1. KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA
HUTAN MANGROVE DI KAWASAN SUNGAI
LANOWULU TAMAN NASIONAL RAWA AOPA
WATUMOHAI (TNRAW) SULAWESI
TENGGARA
YULIANTI
197004004
PSL – S2
2. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomi yang
sangat bermanfaat bagi umat manusia. Fungsi mangrove
secara ekologis sebagai sumber nutrien, karbon, daerah
pemijahan (spawning grounds) dan daerah asuhan (nursery
grounds) berbagai jenis ikan, udang, kerang-kerangan dan
spesies lainnya. Mangrove merupakan habitat bagi berbagai
jenis satwa seperti jenis burung, reptilia, mamalian dan
berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Hutan mangrove
memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma
nutfah (genetic pool) yang tinggi serta berperan penting
sebagai sistem penunjang kehidupan. Hutan mangrove juga
berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang tsunami,
angin topan, maupun perembesan air laut (Hutchings dan
Saenger, 1987).
Latar Belakang
3. Berbagai jenis burung, terutama burung air banyak ditemukan di daerah
mangrove. Burung air yaitu jenis burung yang hidupnya sangat tergantung
pada air, baik untuk mencari makan, berlindung, istirahat, berbiak dan
untuk melakukan aktivitas social lainnya. Berbagai jenis burung air
berkaki dan berjari panjang, sehingga mudah berjalan di rawa dan di
daerah berair lainnya, misalnya jenis burung suku Rallidae, Ardeidae,
dan Ciconiidae. Selain itu ada juga burung darat (Terestrial bird) yang
memanfaatkan hutan mangrove sebagai tempat mencari makan dan
bermain (MacKinnon, 2000)
Di taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) terdapat empat tipe
ekosistem yaitu mangrove, rawa, savanna dan hutan hujan yang
merupakan suatu paduan yang menarik antara hutan rawa, perbukitan
dan pesisir (Coathes dan Bishop, 2000). Hutan mangrove di kawasan
sungai Lanowulu disusun oleh beberapa jenis tegakkan seperti Rhizophora
apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Lumnitzera littorea,
Ceriops tagal, maupun Bruguera gymnoriza, dan Xylocarpus granatum .
Pendahuluan
4. Kawasan hutan mangrove Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai (TNRAW) telah ditata untuk menjadi salah satu
lokasi pengamatan burung di wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan
suatu penelitian yang berjudul ‘‘Keanekaragaman Jenis
Burung Pada Hutan Mangrove di Kawasan Sungai Lanowulu
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Sulawesi
Tenggara’’
5. 1. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan metode IPA (Indices Ponctual Abundance) yaitu
metode pengamatan burung untuk dihitung dalam
rentang waktu tertentu . Pengamatan dilakukan pada padi
hari pukul 06.00 – 10.00 dan sore hari pukul 15.00 – 17.30.
2. Pengamatan jenis-jenis burung yang ditemukan melalui
perjumpaan langsung, karakter morfologi, perilaku terbang
dan suara burung pada lokasi pengamatan. Parameter yang
dicatat selama penelitian mencakup jenis burung, jumlah
individu, waktu perjumpaan, aktivitas burung pada saat
dijumpai, dan dan habitat (jenis tegakan mangrove dimana
burung ditemukan).
METODE PENELITIAN
6. Analisis data yang digunakan:
1. Indeks keanekaragaman jenis burung
dihitung
2. Indeks kemerataan dihitung
3. Kelimpahan Jenis dihitung
4. Indeks kesamaan jenis dihitung
7. 1. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis
burung pada hutan mangrove dikawasan sungai
Lanowulu cukup bervariasi yaitu keanekaragaman jenis
burung paling tinggi pada tegakan R. apiculata sebesar
(2,81), dan R. mucronata sebesar (2,30). Kenekaragaman
jenis burung terendah pada tegakan X. granatum
sebesar (1,66).
2. Distribusi kelimpahan jenis burung pada tegakan
Rhizophora stylosa Pada tegakan mangrove R. stylosa
ditemukan 3 jenis burung yaitu Pelargopsis
melanorhynch, Cryptohaps poecilirrhoa, dan Dicaeum
celebicum semua jenis burung yang ditemukan memiliki
indeks kelimpahan yang sama yaitu sebesar 4
individu/Jam. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada
jenis burung yang dominansi di tegakan R. stylosa.
Hasil dan Pembahasan
8. Indeks keanekaragaman (H’) jenis burung
cukup tinggi pada tegakan R. apiculata
(2,81) dan R. mucronata (2,30). Jenis
burung yang memiliki kelimpahan tertinggi
pada hutan mangrove yaitu jenis burung
Zosterops choloris, Hirundo tahitica,
Artamus leucorynchus, Halcyon sancta
dan Anthreptes malacensis. Indeks
similaritas jenis burung yang tertinggi
ditemukan pada tegakan C. tagal dan C.
decandra yaitu (28,57%).
Kesimpulan