Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1

natal kristiono
natal kristionoDosen di Universitas Negeri Semarang
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1
SUBYEK HUKUM
adalah pendukung hak dan kewajiban. Menurut
hukum Indonesia subyek hukum adalah
persoon (manusia) dan recht persoon (badan
hukum). Pada prinsipnya manusia lahir hidup ia
berposisi sebagai subyek hukum, kecuali
apabila ada kepentingan bagi bayi dalam
kandungan sudah berposisi sebagai subyek
hukum (dalam hal pewarisan).
HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA
1. Hubungan antara subyek hukum dengan subyek
hukum lain,
secara horizontal ada 2 kategori hubungan hukum :
a. Hubungan perjanjian dilapangan harta kekayaan
akan menimbulkan hak dan kewajiban.
b. Hubungan perjanjian atau perikatan dilapangan
hukum keluarga akan menimbulkan status, dan
ada hak dan kewajiban dilingkungan hukum
keluarga.
2. Hubungan antara subyek hukum dengan
masyarakat/negara merupakan hubungan hukum
vertikal, menimbulkan hak dan kewajiban dalam
lingkungan hukum publik, antara lain : Pajak, Pidana,
kewarganegaraan dan sebagainya.
HUKUM WARISAN YANG BERLAKU DI
INDONESIA
• bagi orang-orang Indonesia asli pada pokoknya
berlakulah Hukum Adat, sesuai dengan sifat
kekeluargaannya
• bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama
Islam di pelbagai daerah ada pengaruh yang nyata
dari peraturan warisan dari Hukum Agama Islam.
• bagi orang-orang Arab pada umumnya berlaku
Hukum Warisan dari Hukum Agama Islam.
• bagi orang-orang Tionghoa dan Eropa berlaku Hukum
Warisan dari Burgerlijk Wetboek (Buku II Titel 12
s/d 18, pasal 830 s/d 1130).
POSISI KEDEPAN KE 3 SISTEM HUKUM WARIS
• Berlakunya hanya bersifat sementara atas dasar Pasal
I Aturan Peralihan UUD 1945, artinya sampai
dibentuknya peraturan yang baru yang bersumber dan
berdasar atas Pancasila dan UUD 1945.
• Sebagai suatu sistem, hukum waris memiliki hubungan
yang bersifat sistematik dan sebagai akibat dari
Sistem Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan.
• Dengan telah diberlakukannya UU. No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan yang mengatur antara lain
tentang: Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan,
Kedudukan Suami Isteri di dalam perkawinan dan
Harta Benda Perkawinan, yang berbeda dengan
prinsip dalam KUHPerdata (BW)
• Menurut hukum kewarisan islam (hukum
faraidh), pengertian hukum waris menurut istilah
bahasa ialah takdir (qadar/ketentuan, dan pada sya’ra
adalah bagian-bagian yang diqadarkan/ditentukan bagi
waris.
• Menurut Pasal 830 BW : “Pewarisan hanya
berlangsung karena kematian“.
• Hukum adat waris memuat peraturan-peraturan yang
mengatur proses meneruskan serta mengoperkan
barang-barang harta benda dan barang-barang yang
tidak berwujud benda dari suatu angkatan manusia
kepada turunannya”.
HUKUM WARIS ADAT
• Hukum waris adat berawal dari kata hukum, berarti
menunjukkan pada seperangkat kaedah tidak tertulis
(sebagai suatu sistem) yang mengatur proses pewarisan.
Sedangkan pewarisan itu sendiri merupakan suatu proses
penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan materiil
dan immateriil dari suatu generasi kepada generasi
berikutnya. Jadi antara keduanya merupakan dua konsep
yang saling berhubungan.
• Tujuan hukum waris adat pada dasarnya sama dengan
tujuan hukum pada umumnya, yaitu tertib masyarakat.
Oleh karena itu tujuan hukum waris adatpun juga
memelihara tertib masyarakat dan mempertahankan
eksistensi masyarakat genealogis.
• Secara yuridis yang dimaksud dengan tertib masyarakat
adalah adanya proses yang teratur dan lancar dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban para subyek hukum dalam
pergaulan hidup masyarakat. Apabila ada seorang yang
melanggar tertib masyarakat akan dikenai sanksi hukum
sebagai sarana kontrol sosial, sehingga pulih kembali
tertib masyarakat.
Hukum waris adat adalah hukum adat
yang memuat garis-garis ketentuan
tentang
-sistem dan azas-azas hukum waris;
- harta warisan;
- pewaris dan ahli waris;
-cara bagaimana harta warisan itu
dialihkan penguasaan dan pemilikannya
dari pewaris kepada ahli waris.
Prinsip Pewarisan Menurut Hukum Adat
• Menurut hukum adat pewarisan adalah beralihnya
harta benda suatu generasi kepada generasi lain yang
menyusunnya. Dalam hal ini ada kalanya ahli waris
bukanlah anak kandung dari pewaris.
• Jika pewarisan tidak dapat dilakukan secara
menurun, maka dapat dilakukan keatas atau
kesamping dalam hal ini ada 2 hal :
1. Keturunan dapat mengendalikan keluarga sedarah
lainnya.
2. Hak pewaris dari keturunan tidak dapat dicabut
tetapi hak mewaris menurut garis
keatas/menyamping dapat dicabut pewaris melalui
wasiat.
TER HAAR menyatakan :
“… hukum waris adat adalah aturan-aturan
hukum yang mengenai cara bagaimana dari abad
ke abad penerusan dan peralihan dari harta
kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud
dari generasi pada generasi”.
SOEPOMO menyatakan :
“Hukum adat waris memuat peraturan-
peraturan yang mengatur proses meneruskan
serta mengoperkan barang-barang harta benda
dan barang-barang yang tidak berwujud benda
dari suatu angkatan manusia kepada
turunannya”.
Hukum waris adat sesungguhnya adalah hukum
penerusan harta kekayaan dari suatu generasi
kepada keturunannya.
Hukum waris memuat ketentuan-ketentuan yang
mengatur cara penerusan dan peralihan harta
kekayaan (berwujud atau tidak berwujud) dari
pewaris kepada para ahli warisnya.
Cara penerusan dan peralihan harta kekayaan
dapat berlaku sejak pewaris masih hidup atau
setelah pewaris meninggal dunia.
• Perbuatan penerusan atau pengalihan harta dari
pewaris kepada ahli waris sebelum pewaris wafat
(Jawa : lintiran) dapat terjadi dengan cara
penunjukan, penyerahan kekuasaan atau penyerahan
pemilikan atas bendanya oleh pewaris kepada ahli
waris.
• Hukum waris adat mempunyai corak dan sifat
tersendiri yang khas Indonesia, yang berbeda dari
hukum Islam maupun hukum barat (BW). Sebab
perbedaannya terletak dari latar belakang alam
fikiran bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila
dengan masyarakat yang bhineka tunggal ika. Latar
belakang itu pada dasarnya adalah kehidupan
bersama yang bersifat tolong menolong guna
mewujudkan kerukunan, keselarasan dan kedamaian
di dalam hidup.
Sifat Hukum Waris Adat
Harta warisan menurut hukum waris adat
tidak merupakan kesatuan yang dapat dinilai
harganya, tetapi merupakan kesatuan yang
tidak terbagi atau dapat terbagi menurut
jenis macamnya dan kepentingan para ahli
warisnya.
Hukum waris adat tidak mengenal azas
“legitieme portie” atau bagian mutlak
sebagaimana hukum waris barat dimana
untuk para ahli waris telah ditentukan hak-
hak waris atas bagian tertentu dari harta
warisan sebagaimana diatur dalam pasal 913
KUHPerdata atau di dalam Al-Qur’an Surat
An-Nisa.
HUKUM WARIS ADAT HUKUM WARIS
BARAT
(BW/KUHPerdata)
• Tidak mengenal “legitieme
portie”, akan tetapi Hukum
Waris Adat menetapkan
dasar persamaan hak, hak
sama ini mengandung hak
untuk diperlakukan sama oleh
orang tuanya di dalam proses
meneruskan dan mengoperkan
harta benda keluarga.
• Di samping dasar persamaan
hak Hukum Waris Adat juga
meletakkan dasar kerukunan
pada proses pelaksanaan
pembagian berjalan secara
rukun dengan memperhatikan
keadaan istimewa dari tiap
waris.
• Mengenai hak tiap-tiap ahli
waris atas bagian yang
tertentu dari harta
peninggalan, bagian warisan
menurut ketentuan undang-
undang (“wttelijk erfdeel”
atau ““legitieme portie” pasal
913 sampai dengan 929
KUHPerdata/BW).
• Menentukan adanya hak
mutlak dari ahli waris masing-
masing untuk sewaktu-waktu
menuntut pembagian dari
harta warisan (pasal 1066
KUHPerdata).
Hukum Waris Adat Hukum Waris
Islam
• Harta peninggalan dapat
bersifat tidak dapat dibagi-
bagi atau pelaksanaan
pembagiannya ditunda untuk
waktu yang cukup lama
ataupun hanya sebagian yang
dibagi-bagi.
• Memberi kepada anak angkat
, hak nafkah dari harta
peninggalan orang tua
angkatnya.
• Dikenal sistem “penggantian
waris”
• Pembagiannya merupakan
tindakan bersama, berjalan
secara rukun dalam suasana
ramah tamah dengan
memperhatikan keadaan
khusus tiap ahli waris
• Tiap ahli waris dapat
menuntut pembagian harta
peninggalan tersebut
sewaktu-waktu.
• Tidak dikenal ketentuan ini.
• Tidak dikenal
• Bagian-bagian para ahli waris
telah ditentukan; pembagian
harta peninggalan menurut
ketentuan tersebut
Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam
• Anak perempuan, khususnya
di Jawa, apabila tidak ada
anak laki-laki, dapat menutup
hak mendapat bagian harta
peninggalan kakek neneknya
dan saudara-saudara orang
tuanya.
• Harta peninggalan tidak
merupakan satu kesatuan
harta warisan, melainkan
wajib diperhatikan
sifat/macam, asal dan
kedudukan hukum dari pada
barang-barang masing-masing
yang terdapat dalam harta
peninggalan itu.
• Hanya menjamin kepada anak
perempuan mendapat bagian
yang pasti dari harta
peninggalan orang tuanya.
• Merupakan satu kesatuan harta
warisan.
Beberapa Pengertian Istilah
- Warisan
harta kekayaan dari pewaris yang telah meninggal, baik harta
itu telah dibagi atau masih dalam keadaan tidak terbagi-bagi.
- Peninggalan
harta warisan yang belum terbagi atau tidak terbagi-bagi
dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup.
- Harta Pusaka
Harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah.
- Harta Perkawinan
harta kekayaan yang dikuasai atau dimiliki oleh suami siteri
disebabkan adanya ikatan perkawinan. Harta perkawinan ini
dapat terdiri dari harta penantian, harta bawaan, harta
pencaharian, harta pemberian (hadiah, hibah/wasiat).
- Harta Penantian
harta yang dikuasai dan dimiliki oleh suami atau isteri ketika
perkawinan itu terjadi.
harta penantian suami, atau harta pembujangan, dan harta
pembekalan, atau harta penantian isteri.
- Harta Bawaan
harta yang datang, dibawa oleh suami atau oleh isteri ketika
perkawinan itu terjadi, jadi sebagai kebalikan dari harta penantian.
Jika suami mengikuti pihak isteri maka harta bawaannya kita sebut
harta bawaan suami dan jika sebaliknya isteri yang ikut ke pihak
suami maka harta bawaannya kita sebut harta bawaan isteri.
- Harta Pencaharian
harta kekayaan yang didapat dari hasil usaha perseorangan atau
usaha bersama suami isteri yang terikat di dalam ikatan perkawinan.
- Harta Pemberian
harta asal pemberian, dipakai untuk menunjukkan harta kekayaan
yang di dapat suami isteri secara bersama atau secara perseorangan
yang berasal dari pemberian orang lain. Pemberian itu dapat berupa
pemberian hadiah atau pemberian hibah atau hibah wasiat.
- Pewaris
empunya harta peninggalan, atau empunya harta warisan.
- Pewarisan
ketika pewaris masih hidup pewarisan berarti penerusan atau
penunjukkan, setelah pewaris meninggal pewarisan berarti pembagian
harta warisan.
- Ahli Waris
orang yang berhak mewarisi, sedangkan yang bukan ahli waris
adalah orang yang kewarisan.
- Hibah
perbuatan hukum sepihak secara cuma-cuma, artinya ada prestasi
tetapi tidak ada contra prestasi yang berupa pemberian atas
sesuatu barang atau uang kepada orang lain, logikanya dilandasi
dengan itikad baik.
- Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian Tempat Ahli
Waris
Lembaga Hidup Waris memiliki pengertian sebagai ahli waris yang
berhak adalah ahli waris yang hidup pada saat terbukanya
warisan, yaitu pada saat pewaris meninggal. Sedangkan Lembaga
Penggantian Tempat Ahli Waris adalah keturunan dari ahli waris
yang sudah meninggal pada saat terbukanya warisan
menggantikan tempat orang tuanya sebagai ahli waris pancang
demi pancang (sebesar bagian orang tuanya).
UNSUR-UNSUR PEWARISAN
-Pewaris, adalah seorang yang meninggal dan ia
meninggalkan harta warisan yang menjadi hak para ahli
warisnya.
-Harta Warisan, harta yang ditinggalkan oleh pewaris
yang menjadi hak para ahli warisnya.
-Ahli Waris, adalah keturunan atau orang-orang yang
berhak atas harta warisan peninggalan pewaris.
unsur-unsur tersebut bersifat kumulatif, artinya ke tiga
unsur tersebut harus ada untuk menimbulkan akibat
pewarisan. Salah satu saja unsur pewarisan tersebut tidak
ada maka tidak akan ada pewarisan.
Unsur-unsur pewarisan tersebut merupakan suatu
sistematika, artinya urutan dari unsur-unsur tersebut
menggambarkan logika sistem dalam pembagian
warisannya.
KUALIFIKASI
HARTA WARISAN
KUALIFIKASI AHLI
WARIS
Harta Asal Suami
Ahli Waris
Genealogis
Harta Asal Istri
Ahli Waris Karena
Perbuatan Hukum :
Perkawinan dan
Pengangkatan
Anak
Harta Bersama
SISTEM KETURUNAN
- Sistem Patrilinial
Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis
bapak, dimana kedudukan pria lebih menonjol
pengaruhnya dari kedudukan wanita di dalam pewarisan
(Gayo, Alas, Batak, Nias, Lampung, Buru, Seram, Nusa
Tenggara, Irian).
- Sistem Matrilinial
Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis
ibu, dimana kedudukan wanita lebih menonjol
pengaruhnya dari kedudukan pria di dalam pewarisan
(Minangkabau)
- Sistem Parental atau Bilateral
Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis orang
tua, atau menurut garis dua sisi (bapak-ibu), dimana
kedudukan pria dan wanita tidak dibedakan di dalam
pewarisan (Aceh, Sumatera
Timur, Riau, Jawa, Kalimantan, Sulawesi).
3 (TIGA) MACAM SISTEM PEWARISAN
1. Sistem Pewarisan Individual :
Adalah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris
mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai dan atau
memiliki harta warisan menurut bagiannya masing-masing.
2. Sistem Pewarisan Kolektip
Pewarisan dengan sistem kolektip ialah dimana harta
peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari pewaris
kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi
penguasaan dan kepemilikannya, melainkan setiap ahli waris
berhak untuk mengusahakan, menggunakan atau mendapat
hasil dari harta peninggalan tersebut.
3. Sistem Pewarisan Mayorat
Sistem pewarisan mayorat sesungguhnya adalah juga
merupakan sistem pewarisan kolektip, hanya penerusan dan
pengalihannya hak penguasaan atas harta yang tidak terbagi-
bagi itu dilimpahkan kepada anak tertua yang bertugas
sebagai pemimpin rumah tangga atau kepala keluarga
menggantikan kedudukannya ayah atau ibu sebagai kepala
keluarga.
SISTEM PEMBAGIAN WARISAN
Belum peralihan secara Yuridis
Pemberian kepada
anak yang kawin
Sudah secara Yuridis
Sebagian
Sebelum ditunjukkan
pewaris
meninggal sudah digarap
Pewarisan Seluruhnya pembagian warisan secara hibah
wasiat
pembagian warisan dan sudah ada
peralihan secara yuridis
setelah pewaris meninggal dengan sengketa mengikuti ketentuan
hak dan bagian
warisan
Tanpa sengketa musyawarah sesuai ketentuan hukum waris
ahli waris
tidak sesuai hukum waris
• Tidak selalu harta peninggalan dapat dibagi-bagi oleh
para ahli waris karena ada yang harus di tangguhkan
dan ada peninggalan yang memang tidak dapat dibagi-
bagi.
• Harta peninggalan menurut hukum adat adalah semua
harta benda yang pernah dimiliki pewaris termasuk
harta benda yang telah diberikannya kepada anak-
anaknya semasa dia hidup yang mana harus
diperhitungkan dalam pembagian warisan.
• Hukum adat mengenal pengganti tempat (plats
vervulling).
• Lembaga anak angkat dalam hukum adat dapat
menjadi pewaris bagi orang tua kandungnya dan di
beberapa daerah hukum adat, anak angkat dapat juga
sebagai waris bagi orang tua angkatnya.
1 de 25

Recomendados

Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat por
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adatnatal kristiono
6.7K visualizações53 slides
Hukum agraria por
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria Annisa Fitria SH MH M.kn
52.1K visualizações66 slides
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri) por
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
9.5K visualizações21 slides
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h... por
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
4.1K visualizações21 slides
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021 por
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
6K visualizações119 slides
Hukum agraria nasional pert ke 2 por
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Annisa Fitria SH MH M.kn
41.8K visualizações55 slides

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hukum Perjanjian Tukar Menukar por
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarEvi Rohmatul Aini
14.5K visualizações9 slides
Hak milik atas tanah powerpoint por
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
15.6K visualizações20 slides
Hubungan hi dan hn por
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnNuelnuel11
6.3K visualizações39 slides
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be... por
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
2.9K visualizações35 slides
Hukum Konstitusi por
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum KonstitusiTri Widodo W. UTOMO
15.6K visualizações108 slides
Contoh kasus kasus perdata por
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdataEga Jalaludin
72.1K visualizações2 slides

Mais procurados(20)

Hukum Perjanjian Tukar Menukar por Evi Rohmatul Aini
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Evi Rohmatul Aini14.5K visualizações
Hak milik atas tanah powerpoint por Andhika Pratama
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
Andhika Pratama 15.6K visualizações
Hubungan hi dan hn por Nuelnuel11
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
Nuelnuel116.3K visualizações
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be... por Idik Saeful Bahri
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Idik Saeful Bahri2.9K visualizações
Hukum Konstitusi por Tri Widodo W. UTOMO
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
Tri Widodo W. UTOMO15.6K visualizações
Contoh kasus kasus perdata por Ega Jalaludin
Contoh kasus kasus perdataContoh kasus kasus perdata
Contoh kasus kasus perdata
Ega Jalaludin72.1K visualizações
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn por Fenti Anita Sari
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Fenti Anita Sari19.4K visualizações
Hukum perkawinan adat por Franky L. Tobing
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
Franky L. Tobing21.3K visualizações
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik... por Idik Saeful Bahri
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Idik Saeful Bahri3.6K visualizações
Sistem Pemerintahan Indonesia por Anna Rinjana
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
Anna Rinjana2.5K visualizações
Asas2 hukum pidana por DPC PERMAHI Jakarta
Asas2 hukum pidanaAsas2 hukum pidana
Asas2 hukum pidana
DPC PERMAHI Jakarta2.5K visualizações
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h... por Idik Saeful Bahri
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri6.4K visualizações
Contoh surat gugatan hukum acara perdata por suiggetsu
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
suiggetsu36K visualizações
09 hukum perkawinan adat por Qomaruz Zaman
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
Qomaruz Zaman4.3K visualizações
Teori biologi kriminal por Mahatma Pranata
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
Mahatma Pranata35.8K visualizações
Tujuan hukum adat por Nuelnuel11
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
Nuelnuel1130.6K visualizações
Hukum Keluarga por Muhamad Yogi
Hukum KeluargaHukum Keluarga
Hukum Keluarga
Muhamad Yogi25K visualizações
9. sarana tun por nurul khaiva
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
nurul khaiva738 visualizações
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata... por Idik Saeful Bahri
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Idik Saeful Bahri1.5K visualizações
Ciri dan sifat hukum adat por Nuelimmanuel22
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
Nuelimmanuel2243.1K visualizações

Similar a Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1

1 pengertian por
1 pengertian1 pengertian
1 pengertianAbdul Salam
688 visualizações25 slides
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptx por
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptxMARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptx
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptxArsipSMKN6LUTRA
6 visualizações10 slides
Hukum Waris by I Gede Auditta por
Hukum Waris by I Gede AudittaHukum Waris by I Gede Auditta
Hukum Waris by I Gede AudittaI Gede Auditta
1.3K visualizações23 slides
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx por
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxTUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxremuslgr
8 visualizações12 slides
Hukum Adat Waris.ppt por
Hukum Adat Waris.pptHukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.pptDinarDorotea
23 visualizações10 slides
Hukum Waris Perdata BW por
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWUniversity of North Sumatera
13.4K visualizações18 slides

Similar a Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1(20)

1 pengertian por Abdul Salam
1 pengertian1 pengertian
1 pengertian
Abdul Salam688 visualizações
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptx por ArsipSMKN6LUTRA
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptxMARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptx
MARLINA BASRI 2205030011 TUGAS PRANATA HUKUM ADAT 10.pptx
ArsipSMKN6LUTRA6 visualizações
Hukum Waris by I Gede Auditta por I Gede Auditta
Hukum Waris by I Gede AudittaHukum Waris by I Gede Auditta
Hukum Waris by I Gede Auditta
I Gede Auditta1.3K visualizações
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx por remuslgr
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxTUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
remuslgr8 visualizações
Hukum Adat Waris.ppt por DinarDorotea
Hukum Adat Waris.pptHukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.ppt
DinarDorotea23 visualizações
4 hukum waris islam dan permasalahannya por Muhammad Musta'in
4 hukum waris islam dan permasalahannya4 hukum waris islam dan permasalahannya
4 hukum waris islam dan permasalahannya
Muhammad Musta'in3.2K visualizações
Hukum waris (1) por AisyiyahDrajat
Hukum waris (1)Hukum waris (1)
Hukum waris (1)
AisyiyahDrajat15 visualizações
Hukum Waris BW.pdf por bungarhamasta
Hukum Waris BW.pdfHukum Waris BW.pdf
Hukum Waris BW.pdf
bungarhamasta30 visualizações
HUKUM_WARIS.ppt por DePutriJamil
HUKUM_WARIS.pptHUKUM_WARIS.ppt
HUKUM_WARIS.ppt
DePutriJamil8 visualizações
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10 por Aditya Panim
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aspek Hukum Bab 7, 8, 9, 10
Aditya Panim1.7K visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan por Eko Nainggolan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan982 visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan por Eko Nainggolan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan250 visualizações
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan por Eko Nainggolan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Eko Nainggolan1.6K visualizações
Makalah awig awig baturinggit por Faizz Faizz
Makalah awig awig baturinggitMakalah awig awig baturinggit
Makalah awig awig baturinggit
Faizz Faizz707 visualizações
2384529.ppt por DewiSri56
2384529.ppt2384529.ppt
2384529.ppt
DewiSri564 visualizações
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf por SAHasugian
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdfHUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
HUKUM WARIS PERDATA PERTEMUAN 21.pdf
SAHasugian6 visualizações

Mais de natal kristiono

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new por
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_newnatal kristiono
1.6K visualizações59 slides
Materi hukum pajak pajak daerah por
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerahnatal kristiono
451 visualizações6 slides
Materi hukum pajak " pajak daerah" por
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"natal kristiono
393 visualizações6 slides
Tugas pkn iqbale por
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbalenatal kristiono
518 visualizações1 slide
Pkn zaskia por
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskianatal kristiono
167 visualizações1 slide
Bab xiv por
Bab xivBab xiv
Bab xivnatal kristiono
375 visualizações7 slides

Mais de natal kristiono(20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new por natal kristiono
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
natal kristiono1.6K visualizações
Materi hukum pajak pajak daerah por natal kristiono
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
natal kristiono451 visualizações
Materi hukum pajak " pajak daerah" por natal kristiono
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
natal kristiono393 visualizações
Tugas pkn iqbale por natal kristiono
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
natal kristiono518 visualizações
Pkn zaskia por natal kristiono
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
natal kristiono167 visualizações
Bab xiv por natal kristiono
Bab xivBab xiv
Bab xiv
natal kristiono375 visualizações
Bab xiii por natal kristiono
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
natal kristiono308 visualizações
Bab xii por natal kristiono
Bab xiiBab xii
Bab xii
natal kristiono319 visualizações
Bab xi por natal kristiono
Bab xiBab xi
Bab xi
natal kristiono238 visualizações
Bab x por natal kristiono
Bab xBab x
Bab x
natal kristiono296 visualizações
Bab viii por natal kristiono
Bab viiiBab viii
Bab viii
natal kristiono276 visualizações
Bab vii por natal kristiono
Bab viiBab vii
Bab vii
natal kristiono237 visualizações
Bab vi por natal kristiono
Bab viBab vi
Bab vi
natal kristiono288 visualizações
Bab v por natal kristiono
Bab vBab v
Bab v
natal kristiono268 visualizações
Bab ix por natal kristiono
Bab ixBab ix
Bab ix
natal kristiono410 visualizações
Bab iv por natal kristiono
Bab ivBab iv
Bab iv
natal kristiono303 visualizações
Bab iii por natal kristiono
Bab iiiBab iii
Bab iii
natal kristiono280 visualizações
Bab ii por natal kristiono
Bab iiBab ii
Bab ii
natal kristiono385 visualizações
Bab i por natal kristiono
Bab iBab i
Bab i
natal kristiono307 visualizações
Babi 5~1 por natal kristiono
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
natal kristiono739 visualizações

Último

3. LKPD STATISTIKA.pdf por
3. LKPD STATISTIKA.pdf3. LKPD STATISTIKA.pdf
3. LKPD STATISTIKA.pdfazizdesi
14 visualizações30 slides
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". por
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
16 visualizações71 slides
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf por
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfIrawan Setyabudi
28 visualizações35 slides
PPT PENKOM ALVIN.pptx por
PPT PENKOM ALVIN.pptxPPT PENKOM ALVIN.pptx
PPT PENKOM ALVIN.pptxAlfin61471
12 visualizações9 slides
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ... por
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...Kanaidi ken
26 visualizações70 slides
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptx por
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptxADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptx
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptxAdityaGustiRamadhan
12 visualizações9 slides

Último(20)

3. LKPD STATISTIKA.pdf por azizdesi
3. LKPD STATISTIKA.pdf3. LKPD STATISTIKA.pdf
3. LKPD STATISTIKA.pdf
azizdesi14 visualizações
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". por Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training _"TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken16 visualizações
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf por Irawan Setyabudi
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Irawan Setyabudi28 visualizações
PPT PENKOM ALVIN.pptx por Alfin61471
PPT PENKOM ALVIN.pptxPPT PENKOM ALVIN.pptx
PPT PENKOM ALVIN.pptx
Alfin6147112 visualizações
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ... por Kanaidi ken
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Kanaidi ken26 visualizações
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptx por AdityaGustiRamadhan
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptxADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptx
ADITYA GUSTI R. PPT PENKOM.pptx
AdityaGustiRamadhan12 visualizações
STORYBOARD.docx por JUMADAPUTRA
STORYBOARD.docxSTORYBOARD.docx
STORYBOARD.docx
JUMADAPUTRA19 visualizações
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf por DidikSupriyadi6
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdfBEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
BEST PRACTISE UNDHA USUK BASA JAWA.pdf
DidikSupriyadi647 visualizações
Katalog Penerbit Baca por penerbitbaca
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Baca
penerbitbaca62 visualizações
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx por NataliaApricaAnwar
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptxTUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx
TUGAS PPT 6_NATALIA APRICA ANWAR_E1G022075.pptx
NataliaApricaAnwar42 visualizações
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptx por SupriyadiSupriyadi54
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptxMateri Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptx
Materi Latihan dasar Kepemimpinan (LDK )SMESTA (1).pptx
SupriyadiSupriyadi5427 visualizações
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA por SukesihSukarso
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJAMENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
SukesihSukarso21 visualizações
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx por MIlhamRaditya
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptxLatihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
Latihan 7_M.Ilham Raditya_E1G020017..pptx
MIlhamRaditya38 visualizações
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx por raraksm12
ppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptxppt biologi katabolisme  lemak dan protein pptx
ppt biologi katabolisme lemak dan protein pptx
raraksm1269 visualizações
Kepemimpinan Pramuka por Kafe Buku Pak Aw
Kepemimpinan Pramuka Kepemimpinan Pramuka
Kepemimpinan Pramuka
Kafe Buku Pak Aw12 visualizações
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx por FahmiMuzakkii
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptxTugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx
Tugas PPT 6_Fahmi Muzakkii_E1G022105.pptx
FahmiMuzakkii9 visualizações
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx por DelviaAndrini1
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptxLEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx
LEMBAGA JASA KEUANGAN.pptx
DelviaAndrini126 visualizações
Latihan 6_ Aldy 085.pptx por justneptun
Latihan 6_ Aldy 085.pptxLatihan 6_ Aldy 085.pptx
Latihan 6_ Aldy 085.pptx
justneptun13 visualizações
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf por AdeSuryadi21
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdfLAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
LAPORAN BEST PRACTICE ok.pdf
AdeSuryadi2125 visualizações
SK PENGAWAS UJIAN SEKOLAH.doc por EMILAANGGRAINI1
SK PENGAWAS UJIAN SEKOLAH.docSK PENGAWAS UJIAN SEKOLAH.doc
SK PENGAWAS UJIAN SEKOLAH.doc
EMILAANGGRAINI139 visualizações

Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1

  • 2. SUBYEK HUKUM adalah pendukung hak dan kewajiban. Menurut hukum Indonesia subyek hukum adalah persoon (manusia) dan recht persoon (badan hukum). Pada prinsipnya manusia lahir hidup ia berposisi sebagai subyek hukum, kecuali apabila ada kepentingan bagi bayi dalam kandungan sudah berposisi sebagai subyek hukum (dalam hal pewarisan).
  • 3. HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIA 1. Hubungan antara subyek hukum dengan subyek hukum lain, secara horizontal ada 2 kategori hubungan hukum : a. Hubungan perjanjian dilapangan harta kekayaan akan menimbulkan hak dan kewajiban. b. Hubungan perjanjian atau perikatan dilapangan hukum keluarga akan menimbulkan status, dan ada hak dan kewajiban dilingkungan hukum keluarga. 2. Hubungan antara subyek hukum dengan masyarakat/negara merupakan hubungan hukum vertikal, menimbulkan hak dan kewajiban dalam lingkungan hukum publik, antara lain : Pajak, Pidana, kewarganegaraan dan sebagainya.
  • 4. HUKUM WARISAN YANG BERLAKU DI INDONESIA • bagi orang-orang Indonesia asli pada pokoknya berlakulah Hukum Adat, sesuai dengan sifat kekeluargaannya • bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama Islam di pelbagai daerah ada pengaruh yang nyata dari peraturan warisan dari Hukum Agama Islam. • bagi orang-orang Arab pada umumnya berlaku Hukum Warisan dari Hukum Agama Islam. • bagi orang-orang Tionghoa dan Eropa berlaku Hukum Warisan dari Burgerlijk Wetboek (Buku II Titel 12 s/d 18, pasal 830 s/d 1130).
  • 5. POSISI KEDEPAN KE 3 SISTEM HUKUM WARIS • Berlakunya hanya bersifat sementara atas dasar Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945, artinya sampai dibentuknya peraturan yang baru yang bersumber dan berdasar atas Pancasila dan UUD 1945. • Sebagai suatu sistem, hukum waris memiliki hubungan yang bersifat sistematik dan sebagai akibat dari Sistem Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan. • Dengan telah diberlakukannya UU. No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur antara lain tentang: Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Kedudukan Suami Isteri di dalam perkawinan dan Harta Benda Perkawinan, yang berbeda dengan prinsip dalam KUHPerdata (BW)
  • 6. • Menurut hukum kewarisan islam (hukum faraidh), pengertian hukum waris menurut istilah bahasa ialah takdir (qadar/ketentuan, dan pada sya’ra adalah bagian-bagian yang diqadarkan/ditentukan bagi waris. • Menurut Pasal 830 BW : “Pewarisan hanya berlangsung karena kematian“. • Hukum adat waris memuat peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-barang harta benda dan barang-barang yang tidak berwujud benda dari suatu angkatan manusia kepada turunannya”.
  • 7. HUKUM WARIS ADAT • Hukum waris adat berawal dari kata hukum, berarti menunjukkan pada seperangkat kaedah tidak tertulis (sebagai suatu sistem) yang mengatur proses pewarisan. Sedangkan pewarisan itu sendiri merupakan suatu proses penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan materiil dan immateriil dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi antara keduanya merupakan dua konsep yang saling berhubungan. • Tujuan hukum waris adat pada dasarnya sama dengan tujuan hukum pada umumnya, yaitu tertib masyarakat. Oleh karena itu tujuan hukum waris adatpun juga memelihara tertib masyarakat dan mempertahankan eksistensi masyarakat genealogis. • Secara yuridis yang dimaksud dengan tertib masyarakat adalah adanya proses yang teratur dan lancar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban para subyek hukum dalam pergaulan hidup masyarakat. Apabila ada seorang yang melanggar tertib masyarakat akan dikenai sanksi hukum sebagai sarana kontrol sosial, sehingga pulih kembali tertib masyarakat.
  • 8. Hukum waris adat adalah hukum adat yang memuat garis-garis ketentuan tentang -sistem dan azas-azas hukum waris; - harta warisan; - pewaris dan ahli waris; -cara bagaimana harta warisan itu dialihkan penguasaan dan pemilikannya dari pewaris kepada ahli waris.
  • 9. Prinsip Pewarisan Menurut Hukum Adat • Menurut hukum adat pewarisan adalah beralihnya harta benda suatu generasi kepada generasi lain yang menyusunnya. Dalam hal ini ada kalanya ahli waris bukanlah anak kandung dari pewaris. • Jika pewarisan tidak dapat dilakukan secara menurun, maka dapat dilakukan keatas atau kesamping dalam hal ini ada 2 hal : 1. Keturunan dapat mengendalikan keluarga sedarah lainnya. 2. Hak pewaris dari keturunan tidak dapat dicabut tetapi hak mewaris menurut garis keatas/menyamping dapat dicabut pewaris melalui wasiat.
  • 10. TER HAAR menyatakan : “… hukum waris adat adalah aturan-aturan hukum yang mengenai cara bagaimana dari abad ke abad penerusan dan peralihan dari harta kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi pada generasi”. SOEPOMO menyatakan : “Hukum adat waris memuat peraturan- peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-barang harta benda dan barang-barang yang tidak berwujud benda dari suatu angkatan manusia kepada turunannya”.
  • 11. Hukum waris adat sesungguhnya adalah hukum penerusan harta kekayaan dari suatu generasi kepada keturunannya. Hukum waris memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur cara penerusan dan peralihan harta kekayaan (berwujud atau tidak berwujud) dari pewaris kepada para ahli warisnya. Cara penerusan dan peralihan harta kekayaan dapat berlaku sejak pewaris masih hidup atau setelah pewaris meninggal dunia.
  • 12. • Perbuatan penerusan atau pengalihan harta dari pewaris kepada ahli waris sebelum pewaris wafat (Jawa : lintiran) dapat terjadi dengan cara penunjukan, penyerahan kekuasaan atau penyerahan pemilikan atas bendanya oleh pewaris kepada ahli waris. • Hukum waris adat mempunyai corak dan sifat tersendiri yang khas Indonesia, yang berbeda dari hukum Islam maupun hukum barat (BW). Sebab perbedaannya terletak dari latar belakang alam fikiran bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila dengan masyarakat yang bhineka tunggal ika. Latar belakang itu pada dasarnya adalah kehidupan bersama yang bersifat tolong menolong guna mewujudkan kerukunan, keselarasan dan kedamaian di dalam hidup.
  • 13. Sifat Hukum Waris Adat Harta warisan menurut hukum waris adat tidak merupakan kesatuan yang dapat dinilai harganya, tetapi merupakan kesatuan yang tidak terbagi atau dapat terbagi menurut jenis macamnya dan kepentingan para ahli warisnya. Hukum waris adat tidak mengenal azas “legitieme portie” atau bagian mutlak sebagaimana hukum waris barat dimana untuk para ahli waris telah ditentukan hak- hak waris atas bagian tertentu dari harta warisan sebagaimana diatur dalam pasal 913 KUHPerdata atau di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa.
  • 14. HUKUM WARIS ADAT HUKUM WARIS BARAT (BW/KUHPerdata) • Tidak mengenal “legitieme portie”, akan tetapi Hukum Waris Adat menetapkan dasar persamaan hak, hak sama ini mengandung hak untuk diperlakukan sama oleh orang tuanya di dalam proses meneruskan dan mengoperkan harta benda keluarga. • Di samping dasar persamaan hak Hukum Waris Adat juga meletakkan dasar kerukunan pada proses pelaksanaan pembagian berjalan secara rukun dengan memperhatikan keadaan istimewa dari tiap waris. • Mengenai hak tiap-tiap ahli waris atas bagian yang tertentu dari harta peninggalan, bagian warisan menurut ketentuan undang- undang (“wttelijk erfdeel” atau ““legitieme portie” pasal 913 sampai dengan 929 KUHPerdata/BW). • Menentukan adanya hak mutlak dari ahli waris masing- masing untuk sewaktu-waktu menuntut pembagian dari harta warisan (pasal 1066 KUHPerdata).
  • 15. Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam • Harta peninggalan dapat bersifat tidak dapat dibagi- bagi atau pelaksanaan pembagiannya ditunda untuk waktu yang cukup lama ataupun hanya sebagian yang dibagi-bagi. • Memberi kepada anak angkat , hak nafkah dari harta peninggalan orang tua angkatnya. • Dikenal sistem “penggantian waris” • Pembagiannya merupakan tindakan bersama, berjalan secara rukun dalam suasana ramah tamah dengan memperhatikan keadaan khusus tiap ahli waris • Tiap ahli waris dapat menuntut pembagian harta peninggalan tersebut sewaktu-waktu. • Tidak dikenal ketentuan ini. • Tidak dikenal • Bagian-bagian para ahli waris telah ditentukan; pembagian harta peninggalan menurut ketentuan tersebut
  • 16. Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam • Anak perempuan, khususnya di Jawa, apabila tidak ada anak laki-laki, dapat menutup hak mendapat bagian harta peninggalan kakek neneknya dan saudara-saudara orang tuanya. • Harta peninggalan tidak merupakan satu kesatuan harta warisan, melainkan wajib diperhatikan sifat/macam, asal dan kedudukan hukum dari pada barang-barang masing-masing yang terdapat dalam harta peninggalan itu. • Hanya menjamin kepada anak perempuan mendapat bagian yang pasti dari harta peninggalan orang tuanya. • Merupakan satu kesatuan harta warisan.
  • 17. Beberapa Pengertian Istilah - Warisan harta kekayaan dari pewaris yang telah meninggal, baik harta itu telah dibagi atau masih dalam keadaan tidak terbagi-bagi. - Peninggalan harta warisan yang belum terbagi atau tidak terbagi-bagi dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup. - Harta Pusaka Harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. - Harta Perkawinan harta kekayaan yang dikuasai atau dimiliki oleh suami siteri disebabkan adanya ikatan perkawinan. Harta perkawinan ini dapat terdiri dari harta penantian, harta bawaan, harta pencaharian, harta pemberian (hadiah, hibah/wasiat). - Harta Penantian harta yang dikuasai dan dimiliki oleh suami atau isteri ketika perkawinan itu terjadi. harta penantian suami, atau harta pembujangan, dan harta pembekalan, atau harta penantian isteri.
  • 18. - Harta Bawaan harta yang datang, dibawa oleh suami atau oleh isteri ketika perkawinan itu terjadi, jadi sebagai kebalikan dari harta penantian. Jika suami mengikuti pihak isteri maka harta bawaannya kita sebut harta bawaan suami dan jika sebaliknya isteri yang ikut ke pihak suami maka harta bawaannya kita sebut harta bawaan isteri. - Harta Pencaharian harta kekayaan yang didapat dari hasil usaha perseorangan atau usaha bersama suami isteri yang terikat di dalam ikatan perkawinan. - Harta Pemberian harta asal pemberian, dipakai untuk menunjukkan harta kekayaan yang di dapat suami isteri secara bersama atau secara perseorangan yang berasal dari pemberian orang lain. Pemberian itu dapat berupa pemberian hadiah atau pemberian hibah atau hibah wasiat. - Pewaris empunya harta peninggalan, atau empunya harta warisan. - Pewarisan ketika pewaris masih hidup pewarisan berarti penerusan atau penunjukkan, setelah pewaris meninggal pewarisan berarti pembagian harta warisan.
  • 19. - Ahli Waris orang yang berhak mewarisi, sedangkan yang bukan ahli waris adalah orang yang kewarisan. - Hibah perbuatan hukum sepihak secara cuma-cuma, artinya ada prestasi tetapi tidak ada contra prestasi yang berupa pemberian atas sesuatu barang atau uang kepada orang lain, logikanya dilandasi dengan itikad baik. - Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian Tempat Ahli Waris Lembaga Hidup Waris memiliki pengertian sebagai ahli waris yang berhak adalah ahli waris yang hidup pada saat terbukanya warisan, yaitu pada saat pewaris meninggal. Sedangkan Lembaga Penggantian Tempat Ahli Waris adalah keturunan dari ahli waris yang sudah meninggal pada saat terbukanya warisan menggantikan tempat orang tuanya sebagai ahli waris pancang demi pancang (sebesar bagian orang tuanya).
  • 20. UNSUR-UNSUR PEWARISAN -Pewaris, adalah seorang yang meninggal dan ia meninggalkan harta warisan yang menjadi hak para ahli warisnya. -Harta Warisan, harta yang ditinggalkan oleh pewaris yang menjadi hak para ahli warisnya. -Ahli Waris, adalah keturunan atau orang-orang yang berhak atas harta warisan peninggalan pewaris. unsur-unsur tersebut bersifat kumulatif, artinya ke tiga unsur tersebut harus ada untuk menimbulkan akibat pewarisan. Salah satu saja unsur pewarisan tersebut tidak ada maka tidak akan ada pewarisan. Unsur-unsur pewarisan tersebut merupakan suatu sistematika, artinya urutan dari unsur-unsur tersebut menggambarkan logika sistem dalam pembagian warisannya.
  • 21. KUALIFIKASI HARTA WARISAN KUALIFIKASI AHLI WARIS Harta Asal Suami Ahli Waris Genealogis Harta Asal Istri Ahli Waris Karena Perbuatan Hukum : Perkawinan dan Pengangkatan Anak Harta Bersama
  • 22. SISTEM KETURUNAN - Sistem Patrilinial Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya dari kedudukan wanita di dalam pewarisan (Gayo, Alas, Batak, Nias, Lampung, Buru, Seram, Nusa Tenggara, Irian). - Sistem Matrilinial Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimana kedudukan wanita lebih menonjol pengaruhnya dari kedudukan pria di dalam pewarisan (Minangkabau) - Sistem Parental atau Bilateral Yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis orang tua, atau menurut garis dua sisi (bapak-ibu), dimana kedudukan pria dan wanita tidak dibedakan di dalam pewarisan (Aceh, Sumatera Timur, Riau, Jawa, Kalimantan, Sulawesi).
  • 23. 3 (TIGA) MACAM SISTEM PEWARISAN 1. Sistem Pewarisan Individual : Adalah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai dan atau memiliki harta warisan menurut bagiannya masing-masing. 2. Sistem Pewarisan Kolektip Pewarisan dengan sistem kolektip ialah dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari pewaris kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi penguasaan dan kepemilikannya, melainkan setiap ahli waris berhak untuk mengusahakan, menggunakan atau mendapat hasil dari harta peninggalan tersebut. 3. Sistem Pewarisan Mayorat Sistem pewarisan mayorat sesungguhnya adalah juga merupakan sistem pewarisan kolektip, hanya penerusan dan pengalihannya hak penguasaan atas harta yang tidak terbagi- bagi itu dilimpahkan kepada anak tertua yang bertugas sebagai pemimpin rumah tangga atau kepala keluarga menggantikan kedudukannya ayah atau ibu sebagai kepala keluarga.
  • 24. SISTEM PEMBAGIAN WARISAN Belum peralihan secara Yuridis Pemberian kepada anak yang kawin Sudah secara Yuridis Sebagian Sebelum ditunjukkan pewaris meninggal sudah digarap Pewarisan Seluruhnya pembagian warisan secara hibah wasiat pembagian warisan dan sudah ada peralihan secara yuridis setelah pewaris meninggal dengan sengketa mengikuti ketentuan hak dan bagian warisan Tanpa sengketa musyawarah sesuai ketentuan hukum waris ahli waris tidak sesuai hukum waris
  • 25. • Tidak selalu harta peninggalan dapat dibagi-bagi oleh para ahli waris karena ada yang harus di tangguhkan dan ada peninggalan yang memang tidak dapat dibagi- bagi. • Harta peninggalan menurut hukum adat adalah semua harta benda yang pernah dimiliki pewaris termasuk harta benda yang telah diberikannya kepada anak- anaknya semasa dia hidup yang mana harus diperhitungkan dalam pembagian warisan. • Hukum adat mengenal pengganti tempat (plats vervulling). • Lembaga anak angkat dalam hukum adat dapat menjadi pewaris bagi orang tua kandungnya dan di beberapa daerah hukum adat, anak angkat dapat juga sebagai waris bagi orang tua angkatnya.