negara
5. bentuk negara5. bentuk negara
5. bentuk negara
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARAHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Perbup subang ttg pilkades
Perbup subang ttg pilkadesPerbup subang ttg pilkades
Perbup subang ttg pilkades
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
HAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam IslamHAM dan Demokrasi dalam Islam
HAM dan Demokrasi dalam Islam
 
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi IslamPresentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
Presentasi Hukum, HAM dan Demokrasi Islam
 
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
Presentasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia - ELSAM 2013
 
Pengingkaran kewajiban warga negara
Pengingkaran kewajiban warga negaraPengingkaran kewajiban warga negara
Pengingkaran kewajiban warga negara
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
 

Semelhante a Islam Memiliki Metode Baku Meraih Kekuasaan

Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluRizky Faisal
 
Hukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presidenHukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presidenRizky Faisal
 
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahUlama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahFlamencoRizky
 
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiUstadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiRizky Faisal
 
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamFadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamfadh_ahmad
 
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular FlamencoRizky
 
Perpektif islam ttg organisasi
Perpektif islam ttg organisasiPerpektif islam ttg organisasi
Perpektif islam ttg organisasiTito Ruliarsa
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSalim Anshori
 
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).pptBudiPrasetyo203326
 
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Dancha GazeRockz
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptKhairul812
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahRajabul Gufron
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamHaan Herdiantara
 
Peran partai politik dalam negara khilafah
Peran partai politik dalam negara khilafahPeran partai politik dalam negara khilafah
Peran partai politik dalam negara khilafahFlamencoRizky
 
Kerapuhan argumentasi pro demokrasi
Kerapuhan argumentasi pro demokrasiKerapuhan argumentasi pro demokrasi
Kerapuhan argumentasi pro demokrasiSatrio Adi
 
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptx
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptxINSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptx
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptxNaffwanNaffwan
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamAnas Wibowo
 

Semelhante a Islam Memiliki Metode Baku Meraih Kekuasaan (20)

Perubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemiluPerubahan hakiki bukan dari pemilu
Perubahan hakiki bukan dari pemilu
 
Hukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presidenHukum pemilu legislatif dan presiden
Hukum pemilu legislatif dan presiden
 
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafahUlama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
Ulama ahlus sunnah mewajibkan khilafah
 
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasiUstadz felix siauw   fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
Ustadz felix siauw fatwa golput haram, isyarat gagalnya demokrasi
 
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamFadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
 
Nu vs hti
Nu vs htiNu vs hti
Nu vs hti
 
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
Wajibkah mengangkat penguasa di negara sekular
 
Nation State dan Khilafah
Nation State dan KhilafahNation State dan Khilafah
Nation State dan Khilafah
 
Perpektif islam ttg organisasi
Perpektif islam ttg organisasiPerpektif islam ttg organisasi
Perpektif islam ttg organisasi
 
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasahSistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
Sistem pemerintahan demokrasi dalam perspektif fikih siyasah
 
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
5_PARPOL ISLAM IDEOLOGIS (2).ppt
 
Negara Bangsa dan Khilafah
Negara Bangsa dan KhilafahNegara Bangsa dan Khilafah
Negara Bangsa dan Khilafah
 
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islam
 
Peran partai politik dalam negara khilafah
Peran partai politik dalam negara khilafahPeran partai politik dalam negara khilafah
Peran partai politik dalam negara khilafah
 
Kerapuhan argumentasi pro demokrasi
Kerapuhan argumentasi pro demokrasiKerapuhan argumentasi pro demokrasi
Kerapuhan argumentasi pro demokrasi
 
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptx
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptxINSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptx
INSTITUSI POLITIK DALAM ISLAM.pptx
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
 

Mais de Rizky Faisal

Dunia islam harus bangkit
Dunia islam harus bangkitDunia islam harus bangkit
Dunia islam harus bangkitRizky Faisal
 
Islam, sekulerisme dan indonesia
Islam, sekulerisme dan indonesiaIslam, sekulerisme dan indonesia
Islam, sekulerisme dan indonesiaRizky Faisal
 
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanSeparatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanRizky Faisal
 
Terorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamTerorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamRizky Faisal
 
Bahaya mengambil ideologi selain islam
Bahaya mengambil ideologi selain islamBahaya mengambil ideologi selain islam
Bahaya mengambil ideologi selain islamRizky Faisal
 
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislaman
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislamanPropaganda negatif mengenai sebuah ukm keislaman
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislamanRizky Faisal
 
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukumanMengabaikan kemungkaran, menuai hukuman
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukumanRizky Faisal
 
Apa pula itu cabe cabean dan terong-terongan
Apa pula itu cabe cabean dan terong-teronganApa pula itu cabe cabean dan terong-terongan
Apa pula itu cabe cabean dan terong-teronganRizky Faisal
 
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...Rizky Faisal
 
KALAM UPI - FK UKM UPI
KALAM UPI - FK UKM UPIKALAM UPI - FK UKM UPI
KALAM UPI - FK UKM UPIRizky Faisal
 
Buku mentoring islam saja
Buku mentoring islam sajaBuku mentoring islam saja
Buku mentoring islam sajaRizky Faisal
 
Zionisme pancasila
Zionisme pancasilaZionisme pancasila
Zionisme pancasilaRizky Faisal
 
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...Rizky Faisal
 
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullahDusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullahRizky Faisal
 
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsi
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsiPemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsi
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsiRizky Faisal
 
Perubahan strategi penjajahan
Perubahan strategi penjajahanPerubahan strategi penjajahan
Perubahan strategi penjajahanRizky Faisal
 
Aids dan homoseksual
Aids dan homoseksualAids dan homoseksual
Aids dan homoseksualRizky Faisal
 
Nasib dua golongan yang berbeda
Nasib dua golongan yang berbedaNasib dua golongan yang berbeda
Nasib dua golongan yang berbedaRizky Faisal
 
Bagaimana hukum menjadi tkw
Bagaimana hukum menjadi tkw Bagaimana hukum menjadi tkw
Bagaimana hukum menjadi tkw Rizky Faisal
 

Mais de Rizky Faisal (20)

Dunia islam harus bangkit
Dunia islam harus bangkitDunia islam harus bangkit
Dunia islam harus bangkit
 
Islam, sekulerisme dan indonesia
Islam, sekulerisme dan indonesiaIslam, sekulerisme dan indonesia
Islam, sekulerisme dan indonesia
 
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotanSeparatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
Separatisme, terorisme dan negara islam dalam sorotan
 
Terorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islamTerorisme dan negara islam
Terorisme dan negara islam
 
Bahaya mengambil ideologi selain islam
Bahaya mengambil ideologi selain islamBahaya mengambil ideologi selain islam
Bahaya mengambil ideologi selain islam
 
Topi tahun baru
Topi tahun baruTopi tahun baru
Topi tahun baru
 
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislaman
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislamanPropaganda negatif mengenai sebuah ukm keislaman
Propaganda negatif mengenai sebuah ukm keislaman
 
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukumanMengabaikan kemungkaran, menuai hukuman
Mengabaikan kemungkaran, menuai hukuman
 
Apa pula itu cabe cabean dan terong-terongan
Apa pula itu cabe cabean dan terong-teronganApa pula itu cabe cabean dan terong-terongan
Apa pula itu cabe cabean dan terong-terongan
 
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...
Parah, persatuan gereja indonesia dukung ahok bangun kembali lokalisasi perzi...
 
KALAM UPI - FK UKM UPI
KALAM UPI - FK UKM UPIKALAM UPI - FK UKM UPI
KALAM UPI - FK UKM UPI
 
Buku mentoring islam saja
Buku mentoring islam sajaBuku mentoring islam saja
Buku mentoring islam saja
 
Zionisme pancasila
Zionisme pancasilaZionisme pancasila
Zionisme pancasila
 
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...
Umat Membutuhkan fatwa haramnya terlibat dalam sistem sekuler, bukan haramnya...
 
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullahDusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
Dusta sejarah kaum salibis dan islam liberal atas piagam perdamaian rasulullah
 
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsi
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsiPemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsi
Pemerintahan sekuler turki goyah karena skandal korupsi
 
Perubahan strategi penjajahan
Perubahan strategi penjajahanPerubahan strategi penjajahan
Perubahan strategi penjajahan
 
Aids dan homoseksual
Aids dan homoseksualAids dan homoseksual
Aids dan homoseksual
 
Nasib dua golongan yang berbeda
Nasib dua golongan yang berbedaNasib dua golongan yang berbeda
Nasib dua golongan yang berbeda
 
Bagaimana hukum menjadi tkw
Bagaimana hukum menjadi tkw Bagaimana hukum menjadi tkw
Bagaimana hukum menjadi tkw
 

Islam Memiliki Metode Baku Meraih Kekuasaan

  • 1. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? December 28th, 2013 by farid Oleh: Hafidz Abdurrahman [Ketua Lajnah Tsaqafiyyah DPP HTI] Menjelang PEMILU 2014 selalu menampilkan dua kutub. Ada yang begitu menggebu agar bisa memenangkan pemilu, dengan berbagai cara, termasuk meminta fatwa ulama’, organisasi massa. Karena memang sejak awal menganggap, bahwa pemilu merupakan metode konstitusional demokratis dalam meraih kekuasaan. Termasuk bagi mereka yang menginginkan perubahan ke arah Islam. Namun, sebaliknya, ada yang sejak awal menganggap, bahwa pemilu bukan merupakan metode perjuangan untuk mewujudkan perubahan, sampai masyarakat yang apatis, karena tidak lagi melihat relevansi pemilu dengan perubahan nasib mereka. Bagi pihak yang menginginkan perubahan ke arah Islam, selain mereka tidak mempunyai master plan, atau proyek peradaban Islam (masyru’ hadhari), sehingga ketika mereka duduk di kursi kekuasaan, maka tidak identik dengan kemenangan Islam, karena mereka tidak pernah membawa dan menerapkan Islam, sebagaimana yang terjadi pada era Mursi di Mesir, dengan koalisi Ikhwan dan Salafi-nya, atau Turki di era Erdogan. Dengan pemilu yang mereka menangkan, mereka juga tidak pernah memiliki kekuasaan yang utuh (hukm[an] kulliy[an]), tetapi hanya kekuasaan parsial (hukm[an] mujazza’), yaitu sejumlah kursi di parlemen, dan kekuasaan eksekutif. Dengan anggapan, bahwa semuanya itu sudah cukup untuk melakukan perubahan. Tetapi, nyatanya tidak. Bahkan, kekuasaan Mursi di Mesir begitu rapuh, dan hanya mampu bertahan satu tahun. Itupun karena restu AS. Mungkin ada yang bertanya, kalau memang rapuh, mengapa kekuasaan Partai Keadilan dengan Erdogannya di Turki, bisa bertahan sampai sekarang? Maka, jawabannya, bukan karena faktor kursi di Parlemen, dan kekuasaan eksekutifnya, tetapi karena secara politik Turki terbelah menjadi dua, antara pro AS dan Inggris. Kaum Kemalis dengan militernya, secara tradisional, adalah agen Inggris, dan tentu pro Inggris. Mereka bekerja untuk kepentingan Inggris. Sementara, Partai Keadilan dan Erdogan adalah agen AS, dan tentu pro AS, dan bekerja untuk kepentingan AS. Karena itu, AS mensupport habis-habisan PK dan Erdogan agar tetap bisa berkuasa, supaya Turki tetap dalam genggaman AS. Ini berbeda dengan Mesir, yang secara total dalam genggaman AS. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 1/7
  • 2. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? Meski demikian, ada fenomena yang sama, ketika kekuasaan yang dimiliki oleh para penguasa tersebut bersifat parsial (hukm[an] mujazza’), maka dengan mudah dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik oposisi maupun negara Kafir penjajah, untuk memanfaatkan peluang ini untuk melakukan tawar-menawar kekuasaan. Akibatnya, terjadilah praktik politik dagang sapi. Dampaknya, kekuasaan yang ada menjadi tidak efektif. Masalahnya, Karena Tidak Bisa Membedakan Thariqah dan Uslub Tuduhan, bahwa Islam tidak mempunyai metode baku dalam proses kekuasaan, jelas keliru. Karena, bagaimana mungkin Islam bisa diterapkan, jika hanya menjelaskan konsep, sementara metode untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengemban konsep itu tidak dijelaskan. Masalah ini memang telah menjadi permasalahan serius ulama’ sejak sebelum runtuhnya Khilafah, dan menjadi semakin akut setelah Khilafah tiada. Bagaimana tidak, di masa Khilafah, sudah ada ulama’ yang mengeluarkan fatwa tentang cara menghadapi serangan musuh dengan membaca kitab Shahih al-Bukhari. Bukan dengan mengangkat senjata, menyiapkan pasukan dan berperang. Ini adalah bukti, bahwa ketidakpahaman tentang hukum metode (thariqah) dalam Islam ini bukan baru terjadi setelah Khilafah tiada, tetapi sudah terjadi sejak Khilafah masih ada. Selain tidak paham tentang hukum thariqah, juga tidak bisa memilah, mana thariqah yang bersifat baku, dan mana uslub, yang berubah-ubah. Karena ketidakpahaman ini, maka ketika terjadi perbedaan uslub dalam pengangkatan Khalifah, disimpulkan, bahwa Islam tidak mempunyai metode baku dalam pengangkatan Khalifah. Padahal, yang berbeda hanya uslub-nya, sementara metode bakunya tidak berubah. Karena itu, perlu ditegaskan, bahwa hukum thariqah itu jelas ada, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Bahkan, adanya hukum thariqah ini merupakan keniscayaan bagi Islam, sebagai ideologi. Dengan begitu, Islam bukan hanya mengandung konsep (fikrah), tetapi juga metode (thariqah) baru untuk mewujudkan, menjaga dan mengemban konsep tersebut. Hanya saja, hukum thariqah (metode) ini mempunyai ciri khas yang berbeda, dengan fikrah (konsep). Dalam hal ini, al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, merumuskan hukum thariqah tersebut sebagai hukum yang tetap, tidak berubah. Bersifat fisik (madiyah), bukan nonfisik (ghaira madiyah), dan bisa dirasakan (mahsusah). Hasilnya juga bersifat fisik (madiyah), dan bisa dirasakan (mahsusah). Selain itu, hukumnya sendiri wajib, bukan sunah atau mubah. Karena itu, tidak akan berubah. Dengan ciri-ciri ini, maka banyak hukum syara’ yang bisa diidentifikasi sebagai hukum thariqah.[1] Seperti dakwah, jihad, sanksi, termasuk thalab annushrah, dan bai’at itu sendiri. Namun, jika kita tidak jeli, dan cermat, maka kita akan salah memposisikan hukum-hukum tersebut. Sebagai contoh, thalab an-nushrah (mencari dukungan/kekuasaan) adalah metode yang baku untuk mendapatkan kekuasaan. Pertama, thalab an-nushrah adalah aktivitas fisik, bisa dirasakan. Kedua, bersifat tetap, dan tidak berubah. Karena tidak pernah ditinggalkan m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 2/7
  • 3. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? oleh Nabi saw. Ketiga, hasilnya juga bersifat fisik, dan bisa dirasakan. Keempat, hukum thalab an-nushrah itu sendiri wajib. Namun, cara untuk mendapatkannya, bisa banyak, dengan berbagai uslub. Bisa begini, dan begitu, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jadi, yang berubah-ubah, mengikuti situasi dan kondisi, bukan thalab an-nushrah-nya, melainkan uslubnya. Hal yang sama juga terjadi pada bai’at. Bai’at adalah hukum thariqah dalam pengangkatan seorang Khalifah. Karena, ini merupakan hukum yang baku, dan tetap, tidak berubah. Hukumnya juga wajib, sehingga tidak sah, jika ada seorang Khalifah menjadi Khalifah, tanpa bai’at. Bai’at juga merupakan aktivitas fisik, bisa dirasakan. Hasilnya juga nyata, yaitu terangkatnya Khalifah yang sah. Karena itu, bai’at ini merupakan metode yang baku dalam pengangkatan Khalifah. Adapun caranya, bisa begini dan begitu, itu adalah uslub. Islam Mempunyai Metode Baku Meski demikian, harus dicatat, bahwa tidak semua hukum thariqah bisa digunakan sembarangan. Namun, tetap harus sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, jihad adalah hukum thariqah untuk melenyapkan kekufuran yang menghalangi sampainya cahaya Islam kepada umat manusia. Jihad juga merupakan metode untuk membela diri, jika kita diserang. Namun, jihad bukan metode untuk meraih kekuasaan. Jihad juga bukan metode untuk mengangkat Khalifah. Demikian halnya pemilu juga bukan merupakan metode untuk meraih kekuasaan. Juga bukan metode untuk mengangkat Khalifah. Namun, ini hanyalah uslub. Bisa digunakan, dan bisa juga tidak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Islam telah menetapkan, bahwa metode baku untuk mendapatkan kekuasaan adalah thalab an-nushrah. Sedangkan metode baku untuk mengangkat Khalifah adalah bai’at. Meski dalam praktiknya, bisa saja dengan menggunakan uslub pemilu. Karena itu, mengerahkan seluruh potensi untuk melakukan uslub yang mubah, atau melakukan jihad yang wajib, tetapi tidak sesuai dengan peruntukannya, namun meninggalkan metode baku yang wajib, yaitu thalab an-nushrah dan bai’at, jelas tidak tepat. Meski harus dicatat, bahwa thalab an-nushrah tidak akan didapatkan begitu saja, tanpa proses dakwah dan adanya jamaah (partai politik Islam idelogis) yang mengembannya. Sebagai contoh, Nabi saw. telah melakukan thalab an-nushrah, setelah mempersiapkan Hizb ar-Rasul, yang dibangun dengan serius, cermat dan rapi. Sejak diangkat menjadi Nabi dan Rasul tahun 622 M, Nabi Muhammad adalah sel pertama. Dari sel pertama ini, baginda saw. membentuk sel-sel berikutnya. Khadijah, Abu Bakar dan ‘Ali bin Thalib direkrut dan dibina, hingga menjadi sel-sel berikutnya. Setelah Abu Bakar merekrut ‘Utsman bin Madhghun, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, ‘Ustman bin ‘Affan, dan generasi awal Islam yang lainnya. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 3/7
  • 4. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? Dari sana, Nabi membentuk halqah-halqah. Mereka yang telah dibina Nabi, dijadikan pembina halqah berikutnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Hubab bin al-Art saat membina keluarga Sa’id bin Zaid dan Fatimah binti al-Khatthab.[2] Selain halqah sebagai pembinaan intensif, mereka juga dibina oleh Nabi saw. di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam, di sebelah barat bukit Shafa.[3] Di sini, mereka dibina oleh Nabi secara umum (tsaqafah jama’iyyah). Setelah jumlah orang yang direkrut dan kelompok halqah-nya banyak, maka mereka diorganisir oleh Nabi sebagai jamaah, dimana Nabi sebagai pemimpinnya. Mereka diikat oleh ikatan akidah, dengan fikrah dan thariqah yang sama. Semuanya tunduk dan taat pada kepemimpinan Nabi saw. Setelah tiga tahun dipersiapkan oleh Nabi, dan mereka sudah waktunya keluar untuk melakukan dakwah terbuka, maka turun Q.s. al-Hijr [15]: 94.[4]Turunnya ayat ini menandai permulaan interaksi dengan umat (bidayat at-tafa’ul). Setelah itu, Hamzah bin ‘Abdul Muthallib masuk Islam, enam bulan kemudian ‘Umar bin al-Khatthab juga memeluk Islam. Setelah masuk Islamnya dua orang kuat ini, Nabi pun menyempurnakan interaksinya dengan umat, dengan mendemonstrasikan Hizb ar-Rasul di hadapan penduduk Makkah, seraya thawaf mengelilingi Ka’bah.[5] Setelah fase ini, Nabi dan para sahabat mengalami berbagai ujian, mulai dari penyiksaan, stigmatisasi hingga pemboikotan. Pada saat itulah, thalab an-nushrah dilakukan oleh Nabi dengan dua tujuan: Pertama, untuk melindungi dakwah (li al-himayah). Kedua, untuk mendapatkan mandat kekuasaan (li istilam al-hukm). Untuk tujuan yang pertama, Nabi saw. telah meminta nushrah dari pamannya, Abu Thalib. Demikian juga dengan sahabat yang lain. Mereka ada juga yang meminta nushrah hingga ke Habasah. Sedangkan untuk tujuan kedua, Nabi telah meminta nushrah kepada Bani Kindah, Bani Hanifah, Bani Amir bin Sha’sha’ah, Bani Tsaqif di Taif, dan Bani-bani lain, hingga akhirnya berhasil mendapatkannya dari suku Aus dan Khazraj. Keberhasilan thalab an-nushrah yang terakhir ini ditandai dengan peristiwa Bai’at ‘Aqabah I dan II. Bai’at ‘Aqabah yang pertama adalah bai’at untuk menyatakan keislaman, disertai dengan segala konsekuensinya, seperti meninggalkan zina, tidak mencuri, dan sebagainya. Sedangkan Bai’at ‘Aqabah yang kedua adalah bai’at untuk memberikan perlindungan kepada Nabi dan Islam, sebagaimana melindungi diri, harta dan keluarga mereka. Karena itu, bai’at yang kedua ini menandari penyerahan kekuasaan dari kaum Anshar kepada Nabi saw. Setelah itu, Nabi saw. pun menyuruh para sahabat untuk hijrah ke Madinah. Baginda saw. menyusul mereka, dan disambut dengan shalawat Badar, sebagai seorang pemimpin dan kepala negara. Inilah proses pengkondisian yang dilakukan oleh Nabi saw. hingga nushrah ini benar-benar berhasil diperoleh dengan sempurna. Semuanya ini membutuhkan waktu, karena memang Nabi saw. hendak mewujudkan negara. Membangun masyarakat dan peradaban yang luhur dan mulia. Peralihan Kekuasaan dari Nabi kepada Khalifah m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 4/7
  • 5. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? Setelah Nabi saw. wafat, Islam sebagai tuntunan hidup telah diwariskan oleh Nabi kepada para sahabat dan umat Islam dengan gamblang (muhajjat al-baidha’), hingga digambarkan, Lailuha ka nahariha (malamnya sama dengan siangnya).[6] Nabi pun telah menjelaskan, baik secara lisan maupun praktis, mekanisme pengangkatan Khalifah, melalui bai’at.[7] Para sahabat pun memahami dengan tepat mekanisme ini. Karena itu, setelah Nabi saw. mereka segera membai’at Abu Bakar sebagai Khalifah. Hal yang sama juga dilakukan oleh kaum Muslim setelah wafatnya Abu Bakar. Mereka segera mambai’at ‘Umar bin al-Khatthab, dan begitu seterusnya. Memang benar, saat sebelum pembai’atan Abu Bakar ada perselisihan dalam menentukan siapa yang layak menggantikan Nabi saw. sebagai Khalifah. Karena Nabi saw. tidak menunjuk penggantinya. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, menjelang akhir kepemimpinannya, beliau meminta masukan penduduk Madinah tentang siapa sosok yang layak menggantikannya. Munculnya dua nama, ‘Umar dan ‘Ali, namun akhirnya mengerucut pada ‘Umar. Ketika Abu Bakar merasa ajalnya hampir tiba, maka berdasarkan masukan penduduk Madinah beliau pun menunjuk ‘Umar sebagai penggantinya. Demikian halnya dengan ‘Umar, ketika menjelang ajalnya tiba, beliau menunjuk 6 sahabat sebagai ahli syura, untuk memilih di antara mereka sebagai Khalifah setelahnya. Begitu seterusnya. Ketika Mu’awiyah menjadi Khalifah, Mu’awiyah beragumen mengikuti sunah (tuntunan) Abu Bakar dan ‘Umar, dengan menunjuk Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra mahkota, namun dibantah oleh para sahabat. Di antaranya ‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau berkomentar, bahwa itu bukanlah sunah Abu Bakar dan ‘Umar, tetapi sunah Heraklius dan Mukaukis.[8]Mereka berkomentar, “Jika Anda tidak menunjuk pengganti, maka lakukanlah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi. Jika Anda mau menunjuk pengganti, maka lakukanlah sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar.” [9] Maksudnya, menunjuk pengganti, tetapi berdasarkan aspirasi umat. Jadi, ketika Nabi saw. tidak menunjuk pengganti, dan Abu Bakar melakukannya, tidak bisa dikatakan, bahwa tindakan Abu Bakar menyalahi sunah Nabi. Demikian halnya dengan apa yang dilakukan oleh ‘Umar, dengan tidak menunjuk satu orang, tetapi 6 orang, juga tidak bisa dikatakan sebagai menyalahi sunah Nabi. Karena ini hanyalah uslub, yang mubah dan tidak tetap. Uslub ini diambil sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Itulah yang dipahami oleh para sahabat. Namun, ketika uslub itu dilakukan dengan cara yang salah, sebagaimana yang dilakukan oleh Mu’awiyah kepada Yazid, dengan menunjuknya sebagai putra mahkota, tanpa memperhatikan aspirasi umat, maka para sahabat pun menolaknya. Tidak hanya itu, Mu’awiyah juga melakukan kesalahan, dengan membai’at Yazid di saat Mu’awiyah, sebagai Khalifah yang sah, masih hidup. Tidak hanya itu, bahkan dia pun memaksa kaum Muslim untuk membai’atnya dengan carrot and steak. Bagi yang mau membai’at Yazid diberi hadiah uang, sedangkan yang tidak mau akan dibunuh dengan pedang. m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 5/7
  • 6. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? Kesimpulan Dengan demikian bisa disimpulkan, bahwa Islam mempunyai metode baku dalam meraih kekuasaan (istilam al-hukm). Islam juga mempunyai metode baku dalam mengangkat pemimpin (nashb al-imam). Islam telah menetapkan thalab an-nushrah sebagai metode baku dalam meraih kekuasaan, bukan kudeta, revolusi, jihad, pemilu maupun yang lain. Islam juga telah menetapkan bai’at sebagai metode baku dalam mengangkat Khalifah. Adapun aktivitas detail untuk melaksanakan metode baku itu adalah uslub. Karena uslub ini mubah, maka bisa berubah, dan bersifat tidak baku (tetap). Nah, posisi pemilu dalam konteks pengangkatan pemimpin adalah uslub yang mubah. Hukum kemubahannya mengikuti maqashid-nya. Jika digunakan untuk mengangkat pemimpin yang menerapkan hukum Islam jelas mubah, tetapi jika digunakan untuk mengangkat pemimpin yang tidak menerapkan hukum Islam, jelas tidak boleh. Jika ada yang mengatakan, bahwa Islam tidak mempunyai metode baku dalam masalah ini, maka bisa dipastikan, orang itu tidak paham hukum thariqah, tidak bisa membedakan antara thariqah dan uslub. Bahkan, lebih parah lagi, tidak mengimani, bahwa Islam mempunyai metode yang baku, dan ini yang berbahaya. Karena klaim ini bisa meruntuhkan akidahnya. Na’udzu billah. [1] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [2] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [3] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [4] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [5] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [6] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [7] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [8] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. [9] Al-Hafidh Ibn Jarir at-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Dar al-Fikr, Beirut, t.t. Baca juga : m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 6/7
  • 7. 28/12/13 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Tidak Ada Metode Baku Meraih Mandat Kekuasaan Dalam Islam? 1. Metode Meraih Kekuasaan Yang Sahih 2. Kapolda Jatim: Gagasan Radikal Selama tidak Diwujudkan dengan Metode Kekerasan Tidak Apa-apa 3. SUKSESI DAMAI MENUJU KEKUASAAN ISLAM 4. Fatah Minta Lebih Banyak Kekuasaan Dalam Pemerintah 5. Hizbut Tahrir: Setiap Rekonsiliasi Yang Tidak Berdasarkan Islam Akan Terbelenggu Dalam Proyek-Proyek Pendudukan Dan Barat m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/28/tidak-ada-metode-baku-meraih-mandat-kekuasaan-dalam-islam/ 7/7