Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan dinamis antara komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem. Eksploitasi berlebihan sumber daya alam seperti penebangan hutan dan penangkapan ikan secara berlebihan dapat mengganggu interaksi antarkomponen dan memengaruhi keseimbangan ekosistem.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Keseimbangan lingkungan
1.
2. Pengertian Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan merupakan keseimbangan yang
dinamis, artinya keseimbangan yang dapat mengalami
perubahan. Tetapi perubahan ini bersifat menjaga
keseimbangan komponen lain, bukan berarti menghilangkan
komponen yang lainnya. Karena perubahan komponen yang
bersifat drastis akan mempengaruhi perubahan komponen
lainnya. Sebagai contoh hilangnya/musnahnya salah satu
komponen (tingkatan trofik) pada piramida ekologi atau rantai
makanan maka menyebabkan dampak perubahan pada
komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Hal inilah yang
mengakibatkan lingkungan tersebut menjadi tidak stabil
3. Lingkungan dikatakan seimbang
(equilibrium) apabila memiliki ciri-ciri antara
lain
Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi :
arus energi, daur materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan,
piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas. Melalui pola-
pola interaksi tersebut, pertumbuhan dan perkembangan organisme
berlangsung secara alami, sehingga tidak ada organisme yang
mendominasi terhadap organisme lainnya.
Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu
mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara
alami maupun buatan.
Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan
yang mampu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam
lingkungan terdapat berbagai sumber daya alam (hayati dan non
hayati).
Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak
ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
4. Keseimbangan lingkungan akan tercapai bila ada
interaksi organisme dangan faktor lingkungan dan
interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan dapat
berjalan dengan proporsional
5. Interaksi Antarkomponen
Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan Ekosistem disusun
oleh komponen biotik dan abiotik.
Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam menjaga keseimbangan
lingkungan dan kestabilan ekosistem. Interaksi antarkomponen biotik
dalam menjaga keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada peristiwa
rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Adanya interaksi yang saling membutuhkan antarkomponen biotik di
rantai makanan dan jaring-jaring makanan, menyebabkan tidak akan ada
satupun komponen biotik yang populasinya akan bertambah terlalu cepat
atau menurun drastis.
Pada lingkungan yang seimbang, tidak akan terjadi peningkatan atau
penurunan populasi komponen biotik tertentu secara mencolok. Selain
interaksi antarkomponen biotik, terdapat juga interaksi antara komponen
biotik dengan komponen abiotik. Keseimbangan lingkungan akan tercipta
bila interaksi antarkomponen biotik dan abiotik berjalan dengan sesuai
dan berkesinambungan.
Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembapan,
salinitas, dan perubahan kondisi lingkungan juga dapat mengancam
keseimbangan lingkungan.
6. Faktor penyebab gangguan keseimbangan alam
1 . Faktor alami
Faktor alami yang menyebabkan perubahan
keseimbangan komponen biotik dan abiotik,
diantaranya letusan gunung berapi, banjir, tanah
longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang
dan tumbuhan alga, kebakaran hutan, badai, bahkan
tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai
makanan, yang menunjukkan bahwa keseimbangan
lingkungan sudah terganggu.
7. 2 . Faktor manusia
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen
biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini.
Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi,
manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang
memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah
lingkungan sesuai dengan yang diinginkan,
Misalnya
-mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya.
-Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan dampak yang sangat
luas yang berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah,
berkurangnya sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem.
- pencemaran sampah organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida
berlebihan, pembangunan permukiman, dan limbah industri.
Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas
dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia.
Gajah, babi hutan, dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat
mempertahankan hidup di hutan yang rusak hewan-hewan tersebut
bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman
budidaya manusia.
8. Suksesi
Ketika gangguan yang masuk ke dalam suatu lingkungan
berada di luar ambang batas toleransi maka
keseimbangan lingkungan akan terganggu. Gangguan
yang masuk ke lingkungan dapat berasal dari
lingkungan alam atau akibat campur tangan manusia.
Gangguan alam yang sangat merusak, seperti
kebakaran, gempa bumi, badai, tornado, dan letusan
gunung api dapat menghancurkan komunitas biologis.
Setelah terjadi gangguan alam, lingkungan akan
mengalami proses pemulihan. Struktur komunitas akan
mengalami suatu perubahan yang disebut suksesi, yaitu
proses perubahan komposisi spesies dalam suatu
komunitas biologi akibat adanya gangguan pada
komunitas itu. Terdapat 2 macam sussesi, yaitu suksesi
primer dan suksesi sekunder:
9. Suksesi primer
Suksesi primer yaitu proses perubahan komposisi
komunitas yang terjadi pada suatu kawasan yang pada
mulanya hampir tidak ada kehidupan. Biasanya terjadi
pada pulau vulkanis baru atau area yang awalnya
tertutup glasier atau lapisan es.
Contoh organisme yang berperan pada suksesi primer
yaitu lumut dan Lichenes. Organisme yang mampu
tumbuh pertama kali dan kemudian membentuk
suatu ekosistem disebut organisme pionir atau spesies
pionir.
10. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder yaitu proses perubahan
komposisi komunitas yang terjadi pada area yang
mulanya ada kehidupan tetapi kemudian
mengalami beberapa gangguan yang
menyebabkan hilangnya komunitas yang ada di
area itu dan hanya meninggalkan tanah yang
tetap utuh.
Tetapi pada umumya area itu akan pulih kembali.
Contoh : hutan yang mengalami penebangan
11. Menurut tipenya proses terbentuknya, suksesi
dibedakan :
Tipe Serial terjadi pada bekas muntahan letusan
gunung.
Tipe Siklis ditemukan pada daerah-daerah yang
mengalami perubahan lingkungan secara periodik,
seperti daerah pantai karena adanya pasang surut
secara periodik.
12. Faktor – faktor yang memepengaruhi kecepatan
proses suksesi antara lain :
Luasnya komunitas asal yang rusak
Jenis (species) tumbuhan yang ada disekitar
komunitas yang rusak
Kehadiran organisme yang membantu penyebaran
biji / benih
Iklim (angin dan air)
Macam substrat baru yang tumbuh
13.
14. Dampak eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem
1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Fragmentasi habitat misalnya terjadi pada hutan yang
ditebangi atau dirambah, sehingga menyisakan kawasan
hutan yang kecil. Selain itu, pembangunan jalan melintasi
hutan juga menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat pada
kawasan hutan. Hutan yang ditebang atau dirambah
memberikan dampak antara lain perubahan pada struktur
komunitas hutan dan kematian pohon yang berada di
pinggiran hutan akibat tingginya paparan angin dan
cahaya matahari.
Degradasi habitat adalah proses penurunan kualitas
habitat/tempat tinggal mahluk hidup tertentu
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya
masalah lain seperti kematian organisme karena hilangnya
sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya
keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.
16. 2. Terganggunya Aliran Energi di Dalam Ekosistem
Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem
buatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan aliran
energi dalam ekosistem tersebut. Contohnya, ketika proses
penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan
hutan kemudian ditanami dengan satu jenis
tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut menyebabkan
aliran energi yang semula bersifat kompleks, yaitu antara
berbagai jenis produsen (pohon-pohon besar dan kecil),
konsumen (berbagai macam hewan), detritivora (jamur,
bakteri, dan sebagainya), menjadi aliran energi yang lebih
sederhana, yaitu satu jenis produsen (contohnya padi),
beberapa konsumen, dan detrititivor
17. 3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotik secara berlebihan untuk
membunuh populasi organisme yang merugikan (hama atau
patogen) dapat menyebabkan munculnya
populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan
antibiotik tersebut.
Pada akhirnya, populasi hama yang bertahan hidup dan
mampu berkembang biak merupakan hama yang kebal
(resisten) terhadap pestisida jenis tersebut.
18. 4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Setiap organisme memiliki peran penting di dalam
suatu ekosistem. Hilangnya satu organisme dapat
memberikan dampak yang cukup besar di dalam
ekosistem. Contohnya, di dalam ekosistem sawah,
hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular, dan
sebagainya dapat meningkatkan populasi organisme
lain, misalnya tikus yang memakan padi.
Akibatnya, populasi padi akan menurun dan hasil panen
akan berkurang
19. 5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi atau masuknya spesies dari satu ekosistem ke
dalam ekosistem lainnya biasanya bertujuan
untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia.
Contohnya,introduksi tanaman gandum, singkong, dan
beberapa tanaman pertanian lainnya. Namun, introduksi
spesies asing juga dapat merugikan, karena terkadang di
dalam ekosistem yang baru, spesies tersebut tidak memiliki
predator alami. Meledaknya populasi tanaman eceng gondok
yang menjadi gulma bagi perairan di sekitar kita, merupakan
contoh introduksi spesies yang merugikan akibat tidak
adanya predator alami. Serangga Neochetine
eichhorniae yang merupakan predator tanaman eceng
gondok dan dapat mengendalikan populasi eceng gondok di
perairan tidak hidup di Indonesia
20. 6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti kayu, tanduk, dan gading jika digunakan
dan dieksploitasi secara berlebihan akan
menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya
alam tersebut.
21. 7. Terganggunya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh
terhadap daur biogeokimia. Contohnya daur karbon
yang terganggu akibat semakin banyaknya
penggunaan bahan bakar. Melimpahnya CO2 yang
dihasilkan dari proses pembakarandapat memberikan
efek buruk, salah satunya adalah pemanasan global.
22. C. EKSPLOITASI BERLEBIHAN PADA EKOSISTEM DARAT
DAN AKUATIK
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan,
meliputi hutan, padang rumput, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi
berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada
ekosistem hutan. Semakin banyaknya manfaat yang dihasilkan dari
ekosistem hutan, maka semakin banyak pula manusia yang
menggunakan sumber daya hutan untuk kesejahteraan hidupnya
secara berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan ekonomi.
Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi
karbon dioksida terbesar karna vegetasinya memerlukan CO2 untuk
fotosintesis. Namun, adanya CO2 yang berlebih yang menyebabkan
pemanasan global. Salah satu efek pemanasan global adalah
mencairnya es di kutub. Bila es mencair, maka permukaan air laut
akan naik yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekologis di
seluruh bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon dalam
jumlah besar juga menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya.
23. 2. Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik yang meliputi laut, sungai, danau, dan
perairan lainnya dapat mengalami eksploitasi pula.
Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa
penangkapan organisme laut secara berlebihan. Rusaknya
atau pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan
hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada
ekosistem terumbu karang.
Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan
adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah
wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan
sebagai eksploitasi apabila daerah wisata tersebut tidak
dikelola dengan baik. Misalnya pantai yang telah tercemar
oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata
tersebut. Hal itu akan mengganggu keberadaan organisme
yang ada di ekosistem tersebut
24. D. UPAYA MENJAGA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulangnya
Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah
tangga karena dapat mencemari lingkungan
Tidak boros dalam penggunaan air dan membangun daerah
resapan air di halaman rumah
Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah, dan
mendaur ulangnya
Menghemat penggunaan bahan bakar
Menghentikan jual-beli berbagai spesies hewan langka
Tidak membakar hutan untuk membuka lahan
Menerapkan sistem bercocok tanam yang memperhatikan
lingkungan, yaitu dengan mengendalikan hama secara alami
dengan metode biological control (menggunakan musuh alami
dari hama). Upaya ini untuk mencegah munculnya populasi
hama yang resisten terhadap pestisida.
Pengawasan ketat oleh pemerintah terhadap berbagai produk
impor. Upaya ini untuk mencegah masuknya spesies asing ke
dalam negeri
Reboisasi hutan