1. Sejarah Pembentukan Empat
Madzhab Fiqih
Dosen Pengampuh : Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.Pd
created by kelompok 5 :
1. Halimatus Sa’diyah (21901083008)
2. Fidyah Qurrota A’yun (21901083019)
3. Irohdathul Novianti (21901083022)
4. Reza Zantoki (21901083026)
2. PengertianMadzhab
1. Kata madzhab adalah isim kata makan (kata yang
menunjukkan kata tempat) yang diambil dari fi’il madhi
(kata dasar) dzahaba yang berarti pergi. Dapat juga berarti
al-ra’yu yang artinya pendapat.
2. Pengertian mazhab dalam istilah fiqh atau ilmu fiqh
setidaknya meliputi dua pengertian , yaitu:
Jalan pikiran yang digunakan seseorang mujtahid dalam
menetapkan hukum suatu kejadian.
Pendapat atau fatwa seseorang mujtahid atau mufti tetang
hukum suatu kejadian.
3. Sebab Terjadinya Madzhab
Sebab terjadinya sebagai berikut:
1. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, sebagian dari
para sahabatnya pergi ke beberapa wilayah atau negeri
dengan maksud untuk menyiarkan agama islam.
2. Para tabi’in yang tinggal di wilayah yang berbeda-
beda yang telah menerima hadist dari para sahabat
tersebut, mereka menyampaikan pula kepada tabi’it-
tabi’in yang tinggal di wilayah yang berbeda-beda
pula. Imam yang empat yaitu Syafi’i, Maliki, Hanafi,
dan Hambali adalah golongan tabi’in dan tabi’it-
tabi’in, tempat tinggal mereka berbeda-beda.
4. 3. Dengan demikian hadis yang sampai Imam
Maliki belum tentu sampai kepada Imam
Hanafi , begitu pula sebaliknya. Hadist yang
sampai pada imam-imam tersebut juga belum
tentu sampai kepada Imam Syafi’i atau Imam
Hambali. Oleh karena itu masing-masing imam
hanya bisa mencatat hadist-hadist yang sampai
kepadanya, dan dia beramal serta berfatwa
(berpendapat) dengan hadist-hadist yang
diterimanya saja.
6. Madzhab Hanafi
1. Pendiri : Imam Abu Hanafi (703-767 M)
2. Metode pengajaran : metode pengajarannya pada
prinsip syuro ( musyawarah ). Ia menyodorkan problem
hukum pada murid-muridnya untuk dibahas dan
disiskusikan untuk mencari hipotesis dan mencari
solusi-solusinya, karena mengarah pada fiqh hipotesis,
yang serinng mengedapankan sebuah persoalan lewat
pertanyaan “ bagaimana seandainya hal demikian
terjadi?”, mereka akhirnya dikenal sebagai kaum
“bagaimana jika” atau Ahlul-Ra’yu
7. 3. Sumber Hukum
al-qur’an
Sunnah
Ijma’ sahabat
Pendapat sahabat pribadi
Qiyas ( Deduksi Analogis )
Istihsan ( Prefensi )
‘Urf ( Tradisi Lokal )
8. Madzhab Maliki
1. Pendiri : Imam Malik ( 717 – 801 )
2. Metode Pengajaran : Metode pengajaran Imam Malik
didasarkan pada ungkapan hadis dan pembahasan atas
makna-maknanya kemudian dikaitkan dengan konteks
permasalahan yan ada saat itu. Setelah penyusunan Al-
Mutta’ selesai. Imam Malik menjelaskan kitab tersebut
kepada murid-muridnya sebagai mazhabnya, namun ia akan
selalu menambahkan di dalamnya ketika ada informasi baru
yang sampai kepadanya. Imam Malik sangat menghindari
spekulasi dan fiqh hipotesis, sehingga mazhabnya dan para
pengikutnya dikenal sebagai Ahlul-Hadis.
9. 3. Sumber Hukum :
Al-qur’an
Sunnah
Praktik Masyarakat Madinah
Ijma’ Sahabat
Pendapat Individu Sahabat
Qiyas
Tadisi Masyarakat Madinah
Istislah ( Kemaslahatan )
‘Urf ( Tradisi )
10. Madzhab Syafi’i
1. Pendiri : Imam Syafi’i (769- 820 M )
2. Metode Pengajaran : Imam Syafi’i mengkombinasikan
fiqh Hijaz ( Madzhab Maliki ) dengan fiqh Iraq (
Madzhab Hanafi ) dan menciptakan madzab baru yang
ditekan pada murid-muridnya dalam buku yang
dinamakan al-Hujjah ( bukti ). Imam Syafi’i banyak
mereferensikan pendapat-pendapat hukumannya yang ia
tetapkan saat berada di Iraq. Imam Syafi’i memiliki
perbedaan dengan periode keulamaan yang pertama
dalam mensistematisasikan prinsip-prinsip dasar fiqh
yang ia tulis dalam bukunya yang berjudul Ar-Risallah
11. 3. Sumber Hukum :
Al-qur’an
Sunnah
Ijma’
Pendapat Individu Sahabat
Qiyas
Istishab
12. Madzhab Hambali
1. Pendiri : Imam Ahmad (778-855 M)
2. Metode Pengajaran : Perhatian utama Imam Ahmad bin
Hambali adalah pengumpulan, periwayatan, dan interpretasi
hadis. Metode pengajaran melalui pediktean hadis-hadis dari
koleksi lengkapnya yang dikenal sebagai Al-Musnad, yang
memuat lebih dari 30.00 hadis, dan juga berdasarkan
berbagai pendapat dari sahabat berkaitan dengan interpretasi
mereka.
13. 3. Sumber Hukum :
Al-qur’an
Sunnah
Ijma’ Sahabat
Pendapat individu Sahabat
Hadis Daif
Qiyas