1. Bonus dari Tuhan
Karya: Nelva Kirana Nurafindraningrum
"Selamat malam pemirsa, kembali lagi dengan saya Enka dari Tar TV. Hari ini tanggal 10
September 2014 pada pukul 7 malam telah terjadi kecelakaan tunggal yang menyebabkan
pengemudi mobil terluka parah. Sebuah mobil menabrak tiang listrik yang berada di bahu jalan.
Diduga, lelaki tersebut menggunakan telepong genggamnya disaat mengemudi. Terlihat sebuah
percakapan antara lelaki tersebut dengan salah satu wanita yang diduga pacarnya dan mereka
memiliki sebuah janji akan bertemu di salah satu cafe mewah untuk candle light dinner. Berita ini
juga sebagai pengingat bagi pemirsa sekalian untuk tidak menggunakan teleponn genggam disaat
mengemudi karena bisa membahayakan diri sendiri maupun orang di sekitar Anda." Ah, baru saja
pulang dari kerjaku yang sangat melelahkan baru saja bersantai dengan duduk di sofa, yang muncul
malah berita yang menyedihkan seperti ini. Lebih baik Aku menyiapkan berkas-berkasku untuk
kubawa ke kantor pemasaran apartemen yang akan kutempati dan beristirahat. Aku Leta dan Aku
ingin tidur sekarang.
Keesokan harinya Aku ke kantor pemasaran tersebut dan membicarakan tentang apartemen
yang akan kutempati dan Aku baru bisa menempatinya sebulan lagi yang berarti Aku harus
menunggu di rumah usang ini selama sebulan kedepan. Tetapi hal itu juga memberikan sedikit
keuntungan kepadaku. Aku tidak perlu jauh-jauh ke kantorku yang lama dan mengurus berkas
kepindahanku ke tempat yang baru. Aku tidak terlalu suka di wilayah ini, jauh dari mall dan
peradaban. Aku tidak suka berada di tempat yang jauh dari mall. Aku terpaksa memilih wilayah ini
karena hanya kantor inilah yang menawarkan lowongan kerja sesuai kemampuanku. Memang susah
mencari pekerjaan dengan keahlian yang pas-pasan sepertiku, padahal Aku sudah mengenyam
pendidikan Sarjana Psikologi dan Sarjana Hukum. Aku bisa memberi nasehat bahkan membantunya
dalam bidang hukum dan peradilan kepada mereka yang membutuhkan. Ya, memang ini nasibku,
semoga
Setelah satu bulan, Aku pindah ke apartemen tersebut. Aku melihat ruanganku dan
menemukan beberapa info melalui foto-fotonya bahwa ruangan ini dulunya ditempati seorang
lelaki yang tampan dan dia suka mendaki gunung. Sungguh beruntungnya Aku jika Aku bertemunya
dan menjadi pasangan seperti Aku dan Gerald dulu. Tapi sayang Gerald sudah meninggal karena
terkena diabetes dan dia meninggal disaat kami sedang menyewa gedung untuk acara pernikahan
kami. Aku tidak akan menemukan orang seperti Gerald, Ia lelaki yang sempurna, Ia lelaki yang
menyayangi kedua orang tuanya dan juga Aku. Ia memiliki sifat seperti Ayahku yang sangat bijaksana
dan seperti pahlawan bagi keluargaku kelak. Ah itu impianku dulu, semua sudah berlalu, tidak
mungkin ada yang bisa menggantikan Gerald. Dan juga lelaki yang menempati apartemen ini
sebelumnya.
Sebulan sudah Aku tinggal di apartemen ini dan Aku menemukan sesuatu yang sangat ganjil.
Aku bertemu dengan arwah yang sepertinya Aku ketahui. Tetapi Aku lupa siapa dia. Arwah tersebut
terus saja menggangguku dan menyuruhku pergi dari apartemen ini. Ia mengatakan ini apartemen
miliknya. Aku kira itu hanya halusinasi semata,tetapi setelah seminggu dan berminggu-minggu
2. kemudian, Aku mengatakan padanya bahwa ini apartemenku dan dia tidak punya hak untuk
mengusirku.
Sudah cukup Aku dibuat muak olehnya, Akupun memberikannya waktu untuk menceritakan
alasannya mengapa Ia terus saja mengusirku. Ia hanya bercerita kalau apartemen ini miliknya, Ia
menunjukkan berbagai fotonya dan keluarganya dan juga barang-barang kesayangannya. Aku mulai
ingat bahwa foto yang Aku lihat saat Aku pindah ke ruangan ini adalah arwah tersebut yang
menggangguku. Atau mungkin Aku yang mengganggunya. Aku tidak peduli, bagaimanapun juga Aku
telah mengeluarkan ongkos banyak untuk membeli ruangan ini, yang berarti ini milikku dan dia tidak
berhak lagi merenggutnya dariku. Apalagi Ia hanyalah arwah, memegang uang saja tidak bisa. Tapi
Ku akui, Ia arwah yang tampan, tidak seperti di film horror biasanya, yang menyeramkan atau
misterius. Ia terlihat bijak. Andai Ia menjadi pangeranku. Ah, cukup berkhayal tentangnya, Ia
hanyalah arwah, tidak mungkin Aku bersamanya untuk menjadi keluarga yang indah. Sepertinya Aku
harus tidur karena besok pagi Aku harus bekerja melayani klienku.
Jam 2 pagi Aku terbangun, Aku telah bermimpi tentangnya, ya mimpi tentang arwah
tersebut, Aku bermimpi tentangnya bahwa Ia merupakan salah satu dokter terkemuka di rumah
sakit Wellace, rumah sakit yang terkenal di kota ini. Aku tidak terlalu peduli, Aku kembali ke kasurku
yang menyenangkan ini. Lebih baik Aku urusi hal itu nanti.
Alarm berdering, malas rasanya untuk bangun dari kasurku ini, tapi Aku harus melayani
klienku, karena Aku tidak ingin membuatnya menyesal atas keterlambatanku dan uang melayang
begitu saja. Tidak akan kubiarkan. Tak biasanya aku serajin ini, mungkin karena uang yang dijanjikan
oleh klienku cukup banyak.
Saat Aku sampai di kantor, Aku langsung menuju ruanganku dan Aku datang lebih dulu
daripada sekretarisku, tidak biasanya hal ini terjadi. Tapi tak apalah, demi kesenangan klienku, Aku
akan melaksanakannya semampuku.
Akhirnya sekretarisku mengabarkan bahwa klienku sudah datang. Akupun
mempersilakannya masuk dan duduk. Ia mempunyai masalah yang tidak terlalu berat, mungkin ini
hari keberuntunganku mendapatkan uang tambahan lebih dari biasanya. Akhirnya Aku bisa kembali
ke apartemenku lebih awal dari biasanya.
Aku baru ingat, Aku harus mencari tahu siapa dia dan mengapa Ia masih bergentayangan di
dunia ini. Aku bawa fotonya ke rumah sakit Wellace dan menanyakan siapa dia. Para petugas di
rumah sakit tersebut mengatakan bahwa Ia dokter teladan dan Ia sudah mengalami koma selama 3
bulan karena kecelakaan di Jl. Freed. Akupun kembali ke apartemenku dan mencari berita tentang
hal tersebut. Aku menemukan bahwa berita tersebut yang menyambutku disaat Aku pulang dari
kantorku. Ternyata Ia sudah memiliki pacar, tapi di daftar pengunjung tidak ada nama wanita muda
dengan nama keluarga yang berbeda. Yang ada hanya pengunjung dengan nama keluarga yang sama
yaitu Greeg. Dan nama arwah tersebut adalah Freed Greeg. Berarti Ia masih saja di dunia ini karena
Ia terpisah antara jiwa dan raganya. Sepertinya Aku harus membantunya agar Ia tidak terus
menggangguku.
3. Ku ajak Freed ke kamar di rumah sakit Wellace dimana Ia dirawat, sungguh tampan
melihatnya dari dekat dan dengan muka murung seperti itu. Semoga harapanku terkabul untuk
bersamanya.
Freedpun kaget saat melihat raganya terbaring di kasur rumah sakit tersebut. Ia mulai
teringat apa yang terjadi kepadanya. Ia mengalami kecelakaan seperti apa yang reporter tersebut
ceritakan. Ia mencoba untuk kembali ke raganya tetapi tetap saja tidak bisa. Ia mencoba
menyentuhnya atau berbaring masuk ke raganya tetapi tetap saja tidak bisa. Ia putus asa dan Ia
pergi dengan muka murung dan Aku tidak mungkin meneriakinya seperti orang gila di tempat umum
seperti ini. Akupun terus menatapi wajahnya yang terbaring di kasur rumah sakit, Ia sangat tampan.
Apalagi Ia terkenal sebagai dokter teladan. Sungguh beruntungnya wanita yang bisa hidup menjadi
pendampingnya, Aku berharap Akulah pendampingnya.
Tak sadar Aku tertidur di dekatnya. Aku merasakan bahwa Ia disini, tetapi arwah tersebut
tidak ada. Dan raga itupun juga tidak ada. Aku terus saja berdoa di dekatnya dan tidak sengaja Aku
sambil meneteskan air mata dan jatuh ke pipinya. Aku mengusap pipinya yang halus dan lembut. Tak
sengaja ku menyentuh bibirnya yang pucat tetapi tetap saja terlihat tampan. Aku tetap menyukainya,
atau mungkin Aku cukup untuk mengaguminya saja, karena Ia sudah punya yang lain dan Aku tidak
mau merebutnya dari orang lain.
Aku ingin pulang dan bercengkrama dengan arwah yang akhir-akhir ini aku akui tampan, Aku
kecup keningnya, Aku berharap Ia tahu Aku ada disini untuknya. Aku ingin pulang dan mengajak
jiwamu kembali ke ragamu dan Aku bisa bersamamu. Setelah Ku kecup keningnya, Aku baru tersadar
bahwa arwah tersebut sedang duduk di sofa di belakangku. Pantas saja Aku merasakannya Ia ada
disini. Berarti Ia melihatku Aku mengecup keningnya, semoga saja Ia tidak melihatnya. Akupun pura-pura
cuek tidak peduli.
"Terima kasih sudah berdoa dan meneteskan air mata untukku" katanya. "Aku tidak
meneteskan air mata untukmu, hanya saja disaat Aku melihat jendela, cahayanya terlalu silau
sehingga tidak sengaja air mataku mengalir"
"Kamu ini ada-ada saja, jendelanya ada di belakangmu disaat kamu meneteskan air mata,
kamu kira Aku tidak melihatmu? Kamu mulai menyukaiku ya"
"Menyukaimu? Tidak mungkin Aku menyukai arwah yang suka menggangguku disaat Aku
ingin bersantai di apartemenku"
"Kalau begitu, terima kasih sudah mengecup keningku"
"Aku tidak mengecup keningmu, hanya saja Aku tersungkur saat ingin melihat sesuatu di
balik kepalamu"
"Sudahlah jangan mengelak lagi, Aku merasakannya meskipun Aku tidak bersama ragaku,
Aku merasakan tetesan air mata dan kecupan yang tulus"
"Benarkah? Maafkan Aku"
"Tidak perlu meminta maaf, Aku senang kau melakukannya untukku. Aku kira kau tidak akan
mempedulikanku."
4. "Tidak ada wanita yang tidak peduli dengan orang sebaik kamu, orang yang tulus membantu
orang yang sakit dan tidak mempedulikan kondisimu sendiri"
"Baru kali ini Aku menemukan wanita sepertimu, yang sabar membantuku dan bisa mandiri
sepertimu, wanita yang selama ini Aku temui wanita yang sangat manja dan selalu ingin perhatian
dariku. Bukan berarti Aku tidak memperhatikannya, hanya saja Ia sangat berlebihan dan membuatku
kesal"
"Ia? Apakah Ia kekasihmu?"
"Sudah tidak lagi. Aku mengalami kecelakaan ini disaat Aku ingin bertemu dengannya dan
memutuskan hubungan kami. Aku harap Ia sudah mempunyai lelaki yang lain sehingga Aku tidak
perlu repot-repot membicarakan hubungan ini kepadanya"
"Oh begitu, lalu apa yang mau kamu lakukan sekarang?"
"Bolehkah Aku meminta bantuanmu?"
"Apa itu? Akan Aku bantu sebisaku"
"Tolong kecup ragaku karena Aku merasakan Aku bisa kembali ke ragaku jika ada kecupan
yang tulus dari orang yang menyayangiku"
"Ah kamu ini ada-ada saja, ini bukan cerita putri tidur, apalagi kamu laki-laki. Dan juga, kita
belum menikah, kita tidak bisa melakukan hal tersebut"
"Lalu apa yang kamu lakukan tadi? Kamu mengecup keningku kan?
"Oh kening, Aku kira yang satunya. Baiklah akan kucoba"
Lalu kukecup keningnya dengan tulus dan tidak sengaja air mataku mengalir dan jatuh di
pipinya. Dan setelah satu menit Aku mengecupnya, tangannya bergerak menandakan jiwanya sudah
kembali ke raganya. Saat Ia tersadar Aku memanggil suster untuk mengecek kondisi Freed. Saat
Freed berdua denganku dan dalam keadaan sadar. Ia heran dengan kehadiranku, Ia melupakanku.
Sungguh sakit rasanya Ia melupakanku begitu saja, Aku kira setelah kejadian itu Ia mengingatku dan
kami bisa hidup bersama. Keluarganyapun datang dan Aku ijin pamit. Keluarganya juga heran
kepadaku, memang Aku tidak pernah ke keluarga Freed. Tetapi Aku ingat siapa Freed, bagaimana Ia
hidup bersamaku saat Ia masih berbentuk arwah dulu.
Aku kembali ke apartemen dan menangis saat perjalanan. Aku harap Ia ingat kepadaku.
Besok paginya, Ia datang ke apartemenku dan mengusirku. Kalau Aku pergi Aku harus tinggal
dimana. Lalu, kuingatkan Ia terhadap sesuatu yang membuatnya terbangun. Aku mengecup
keningnya dan Aku harap Ia mengingatnya. Tetapi Ia malah menyuruhku pergi, meskipun Ia sangat
sopan dalam melakukannya tetapi tetap saja hatiku terasa sakit.
Sementara ini, Aku tinggal di kantorku dimana Aku bekerja, Aku tidur di sofa. Tetapi tak
apalah, mungkin semua ini butuh waktu.
5. Baru sadar buku diaryku selama ini yang berisi Freed dan Aku tertinggal di apartemen. Aku
takut Ia tau bahwa Aku menyukainya. Sangat lucu sekali bagiku jika ada wanita yang
mengungkapkan perasaannya kepada lelaki pujaannya terlebih dahulu.
Aku kembali ke apartemenku yang kini ditinggali Freed. Saat kumasuk apartemen itu tanpa
mengetuk pintu, Aku menemukan Freed sedang membaca buku yang terlihat usang tetapi tetaplah
bagus karena Aku menyukai hal-hal kuno. Ternyata itu buku diaryku, pantas saja terlihat sangat
familiar. Aku langsung merebutnya dan Ia memelukku. Sungguh pelukannya membuatku tidak bisa
mengatakan apapun selain menangis dan memeluknya kembali.
"Terima kasih sudah membantuku bangkit dalam koma tersebut, Aku merasakan terjebak
dalam taman yang indah bersama bidadari"
"Bidadari? Seperti dongeng saja"
"Jangan cuek gitu dong, Aku ingat siapa kamu, bidadari tersebut itu kamu, wanita yang
menyelamatkanku dan sabar dalam mengahapiku. Aku tidak tahu apa jadinya jika kamu tidak mau
membantuku"
"Dulu Aku hanya mau mengusirmu dari apartemenku karena kau sangat menggangguku.
Tetapi sekarang Aku baru sadar kalau kamu orang yang baik. Apakah kau akan kembali ke rumah
sakit Wellace?"
"Ya, aku akan kembali ke rumah sakit Wellace setelah melamarmu menjadi istriku"
Kamipun tertawa bersama dan pergi ke rumah makan untuk candle light dinner, sungguh
mengharukan, Aku kira Ia melupakanku begitu saja. Ternyata tidak.
Memang benar kata orang, kita akan mendapatkan apa yang kita tanam dan melakukan hal
baik tidak ada salahnya. Jika kita mendapatkan rejeki atau jodoh seperti Aku dan Freed itu adalah
bonus dari Tuhan karena kita bisa melaksanakan ujian dari Tuhan.
Nelva Kirana