Bayi baru lahir membutuhkan penyesuaian terhadap lingkungan baru di luar rahim. Terdapat beberapa perubahan fisiologis utama pada sistem pernapasan, kardiovaskuler, dan termoregulasi untuk memungkinkan bayi hidup mandiri. Asuhan neonatus berfokus pada pencegahan hipotermi dan evaluasi nilai Apgar untuk mengetahui kondisi bayi.
1. ASUHAN PADA BAYI BARU
LAHIR
Asuhan Neonatus, bayi dan balita
Agusanna Dewi Silangit, SST, M. Kes
2. BAYI BARU LAHIR
Bayi
baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus
(Latin ) adl: Bayi yg baru dilahirkan sampai dgn umur
4 mgg
BBL normal adl Bayi yg baru dilahirkan pd
kehamilan cukup bulan, BB bayi antara 2500 gram
sampai dgn 4000 gram & tanpa tanda asfiksia &
penyakit penyerta lainya.
Neonatal Dini adl BBL sampai dgn usia 1 mgg
Neonatal lanjut adl BBL dari usia 8 hari sampai
dgn usia 28 hari.
3. CIRI – CIRI UMUM BBL
NORMAL
Bernafas & menangis spontan
Frekuensi berkisar 180x/menit
Warna kulit kemerah – merahan & terdpt verniks
caseosa atau bersih
Lemak subkutan ckp tebal
Rambut lanugo & rambut kepala tumbuh dgn baik
Aktifitas atau gerakan aktif ekstremitas dlm
keadaan afleksi
BB berkisar antara 2500 – 3000 gr
PB antara 50 – 55 cm
Ukuran kepala a/l : FO 34 cm, MO 35 cm, SOB 32
cm
4. ∗ Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus ke luar
uterus, maka bayi menerima rangsangan yg bersifat
kimiawi, mekanik & termik.
∗ Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan mengalami
perubahan - perubahan
5. PERUBAHAN-PERUBAHAN
FISIOLOGIS PADA BAYI BARU
LAHIR
1. Perubahan pada Sistem Pernapasan
Rangsangan u/ grk pernafasan :
Tekanan mekanik dr thoraks
Pe↓ Pa O2 & ke↑ Pa CO2
Rangsangan dingin pd daerah muka
Upaya bernafas pertama seorang bayi
berfungsi u/ :
1. Mengeluarkan cairan dlm paru – paru
2. Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru
u/ pertama kali
6. Proses Mekanis (penekanan dari
thorak pada saat melalui vagina)
Kehilangan
cairan
Hentakan
balik dada
Tekanan negative intra
thorak
+
Rangsangan kimiawi, thermal,
mekanikal, sensori
Penggerakan pernafasan
pertama
Masuknya udara
Permulaan penurunan tekanan
permukaan alveolus
Peningkatan PaO2 alveolus
Peningkatan volume pembuluh
darah paru-paru
Pembukaan pembuluh darah
paru
Peningkatan sirkulasi limfe
Peningkatan aliran darah ke
dalam paru
Peningkatan oksigenasi yang
adequat
7. PERKEMBANGAN SISTEM PULMONER
Umur Kehamilan
24 hari
26 – 28 hari
6 minggu
12 minggu
24 minggu
28 minggu
34 – 36 minggu
Perkembangan
Bakal paru-paru terbentuk
Kedua bronchi membesar
Di bentuk segmen bronchus
Differensial lobus
Dibentuk alveolus
Dibentuk Surfaktan
Struktur Matang
8. Lanjutan
2. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Tjd perubahan besar, yaitu :
Penutupan foramen ovale pd atrium
jantung
Penutupan duktus arteriosus antara
arteri paru2 & aorta
Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt
Volume drh pd BBL berkisar 80 – 110
ml/kg
9. Tali Pusat Diklem
Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah)
Tertutupnya ductus
venosus
Pertama kali
bernafas
Meningkatnya system resistensi
Tekanan dari atrium
kanan berkurang
dibandingkan dg
atrium kiri
Darah ke hati dan
system portal
Paru-paru
berkembang
Paru-paru mengeluarkan
cairan
Perubahan dr kanan
ke kiri meninggalkan dr
kiri ke kanan dr aliran
darah
Meningkatnya tingkat
sirkulasi oksigen dalam
sirkulasi pulmonary
Menurunnya resistensi vaskuler
pulmonary
Meningkatnya tekanan di atrium kiri
Tertutupnya foramen ovale
Lingkungan yg dingin
Tertutupnya ductus
arteriosus
10. 3. Perubahan pd Sistem Thermogenik
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4
cara a/l :
Konveksi : Proses hilangnya pns tbh
melalui kontak dgn udara yg dingin
di sktrnya
Radiasi :Proses hilangnya pns tbh bl
by diletakkan dkt dgn benda2 yg lbh
rendah suhunya dr suhu tbhnya
Evaporasi : Proses hilangnya pns
tbh bl by berada dlm keadaan bsh
Konduksi : Proses hilangnya pns
tbh melalui kontak lgs dgn benda2
yg mempunyai suhu lbh rendah
11. Lanjutan
4. Perubahan pd Sistem Renal
Ginjal pd BBL sdh berfungsi, ttp blm
sempurna.
BBL hrs BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr,
dgn jumlah urin sktr 20 – 30 ml/hr &
me↑ mjd 100 – 200 ml/hr pd wkt akhir
mgg pertama
12. Lanjutan
5. Perubahan pd Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi &
tgt pd ukuran by, sktr 30 – 90 ml.
Pengosongan dimulai dlm bbrp mnt pd
saat pemberian makanan & selesai antara
2 – 4 jam stlh pemberian makanan &
pengosongan ini dipengaruhi o/ bbrp
faktor a/l wkt & volume makanan, jns &
suhu makanan serta stres fisik.
13. Lanjutan
6. Perubahan pd Sistem Hepar
Liver bayi mempunyai peranan yg ptg
dlm hal :
• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk
glukosa shg BBL mdh terkena
hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas
fungsional u/ mengubah bilirubin,
14. Lanjutan
7. Perubahan pd Sistem Immunitas
Sistem immunitas BBL blm matang, shg
menyebabkan BBL rentan thd berbagai
infeksi & alergi
Sedangkan sistem immunitas yg telah
matang akan memberikan kekebalan alami
& kekebalan didpt pd tbh
Kekebalan alami t/d struktur pertahanan
tbh yg mencegah a/ meminimalkan infeksi
15. Lanjutan
8. Perubahan pd Sistem Integumen
Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp blm
matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt
tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
By aterm memiliki kulit erithemathous
Kulit srg kelihatan berbintik & lurik2
Tgn & kaki sdkt sianosis
16. Lanjutan
9. Perubahan pd Sistem Repro
Pd bayi perempuan labia mayora &
minora mengaburkan vestibulum &
menutupi klitoris
Pd bayi laki-laki preputium biasanya tdk
sepenuhnya tertarik msk
Pd BBL baik perempuan / laki-laki srg
ditemukan pembengkakan payudara
17. Lanjutan
10.Perubahan pd Sistem Skeletal
Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk
proposional
Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dpt
ditekuk dgn mdh
BBL dpt mengangkat & memutar
kepala ketika menelungkup
20. PENDAHULUAN
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh
pd BBL blm berfungsi sempurna,
permukaan tubuh bayi relatif luas, tubuh
bayi terlalu kecil utk memproduksi &
menghslkan panas sebabkan BBL mudah
sekali terkena Hipotermi.
Disebut hipotermi bila suhu tubuh turun di
bwh 36,5 °C
( N : 36,5 °C – 37,5 °C )
21. MEKANISME KEHILANGAN PANAS
PD BBL
EVAPORASI
Proses kehilangan panas pd bayi krn
penguapan cairan ketuban pd
permukaan tubuh oleh panas
tubuh
bayi sendiri krn tdk sgr dikeringkan.
22. KONDUKSI
Kehilangan panas tubuh mll kontak
langs ant tubuh bayi dgn
permukaan
yg dingin.
KONVEKSI
kehilangan panas pd bayi yg tjd
saat bayi terpapar udara sekiar yg
lebih dingin.
23.
RADIASI
Kehilangan panas yg tjd krn bayi
ditempatkan di dekat bendabenda
yg mempunyai suhu tubuh lebih rendah
dr suhu tubuh bayi.
24. PENILAIAN HIPOTERMI
BBL
Gejala Hipotermi BBL
1. Bayi tdk mau menyusu/minum
2. Bayi tampak lesu
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dlm keadaan berat, denyut
jantung
bayi menurun & kulit bayi mengeras
26. Tanda-tanda Hipoter mi
Ber at
1.
2.
3.
4.
5.
Bibir & kuku kebiruan
Pernafasan lambat
Pernafasan tdk teratur
Bunyi jantung lambat
Selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia & asidosis metabolik
27. Tanda-tanda Stadium
Lanjut Hipoter mi
1. Muka, ujung kaki & tangan berwarna
merah terang.
2. Bagian tubuh lainnya pucat
3. Kulit mengeras merah & timbul edema
terutama pd punggung, kaki & tangan
28. PENCEGAHAN
HIPOTERMI
1. Segera mengeringkan bayi setelah lahir
2. Menyelimuti bayi dengan selimut atau kain
bersih, kering dan hangat
3. Menutupi kepala bayi dengan topi
4. Bonding attachment dan memberikan ASI
5. Tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir (sampai suhu tubuh stabil)
6. Rawat gabung
29. EVALUASI NILAI
APGAR
KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn
menggunakan nilai APGAR.
Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia/tdk.
Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan
30. USAHA BERNAFAS
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn
lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan
& pemberian O2 hingga respirasi kembali normal.
CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS
1. kepala bayi dimiringkan agar cairan
berkumpul di mulut & tdk di faring bag
belakang
2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar
cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung akan
menimbulkan pernafasan megapmegap.
31. 3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami
depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea
dgn menggunakan pipa endotrakea.
MENILAI USAHA BERNAFAS
1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,
menilai frekuensi denyut jantung
2. Bila bayi mengalami apnea/sukar
bernafas lakukan rangsangan taktil dg
menepuk- nepuk atau menyetil telapak kaki
bayi/menggosok-gosok punggung bayi
sambil beri O2 100% kecepatan 5ltr/mnt.
3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas
rangsangan taktil mulai beri VTP.
32. FREKUENSI DENYUT JANTUNG
MENILAI FREKUENSI DENYUT
JANTUNG BAYI
Denyut Jantung pd saat lahir berkisar ant 100180x/mnt & sgr stabil mjd 100-120/140x/mnt.
Penilaian frekuensi denyut jantung bayi
dilakukan apabila pernafasan spontan normal
teratur.
Cara menghitung frekuensi denyut jantung
yaitu dg menghitung jml denyut jantung dlm
6 det x 10 = frekuensi jantung permnt
33. Apabila frekuensi denyut jantung <
100/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan
indikator lakukan VTP.
Apabila detak jantung tdk dpt dideteksi
efinefrin hrs sgr diberikan & pd saat yg
sama VTP & kompresi dada dimulai.
34. W
ARNA KULIT
Menilai warna kulit br dilakukan apabila
bayi bernafas spontan & frekuensi
denyut jantung > 100x/mnt.
Apabila terdpt sianosis sentral, O2 tetap
diberikan.
Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu
diberikan.
35. TONUS OTOT
Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas,
ttp stlh 1 atau 2x tangisan tonus otot bayi
akan bertambah sempurna.
Sgr stlh lahir bayi cenderung u/
memfleksikan tbhnya u/ m’capai posisi
senyamam mungkin.
Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp
mnt hrs dianggap sbg pertanda buruk
anoksia, narkosis, kolaps vaskuler,
sindrom jantung kiri konginental,
hipoglikemia, sindrom down, hematoma
subdural dr sumsum tulang belakang dll.
36. REAKSI PENGHISAPAN
Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek
pd saat jln nafas dibersihkan.
Apabila bayi dlm keadaan menyeringai,
batuk/bersin reaksi penghisapan baik.
37. APGAR ringkasan dari :
A : Appearance : Rupa (warna kulit)
P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung
G : Grimace : Menyeringai (akibat
reflek kateter dlm
hidung)
A : Activity
: Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan
Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2
38. TABEL NILAI APGAR
SKORE
0
1
2
A
Pucat
Bdn merah
ekstremitas biru
Seluruh tbh
kemeraha-merahan
P
Tdk ada
Di bawah 100
Diatas 100
G
Tdk ada
Sedikit gerakan
mimik
Menangis,batuk
bersin
A
Lumpuh
Ekstremitas dlm
fleksi sedikit
Gerakan aktif
R
Tdk
Lemah, tdk teratur
Menangis kuat
JUMLAH
Nilai
39. Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui
keadaan bayi dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan –
sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat
Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai
nilai 7, maka hrs dilakukan tindakan
41. Rawat gabung
Rawat gabung adalah suatu system
perawatan ibu dan anak bersama-sama
pada tempat yang berdekatan sehingga
memungkinkan sewaktu-waktu, setiap
saat ibu dapat menyusui anaknya.
42. Rawat gabung
Rawat gabung adalah satu cara
perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan,
melainkan ditempatkan dalam sebuah
ruangan, kamar atau tempat bersamasama selama 24 jam penuh seharinya,
hal ini merupakan waktu yang baik bagi
ibu dan bayi saling berhubungan dan
dapat memberikan kesempatan bagi
keduanya untuk pemberian ASI.
43. Ada dua jenis rawat gabung :
RG continue : bayi tetap berada
disamping ibu selama 24 jam.
RG parsial : ibu dan bayi bersama sama hanya dalam beberapa jam
seharinya. Misalnya pagi bersama ibu
sementara malam hari dirawat di kamar
bayi.
44. TUJUAN RAWAT GABUNG
a. Memberikan bantuan emosional
ex: Ibu dapat memberikan kasi sayang
sepenuhnya kepada bayi.
ex: Memberikan kesempatan kepada ibu dan
keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam
merawat bayi .
b. Penggunaan ASI
ex: Agar bayi dapat sesegera mungkin
mendapatkan kolostrum/ASI.
ex: Produksi ASI akan makin cepat dan banyak
jika diberikan sesering mungkin.
45. TUJUAN RAWAT GABUNG
Pencegahan infeksi
ex: Mencegah terjadinya infeksi silang.
Pendidikan kesehatan
ex: Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
ibu.
Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
46. MANFAAT RAWAT GABUNG
Bagi ibu
1) Aspek psikologi
- Terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi.
- Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat
bayinya.
- Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu
dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga
akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat
berfungsi dengan baik, hal ini akan memperlancar produksi ASI.
2)Aspek fisik
- Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan
menyusui akan terjadi
kontraksi rahim yang baik.
- Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat
mempercepat mobilisasi.
47. Bagi bayi
1) Aspek psikologi
- berpengaruh terhadap perkembangan
psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan
tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi.
- Bayi akan mendapatkan rasa aman dan
terlindung
48. 2) Aspek fisik
- Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI
jolong yang dapat memberikan
kekebalan/antibodi.
- Bayi segera mendapatkan makanan sesuai
pertumbuhannya.
- Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil.
- Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat
berkurang.
- Penyakit sariawan pada bayi dapat
dihindari/dikurangi.
- Alergi terhadap susu buatan berkurang.
49. c. Bagi keluarga
1) Aspek psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi
keluarga untuk memberikan support
pada ibu untuk memberikan ASI pada
bayi.
2) Aspek ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu
cepat pulih kembali dan bayi tidak
menjadi sakit sehingga biaya perawatan
50. d. Bagi petugas
1) Aspek psikologi
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang
perawatan tenang dan dapat melakukan
pekerjaan lainnya.
2) Aspek fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena
sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan
tidak perlu repot menyediakan dan memberikan
susu buatan.
51. PELAKSANAAN
RG
a. Di poliklinik kebidanan
- Penyuluhan tentang ASI.
- Memutar film.
- Melayani konsultasi masalah ibu dan
anak.
52. b. Kamar persiapan
- Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang
ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar
bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi
sejak mereka berada di poliklinik.
- Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah
melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam
ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb
untuk membantu memberikan konseling ASI.
- Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau
kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya
akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
53. c. Kamar Persalinan
- Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster
tentang
menyusui yang baik dan benar. Serta
menyusui segera setelah lahir.
- Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera
disusukan. Rangsangan pada puting susu akan
merangsang hormon
prolaktin dan oksitosin untuk
segera memproduksi ASI.
54. d. Kamar perawatan
- Bayi diletakkan dekat dengan ibunya.
- Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak
normal.
- Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan
cara merawat payudara.
- Mencatat keadaan bayi sehari-hari.
- KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi,
perawatan payudara, cara memandikan bayi,
immunisasi
dan penanggulangan diare.
- Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus.
55. SASARAN DAN SYARAT
RG
a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau
bokong.
b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat
dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada
tanda-tanda infeksi dsb.
c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi
umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh
(bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.
h. Bayi dan ibu sehat.
56. KONTRA
INDIKASI
Rawat gabung tidak dianjurkan pada
keadaan :
a. Ibu
- Penyakit jantung derajat III.
- Pasca eklamsi.
- Penyakit infeksi akut, TBC.
- Hepatitis, terinfeksi HIV,
sitimegalovirus, herpes simplek.
- Karsinoma payudara.
57. b. Bayi
- Bayi kejang.
- Sakit berat pada jantung.
- Bayi yang memerlukan pengawasan
intensif.
- Catat bawaan sehingga tidak mampu
menyusu.
58. PERSYARATAN RAWAT GABUNG
YANG IDEAL
a. Bayi
-Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat
oleh ibu.
- Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi.
- Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm.
b. Ibu
- Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm.
-Tinggi 90 cm.
c. Ruang
- Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m.
- Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih
memerlukan perawatan).
59. d. Sarana
- Lemari pakaian.
- Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.
-Tempat cuci tangan ibu.
- Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri.
- Ada sarana penghubung.
- Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas,
pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang
sederhana.
- Perlengkapan perawatan bayi.
e. Petugas
- Rasio petugas dengan pasien 1 : 6.
- Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam
pelaksanaan RG.
60. MODEL PENGATURAN RUANGAN
RAWAT GABUNG
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya.
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar
dengan
bayi pada kamar yang lain
bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu
harus meninggalkan
tempat tidurnya.
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan
dalam
1 ruangan kaca yang kedap udara.
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat
tidur yang sama.
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu.
61. KEUNTUNGAN & KERUGIAN
a. Keuntungan
- Menggalakkan penggunaan ASI.
- Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat.
- Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi
yang aneh.
- Ibu dapat belajar merawat bayi.
- Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan.
- Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar
dalam merawat bayi.
- Berkurangnya infeksi silang.
- Mengurangi beban perawatan terutama dalam
pengawasan.
62. b. Kerugian
- Ibu kurang istirahat.
- Dapat terjadi kesalahan dalam
pemberian
makanan karena pengaruh
orang lain.
- Bayi bisa mendapatkan infeksi dari
pengunjung.
- Pada pelaksanaan ada hambatan
tekhnis/fasilitas.
64. RESUSITASI
PENGERTIAN
Adl suatu tindakan yg dilakukan u/ mencegah
tjdnya asfiksia & memperlancar pernafasan pd
bayi scr spontan & teratur.
INDIKASI
1. Apabila BBL mempunyai nilai APGAR 4-6
(APGAR mnt ke-1 bayi butuh perhatian
khusus, APGAR mnt ke-5 indeks dr
efektifitas resusitasi)
2. Menunjukkan depresi pernafasan sedang
& butuh resusitasi.
65. PENATALAKSANAAN RESUSITASI
A. Langkah Awal (dilakukan dlm 30 dtk)
1. Jaga posisi bayi ttp hangat selimuti
bayi
2. Atur posisi bayi kepala sedikit ekstensi
3. Isap lendir bayi hisap lendir dr mulut
dulu baru hidung.
4. Keringkan & Rangsang bayi keringkan
mulai muka,kepala & bagian tubuh lain dg
sedikit tekanan. Lalu lakukan rangsangan
taktil.
66. 5. Atur kembali posisi kepala & selimuti bayi
ganti kain yg basah dg yg kering
selimuti kecuali muka & dada,kepala bayi
sedikit ekstensi.
6. Penilaian bayi berdasarkan 3 gejala
yg sangat penting : usaha
bernafas,frekuensi denyut jantung &
warna kulit.
67. Menilai Usaha Bernafas
Bila
bernafas spontan & memadai
lanjutkan menilai frekuensi denyut jantung.
Bila bayi Apnoe/sukar bernafas lakukan
rangsangan taktil, beri O2 berkonsentrasi
100% kecepatan 5 liter/mnt bila stlh
beberapa dtk tdk tjd reaksi atas ransangan
taktil mulai pemberian VTP
68. Menilai Frekuensi Denyut Jantung Bayi
Bila
frekuensi denyut jantung > dr 100x/mnt
& bayi bernafas spontan teratur
lanjutkan menilai warna kulit.
Bila frekuensi denyut jantung < dr
100x/mnt, wlaupun bayi bernafas spontan
indikasi dilakukan VTP.
Apabila denyut jantung tdk dpt dideteksi
epinefrin diberikan, saat yg sama VTP &
kompresi dada dimulai.
69. Menilai Warna Kulit
Penilaian
warna kulit baru dilakukan apabila
bayi bernafas spontan & frekuensi denyut
jantung bayi > dr 100x/mnt.
Apabila terdpt sianosis sentral O2 tetap
diberikan
Apabila sianosis perifer O2 tdk perlu
diberikan.
70. VENTILASI TEKANAN POSITIF
VTP
dilakukan dg sungkup & balon
resusitasi atau dg sungkup & tabung.
Kecepatan ventilasi 40 – 60x/mnt
Tekanan ventilasi u/ nafas pertama 30 – 40
cmH2O, stlh nafas pertama butuh tekanan
15 – 20 cmH2O.
Suara nafas didengar dg stetoskop
adanya suara nafas dikedua paru2x mrpk
indikasi bhw bayi mendpt ventilasi dg
benar.
71. Menilai frekuensi Denyut Jantung
Bayi pd saat VTP
Frekuensi
denyut jantung dinilai stlh selesai
melakukan ventilasi 15 – 20 det pertama.
Apabila frekuensi denyut jantung >100x/mnt
#. Bayi mulai bernafas spontan lakukan
rangsangan taktil u/ merangsang frekuensi &
dlmnya pernafasan VTP dihentikan & O2 arus
bebas diberikan
#. Klau wajah bayi tampak merah O2 kurangi
secara bertahap.
#. Apabila pernafasan spontan & adekuat tdk tjd
VTP dilanjutkan
72. Apabila
frekuensi denyut jantung bayi ant
60 – 100x/mnt
#. VTP dilanjutkan dgn memantau
frekuensi denyut jantung bayi.
#. Apabila frekuensi denyut jantung bayi <
60x/mnt mulai kompresi dada.
Apabila frekuensi denyut jantung bayi <
60x/mnt VTP dilanjutkan – periksa
ventilasi apakah adekuat & O2 yg
diberikan benar 100% segera mulai
kompresi dada.
73. PEMASANGAN KATETER
OROGASTRIK
VTP
dg balon & sungkup lebih lama dr 2
mnt hrs dipasang kateter orogastrik & ttp
terpasang slm ventilasi krn selama ventilasi
udara dr orofaring dpt msk ke dlm
esofagus & lambung
Alat yg dipakai ialah pipa orogatrik nomor
8F semprit 20ml.
74. KOMPRESI DADA
Kompresi
dada dilakukan ⅓ bagian bawah
tulang dada dibwh garis khayal yg
menghubkan kedua putting susu bayi
Rasio kompresi dada & ventilasi dlm 1 mnt
ialah 90 kompresi dasa & 30 ventilasi
(rasio 3 : 1) kompresi dada dilakukan 3x
dlm 1½ dtk & ½ dtk u/ ventilasi 1x
75. MEMBERIKAN OBAT2XAN
Obat2xan
diberikan bila Frekuensi jantung
bayi ttp dibawah 60x/mnt wlaupun telah
dilakukan ventilasi adekuat (dg O 2 100%) &
kompresi dada u/ paling sedikit 30 dtk atau
Frekuensi Jantung Nol.
Dosis obat obat didasarkan pada BB bayi
Vena umbikalis ialah t4 yg dipilih u/
pemberian obat
Epinefrin ialah obat pertama yg diberikan.
76. Dosis
Epinefrin : 0,1 – 0,3 ml/kg u/ larutan
berkadar 1 : 10.000 diberikan IV / memakai
pipa endotrakeal.
Volume expanders digunakan u/
menanggulangi efek hipovelemia.dosis 10
ml/kg diberikan IV dg kecepatan pemberian
wkt 5 – 10 mnt.
RESUSITASI
KARDIOPULMONAR DIHENTIKAN
APABILA SETELAH 30 MENIT TINDAKAN
RESUSITASI DILAKUKAN TIDAK ADA RESPON
DARI BAYI
77. ASUHAN PASCA RESUSITASI
Dilakukan pd keadaan :
Resusitasi Berhasil : bayi bernafas normal
sesdh langkah awal/sesdh ventilasi,perlu
pemantauan & dukungan.
Resusitasi Tdk/kurang berhasil : bayi perlu
rujukan yaitu sesdh ventilasi 2mnt blm
bernafas/bayi sdh bernafas ttp mengapmengap/pd pemantauan kondisinya makin
memburuk.
Resusitasi gagal : stlh 2mnt diventilasi bayi
gagal bernafas.
78.
79. BONDING
Dimulainya interaksi : emosi, fisik, dan sensorik
antara orang tua dan bayi (segera setelah lahir)
ATTACHMENT
Ikatan perasaan yang terjadi antara individu
Meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan evaluasi dan fisik yang akrab
(Nelson & May, 1986)
81. Faktor keterikatan ibu - bayi
LINGKUNGAN
Penampilan
Sentuhan
Kontak mata
Aroma
PERSONAL
IBU
SIKLUS HUBUNGAN
Aroma
Nangis
Kontak mata
Penampilan
LINGKUNGAN
TEMPERAMEN
BAYI
83. PRINSIP IKATAN KASIH SAYANG
( KLOUS & KENNEL)
Menit dan jam pertama kelahiran :
Periode sensitif & wkt yg optimal u/ kontak ortu
& bayi
Sentuhan ortu untuk pertama kali
Timbul respon khusus dari bayi thd ortu :
dimulainya hub
Ikatan yg baik & sistimatis
Isyarat bayi : gerakan bola mata pada ibu
Individu yang terlibat dlm proses persalinan,
memiliki ikatan yg kuat dgn bayinya
Bbrp kejadian awal persalinan cemas yg berupa
Mempengaruhi keterikatan ortu – bayi
84. ASPEK KASIH SAYANG DARI AYAH SAMA
DGN IBU, SEHINGGA AYAH DIHARAPKAN
BERPARTISIPASI DI DLM PROSES
KELAHIRAN & PERAWATAN BAYI
(Reeder/Martin)
HASIL RISET (REEDER, 1983)
AYAH YG MELIHAT PROSES PERSALINAN DAN
MERAWAT BAYI MENUNJUKAN TINGKAH LAKU
“KETERIKATAN KASIH SAYANG” LEBIH BERAT
DARIPADA AYAH YG TDK MELIHAT PROSES
PERSALINAN & TDK MERAWAT BAYI
(Reeder/Martin)
85. DAMPAK POSITIF PADA BAYI
Menurut Klaus
Bayi merasa : dicintai, diperhatikan,
mempercayai dan menumbuhkan sikap
sosial
Bayi merasa : aman, berani mengadakan
eksplorasi bertambahnya pengertian
Merupakan awal menciptakan dasar
“kepribadian positif” yaitu perasaan besar
hati dan sikap positif terhadap orang lain.
(Reeder/Martin)
86. Orang tua, melalui suara
Orang lain
Belajar berinteraksi
Ada keterikatan dengan ibu
ADA KASIH SAYANG
87. DAMPAK TDK TJDINYA
KETERIKATAN KASIH SAYANG DG SEGERA
(KLAUS)
TERTUNDANYA PERKEMBANGAN TINGKAH
LAKU ANAK, DITANDAI :
1. TINGKAH LAKU STERIOTIP : tidur di lantai,
menghisap jari, membenturkan badan
2. SOSIAL ABNORMALY : ketakutan, cari
perhatian pada orang dewasa
3. KEMUNDURAN
MOTORIK,
KOGNITIF,
VERBAL
4. SIKAP APATIS
(Reeder/Martin)
88. HAMBATAN DALAM “BONDING
ATTACHMENT” ORTU – BAYI
Kurang support system
Ibu dengan resiko
Bayi dengan resiko
Kehadiran bayi tidak diharapkan
UPAYA MENINGKATAN KETERIKATAN KASIH
SAYANG IBU-BAYI-KELUARGA
Adaptasi
Kontak sedini mungkin
Fasilitas untuk kontak lebih lama
Penekanan pada hal-hal positif
Keterlibatan anggota keluarga lain
Informasi bertahap
89. PERAN BIDAN
•
•
Bidan/perawat hrs dpt menciptakan s/ lingk yg
meningkatkan kontak positif ortu &
anak.Misalnya: meletakkan bayi yg baru lahir
lahir diatas perut ibu & kmdn menyuruh ibu u/
memeluk & meneteki bayinya.
Bidan/perawat dpt mendorong kesadaran ortu
ttg kemampuan & respon anaknya u/
berkomunikasi,memberi dukungan & dorongan
semangat saat ortu berusaha u/ mjd kompeten &
memainkan perannya dgn penuh kasih &
meningkatkan proses ikatan.
90. PEMBERIAN ASI AW
AL
KEUNTUNGAN
1. Pemberian ASI adl menyenangkan,krn
tersedia dimn saja,kpn saja,tdk butuh
persiapan,alat & perhitungan takaran.
2. ASI bersih,aman & sulit u/ kena cemaran.
ASI sll segar dg bau,rasa & susunan yg
tdk mungkin ditiru.
3. ASI
ibu
anak pasti cocok.
4. ASI punya toleransi yg baik,mudah
dicerna, suhu optimal anak tdk mudah
diare.
91. 5. ASI dpt hindarkan bayi dr penyakit
colostrum punya zat2x/daya
penangkis yg tinggi.
6. ASI dpt berikan rasa kedekatan & kasih
sayang ant ibu & anak yg permanen.
7. ASI puny susunan bhn mknan yg sangat
ideal & tdk dpt ditiru.
8. Menyusukan (ASI) punya daya
kontrasepsi & cegah kehamilan 15–25%
9. ASI sangat murah protein berkhasiat
tinggi yg murah.
92. KANDUNGAN ASI
Protein lactalbumin 60%,casein
40%,protein lain : lysozym & lactoferrin sbg
anti infeksi,ASI jg punya kadar
immunoglobulin tinggi yg beri perlindungan
thd infeksi coli & virus.
Lemak jml lemak ASI sekitar 3,5 %
(berubah sesuai dg diit ibu),kaya akan
lipase,enzym menyerap lemak utk
dijadikan sbg Asam Amino.
93. Karbohidrat yg plg byk Lactose
(6,5–7%) membantu pertumbuhan
lactobasillus & sbg absorsi kalsium pd
bayi.
Air Jml air yg dikandung sekitar
87-87,5% dg berat jenis 1.030 – 1.032
Garam Mineral Jmlnya hanya 0,2%
mengandung sodium,kalsium,besi yg
jmlnya lebih sedikit dr susu sapi.
94. Vitamin tergantung pd kadar vit yg
dimakan o/ ibu,ttp ASI ttp
mengandung semua vitamin,kadar vit
A yg tinggi & vit D yg rendah.
Bakteri umumnya ASI bebas dr
bakteri, kecuali pd keadaan2x spt
mastitis,tuberkolosis,tifus & lain2x
septikemia pd ibu.
95. FAKTOR KEKEBALAN YG
TERDAPAT PD ASI
Faktor pertumbuhan Lactobasillus bifidus
tumbuh cpt & berkembang biak pd sal
mkn bayi yg dpt ASI mengubah laktosa
mjd as. Asetat & as. Laktat suasana
asam menghambat pertumbuhan E.coli
(sebabkan bayi diare)
Faktor anti Staphylokok semacam as.
Linoleat yg mrpk asam lemak tdk jenuh.
96. Antibodi thd penyakit batuk rejan,difteri,
radang paru,peny. Sal pencernaan,acam2x
peny. Virus (radang otak,gondongan,
influensa & cacar).
Komplemen berguna u/ mrusak bakteri
shg kuman dpt mudah dimkn o/ sel darah
putih, juga sbg penawar alergi.
Lisosim berkhasiat memecah dinding sl
bakteri, jmlnya 300x lebih byk dr susu sapi,
zat ini jg tahan thd keasaman lambung.
97. Laktoperoksidase S/ enzim yg
bersama dg zat lain akan berdaya
pembunuh staeptokok.
Laktoferin S/ ikatan besi & protein
yg berdaya anti staphylokok & E.coli.
98. KEUNTUNGAN PEMBERIAN ASI
DINI
Stlh bayi lahir kelenjar mamae ibu
mengeluarkan colostrum
Jadi colostrum adl :
Dikeluarkan dr hari pertama – hr ke-3/ke-4
Lbh byk mengandung protein & zat penangkis
infeksi
Lbh tinggi mineral trutama K, Na & Cl u/
peristaltik usus.
99. Vit yg larut dlm lemak lebih byk.
Tdpt zat yg menghalangi hidrolisasi protein
protein tdk mudah rusak.
Mengurangi gangguan pencernaan & peny
lain & bahkan bisa menurunkan angka
kematian & infeksi usus tertentu mendpt
ASI sedini mungkin.