Skripsi ini membahas analisis penerapan balanced scorecard sebagai pendekatan dalam penilaian kinerja Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja koperasi diukur menggunakan empat perspektif balanced scorecard yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, dan pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 78,14
Pasar modal yang efisien terjadi jika ada informasi terbaru masuk kepasar dan informasi baru ini adalah pengungkapan informasi emiten yang bersifat material yang segera diumumkan atau dipublikasikan kepada public melalui Bapepam selaku pengawas pasar modal. Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi perubahan harga saham. Sempitnya pengungkapan informasi menimbulkan harga saham dapat dinilai terlalu rendah (Undervalued) oleh pasar dan dapat memiliki insentif untuk melakukan penawaran melalui jalur penawaran terbatas (Private market),dimana menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan. Perusahaan yang harga sahamnya tinggi (overvalued) dianggap mampu memberikan pengungkapan informasi yang lebih relevan kepada investor sehingga manajer memiliki peluang untuk melakukan aksi jual saham yang dipegangnya atau mengeluarkan ekuitas saham baru pada tingkat rate yang favorable.
Efisiensi pasar saham sangat membutuhkan informasi yang seluas-luasnya karena berdampak terhadap harga saham, pemilihan saham pada portofolio yang diilih oleh investor mengakibatkan harapan nilai return yang menguntungkan dengan tingkat resiko seminimal mungkin.
Pasar modal yang efisien terjadi jika ada informasi terbaru masuk kepasar dan informasi baru ini adalah pengungkapan informasi emiten yang bersifat material yang segera diumumkan atau dipublikasikan kepada public melalui Bapepam selaku pengawas pasar modal. Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi perubahan harga saham. Sempitnya pengungkapan informasi menimbulkan harga saham dapat dinilai terlalu rendah (Undervalued) oleh pasar dan dapat memiliki insentif untuk melakukan penawaran melalui jalur penawaran terbatas (Private market),dimana menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan. Perusahaan yang harga sahamnya tinggi (overvalued) dianggap mampu memberikan pengungkapan informasi yang lebih relevan kepada investor sehingga manajer memiliki peluang untuk melakukan aksi jual saham yang dipegangnya atau mengeluarkan ekuitas saham baru pada tingkat rate yang favorable.
Efisiensi pasar saham sangat membutuhkan informasi yang seluas-luasnya karena berdampak terhadap harga saham, pemilihan saham pada portofolio yang diilih oleh investor mengakibatkan harapan nilai return yang menguntungkan dengan tingkat resiko seminimal mungkin.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENILAIAN KINERJA PADA KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
1. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENDEKATAN DALAM PENILAIAN KINERJA PADA KOPERASI
KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi dan
Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M)
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
OLEH
RETNO AULIAIKA
11160745
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
KONSENTRASI : KEUANGAN DAN PERBANKAN
PROGRAM PENDIDIKAN : SARJANA (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
SERANG
2020
6. vi
KATA PENGANTAR
Assalamuβalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul : βANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD
SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENILAIAN KINERJA PADA
KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANGβ. Skripsi
ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Manajemen (S.M) pada Universitas Bina Bangsa (UNIBA).
Penulis menyadari bahwa, Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua
pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. H.Furtasan Ali Yusuf, SE., S.Kom., M.M, selaku Rektor Universitas
Bina Bangsa yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi
ini.
2. Ir. Naufal Affandi, M.M., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Gatot Hartoko, M.Si, selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sarana Prasarana, yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Dr. Budi Ilham Maliki., S.Pd., M.M. selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni, yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Hj. Nugrahini Kusumawati, S.E., M.Ak., CTA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
ini.
7. vii
6. Ende, S.T., M.A.B., CRA., CRP. selaku Ketua Jurusan Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberi semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ihwan Satria Lesmana, S.E., M.M, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan selaku pembimbing I yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini
dari awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. H. Slamet Gunadi, S.T., M.M, selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini dari
awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Seluruh dosen dan staff administrasi, termasuk rekan-rekan mahasiswa yang
telah menaruh simpati dan bantuan.
10. Para pengurus koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa yang telah
memberikan kesempatan serta memberikan arahan dan masukan dalam
penelitian ini.
11. Mayor Cba Witno Hadi S dan Elva Ningsih sebagai orang tua yang sangat
penulis cintai karena selalu memberikan doβa, semangat, dan dukungannya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Letkol Inf Eri Winardi yaitu kasdim Kodim 0602/Serang yang telah
memberikan dukungan,arahan serta selalu menyemangati.
13. Keluarga serta teman-teman terdekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah banyak membantu dan mendukung sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Kiranya hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi dalam masalah
pengembangan organisasi yang selalu dinamis di era globalisasi dan dapat
memberikan manfaat untuk penelitian selanjutnya.
Wassalamuβalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Serang, 29 Juli 2020
Retno Auliaika
8. viii
ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENDEKATAN DALAM PENILAIAN KINERJA
KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
Retno Auliaika
11160745
Retnoaulia28@gmail.com
ABSTRAK
Koperasi sebagai merupakan salah satu pelaksana pembangunan
perekonomian di Indonesia yang diharapkan mampu meningkatkan kinerjanya,
agar dapat berjalan sejajar dan berdampingan dengan sektor pemerintah dan sektor
swasta dalam memajukan perekonomian nasional. Agar dapat terlaksananya
harapan tersebut diperlukan adanya pengukuran kinerja yang dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan, mengevaluasi hasil kerja, dan mendeteksi kelemahan
atau kekurangan yang masih ada dalam Organisasi.
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penerapan penggunaan balanced scorecard
pada koperasi maka ada penyesuaian pada empat perspektif dalam balanced
scorecard yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspekif bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Dalam penelitian ini dilakukannya studi kasus dengan penentuan sampel
menggunakan random sampling yang dihitung dengan rumus slovin. Sumber data
yang digunakan adalah informan, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Hasil empat perspektif yang ada pada metode balanced scorecard yaitu
bagian perspektif keuangan dihitung dengan 4 rasio keuangan yang memperoleh
hasil sebesar 138%. Pada perspektif pelanggan diperoleh hasil sebesar16,41%. Pada
perspektif bisnis internal diperoleh hasil sebesar 18,1%. Dan pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran diperoleh hasil sebesar 18,63%.
Dari hasil yang telah dianalisis didapatkan perhitungan dengan perolehan
rata-rata nilai sebesar 78,14% yang artinya kondisi koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa masuk kategori dalam keadaan βSangat Baikβ.
Kata Kunci : Koperasi. Balanced Scorecard, Keuangan, Bukan Keuangan.
9. ix
ANALYSIS APPLICATION OF BALANCED SCORECARD AS
APPROACH TO PERFORMANCE ASSESSMENT
COOPERATIVE KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
Retno Auliaika
11160745
Retnoaulia28@gmail.com
ABSTRAC
Cooperative as one of the executors of economic development in Indonesia is
expected to be able to improve its performance, so that it can run parallel and side
by side with the government sector and the private sector in advancing the national
economy. In order to fulfill these expectations, it is necessary to have performance
measurements that can be used to assess success, evaluate work results, and detect
weaknesses or shortcomings that still exist in the company.
In accordance with the objectives of the study, the authors used a descriptive
qualitative research method. In applying the use of the balanced scorecard to
cooperatives, there are adjustments to the four perspectives in the balanced
scorecard, namely: financial perspective, customer perspective, internal business
perspective, and learning and growth perspective.
In this research, a case study was carried out by determining the sample using
random sampling which was calculated by the Slovin formula. Data sources used
are informants, documents and archives. Data collection techniques used were
interviews, observation, and document analysis.
The results of four perspectives that exist in the balanced scorecard method that
is the financial perspective is calculated with 4 financial ratios that obtain results of
138%. From the customer perspective the results obtained are 16.41%. In the
perspective of internal business results obtained by 18.1%. And in the perspective
of growth and learning the results obtained by 18.63%.
From the results that have been analyzed, it is obtained the calculation with the
acquisition of an average value of 78,14% which means the condition of Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa's cooperative is categorized as "Very Good".
Key word: Cooperative, Balanced scorecard, Financial, Non Financial.
10. x
DAFTAR ISI
COVER
PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PIMPINAN PERGGURUAN TINGGI
PENGESAHAN PEMBIMBING DAN TIM DOSEN PENGUJI
PERNYATAAN KEABSAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
ABSTRAK .............................................................................................................viii
ABSTRAC ..............................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I .....................................................................................................................16
PENDAHULUAN..................................................................................................16
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH........................................................16
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ..................................................................21
1.3 FOKUS DAN SUB FOKUS PENELITIAN ...........................................21
1.3.1 Fokus Penelitian ................................................................................. 21
1.3.2 Sub Fokus Penelitian........................................................................... 21
1.4 PERTANYAAN PENELITIAN..............................................................22
1.5 TUJUAN PENELITIAN .........................................................................22
1.6 MANFAAT PENELITIAN .....................................................................23
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 23
1.6.2 Manfaat Praktis................................................................................... 23
BAB II....................................................................................................................24
KAJIAN TEORITIK ..............................................................................................24
2.1 DESKRIPSI KONSEPTUAL FOKUS DAN SUBFOKUS ....................24
2.1.1 Penilaian Kinerja ................................................................................ 24
2.1.2 Balanced Scorecard............................................................................. 33
2.2 PENELITIAN RELEVAN ......................................................................49
BAB III...................................................................................................................51
11. xi
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................51
3.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN...................................51
3.1.1 Sejarah Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa ............................................. 51
3.1.2 Visi Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa.................................................. 52
3.1.3 Misi Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa ................................................. 52
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ...............................................53
3.2.1 Tempat............................................................................................... 53
3.2.2 Waktu................................................................................................ 53
3.3 LATAR PENELITIAN ...........................................................................54
3.4 METODE PROSEDUR DAN PENELITIAN.........................................54
3.5 DATA DAN SUMBER DATA...............................................................55
3.5.1 Sumber Data Primer............................................................................ 55
3.5.2 Sumber Data Sekunder........................................................................ 55
3.6 TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA .......................56
3.7 PROSEDUR ANALISIS DATA.............................................................58
3.8 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA...............................................59
3.8.1 Credibility (Kepercayaan) ...................................................................59
3.8.2 Transferability (keteralihan/dapat di transfer) ....................................... 59
3.8.3 Defendability (Keterikatan) .................................................................59
3.8.4 Comfirmability (Kepastian/dapat dikonfirmasikan)................................ 60
BAB IV ..................................................................................................................61
HASIL PENELITIAN............................................................................................61
4.1 Gambaran Umum Tentang Subjek Penelitian .........................................61
4.2 Temuan Penelitian...................................................................................61
4.2.1 Perspektif Keuangan........................................................................... 62
4.2.2 Perspektif Pelanggan........................................................................... 63
4.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal.......................................................... 65
4.2.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ........................................... 65
BAB V....................................................................................................................66
PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN..........................................................66
5.1 Pembahasan Sub Fokus 1 : Perspektif Keuangan....................................66
5.1.1 Rasio Likuiditas.................................................................................. 66
5.1.2 Rasio Solvabilitas ............................................................................... 66
12. xii
5.1.3 Rasio Profitabilitas.............................................................................. 66
5.1.4 Rasio Aktivitas ................................................................................... 67
5.2 Pembahasan Sub Fokus 2 : Perspektif Pelanggan ...................................67
5.3 Pembahasan Sub Fokus 3 : Perspektif Proses Bisnis Internal................72
5.4 Pembahasan Sub Fokus 4 : Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.72
5.4.1 Tingkat Produktifitas Pekerja............................................................... 72
5.4.2 Tingkat Presentase Pelatihan Pekerja.................................................... 72
BAB VI ..................................................................................................................74
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................74
6.1 KESIMPULAN .......................................................................................74
6.2 SARAN....................................................................................................74
13. xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Proses Analisis Pekerjaan .......................................................................... 30
5.1 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 68
5.2 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 68
5.3 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 69
5.4 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 69
5.5 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 70
5.6 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 70
5.7 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 71
5.8 Hasil Kuisioner Anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ........ 71
14. xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Data Perbandingan dan Partisipasi Anggota ....................................... 17
1.2 Jumlah Pendapatan Jenis Usaha ......................................................... 18
1.2 Key Performance Indicator Perusahaan ............................................ 47
1.2 Penelitian Relevan ............................................................................... 49
1.2 Jadwal Waktu Penelitian ...................................................................... 53
1.2 Hasil Kuisioner Anggot Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa ... 64
1.2 Bobot Rata-rata Dimensi Tiap Pernyataan ......................................... 64
1.2 Hasil Key Performance Indicator Kinerja Koperasi ............................ 73
15. xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas
Lampiran 2 : Surat ijin / Keterangan telah melaksanakan penelitian
Lampiran 3 : Form Bimbingan Dosen pembimbing 1
Lampiran 4 : Form Bimbingan Dosen pembimbing 2
Lampiran 5 : Laporan Keuangan
Lampiran 6 : Form Kuisioner
Lampiran 7 : Hasil Kuisioner
Lampiran 8 : Dokumentasi hasil wawancara
Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup
16. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan ekonomi suatu negara selalu dikaitkan antara pembangunan
ekonomi dengan kependudukannya dan negara Indonesia merupakan negara
yang masuk dalam urutan ke empat sebagai negara terbesar di asia dengan
jumlah penduduk 267,7 juta jiwa dengan tingkat perekonomian nasional masih
di bawah rata-rata atau bahkan tertinggal jauh dengan negara lain. Berbagai hal
telah diupayakan pemerintah Indonesia dengan salah satunya pengembangan
aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan dengan berbagai alternatif
kelembagaan namun tentu pengembangan aktivitas tersebut memang
memerlukan pendekatan yang memungkinkan keterlibatan masyarakat secara
luas dalam menjamin terjadinya pemerataan. Di Indonesia perekonomian
Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian, yaitu sektor negara, sektor
swasta, dan sektor koperasi. Dalam hal ini, salah satu alternatif yang dapat
ditempuh adalah melalui wadah koperasi serta melibatkannya dalam sistem
kerjasama dengan berbagai pelaku dalam dunia usaha nasional. Koperasi,
berbeda dengan grup atau kelompok komunitas pada umumnya. Koperasi
merupakan salah satu pelaku ekonomi yang bersifat kerakyatan, sehingga
koperasi dipandang cocok untuk perekonomian Indonesia. Koperasi didirikan
atas dasar asas kekeluargaan dan kegotong-royongan yang beranggotakan
orang-orang sebagai manusia secara bersama-sama bekerja untuk memajukan
kepentingan-kepentingan ekonomi bersama.
Kehadiran koperasi di Indonesia diharapkan bisa menolong nasib mereka
yang membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi akan dibutuhkan
banyak pekerja untuk mengelola usahanya. Setiap orang juga bisa belajar
mengelola keuangan dan mendapatkan penghasilan setiap bulan dari
pengelolaan koperasi ini. Pada dasarnya, koperasi bisa memberi kesempatan
17. 17
kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya manusia. Koperasi senantiasa
mengakar pada kelompok masyarakat lapisan bawah, sehingga keberadaanya
sangat membantu pemerintah dalam mewujudkan pemerataan perekonomian.
Pemahaman tentang pentingnya pengembangan koperasi sebagai badan
usaha yang tangguh secara nyata mampu dalam ikut serta mengembangkan
aktivitas ekonomi bagi masyarakat perlu dibahas dari dua sisi yang saling
terkait, yaitu pengembangan bidang ekonomi itu sendiri serta arah
pengembangan koperasi. Pengembangan bidang ekonomi secara tegas sangat
menginginkan terwujudnya demorkasi ekonomi untuk kemakmuran seluruh
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi harus juga mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat dan menghindari terjadinya ketimpangan. Dalam
rangka itu diperlukan perhatian yang lebih besar bagi pengembangan ekonomi
rakyat. Selaras dengan arahan pembangunan ekonomi seperti yang dikehendaki
ini koperasi diarahkan agar dapat berperan sebagai wadah ekonomi rakyat.
Koperasi diarahkan agar dapat berkembang sebagai badan usaha yang sehat
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat.
Pembangunan koperasi secara terstuktur dan berkelanjutan diharapkan akan
mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka,
menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki
pemerataan pendapatan masyarakat. Selain itu, pemberdayaan koperasi juga
akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan
indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.
Upaya yang dapat ditempuh untuk mencapai keberhasilan koperasi dalam
mensejahterakan anggotanya atau kinerja koperasi dapat dilihat dari berbagai
parameter salah satunya pengelola koperasi harus dapat mencermati dan melihat
prospek usahanya karena tujuan nya sebagai wadah perekonomian dan kegiatan
sosial masyarakat, maka koperasi dapat memberikan keseimbangan,
kedudukan, peranan, dan sumbangan terhadap tatanan perekonomian nasional,
sehingga sesuai apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia dapat dicapai,
sebagaimana yang tercantum dalam Undang- Undang, yaitu mewujudkan
masyarakat yang adil dan Makmur.
18. 18
Walaupun koperasi merupakan sebagai badan usaha yang di kelola secara
kekeluargaan, namun koperasi harus dikelola dengan baik sehingga dapat
menjalankan usaha dalam perekonomian rakyat. Kegiatan usaha yang dilakukan
oleh koperasi sudah seharusnya dikelola secara professional sehingga mampu
berkiprah dengan baik dalam rangka memperoleh keuntungan optimal demi
memajukan kesejahteraan anggota. Dalam rangka mengetahui bagaimana
pertumbuhan kinerja koperasi, maka dari pihak Kementrian Koperasi dan UKM
selalu meninjau dengan cara mengadakan penilaian Kesehatan koperasi.
Kesehatan koperasi disini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau keadaan
koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat
secara keseluruhan.
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa adalah koperasi yang merupakan
organisasi non struktural di lingkungan TNI β AD berbadan hukum
5148/BH/PAD/518-Bid.kop/X/2014 merupakan koperasi yang didirikan
khususnya untuk anggota TNI dan PNS kodim 0602 Serang dimana koperasi
merupakan sebagai wadah yang melakukan tugas pokok memajukan
kesejahteraan anggota dengan mendukung kebutuhan pokok anggota beserta
keluarganya. Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa memiliki beberapa
usaha yaitu simpan pinjam dan pertokoan dengan sistem termin tunai maupun
kredit.
Tabel 1.1 Data Perbandingan dan Partisipasi Anggota
Jenis
Tahun
2016 2017 2018 2019
Anggota 389 397 437 468
Patisipasi Anggota 260 216 296 390
Sumber : Buku Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa
Jika dilihat pada Tabel 1.1 Jumlah keanggotan pada Koperasi Kartika
Sultang Ageng Tirtyasa selalu mengalami kenaikan yang signifikan namun jika
dibandingkan dengan jumlah anggota, keaktifa partisipasi anggota masih
terdapat selisih yang cukup jauh . Hal ini dapat mengancam kelangsungan
19. 19
kemajuan koperasi karena jumlah anggota koperasi saja tidak dapat menentukan
tingkat keberhasilan dari suatu koperasi.
Dengan adanya partisipasi aktif dari setiap anggota dan juga kualitas dari
pengurus koperasi tersebut, maka peran koperasi akan terwujud. Selain dilihat
dari aspek keanggotaan, peningkatan kualitas pada koperasi juga tak lepas dari
pemberdayaan aspek keuangan pada koperasi tersebut. Suatu koperasi dituntut
harus mampu tetap bertahan guna membiayai seluruh kegiatan operasionalnya
dan mengoptimalkan keuntungan dan mensinergikan seluruh sumber daya alam
yang dimiliki.
Tabel 1.2 Jumlah Pendapatan Jenis Usaha
Jenis
Pendapatan
Tahun
2016 2017 2018 2019
Usipa 1,251,229,001 1,411,273,210 1,675,261,781 2,001,787,200
Pertokoan 1,057,292,252 978,215,200 1,397,226,300 1,720,562,850
Jumlah 2,308,521,253 2,389,488,410 3,072,488,081 3,722,350,050
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2016 β 2019 Koperasi Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa
Berdasarkan observasi yang dilakukan, jika dilihat dari Tabel 1.2 diatas
menunjukan adanya perkembangan yang baik untuk tiap tahunnya. Namun jika
dilihat antara usaha simpan pinjam dengan pertokoan tentu usaha simpan
pinjam lebih tinggi dibanding dengan pertokoan. Selain itu pendapatan atas
pertokoan terdapat penurunan yang cukup tinggi antara tahun 2016 menuju
tahun 2017 dan mulai mengalami kenaikan pada tahun 2018 hingga 2019 ini.
Meskipun mengalami fluktuasi, perkembangan nya menunjukan bahwa
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang cukup baik namun harus tetap memperhatikan beberapa
hal yang dapat mempengaruhi jalannya usaha koperasi dan dapat berdampak
lebih buruk.
Manajemen koperasi hendaknya juga melakukan pengukuran kinerja usaha
yang dimiliki. Informasi mengenai kinerja akan memampukan manajemen
koperasi untuk melakukan perbaikan, sehingga tujuan untuk meningkatkan
20. 20
kesejahteraan anggota dapat dicapai. Kemampuan mengukur kinerja akan
memampukan manajemen koperasi untuk melakukan analisis lebih lanjut
mengenai hal-hal yang menyebabkan adanya kinerja kurang baik, sehingga
mampu memilih langkah-langkah penting untuk perbaikan. Pengukuran kinerja
juga harus memperhatikan aspek lain dari segi non keuangan pula sehingga
akan menciptakan hasil yang baik dan seimbang. . Oleh sebab itu, diperlukan
pengukuran kinerja perusahaan menggunakan sistem pengukuran
komprehensif, yang tidak terpaku pada ukuran hasil atau perspektif keuangan,
namun mengukur pula kinerja non-keuangan yang dilakukan untuk
menghasilkan kinerja keuangan tersebut, serta mampu menggambarkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan berimbang atau dikenal dengan metode
balanced scorecard karena setiap koperasi perlu dilakukan evaluasi
keberhasilan untuk menilai kinerja dari koperasi tersebut.
Penelitian mengenai Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja pada
suatu koperasi sebelumnya pernah dilakukan oleh Muhammad Hafidh (2016).
Tiap-tiap aspek pada balanced scorecard dapat mempengaruhi kesehatan
koperasi dan dari penelitian tersebut didapatkan bahwa pada koperasi tersebut
tergolong kedalam kategori sangat sehat.
Maka dari itu berhasil tidaknya suatu koperasi tergantung dari segi
peningkatan keuangan koperasi, kontribusi koperasi terhadap pembangunan,
dan peran koperasi dalam menyejahterakan anggotanya serta kemampuan
memperoleh barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan anggotanya. Meskipun
keberadaannya berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat, namun secara
umum perkembangan koperasi di Indonesia saat ini kurang mendapatkan
perhatian, karena koperasi kurang memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih
baik di masa sebelumnya. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul βANALISIS PENERAPAN BALANCED
SCORECARD SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENILAIAN KINERJA
PADA KOPERASI KARTIKA SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANGβ.
21. 21
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka terdapat
beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Adanya penurunan pendapatan usaha pada Koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Rendahnya kesadaran anggota sehingga dinilai kurang aktif berpartisipasi
di koperasi.
3. Menurunnya hubungan kemitraan bisnis diakibatkan oleh rendahnya
permintaan pasar.
4. Kurangnya kualitas sumber daya manusia pada Koperasi Kartika Sultan
Ageng Tirtayasa.
1.3 FOKUS DAN SUB FOKUS PENELITIAN
1.3.1 Fokus Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, maka penulis dapat memutuskan mengenai fokus penelitian yang
akan dilakukan di Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa mengenai
kinerja dengan menggunakan balanced scorecard. Penelitian ini difokuskan
kedalam masalah yang berhubungan atas 4 aspek yang ada pada balanced
score card dengan tujuan untuk melihat dan memperbaiki kinerja yang dapat
mempengaruhi koperasi. Data yang akan dijadikan sumber penelitian
merupakan data keuangan pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa
pada 2016 hingga 2019. . Data tersebut dijadikan sumber penelitian karena
merupakan data terbaru pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa
1.3.2 Sub Fokus Penelitian
1. Kondisi keuangan pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa
berdasarkan Perspektif Keuangan.
2. Kualitas pelayanan terhadap kepuasan anggota pada Koperasi Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Perspektif Keanggotaan.
3. Hubungan kemitraan berbisnis pada Koperasi Koperasi Kartika Sultan
Ageng Tirtayasa berdasarkan Perspektif Bisnis Internal.
22. 22
4. Pengukuran kemampuan kinerja karyawan dengan meninjau
berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan pada Koperasi
Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
1.4 PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana kondisi keuangan berdasarkan Perspektif Keuangan pada
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa?
2. Bagaimana kualitas kepuasan pelayanan berdasarkan Perspektif Anggota
pada Koperasi Kartika sultan ageng tirtayasa?
3. Bagaimana hubungan mitra bisnis dengan Koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa berdasarkan Perspektif Bisnis Internal?
4. Bagaimana kemampuan kinerja karyawan jika ditinjau berdasarkan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan?
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan di lakukannya penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui kondisi keuangan berdasarkan Perspektif pada Keuangan
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Untuk mengetahui kualitas kepuasan pelayanan berdasarkan Perspektif
Anggota pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Untuk mengetahui hubungan pada mitra bisnis berdasarkan Perspektif
Bisnis Internal pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Untuk mengetahui kemampuan kinerja karyawan berdasarkan Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan pada Koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa.
23. 23
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian
dalam memperkaya konsep-konsep serta teori-teori ilmu pengetahuan
sesuai dengan bidang keilmuan suatu penelitian dan menambah wawasan
mengenai balanced scorecard.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan dan pengembangan penelitian.
2. Bagi Penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan
balanced scorecard pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bagi Perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
pada koperasi untuk dapat menerapkan balanced scorecard pada Koperasi
Kartika Sultan Ageng Tirtayasa agar dapat dilihat dan di jadikan bahan
pembelajaran untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
4. Bagi lembaga Pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran sekaligus berguna bagi pihak lembaga pendidikan sebagai
bahan informasi
24. 24
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 DESKRIPSI KONSEPTUAL FOKUS DAN SUBFOKUS
2.1.1 Penilaian Kinerja
2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori-teori dari para
ahli, berikut definisi dan pengertian penilaian kinerja:
Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar
kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan1.
Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses penilaian prestasi kerja
pegawai yang dilakukan pemimpin perusahan secara sistematik berdasarkan
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya2.
Penilaian Kinerja adalah suatu proses dengannya suatu organisasi
mengevaluasi pelaksana kerja individu. kegiatan ini dapat memperbaiki
keputusan - keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para
karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka serta memungkinkan
perusahaan untuk mengetahui seberapa baik karyawan bekerja jika
dibandingkan dengan standar-standar organisasi3.
Penilaian Kinerja bagi individu berperan sebagai umpan balik tentang
berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya
yang ada pada gilirannya bermandaat untuk menentukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi
merupakan hal yang penting kaitannya dengan pengambilan keputusan
tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan
1 Hasibuan, Malayu S. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.PT. Bumi Aksara.Jakarta.Hal 87.
2 Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.PT. Remaja
Rosdakaryana. Bandung. Hal 67.
3 Bilson, Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Pt. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. Hal 458.
25. 25
pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi,
sistem balas jasa, serta berbagai aspek lainnya dalam proses manajemen4.
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi
seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan
dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi
tersebut pada karyawan5.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
merupakan hasil evaluasi kualitas serta kuantitas hasil kerja yang dilakukan
oleh karyawan. Penilaian dilakukan berguna untuk menilai secara
keseluruhan hasil kerja karyawan, maka dari itu penilaian kinerja yang baik
akan meningkatkan semangat kerja karyawan.
Penilaian kinerja adalah proses pengevaluasian kinerja, penyusunan
rencana pengembangan, dan pengomunikasian hasil proses tersebut kepada
karyawan itu sendiri. Penilaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian
yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan
yang berupa indikator-indikator input, output, hasil, manfaat dan dampak.
Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja
yang paling umum digunakan. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi
tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun
pemahaman yang lebih baik satu sama lain.
Penilaian kinerja menitik beratkan pada penilaian sebagai suatu proses
pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat
bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada. Penilaian kinerja pada
dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi
secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih
baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi
sebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai.
4 Siagian, Sondang.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 223-224.
5 Marthis. Robert L dan John H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Salemba empat. Jakarta. Hal 382.
26. 26
2.1.1.2 Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dari Penilaian Kinerja adalah sebagai berikut :
A. Sebagai acuan untuk menentukan kompensasi, struktur upah, kenaikan
gaji, promosi dan lain-lainnya.
B. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan sehingga
manajemen dapat menentukan orang yang tepat pada posisi pekerjaan
yang tepat.
C. Menilai potensi yang ada di dalam diri seorang karyawan sehingga dapat
merencanakan perkembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang
bersangkutan.
D. Memberikan feedback atau umpan balik kepada karyawan tentang
kinerjanya.
E. Sebagai dasar untuk mempengaruhi kebiasaan karyawan.
F. Meninjau dan menyelenggarakan program pelatihan promosi ataupun
program-program pelatihan lainnya.
2.1.1.3 Jenis Penilaian Kinerja
Berdasarkan orientasi waktu yang digunakan, penilaian kinerja dibagi
menjadi dua yaitu penilaian kinerja berorientasi masa lalu dan masa depan.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
A. Metode penilaian kinerja berorientasi masa lalu
Metode penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu (past oriented
evaluation methods) dilakukan berdasarkan masa lalu. Dengan
mengevaluasi prestasi kinerja di masa lalu, karyawan dapat memperoleh
umpan balik dari upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa
mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik penilaian
ini adalah sebagai berikut:
1. Skala peringkat (rating scale)
Penilaian prestasi di mana para penilai diharuskan melakukan
suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan
dalam skala-skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi.
27. 27
2. Daftar pertanyaan
Metode ini menggunakan formulir isian yang menjelaskan
beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu.
Penilai hanya perlu memilih pernyataan yang menggambarkan
karakteristik dan hasil kerja karyawan.
3. Metode dengan pilihan terarah
Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan ini adalah untuk
mengurangi dan menyingkirkan kemungkinan berat sebelah
penilaian dengan memaksakan suatu pilihan antara pernyataan-
pernyataan deskriptif yang kelihatannya memiliki nilai yang sama.
4. Metode peristiwa kritis
Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada
catatan yang dibuat penilai atas perilaku karyawan yang sangat
kritis, seperti sangat baik atau sangat jelek di dalam melaksanakan
pekerjaan.
5. Metode catatan prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu
catatan penyempurnaan, yang banyak digunakan oleh professional.
6. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku
Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja
karyawan untuk kurun waktu tertentu di masa lalu dengan
mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
7. Metode peninjauan lapangan
Penilai turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM.
Spesialis SDM mendapat informasi dari atasan langsung perihal
prestasi karyawannya, lalu mengevaluasi berdasarkan informasi
tersebut.
8. Tes dan observasi prestasi kerja
Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan, penilaian prestasi
dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa
tertulis dan peragaan, syaratnya tes harus valid dan reliabel.
28. 28
B. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan
Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan berfokus pada
kinerja masa mendatang dengan mengevaluasi potensi karyawan atau
menetapkan sasaran kinerja di masa mendatang secara bersama-sama
antara pimpinan dengan karyawan. Metode penilaian kinerja
berorientasi masa depan mencakup:
1. Penilaian diri sendiri (self appraisal).
Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh
karyawan sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri sehingga mampu
mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki
pada masa yang akan datang.
2. Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)
Manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk
penilaian di mana karyawan dan penyelia bersama-sama
menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja
karyawan secara individu di waktu yang akan datang.
3. Implikasi penilaian kinerja individu dengan pendekatan MBO
(management by objective)
MBO digunakan untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan
keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui konsultasi dengan atasan mereka. Keberhasilan dari
penilaian kinerja tergantung pada pendekatan yang konsisten untuk
mendapatkan perbandingan hasil, ukuran, dan standar yang jelas,
selain penilaian harus bebas dari bias.
4. Penilaian dengan psikolog
Penilaian dengan menggunakan psikolog untuk melakukan
penilaian potensi-potensi yang akan datang, bukan kinerja masa lalu.
5. Pusat penilaian
Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar
yang tertumpu pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai.
29. 29
Pusat-pusat penilaian sebagai bentuk standar pekerja yang bertumpu
pada tipe-tipe evaluasi dan nilai-nilai ganda.
2.1.1.4 Tahapan Penilaian Kinerja
Pada umumnya, terdapat 6 tahapan untuk penilai kinerja. Berikut ini
adalah Tahapan dalam Penilaian Kinerja, yaitu:
A. Menetapkan Standar Kinerja
Proses Penilaian Kinerja dimulai dari penetapan Standar Kinerja.
Manajer harus menentukan prestasi, Keterampilan ataupun Output apa
yang akan dievaluasi. Standar-standar kinerja ini harus dimasukan
kedalam Analisis Jabatan (Job Analysis) dan Deskripsi Jabatan (Job
Description). Standar Kinerja juga harus Jelas dan Obyektif agar mudah
dipahami dan dapat diukur. Standar tidak boleh diungkapkan secara
samar-samar seperti βpekerjaan yang baikβ atau βKualitas kerja yang
baikβ. Karena Standar yang samar-samar ini tidak dapat menegaskan
standar kinerja dengan jelas.
B. Mengkomunikasikan Standar Kinerja yang diharapkan ke Karyawan
Setelah standar kinerja ditetapkan, perlu dikomunikasikan kepada
masing-masing karyawan sehingga karyawan-karyawan tersebut
mengetahui apa yang perusahaan harapkan dari mereka. Tidak adanya
komunikasi akan mempersulit penilaian kinerja. Komunikasi harus
bersifat dua arah, artinya manajemen harus mendapatkan feedback dari
karyawannya mengenai standar kinerja yang ditetapkan untuknya.
C. Mengukur Kinerja yang Nyata
Tahap penilaian kinerja yang ketiga adalah mengukur kinerja nyata
atau aktual kinerja berdasarkan informasi-informasi yang tersedia dari
berbagai sumber seperti pengamatan, laporan statistik, laporan lisan
maupun laporan tertulis. Perlu diingatkan bahwa pengukuran pada
kinerja harus obyektif berdasarkan fakta dan temuan, tidak boleh
memasukan perasaan ke dalam pengukuran kinerja ini.
D. Bandingkan Kinerja Nyata dengan Standar yang ditentukan
30. 30
Pada tahap ini, kinerja nyata atau kinerja aktual dibandingkan
dengan standar yang ditentukan sebelumnya. Perbandingan ini akan
mengungkapkan penyimpangan antara kinerja aktual dengan standar
kinerja.
E. Diskusikan Hasil Penilaian dengan Karyawan
Mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil penilaian dengan
karyawan yang bersangkutan. Langkah ini merupakan salah satu tugas
yang paling menantang yang harus dihadapi oleh manajer karena harus
menyajikan penilaian yang akurat sehingga karyawan yang
bersangkutan menerima hasil penilaian tersebut. Diskusi tentang
penilaian ini memungkinkan karyawan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahannya serta dampaknya terhadap kinerjanya di masa yang akan
datang. Dampaknya mungkin Positif maupun Negatif tergantung pada
penilaian yang disajikan.
F. Mengambil Tindakan Korektif (Tindakan Perbaikan)
Langkah terakhir pada proses penilaian adalah mengambil tindakan
korektif (perbaikan) apabila diperlukan. Jika terjadi penyimpangan
antara standar kinerja dengan kinerja aktual karyawan dan telah
dikomunikasikan dengan baik antara kedua pihak, maka pihak
perusahaan maupun karyawan harus mengambil tindakan untuk
memperbaiki kinerjanya.
2.1.1.5 Proses Penilaian Kinerja
Dalam menerapkan penilaian kinerja karya mempunyai beberapa proses
yang harus dilakukan. Hal itu disebabkan penilaian kinerja adalah suatu
proses secara terus-menerus dan tidak bersifat temporer. Proses tersebut
antara lain sebagai berikut:
A. Analisis Pekerjaan
Proses analisis ini dapat diawali dari analissi jabatan/posisi. Dengan
mengetahui posisi seseorang karyawan maka akan lebih mudah
menjelaskan jenis pekerjaannya, tanggung jawab yang dipikul, kondisi
kerja, dan berbagai program dan aktivitas yang dilakukan. Analisis
pekerjaan ini sangat penting dalam penilaian kinerja karena merupakan
31. 31
dasar untuk penetepan standar dan evaluasi dan juga dalam menganalisis
pekerjaan sangat diperlukan sistem informasi manajemen yang baik.6
Gambar 2.1 Proses Analisis Pekerjaan
Sumber : Wayne R Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia
(Hal 260)
B. Standar Kinerja
Penetapan standar kinerja dipakai untuk melakukan komparasi
antara hasil herja standar dengan standar yang telah ditentukan. Dengan
adanya perbandingan ini maka bisa dilakukan identifikasi apakah
kinerja karyawan telah sesuai dengan target yang diinginkan atau tidak.
Dalam hal ini standar kinerja harus ditulis secara spesifik dan mudah
dipahami, realistis dan terukur.
C. Sistem Penilaian Kinerja
Pada umumnya, terdapat empat sistem atau metode penilaian kinerja
karyawan. Pertama yaitu Behavior Appraisal System atau penilaian
kinerja yang berdasarkan terharap penilaian tingkah laku. Kedua,
Personel/Performer Appraisal System atau penilaian kinerja yang
berdasarkan terhadap dari ciri dan sifat invidu karyawan. Ketiga adalah
Result Oriented Appraisal System atau penilaian kinerja dengan dasar
6 Mondy R Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta.Erlangga .Hal 260.
Mengidentifikasi
tujuan-tujuan
Penilaian Spesifik
Menetapkan
kriteria kinerja
dan
mengkomunikasika
n nya
Memeriksa
pekerjaan yang
dijalankan
Menilai kinerja
Mendiskusikan
penilaian Bersama
karyawan
32. 32
hasil kerja. Keempat, Contingency Appraisal System atau penilaian
kinerja terhadap dasar kombinasi beberapa unsur: ciri, sifat, tingkah
laku, dan hasil kerja.
2.1.1.6 Unsur Penilaian Kinerja
Unsur-unsur dan Standar-standar yang dinilai dalam Penilaian Kinerja
Menurut Hasibuan adalah sebagai berikut:
A. Kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatannya dan organisasinya.
B. Kualitas dan kuantitas kerja yang dapat dihasilkan pegawai.
C. Kejujuran dalam mematuhi peraturan-peraturan dan melakukan
pekerjaan sesuai dengan intruksi.
D. Kedisiplinan yaitu disiplin dalam memenuhi peraturan-peraturan dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan intruksi.
E. Kreativitas yaitu kemampuan dalam mengembangkan kreativitas untuk
menyelesaikan pekerjaan sehingga bekerja lebih berdaya dan hasil guna.
F. Kerjasama yaitu kesediaan berpartisipasi dan bekerjasama dengan
pegawai lain baik secara vertical maupun horizontal.
G. Kepemimpinan yaitu kemampuan dalam memimpin, mempengaruhi
dan sebagainya.
H. Kepribadian yaitu sikap perilaku, kesopanan, periang, memberikan
kesan yang menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik dan
sebagainya.
I. Prakarsa yaitu kemampuan bersikap secara orisinil berdasarkan inisiatif
sendiri untuk menganalisa, menilai, menciptakan, memberikan alas an,
mendapatkan kesimpulan dan memberi keputusan penyelesaian
masalah.
J. Kecakapan yaitu kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam- macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan
kebijaksanaannya.
K. Tanggung jawab yaitu kesediaan pegawai dalam mempertanggung
jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, sarana dan prasarana dan
sebagainya.
33. 33
L. Dasar penilaian itu adalah uraian pekerjaan dari setiap individu pegawai,
karena dalam uraian dalam pekerjaan ini ditetapkan tugas dan tanggung
jawab yang akan dilakukan oleh setiap pegawai. Penilai menilai
pelaksanaan uraian pekerjaan itu baik atau buruk, diselesaikan secara
efektif atau tidak, sehingga tolok ukur yang akan dipergunakan untuk
mengukur prestasi kerja pegawai adalah standar, Standar dapat dianggap
sebagai pengukur yang ditetapkan, yang harus diusahakan dan sebagai
alat untuk membandingkan suatu hal dengan hal yang lain.
2.1.1.7 Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat dari dilakukannya penilaian kinerja karyawan adalah sebagai
berikut:
A. Memberikan informasi tentang hasil yang diinginkan dari sebuah
pekerjaan.
B. Mencegah terdapatnya miskomunikasi berkaitan dengan kualitas kerja
yang diinginkan.
C. Menciptakan peningkatan produktivitas karyawan sebab ada feedback
atau umpan balik untuk karyawan yang berprestasi.
D. Menghargai setiap kontribusi.
E. Membuat komunikasi dua arah antara pihak manajer dengan karyawan.
2.1.2 Balanced Scorecard
2.1.2.1 Pengertian Balanced Scorecard
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori-teori dari para
ahli, berikut definisi dan pengertian Balanced Scorecard:
Istilah Balanced Scorecard terdiri dari kata balance (seimbang) dan
scorecard (kartu skor). Kata balance diartikan sebagai kinerja yang diukur
secara berimbang dari sisi keuangan dan non-keuangan, mencakup jangka
pendek dan jangka panjang, serta melibatkan bagian internal dan eksternal
34. 34
perusahaan. Sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja7.
Balanced Scorecard merupakan contemporary management tool (alat
manajemen kontemporer) yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Sehingga
penggunaan BSC dalam organisasi menjanjikan peningkatan signifikan
kemampuan organisasi dalam menciptakan kekayaan8.
Balanced Scorecard adalah suatu sistem pengukuran kinerja
manajemen atau sistem manajemen strategis yang diturunkan dari visi dan
strategi dan merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis9.
Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian yang
mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, Balanced Scorecard
menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan harus
merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan
bagi organisasi10
Balanced Scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja yang dapat
membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang
kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat11.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Balanced Scorecard merupakan alat atau metode pengukuran kinerja
komprehensif perusahaan yang disejajarkan dengan strategi perusahaan dan
7 Mulyadi. 2001. Alat Manajemen Kontemporer untukpelipatgandaan kinerja perusahaan.
Salemba empat. Jakarta. Hal 1-2.
8 Mulyadi dan Setiawan, J. 2007. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen: Sistem
Pelipat gandaan Kinerja Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Hal 110
9 Gaspersz ,Vincent. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan
Six Sigma untukorganisasi bisnis dan pemerintah. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. hal 210
10 Kaplan, R.S. & Norton, D.P. 2000. Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,
diterjemahkan oleh Peter R. Yosi Pasla. Jakarta : Erlangga. Hal 7
11 Luis , S dan P. A. Biromo. 2007. Step by Step In Cascading Balanced Scorecard to Functional
Scorecards. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Hal 16
35. 35
menjanjikan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Balanced
Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu
dengan ukuran pendorong kinerja masa depan dengan tujuan dan ukuran
scorecard diturunkan dari visi dan strategi yang memandang kinerja
organisasi/perusahaan.
Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang
dihasilkan oleh partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan dan
motivasi tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek
yaitu melalui perspektif finansial, Balanced Scorecard dengan jelas
mengungkap berbagai faktor yang menjadi pendorong tercapainya kinerja
finansial dan kompetitif jangka panjang yang superior. Jika diartikan secara
singkat, Balanced Scorecard adalah metode alternatif yang digunakan
perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komperhensif,
penilaian kinerja ber basis penilaina kinerja yang diukur secara
komperhensip, tidak hanya terbatas pada kinerja perspektif keuangan,
namun meluas ke kinerja perspektif konsumen.
Balanced Scorecard mampu menghasilkan rencana strategi yang
memiliki karakteristik, yaitu:
1. Komprehensif yaitu Balanced Scorecard memiliki empat perspektif
(keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan. Dari keempat perspektif, mampu memasuki lingkungan
bisnis yang kompleks.
2. Koheren yaitu sasaran strategi dalam rencana strategi mampu
memotivasi individu untuk tanggung jawab dalam mencari ide strategi
yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan dalam jangka
pendek. Balanced Scorecard menghasilkan dua jenis koheren, yaitu
kekoherenan antara misi dan visi perusahaan dengan program dan
rencana laba jangka pendek dan kekoherenan antara berbagai sasaran
strategi yang dirumuskan dalam tahap perencanaan strategi.
3. Seimbang yaitu Balanced Scorecard menjaga keseimbangan antara
faktor finansial dan non finansial. Keseimbangan antara faktor kinerja
masa lampau, sekarang, dan masa depan. Keseimbangan antara faktor
36. 36
internal dan eksternal, serta keseimbangan antara faktor yang bersifat
pendorong dan faktor hasil.
4. Terukur yaitu Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balance Scorecard
mengukur berbagai sasaran strategi dalam empat perspektifnya.
2.1.2.2 Tujuan Balanced Scorecard
Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk
mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian
dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
A. Komunikasi dan Hubungan
Balanced Scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan
para konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan
yang baik.
B. Rencana Bisnis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara
rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi
saat mengimplementasikan berbagai macam program yang mempunyai
keunggulannya masing-masing saling bersaing antara satu dengan yang
lainnya. Keadaan tersebut membuat pengelola mengalami kesulitan
untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di setiap
departemen. Akan tetapi dengan menggunakan Balanced Scorecard
sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana
yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah
tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
C. Umpan Balik dan Pembelajaran
Proses ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan.
Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka
perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga pespektif yang
ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
37. 37
pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi
strategi.
2.1.2.3 Manfaat Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan
untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Balanced
Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif
keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan belajar
dan bertumbuh). Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa
yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya
manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa
mendatang.
2.1.2.4 Langkah β Langkah Balanced Scorecard
Langkah-langkah balanced scorecard meliputi 4 proses manajemen
baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka
panjang dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut antara
lain:
A. Menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan
oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu
landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses
perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran
strategik dengan ukuran pencapaiannya.
B. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis balanced scorecard.
Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap
karyawan, apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang
menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
C. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
rencana bisnis.
38. 38
Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis
dan rencana keuangan. Balanced Scorecard menjadi dasar dalam
pengalokasian sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting
untuk diprioritaskan, yang akan menggerakkan perusahaan ke tujuan
jangka panjang secara menyeluruh.
D. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Pada proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada
perusahaan. Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat sistem
perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang
telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
2.1.2.5 Konsep Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton memperkenalkan empat perspektif yang ditulis oleh
Ujang syahrul mubarrok pada bukunya yang berjudul Penerapan Swot
Balanced Scorecard Pada Perencanaan Strategi Bisnis. Empat perspektif ini
berbeda dari suatu aktivitas perusahaan yang dapat dievaluasi oleh
manajemen, keempat perspektif tersebut terdiri atas perspektif keuangan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dan perspektif pelanggan12. Adapun jenis nya sebagai berikut:
A. Perspektif Keuangan
Dari perspektif keuangan ini, kinerja keungan tetap digunakan
dalam mengukur apakah dalam strategi organisasi, implmentasi strategi
hingga pelaksanaan akan membawa dampak positif bagi organisasi.
Setiap pengukuran pasti akan memiliki hubungan sebab akibat yang
diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
organisasi. Mempertahankan perspektif keuangan dalam balanced
scorecard karena ukuran keuangan sangat berperan penting dalam
proses tumbuh kembang suatu organisasi hingga tindakan ekonomis
yang diambil oleh organisasi. Paada perspektif ini, tujuan dan ukuran
12 Mubarok, Ujangsyahrul.2018. Penerapan Swot Balanced Scorecard Pada Perencanaan Strategi
Bisnis.Cv.Jakad.Surabaya.Hal 23
39. 39
keuangan harus dapat berperan ganda sehingga pada akhirnya dapat
menentukan strategi, sasaran akhir dari sebuah tujuan yang telah
disusun.13
Sebagai alat bantu untuk melakukan analisis rasio keuangan yang
menjadi jantung manajer organisasi untuk memahami kekuatan dan
kelemahan organisasi dalam perspektif keuangan maka organisasi akan
melakukan beberapa perhitungan dengan menggunakan analisis rasio.
Adapun Rasio finansial yang dapat digunakan dalam pengukuran
perspektif keuangan, yaitu:
1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas ini untuk mengetahui kemampuan organisasi
dalam memenuhi kewajiban atau utang yang harus dibayar dengan
harta lancer yang dimilikinya. Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan Organisasi dalam membayar hutang
jangka pendeknnya yang jatuh tempo atau rasio untuk mengetahui
kemampuan Organisasi dalam membiayai dan memenuhi kewajiban
pada saat ditagih14. Maka dari itu, rasio likuiditas merupakan
kemampuan Organisasi dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya Organisasi . Organisasi yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti organisasi
tersebut dalam keadaan likuid, dan dikatakan mampu memenuhi
kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila organisasi tersebut
mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar
daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya
jika organisasi tidak dapat segera memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih, berarti Organisasi tersebut dalam
keadaan illikuid.
13 Koesomowidjojo,Suci R.M. 2017. Balanced Scorecard:Model Pengukuran Kinerja Organisasi
Dengan Empat Perspektif. Raih Asa Sukses.Jakarta.Hal 45.
14 Koesomowidjojo,Suci R.M. 2017. Balanced Scorecard:Model Pengukuran Kinerja Organisasi
Dengan Empat Perspektif. Raih Asa Sukses.Jakarta.Hal 46
40. 40
Tujuan dari rasio likuiditas adalah untuk melihat kemampuan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi angka
tersebut, maka akan semakin baik. Rasio yang digunakan dalam
menghitung tingkat likuiditas dalam penelitian ini adalah :
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
dirtagih secara keseluruhan. Dalam praktiknya seringkali
dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% atau 2:1 yang
terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau
memuaskan bagi suatu Organisasi. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh Tempo.
Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio
adalah sebagai berikut:
πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ =
aktiva lancar
Hutang lancar
π₯ 100%
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah,
dapat dikatakan bahwa Organisasi kurang modal untuk
membayar utang. Namun, apabila hasil rasio tinggi, belum tentu
Organisasi dalam kondisi baik. Bisa saja hal ini terjadi karena
kas tidak digunakan dengan sebaik mungkin.
2 Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana
pembelanjaan dilakukan oleh hutang yang dibandingkan dengan
modal, dan kemampuan untuk membayar bunga dan beban tetap
lain. Jadi Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur pembiayaan hutang Organisasi. Rasio Solvabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
41. 41
a) Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio atau rasio hutang terhadap ekuitas
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik Organisasi atau
untuk mengetahui jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan uang. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas. Bagi bank (kreditor), semakin besar
rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan
semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi di Organisasi. Rasio ini juga memberikan
petunjuk umum tentang kelayakan dan resiko keuangan
Organisasi. Rumus untuk mencari debt to Equity Ratio adalah
sebagai berikut:
π·πππ‘ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ =
Total hutang
Total modal
π₯ 100%
Semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan
rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang
disediakan pemilik semakin besar batas pengamanan bagi
peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai
aktiva.
3 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yakni Rasio yang menilai kemampuan
Organisasi dalam mencari keuntungan. Rasio ini dapat juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
Organisasi. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan
dari penjuaan dan pendapatan investasi. Inti dari penggunaan rasio
ini adalah untuk menunjukkan efisiensi Organisasi. Laba juga sering
dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya, seperti penjualan,
aktiva, dan ekuitas. Rasio profitabilitas yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah:
42. 42
a) Return on Assets (ROA)
ROA digunakan untuk menunjukkan kemampuan
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang
dimiliki. Return On Asset (ROA) menunjukkan kemampuan
Organisasi dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang
terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada. Return On
Asset (ROA) atau yang sering disebut juga Return On Investment
(ROI) diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah
pajak terhadap total aktiva. Secara matematis ROA dapat
dirumuskan sebagai berikut:
π ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ =
πΏπππ ππππ πβ π ππ‘πππβ πππππ
Total asset
ROA merupakan rasio pengukuran profitabilitas yang sering
digunakan oleh manajer keuangan untuk mengukur efektifitas
keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
Berdasarkan hal ini, maka faktor yang mempengaruhi profitabilitas
adalah laba bersih setelah pajak, penjualan bersih dan total aset.
4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau
efisiensi Organisasi dalam menggunakan aktiva β aktiva yang
dimilikinya. Rasio Aktivitas yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah:
a) Rasio Perputaran Piutang
Rasio Perputaran Piutang atau Receivable Turnover Ratio ini
digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang.
Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik pula bagi
Organisasi.
Perputaran Piutang =
πππππ’ππππ ππππ πβ
Rp. 6.613.167
Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan
analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa
43. 43
cepat piutang Organisasi berputar menjadi kas. Angka jumlah
hari piutang, menggambarkan lamanya suat u piutang bisa
ditagih (jangka waktu pelunasan). Semakin lama jangka waktu
pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang.
B. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan adalah salah satu indikator yang cukup
menentukan organisasi meraih tujuan15. Suatu organisasi memiliki suatu
produk barang atau jasa yang dapat memberikan keuntungan atau nilai
lebih bagi konsumen atau pelanggan apabila manfaat yang diterima
relativ lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dilakukan untuk
mendapatkan produk barang atau jasa tersebut. Secara singkat perpektif
pelanggan memandang bahwa dalam melakukan perhitungan kinerja
suatu organisasi dengan melihat seberapa angka kepuasan pelanggan
yang didapatkan dari pelayanan yang diberikan organisasi. Dengan
mengetahui angka ini, organisasi dapat mengetahui tingkat kepuasan
konsumen karena besar kecilnya tingkat kepuasan konsumen
menentukan apakah konsumen akan beralih atau tidak beralih dalam
menggunakan produk barang dan jasa yang ditawarkan organisasi. Pada
perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard, Organisasi melakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki, dimana
Organisasi akan beroperasi dan kemudian mengukur kinerja
berdasarkan target segmen tersebut. Segmen pasar merupakan sumber
yang menjadi komponen penghasil tujuan keuangan Organisasi.
Perspektif pelanggan memungkinkan Organisasi melakukan identifikasi
dan pengukuran proporsi nilai yang akan diberikan Organisasi kepada
pelanggan dan pasar sasaran.
Dalam perspektif balanced scorecard, untuk mencapai hal ini dapat
dilakukan dengan cara seperti berikut:
15 Koesomowidjojo,Suci R.M. 2017. Balanced Scorecard:Model Pengukuran Kinerja Organisasi
Dengan Empat Perspektif. Raih Asa Sukses.Jakarta.Hal 63
44. 44
1) Mengukur kinerja perspektif pelanggan
Dalam mengukur hal ini, organisasi selayaknya mengetahui
tolak ukur kinerja perspektif pelanggan yang terbagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok inti
Pada kelompok inti, organisasi akan mengidentifikasi:
ο· Pangsa pasar untuk mengukur seberapa besar
perbandingan segmen pasar tertentu yang dikuasi oleh
organisasi.
ο· Tingkat perolehan pelanggan baru.
ο· Kemampuan organisasi untuk tetap dapat
mempertahankan pelanggan yang lama.
ο· Tingkat kepuasan pelanggan dengan mengukur
kepuasan pelanggan yang telah disediakan oleh
organisasi.
ο· Tingkat profitabilitas pelanggan akan mengukur dan
menilai seberapa besar keuntungan yang telah diperoleh
organisasi dari penjualan kepada pelanggan.
b. Kelompok penunjang
Yang termasuk dalam kelompok penunjang antara lain:
ο· Hubungan dengan pelanggan
ο· Reputasi organisasi
ο· Atribut produk
2) Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan
Suatu organisasi harus dapat memberikan produk barang atau
jasa yang memenuhi harapan pelanggan. Untuk itu organisasi
harus peka. Kepekaan inilah yang nantinya akan menentukan
bagaimana suatu organisasi dipandang pelanggan. Persepsi yang
baik oleh pelanggan atas suatu organisasi, akan semakin mudah
pula meningkatkan konsumen untuk menjadi pelanggan. Oleh
45. 45
karena itu diperlukan tolak ukur kinerja pada saat
mempertimbangkan perspektif pelanggan.
C. Perspektif Bisnis Internal
Perspektif bisnis internal pada dasarnya merupakan pembaharuan
atau meningkatkan kuantitas, kualitas dan pelayanan barang atau jasa
yang diusahakan oleh koperasi. Untuk mencapai sub-tujuan keuangan,
sub-tujuan pelanggan, dan subtujuan umum, maka koperasi perlu
melakukan pembaharuan dan perubahan dalam lingkup bisnisnya.
Ukuran dalam perspektif ini antara lain: inovasi, mutu, pelayanan purna
jual, efisiensi biaya produksi, dan pengenalan produk baru.
Pada perspektif proses bisnis internal dibutuhkan perhitungan
dengan cara Network Growth Ratio (NGR) yang akan melakukan
perbandingan atas jaringan pada unit kerja dengan perbandingan
peningkatan jaringan unit. Adapun rumusnya sebagai berikut:
NGR =
Unit Kerja aktif
Total Unit Kerja
Dengan rasio ini, dapat diketahui tingkat kebutuhan produk barang
dan jasa apakah sudah memenuhi kebutuhan anggota. Semakin tinggi
nilainya maka akan diketahui bahwa peningkatan jaringan dalam unit
kerja semakin baik.
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pada perspektif terakhir ini, yaitu untuk mengembangkan tujuan dan
ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan Organisasi.
Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan
proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai
Organisasi untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Sedangkan
tujuan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini adalah memberikan
infrastruktur yang memungkinkan tujuan dalam ketiga perspektif
lainnya dapat tercapai. Untuk mampu berubah, tumbuh dan
berkembang, terdapat 3 kategori utama yang akan dianalisis dan diukur
antara lain:
46. 46
1) Infrastruktur teknologi
Tersedianya kualitas dan kuantitas karyawan yang unggul dari
pada organisasi lainnya tidak akan dapat menjamin bahwa suatu
organisasi dapat berubah, tumbuh dan berkembang tanpa
memperhatikan tersedianya teknologi yang mendukung dan terbaik.
2) Kultur organisasi
Kultur organisasi akan membentuk karakter karyawan yang
bekerja didalamnya. Sangat penting bagi organisasi yang
menginginkn tetap tumbuh dan berkembang untuk menciptakan
kultur organisasi yang nyaman , memberikan motivasi dan inisiatif
sebesar-besarnya kepada karyawan dengan tetap menyeimbangkan
agar tetap selaras dengan tujuan organisasi.
3) Kompetensi karyawan
Kompetensi karyawan memiliki peran sangat penting untuk tetap
menjaga agar organisasi berubah, tumbuh dan berkembang sehingga
organisasi akan melakukan pengukuran yang berkaitan dengan
kompetensi karyawan antara lain:
a) Tingkat kepuasan karyawan
Kepuasan karyawan dalam bekerja
Faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan antara lain:
ο· Faktor motivasi, berhubungan dengan hal-hal yang terkandung
dalam pekerjaan itu sendiri seperti penghargaan atas prestasi
karyawan, keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan, tanggung jawab kerja dan kesempatan karyawan
dalam mengembangkan potensi diri
ο· Faktor hygiene, berhubungan dengan hal-hal yang berada
disekitar pelaksana pekerjaan karyawan seperti lingkungan kerja,
perasaan nyaman dan aman dalam bekerja, hubungan
antarpribadi, kebijakan organisasi dan lain-lain.
Sedang fokus utama dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini
adalah pada kemampuan manusia. Kepuasan karyawan sangat penting
untuk memperbaiki produktivitas.
47. 47
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan pada perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu:
1) Tingkat Kepuasan dan produktivitas kerja karyawan
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas
kerja karyawan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
Organisasi perlu melakukan survei secara reguler. Beberapa elemen
kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan,
pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk
melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan.
Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan
keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan
konsumen. Di dalam menilai produktivitas kerja setiap karyawan
dibutuhkan pemantauan secara terus menerus. Produktivitas karyawan
yang diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan dan perkembangan
organisasi dapat diketahui melalui rumus:
TPP =
(Pendapatan bersih βΆ jumlah pekerja)
Pendapatan bersih
π₯ 100%
2) Tingkat persentase pelatihan karyawan
Pada rasio tingkat persentase pelatihan karyawan, organisasi akan
mengukur besarnya persentase karyawan yang memiliki keahlian dan
terampil sehingga dapat menambah tingkat pertumbuhan dan
pembelajaran organisasi. semakin besar jumlah karyawan yang
diberikan pelatihan, maka akan meningkatkan jumlah karyawan yang
memiliki keterampilan sesuai harapan organisasi. Untuk mengetahui
tingkat persentase pelatihan karyawan, digunakan rumus sebagai
berikut:
Pekerja Terampil =
Pekerja yang diberikan pelatihan
Total Pekerja
π₯ 100%
48. 48
2.1.2.6 Key Performance Indicator Balanced Scorecard
KPI atau Key Performance Indikator adalah indikator penting atau
kunci untuk menuju hasil yang diinginkan. KPI berfokus untuk peningkatan
strategis dan operasional, menciptakan dasar analitis untuk pengambilan
keputusan dan membantu memusatkan perhatian pada hal yang dianggap
paling penting. Sistem penilaian dan pembobotan disesuaikan dengan
target, rencana strategis dan tujuan organisasi16. Pembobotan untuk masing-
masing perspektif diberikan total bobot 10 yang didistribusikan sebagai
berikut:
2.1 Tabel Key Performance Indicator
Perusahaan
Perspektif Bobot
Keuangan 4
Pelanggan 2
Proses Bisnis Internal 2
Pembelajaran dan Pertumbuhan 2
Jumlah BSC 10
Sumber : Dian Syariati, Balanced Scorecard Pedoman Praktis
Pada Industri Manufaktur (Hal 70)
Setelah melakukan analisis informasi strategis dari organisasi serta
melakukan penjabaran tentang tujuan, program, pengukuran dan target
maka langkah selanjutnya akan ditentukan nya KPI atau Key Performance
Indicator sesuai kebutuhan, tujuan, program, pengukuran dan taget masing-
masing organisasi.
16 Syariati,Dian.2011. Balanced Scorecard: Pedoman Praktis Pada Industri Manufaktur.UB Press.
Malang.Hal 70
49. 49
2.2 PENELITIAN RELEVAN
Tabel 2.2 Penelitian Relevan
No Nama
Penelitian
Judul
Penelitian
Nama Jurnal,
Nama Institusi
Lembaga
Populasi
sample dan
metode
penelitian
Temuan
penelitian dan
Kesimpulan
Perbedaan
dengan
penelitian
yang akan
dilakukan
1
Kamalia
Pantalisa,
Cornelius
Rantelangi,
Anisa
Kumawardani
(2015)
Analisis
Balanced
Scorecard
Sebagai Alat
Pengukuran
Kinerja Pada
CV. Yamaha
Sinar Utama
Hidayatullah
Samarinda
Jurnal
Akuntabel
Vol.12 No.2
Tahun 2015 Hal
176-183,
Universitas
Mulawarman
Samarinda
CV Yamaha
Sinar Utama
Hidayatullah,
Kualitatif,
Deskriptif
Memberikan
gambaran
yang lebih
terstruktur
dan
menyeluruh
berupa
keseimbangan
antara ukuran
keuangan dan
nonkeuangan
Objek,
Hasil
2
Melita Isti
Septiasari,
Dwi Putra
Darmawan, I
Wayan
Suarthana
(2015)
Balanced
Scorecard
sebagai
Pengukuran
Kinerja
Koperasi
Perikanan
Segaraning
Harum
Kabupaten
Badung
Jurnal
Manajemen
Agribisnis
Vol. 3, No. 2
Tahun 2015,
Hal 110-120,
Universitas
Udayana Bali
Koperasi
Perikanan
Segaraning
Harum,
Kualitatif,
Deskriptif
kinerja
Koperasi
Perikanan
Segaraning
Harum dari
sisi finansial
harus tetap
ditingkatkan
khususnya
pada unit
usaha simpan
pinjam
Objek,
Hasil
3
Maya Sari,
Tika Arwinda
(2015)
Analisis
Balanced
Scorecard
Sebagai Alat
Pengukuran
Kinerja
Perusahaan
PT. Jamsostek
Cabang
Belawan
Jurnal Riset
Akutansi dan
Bisnis
Vol. 15 No.1
Tahun 2015 Hal
28-42,
Universitas
Muhammadiyah
Sumatera Utara
PT.
Jamsostek
Cabang
Belawan di
Sumatera
Utara,
Kualitatif
Deskriptif
Perlu adanya
perbaikan
agar dapat
membantu
perusahaan
dalam
mengukur
kinerjanya
agar tidak
hanya dilihat
dari aspek
keuangannya
saja tetapi dari
aspek non
keuangan.
Objek,
Hasil
50. 50
No Nama
Penelitian
Judul
Penelitian
Nama Jurnal,
Nama Institusi
Lembaga
Populasi
sample dan
metode
penelitian
Temuan
penelitian dan
Kesimpulan
Perbedaan
dengan
penelitian
yang akan
dilakukan
4
Novy
Rachma
Herawati,
Alvian Viko
Isnandi Yulia
Eka Sari
(2018)
Pengukuran
Kinerja
Koperasi
Berbasis
Balanced
Scorecard
Jurnal Ekonomi
Universitas
Kadiri Vol.3
No.1 Tahun
2018 Hal 63-
72, Universitas
Merdeka
Madiun
Koperasi
Unit Desa
Madu Rasa,
Kualitatif
Deskriptif
Kurangnya
inovasi dan
kreatifitas
sehingga
mulai tidak
tertarik untuk
bertransaksi
di KUD
(Koperasi
Unit Desa)
disebabkan
adanya image
KUD yang
ketinggalan
zaman dan
tidak
berkembang
Objek,
Hasil
5
Ami Dhatul
Solichah,
Moch.
Dzulkirom,
Muhammad
Saifi (2015)
Analisis
Balanced
Scorecard
Sebagai
Sarana
Pengukuran
Kinerja
Perusahaan
(Studi Kasus
pada Pabrik
Gula
Pesantren
Baru Kediri)
Jurnal
Administrasi
Bisnis Vol.27
No.1 Tahun
2015 Hal 1-
10,Universitas
Brawijaya
Malang
Pabrik Gula
Pesantren
Baru Kediri,
Kualitatif
Deskriptif
Adanya
penurunan
pada minat
pelanggan
dan tingkat
produktivitas
yang
fluktuatif
pada
karyawan
namun
tergolong
cukup baik
Objek,
Hasil
Sumber : Berbagai Penelitian
51. 51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
3.1.1 Sejarah Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa
Pada Sekitar tahun 1968 panglima kodam VI/Silwangi memerintahkan
kepada jajaran kodam VI/Silwangi untuk mendirikan koperasi. Maka pada
tanggal 13 September 1968 kodim 0602/Serang mendirikan koperasi yang
bernama Primer Koperasi Angkatan Darat yang disingkat Primkopad
dengan Badan Hukum Nomor 5148/BH/KWK/10/IX 1968 sebagai ketua
kapten Inf Abdullah. Pada awal mulai dibuka, koperasi menetapkan
simpanan pokok untuk para anggotanya yaitu untuk perwira Rp. 500 Bintara
Rp. 300 sertatamtama Rp. 200. Seiring berkembangnya koperasi serta
pergantian ketua maka ketentuan simpanan pokok semakin berubah dan
anggota koperasi pun semakin bertambah, pada saat dibuka yang semula
ditetapkan perwira Rp. 500 Bintara Rp. 300 sertatamtama Rp. 200
mengalami kenaikan secara bertahap hingga 2010 menjadi Rp50.000 untuk
Bintara,Tamtama dan PNS sedang kan untuk Perwira Rp. 75.000.
Pada tahun 2010 Pimpinan Angkatan Darat merumuskan penataan
kembali Koperasi dilingkungan Angkatan Darat maka berubahlah dari
Primer Koperasi Angkatan Darat (PRIMKOPAD) menjadi Primer Koperasi
Kartika. Adapun nama koperasi diserahkan kepada satuan masing-masing.
Maka dengan keluarnya peraturan kasad, Koperasi Kodim 0602/Serang
berganti nama menjadi Primer Koperasi Kartika ββSultan Ageng Tirtayasaββ.
Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa adalah badan usaha berbentuk
Koperasi yang merupakan organisasi non struktural di lingkungan TNI-AD
berbadan hukum Nomor 5148/BH/PAD/518-Bid.kop/X/2014 sejak tanggal
14 Oktober 2014. Adapun jenis usaha yang di jalankan yaitu usaha
52. 52
pertokoan menggunakan sisem retail yang bekerjasama dengan Coop Mart.
Coop Mart sederhananya adalah kegiatan ritel modern yang berbasis
koperasi. Dengan kata lain, Coop Mart adalah metamorfosa dari toko
koperasi, kios koperasi atau waserda koperasi. Model ini dipilih karena
dilihat dari prospek saat ini pertumbuhan mini market sangat cepat dan
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang signifikan.
Usaha kedua yang dijalankan adalah Usipa (Usaha Simpan
Pinjam).Usipa adalah usaha simpan pinjam yang diperuntukan bagi anggota
Kodim 0602/Serang yang setiap anggota berhak atas pinjaman tersebut
dengan maksimal nomial yang telah ditentukan. Setiap anggota yang
mempunyai pinjaman Usipa dikenakan Jasa yang telah ditentukan. Adapun
jasa yang diterapkan Usipa sangat ringan jika dibanding dengan instansi
ataupun koperasi lainnya.
3.1.2 Visi Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa
Jujur, Kreatif, Inovatif, Profesional dan ketertiban Administrasi dalam
peningkatan kesejahteraan prajurit Kodim 0602/Serang.
3.1.3 Misi Koperasi Sultan Ageng Tirtayasa
1) Meningkatkan kejujuran, bersikap dan bertindak dalam melaksanakan
tugas selalu berpedoman kepada Pancasila, Sumpah Prajurit, Sapta
Marga dan 8 Wajib TNI.
2) Selalu berfikir positif dan kreatif dalam pengembangan usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan Prajurit Kodim 0602/Serang.
3) Mempunyai gagasan dan ide serta mengembangkan inovasi positif
untuk menjadikan Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa sebagai
penjuru dalam kegiatan perekonomian di wilayah Kodim 0602/Serang.
4) Mampu melaksanakan tugas secara professional dalam bidang
perkoperasian sehingga kesejahteraan Prajurit Kodim 0602/Serang
dapat meningkat.
5) Tekun dan teliti dalam kegiatan pertanggung jawaban keuangan dan
kegiatan dengan melaksanakan ketertiban Administrasi untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
53. 53
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1 Tempat
Tempat penelitian dilakukan di Koperasi Sultan Ageng TirtayasaKantor
Makodim 0602/Serang JL.Raya Serang - Pandeglang Km 4,5 Serang Fax
(0254) 251330.
3.2.2 Waktu
Penelitian berlangsung selama empat bulan, terhitung mulai tanggal 01
April 2020 sampai dengan 28 September 2020
Tabel 3.1. Jadwal waktu penelitian
Keterangan:
1 : Minggu Pertama
2 : Minggu Kedua, Dst...
NO Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 1 2 3 4
1 Pengajuan dan Persetujuan
Judul Penelitian
2 Penyusunan Skripsi
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data dan Analisis
5 Penelitian Skripsi
6 Pendaftaran Skripsi
7 Sidang Skripsi
8 Penggandaan Skripsi
54. 54
3.3 LATAR PENELITIAN
Penelitian skripsi ini dilakukan di Koperasi Kartika Sultang Ageng
Tirtayasa yang berlokasi di Kantor Makodim 0602/Serang JL.Raya Serang -
Pandeglang Km 4,5 Serang Fax (0254) 251330. Penulis memilih lokasi ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa tujuannya adalah melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan aktiva,
pengembangan pemasaran, dan pengelolaan keuangan serta pengembangan
dengan memperoleh keuntungan secara maksimal demi mensejahterakan
anggotanya.
Namum permasalahan yang muncul adalah pihak pengelola kurang
memperhatikan tiap aspek pada jalannya koperasi. Walaupun telah
melaksanakan fungsi manajemen nya dengan baik pada perpektif financial
dengan dibuktikan nya perolehan sisa hasil usaha yang terus naik, namun
kenyataannya hal tersebut hanya sementara karena pada perspektif keanggotaan
cenderung mengalami stagnasi atau jalan ditempat jika dibanding dengan data
pada jumlah seluruh anggota koperasi tersebut. Hal ini jika dibiarkan terjadi
maka akan berakibat buruk pada kelangsungan koperasi. Oleh karena itu pihak
manajemen tetap harus memperhatikan dari berbagai aspek untuk menciptakan
koperasi yang maju dan sehat.
3.4 METODE PROSEDUR DAN PENELITIAN
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
deskriptif kualitatif menggunakan Balanced scorecard untuk mengukur kinerja
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam analisis data yaitu penjabaran visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan
ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu: perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan dalam bentuk
sasaran strategik, ukuran hasil, dan ukuran pemacu kinerja.
Langkah selanjutnya yaitu pembobotan setiap perspektif, sasaran strategis,
dan ukuran hasil. Kemudian mengukur kinerja masing-masing perspektif
Balanced Scorecard. Langkah terakhir dalam pengukuran kinerja ini yaitu
55. 55
menjumlahkan total skor BSC, kemudian menentukan apakah kinerja koperasi
berdasarkan Balanced Scorecard sudah baik atau belum.
3.5 DATA DAN SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang
dikumpulkan. Maka berdasarkan hal tersebut, sumber data dalam penelitian ini
adalah:
3.5.1 Sumber Data Primer
Sumber data primer dalah data yang diperoleh dari sumber data pertama
melalui prosedur dan teknik pengambilan data berupa interview dan
observasi. Dalam penelitian ini diambil data berupa pembagian kuisioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal β hal
yang ia ketahui. Dalam penelitian ini bentuk kuesioner atau angket yang
dipakai adalah bentuk angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan
alternatif jawaban yang tersedia. Dalam penelitian ini, metode angket
digunakan untuk mengambil data mengenai perspektif kedua yaitu perspektif
anggota yang akan menilai citra koperasi dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan anggota.
3.5.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak
langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip penting. Adapun
data skunder dalam penelitian ini adalah :
1) Buku-buku yang relevan dengan judul penelitian.
2) Dokumen-dokumen resmi secara tertulis tentang kondisi objektif di
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa yang memiliki relevansi dengan
fokus masalah penelitian. Sumber data tertulis tersebut nantinya akan
dieksplorasi dengan teknik dokumentasi dan kajian kepustakaan yang
terdiri dari buku-buku, majalah ilmiah, arsip dan dokumen pribadi.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
56. 56
3.6 TEKNIK DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data yang banyak dan obyek, sehingga sasaran
penelitian tercapai, empat teknik digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.6.1 Observasi
Observasi adalah metode pengamatan yang didukung dengan
pengumpulan dan pencatatan data secara sistimatis terhadap obyek yang
diteliti dalam observasi penulis mengamati secara langsung di lapangan.
Observasi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) Obsevasi partisipatif yaitu penulis terlibat langsung dalam kegiatan
penelitian. Dengan keterlibatan secara langsung akan diperoleh data yang
lebih lengkap, tajam dan terpercaya.
2) Observasi terus terang dan tersamar yaitu penelitian yang dilakukan
secara terus terang terhadap sumber data, akan tetapi pada suatu saat ada
sesuatu yang sengaja di sembunyikan oleh penulis untuk menghindari
adanya hal yang tidak dikehendaki penulis.
3) Observasi tak berstruktur yaitu obeservasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi karena disebabkan
ketidaktahuan penulis secara pasti terhadap obyek yang akan diteliti.
Berdasarkan pada beberapa macam observasi tersebut, penulis
menggunakan dua model dalam penelitian, yaitu observasi partisipatif dan
observasi terus terang/tersamar.
3.6.2 Kuisioner (angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Sampel yang akan diambil berdasarkan pada populasi
anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa yaitu sebanyak 469 orang.
Penulis mempertimbangkan jumlah populasi yang akan diambil menjadi
sampel agar lebih mempersingkat waktu, dengan tenaga yang tersedia maka
penulis memutuskan untuk menggunakan pusposive sampling. Maka penulis
menggunakan rumus slovin sebagai penentu ukuran sampel dari suatu
populasi adapun rumusnya sebagai berikut:
57. 57
n =
N
1 + NeΒ²
keterangan:
n: jumlah sampel
N: Jumlah populasi
E: Nilai persen kelonggaran ketidakpastian
Kesalahan pengambilan sampel yang masih ditoleransi dalam hal ini
digunakan adalah 10% atau 0,1.
3.6.3 Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik informasi/data
dari hasil observasi dan dokumentasi. Wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh penulis untuk mencari informasi secara jelas dan detail dari
pihak-pihak yang berkompeten atau informan. Metode wawancara dapat
dilakukan metode wawancara mendalam. Wawancara secara mendalam
secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara.17
3.6.4 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan penggalian data dengan menggunakan
dokumen. Sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk buku, surat-
surat, laporan, foto dan sebagainya. Sifat utama data ini tidak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga member peluang kepada penulis untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi di waktu lampau.
Dokumentasi digunakan karena merupakan sumber yang sahih (benar),
kaya dan bersifat alamiyah sesuai dengan konteks. Dokumentasi digunakan
17 Burhan Bungin, 2011, Penelitian Kualitatif:Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Pu-blik dan Ilmu
Sosial,(Jakarta:Kencana),hlm.111.
58. 58
untuk mengumpulkan data dari Sumber non insani,18 seperti data yang sudah
tersedia dalam beberapa catatan arsip dan dokumentasi serta benda-benda
tertulis lainnya yang relevan. Dokumentasi bermanfaat sebagai pendukung
dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui wawancara dan
observasi.
3.7 PROSEDUR ANALISIS DATA
Analisis data dalam penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara, penulis sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka penulis akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Melis and Humberman
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:
1) Data Reduction (Reduksi data) merupakan proses berfikir sintesif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Sedangkan mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pentingdicari.
2) Data Display (penyajian data), penyajian data dapat dilakukan dalam
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
Penyajian data yang dilakukan oleh penulis yaitu data-data yang
diperoleh dari Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
3) Conclusion drawing/verification merupakan kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
18 Sonhaji,1994, βTehnik Pengumpulan dan Analisis data dalam Penelitian Kualitatifβ, dalam
Imron Arifin (ed) Penelitian kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan, (Malang),hlm. 63.
59. 59
Dalam penelitian kualitatif aspek proses lebih ditekankan dari pada
hanya sekedar hasil. Dalam proses analisis kualitatif terdapat tiga bagian
kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan
yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Sedangkan analisisnya manggunakan analisis interaktif dari
ketiga komponen utama tersebut. Oleh karena itu, kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah sejak
awal akan tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara.
3.8 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Untuk memperkuat kesahihan data hasil temuan dan keotentikan penelitian,
maka penulis mengacu kepada penggunaan standar keabsahan data yang terdiri
dari: Derajat Kepercayaan (Credibility), Keteralihan (transperability),
Kebergantungan (dependability) dan Kepastian (Comfirmability).
3.8.1 Credibility (Kepercayaan)
Yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
menggunakan bahan referensi, dan member check. Penulis dapat melakukan
perpanjangan pengamatan di kantor Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa
dan melakukan diskusi dengan responden baik Ketua Koperasi, pengurus,
pegawai bahkan anggota Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
3.8.2 Transferability (keteralihan/dapat di transfer)
Yaitu mendeskripsikan secara rinci, jelas, dan sistematis temuan-temuan
yang diperoleh di lapangan ke dalam format yang telah disiapkan. Penulis
mendeskripsikan secara jelas temuan-temuan data dan fakta yang diperoleh
selama di Kantor Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa dalam bentuk
format wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.8.3 Defendability (Keterikatan)
Dalam penelitian kinerja karyawan Koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa penulis mengusahakan konsistensi dalam keseluruhan proses
60. 60
penelitian ini agar dapat memenuhi persyaratan yang berlaku. Semua aktivitas
penelitian harus ditinjau ulang terhadap data yang diperoleh dengan
memperhatikan konsistensi dan dapat dipertanggung jawabkan.
3.8.4 Comfirmability (Kepastian/dapat dikonfirmasikan)
Data harus dapat dipastikan keterpercayaannya atau diakui oleh banyak
orang (objektivitas) sehinga kualitas data dapat dipertanggung jawabkan
sesuai fokus penelitian yang dilakukan.
61. 61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Tentang Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah koperasi. Jenis usaha yang ada pada
koperasi tersebut adalah usaha simpan pinjam biasa disebut usipa dan pertokoan
atau biasa disebut coopmart. Koperasi ini memiliki lokasi di Jl. Raya Serang -
Pandeglang Km 4 kantor Makodim 0602/Serang dengan jenis usaha pertokoan
yang diresmikan pada tahun 2014 dengan Badan Hukum : 5148/BH/PAD/518-
Bid.Kop/X/2014. Pada penelitian ini Sesuai dengan analisis dan metode
penelitian yang digunakan , maka data yang dibutuhkan adalah data laporan
keuangan pada Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa dan laporan keuangan
yang digunakan adalah laporan keuangan terbaru yaitu pada tahun 2019 serta
mengadakan survey kuisioner untuk mencari data yang dibutuhkan sesuai
penelitian. Dari data tersebut kemudian akan diolah berdasarkan metode yang
di gunakan yaitu metode Balanced Scorecard yang terdapat 4 perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
4.2 Temuan Penelitian
Temuan penelitian ini adalah merupakan bagaimana menilai secara
keseluruhan yang ada dan berkaitan dengan koperasi mulai dari kemampuan
pengurus dalam mengelola keuangan, pelayanan dan kepuasan anggota,
kemampuan untuk ketersediaan barang, serta kemampuan informasi dan
komunikasi yang diberikan karyawan dengan menggunakan metode Balanced
Scorecard atau BSC. Pada penelitian ini akan dijelaskan dengan menggunakan
4 perpektif berdasarkan teori BSC yaitu sebagai berikut:
62. 62
4.2.1 Perspektif Keuangan
1. Rasio Likuiditas
a). Rasio lancar/Current Ratio
πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ =
aktiva lancar
Hutang lancar
π₯ 100%
πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ =
Rp. 4.296.516.351
Rp. 977.297.823
π₯ 100%
πΆπ’πππππ‘ πππ‘ππ = 439,6%
Rasio likuiditas yang dihitung dengan perhitungan rasio lancar atau
current ratio diperoleh sebesar 439,6%.
2. Rasio Solvabilitas
a) Debt to equity ratio
π·πππ‘ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ =
Total hutang
Total modal
π₯ 100%
π·πππ‘ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ =
Rp. 986.052.823
Rp. 3.287.606.073
π₯ 100%
π·πππ‘ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π ππ‘ππ = 29,9%
Rasio solvabilitas yang dihitung dengan perhitungan rasio
hutang terhadap total modal atau debt to equity ratio diperoleh
sebesar 29, 99%.
3. Rasio Profitabilitas
a) Return on asset
π ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ =
πΏπππ ππππ πβ
Total asset
π ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ =
π π. 206.241.863
Rp. 4.479.900.759
π₯ 100%
π ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ = 4,60%
Rasio Profitabilitas yang dihitung dengan perhitungan rasio
pengembalian asset atau Return on asset yang diperoleh koperasi
Kartika Sultan Ageng Tirtayasa sebesar 4,60%.
63. 63
4. Rasio Aktivitas
Perputaran Piutang =
Penjualan bersih
piutang dagang
Perputaran Piutang =
Rp. 543.507.809
Rp. 28.500.000
Perputaran Piutang = 19,07
Rasio aktivitas yang dihitung dengan perhitungan rasio perputaran
piutang diperoleh sebesar 19,07
4.2.2 Perspektif Pelanggan
Pada perpektif pelanggan akan dilakukannya survei yang menggunakan
kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Survey tersebut bertujuan
untuk mengetahui kepuasan para anggota terhadap pelayanan yang
diberikan oleh koperaso. Survey tersebut akan disebar pada beberapa
responden yang merupakan anggota koperasi, Adapun pengambilan sampel
nya menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
n =
N
1 + NeΒ²
n =
469
1 + 469 (0,1)Β²
n =
469
5,69
n = 82,42
Responden yang akan menjawab kuisioner pada perspektif pelanggan
sebanyak 82 orang dengan total pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan untuk
tiap-tiap responden. Adapun hasilnya sebagai berikut:
64. 64
Tabel 4.1 Hasil kuisioner anggota koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa
No PERYANTAAN
HASIL
5 4 3 2 1
1 Identitas Diri Nama Lengkap
2 Identitas Diri Pangkat / Jabatan
3
Penjelasan informasi yang diberikan oleh Pengurus
yang berhubungan seputar Koperasi
26 45 11 0 0
4
Keramah-tamahan Pengurus koperasi dalam
melayani kebutuhan Anggota
41 40 1 0 0
5
Fasilitas yang diberikan Pengurus Koperasi kepada
para Anggota
7 57 17 1 0
6
Kemudahan dalam proses transaksi pada Usipa
( Usaha Simpan Pinjam)
44 36 2 0 0
7
Kemudahan dalam proses transaksi pada kredit
Barang (Coopmart)
41 38 3 0 0
8
Kecepatan dalam proses pelayanan yang diberikan
oleh Pengurus Koperasi
26 55 1 0 0
9
Respon Pengurus dalam memberikan penanganan
pada anggota yang komplain terhadap pelayanan
yang telah diberikan
18 60 4 0 0
10
Keakuratan atau kebenaran data dalam setiap
pencatatan transaksi pada Koperasi
16 61 5 0 0
Tabel 4.2 Bobot rata -rata dimensi tiap pernyataan
NO DIMENSI TOTAL
BOBOT
RATA-
RATA (%)
1 Sangat Puas 219 5.48
2 Puas 392 9.8
3 Cukup Puas 44 1.1
4 Tidak Puas 1 0.03
5 Sangat Tidak Puas 0 0
TOTAL RATA-RATA 16.41
INDEKS PENILAIAN 20
65. 65
Berdasarkan survey kuisioner yang telah disebar, diperoleh hasil
dengan hasil rata β rata sebesar 16,41. Hal ini membuktikan bahwa anggota
merasa sangat sangat puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa.
4.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
πππ‘π€πππ πΊπππ€π‘β π ππ‘ππ =
Jumlah Unit aktif
Total Unit mitra
πππ‘π€πππ πΊπππ€π‘β π ππ‘ππ =
39
215
πππ‘π€πππ πΊπππ€π‘β π ππ‘ππ = 0,18 atau 18,1%
Ratio NGR yang di peroleh pada perspektif proses bisnis internal pada
koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa adalah sebesar 0,18 atau 18,1%.
4.2.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
a) Tingkat Produktivitas Pekerja
TPP =
(laba bersih βΆ jumlah pekerja)
laba bersih
π₯ 100%
TPP =
(Rp. 206.241.863 βΆ 10)
Rp. 206.241.863
π₯ 100%
TPP =
Rp. 20.624.183,3
Rp. 206.241.863
π₯ 100%
TPP = 10%.
Tingkat produktivitas pekerja yang didapat pada Koperasi Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa Sebesar 10%.
b) Tingkat Presentase Pelatihan Pekerja
Pekerja Terampil =
Pekerja yang diberikan pelatihan
Total Pekerja
π₯ 100%
Pekerja Terampil =
3
11
π₯ 100%
Persentase Pekerja Terampil = 27,27%.
Tingkat presentase pelatihan pekerja pada pekerja terampil
diperoleh sebesar 27,27%.
66. 66
BAB V
PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
5.1 Pembahasan Sub Fokus 1 : Perspektif Keuangan
5.1.1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang dihitung dengan perhitungan rasio lancar atau
current ratio diperoleh sebesar 439,6% yang artinya koperasi Kartika
Sultan Ageng Tirtayasa sanggup untuk membayar kewajiban jangka
pendek yang harus diselesaikan dapat terpenuhi karena berdasarkan
standar nya yaitu 200% atau 2:1. Selanjutnya dengan perhitungan yang
sama ditahun 2018 diperoleh sebesar 534,45% yang artinya pada tahun
tersebut Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa juga dapat memenuhi
kewajiban membayar hutang jangka pendeknya. Hal ini membuktikan
bahwa Koperasi Kartika Sultan Ageng Tirtayasa terbukti terpenuhi
dengan sangat baik pada tiap tahunnya.
5.1.2 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang dihitung dengan perhitungan rasio hutang
terhadap total modal atau debt to equity ratio diperoleh sebesar 29, 99%.
Ditahun 2018 dengan perhitungan yang sama diperoleh sebesar 23,66%.
Jika dilihat perbandingan antara 2018 dengan 2019 adanya kenaikan
beban sebesar 6,33% namun keuangan koperasi Kartika Sultan Ageng
Tirtayasa masih dalam keadaan mampu untuk membiayain koperasi
karena tingkat rasio yang rendah menggambarkan bahwa kondisi
keuangan pada koperasi akan semakin baik. Semakin kecil rasio yang
didapat maka semakin baik koperasi karena hutang tidak boleh lebih
besar dari modal agar beban koperasi tidak bertambah.
5.1.3 Rasio Profitabilitas
Rasio ini akan menunjukkan efisiensi suatu Koperasi dalam
mengelola asetnya yang terlihat dari hasil persentase rasio ini . Rasio