Resume Konflik

R
Revinda RahmaniaA Diplomacy and Trade post-grad and a former business management student as well as a fashion creative director.

Resume mengenai konflik berkaitan dengan Change Management and Handling Conflict

Tugas 
Change Management and Handling Conflict 
Conflict Resume 
Revinda Ayu 
111400072 
CMHC/A 
TELKOM UNIVERSITY 
TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL 
2013
Konflik 
Konflik merupakan bagian alamiah dari sebuah hubungan yang sehat. Dalam banyak kejadian, kita 
dapat menemukan konflik sebagai bagian dari hidup. Kebanyakan konflik yang terjadi merupakan 
situasi dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda. 
Contoh-contoh situasi yang dapat menyebabkan konflik: 
1. Kesalahpahaman atau kurangnya informasi 
2. Perubahan dalam tempat kerja 
3. Aksi-aksi atau keputusan yang diambil oleh pimpinan 
4. Evaluasi dari performa kerja 
5. Situasi pribadi yang mempengaruhi performa kerja 
Kenyataan bahwa konflik akan selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari bukan merupakan hal yang 
negatif. Selama konflik tersebut dapat diatasi dengan baik dan diselesaikan dengan efektif, konflik 
justru dapat membantu pengembangan pribadi dan profesional. 
 Konflik tidak hanya merupakan perselisihan pendapat. Konflik merupakan situasi dimana satu 
atau kedua pihak merasa terancam baik ancaman tersebut bersifat nyata atau hanya persepsi 
saja. 
 Konflik berlanjut memburuk ketika didiamkan. 
 Manusia umumnya merespon konflik sesuai dengan persepsinya masing-masing. 
 Konflik memancing emosi yang kuat. Karena itulah dibutuhkan pengendalian emosi yang 
baik. 
 Konflik merupakan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang jika dapat diselesaikan 
dengan baik. 
Beriku merupakan beberapa keuntungan dari konflik yang diselesaikan dengan baik: 
 Meningkatkan pengertian: konflik dapat memberi orang-orang perspektif yang baru tentang 
bagaimana mereka dapat meraih tujuannya tanpa menjatuhkan/merugikan orang lain 
 Meningkatkan kohesi kelompok: saat konflik diselesaikan dengan efektif, anggota 
kelompok dapat mengembangkan rasa hormat terhadap satu sama lain yang lebih kuat dan 
memperbaharui kepercayaan mereka terhadaap kemampuan mereka untuk bekerja bersama 
 Meningkatkan self-knowledge: konflik dapat mendorong individu untuk memeriksa dan 
menguji kembali tujuan mereka dalam jangka pendek sedetail mungkin. Hal itu membantu 
mereka untuk mengerti hal-hal yang paling penting dalam mencapai tujuan tersebut dan 
menajamkan fokus serta meningkatkan keefektivitasannya. 
Namun, sebanyak dan sebaik hasil yang didapat jika konflik ditangani dengan efektif, hasil yang 
berlawanan pun dapat terjadi jika penanganan konflik dilakukan dengan cara yang salah. Hasil yang 
tidak tepat dari penanganan konflik yang salah dapat berdampak merugikan bagi berbagai pihak. 
Cara positif dan negatif dalam menyelesaikan dan menanggapi konflik: 
Negatif: 
 Ketidakmampuan untuk mengenali dan merespon hal-hal yang berarti bagi pihak lain 
 Reaksi-reaksi eksplosif, marah, mudah sakit hati dan membenci.
 Menarik diri atau isolasi dari sekitar karena adanya ketakutan untuk penolakan. 
 Ketidakmampuan untuk berkompromi dengan melihat dari sisi pihak lain. 
 Ketakutan dan penghindaran dari konflik yang malah menghadirkan ekspektasi untuk hasil 
yang buruk. 
Positif: 
 Kapasitas untuk mengenali dan merespon terhadap hal-hal yang berarti bagi pihak lain. 
 Reaksi-reaksi yang tenang, non-defensif, dan penuh rasa hormat. 
 Kesiapan untuk memaafkan dan melupakan, serta meninggalkan masa lalu konflik tanpa 
kebencian. 
 Kemampuan untuk berkormpromi dan menghindari keinginan untuk menghukum. 
 Kepercayaan bahwa menghadapi konflik merupakan hal yang terbaik bagi kedua belah pihak. 
Gaya Penanganan Konflik 
(Thomas and Kilmann 1970): 
1. Kompetitif. Biasanya beroperasi berdasarkan kekuatan, tenggelam dalam hal-hal seperti 
posisi, ranking, dan kemampuan dalam persuasi. Gaya ini dapat berguna saat ada keadaan 
mendesak atau keputusan yang perlu diambil dengan cepat atau juga saat harus berhadapan 
dengan pihak yang ingin mengeksploitasi keadaan dengan egois. Namun gaya penanganan ini 
dapat berdampak pada orang lain yang akan merasa tidak puas, atau marah saat digunakan 
pada situasi yang kurang mendesak selanjutnya. 
2. Kolaboratif. Orang dengan gaya kolaboratif dapat bertemu dengan kebutuhan pihak-pihak 
yang terlibat. Orang-orang ini dapat menjadi sangat asertif namun tidak seperti kompetitor, 
mereka dengan efektif turut berkooperatif dan mengetahui bahwa semua pihak itu penting. 
Gaya ini akan berguna disaat kita diharuskan untuk menghadirkan berbagai macam sudut 
pandang untuk mendapat slusi. 
3. Kompromi. Orang-orang yang lebih memilih untuk berkompromi umumnya mencoba untuk 
mencari solusi yang akan setidaknya sedikit memuaskan semua pihka yang ada. Semua 
diharapkan untuk menyerahkan sesuatu. Kompromi berguna saat biaya yang dihabiskan oleh 
konflik baik uang maupun tenaga atau resiko lebih tinggi dibandingkan biaya untuk tetap 
berpegang pada keinginan pribadi. 
4. Akomodasi. Gaya ini mengindikasikan adanya keinginan untuk mempertemukan kebutuhan 
yang lain dengan kebutuhan sendiri. Orang-orang dengan gaya ini biasanya mengerti kapan 
untuk mengalah pada yang lain namun dapat dibujuk untuk mengalah atau menyerahkan 
suatu posisi bahkan dengan tanpa jaminan apapun. Orang-orang seperti ini tidak asertif 
namun sangat kooperatif. 
5. Menghindar. Orang-orang yang lebih memilih gaya ini umumnya bersifat pasif fan hanya 
menerima keputusan yang diberikan serta tidak ingin menyinggung perasaan pihak manapun. 
Gaya ini dapat berguna ketika kemenangan bagi semua pihak tidak memungkinkan untuk ada. 
Namun di berbagai situasi, gaya ini akan menjadi sangat lemah dan tidak efektif sebagai 
penanganan konflik.
Interest-Based Relational (IBR) Approach: 
Dalam menyelesaikan konflik melalui pendekatan ini, ada beberapa aturan yang harus diikuti seperti 
berikut: 
1. Pastikan bahwa hubungan yang baik merupakan prioritas utama. 
2. Pisahkan masalah dengan orang yang mimiliki masalah tersebut, dengan memisahkan 
masalah dan orang, isu utama dapat diselesaikan tanpa merusak hubungan personal yang 
sudah ada. 
3. Perhatikan minat atau keinginan yang ditunjukkan. Mendengarkan dengan seksama, masalah 
yang ada dapat 
4. Memperjelas fakta-fakta yang memiliki pengaruh dengan keputusan nantinya. 
5. Eksplorasi kembali pilihan lain dan terbuka dengan ide-ide yang ada. 
Sources: 
1. http://www.helpguide.org/mental/eq8_conflict_resolution.htm 
2. http://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_81.htm

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados(20)

BUDI UTOMOBUDI UTOMO
BUDI UTOMO
Indah Pratiwie Pratiwi15.5K visualizações
Menganalisis kasus pengingkaran kewajibanMenganalisis kasus pengingkaran kewajiban
Menganalisis kasus pengingkaran kewajiban
niken susilowati14.3K visualizações
Revolusi cina xi ips 3Revolusi cina xi ips 3
Revolusi cina xi ips 3
Suratno Ratno Miharjo20.4K visualizações
Kedaulatan Menurut UUD 1945Kedaulatan Menurut UUD 1945
Kedaulatan Menurut UUD 1945
Zufar Asyraf Al13.9K visualizações
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
Ppt sistem pemerintahan pada masa demokrasi parlementer 1950 1959
University Of Tarbiyah30.2K visualizações
Pemerintahan raffles di indonesiaPemerintahan raffles di indonesia
Pemerintahan raffles di indonesia
Suratno Ratno Miharjo6.5K visualizações
Makalah demokrasi terpimpinMakalah demokrasi terpimpin
Makalah demokrasi terpimpin
Warnet Raha17K visualizações
Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan IndonesiaPerjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia
Rahmad Wijanarko65.5K visualizações
Sejarah berdirinya muhammadiyahSejarah berdirinya muhammadiyah
Sejarah berdirinya muhammadiyah
fatimmatuzzahro23K visualizações
Budi utomoBudi utomo
Budi utomo
Nisa Ghaisani35.5K visualizações
Biografi pahlawanBiografi pahlawan
Biografi pahlawan
Arya Ningrat6.3K visualizações
Demokrasi dan ImplementasiDemokrasi dan Implementasi
Demokrasi dan Implementasi
afifahdhaniyah6.3K visualizações
Di tii kalimantan dan sulawesiDi tii kalimantan dan sulawesi
Di tii kalimantan dan sulawesi
Mohamad Umar Khadavi8.8K visualizações
Sejarah- Kontinuitas dan diskontinuitasSejarah- Kontinuitas dan diskontinuitas
Sejarah- Kontinuitas dan diskontinuitas
Safira Safitri2.1K visualizações
Ppt Kesenjangan sosial Ppt Kesenjangan sosial
Ppt Kesenjangan sosial
Doris Agusnita9.4K visualizações

Similar a Resume Konflik

konflik.pptkonflik.ppt
konflik.pptALFAFAAMIN
4 visualizações21 slides
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasarandewantimega
11.6K visualizações30 slides
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflikconesti08com
14.6K visualizações31 slides
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflikconesti08com
9.1K visualizações31 slides

Similar a Resume Konflik(20)

konflik.pptkonflik.ppt
konflik.ppt
ALFAFAAMIN4 visualizações
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan NegosiasiTEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
TEKNIK NEGOSIASI - MATERI : Konflik dan Negosiasi
Diana Amelia Bagti4.4K visualizações
Konflik PemasaranKonflik Pemasaran
Konflik Pemasaran
dewantimega11.6K visualizações
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
conesti08com14.6K visualizações
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
conesti08com9.1K visualizações
PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIKPELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK
PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.1.4K visualizações
Managing conflict 2014Managing conflict 2014
Managing conflict 2014
Agus Gunawan935 visualizações
Tugas rangkuman teknik  negosiasiTugas rangkuman teknik  negosiasi
Tugas rangkuman teknik negosiasi
eddy sanusi silitonga5.9K visualizações
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
Zafira Nurjuwita35 visualizações
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
Formasi Org6.1K visualizações
Manajemen konflik ( Psikologi Bisnis 1).Manajemen konflik ( Psikologi Bisnis 1).
Manajemen konflik ( Psikologi Bisnis 1).
ShellaBunga33 visualizações
Conflict Management Technique-TRAININGConflict Management Technique-TRAINING
Conflict Management Technique-TRAINING
Kanaidi ken913 visualizações
Man. konflikMan. konflik
Man. konflik
Julianti Mursidi617 visualizações
Pengurusan KonflikPengurusan Konflik
Pengurusan Konflik
Kementerian Pelajaran Malaysia18.3K visualizações

Resume Konflik

  • 1. Tugas Change Management and Handling Conflict Conflict Resume Revinda Ayu 111400072 CMHC/A TELKOM UNIVERSITY TELKOM ECONOMICS AND BUSINESS SCHOOL 2013
  • 2. Konflik Konflik merupakan bagian alamiah dari sebuah hubungan yang sehat. Dalam banyak kejadian, kita dapat menemukan konflik sebagai bagian dari hidup. Kebanyakan konflik yang terjadi merupakan situasi dengan orang-orang yang memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda. Contoh-contoh situasi yang dapat menyebabkan konflik: 1. Kesalahpahaman atau kurangnya informasi 2. Perubahan dalam tempat kerja 3. Aksi-aksi atau keputusan yang diambil oleh pimpinan 4. Evaluasi dari performa kerja 5. Situasi pribadi yang mempengaruhi performa kerja Kenyataan bahwa konflik akan selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari bukan merupakan hal yang negatif. Selama konflik tersebut dapat diatasi dengan baik dan diselesaikan dengan efektif, konflik justru dapat membantu pengembangan pribadi dan profesional.  Konflik tidak hanya merupakan perselisihan pendapat. Konflik merupakan situasi dimana satu atau kedua pihak merasa terancam baik ancaman tersebut bersifat nyata atau hanya persepsi saja.  Konflik berlanjut memburuk ketika didiamkan.  Manusia umumnya merespon konflik sesuai dengan persepsinya masing-masing.  Konflik memancing emosi yang kuat. Karena itulah dibutuhkan pengendalian emosi yang baik.  Konflik merupakan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang jika dapat diselesaikan dengan baik. Beriku merupakan beberapa keuntungan dari konflik yang diselesaikan dengan baik:  Meningkatkan pengertian: konflik dapat memberi orang-orang perspektif yang baru tentang bagaimana mereka dapat meraih tujuannya tanpa menjatuhkan/merugikan orang lain  Meningkatkan kohesi kelompok: saat konflik diselesaikan dengan efektif, anggota kelompok dapat mengembangkan rasa hormat terhadap satu sama lain yang lebih kuat dan memperbaharui kepercayaan mereka terhadaap kemampuan mereka untuk bekerja bersama  Meningkatkan self-knowledge: konflik dapat mendorong individu untuk memeriksa dan menguji kembali tujuan mereka dalam jangka pendek sedetail mungkin. Hal itu membantu mereka untuk mengerti hal-hal yang paling penting dalam mencapai tujuan tersebut dan menajamkan fokus serta meningkatkan keefektivitasannya. Namun, sebanyak dan sebaik hasil yang didapat jika konflik ditangani dengan efektif, hasil yang berlawanan pun dapat terjadi jika penanganan konflik dilakukan dengan cara yang salah. Hasil yang tidak tepat dari penanganan konflik yang salah dapat berdampak merugikan bagi berbagai pihak. Cara positif dan negatif dalam menyelesaikan dan menanggapi konflik: Negatif:  Ketidakmampuan untuk mengenali dan merespon hal-hal yang berarti bagi pihak lain  Reaksi-reaksi eksplosif, marah, mudah sakit hati dan membenci.
  • 3.  Menarik diri atau isolasi dari sekitar karena adanya ketakutan untuk penolakan.  Ketidakmampuan untuk berkompromi dengan melihat dari sisi pihak lain.  Ketakutan dan penghindaran dari konflik yang malah menghadirkan ekspektasi untuk hasil yang buruk. Positif:  Kapasitas untuk mengenali dan merespon terhadap hal-hal yang berarti bagi pihak lain.  Reaksi-reaksi yang tenang, non-defensif, dan penuh rasa hormat.  Kesiapan untuk memaafkan dan melupakan, serta meninggalkan masa lalu konflik tanpa kebencian.  Kemampuan untuk berkormpromi dan menghindari keinginan untuk menghukum.  Kepercayaan bahwa menghadapi konflik merupakan hal yang terbaik bagi kedua belah pihak. Gaya Penanganan Konflik (Thomas and Kilmann 1970): 1. Kompetitif. Biasanya beroperasi berdasarkan kekuatan, tenggelam dalam hal-hal seperti posisi, ranking, dan kemampuan dalam persuasi. Gaya ini dapat berguna saat ada keadaan mendesak atau keputusan yang perlu diambil dengan cepat atau juga saat harus berhadapan dengan pihak yang ingin mengeksploitasi keadaan dengan egois. Namun gaya penanganan ini dapat berdampak pada orang lain yang akan merasa tidak puas, atau marah saat digunakan pada situasi yang kurang mendesak selanjutnya. 2. Kolaboratif. Orang dengan gaya kolaboratif dapat bertemu dengan kebutuhan pihak-pihak yang terlibat. Orang-orang ini dapat menjadi sangat asertif namun tidak seperti kompetitor, mereka dengan efektif turut berkooperatif dan mengetahui bahwa semua pihak itu penting. Gaya ini akan berguna disaat kita diharuskan untuk menghadirkan berbagai macam sudut pandang untuk mendapat slusi. 3. Kompromi. Orang-orang yang lebih memilih untuk berkompromi umumnya mencoba untuk mencari solusi yang akan setidaknya sedikit memuaskan semua pihka yang ada. Semua diharapkan untuk menyerahkan sesuatu. Kompromi berguna saat biaya yang dihabiskan oleh konflik baik uang maupun tenaga atau resiko lebih tinggi dibandingkan biaya untuk tetap berpegang pada keinginan pribadi. 4. Akomodasi. Gaya ini mengindikasikan adanya keinginan untuk mempertemukan kebutuhan yang lain dengan kebutuhan sendiri. Orang-orang dengan gaya ini biasanya mengerti kapan untuk mengalah pada yang lain namun dapat dibujuk untuk mengalah atau menyerahkan suatu posisi bahkan dengan tanpa jaminan apapun. Orang-orang seperti ini tidak asertif namun sangat kooperatif. 5. Menghindar. Orang-orang yang lebih memilih gaya ini umumnya bersifat pasif fan hanya menerima keputusan yang diberikan serta tidak ingin menyinggung perasaan pihak manapun. Gaya ini dapat berguna ketika kemenangan bagi semua pihak tidak memungkinkan untuk ada. Namun di berbagai situasi, gaya ini akan menjadi sangat lemah dan tidak efektif sebagai penanganan konflik.
  • 4. Interest-Based Relational (IBR) Approach: Dalam menyelesaikan konflik melalui pendekatan ini, ada beberapa aturan yang harus diikuti seperti berikut: 1. Pastikan bahwa hubungan yang baik merupakan prioritas utama. 2. Pisahkan masalah dengan orang yang mimiliki masalah tersebut, dengan memisahkan masalah dan orang, isu utama dapat diselesaikan tanpa merusak hubungan personal yang sudah ada. 3. Perhatikan minat atau keinginan yang ditunjukkan. Mendengarkan dengan seksama, masalah yang ada dapat 4. Memperjelas fakta-fakta yang memiliki pengaruh dengan keputusan nantinya. 5. Eksplorasi kembali pilihan lain dan terbuka dengan ide-ide yang ada. Sources: 1. http://www.helpguide.org/mental/eq8_conflict_resolution.htm 2. http://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_81.htm