29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam, Sekulerisme dan Indonesia
Islam, Sekulerisme dan Indonesia
June 17th, 2011 by kafi
Islam adalah agama yang sempurna (kaffah), mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari
yang dipandang kecil seperti memakai sandal mulai dari kaki kanan terlebih dahulu hingga
mengatur urusan politik dan pemerintahan.
Islam mengatur segenap perbuatan manusia dalam hubunganya dengan Khaliq-nya, hal ini
tercermin dalam aqidah dan ibadah ritual dan spiritual. Seperti: tauhid, salat, zakat, puasa dan
lain-lain. Kedua, mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Yang diwujudkan berupa
akhlak, pakaian, dan makanan. Ketiga, mengatur manusia dengan lingkungan sosial. Hal ini
diwujudkan dalam bentuk mu’amalah dan uqubat. (sistem ekonomi Islam, sistem pemerintahan
Islam, sistem politik Islam, sistem pidana Islam, strategi pendidikan, strategi pertanian, dan lain
sebagainya (Taqiyyudin, Nidhomul Islam)
Maka Islam adalah berbeda dengan agama-agama yang lain, sebab Islam tidak sebatas
ibadah ritual dan spiritual belaka, namun juga memasuki ranah publik. Maka kaum muslim yang
memisahkan agama Islam dengan kehidupan publik (fasluddin ’anil-hayah) berarti ia telah
terkena virus sekulerisme.
Sekulerisme sendiri sebagaimana ditulis Shidiq Jawi di majalah Al-Waie mempunyai akar
sejarah sangat panjang dalam sejarah peradaban Barat. Pada tiga abad pertama Masehi,
agama Kristen mengalami penindasan di bawah Imperium Romawi sejak berkuasanya Kaisar
Nero (tahun 65). Kaisar Nero bahkan memproklamirkan agama Kristen sebagai suatu
kejahatan. (Idris, 1991:74). Menurut Abdulah Nashih Ulwan (1996:71), pada era awal ini
pengamalan agama Kristen sejalan dengan Injil Matius yang menyatakan,”Berikanlah kepada
Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar dan berikanlah kepada Tuhan apa yang menjadi milik
Tuhan.” (Matius, 22:21).
Sekularisme merupakan akar dari liberalisme yang sejatinya masuk secara paksa ke
Indonesia melalui proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip
negara sekuler telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar Belanda tahun 1855 ayat 119
yang menyatakan bahwa pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak
salah satu agama atau mencampuri urusan agama. (Suminto, 1986:27).
Prinsip sekuler dapat ditelusuri pula dari rekomendasi Snouck Hurgronje kepada pemerintah
kolonial untuk melakukan Islam Politik, yaitu kebijakan pemerintah kolonial dalam menangani
masalah Islam di Indonesia. Kebijakan ini menindas Islam sebagai ekspresi politik. Inti Islam
Politik adalah (1) dalam bidang ibadah murni, pemerintah hendaknya memberi kebebasan,
sepanjang tidak mengganggu kekuasaan Pemerintah Belanda; (2) dalam bidang
m.hizbut-tahrir.or.id/2011/06/17/islam-sekulerisme-dan-indonesia/
1/4
29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam, Sekulerisme dan Indonesia
kemasyarakatan, pemerintah hendaknya memanfaatkan adat kebiasaan masyarakat agar
rakyat mendekati Belanda; (3) dalam bidang politik atau kenegaraan, pemerintah harus
mencegah setiap upaya yang akan membawa rakyat pada fanatisme dan ide Pan Islam.
(Suminto, 1986:12).
Uniknya sebagian kaum Muslim secara sadar atau tidak justru mengagung-agungkan paham
yang satu ini, padahal jika ditelisik lebih dalam ini adalah jelas merupakan produk pemikiran
impor dari Barat. Bisa pula disebut ideologi transnasional.
Pemikiran sekulerisme inilah yang menjadi jalan bagi penjajah untuk tetap menjajah Indonesia
meski bukan lagi dalam bentuk penjajahan fisik. Baik penjajahan dalam bidang politik, sosial,
ekonomi, budaya dan keamanan. Semua ini dibalut dengan ideologi negara yang sudah
disepakati bersama. Sayangnya sekulerisme ini terus menerus dikampanyekan oleh para
pengagumnya.
Ideologi Islam Mengancam Indonesia?
Sungguh tidak habis pikir jika pihak yang ingin menerapkan sistem Islam di Indonesia disebut
ingin merongrong negara. Padahal merekalah yang selama ini dengan lantang menyatakan
penolakannya terhadap segala bentuk penjajahan.
Terkurasnya kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah ruah berupa tambang emas,
minyak, dan lainnya adalah bukti masih terjajahnya Indonesia. Dan Ideologi Islam menolak
tegas terjadinya liberalisme ekonomi.
Alhasil, lepasnya Timtim adalah sebagai bukti bahwa ideologi yang dipakai negara selama ini
telah gagal menjaga keutuhan negara. Padahal Ideologi Islam jelas tidak bisa membenarkan
hal itu. Itulah kenapa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) salah satu pihak yang gencar
mengkampanyekan sistem Islam untuk Indonesia yang lebih baik, di dalam majalah maupun
seleberan-selebarannya ketika itu telah memperingatkan Pemerintah tentang skenario asing
yang melibatkan PBB melalui UNAMET, yang menghendaki Timtim lepas dari Indonesia.
Bahkan ketika akhirnya Timtim lepas, HTI pernah menyampaikan kepada media massa bahwa
HTI akan mengambil kembali Timtim dan menggabungkannya dengan Indonesia walaupun
butuh waktu 25 tahun! (hizbut-tahrir.or.id)
Mengguritanya kasus korupsi juga akibat diterapkannya sistem sekulerisme yang menjauhkan
agama dari kehidupan. Alhasil banyak masyarakat Muslim sendiri yang doyan melakukan
korupsi. Dalam hal ini, Islam telah mempunyai solusi jitu untuk pemberantasan korupsi untuk
Indonesia yang lebih bersih dari korupsi. Sedangkan strategi Islam dalam pemberantasan
korupsi ini pun telah disampaikan diberbagai kesempatan, entah itu melalui tulisan-tulisan di
berbagai media maupun kesempatan lain. Tinggal negeri ini mau untuk menerapkan atau tidak.
Menyoal Ideologi Transnasional
m.hizbut-tahrir.or.id/2011/06/17/islam-sekulerisme-dan-indonesia/
2/4
29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam, Sekulerisme dan Indonesia
Beberapa kalangan dengan mudah mengidentikkan sistem Islam sebagai ideologi
transnasional, namun di satu sisi tidak menyebut ideologi lain dengan julukan yang sama.
Sebagaimana terjadi, Pancasila di masa orde lama cenderung berkiblat ke ideologi
sosialisme meski atas nama pancasila. Ideologi sosialisme lahir di Uni soviet sekitar tahun
1800 M, demikin halnya kapitalisme yang dijadikan pegangan dimasa orde baru sampai
sekarang lahir di Eropa pada tahun sekitar 1500 M. Sedang sistem republik adalah buah karya
Plato (Yunani, sekitar tahun 400 M), begitu pula sistem demokrasi yang dimulai di Yunani Kuno.
Bukankah semuanya adalah ideologi transnasional? Islam yang telah sempurna memang
pertama kali diturunkan di tanah arab, namun Islam adalah rahmat untuk seluruh alam, termasuk
untuk Indonesia tentunya.
Maka tek heran bilamana pasca runtuhnya khilafah Islam terakhir di Turki pada tahun 1924 M,
anak bangsa Indonesia merespon cepat hal ini dengan mengadakan Komite Khilafah di
Surabaya dalam upaya menegakkan kembali khilafah Islam yang telah diruntuhkan Mustafa
Kemal Atatturk (Turki), mereka akan menghadiri kongres khilafah di Kairo, Mesir. Mereka
terdiri dari para pemuka masyarakat dari kalangan Muhammadiyah, Al Irsyad, Syarikat Islam
(diketuai Wondo Soedirdjo, wakilnya KH. Abdul Wahab Hasbullah, yang kemudian jadi
organisator NU), Nahdhatul Wathan, Tashwirul Afkar, At Ta’dibiyyah, dan ormas Islam lainnya.
(eramuslim.com).
Juga kemudian diadakan Kongres al-Islam Hindia III di Surabaya pada 24-27 Desember 1924.
Kongres ini diikuti oleh 68 organisasi Islam yang mewakili Dewan Pimpinan Pusat-nya (hoofd
bestuur) maupun Dewan Pimpinan Cabang-nya (afdeling). Keputusan yang dihasilkan kongres
adalah mengutus wakil yang harus dianggap sebagai wakil umat Islam di Indonesia ke Kongres
Dunia Islam di Kairo. Orang yang terpilih berangkat adalah Soerjopranoto (Sarekat Islam), Haji
Fachrudin (Muhammadiyah) dan KH Wahab Hasbullah (wakil dari kaum pesantren). (Taufiq
Rahzen, komite khilafah)
Karena itu, kecintaan terhadap negeri ini tidak cukup dengan hanya sebatas kecintaan
simbolik, melainkan harus benar-benar diwujudkan berupa perjuangannya untuk membuat
Indonesia yang lebih baik dan sejahtera. Undur maa kola wala tandur man kola (Lihatlah olehmu
apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang berbicara). Wallahu a’lam bi ash-shawab.
*) Ali Mustofa adalah Direktur Rise Media Surakarta, Staf Humas HTI Solo Raya.
sumber: detiknews.com (16/6/2011)
Baca juga :
1. HIP 7 Medan: Indonesia di Jurang Sekulerisme dan Masa Depan Syariah
2. Abdullah Gul Rayakan 75 Tahun Masuknya Sekulerisme Dalam Konstitusi Turki
m.hizbut-tahrir.or.id/2011/06/17/islam-sekulerisme-dan-indonesia/
3/4
29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam, Sekulerisme dan Indonesia
3. Isu Terorisme: Langgengkan Sekulerisme, Babat Islam
4. Konfrensi Islam 1431 H: Solusi Islam untuk Krisis Indonesia dan Internasional
5. SBY: Indonesia Harus Tampil, Bangun Peradaban Islam
m.hizbut-tahrir.or.id/2011/06/17/islam-sekulerisme-dan-indonesia/
4/4