SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Download to read offline
FERTILITAS
HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini ,
peserta diharapkan mampu
memahami konsep, definisi, sumber
data dan ukuran fertilitas sertsa
melakukan analisis fertilitas.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan definisi dan konsep fertilitas
2. Menjelaskan sumber data fertilitas
3. Menjelaskan ukuran-ukuran fertilitas
4. Menjelaskan indikator fertilitas
5. Menjelaskan tingkat, tren, pola, dan perbedaan fertilitas
6. Menjelaskan determinan fertilitas
TOPIK
PEMBAHASAN
1. Konsep & Definisi Fertilitas
2. Sumber sumber Data
Fertilitas di Indonesia
3. Ukuran Ukuran Fertilitas
4. Indikator Fertilitas
5. Tingkat,Tren dan
Perberdaan Fertilitas
menurut Wilayah
6. Pola dan Perbedaan
Fertilitas
7. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Fertilitas
KONSEP &
DEFINISI
FERTILITAS
Konsep dan
Definisi Fertilitas
(1)
• Fertilitas (kelahiran) adalah
komponen utama
pertumbuhan penduduk
yang bersifat menambah
jumlah penduduk
• Fertilitas mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh
pencapaian pembangunan
• Negara-negara dengan
pencapaian pembangunan
yang lebih baik, seperti
tingkat kesehatan,
pendidikan, dan
perekonomian yang lebih
tinggi cenderung memiliki
tingkat kelahiran yang lebih
rendah.
Konsep dan Definisi Fertilitas (2)
❑ Fertilitas
❑ Kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan
kesuburan wanita.
❑ Indikator fertilitas mengukur hasil reproduksi nyata (bayi lahir
hidup) dari seorang atau sekelompokperempuan.
❑ Fekunditas
❑ Potensi perempuan untuk melahirkan bayi hidup.
❑ Potensi fisik seseorang prempuan melahirkan anak. Seorang
perempuan dikatakan subur kalau sudah melahirkan anak lahir
hidup.
Konsep dan Definisi Fertilitas (3)
❑ Lahir hidup (live birth)
❑ Kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan, seperti ada nafas (bernafas),
ada denyut jantung atau denyut tali pusat, atau ada gerakan-
gerakan otot.
❑ Lahir mati (still birth)
❑ Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang sudah berumur
paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan.
Konsep dan Definis Fertilitas (4)
❑Abortus adalah kematian bayi dalam
kandungan dengan umur kehamilan kurang
dari 28 minggu.
❑Ada 2 (dua) macam abortus yaitu:
1.Abortus disengaja (induced abortion), dan
2. Abortus tidak disengaja (spontaneous
abortion)
Konsep dan Definis Fertilitas (5)
❑Masa reproduksi adalah periode dimana seorang
perempuan memiliki potensi untuk menghasilkan
keturunan, yang berawal sejak mendapat haid
pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti
mendapatkan haid (menopause).
❑Dalam analisis fertilitas, pada umumnya umur 15–49
tahun dijadikan rujukan sebagai masa subur
(reproduksi) seorang wanita.
Sumber-Sumber
Data Fertilitas
di Indonesia
Sumber-Sumber Data Fertilitas
❑Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000, dan
2010
❑Survey PendudukAntarSensus (SUPAS) 1976, 1985,
1995, 2005, dan 2015.
❑Survei Prevalensi Kontrasepsi (SPI) 1987
❑Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
1991, 1994, 1997, 2002–2003, 2007, 2012, dan 2017.
UKURAN
FERTILITAS
Ukuran Fertilitas
Ukuran fertilitas dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada pendekatan
yang digunakan, yaitu:
1) Pendekatan yang berbasis pada ukuran yang bersifat periode atau ‘kerat lintang’
(cross-section) atau current, umunya satu atau lima tahun (yearly performance),
yang sering juga disebut sebagai current fertility.
2) Pendekatan dengan ukuran yang sifatnya mencerminkan ‘riwayat kelahiran’ atau
‘riwayat reproduksi’. Ukuran ini menggambarkan tingkat fertilitas dari suatu
kelompok penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu tertentu.
Ukuran yang bersifat longitudinal atau kohor (reproductive history) mencerminkan
sejarah kelahiran semasa hidup seorang perempuan dari awal sampai ahir masa
reprosuksi (15–49 tahun).
INDIKATOR
FERTILITAS
❑Angka kelahiran (jumlah bayi yang lahir) dalam
satu tahun tertentu per 1,000 penduduk
CBR=
𝑩
𝑷
𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
B = Banyak kelahiran pada suatu periode
P= Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama.
Angka Kelahiran Kasar
(Crude Birth Rate/CBR)
❑ Perhitungan CBR masih merupakan perhitungan yang sangat kasar karena penduduk
terpapar (exposed to risk) yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk dari
semua jenis kelamin termasuk laki-laki dan semua umur termasuk anak-anak dan
orang tua, yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan.
Contoh:
• Menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran di Indonesia pada periode 2006–2009
=4.711.853
• Jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 =229.797.144.
CBR= x 1.000= 21
❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 21 kelahiran per 1.000 penduduk di
Indonesia
Angka Kelahiran Kasar
(Crude Birth Rate/CBR)
4.711.853
229.797.144
❑ Jumlah kelahiran pada suatu periode per 1.000
penduduk perempuan berumur 15–49 tahun atau 15–49
tahun pada pertengahan periode yang sama.
B = Jumlah kelahiran pada suatu periode
f= Jumlah penduduk perempuan usia 15–49 tahun pada pertengahanP15–49
periode yang sama.
𝑩
GFR=
P15–49
f 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate/GFR)
❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah kelahiran di Indonesia pada periode
2006–2009 adalah 4.711.853 dan jumlah penduduk perempuan usia 15–49
tahun di Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 adalah 63.358.993.
GFR =
❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 74 kelahiran per 1.000 penduduk
perempuan usia 15–49 tahun diIndonesia.
Angka Fertilitas Umum
(General Fertility Rate/GFR)
4.711.853
63.358.993
𝑥 1.000 = 74
Angka Kelahiran Menurut Umur
(Age Specific Fertility Rate/ASFR)
❑ Jumlah kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada
suatu periode tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur
dan pertengahan periode yang sama
Pi
f
Bi= Jumlah kelahiran pada suatu periode
f
Pi = Jumlah penduduk perempuan kelompok umur i pada pertengahan periode
yang sama,
Misalnya, i = 1 untuk perempuan kelompok umur 15–19 tahun, i = 2 untuk
perempuan kelompok umur 20–24 tahun, …, i = 7 untuk perempuan kelompok
umur 45–49 tahun.
ASFR=
bi 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
Perhitungan angka kelahiran
menurut umur Indonesia SP 2010
Kelompok
umur
(1)
Jumlah
f
perempuan (Pi )
(2)
Jumlah
kelahiran (bi)
(3)
ASFRi
(4) = 1.000 ×
(3) : (2)
15–19 10.440.955 428.079 41
20–24 10.113.906 1.183.327 117
25–29 10.458.769 1.359.640 130
30–34 9.505.340 998.061 105
35–39 8.781.181 535.652 61
40–44 7.671.330 168.769 22
45–49 6.387.512 38.325 6
Jumlah 63.358.993 4.711.853 482
TFR per
1.000
perempuan
5 × 482 = 2.410
Angka kelahiran menurut umur
Indonesia SP 2010
41
117
130
105
61
22
6
140
120
100
80
60
40
20
0
15-19 20-24 40-44 45-49
ASFR
25-29 30-34 35-39
Kelompok umur
KelebihanASFR
• Memperhitungkan kemampuan perempuan untuk
melahirkan (tingkat kesuburan) yang berbeda
menurut kelompok umur perempuan.
• ASFR juga memungkinkan studi fertilitas menurut
kohor (tahun kelahiran) atau menurut kelompok
umur tertentu dan merupakan dasar perhitungan
ukuran reproduksi.
• ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran
fertilitas selanjutnya dan ukuran reproduksi
(TFR,GRR, dan NRR). Juga merupakan sumber
perhitungan banyaknya penduduk umur 0-1 tahun
pada perhitungan proyeksi penduduk
Angka Fertilitas Total
(Total Fertility Rate/TFR)
❑ Rata-rata banyaknya kelahiran yang akan dimiliki oleh seorang
perempuan pada ahir masa reproduksinya.
Contoh
▪ menurut hasil SP 2010,TFR Indonesiaadalah
i=7
TFR=5ASFRi =5(41+117 +130+105+61+ 22+6) = 2.410
i=1
❖ Artinya, secara rata-rata, menurut SP 2010, 1.000 perempuan Indonesia
akan memiliki 2.410 anak pada akhir masa reproduksi mereka
Anak Lahir Hidup (ALH)
❑ Banyak anak lahir hidup rata-rata sekelompok atau beberapa
kelompok perempuan pada saat mulai memasuki masa reproduksi
hingga pada saat pengumpulan data dilakukan
ALHi adalah jumlah ALH pada perempuan kelompok umuri
f
Pi adalah jumlah penduduk perempuan kelompok umur i
i
i
i
Pf
ALH
Paritas =
Anak lahir hidup (ALH)
❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah anak lahir hidup pada perempuan
kelompok umur 15–19 tahun di Indonesia adalah 626.135 dan jumlah
penduduk perempuan usia 15–19 tahun adalah 10.137.245. Paritas
perempuan usia 15– 19 tahun Indonesia menurut SP 2010 adalah
❖Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 0,06 anak lahir hidup per
perempuan usia 15–19 tahun atau 6 anak lahir hidup per 100 perempuan
usia 15–19 tahun di Indonesia.
10.137.245
626.135
= 0,0615−19Paritas =
Paritas perempuan Indonesia
SP 2010
Kelompok
umur
(1)
Jumlah
perempuan
(P f)i
(2)
Jumlah anak
lahir hidup
(ALHi)
(3)
Paritasi
(4) = (3) : (2)
15–19 10.137.245 626.135 0,06
20–24 9.952.260 5.145.830 0,52
25–29 10.656.075 12.720.530 1,19
30–34 9.864.556 18.784.991 1,90
35–39 9.154.279 22.437.913 2,45
40–44 8.192.374 23.313.916 2,85
45–49 7.001.461 21.971.008 3,14
50–54 5.690.615 19.441.608 3,42
Jumlah 70.648.865 124.441.931 1,76
❑ Kelebihan
o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)
o Tidak ada referensi waktu, karena meyatakan jumlah ALH sejah wanita
tersebut mulai masa reproduksinya sampai saat wawancara terjadi
❑ Kekurangan
o Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu.
Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecendrungan lupa (memory lapse)
dalam melaporkan jumlah kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua
o Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH, karena tidak tahu apakah
kelahiran yang dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiranhidup
Anak lahir hidup (ALH)
❑ Perbandingan antara banyak anak usia di bawah lima tahun
(0–4 tahun) dengan banyak penduduk perempuan usia
reproduksi.
1.000
15−49
P0–4 adalah banyak penduduk usia 0–4tahun
P15–
f adalah banyak penduduk usia 15–49tahun
49
P f
P0−4
CW R=
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
❑ Contoh
adalah
❖ Artinya, terdapat 348 anak usia 0–4 tahun per 1000
perempuan usia 15–49 tahun di Indonesia.
65.208.804
Menurut SP 2010 P0–4 adalah 22.678.702, dan P15–49
f
65.208.804.
CWR=
22.678.702
1.000 = 348
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
❑ Kelebihan
o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)
o Berguna untuk indikasi fertilitas di daerah dengan luas wilayah yang kecil dan tidak
memungkinkan dibuat ASFR dan TFR
❑ Kekurangan
o kualitasnya sangat dipengaruhi secara langsung oleh kualitas pelaporan jumlah anak
dan pelaporan umur anak maupun umur ibu
o Di banyak negara berkembang, dimana penduduknya umumnya tidak mempunyai
catatan tentang kelahiran anak dan umur ibu, kualitas pelaporan rendah
o Ukuran ini tidak dapat menangkap kasus kematian anak maupun kematian ibu,
khususnya anak usia di bawah satu tahun sehingga ada kemungkinan CWR diperkirakan
terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya
o Tidak memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan menurut umur seperti halnya
ASFR.
Rasio Anak Perempuan
(Child Woman Ratio/CWR)
Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor
perempuan selama usia reproduksi mereka
❑ Rasio jenis kelamin pada saat lahir dan TFR adalah sebagai berikut.
❑ Rumus GRR menggunakan ASFR untuk bayi perempuan adalah
sebagai berikut
 T F RG R R =
1 0 0 + R J K 0
1 0 0
i=7

i=1
f
i
ASFRGRR= 5
❑Jika diasumsikan RJK0 Indonesia adalah 105 kelahiran bayi laki-laki
per 100 kelahiran bayi perempuan maka GRR Indonesia menurut
SP 2010 adalah
❖ Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia
selama usia reproduksi mereka akan melahirkan 1.176 bayi
perempuan.
100
 2.410 = 1.176
100 +105
GRR=
Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
❑Keterbatasan
Perhitungannya belum melihat kemungkinan
adanya kematian bayi perempuan sejak lahir
sampai selesai masa reproduksinya.
Angka Reproduksi Kotor
(Gross Reproduction Rate/GRR)
Angka reproduksi bersih
(Net Reproduction Rate/NRR)
❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor
perempuan selama usia reproduksi mereka jika anak perempuan
mereka mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibu mereka
❑ Merupakan angka fertilitas yang telah memperhitungkan faktor
mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal
sebelum mencapai akhir masa reproduksinya
i
f
i
(ASFR  SR f
)NRR= 5
i=7

i=1
Perhitungan
angka reproduksi
neto Indonesia
SP 2010
Kelompok
umur
(1)
ASFRi
(2)
ASFRi
f
(3) = (2) × 100 :
(100+RJK0)
SRi
f *
(4)
ASFRi
f
× SRi
f
(5) = (3) × (4)
15–19 41 20 0,9939 19,9
20–24 117 57 0,9927 56,7
25–29 130 63 0,9913 62,9
30–34 105 51 0,9889 50,6
35–39 61 30 0,9851 29,3
40–44 22 11 0,9794 10,5
45–49 6 3 0,9707 2,8
Jumlah 232,7
NRR per
1.000
perempuan
5 × 232,7 =
1.164
36
164.17,2325)971,06979,022985,061989,0105
991,0130993,0117994,041(
100105
100
5
==+++
+++
+
=NRR
Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia
reproduksi mereka akan melahirkan 1.164 bayi perempuan yang akan tetap hidup
sampai usia ibu mereka.
Tingkat,Tren dan
Perberdaan
Fertilitas
menurut Wilayah
Angka Kelahian Kasar (CBR) Dunia, Negara-negara Maju,
Dan Negara-negara Berkembang: 1950–2100
36,9
11,6
9,6
43,7
11,8
20
15
10
5
0
25 22,3
45
40
35
30
1950-1955
1955-1960
1960-1965
1965-1970
1970-1975
1975-1980
1980-1985
1985-1990
1990-1995
1995-2000
2000-2005
2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
2025-2030
2030-2035
2035-2040
2040-2045
2045-2050
2050-2055
2055-2060
2060-2065
2065-2070
2070-2075
2075-2080
2080-2085
2085-2090
2090-2095
2095-2100
CBR50
Dunia
Periode
Negara-negara maju Negara-negara berkembang
Angka fertilitas total (TFR) dunia, negara-negara maju,
dan negara-negara berkembang: 1950–2100
1,78
1,95
1,94
0
1
2,82
2
1950-1955
1955-1960
1960-1965
1965-1970
1970-1975
1975-1980
1980-1985
1985-1990
1990-1995
1995-2000
2000-2005
2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
2025-2030
2030-2035
2035-2040
2040-2045
2045-2050
2050-2055
2055-2060
2060-2065
2065-2070
2070-2075
2075-2080
2080-2085
2085-2090
2090-2095
2095-2100
TFR
7
6,08
6
5
4,97
4
3
Periode
Dunia Negara-negara maju Negara-negara berkembang
0,922
0,863
0,929
0,5
0,0
1,0
1,247
1950-1955
1955-1960
1960-1965
1965-1970
1970-1975
1975-1980
1980-1985
1985-1990
1990-1995
1995-2000
2000-2005
2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
2025-2030
2030-2035
2035-2040
2040-2045
2045-2050
2050-2055
2055-2060
2060-2065
2065-2070
2070-2075
2075-2080
2080-2085
2085-2090
2090-2095
2095-2100
NRR
2,5
2,0 1,896
1,5 1,674
Periode
Dunia Negara-negara maju Negara-negara berkembang
Angka Reproduksi Neto Dunia (NRR), Negara-negara
Maju, Dan Negara-negara Berkembang: 1950–2100
8,3
9,5
13,3
15,1 15,9 16,8 16,8
19,6 20,4 21,4
27,9
16,3
5,0
0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
CBR
Angka kelahiran kasar (CBR) negara-negara
di Asia Tenggara 2015–2020
1,24
1,46
1,76 1,92 2,02 2,07 2,22 2,39 2,45 2,48
3,60
2,14
TFR
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
Angka fertilitas total negara-negara
di Asia Tenggara 2015–2020
Angka kelahiran kasar (CBR) Indonesia 1950–2100
42,7
44,9
5,0 9,7
0
50,0
45,0
40,0
35,0
30,0
25,0
20,0
15,0
10,0
CBR
Periode
Angka fertilitas total Indonesia 1950–2100
6,0 5,49
5,0
4,0
3,0
2,0
1,78
1,0
0,0
TFR
Periode
PBB (2019) SP/SUPAS SDKI
Tren Angka Kelahiran Total (TFR),
SDKI 1991-2017
2,6
2,3
2,4 2,4
2,3
2,4
2,3
3,2 3,2
3
2,7
2,8 2,8
2,6
3
2,9
2,8
2,6 2,6 2,6
2,4
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-03 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017
Perkotaan Perdesaan Total
Pola dan
Perbedaan
Fertilitas
POLA DAN PERBEDAAN FERTILITAS
•Fertilitas bervariasi menurut latar
belakang perempuan.
•Variasi tingkat kelahiran menurut umur,
tingkat pendidikan, dan tingkat
kekayaan disebut pola.
•Variasi tingkat kelahiran menurut
tempat tinggal dan provinsi disebut
perbedaan.
Angka fertilitas menurut umur (ASFR) Indonesia
SP 1971 dan 2010 dan proyeksi 2040–2045
dan 2095–2100
286
273
211
55
17
16
62
102 103
57
14 20
50
200
155
150 124
100
250
300
15-19
ASFR
350
20-24 25-29 30-34
Kelompok umur
35-39 40-44 45-49
SP 1971 SP2010 Proyeksi 2040-2045 Proyeksi 2095-2100
48
138
143
103
62
21
4
36
111
138
113
63
20
4
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
SDKI 2012 SDKI 2017
Kelahiran per
1.000 wanita
67
61 62
51 51
48
36
SDKI
1991
SDKI
1994
SDKI
1997
SDKI
2002/03
SDKI
2007
SDKI
2012
SDKI
2017
Kelahiran per
1.000 wanita
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur,
SDKI 2012 - 2017
Tren ASFR 15-19 Tahun,
SDKI 1991-2017
3,4
3,3
3,3
3,2
2,9
2,9
2,9
2,8
2,8
2,7
2,7
2,7
2,7
2,7
2,6
2,5
2,5
2,5
2,5
2,4
2,4
2,4
2,4
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,3
2,2
2,2
2,2
2,2
2,1
2,1
NTT
Maluku
Papua
Papua Barat
Maluku Utara
Sumatera Utara
Riau
Kalimantan Utara
Sulawesi Tenggara
Aceh
Sulawesi Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
Gorontalo
NTB
Sumatera Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
INDONESIA
Bangka Belitung
Banten
Bengkulu
Jawa Tengah
Jambi
Lampung
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
Kep. Riau
Yogyakarta
Bali
Jawa Timur
3,7
3,6
3,5
3,3
3,2
3,2
3,1
3,1
3
3
2,9
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,8
2,7
2,6
2,6
2,6
2,6
2,6
2,6
2,5
2,5
2,5
2,5
2,3
2,3
2,3
2,3
2,2
2,1
Papua Barat
Sulawesi Barat
Papua
NTT
Sulawesi Tengah
Maluku
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Sumatera Utara
Sulawesi Tenggara
Riau
DI Aceh
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
NTB
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Lampung
Bangka Belitung
Kep. Riau
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
INDONESIA
Jawa Barat
Jawa Tengah
Banten
Kalimantan Selatan
Jambi
DKI Jakarta
Jawa Timur
Bali
Bengkulu
DI Yogyakarta
TFR MENURUT PROVINSI SDKI 2017SDKI 2012
1,73
1,79
1,88
1,92
2,09
2,09
2,06
2,12
2,13
2,15
2,16
2,20
2,20
2,22
2,21
2,21
2,25
2,23
2,23
2,28
2,28
2,34
2,39
2,47
2,49
2,55
2,57
2,56
2,59
2,61
2,60
2,60
2,63
2,67
2,82
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0
Nusa Tenggara Timur
SulawesiTenggara
Aceh
Papua
Papua Barat
Riau
Nusa Tenggara Barat
INDONESIA
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Gorontalo
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
DKI Jakarta
D.I. Yogyakarta
TFR
TFR menurut Provinsi Indonesia SUPAS
2015 (anak per perempuan)
TFR menurut latar belakang karakteristik
perempuan Indonesia SDKI 2017
2,3
2,6 2,7 2,8 2,9
2,5 2,5
2,3
2,9
2,3 2,3
2,1
2,6
2,4
Perkotaan
Pedesaan
TdakSekolah
TidakTamatSD
TamatSD
TidakTamatSLTA
TamatSLTA
PerguruanTinggi
Terbawah
Menengahbawah
Menengah
Menengahatas
Teratas
Indonesia
Tempat tinggal Pendidikan Indeks kekayaan
TFR
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
FERTILITAS
❑ Fertilitas merupakan hasil dari suatu proses perilaku serta persepsi
dan kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di
mana fertilitas terdapat
❑ Fertilitas melibatkan faktor biologi dan keputusan individu (Supply
dan demand of children)
❑ Berbagai faktor dapat mempengaruhi fertilitas, yaitu faktor sosial,
budaya, termasuk agama, ekonomi dan lain sebagainya
❑ Faktor yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung.
Misalnya perkawinan dan perceraian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
angka fertilitas
❑Davis dan Blake (1956)
Faktor sosial ekonomi
Faktor/variabel
antara Fertilitas
Analytical Framework: Proximate
Determinant of Fertility
Tiga Faktor Antara(Intermediate Variables)
Intercourse
• Umur mulai berhubungan
(intercourse)
permanen,
perempuan
yaitu
yang
• Selibat
proporsi
tidak pernah melakukan
hubungan kelamin seumur
hidupnya
• Lamanya statuskawin
• Abstinensisukarela
• Abstinensiterpaksa
• Frekuensi intercourse
Conception
• Fekunditas atau
infekunditas yang
disebabkan hal-hal yang
tidak disengaja
• Fekunditas atau
infekunditas yang
disebabkan hal-hal yang
disengaja
• Pemakaian alat
kontrasepsi
Gestation
• Aborsi atau mortalitas
janin karena sebab-sebab
yang tidak disengaja
• Aborsi atau mortalitas
janin karena sebab-sebab
yang disengaja.
Teori Penurunan Fertilitas (Freedman)
❑Norma sosial yang berkembang dalam
masyarakat
❑Norma sosial tersebut sangat
berhubungan dengan tingkat kemajuan
perempuan atau pasangan itu atau
masyarakat sekelilingnya.
Teori Penurunan Fertilitas (Davis- Blake)
❑Intermediate variables yang dikemukakan
Davis-Blake menjadi variabel antara yang
menghubungkan antara “norma-norma
fertilitas” yang sudah mapan diterima
masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki
(outcome)
Teori
Penurunan
Fertilitas
(Leibenstein)
Mempunya anak dapat dilihat dari dua
(2) segi ekonomi, yaitu
1. Kegunaan (utility)
• Memberikan kepuasan kepada
orang tua
• Memberi balas jasa ekonomi,
seperti memberikan kiriman
uang kepada
• orang tua pada saat dibutuhkan
• Membantu dalam kegiatan
produksi, seperti membantu
mengolah tanah pertanian
• Merupakan sumber yang dapat
membantu kehidupan orang tua
pada masa depan (investasi)
Teori
Penurunan
Fertilitas
(Leibenstein)
2. Biaya (cost)
• Ada pengeluaran untuk
membesarkan anak.
• “Jika ada kenaikan
pendapatan orang
tua. Aspirasi orang
tua untuk memiliki
anak akan berubah.
Orang tua lebih
menginginkan anak
yang berkualitas”
Bongaarts (1978)
•pemakaian kontrasepsi, perilaku aborsi,
perilaku menyusui, dan efektivitas
kontrasepsi merupakan variabel antara
yang membedakan fertilitas
antarwilayah. Variabel-variabel antara
lainnya tidak berbeda secara nyata
antarwilayah.
Referensi
• Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar-Dasar
Demografi Edisi 2. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
• Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat
Statistik, Kementerian Kesehatan, dan ICF. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2017. Jakarta, Indonesia.
• Badan Pusat Statistik. 2011. Fertilitas Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk
Indonesia 2010. Jakarta, Indonesia.
• Bagoes Mantra, Ida. 2003. Demografi Umum. Yogjakarta. Pustaka Belajar.
• Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2010. Dasar-dasar
• Demografi. Edisi 2. Editor: S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok,Indonesia
• Mardiani, Ita & Purnomi, Nugraha Hari. 2018. Pendalaman Materi Geografi:
Fertilitas dan Mortalitas.
• Siegel, J.S. and David A. Swanson. 2004. The Methods and
Materials of Demography. Second Edition. Elsevier Academic Press.
California,USA.
• United Nations (UN). 2019. World Population Prospects 2019, Online Edition. Rev.
• Department of Economic and Social Affairs, PopulationDivision.
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanTini Wartini
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderShafa Nabilah Eka Puteri
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Roadmap penelitian prodi d iii
Roadmap penelitian prodi d iiiRoadmap penelitian prodi d iii
Roadmap penelitian prodi d iiiadeputra93
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanManajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanAndy Rahman
 
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012Aizawa Kakeru
 

What's hot (20)

Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Modul 2 fertilitas
Modul   2 fertilitasModul   2 fertilitas
Modul 2 fertilitas
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitas
 
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep GenderMakalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
Makalah Kesehatan Reproduksi Konsep Gender
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan ReproduksiKonsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
 
Roadmap penelitian prodi d iii
Roadmap penelitian prodi d iiiRoadmap penelitian prodi d iii
Roadmap penelitian prodi d iii
 
Bias Penelitian
Bias PenelitianBias Penelitian
Bias Penelitian
 
Statistik kesehatan
Statistik kesehatanStatistik kesehatan
Statistik kesehatan
 
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukanBahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
Bahan kuliah kesehatan masyarakat dan kependudukan
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Keluarga berencana
Keluarga berencanaKeluarga berencana
Keluarga berencana
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatanManajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
Manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan
 
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012
Analisis dan evaluasi pendataan keluarga 2012
 

Similar to Bahan tayang modul 2 fertilitas

Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanWanjuve
 
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.pptAghnySalsabila
 
dem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptdem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptYulitalt
 
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)Pusdiklat KKB
 
2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning 2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning PusdiklatKKB
 
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelaminKomposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelaminWarung Bidan
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3riyan
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3riyan
 
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptxMinggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptxAnnisyaKurniawan2
 
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptx
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptxPPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptx
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptxRuthTheresia13
 
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNMBahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNMDr.Syahrir Akil
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
FertilitasUFDK
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4riyan
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4riyan
 
Stunting-14-Maret-2019.ppt
Stunting-14-Maret-2019.pptStunting-14-Maret-2019.ppt
Stunting-14-Maret-2019.pptmutianurrahmi1
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxssuseraf14b7
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxekosaputro62
 

Similar to Bahan tayang modul 2 fertilitas (20)

Demografi
DemografiDemografi
Demografi
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitas
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt
02 Komposisi Penduduk_2021 Ilmu Kependudukan.ppt
 
dem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).pptdem3-fert (1).ppt
dem3-fert (1).ppt
 
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
2. fertilitas e learning-new (edit ratu)
 
2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning 2. fertilitas e learning
2. fertilitas e learning
 
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelaminKomposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3
 
Demografi 3
Demografi 3Demografi 3
Demografi 3
 
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptxMinggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
Minggu 7_Faktor Fertilitas.pptx
 
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptx
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptxPPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptx
PPT_“FERTILITAS DAN MORTALITAS PENDUDUK”_ KELOMPOK 6.pptx
 
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNMBahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
Bahan Persentasi Dr.Syahrir 13 Juni UNM
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4
 
Demografi 4
Demografi 4Demografi 4
Demografi 4
 
Stunting-14-Maret-2019.ppt
Stunting-14-Maret-2019.pptStunting-14-Maret-2019.ppt
Stunting-14-Maret-2019.ppt
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
 
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptxpart1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
part1-Materi-Ke-3.-Peran-nakes-dlm-penanganan-stunting.pptx
 

More from PusdiklatKKB

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6PusdiklatKKB
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalPusdiklatKKB
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 

More from PusdiklatKKB (20)

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6
 
Demografi modul 1
Demografi modul 1Demografi modul 1
Demografi modul 1
 
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn finalModul pengelolaan bkb bkkbn final
Modul pengelolaan bkb bkkbn final
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasi
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitas
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
Modul tumbuh kembang anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
 
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
Modul pengasuhan anak usia dini bkkbn rev4
 

Recently uploaded

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 

Bahan tayang modul 2 fertilitas

  • 2. HASIL BELAJAR Setelah mempelajari materi ini , peserta diharapkan mampu memahami konsep, definisi, sumber data dan ukuran fertilitas sertsa melakukan analisis fertilitas.
  • 3. INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan definisi dan konsep fertilitas 2. Menjelaskan sumber data fertilitas 3. Menjelaskan ukuran-ukuran fertilitas 4. Menjelaskan indikator fertilitas 5. Menjelaskan tingkat, tren, pola, dan perbedaan fertilitas 6. Menjelaskan determinan fertilitas
  • 4. TOPIK PEMBAHASAN 1. Konsep & Definisi Fertilitas 2. Sumber sumber Data Fertilitas di Indonesia 3. Ukuran Ukuran Fertilitas 4. Indikator Fertilitas 5. Tingkat,Tren dan Perberdaan Fertilitas menurut Wilayah 6. Pola dan Perbedaan Fertilitas 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
  • 6. Konsep dan Definisi Fertilitas (1) • Fertilitas (kelahiran) adalah komponen utama pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk • Fertilitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian pembangunan • Negara-negara dengan pencapaian pembangunan yang lebih baik, seperti tingkat kesehatan, pendidikan, dan perekonomian yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat kelahiran yang lebih rendah.
  • 7. Konsep dan Definisi Fertilitas (2) ❑ Fertilitas ❑ Kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita. ❑ Indikator fertilitas mengukur hasil reproduksi nyata (bayi lahir hidup) dari seorang atau sekelompokperempuan. ❑ Fekunditas ❑ Potensi perempuan untuk melahirkan bayi hidup. ❑ Potensi fisik seseorang prempuan melahirkan anak. Seorang perempuan dikatakan subur kalau sudah melahirkan anak lahir hidup.
  • 8. Konsep dan Definisi Fertilitas (3) ❑ Lahir hidup (live birth) ❑ Kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, seperti ada nafas (bernafas), ada denyut jantung atau denyut tali pusat, atau ada gerakan- gerakan otot. ❑ Lahir mati (still birth) ❑ Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang sudah berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.
  • 9. Konsep dan Definis Fertilitas (4) ❑Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. ❑Ada 2 (dua) macam abortus yaitu: 1.Abortus disengaja (induced abortion), dan 2. Abortus tidak disengaja (spontaneous abortion)
  • 10. Konsep dan Definis Fertilitas (5) ❑Masa reproduksi adalah periode dimana seorang perempuan memiliki potensi untuk menghasilkan keturunan, yang berawal sejak mendapat haid pertama (menarche) dan berakhir pada saat berhenti mendapatkan haid (menopause). ❑Dalam analisis fertilitas, pada umumnya umur 15–49 tahun dijadikan rujukan sebagai masa subur (reproduksi) seorang wanita.
  • 12. Sumber-Sumber Data Fertilitas ❑Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 ❑Survey PendudukAntarSensus (SUPAS) 1976, 1985, 1995, 2005, dan 2015. ❑Survei Prevalensi Kontrasepsi (SPI) 1987 ❑Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991, 1994, 1997, 2002–2003, 2007, 2012, dan 2017.
  • 14. Ukuran Fertilitas Ukuran fertilitas dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada pendekatan yang digunakan, yaitu: 1) Pendekatan yang berbasis pada ukuran yang bersifat periode atau ‘kerat lintang’ (cross-section) atau current, umunya satu atau lima tahun (yearly performance), yang sering juga disebut sebagai current fertility. 2) Pendekatan dengan ukuran yang sifatnya mencerminkan ‘riwayat kelahiran’ atau ‘riwayat reproduksi’. Ukuran ini menggambarkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu tertentu. Ukuran yang bersifat longitudinal atau kohor (reproductive history) mencerminkan sejarah kelahiran semasa hidup seorang perempuan dari awal sampai ahir masa reprosuksi (15–49 tahun).
  • 16. ❑Angka kelahiran (jumlah bayi yang lahir) dalam satu tahun tertentu per 1,000 penduduk CBR= 𝑩 𝑷 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 B = Banyak kelahiran pada suatu periode P= Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang sama. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
  • 17. ❑ Perhitungan CBR masih merupakan perhitungan yang sangat kasar karena penduduk terpapar (exposed to risk) yang digunakan sebagai penyebut adalah penduduk dari semua jenis kelamin termasuk laki-laki dan semua umur termasuk anak-anak dan orang tua, yang tidak mempunyai potensi untuk melahirkan. Contoh: • Menurut hasil SP 2010, banyak kelahiran di Indonesia pada periode 2006–2009 =4.711.853 • Jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 =229.797.144. CBR= x 1.000= 21 ❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 21 kelahiran per 1.000 penduduk di Indonesia Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) 4.711.853 229.797.144
  • 18. ❑ Jumlah kelahiran pada suatu periode per 1.000 penduduk perempuan berumur 15–49 tahun atau 15–49 tahun pada pertengahan periode yang sama. B = Jumlah kelahiran pada suatu periode f= Jumlah penduduk perempuan usia 15–49 tahun pada pertengahanP15–49 periode yang sama. 𝑩 GFR= P15–49 f 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎 Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate/GFR)
  • 19. ❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah kelahiran di Indonesia pada periode 2006–2009 adalah 4.711.853 dan jumlah penduduk perempuan usia 15–49 tahun di Indonesia pada pertengahan periode 2006–2009 adalah 63.358.993. GFR = ❖ Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 74 kelahiran per 1.000 penduduk perempuan usia 15–49 tahun diIndonesia. Angka Fertilitas Umum (General Fertility Rate/GFR) 4.711.853 63.358.993 𝑥 1.000 = 74
  • 20. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) ❑ Jumlah kelahiran dari perempuan pada suatu kelompok umur pada suatu periode tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur dan pertengahan periode yang sama Pi f Bi= Jumlah kelahiran pada suatu periode f Pi = Jumlah penduduk perempuan kelompok umur i pada pertengahan periode yang sama, Misalnya, i = 1 untuk perempuan kelompok umur 15–19 tahun, i = 2 untuk perempuan kelompok umur 20–24 tahun, …, i = 7 untuk perempuan kelompok umur 45–49 tahun. ASFR= bi 𝒙 𝟏. 𝟎𝟎𝟎
  • 21. Perhitungan angka kelahiran menurut umur Indonesia SP 2010 Kelompok umur (1) Jumlah f perempuan (Pi ) (2) Jumlah kelahiran (bi) (3) ASFRi (4) = 1.000 × (3) : (2) 15–19 10.440.955 428.079 41 20–24 10.113.906 1.183.327 117 25–29 10.458.769 1.359.640 130 30–34 9.505.340 998.061 105 35–39 8.781.181 535.652 61 40–44 7.671.330 168.769 22 45–49 6.387.512 38.325 6 Jumlah 63.358.993 4.711.853 482 TFR per 1.000 perempuan 5 × 482 = 2.410
  • 22. Angka kelahiran menurut umur Indonesia SP 2010 41 117 130 105 61 22 6 140 120 100 80 60 40 20 0 15-19 20-24 40-44 45-49 ASFR 25-29 30-34 35-39 Kelompok umur
  • 23. KelebihanASFR • Memperhitungkan kemampuan perempuan untuk melahirkan (tingkat kesuburan) yang berbeda menurut kelompok umur perempuan. • ASFR juga memungkinkan studi fertilitas menurut kohor (tahun kelahiran) atau menurut kelompok umur tertentu dan merupakan dasar perhitungan ukuran reproduksi. • ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas selanjutnya dan ukuran reproduksi (TFR,GRR, dan NRR). Juga merupakan sumber perhitungan banyaknya penduduk umur 0-1 tahun pada perhitungan proyeksi penduduk
  • 24. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate/TFR) ❑ Rata-rata banyaknya kelahiran yang akan dimiliki oleh seorang perempuan pada ahir masa reproduksinya. Contoh ▪ menurut hasil SP 2010,TFR Indonesiaadalah i=7 TFR=5ASFRi =5(41+117 +130+105+61+ 22+6) = 2.410 i=1 ❖ Artinya, secara rata-rata, menurut SP 2010, 1.000 perempuan Indonesia akan memiliki 2.410 anak pada akhir masa reproduksi mereka
  • 25. Anak Lahir Hidup (ALH) ❑ Banyak anak lahir hidup rata-rata sekelompok atau beberapa kelompok perempuan pada saat mulai memasuki masa reproduksi hingga pada saat pengumpulan data dilakukan ALHi adalah jumlah ALH pada perempuan kelompok umuri f Pi adalah jumlah penduduk perempuan kelompok umur i i i i Pf ALH Paritas =
  • 26. Anak lahir hidup (ALH) ❑ Menurut hasil SP 2010, jumlah anak lahir hidup pada perempuan kelompok umur 15–19 tahun di Indonesia adalah 626.135 dan jumlah penduduk perempuan usia 15–19 tahun adalah 10.137.245. Paritas perempuan usia 15– 19 tahun Indonesia menurut SP 2010 adalah ❖Artinya, menurut hasil SP 2010, terdapat 0,06 anak lahir hidup per perempuan usia 15–19 tahun atau 6 anak lahir hidup per 100 perempuan usia 15–19 tahun di Indonesia. 10.137.245 626.135 = 0,0615−19Paritas =
  • 27. Paritas perempuan Indonesia SP 2010 Kelompok umur (1) Jumlah perempuan (P f)i (2) Jumlah anak lahir hidup (ALHi) (3) Paritasi (4) = (3) : (2) 15–19 10.137.245 626.135 0,06 20–24 9.952.260 5.145.830 0,52 25–29 10.656.075 12.720.530 1,19 30–34 9.864.556 18.784.991 1,90 35–39 9.154.279 22.437.913 2,45 40–44 8.192.374 23.313.916 2,85 45–49 7.001.461 21.971.008 3,14 50–54 5.690.615 19.441.608 3,42 Jumlah 70.648.865 124.441.931 1,76
  • 28. ❑ Kelebihan o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei) o Tidak ada referensi waktu, karena meyatakan jumlah ALH sejah wanita tersebut mulai masa reproduksinya sampai saat wawancara terjadi ❑ Kekurangan o Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu. Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecendrungan lupa (memory lapse) dalam melaporkan jumlah kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua o Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH, karena tidak tahu apakah kelahiran yang dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiranhidup Anak lahir hidup (ALH)
  • 29. ❑ Perbandingan antara banyak anak usia di bawah lima tahun (0–4 tahun) dengan banyak penduduk perempuan usia reproduksi. 1.000 15−49 P0–4 adalah banyak penduduk usia 0–4tahun P15– f adalah banyak penduduk usia 15–49tahun 49 P f P0−4 CW R= Rasio Anak Perempuan (Child Woman Ratio/CWR)
  • 30. ❑ Contoh adalah ❖ Artinya, terdapat 348 anak usia 0–4 tahun per 1000 perempuan usia 15–49 tahun di Indonesia. 65.208.804 Menurut SP 2010 P0–4 adalah 22.678.702, dan P15–49 f 65.208.804. CWR= 22.678.702 1.000 = 348 Rasio Anak Perempuan (Child Woman Ratio/CWR)
  • 31. ❑ Kelebihan o Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei) o Berguna untuk indikasi fertilitas di daerah dengan luas wilayah yang kecil dan tidak memungkinkan dibuat ASFR dan TFR ❑ Kekurangan o kualitasnya sangat dipengaruhi secara langsung oleh kualitas pelaporan jumlah anak dan pelaporan umur anak maupun umur ibu o Di banyak negara berkembang, dimana penduduknya umumnya tidak mempunyai catatan tentang kelahiran anak dan umur ibu, kualitas pelaporan rendah o Ukuran ini tidak dapat menangkap kasus kematian anak maupun kematian ibu, khususnya anak usia di bawah satu tahun sehingga ada kemungkinan CWR diperkirakan terlalu rendah dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya o Tidak memperhitungkan tingkat kesuburan perempuan menurut umur seperti halnya ASFR. Rasio Anak Perempuan (Child Woman Ratio/CWR)
  • 32. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reproduction Rate/GRR) ❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka ❑ Rasio jenis kelamin pada saat lahir dan TFR adalah sebagai berikut. ❑ Rumus GRR menggunakan ASFR untuk bayi perempuan adalah sebagai berikut  T F RG R R = 1 0 0 + R J K 0 1 0 0 i=7  i=1 f i ASFRGRR= 5
  • 33. ❑Jika diasumsikan RJK0 Indonesia adalah 105 kelahiran bayi laki-laki per 100 kelahiran bayi perempuan maka GRR Indonesia menurut SP 2010 adalah ❖ Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia reproduksi mereka akan melahirkan 1.176 bayi perempuan. 100  2.410 = 1.176 100 +105 GRR= Angka Reproduksi Kotor (Gross Reproduction Rate/GRR)
  • 34. ❑Keterbatasan Perhitungannya belum melihat kemungkinan adanya kematian bayi perempuan sejak lahir sampai selesai masa reproduksinya. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reproduction Rate/GRR)
  • 35. Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate/NRR) ❑ Jumlah bayi perempuan yang akan dilahirkan oleh suatu kohor perempuan selama usia reproduksi mereka jika anak perempuan mereka mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibu mereka ❑ Merupakan angka fertilitas yang telah memperhitungkan faktor mortalitas, yaitu kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai akhir masa reproduksinya i f i (ASFR  SR f )NRR= 5 i=7  i=1
  • 36. Perhitungan angka reproduksi neto Indonesia SP 2010 Kelompok umur (1) ASFRi (2) ASFRi f (3) = (2) × 100 : (100+RJK0) SRi f * (4) ASFRi f × SRi f (5) = (3) × (4) 15–19 41 20 0,9939 19,9 20–24 117 57 0,9927 56,7 25–29 130 63 0,9913 62,9 30–34 105 51 0,9889 50,6 35–39 61 30 0,9851 29,3 40–44 22 11 0,9794 10,5 45–49 6 3 0,9707 2,8 Jumlah 232,7 NRR per 1.000 perempuan 5 × 232,7 = 1.164 36 164.17,2325)971,06979,022985,061989,0105 991,0130993,0117994,041( 100105 100 5 ==+++ +++ + =NRR Artinya, suatu kohor yang terdiri dari 1.000 perempuan Indonesia selama usia reproduksi mereka akan melahirkan 1.164 bayi perempuan yang akan tetap hidup sampai usia ibu mereka.
  • 38. Angka Kelahian Kasar (CBR) Dunia, Negara-negara Maju, Dan Negara-negara Berkembang: 1950–2100 36,9 11,6 9,6 43,7 11,8 20 15 10 5 0 25 22,3 45 40 35 30 1950-1955 1955-1960 1960-1965 1965-1970 1970-1975 1975-1980 1980-1985 1985-1990 1990-1995 1995-2000 2000-2005 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025 2025-2030 2030-2035 2035-2040 2040-2045 2045-2050 2050-2055 2055-2060 2060-2065 2065-2070 2070-2075 2075-2080 2080-2085 2085-2090 2090-2095 2095-2100 CBR50 Dunia Periode Negara-negara maju Negara-negara berkembang
  • 39. Angka fertilitas total (TFR) dunia, negara-negara maju, dan negara-negara berkembang: 1950–2100 1,78 1,95 1,94 0 1 2,82 2 1950-1955 1955-1960 1960-1965 1965-1970 1970-1975 1975-1980 1980-1985 1985-1990 1990-1995 1995-2000 2000-2005 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025 2025-2030 2030-2035 2035-2040 2040-2045 2045-2050 2050-2055 2055-2060 2060-2065 2065-2070 2070-2075 2075-2080 2080-2085 2085-2090 2090-2095 2095-2100 TFR 7 6,08 6 5 4,97 4 3 Periode Dunia Negara-negara maju Negara-negara berkembang
  • 41. 8,3 9,5 13,3 15,1 15,9 16,8 16,8 19,6 20,4 21,4 27,9 16,3 5,0 0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 CBR Angka kelahiran kasar (CBR) negara-negara di Asia Tenggara 2015–2020
  • 42. 1,24 1,46 1,76 1,92 2,02 2,07 2,22 2,39 2,45 2,48 3,60 2,14 TFR 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 Angka fertilitas total negara-negara di Asia Tenggara 2015–2020
  • 43. Angka kelahiran kasar (CBR) Indonesia 1950–2100 42,7 44,9 5,0 9,7 0 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 CBR Periode
  • 44. Angka fertilitas total Indonesia 1950–2100 6,0 5,49 5,0 4,0 3,0 2,0 1,78 1,0 0,0 TFR Periode PBB (2019) SP/SUPAS SDKI
  • 45. Tren Angka Kelahiran Total (TFR), SDKI 1991-2017 2,6 2,3 2,4 2,4 2,3 2,4 2,3 3,2 3,2 3 2,7 2,8 2,8 2,6 3 2,9 2,8 2,6 2,6 2,6 2,4 SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002-03 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017 Perkotaan Perdesaan Total
  • 47. POLA DAN PERBEDAAN FERTILITAS •Fertilitas bervariasi menurut latar belakang perempuan. •Variasi tingkat kelahiran menurut umur, tingkat pendidikan, dan tingkat kekayaan disebut pola. •Variasi tingkat kelahiran menurut tempat tinggal dan provinsi disebut perbedaan.
  • 48. Angka fertilitas menurut umur (ASFR) Indonesia SP 1971 dan 2010 dan proyeksi 2040–2045 dan 2095–2100 286 273 211 55 17 16 62 102 103 57 14 20 50 200 155 150 124 100 250 300 15-19 ASFR 350 20-24 25-29 30-34 Kelompok umur 35-39 40-44 45-49 SP 1971 SP2010 Proyeksi 2040-2045 Proyeksi 2095-2100
  • 49. 48 138 143 103 62 21 4 36 111 138 113 63 20 4 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 SDKI 2012 SDKI 2017 Kelahiran per 1.000 wanita 67 61 62 51 51 48 36 SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002/03 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017 Kelahiran per 1.000 wanita Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur, SDKI 2012 - 2017 Tren ASFR 15-19 Tahun, SDKI 1991-2017
  • 50. 3,4 3,3 3,3 3,2 2,9 2,9 2,9 2,8 2,8 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,6 2,5 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 2,4 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,2 2,2 2,2 2,2 2,1 2,1 NTT Maluku Papua Papua Barat Maluku Utara Sumatera Utara Riau Kalimantan Utara Sulawesi Tenggara Aceh Sulawesi Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Barat Sulawesi Barat Sumatera Selatan Kalimantan Tengah Gorontalo NTB Sumatera Barat Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Jawa Barat INDONESIA Bangka Belitung Banten Bengkulu Jawa Tengah Jambi Lampung DKI Jakarta Sulawesi Utara Kep. Riau Yogyakarta Bali Jawa Timur 3,7 3,6 3,5 3,3 3,2 3,2 3,1 3,1 3 3 2,9 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,7 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,5 2,5 2,5 2,5 2,3 2,3 2,3 2,3 2,2 2,1 Papua Barat Sulawesi Barat Papua NTT Sulawesi Tengah Maluku Kalimantan Barat Maluku Utara Sumatera Utara Sulawesi Tenggara Riau DI Aceh Sumatera Barat Sumatera Selatan NTB Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Lampung Bangka Belitung Kep. Riau Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Gorontalo INDONESIA Jawa Barat Jawa Tengah Banten Kalimantan Selatan Jambi DKI Jakarta Jawa Timur Bali Bengkulu DI Yogyakarta TFR MENURUT PROVINSI SDKI 2017SDKI 2012
  • 51. 1,73 1,79 1,88 1,92 2,09 2,09 2,06 2,12 2,13 2,15 2,16 2,20 2,20 2,22 2,21 2,21 2,25 2,23 2,23 2,28 2,28 2,34 2,39 2,47 2,49 2,55 2,57 2,56 2,59 2,61 2,60 2,60 2,63 2,67 2,82 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 Nusa Tenggara Timur SulawesiTenggara Aceh Papua Papua Barat Riau Nusa Tenggara Barat INDONESIA Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Kepulauan Riau Kalimantan Timur Gorontalo Sulawesi Selatan Jawa Tengah DKI Jakarta D.I. Yogyakarta TFR TFR menurut Provinsi Indonesia SUPAS 2015 (anak per perempuan)
  • 52. TFR menurut latar belakang karakteristik perempuan Indonesia SDKI 2017 2,3 2,6 2,7 2,8 2,9 2,5 2,5 2,3 2,9 2,3 2,3 2,1 2,6 2,4 Perkotaan Pedesaan TdakSekolah TidakTamatSD TamatSD TidakTamatSLTA TamatSLTA PerguruanTinggi Terbawah Menengahbawah Menengah Menengahatas Teratas Indonesia Tempat tinggal Pendidikan Indeks kekayaan TFR 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0
  • 54. ❑ Fertilitas merupakan hasil dari suatu proses perilaku serta persepsi dan kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di mana fertilitas terdapat ❑ Fertilitas melibatkan faktor biologi dan keputusan individu (Supply dan demand of children) ❑ Berbagai faktor dapat mempengaruhi fertilitas, yaitu faktor sosial, budaya, termasuk agama, ekonomi dan lain sebagainya ❑ Faktor yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung. Misalnya perkawinan dan perceraian Faktor-faktor yang mempengaruhi angka fertilitas
  • 55. ❑Davis dan Blake (1956) Faktor sosial ekonomi Faktor/variabel antara Fertilitas Analytical Framework: Proximate Determinant of Fertility
  • 56. Tiga Faktor Antara(Intermediate Variables) Intercourse • Umur mulai berhubungan (intercourse) permanen, perempuan yaitu yang • Selibat proporsi tidak pernah melakukan hubungan kelamin seumur hidupnya • Lamanya statuskawin • Abstinensisukarela • Abstinensiterpaksa • Frekuensi intercourse Conception • Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja • Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja • Pemakaian alat kontrasepsi Gestation • Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja • Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja.
  • 57. Teori Penurunan Fertilitas (Freedman) ❑Norma sosial yang berkembang dalam masyarakat ❑Norma sosial tersebut sangat berhubungan dengan tingkat kemajuan perempuan atau pasangan itu atau masyarakat sekelilingnya.
  • 58. Teori Penurunan Fertilitas (Davis- Blake) ❑Intermediate variables yang dikemukakan Davis-Blake menjadi variabel antara yang menghubungkan antara “norma-norma fertilitas” yang sudah mapan diterima masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki (outcome)
  • 59. Teori Penurunan Fertilitas (Leibenstein) Mempunya anak dapat dilihat dari dua (2) segi ekonomi, yaitu 1. Kegunaan (utility) • Memberikan kepuasan kepada orang tua • Memberi balas jasa ekonomi, seperti memberikan kiriman uang kepada • orang tua pada saat dibutuhkan • Membantu dalam kegiatan produksi, seperti membantu mengolah tanah pertanian • Merupakan sumber yang dapat membantu kehidupan orang tua pada masa depan (investasi)
  • 60. Teori Penurunan Fertilitas (Leibenstein) 2. Biaya (cost) • Ada pengeluaran untuk membesarkan anak. • “Jika ada kenaikan pendapatan orang tua. Aspirasi orang tua untuk memiliki anak akan berubah. Orang tua lebih menginginkan anak yang berkualitas”
  • 61. Bongaarts (1978) •pemakaian kontrasepsi, perilaku aborsi, perilaku menyusui, dan efektivitas kontrasepsi merupakan variabel antara yang membedakan fertilitas antarwilayah. Variabel-variabel antara lainnya tidak berbeda secara nyata antarwilayah.
  • 62. Referensi • Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar-Dasar Demografi Edisi 2. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. • Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, dan ICF. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta, Indonesia. • Badan Pusat Statistik. 2011. Fertilitas Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta, Indonesia. • Bagoes Mantra, Ida. 2003. Demografi Umum. Yogjakarta. Pustaka Belajar. • Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2010. Dasar-dasar • Demografi. Edisi 2. Editor: S.M. Adioetomo dan O.B. Samosir. Depok,Indonesia • Mardiani, Ita & Purnomi, Nugraha Hari. 2018. Pendalaman Materi Geografi: Fertilitas dan Mortalitas. • Siegel, J.S. and David A. Swanson. 2004. The Methods and Materials of Demography. Second Edition. Elsevier Academic Press. California,USA. • United Nations (UN). 2019. World Population Prospects 2019, Online Edition. Rev. • Department of Economic and Social Affairs, PopulationDivision.