Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan definisi fertilitas, sumber data fertilitas di Indonesia, ukuran-ukuran fertilitas seperti angka kelahiran kasar, angka fertilitas umum, angka kelahiran menurut umur, angka fertilitas total, anak lahir hidup, dan rasio anak perempuan.
2. HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini ,
peserta diharapkan mampu
memahami konsep, definisi, sumber
data dan ukuran fertilitas sertsa
melakukan analisis fertilitas.
3. INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi dan konsep fertilitas
2. Menjelaskan sumber data fertilitas
3. Menjelaskan ukuran-ukuran fertilitas
4. Menjelaskan indikator fertilitas
5. Menjelaskan tingkat, tren, pola, dan perbedaan fertilitas
6. Menjelaskan determinan fertilitas
4. TOPIK
PEMBAHASAN
1. Konsep & Definisi Fertilitas
2. Sumber sumber Data
Fertilitas di Indonesia
3. Ukuran Ukuran Fertilitas
4. Indikator Fertilitas
5. Tingkat,Tren dan
Perberdaan Fertilitas
menurut Wilayah
6. Pola dan Perbedaan
Fertilitas
7. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Fertilitas
6. Konsep dan
Definisi Fertilitas
(1)
• Fertilitas (kelahiran) adalah
komponen utama
pertumbuhan penduduk
yang bersifat menambah
jumlah penduduk
• Fertilitas mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh
pencapaian pembangunan
• Negara-negara dengan
pencapaian pembangunan
yang lebih baik, seperti
tingkat kesehatan,
pendidikan, dan
perekonomian yang lebih
tinggi cenderung memiliki
tingkat kelahiran yang lebih
rendah.
7. Konsep dan Definisi Fertilitas (2)
❑ Fertilitas
❑ Kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan
kesuburan wanita.
❑ Indikator fertilitas mengukur hasil reproduksi nyata (bayi lahir
hidup) dari seorang atau sekelompokperempuan.
❑ Fekunditas
❑ Potensi perempuan untuk melahirkan bayi hidup.
❑ Potensi fisik seseorang prempuan melahirkan anak. Seorang
perempuan dikatakan subur kalau sudah melahirkan anak lahir
hidup.
8. Konsep dan Definisi Fertilitas (3)
❑ Lahir hidup (live birth)
❑ Kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan, seperti ada nafas (bernafas),
ada denyut jantung atau denyut tali pusat, atau ada gerakan-
gerakan otot.
❑ Lahir mati (still birth)
❑ Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang sudah berumur
paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan.
9. Konsep dan Definis Fertilitas (4)
❑Abortus adalah kematian bayi dalam
kandungan dengan umur kehamilan kurang
dari 28 minggu.
❑Ada 2 (dua) macam abortus yaitu:
1.Abortus disengaja (induced abortion), dan
2. Abortus tidak disengaja (spontaneous
abortion)
10. Konsep dan Definis Fertilitas (5)
❑Masa reproduksi adalah periode dimana seorang
perempuan memiliki potensi untuk menghasilkan
keturunan, yang berawal sejak mendapat haid
pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti
mendapatkan haid (menopause).
❑Dalam analisis fertilitas, pada umumnya umur 15–49
tahun dijadikan rujukan sebagai masa subur
(reproduksi) seorang wanita.
14. Ukuran Fertilitas
Ukuran fertilitas dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada pendekatan
yang digunakan, yaitu:
1) Pendekatan yang berbasis pada ukuran yang bersifat periode atau ‘kerat lintang’
(cross-section) atau current, umunya satu atau lima tahun (yearly performance),
yang sering juga disebut sebagai current fertility.
2) Pendekatan dengan ukuran yang sifatnya mencerminkan ‘riwayat kelahiran’ atau
‘riwayat reproduksi’. Ukuran ini menggambarkan tingkat fertilitas dari suatu
kelompok penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu tertentu.
Ukuran yang bersifat longitudinal atau kohor (reproductive history) mencerminkan
sejarah kelahiran semasa hidup seorang perempuan dari awal sampai ahir masa
reprosuksi (15–49 tahun).
16. ❑Angka kelahiran (jumlah bayi yang lahir) dalam
satu tahun tertentu per 1,000 penduduk
CBR=
𝑩
𝑷
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
B = Banyak kelahiran pada suatu periode
P= Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama.
Angka Kelahiran Kasar
(Crude Birth Rate/CBR)
17. ❑ Perhitungan CBR masih merupakan perhitungan yang sangat kasar karena penduduk
terpapar (exposed to risk) yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk dari
semua jenis kelamin termasuk laki-laki dan semua umur termasuk anak-anak dan
orang tua, yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.
Contoh:
• Menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran di Indonesia pada periode 2006–2009
=4.711.853
• Jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 =229.797.144.
CBR= x 1.000= 21
❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 21 kelahiran per 1.000 penduduk di
Indonesia
Angka Kelahiran Kasar
(Crude Birth Rate/CBR)
4.711.853
229.797.144
18. ❑ Jumlah kelahiran pada suatu periode per 1.000
penduduk perempuan berumur 15–49 tahun atau 15–49
tahun pada pertengahan periode yang sama.
B = Jumlah kelahiran pada suatu periode
f= Jumlah penduduk perempuan usia 15–49 tahun pada pertengahanP15–49
periode yang sama.
𝑩
GFR=
P15–49
f 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate/GFR)
19. ❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah kelahiran di Indonesia pada periode
2006–2009 adalah 4.711.853 dan jumlah penduduk perempuan usia 15–49
tahun di Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 adalah 63.358.993.
GFR =
❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 74 kelahiran per 1.000 penduduk
perempuan usia 15–49 tahun diIndonesia.
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate/GFR)
4.711.853
63.358.993
𝑥 1.000 = 74
20. Angka Kelahiran Menurut Umur
(Age Specific Fertility Rate/ASFR)
❑ Jumlah kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada
suatu periode tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur
dan pertengahan periode yang sama
Pi
f
Bi= Jumlah kelahiran pada suatu periode
f
Pi = Jumlah penduduk perempuan kelompok umur i pada pertengahan periode
yang sama,
Misalnya, i = 1 untuk perempuan kelompok umur 15–19 tahun, i = 2 untuk
perempuan kelompok umur 20–24 tahun, …, i = 7 untuk perempuan kelompok
umur 45–49 tahun.
ASFR=
bi 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
21. Perhitungan angka kelahiran
menurut umur Indonesia SP 2010
Kelompok
umur
(1)
Jumlah
f
perempuan (Pi )
(2)
Jumlah
kelahiran (bi)
(3)
ASFRi
(4) = 1.000 ×
(3) : (2)
15–19 10.440.955 428.079 41
20–24 10.113.906 1.183.327 117
25–29 10.458.769 1.359.640 130
30–34 9.505.340 998.061 105
35–39 8.781.181 535.652 61
40–44 7.671.330 168.769 22
45–49 6.387.512 38.325 6
Jumlah 63.358.993 4.711.853 482
TFR per
1.000
perempuan
5 × 482 = 2.410
22. Angka kelahiran menurut umur
Indonesia SP 2010
41
117
130
105
61
22
6
140
120
100
80
60
40
20
0
15-19 20-24 40-44 45-49
ASFR
25-29 30-34 35-39
Kelompok umur
23. KelebihanASFR
• Memperhitungkan kemampuan perempuan untuk
melahirkan (tingkat kesuburan) yang berbeda
menurut kelompok umur perempuan.
• ASFR juga memungkinkan studi fertilitas menurut
kohor (tahun kelahiran) atau menurut kelompok
umur tertentu dan merupakan dasar perhitungan
ukuran reproduksi.
• ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran
fertilitas selanjutnya dan ukuran reproduksi
(TFR,GRR, dan NRR). Juga merupakan sumber
perhitungan banyaknya penduduk umur 0-1 tahun
pada perhitungan proyeksi penduduk
24. Angka Fertilitas Total
(Total Fertility Rate/TFR)
❑ Rata-rata banyaknya kelahiran yang akan dimiliki oleh seorang
perempuan pada ahir masa reproduksinya.
Contoh
▪ menurut hasil SP 2010,TFR Indonesiaadalah
i=7
TFR=5ASFRi =5(41+117 +130+105+61+ 22+6) = 2.410
i=1
❖ Artinya, secara rata-rata, menurut SP 2010, 1.000 perempuan Indonesia
akan memiliki 2.410 anak pada akhir masa reproduksi mereka
25. Anak Lahir Hidup (ALH)
❑ Banyak anak lahir hidup rata-rata sekelompok atau beberapa
kelompok perempuan pada saat mulai memasuki masa reproduksi
hingga pada saat pengumpulan data dilakukan
ALHi adalah jumlah ALH pada perempuan kelompok umuri
f
Pi adalah jumlah penduduk perempuan kelompok umur i
i
i
i
Pf
ALH
Paritas =
26. Anak lahir hidup (ALH)
❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah anak lahir hidup pada perempuan
kelompok umur 15–19 tahun di Indonesia adalah 626.135 dan jumlah
penduduk perempuan usia 15–19 tahun adalah 10.137.245. Paritas
perempuan usia 15– 19 tahun Indonesia menurut SP 2010 adalah
❖Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 0,06 anak lahir hidup per
perempuan usia 15–19 tahun atau 6 anak lahir hidup per 100 perempuan
usia 15–19 tahun di Indonesia.
10.137.245
626.135
= 0,0615−19Paritas =
27. Paritas perempuan Indonesia
SP 2010
Kelompok
umur
(1)
Jumlah
perempuan
(P f)i
(2)
Jumlah anak
lahir hidup
(ALHi)
(3)
Paritasi
(4) = (3) : (2)
15–19 10.137.245 626.135 0,06
20–24 9.952.260 5.145.830 0,52
25–29 10.656.075 12.720.530 1,19
30–34 9.864.556 18.784.991 1,90
35–39 9.154.279 22.437.913 2,45
40–44 8.192.374 23.313.916 2,85
45–49 7.001.461 21.971.008 3,14
50–54 5.690.615 19.441.608 3,42
Jumlah 70.648.865 124.441.931 1,76
28. ❑ Kelebihan
o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)
o Tidak ada referensi waktu, karena meyatakan jumlah ALH sejah wanita
tersebut mulai masa reproduksinya sampai saat wawancara terjadi
❑ Kekurangan
o Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu.
Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecendrungan lupa (memory lapse)
dalam melaporkan jumlah kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua
o Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH, karena tidak tahu apakah
kelahiran yang dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiranhidup
Anak lahir hidup (ALH)
29. ❑ Perbandingan antara banyak anak usia di bawah lima tahun
(0–4 tahun) dengan banyak penduduk perempuan usia
reproduksi.
1.000
15−49
P0–4 adalah banyak penduduk usia 0–4tahun
P15–
f adalah banyak penduduk usia 15–49tahun
49
P f
P0−4
CW R=
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
30. ❑ Contoh
adalah
❖ Artinya, terdapat 348 anak usia 0–4 tahun per 1000
perempuan usia 15–49 tahun di Indonesia.
65.208.804
Menurut SP 2010 P0–4 adalah 22.678.702, dan P15–49
f
65.208.804.
CWR=
22.678.702
1.000 = 348
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
31. ❑ Kelebihan
o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)
o Berguna untuk indikasi fertilitas di daerah dengan luas wilayah yang kecil dan tidak
memungkinkan dibuat ASFR dan TFR
❑ Kekurangan
o kualitasnya sangat dipengaruhi secara langsung oleh kualitas pelaporan jumlah anak
dan pelaporan umur anak maupun umur ibu
o Di banyak negara berkembang, dimana penduduknya umumnya tidak mempunyai
catatan tentang kelahiran anak dan umur ibu, kualitas pelaporan rendah
o Ukuran ini tidak dapat menangkap kasus kematian anak maupun kematian ibu,
khususnya anak usia di bawah satu tahun sehingga ada kemungkinan CWR diperkirakan
terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya
o Tidak memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan menurut umur seperti halnya
ASFR.
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
32. Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor
perempuan selama usia reproduksi mereka
❑ Rasio jenis kelamin pada saat lahir dan TFR adalah sebagai berikut.
❑ Rumus GRR menggunakan ASFR untuk bayi perempuan adalah
sebagai berikut
T F RG R R =
1 0 0 + R J K 0
1 0 0
i=7
i=1
f
i
ASFRGRR= 5
33. ❑Jika diasumsikan RJK0 Indonesia adalah 105 kelahiran bayi laki-laki
per 100 kelahiran bayi perempuan maka GRR Indonesia menurut
SP 2010 adalah
❖ Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia
selama usia reproduksi mereka akan melahirkan 1.176 bayi
perempuan.
100
2.410 = 1.176
100 +105
GRR=
Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
34. ❑Keterbatasan
Perhitungannya belum melihat kemungkinan
adanya kematian bayi perempuan sejak lahir
sampai selesai masa reproduksinya.
Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
35. Angka reproduksi bersih
(Net Reproduction Rate/NRR)
❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor
perempuan selama usia reproduksi mereka jika anak perempuan
mereka mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibu mereka
❑ Merupakan angka fertilitas yang telah memperhitungkan faktor
mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal
sebelum mencapai akhir masa reproduksinya
i
f
i
(ASFR SR f
)NRR= 5
i=7
i=1
36. Perhitungan
angka reproduksi
neto Indonesia
SP 2010
Kelompok
umur
(1)
ASFRi
(2)
ASFRi
f
(3) = (2) × 100 :
(100+RJK0)
SRi
f *
(4)
ASFRi
f
× SRi
f
(5) = (3) × (4)
15–19 41 20 0,9939 19,9
20–24 117 57 0,9927 56,7
25–29 130 63 0,9913 62,9
30–34 105 51 0,9889 50,6
35–39 61 30 0,9851 29,3
40–44 22 11 0,9794 10,5
45–49 6 3 0,9707 2,8
Jumlah 232,7
NRR per
1.000
perempuan
5 × 232,7 =
1.164
36
164.17,2325)971,06979,022985,061989,0105
991,0130993,0117994,041(
100105
100
5
==+++
+++
+
=NRR
Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia
reproduksi mereka akan melahirkan 1.164 bayi perempuan yang akan tetap hidup
sampai usia ibu mereka.
47. POLA DAN PERBEDAAN FERTILITAS
•Fertilitas bervariasi menurut latar
belakang perempuan.
•Variasi tingkat kelahiran menurut umur,
tingkat pendidikan, dan tingkat
kekayaan disebut pola.
•Variasi tingkat kelahiran menurut
tempat tinggal dan provinsi disebut
perbedaan.
48. Angka fertilitas menurut umur (ASFR) Indonesia
SP 1971 dan 2010 dan proyeksi 2040–2045
dan 2095–2100
286
273
211
55
17
16
62
102 103
57
14 20
50
200
155
150 124
100
250
300
15-19
ASFR
350
20-24 25-29 30-34
Kelompok umur
35-39 40-44 45-49
SP 1971 SP2010 Proyeksi 2040-2045 Proyeksi 2095-2100
49. 48
138
143
103
62
21
4
36
111
138
113
63
20
4
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
SDKI 2012 SDKI 2017
Kelahiran per
1.000 wanita
67
61 62
51 51
48
36
SDKI
1991
SDKI
1994
SDKI
1997
SDKI
2002/03
SDKI
2007
SDKI
2012
SDKI
2017
Kelahiran per
1.000 wanita
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur,
SDKI 2012 - 2017
Tren ASFR 15-19 Tahun,
SDKI 1991-2017
50. 3,4
3,3
3,3
3,2
2,9
2,9
2,9
2,8
2,8
2,7
2,7
2,7
2,7
2,7
2,6
2,5
2,5
2,5
2,5
2,4
2,4
2,4
2,4
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,2
2,2
2,2
2,2
2,1
2,1
NTT
Maluku
Papua
Papua Barat
Maluku Utara
Sumatera Utara
Riau
Kalimantan Utara
Sulawesi Tenggara
Aceh
Sulawesi Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
Gorontalo
NTB
Sumatera Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
INDONESIA
Bangka Belitung
Banten
Bengkulu
Jawa Tengah
Jambi
Lampung
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
Kep. Riau
Yogyakarta
Bali
Jawa Timur
3,7
3,6
3,5
3,3
3,2
3,2
3,1
3,1
3
3
2,9
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,7
2,6
2,6
2,6
2,6
2,6
2,6
2,5
2,5
2,5
2,5
2,3
2,3
2,3
2,3
2,2
2,1
Papua Barat
Sulawesi Barat
Papua
NTT
Sulawesi Tengah
Maluku
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Sumatera Utara
Sulawesi Tenggara
Riau
DI Aceh
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
NTB
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Lampung
Bangka Belitung
Kep. Riau
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
INDONESIA
Jawa Barat
Jawa Tengah
Banten
Kalimantan Selatan
Jambi
DKI Jakarta
Jawa Timur
Bali
Bengkulu
DI Yogyakarta
TFR MENURUT PROVINSI SDKI 2017SDKI 2012
54. ❑ Fertilitas merupakan hasil dari suatu proses perilaku serta persepsi
dan kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di
mana fertilitas terdapat
❑ Fertilitas melibatkan faktor biologi dan keputusan individu (Supply
dan demand of children)
❑ Berbagai faktor dapat mempengaruhi fertilitas, yaitu faktor sosial,
budaya, termasuk agama, ekonomi dan lain sebagainya
❑ Faktor yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung.
Misalnya perkawinan dan perceraian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
angka fertilitas
55. ❑Davis dan Blake (1956)
Faktor sosial ekonomi
Faktor/variabel
antara Fertilitas
Analytical Framework: Proximate
Determinant of Fertility
56. Tiga Faktor Antara(Intermediate Variables)
Intercourse
• Umur mulai berhubungan
(intercourse)
permanen,
perempuan
yaitu
yang
• Selibat
proporsi
tidak pernah melakukan
hubungan kelamin seumur
hidupnya
• Lamanya statuskawin
• Abstinensisukarela
• Abstinensiterpaksa
• Frekuensi intercourse
Conception
• Fekunditas atau
infekunditas yang
disebabkan hal-hal yang
tidak disengaja
• Fekunditas atau
infekunditas yang
disebabkan hal-hal yang
disengaja
• Pemakaian alat
kontrasepsi
Gestation
• Aborsi atau mortalitas
janin karena sebab-sebab
yang tidak disengaja
• Aborsi atau mortalitas
janin karena sebab-sebab
yang disengaja.
57. Teori Penurunan Fertilitas (Freedman)
❑Norma sosial yang berkembang dalam
masyarakat
❑Norma sosial tersebut sangat
berhubungan dengan tingkat kemajuan
perempuan atau pasangan itu atau
masyarakat sekelilingnya.
58. Teori Penurunan Fertilitas (Davis- Blake)
❑Intermediate variables yang dikemukakan
Davis-Blake menjadi variabel antara yang
menghubungkan antara “norma-norma
fertilitas” yang sudah mapan diterima
masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki
(outcome)
59. Teori
Penurunan
Fertilitas
(Leibenstein)
Mempunya anak dapat dilihat dari dua
(2) segi ekonomi, yaitu
1. Kegunaan (utility)
• Memberikan kepuasan kepada
orang tua
• Memberi balas jasa ekonomi,
seperti memberikan kiriman
uang kepada
• orang tua pada saat dibutuhkan
• Membantu dalam kegiatan
produksi, seperti membantu
mengolah tanah pertanian
• Merupakan sumber yang dapat
membantu kehidupan orang tua
pada masa depan (investasi)
60. Teori
Penurunan
Fertilitas
(Leibenstein)
2. Biaya (cost)
• Ada pengeluaran untuk
membesarkan anak.
• “Jika ada kenaikan
pendapatan orang
tua. Aspirasi orang
tua untuk memiliki
anak akan berubah.
Orang tua lebih
menginginkan anak
yang berkualitas”
61. Bongaarts (1978)
•pemakaian kontrasepsi, perilaku aborsi,
perilaku menyusui, dan efektivitas
kontrasepsi merupakan variabel antara
yang membedakan fertilitas
antarwilayah. Variabel-variabel antara
lainnya tidak berbeda secara nyata
antarwilayah.
62. Referensi
• Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar-Dasar
Demografi Edisi 2. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
• Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat
Statistik, Kementerian Kesehatan, dan ICF. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2017. Jakarta, Indonesia.
• Badan Pusat Statistik. 2011. Fertilitas Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk
Indonesia 2010. Jakarta, Indonesia.
• Bagoes Mantra, Ida. 2003. Demografi Umum. Yogjakarta. Pustaka Belajar.
• Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2010. Dasar-dasar
• Demografi. Edisi 2. Editor: S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok,Indonesia
• Mardiani, Ita & Purnomi, Nugraha Hari. 2018. Pendalaman Materi Geografi:
Fertilitas dan Mortalitas.
• Siegel, J.S. and David A. Swanson. 2004. The Methods and
Materials of Demography. Second Edition. Elsevier Academic Press.
California,USA.
• United Nations (UN). 2019. World Population Prospects 2019, Online Edition. Rev.
• Department of Economic and Social Affairs, PopulationDivision.