2. Apa itu teknik sampling?
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel (Sugiyono, 2001).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif (Margono, 2004).
Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk
menentukan sampel. Jadi, sebuah penelitian yang baik
haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik
dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai
subjek penelitian.
3. Langkah-langkah dalam teknik sampling
Menentukan populasi
Mencari data akurat unit populasi
Memilih sampel yang representative
Menentukan jumlah sampel yang memadai
4. Teknik
Sampling
Probability
Sampling
Non-
Probability
Sampling
Simple random sampling
Stratified Random Sampling
Cluster Random Sampling
Systematic Sampling
Convenience Sampling
Snowball Sampling
Purposive Sampling
Haphazard Sampling
Teknik sampling yang
memberikan peluang
yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Teknik sampling yang
tidak memberikan
peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap
unsur (anggota)
populasi untuk dipilig
menjadi sampel.
5. Simple random sampling
Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih
secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa
penelitian cenderung bersifat deskriptif atau
bersifat umum. Setiap unsur populasi harus
memiliki kesempatan yang sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel.
Contoh: misalnya ada “pembiayaan
pembangunan pendidikan dasar di Jawa
Barat”, sampelnya adalah seluruh siswa SD
dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap
seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokkan
terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD
maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel
sama.
Stratified Random Sampling
Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi
kita bagi ke dalam sub populasi (strata), karena
mempunyai karakteristik yang heterogen dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang
signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian,
maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini.
Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple
random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin
mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebijakan.
Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki
sikap yang positif terhadap kebijakan perusahaan. Agar
dapat menguji dugaan tersebut maka sampelnya harus
terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan
bawah. Kemudian dari masing-masing strata dipilih
manajer dengan teknik simple random sampling.
Probability Sampling
6. Probability Sampling
Cluster Random Sampling Systematic Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara
gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan
sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda
dengan pembentukan strata, satuan sampling yang
ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.
Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih
kluster dengan cara simple random sampling (2)
Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika
pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut
Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh: Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas,
karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota
tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap
kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-
kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel
klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan
dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara
random.
Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada
ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat
pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada
peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis,
yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah
yang “keberapa”.
Contoh: Misalnya setiap unsur populasi yang keenam,
yang bisa dijadikan sampel. Soal ”keberapa”-nya satu
unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada
ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam
satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan
diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di
antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
7. Non-Probability Sampling
Convenience Sampling Snowball Sampling
Contoh: misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui
tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia
menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang
yang dia jumpai bukan orang yang mengerti tentang
kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas
kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau
walikota Jakarta Selatan.
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan
kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel
karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia
mengenal orang tersebut.
Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika
peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.
Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel
pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa
dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan
berdasarkan informasi dari responden sebelumnya.
Contoh: Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui
pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan.
Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta
kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai
teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang
berhasil di wawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa
menghentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa
juga dilakukan pada pencandu narkotika, para gay, atau
kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
8. Non-Probability Sampling
Purposive Sampling Haphazard Sampling
Merupakan teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau
kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai
dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan
yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel
karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan
bagi penelitian yang dia buat.
Merupakan teknik sampling dimana Satuan sampling dipilih
sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun
tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh: Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian
mengenai kompetensi dosen di sebuah universitas,
pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa
dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan
datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan
penelitian.