SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi, latar belakang dan karya-karya Abdullah Ahmed An-Na’im
1. Biografi
Abdullah Ahmad an-Na’im adalah seorang aktivis HAM yang dikenal di dunia
internasional. Lahir di Sudan pada 1946 dan menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas
Khartoum, Sudan dan memperoleh gelar LL.B dengan predikat cumlaude. Tiga tahun
kemudian pada tahun 1973 dia mendapat gelar sekaligus LL.B., LL.M, dan M.A dari
University of Cambridge, Inggris. Pada tahun 1976 mendapat gelar Ph.D. dalam bidang hukum
dari University Of Edinburg Skotlandia dengan disertasi tentang perbandingan prosedur
pra percobaan kriminal (hukum Inggris, Skotlandia, Amerika dan Sudan).
Meski berasal dari negeri miskin dan terbelakang, An-Na’im mampu menjadi akademisi
bertaraf internasional yang sukses, kariernya sebagai akademisi dimulai sebagai staf
pengajar di bidang hukum di universitas Khartoum, Sudan (November 1976 hingga Juni
1985), ketua jurusan hukum public di Almamater yang sama (1979-1985), professor tamu di
fakultas Hukum UCLA, USA (Agustus 1985 sampai juli 1987). Pada Agustus 1988 sampai
januari 1991 ia menjadi professor tamu Ariel F.Sallows dalam bidang HAM di fakultas Hukum,
University Saskatchewan, Kanada; antara Agustus sampai Juni 1992 menjadi professor tamu
Olof Palme di Fakultas hukum, University of Upshala, Swedia; Juli 1992 sampai Juni 1993
menjadi sarjana tinggal di kantor the ford Foundation untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, di
Kairo, Mesir, Juli 1993 hingga April 1995 menjadi direktur eksekutif pengawas HAM
Afrika di Washington D.C; dan sejak Juni 1995 sampai sekarang menjadin professor hukum
di universitas Emory, Atlanta, GA, Amerika serikat.
Di tengah-tengah kesibukan aktivitas sehari-harinya, Beliau banyak sekali melakukan
penelitian dan menulis berbagai topic yang berkaitan dengan status, aplikasi dan pembaruan
internal hukum Islam. Banyak yang mengenal An-Naim bahwa beliau termasuk ilmuan yang
memiliki komitmen yang kuat terhadap Islam sekaligus mempunyai dedikasi yang tinggi untuk
1
menegakkan HAM. Selain sebagai ahli hukum an-Naim juga seorang yang ahli dalam bidang
hubungan Internasional.
2. Latar belakang sosial-politik
Dalam sebuah partai yang disebut The Repubilcan Brotherhood menarik perhatian
dunia internasional ketika pemimpinnya, Mahmod Muhammad Taha, dihukum mati oleh
pemerintah Ja’far Numeiry pada 1985. Kendati demikian para pengikut The Republican
Brotherhood tetap eksis menjadi kelompok kecil di Sudan selama beberapa tahun. Partai
Repbulican Brotherhood didirikan Mahmod Muhammad Taha sebagai partai Republik di
tengah-tengah perjuangan nasional Sudan pada akhir perang dunia II. Partai ini merupakan
sebuah alternatif bagi partai-partai politik nasionalis besar, sebab pendirinya merasa partai-
partai itu didominasi pemimpin-pemimpin muslim konservatif. Walaupun partai ini meraih
kemenangan kecil dalam pemilu tetapi Mahmod Muhammad Taha menekankan perlunya
transformasi Islam dan pembebasan dari dominasi kekuatan-kekuatan sektarian.
Sejak An-Na’im bergabung dengan partai The Republican Brotherhood beliau giat
melakukan perlawanan terhadap kampanye islamisasi yang dimotori oleh Numeiry.
Mahmod Muhammad Taha yang menjadi guru dari An-Na’im di tahan tanpa proses
pengadilan termasuk An-Na’im juga ikut di dalamnya. Mereka dibebaskan pada akhir tahun
1984, tetapi pemimpinnya, Mahmod Muhammad Taha, ditangkap kembali dengan tuduhan
menghasud dan pelanggaran lainnya sampai kemudian hukuman eksekusi terhadapnya pada
tahun 1985. Pemimpin lainnya juga ditangkap tetapi hanya ustadz Mahmod Muhammad Taha
yang dihukum mati. Pada proses ini, Abdullahi Ahmed an-Na’im mengambil langkah untuk
menegosiasikan pembebasan sekitar 400 anggota The Republican Brotherhood, tetapi tidak
dapat menjamin pengampunan ustadz Taha gurunya. Sejak itu kelompok ini sepakat untuk
tidak terlibat dalam aktivitas politik dan secara resmi membubarkan diri.
Setelah dua bulan (76 hari) di laksanakan eksekusi atas Muhammad thaha, pemeritahan
jendral Numeiry di gulingkan lewat suatu pembrontakan dan kudeta pada tanggal 6 april 1985
peristiwa ini menurut An-Naim, banyak di pengaruhi oleh pemikiran cemerlang Muhammad
Thaha setelah wafatnya Muhammad Thaha The republican brotherhood hengkang dari
aktifitas politik sudan kelompok ini banyak aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan.
An-Naim sendiri selaku tokoh sentral dalam gerakan ini berusaha keras mentrasformasikan
2
pemikiran Thaha tentang metode naskh yang tertuang dalam al-risalah ast-tsaniyah min al-
islam. Kemudian An- Naim menjadi penerus Muhammad thaha, sehungga menghasilkan
karya yang spektakuler, yaitu Toward an Islamic Reformation civil liberaties human right
and internasional law.
Sejak terbunuhnya Mahmod Muhammad Taha, dan berikut penggulingan Numeiry,
kelompok ini secara tidak resmi diorganisasikan kembali menjadi komunitas sosial yang
bergerak dalam usaha reformasi Islam dan melanjutkan menyebarkan pemikiran dan ajaran
Mahmod Muhammad Taha. Para pemimpin kelompok ini menekankan dan lebih tertarik
pada reformasi kepercayaan ketimbang aksi politik secara langsung.
An-Na’im sendiri menekankan bahwa pesan ini mewakili suatu pendekatan, bukan
aksi politik, namun begitu tidak berarti aktivitas politik berhenti sama sekali beliau justru giat
mendakwahkan ajaran dan ide-ide Mahmod Muhammad Taha pada ceramah-ceramah dan
tulisan-tulisan terutama diluar Sudan. An-Na’im beranggapan bahwa mengambil ajaran
Mahmod Muhammad Taha untuk dikembangkannya adalah tanggung jawabnya. Abdullahi
Ahmad An-Na’im sendiri telah membuktikan bidang spesialisasinya, yakni hukum publik,
mereinterpretasikan hukum publik Islam dari perspektif ajaran Mahmod Muhammad Taha.
Sudan juga sudah multi etnis dan relegius, Ada sekitar 567 suku di negeri ini dan lima
kelompok bahasa islam, terutama sunni, menjadi agama mayoritas bagi penduduk sudan yang
berjumla kira-kira 75% dan sebagian besar berdomisili di Sudan bagian utara. Sedang di
wilayah selatan banyak yang menganut agama aliran kepercayaan, yakni sekitar 16,7%
penganut Kristen 5% dan lain-lain2,4%.
Sudan mengalami proses Islamisasi yang pada saat kebersamaan dialami juga oleh
Pakistan, tetapi dengan versi yang lebih ringan dan lebih hati-hati karena oleh sejumlah besar
golongan minoritas (non-muslim) di sebelah selatan negara harus diberi jaminan. Al-turaby di
kecam oleh Ikhwan al-muslimin karena terlalu banyak mengadakan kompromi. Sedangkan para
pemimpin tradisional sufi menolak pembaharuan Ikhwan al-muslimin secara keseluruhan,
Secara umum lebih moderat dan lebih bertahap dalam pendekatannya dari pada yang
telah dilakukan oleh tetangga negaranya, Mesir sebaliknya Sayyid Al-Mahdy Menganggap
Ikhwan al-Muslimin terlalu tradisional dalam penafsirannya tentang islam. Dia lebih menyukai
3
ijtihad baru yang lebih penting ketimbang segala mazhab dan ajaran hukum yang lama, yang
mengambil sumber-sumber islam, filsafat dan seperangkat intitusi yang cocok dengan modern.
Pada mulanya islamisasi disukai masyarakat utara Sudan, dimana banyak orang
yang meraskan akibatnya yang berupa menurunya angka kejahatan dan korupsi,
Pencambukan dan pemotongan anggota tubuh lantaran diterapkan hukum islam sebagai
konstitusi negara. Akan tetapi Numeiry menggunakan islam untuk memperluas kekuasaanya
dan membenarkan rezim yang semakin reprensif dan lebih-lebih menerapkan hukum islam
bagi kalangan non-muslim, justru merusak citra baik di dalam maupun di luar negeri.
Penerapan syari’at islam dengan model qisas, rajam dan dera seringkali
dijahtuhkan bagi para penentang rezim Numeiry pada masa kekuasaanya, hal itu
mengakibatkan ketegangan bagi masyarakat Sudan. Sejak tahun 1983-1985 puncak
ketidakserasian masyarakat tersebut adalah ketika seorang pemimpin pertama yaitu; Mahmod
Muhammad Taha guru Abdullahi Ahmed an Na’im di jatuhi hukuman mati oleh numeiry dengan
tuduhan murtad dan demi untuk melindungi kemurnian islam. Dan tiga bulan kemudian yaitu
tahun 1985 sebuah revolusi rakyat dengan sebuah kedekatan berhasil menyumbangkan
rezim Numeiry.
3. Paradigma dan tipologi pemikiran
Setiap tokoh pasti memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam merumuskan
pemikiran yang merupakan hasil dari pemahaman masing- masing, Model paradigma
barunya An-Na’im, beliau berpendapat bahwa syari’ah tidak cukup hanya dengan reformasi
hukum Islam akan tetapi lebih dari itu yaitu dengan rekonstruksi, reaktualisasi atau bahkan
mungkin harus dengan dekonstruksi. Karena Islam lahir dalam setting masyarakat yang sama
sekali berbeda dengan masyarakat kontemporer yang tengah berlangsung dalam kehidupan
modern saat ini.
Pemikiran dekonstruksi Abdullahi Ahmed an-Naim nampaknya layak dan bisa menjadi
garansi atas wacana pembaharuan hukum Islam kontemporer. Bagi Abdullah Ahmed an-
Na’im seperti bisa dibaca pada karyanya kesempurnaan syari’ah Islam bukanlah terletak pada
kebekuannya (yang dianggap sudah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW),
melainkan justru pada kemampuannya untuk terus berkembang maju sesuai dengan tuntutan
kehidupan yang juga semakin berkembang maju.
4
An-Naim membangun metodologi dengan teori yang selama ini baru. Hukum islam
harus didekrontuksi secara total, agar bisa koheren dengan modernitas, namun tetap islam.
Pemikiran rekronstuktifnya An-Na’im cenderung skeptipis dan apatis terhadap metodelogi
yang telah ada sebelumnya yaitu fiqh klasik.
4. Karya-karya
Karya yang ilmiah yang diusung adalah tentang dekonstruksi syariah dalam bukunya
yang brjudul Toward an Islamic Reformatian; Civil Liberties, Human Right and International
Law, New York: Syracuse University Press, 1990. Diterjemahkan oleh Ahmad Suaedy dan
Amirudin Arrani. Dekosntruksi Syari’ah: Wacana Kebebasan Sipil, Hak Asasi Manusia dan
Hubungan Internasional dalam Islam (Yogyakarta: LKiS, 1994), karya ii merupakan karya yang
monumental karena buku ini membedah aspek-aspek ambiguitas pemikiran hokum Islam, baik
persoalan metodologi maupun materinya.
Selain karya itu juga ditemukan pula karya terbarunya yang berjudul "islam dan Negara
Sekular: menegosiasikan masa depan syariah (2007)". Karya pemikir asal Sudan yang kini
menetap di AS ini merupakan hasil penelitian selama lebih kurang tiga tahun (2004-2006)
yang dilakukan dibeberapa Negara muslim termasuk turki, mesir, sudan, Indonesia, Nigeria,
dan lain-lain. Ada beberapa catatan kecil yang menarik dari buku ini. Pertama, versi
orisinal buku hingga sekarang belum terbit. Rencananya tahun (2008) baru akan dicetak. Versi
Indonesia ini sendiri diterjemahkan dari draft asli yang ditulis dalam bahasa inggris.
Sebagai sebuah karya intelektual, buku an-Naim ini layak untuk mendapatkan
apresiasi. Namun demikian, ia hendaklah dibaca dengan nalar kritis dan nalar atmosfer yang
akademis, bukan dengan semangat dogmatis apalagi ideologis. Hal ini perlu ditekankan
mengingat banyaknya kalangan cerdik cendikia Indonesia belakangan ini yang begitu saja
mengadopsi sebuah pemikiran dan gagasan semata-mata karena ia diusung nama-nama
besar dalam dunia belantara pemikiran islam kontemporer.
Diihat dari karya-karyanya, Ahmad Na’im termasuk ilmuwan yang meiliki komitmen
kuat terhadap Islam. Perhatian utama Ahmad Na’im adalah hukum Islam dalam kaitannya
dengan isu-isu internasional modern, seperti HAM, hubungan internasional, konstitusionalisme
modern dan hukum pidana modern. Menurutnya, hukum Islam saat ini membutuhkan reformasi
total atau rekonstruksi menyeluruh.
5
B. Metode dan Pendekatan Pemikiran
1. Metode berfikir
Untuk bisa merefleksikan sebuah tema pemikiran khususnya pembaharuan hokum islam
yang di tawarkan oleh seorang pemikir yang peduli terhadap keberlangsungan hokum yang
mampu memberikan ruang gerak untuk di jadikan sebuah talak ukur dalam berinteraksi wajar
jika melihat pemikiran tokoh yang di usung sementara untuk menguji sampai sejauh mana
sebuah tema pemikiran itu eksis dan secara akademik dapat di pertanggung jawabkan, hal itu
setidaknya juga dapat di mulai dengan upaya pembahasan berkenaan dengan metode yang di
tawarkan, hal tersebut bias di mulai dengan melacak pemikiran-pemikiran an-naim.
Dalam bukunya, dekonstruksi syariah Naim sangat getol dalam pembaharuan islamnya
Naim resah melihat syariah yang sedang di praktekkan adalah syariah bawaan (historis syariah)
yang cenderung tidak mampu mencover segala aspek kehidupan yang sudah berakulturasi
dengan kebudayaan sekuler, khususnya dalam bidang hukumnya Naim mengatakan “model-
model syariah “modern”itu akan melahirkan problem yang sangat serius dalam praktek, dan
bahwa upaya pembaharuan dalam kerangka syariah sejauh ini belum dan tidak akan mungkin
mencapai tingkat pembaharuan yang sungguh-sungguh di perlukan bidang hokum public. Intinya
Naim mengatakan bahwa upaya untuk mewujudkan Negara islam modern “ tidak akan
maksimal, melihat kerangka pembaharuan syariah yang belum di tindak lanjuti Naim mencoba
mengusung kembali metodologi pembaharuan syariah yang pernah di kembangkan oleh gurunya
Mahmoud Muhamed Thoha, yaitu “evolusi legislasi islam”yang esensinya suatu ajakan untuk
membangun prinsip penafsiran baru yang membolehkan penerapan ayat-ayat al-quran dan
sunnah, bukan yang lainnya . Naim melanjutkan , jika pendekatan tersebut di terapkan akan
mampu memecahkan kebuntuan antara tujuan pembaharuan keterbatasan konsep dan tekhnik
syariah histories.
Teori evolusi legislasi islam di kenal daam kerangka hokum islam dengan kata naskh
konsep naskh yang di tawarkan oleh Mahmoud Thoha dna muridnya An-naim berbeda dengan
konsep naskh yang pernah di kemukakan oleh ulama-ulama klasik. Naskh yang di ajukan
berpijak pada surat Al-Baqarah ayat (106) ma nansakh min ayatin aw nunsiha na’ti bikhoirin
minha aw mitssliha. Menurut thaha ayat tersebut seharusnya di tafsirkan sebagai berikut ayat-
ayat kami naskh (menghapuskan hokum suatu ayat ) atau yang kami tunda pelaksanaanya maka
6
kami gantikan dengan ayat yang lebih dekat dengan pemahaman manusia , atau memulihkan
pemberlakuan ayat tersebut pada saat yang tepat. Bisa di ambil kesimpulan, bahwa naskh
menurut Thaha adalah penghapusan untuk sementar a waktu, tidak bersifat permanen.
Naim mengatakan bahwa tesis yang di ajukan gurunya sesuai dengan kondisi ummat sekarang
dan tesis tersebut adlah satu-satunya jalan untuk menerobos kebutuan pemahaman hokum
syariah yang seharusnya bersifat kreatif inisiatif dan apreatif.
Dalam pembaharuan hokum resmi, naim mengekor pada tipe pembaharuan hokum yang
banyak di kembangkan oleh bangsa-bangsa muslim pada umumnya di antaranya:
a. Takhshis al-qada’ (hak penguas untuk memutuskan dan menguatkan keputusan
pengadilan ) di gunakan untuk membatasi penerapan syariah pada persoalan- persaoalan
hokum perdata bagi umat islam.
b. Takhayyur (menyeleksi berbagai pendapat di dalam mazhab fiqih tertentu dan tidak
memilih pendapat dominant di dalm mazhab arus pertama,melihat mazhab yang dominan
adalah mazhab hanafi, yang merupakan mazhab resmi bagi masalah-masalah yang
berkaitan dengan hukm perdata ummat islam.
c. Siasah syariah (kebijaksanaan penguasa untuk menerapkan aturan-aturan administratif
yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan syariah juga di gunakan untuk
memperkenalkan berbagai bentuk pembaharuan.
d. Penafsiran kembali terhadap hukm perdata, untuk membatasi maraknya perceraian dan
poligami yang banyak di lakukan olen kaum laki-laki.
2. Kerangka teoritik
Di zaman modern sekarang ini sebagai mana yang di katakana oleh voll, bahwasannya
aeda tiga macam kerangka hokum islam yang berkembang yaitu pertama Kembali kepada al-
quran dan hadist kedua menguak pintu ijtihad dan yang ketiga mengadopsi hokum sekuler yang
di sesuaikan dengan kerangka hokum islam.
Menurut An-Naim ketiga kerangka (tema) tersebut tidak akan bisa mencapai tingkat
pembaharuan yang mendesak supaya hokum public islam bisa berfungsi sekarang ini. Apabila
umat muslim masih berpegang kepada tiga tema tersebut , yang dalam istilah An-Naim adalah
syariah histories.
7
Oleh sebab itu an-naim mencoba untuk membangun suatu bangunan hokum islam yang
sesuai dengan kondisi real dunia modern sekarang ini, yang di dasarkan pada ajaran al-quran dan
hadist yang murni .Umat islam harus terlepas dari keterikatanya oleh syariah histories jadi
kerangka teori yang di ajukan An-Naim ini terlepas dari tiga tema yang di ajukan oleh voll Bagi
an-naim tidak mungkin memilih salah satu dua pilihan itu, untuk itu umat islam harus
membentuk kerangka baru hokum islam agar dapat adaptable di dunia internasional sekarang ini
hokum islam harus humanis.
3. Pendekatan pemikiran Na’im
Untuk membantu dan memudahkan penerapan metode di atas, Na’im menawarkan
perlunya pendekatan social historis dalam segala proses pengkajian pembaharuan islam.
Signifikansi dari pendekatan ini adalah untuk menyadarkan diri bahwa munculnya pemikiran-
pemikiran islam modern yang tetap eksis sampai sekarng ini, tidak bisa di lepaskan dari konteks
sosio historis perjalanan perkembangan islam sejak lahirnya sampai sekarang, Dengan demikian,
sebuah produk pemikiran, khususnya hokum islam senantiasa akan terasa lengkap bahkan bisa
jadi anakroistik.
Untuk merealisasi pemikiranya tentang pembebasan masyarakat sipil, jaminan hak-hak
asasi manusia hokum internasional dalam islam dan hokum pidana islam, naim mencoba
merekam perjalanan sejarah terbentuknya sebuah hokum (syariah).
Syariah yang di maksud oleh An-Naim adalah tugas umat manusia yang menyeluruh
yang meliputi aspek moral, teologi dan etika pembinaan umat, aspirasi spiritual, ibadah formal,
dan ibadah rinci jadi dengan demikian syariah berkaitan erat dengan historis perjalanan
kehidupan manusia, sedangkan menurut An-Naim syariah historis belum mampu menjawab
tantangan modern, yang harus di berengi dengan ikhtiar untuk mendekonstruksi kembali syariah
histories (syariah yang turun temurun yang cenderung tidak berubah) melihat zaman menantang
untuk di hadapi, dengan pemikiran yang di usungnya, sekulasisi dan modernisasi.
Memperkuat analisisnya, Naim mencoba mengkritisi sejarah syariah menurutnya ayat-ayat
madaniyah yang bersifat kasuistik yang menurutnya banyak menyatakan norma politik dan
hokum yang bersifat khusus, harus saatnya diganti dengan ayat-ayat makiyah yang menurutnya
lebih universal, lebih egaliter dan banyak berisi tentang ajaran agama dan moral, atau dalam
8
bahasa mahmoud thoha ayat madaniyah adalah ayat yang belaku bagi suatu masyarakat yang
baru berkembang dan terbatas
Lebih lanjut Naim berpendapat bahwa ajaran islam yang berkembang sekarang adalah
berangkat dari kondisi konkrit masyarakat madinah pada abad VII, yang memungkinnya adanya
transformasi hokum islam yang lebih responsive terhadap perkembangan dinamika kehidupan
masyarakat dengan tetap berlandaskan Al-Quran dan hadist sebagai hujjah
Dengan pendekatan demikian tersebut, an-Naim berusaha memunculkan sesuatu kajian histories
hokum islam secara terbalik, satu metode yang belum pernah di terapkan sebelumnya oleh ulama
dan intelektual lainnya
Selain tentang kegunaan ayat makkiyah, an-Naim juga menganjurkan untuk
mendekonstrusi konsep baku ushul fiqh yang telah di cetak oleh ulama terdahulu, menurut An-
Naim aturan yang tertuang dalam ushul fiqh bukan suatu hal yang di anggap final dan mengikat
semua orang dapat melakukan ijtihad, selama ijtihadnya tersebut masih dalam lingkaran risalah
islam.
4. Metodologi kajian an-Naim
Dalam rangka mewujudkan teorinya, an-Naim memberikan landasan-landasan intelektual
baru dalam ranah pergumulan hokum public islam, penfsiran kembali terhadap hakikat dan
makna hokum public islam secara menyeluruh. Metodologi yang dikemukakan oleh an-naim
adalah metode yang dikembangkan oleh gurunya dalam the second massage of islam, Mahmud
Muhammad thoha. Lebih dari itu, an-naim mengembangkan prinsip-prinsip dasar yang telah
diajarkan Thoha tersebut ke dalam analisa konkrit mengenal implikasi-implikasinmya dalam
hokum public islam. An-naim mengajukan pendekatan-pendekatan yang lebih memadai dengan
konsep dasar yang telah diberikan gurunya tersebut.
Metodologi yang dijadikan kerangka reformasi oleh Mahmoud Thoha dan muridnya, an-
Naim, adalah teori evolusi hokum, atau yang dikenal dalam kerangka hokum islam dengan kata
naskh.
5. Buah pemikiran An-Naim
Sudah masyhur dikalangan para pemikir kontemporer, berkenaan dengan teori-teori yang
dikembangkan dalam merumuskan dan menampilkan formulasi hokum islam yang mapan dan
9
lebih reflektif terhadap gejala-gejala yang menjamur di masyarakat, sehingga bisa diterima dan
lebih memihak keadilan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Voll, ada tiga term yang dikembangkan yaitu:
kembali kepada al-Qur’an dan hadits secara total, menguak pintu ijtihad dan mengadopsi hokum
sekuler yang disesuaikan dengan kerangka hokum islam. Tiga terma pembaharuan tersebut
bukan hany mendominasi dalam ranah hokum tetapi merembet kepada reformasi dalam tatanan
politik, pendidikan, ekonomi dan berbagai sector kehidupan kehidupan lainnya.
Terlepas dari tiga terma diatas, an-Naim mencoba membangun sebuah bangunan hokum yang
lebih mapan yang jauh lebih relevan dalam konteks zaman sekarang ini. Menurut Naim, ummat
islam harus lepas dari belenggu syariah historis yang dianggap belum mampu merespon
perubahan atau menerima hokum secular. Dengan latar belakang tersebut, menurut Naim ummat
islam harus membentuk kerangka baru hokum islam agar dapat beradaptasi dengan dunia
internasional., yaitu menjadi hokum islam yang humanis.
Sesungguhnya munculnya pemikiran reaktualisasi dan dekontruksi hokum islam
berangkat dari beberapa pandangan dasar, yaitu: pertama, bahwa pintu ijtihad selalu terbaru.
Kedua, didalam al-Qur’an dan Hadits terdapat nasakh. Ketiga, hokum islam bersifat dinamis dan
elastis. Keempat, kemaslahatan dan keadilan merupakan tujuan syariat. Dan yang kelima,
keadilan adalah dasar kemaslahatan. Dengan mengacu pada pandangan-pandangan ini maka
terlihat bahwa metode penafsiran dan penemuan hokum yang selama ini telah berjalan terasa
akronestik, sehingga suatu tatanan metode baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
berbagai masalah actual menjadi sangat mendesak dan mutlak diperlukan.
Kembali pada pemikiran an-Naim, dari paparan reformasi pemikiran hokum islam yang
dikemukakan oleh an-Naim, terdapat beberapa sumbangan pemikiran yang ditawarkan untuk
mewujudkan realisasi hokum public islam.
Pertama, konstitualisme islam. Menurut Naim konstitualisme islam pada era modern ini
harus lebih bersifat aspiratif, egaliter, dan tidak diskriminatif. Konstitualisme islam sekarang ini
seharusnya tidak membedakan agama, ras, dan sex (jenis kelamin). Menurut Naim,
konstitualisme seperti in sudah ada dalam islam, yang banyak tertuang dalam surat Makkiyah.
Kedua, yang dapat dipetik dari pemikiran an-Naim adalah tentang hokum pidana islam.
Menurutnya, Negara yang memberlakukan hokum islam secara totalitas haruslah
10
mempertimbangkan hukuman yang humanis. Bagi Naim hukuman hadd dan qishas yang berlaku
dalam hokum islam harus dibatasi pemberlakuannya. Hadd dan qishas dalam era modern
dianggap hukuman yang tidak mengakui dan menghormati hak asasi manusia yang agung. Untuk
menghindari hal tersebut, satu-satunya cara adalah memberlakukan ayat-ayat Makkiyah dan
menunda kebarlakuan ayat Madaniyah.
C. An-Na’im tentang sumber-sumber hukum Islam
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an ini menjadi sumber utama dalam penetapan hukum Islam, maka An-Na’im
juga menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam Ijtihad. Seluruh teks Al-Qur’an yang
diyakini oleh umat Islam secara literal dan final sebagai firman Allah, dikumpulkan sangat
dini dalam sejarah Islam, Teks Al-Qur’an dianggap sangat akurat dan tidak perlu diperdebatkan
lagi oleh umat Islam. Yang perlu ditelaah kembali menurut An-Na’im adalah penggunaan
Al-Qur’an sebagai dasar hukum positif.
Jadi Al-Qur’an bukan kumpulan hukum atau bukan buku hukum, melainkan sesuatu
yang memiliki daya tarik bagi umat manusia untuk mentaati hukum Tuhan yang sudah lebih
dahulu diwahyukan atau mungkin dapat ditemukan. Namun demikian salah besar mengabaikan
pengaruh Al-Qur’an dalam penciptaan sistem perundang-undangan Islam. Di satu sisi benar
bahwa hanya terdapat sekitar 500 ayat (atau 600 menurut sebagian ulama) dari seluruh Al-
Qur’an yang berjumlah 6.219 ayat yang mengandung elemen hukum, dan itupun sebagian besar
berkaitan dengan ibadah ritual. Hanya sekitar 80 ayat yang mengadung bahasan pokok
tentang hukum, dalam pengertian menggunakan istilah hukum secara langsung dan jelas, di sisi
lain tidak hanya 80 ayat itu saja yang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga menjadi intisari
yang sangat jauh artinya dari ayat-ayat itu”, bahkan ayat-ayat non hukum pun dikostruksi
dengan berbagai cara sehingga bermuatan dan berimplikasi hukum.
Al-Qur’an dikesankan menjadi sumber keyakinan umat bahwa syari’ah adalah perintah
langsung dan komprehensif dari Tuhan, konsekuensinya seluruh sumber dan tekhnik lainnya
baik prinsip(cara) individu atau aturan syari’ah, harus berdasarkan Al-Qur’an atau paling
tidak menunjukkan konsistensi dengan petunjuk Al-Qur’an.
11
Wahyu bagi Abdullahi Ahmed An-Na’im, sebagaimana disinggung pada bagian awal,
harus diletakkan dalam posisi yang semestinya yang terpisah dengan sejarah. Ini bisa dipahami
manakala secara aman Abdullahi Ahmed An-Na’im mengutip pendapat Noel J. Coulson, bahwa
al-Qur’an bukanlah kumpulan hukum atau bahkan hukum itu sendiri, melainkan sesuatu yang
memiliki daya tarik bagi umat manusia untuk mentaati hukum Tuhan yang sudah lebih dahulu
diwahyukan atau mungkin dapat ditemukan. Akan tetapi Abdullahi Ahmed An-Na’im
sependapat dengan ungkapan bahwa al-Qur’an memiliki pengaruh dalam penciptaan sistem
perundang-undangan.
2. As-Sunnah
Sebagai sumber hukum kedua yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw, memiliki
kekuatan penuh untuk menentukan kebijakan hukum ketika suatu dalil tidak ditemukan di dalam
teks Al-Qur’an. Kata sunnah berarti menciptakan dan mewujudkannya menjadi suatu model,
kata tersebut juga diterapkan untuk memperagakan tingkah laku. Suatu tingkah laku yang
patut dicontoh dapat dimulai dengan membuat model, atau mengambil praktik nenek
moyang suatu suku atau komunitas, seperti dijelaskan oleh Fazlur Rahman, konsep sunnah
memiliki dua sisi, sisi yang secara historis(dianggap) fakta tingkah laku dan sisi normatif,
faktatersebut bagi generasi-generasi penerus.
Cacat perangkat otentisitas ketika diuji oleh ukuran-ukuran modern, secara logis
mungkin mendukung proposisi bahwa berbagai sunnah palsu mungkin telah masuk ke dalam
enam kumpulan yang diterima memiliki otoritas oleh seluruh umat Islam sunni. Mungkin juga
beberapa sunnah yang asli tertolak atau dirangking begitu rendah sehingga tidak memiliki
pengaruh sebagai sumber syari’ah. Tetapi An-Na’im percaya bahwa upaya apapun untuk
mengubah keaslian dari kepalsuan, atau mengembalikan sunnah yang tercemar sebelumnya
adalah suatu tugas yang hampir-hampir mustahil dilakukan sekarang.
3. Ijma’
Dikatakan sebagai sumber yang independen selain dari teks Al-Qur’an dan As-Sunnah itu
sendiri. Ijma’ adalah perkembangan yang sangat besar dalam perkembangan syari’ah, pada
tingkatan tertentu rekaman awal Al-Qur’an dan seleksi sunnah telah menjadi otoritas dan
terangkum dalam ijma’. Selain itu diterapkan bahwa “interpretasi dan aplikasi Al-Qur’an dan
sunnah dianggap benar, hanya jika ia diakui oleh konsensus (ijma’) hanya orang-orang dan teks
12
yang dianggap otoritatif oleh konsensus ijma’lah yang diakui, konsensus itu tidak dilakukan
dalam pengertian muktamar atau dewan, melainkan melalui suara lubuk hati yang dalam dari
masyarakat yang secara universal dianggap sebagai tidak mungkin akan berbuat salah.
Kontroversi mengenai ini semua merupakan akibat dari tidak memadainya perangkat
metodologi yang mengantarkan umat (baik ulama’ maupun umat Islam pada umumnya) kepada
ijma’ dalam berbagai masalah. Dengan adanya sarana-sarana modern untuk organisasi,
transportasi, komunikasi dan sebagainya, Tentu aspek-aspek prosedural ini tidak
menjadimasalah. Namun problemnya kemudian terletak pada aspek kebijakan(policy) dari
sifat dan ruang ligkup ijma’, seperti masyarakat manakah yang memenuhi syarat untuk
menetapkan ijma’ yang mengikat, dan bagaimana hubungan ijma’ mereka dengan ijma’ generasi
yang lebih dahulu, generasi kini dan generasi berikutnya dapatkah ia dijelaskan misalnya
ijma’ adalah konsensus komuniatas politik umat islam tertentu, katakanlah Negara-bangsa dan
bahwa ia ditentukan oleh wakil-wakil yang dipilih atau melalui referendum komunitas tertentu?
Jika benar demikian dapatkah ijma’ demokratis, produk komunitas politik modern menolak suatu
konsep atau prinsip syari’ah berdasarkan umat Islam awal, khususnya generasi yang paling
dini yang dianggap memiliki otoritas agama yang kuat? Inti dari pertanyaan-pertanyaan ini
adalah kemungkinan jawabannya adalah alasan fundamental ijma’.
4. Qiyas
Dalam menerapkan Qiyas (analogi) seorang ahli hukum menyimpulkan dari prinsip yang
telah dijadikan preseden bahwa suatu kasus baru berada di bawah prinsip tersebut atau mirip
dengan preseden ini berdasarkan kuatnya alasan (illat). Karena penentuan illat di belakang
pereseden sebelumnya, dan kehadiran yang sama dalam kasus yang baru merupakan pendapat
para ahli hukum, maka qiyas telah ditolak karena mendapatkan syari’ah lebih kepada akal
manusia dari pada wahyu Tuhan. Dakwaan itu dapat dihindari hanya jika qiyas dibatasi pada
kasus-kasus yang tidak ada satu sumber lain yang dapat diterapkan dan hasilnya diketahui
13
sepenuhya sesuai dengan keseluruhan syari’ah, juga sejalan dengan prinsip dan aturan yang
telah dibangun.
Karena memiliki keterkaitan yang jelas dengan ijtihad (penalaran hukum yang
independen) dan menjadi salah satu dari tekniknya, tentulah bermanfaat mengakui qiyas
sebagai sumber syari’ah yang independen. Khususnya sejak pintu ijtihad dianggap tertutup
dan terus diperkuat setelah abad IX M, dengan demikian menjadi mungkin untuk terus memberi
keputusan-keputusan terhadap kasus-kasus baru, melampaui prinsip-prinsip dan aturan syariah
yang dibangun generasi sebelumya tanpa mengklaim menggunakan ijtihad sekali pun.
BAB III
KESIMPULAN
Metodologi yang di gunakan An-Naim dengan meminjam metodologi yang di tuangkan
oleh gurunya itu, dan dengan pengalamannya sebagai seorang sarjana dan aktifis dalam bidang
hokum dan politik. An-Naim mengembangkan metodologi tersebut dalam rangka hokum public
islam, kehebatannya dalam mengolah paerikel-partikel yang ada dalam isu umat islam dan
internasional, dapat menjadikan sebagai penyalur lidah gurunya yang fasih cita-citanya telah
tewujud untuk menyampaikan ide-ide gurunya tersebut kepada dunia internasional
14
Kajian reformasi hokum islam yang di lakukan An-naim ini masih belum selesai (final) masih
banyak perjuangan, pikiran dan aksi yang di lakukannya.reformasi hokum islam ala an-naim
masih tergantung di awang-awang, dan untuk membumikannya masih butuh banyak waktu,
pikiran, perjuangan, dan juga aksi nyata
DAFTAR PUSTAKA
15

More Related Content

What's hot

Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis LBB. Mr. Q
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajarMakalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajarUkhty Nicken
 
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur rauf
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur raufPedoman daurah al quran-abdul aziz abdur rauf
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur raufPustaka Literasi
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamEdwarn Abazel
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharohfriskacaca
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Amiruddin Ahmad
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5NavenAbsurd
 

What's hot (20)

Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis Islam Normatif dan Historis
Islam Normatif dan Historis
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajarMakalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
 
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur rauf
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur raufPedoman daurah al quran-abdul aziz abdur rauf
Pedoman daurah al quran-abdul aziz abdur rauf
 
6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih6 istilah dalam fiqih
6 istilah dalam fiqih
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Berbagai pendekatan konteks studi islam
Berbagai pendekatan konteks studi islamBerbagai pendekatan konteks studi islam
Berbagai pendekatan konteks studi islam
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1
 
makalah Shalat
makalah Shalatmakalah Shalat
makalah Shalat
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 

Similar to Abdullah ahmed an naim

Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imTitik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imInternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
FundamentallllFaw Zie
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014Marhamah Saleh
 
Mata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modernMata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modernHusain Rahim
 
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamFadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamfadh_ahmad
 
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAAliffAzahar
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurAna Laku
 
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6adminpancasilamanaje1
 
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdfb-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdfTriomediaCenter
 
Pemikiran Liberal Islam Indonesia
Pemikiran Liberal Islam IndonesiaPemikiran Liberal Islam Indonesia
Pemikiran Liberal Islam IndonesiaSyamsuddin Arif
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikMoh Imron Aja
 
Islam dan Isu Konterporer
Islam dan Isu Konterporer Islam dan Isu Konterporer
Islam dan Isu Konterporer LBB. Mr. Q
 
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyah
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyahPerkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyah
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyahMuhsin Hariyanto
 
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukanie
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukanieDiskusi islampolitik-luthfiassyaukanie
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukaniemohammadtazam10
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamHaan Herdiantara
 

Similar to Abdullah ahmed an naim (20)

Jil&syi'ah
Jil&syi'ahJil&syi'ah
Jil&syi'ah
 
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘imTitik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
Titik Temu Pemikiran Mahmoud Mohamed T{haha dan Abdullahi Ahmed An-Na‘im
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
 
Fundamentallll
FundamentallllFundamentallll
Fundamentallll
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014
 
Mata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modernMata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modern
 
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islamFadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
Fadh Ahmad - Fundamentalisme islam dan idealisme tentang negara islam
 
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIAISU LIBERALISME DI MALAYSIA
ISU LIBERALISME DI MALAYSIA
 
Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qur
 
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6261048 250735 makalah uts pancasila 2  kel 6
261048 250735 makalah uts pancasila 2 kel 6
 
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdfb-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
b-m-rachman-islam-dan-liberalisme.pdf
 
Pemikiran Liberal Islam Indonesia
Pemikiran Liberal Islam IndonesiaPemikiran Liberal Islam Indonesia
Pemikiran Liberal Islam Indonesia
 
Nahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politikNahdlatul ulma dan politik
Nahdlatul ulma dan politik
 
Islam dan Isu Konterporer
Islam dan Isu Konterporer Islam dan Isu Konterporer
Islam dan Isu Konterporer
 
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyah
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyahPerkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyah
Perkembangan pemikiran teologis dalam muhammaduyah
 
Pan-Islamisme
Pan-IslamismePan-Islamisme
Pan-Islamisme
 
ISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERALISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERAL
 
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukanie
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukanieDiskusi islampolitik-luthfiassyaukanie
Diskusi islampolitik-luthfiassyaukanie
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islam
 
Hukum islam dhini.pptx
Hukum islam dhini.pptxHukum islam dhini.pptx
Hukum islam dhini.pptx
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 

Abdullah ahmed an naim

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Biografi, latar belakang dan karya-karya Abdullah Ahmed An-Na’im 1. Biografi Abdullah Ahmad an-Na’im adalah seorang aktivis HAM yang dikenal di dunia internasional. Lahir di Sudan pada 1946 dan menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Khartoum, Sudan dan memperoleh gelar LL.B dengan predikat cumlaude. Tiga tahun kemudian pada tahun 1973 dia mendapat gelar sekaligus LL.B., LL.M, dan M.A dari University of Cambridge, Inggris. Pada tahun 1976 mendapat gelar Ph.D. dalam bidang hukum dari University Of Edinburg Skotlandia dengan disertasi tentang perbandingan prosedur pra percobaan kriminal (hukum Inggris, Skotlandia, Amerika dan Sudan). Meski berasal dari negeri miskin dan terbelakang, An-Na’im mampu menjadi akademisi bertaraf internasional yang sukses, kariernya sebagai akademisi dimulai sebagai staf pengajar di bidang hukum di universitas Khartoum, Sudan (November 1976 hingga Juni 1985), ketua jurusan hukum public di Almamater yang sama (1979-1985), professor tamu di fakultas Hukum UCLA, USA (Agustus 1985 sampai juli 1987). Pada Agustus 1988 sampai januari 1991 ia menjadi professor tamu Ariel F.Sallows dalam bidang HAM di fakultas Hukum, University Saskatchewan, Kanada; antara Agustus sampai Juni 1992 menjadi professor tamu Olof Palme di Fakultas hukum, University of Upshala, Swedia; Juli 1992 sampai Juni 1993 menjadi sarjana tinggal di kantor the ford Foundation untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, di Kairo, Mesir, Juli 1993 hingga April 1995 menjadi direktur eksekutif pengawas HAM Afrika di Washington D.C; dan sejak Juni 1995 sampai sekarang menjadin professor hukum di universitas Emory, Atlanta, GA, Amerika serikat. Di tengah-tengah kesibukan aktivitas sehari-harinya, Beliau banyak sekali melakukan penelitian dan menulis berbagai topic yang berkaitan dengan status, aplikasi dan pembaruan internal hukum Islam. Banyak yang mengenal An-Naim bahwa beliau termasuk ilmuan yang memiliki komitmen yang kuat terhadap Islam sekaligus mempunyai dedikasi yang tinggi untuk 1
  • 2. menegakkan HAM. Selain sebagai ahli hukum an-Naim juga seorang yang ahli dalam bidang hubungan Internasional. 2. Latar belakang sosial-politik Dalam sebuah partai yang disebut The Repubilcan Brotherhood menarik perhatian dunia internasional ketika pemimpinnya, Mahmod Muhammad Taha, dihukum mati oleh pemerintah Ja’far Numeiry pada 1985. Kendati demikian para pengikut The Republican Brotherhood tetap eksis menjadi kelompok kecil di Sudan selama beberapa tahun. Partai Repbulican Brotherhood didirikan Mahmod Muhammad Taha sebagai partai Republik di tengah-tengah perjuangan nasional Sudan pada akhir perang dunia II. Partai ini merupakan sebuah alternatif bagi partai-partai politik nasionalis besar, sebab pendirinya merasa partai- partai itu didominasi pemimpin-pemimpin muslim konservatif. Walaupun partai ini meraih kemenangan kecil dalam pemilu tetapi Mahmod Muhammad Taha menekankan perlunya transformasi Islam dan pembebasan dari dominasi kekuatan-kekuatan sektarian. Sejak An-Na’im bergabung dengan partai The Republican Brotherhood beliau giat melakukan perlawanan terhadap kampanye islamisasi yang dimotori oleh Numeiry. Mahmod Muhammad Taha yang menjadi guru dari An-Na’im di tahan tanpa proses pengadilan termasuk An-Na’im juga ikut di dalamnya. Mereka dibebaskan pada akhir tahun 1984, tetapi pemimpinnya, Mahmod Muhammad Taha, ditangkap kembali dengan tuduhan menghasud dan pelanggaran lainnya sampai kemudian hukuman eksekusi terhadapnya pada tahun 1985. Pemimpin lainnya juga ditangkap tetapi hanya ustadz Mahmod Muhammad Taha yang dihukum mati. Pada proses ini, Abdullahi Ahmed an-Na’im mengambil langkah untuk menegosiasikan pembebasan sekitar 400 anggota The Republican Brotherhood, tetapi tidak dapat menjamin pengampunan ustadz Taha gurunya. Sejak itu kelompok ini sepakat untuk tidak terlibat dalam aktivitas politik dan secara resmi membubarkan diri. Setelah dua bulan (76 hari) di laksanakan eksekusi atas Muhammad thaha, pemeritahan jendral Numeiry di gulingkan lewat suatu pembrontakan dan kudeta pada tanggal 6 april 1985 peristiwa ini menurut An-Naim, banyak di pengaruhi oleh pemikiran cemerlang Muhammad Thaha setelah wafatnya Muhammad Thaha The republican brotherhood hengkang dari aktifitas politik sudan kelompok ini banyak aktif dalam kegiatan social kemasyarakatan. An-Naim sendiri selaku tokoh sentral dalam gerakan ini berusaha keras mentrasformasikan 2
  • 3. pemikiran Thaha tentang metode naskh yang tertuang dalam al-risalah ast-tsaniyah min al- islam. Kemudian An- Naim menjadi penerus Muhammad thaha, sehungga menghasilkan karya yang spektakuler, yaitu Toward an Islamic Reformation civil liberaties human right and internasional law. Sejak terbunuhnya Mahmod Muhammad Taha, dan berikut penggulingan Numeiry, kelompok ini secara tidak resmi diorganisasikan kembali menjadi komunitas sosial yang bergerak dalam usaha reformasi Islam dan melanjutkan menyebarkan pemikiran dan ajaran Mahmod Muhammad Taha. Para pemimpin kelompok ini menekankan dan lebih tertarik pada reformasi kepercayaan ketimbang aksi politik secara langsung. An-Na’im sendiri menekankan bahwa pesan ini mewakili suatu pendekatan, bukan aksi politik, namun begitu tidak berarti aktivitas politik berhenti sama sekali beliau justru giat mendakwahkan ajaran dan ide-ide Mahmod Muhammad Taha pada ceramah-ceramah dan tulisan-tulisan terutama diluar Sudan. An-Na’im beranggapan bahwa mengambil ajaran Mahmod Muhammad Taha untuk dikembangkannya adalah tanggung jawabnya. Abdullahi Ahmad An-Na’im sendiri telah membuktikan bidang spesialisasinya, yakni hukum publik, mereinterpretasikan hukum publik Islam dari perspektif ajaran Mahmod Muhammad Taha. Sudan juga sudah multi etnis dan relegius, Ada sekitar 567 suku di negeri ini dan lima kelompok bahasa islam, terutama sunni, menjadi agama mayoritas bagi penduduk sudan yang berjumla kira-kira 75% dan sebagian besar berdomisili di Sudan bagian utara. Sedang di wilayah selatan banyak yang menganut agama aliran kepercayaan, yakni sekitar 16,7% penganut Kristen 5% dan lain-lain2,4%. Sudan mengalami proses Islamisasi yang pada saat kebersamaan dialami juga oleh Pakistan, tetapi dengan versi yang lebih ringan dan lebih hati-hati karena oleh sejumlah besar golongan minoritas (non-muslim) di sebelah selatan negara harus diberi jaminan. Al-turaby di kecam oleh Ikhwan al-muslimin karena terlalu banyak mengadakan kompromi. Sedangkan para pemimpin tradisional sufi menolak pembaharuan Ikhwan al-muslimin secara keseluruhan, Secara umum lebih moderat dan lebih bertahap dalam pendekatannya dari pada yang telah dilakukan oleh tetangga negaranya, Mesir sebaliknya Sayyid Al-Mahdy Menganggap Ikhwan al-Muslimin terlalu tradisional dalam penafsirannya tentang islam. Dia lebih menyukai 3
  • 4. ijtihad baru yang lebih penting ketimbang segala mazhab dan ajaran hukum yang lama, yang mengambil sumber-sumber islam, filsafat dan seperangkat intitusi yang cocok dengan modern. Pada mulanya islamisasi disukai masyarakat utara Sudan, dimana banyak orang yang meraskan akibatnya yang berupa menurunya angka kejahatan dan korupsi, Pencambukan dan pemotongan anggota tubuh lantaran diterapkan hukum islam sebagai konstitusi negara. Akan tetapi Numeiry menggunakan islam untuk memperluas kekuasaanya dan membenarkan rezim yang semakin reprensif dan lebih-lebih menerapkan hukum islam bagi kalangan non-muslim, justru merusak citra baik di dalam maupun di luar negeri. Penerapan syari’at islam dengan model qisas, rajam dan dera seringkali dijahtuhkan bagi para penentang rezim Numeiry pada masa kekuasaanya, hal itu mengakibatkan ketegangan bagi masyarakat Sudan. Sejak tahun 1983-1985 puncak ketidakserasian masyarakat tersebut adalah ketika seorang pemimpin pertama yaitu; Mahmod Muhammad Taha guru Abdullahi Ahmed an Na’im di jatuhi hukuman mati oleh numeiry dengan tuduhan murtad dan demi untuk melindungi kemurnian islam. Dan tiga bulan kemudian yaitu tahun 1985 sebuah revolusi rakyat dengan sebuah kedekatan berhasil menyumbangkan rezim Numeiry. 3. Paradigma dan tipologi pemikiran Setiap tokoh pasti memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam merumuskan pemikiran yang merupakan hasil dari pemahaman masing- masing, Model paradigma barunya An-Na’im, beliau berpendapat bahwa syari’ah tidak cukup hanya dengan reformasi hukum Islam akan tetapi lebih dari itu yaitu dengan rekonstruksi, reaktualisasi atau bahkan mungkin harus dengan dekonstruksi. Karena Islam lahir dalam setting masyarakat yang sama sekali berbeda dengan masyarakat kontemporer yang tengah berlangsung dalam kehidupan modern saat ini. Pemikiran dekonstruksi Abdullahi Ahmed an-Naim nampaknya layak dan bisa menjadi garansi atas wacana pembaharuan hukum Islam kontemporer. Bagi Abdullah Ahmed an- Na’im seperti bisa dibaca pada karyanya kesempurnaan syari’ah Islam bukanlah terletak pada kebekuannya (yang dianggap sudah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW), melainkan justru pada kemampuannya untuk terus berkembang maju sesuai dengan tuntutan kehidupan yang juga semakin berkembang maju. 4
  • 5. An-Naim membangun metodologi dengan teori yang selama ini baru. Hukum islam harus didekrontuksi secara total, agar bisa koheren dengan modernitas, namun tetap islam. Pemikiran rekronstuktifnya An-Na’im cenderung skeptipis dan apatis terhadap metodelogi yang telah ada sebelumnya yaitu fiqh klasik. 4. Karya-karya Karya yang ilmiah yang diusung adalah tentang dekonstruksi syariah dalam bukunya yang brjudul Toward an Islamic Reformatian; Civil Liberties, Human Right and International Law, New York: Syracuse University Press, 1990. Diterjemahkan oleh Ahmad Suaedy dan Amirudin Arrani. Dekosntruksi Syari’ah: Wacana Kebebasan Sipil, Hak Asasi Manusia dan Hubungan Internasional dalam Islam (Yogyakarta: LKiS, 1994), karya ii merupakan karya yang monumental karena buku ini membedah aspek-aspek ambiguitas pemikiran hokum Islam, baik persoalan metodologi maupun materinya. Selain karya itu juga ditemukan pula karya terbarunya yang berjudul "islam dan Negara Sekular: menegosiasikan masa depan syariah (2007)". Karya pemikir asal Sudan yang kini menetap di AS ini merupakan hasil penelitian selama lebih kurang tiga tahun (2004-2006) yang dilakukan dibeberapa Negara muslim termasuk turki, mesir, sudan, Indonesia, Nigeria, dan lain-lain. Ada beberapa catatan kecil yang menarik dari buku ini. Pertama, versi orisinal buku hingga sekarang belum terbit. Rencananya tahun (2008) baru akan dicetak. Versi Indonesia ini sendiri diterjemahkan dari draft asli yang ditulis dalam bahasa inggris. Sebagai sebuah karya intelektual, buku an-Naim ini layak untuk mendapatkan apresiasi. Namun demikian, ia hendaklah dibaca dengan nalar kritis dan nalar atmosfer yang akademis, bukan dengan semangat dogmatis apalagi ideologis. Hal ini perlu ditekankan mengingat banyaknya kalangan cerdik cendikia Indonesia belakangan ini yang begitu saja mengadopsi sebuah pemikiran dan gagasan semata-mata karena ia diusung nama-nama besar dalam dunia belantara pemikiran islam kontemporer. Diihat dari karya-karyanya, Ahmad Na’im termasuk ilmuwan yang meiliki komitmen kuat terhadap Islam. Perhatian utama Ahmad Na’im adalah hukum Islam dalam kaitannya dengan isu-isu internasional modern, seperti HAM, hubungan internasional, konstitusionalisme modern dan hukum pidana modern. Menurutnya, hukum Islam saat ini membutuhkan reformasi total atau rekonstruksi menyeluruh. 5
  • 6. B. Metode dan Pendekatan Pemikiran 1. Metode berfikir Untuk bisa merefleksikan sebuah tema pemikiran khususnya pembaharuan hokum islam yang di tawarkan oleh seorang pemikir yang peduli terhadap keberlangsungan hokum yang mampu memberikan ruang gerak untuk di jadikan sebuah talak ukur dalam berinteraksi wajar jika melihat pemikiran tokoh yang di usung sementara untuk menguji sampai sejauh mana sebuah tema pemikiran itu eksis dan secara akademik dapat di pertanggung jawabkan, hal itu setidaknya juga dapat di mulai dengan upaya pembahasan berkenaan dengan metode yang di tawarkan, hal tersebut bias di mulai dengan melacak pemikiran-pemikiran an-naim. Dalam bukunya, dekonstruksi syariah Naim sangat getol dalam pembaharuan islamnya Naim resah melihat syariah yang sedang di praktekkan adalah syariah bawaan (historis syariah) yang cenderung tidak mampu mencover segala aspek kehidupan yang sudah berakulturasi dengan kebudayaan sekuler, khususnya dalam bidang hukumnya Naim mengatakan “model- model syariah “modern”itu akan melahirkan problem yang sangat serius dalam praktek, dan bahwa upaya pembaharuan dalam kerangka syariah sejauh ini belum dan tidak akan mungkin mencapai tingkat pembaharuan yang sungguh-sungguh di perlukan bidang hokum public. Intinya Naim mengatakan bahwa upaya untuk mewujudkan Negara islam modern “ tidak akan maksimal, melihat kerangka pembaharuan syariah yang belum di tindak lanjuti Naim mencoba mengusung kembali metodologi pembaharuan syariah yang pernah di kembangkan oleh gurunya Mahmoud Muhamed Thoha, yaitu “evolusi legislasi islam”yang esensinya suatu ajakan untuk membangun prinsip penafsiran baru yang membolehkan penerapan ayat-ayat al-quran dan sunnah, bukan yang lainnya . Naim melanjutkan , jika pendekatan tersebut di terapkan akan mampu memecahkan kebuntuan antara tujuan pembaharuan keterbatasan konsep dan tekhnik syariah histories. Teori evolusi legislasi islam di kenal daam kerangka hokum islam dengan kata naskh konsep naskh yang di tawarkan oleh Mahmoud Thoha dna muridnya An-naim berbeda dengan konsep naskh yang pernah di kemukakan oleh ulama-ulama klasik. Naskh yang di ajukan berpijak pada surat Al-Baqarah ayat (106) ma nansakh min ayatin aw nunsiha na’ti bikhoirin minha aw mitssliha. Menurut thaha ayat tersebut seharusnya di tafsirkan sebagai berikut ayat- ayat kami naskh (menghapuskan hokum suatu ayat ) atau yang kami tunda pelaksanaanya maka 6
  • 7. kami gantikan dengan ayat yang lebih dekat dengan pemahaman manusia , atau memulihkan pemberlakuan ayat tersebut pada saat yang tepat. Bisa di ambil kesimpulan, bahwa naskh menurut Thaha adalah penghapusan untuk sementar a waktu, tidak bersifat permanen. Naim mengatakan bahwa tesis yang di ajukan gurunya sesuai dengan kondisi ummat sekarang dan tesis tersebut adlah satu-satunya jalan untuk menerobos kebutuan pemahaman hokum syariah yang seharusnya bersifat kreatif inisiatif dan apreatif. Dalam pembaharuan hokum resmi, naim mengekor pada tipe pembaharuan hokum yang banyak di kembangkan oleh bangsa-bangsa muslim pada umumnya di antaranya: a. Takhshis al-qada’ (hak penguas untuk memutuskan dan menguatkan keputusan pengadilan ) di gunakan untuk membatasi penerapan syariah pada persoalan- persaoalan hokum perdata bagi umat islam. b. Takhayyur (menyeleksi berbagai pendapat di dalam mazhab fiqih tertentu dan tidak memilih pendapat dominant di dalm mazhab arus pertama,melihat mazhab yang dominan adalah mazhab hanafi, yang merupakan mazhab resmi bagi masalah-masalah yang berkaitan dengan hukm perdata ummat islam. c. Siasah syariah (kebijaksanaan penguasa untuk menerapkan aturan-aturan administratif yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan syariah juga di gunakan untuk memperkenalkan berbagai bentuk pembaharuan. d. Penafsiran kembali terhadap hukm perdata, untuk membatasi maraknya perceraian dan poligami yang banyak di lakukan olen kaum laki-laki. 2. Kerangka teoritik Di zaman modern sekarang ini sebagai mana yang di katakana oleh voll, bahwasannya aeda tiga macam kerangka hokum islam yang berkembang yaitu pertama Kembali kepada al- quran dan hadist kedua menguak pintu ijtihad dan yang ketiga mengadopsi hokum sekuler yang di sesuaikan dengan kerangka hokum islam. Menurut An-Naim ketiga kerangka (tema) tersebut tidak akan bisa mencapai tingkat pembaharuan yang mendesak supaya hokum public islam bisa berfungsi sekarang ini. Apabila umat muslim masih berpegang kepada tiga tema tersebut , yang dalam istilah An-Naim adalah syariah histories. 7
  • 8. Oleh sebab itu an-naim mencoba untuk membangun suatu bangunan hokum islam yang sesuai dengan kondisi real dunia modern sekarang ini, yang di dasarkan pada ajaran al-quran dan hadist yang murni .Umat islam harus terlepas dari keterikatanya oleh syariah histories jadi kerangka teori yang di ajukan An-Naim ini terlepas dari tiga tema yang di ajukan oleh voll Bagi an-naim tidak mungkin memilih salah satu dua pilihan itu, untuk itu umat islam harus membentuk kerangka baru hokum islam agar dapat adaptable di dunia internasional sekarang ini hokum islam harus humanis. 3. Pendekatan pemikiran Na’im Untuk membantu dan memudahkan penerapan metode di atas, Na’im menawarkan perlunya pendekatan social historis dalam segala proses pengkajian pembaharuan islam. Signifikansi dari pendekatan ini adalah untuk menyadarkan diri bahwa munculnya pemikiran- pemikiran islam modern yang tetap eksis sampai sekarng ini, tidak bisa di lepaskan dari konteks sosio historis perjalanan perkembangan islam sejak lahirnya sampai sekarang, Dengan demikian, sebuah produk pemikiran, khususnya hokum islam senantiasa akan terasa lengkap bahkan bisa jadi anakroistik. Untuk merealisasi pemikiranya tentang pembebasan masyarakat sipil, jaminan hak-hak asasi manusia hokum internasional dalam islam dan hokum pidana islam, naim mencoba merekam perjalanan sejarah terbentuknya sebuah hokum (syariah). Syariah yang di maksud oleh An-Naim adalah tugas umat manusia yang menyeluruh yang meliputi aspek moral, teologi dan etika pembinaan umat, aspirasi spiritual, ibadah formal, dan ibadah rinci jadi dengan demikian syariah berkaitan erat dengan historis perjalanan kehidupan manusia, sedangkan menurut An-Naim syariah historis belum mampu menjawab tantangan modern, yang harus di berengi dengan ikhtiar untuk mendekonstruksi kembali syariah histories (syariah yang turun temurun yang cenderung tidak berubah) melihat zaman menantang untuk di hadapi, dengan pemikiran yang di usungnya, sekulasisi dan modernisasi. Memperkuat analisisnya, Naim mencoba mengkritisi sejarah syariah menurutnya ayat-ayat madaniyah yang bersifat kasuistik yang menurutnya banyak menyatakan norma politik dan hokum yang bersifat khusus, harus saatnya diganti dengan ayat-ayat makiyah yang menurutnya lebih universal, lebih egaliter dan banyak berisi tentang ajaran agama dan moral, atau dalam 8
  • 9. bahasa mahmoud thoha ayat madaniyah adalah ayat yang belaku bagi suatu masyarakat yang baru berkembang dan terbatas Lebih lanjut Naim berpendapat bahwa ajaran islam yang berkembang sekarang adalah berangkat dari kondisi konkrit masyarakat madinah pada abad VII, yang memungkinnya adanya transformasi hokum islam yang lebih responsive terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat dengan tetap berlandaskan Al-Quran dan hadist sebagai hujjah Dengan pendekatan demikian tersebut, an-Naim berusaha memunculkan sesuatu kajian histories hokum islam secara terbalik, satu metode yang belum pernah di terapkan sebelumnya oleh ulama dan intelektual lainnya Selain tentang kegunaan ayat makkiyah, an-Naim juga menganjurkan untuk mendekonstrusi konsep baku ushul fiqh yang telah di cetak oleh ulama terdahulu, menurut An- Naim aturan yang tertuang dalam ushul fiqh bukan suatu hal yang di anggap final dan mengikat semua orang dapat melakukan ijtihad, selama ijtihadnya tersebut masih dalam lingkaran risalah islam. 4. Metodologi kajian an-Naim Dalam rangka mewujudkan teorinya, an-Naim memberikan landasan-landasan intelektual baru dalam ranah pergumulan hokum public islam, penfsiran kembali terhadap hakikat dan makna hokum public islam secara menyeluruh. Metodologi yang dikemukakan oleh an-naim adalah metode yang dikembangkan oleh gurunya dalam the second massage of islam, Mahmud Muhammad thoha. Lebih dari itu, an-naim mengembangkan prinsip-prinsip dasar yang telah diajarkan Thoha tersebut ke dalam analisa konkrit mengenal implikasi-implikasinmya dalam hokum public islam. An-naim mengajukan pendekatan-pendekatan yang lebih memadai dengan konsep dasar yang telah diberikan gurunya tersebut. Metodologi yang dijadikan kerangka reformasi oleh Mahmoud Thoha dan muridnya, an- Naim, adalah teori evolusi hokum, atau yang dikenal dalam kerangka hokum islam dengan kata naskh. 5. Buah pemikiran An-Naim Sudah masyhur dikalangan para pemikir kontemporer, berkenaan dengan teori-teori yang dikembangkan dalam merumuskan dan menampilkan formulasi hokum islam yang mapan dan 9
  • 10. lebih reflektif terhadap gejala-gejala yang menjamur di masyarakat, sehingga bisa diterima dan lebih memihak keadilan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Voll, ada tiga term yang dikembangkan yaitu: kembali kepada al-Qur’an dan hadits secara total, menguak pintu ijtihad dan mengadopsi hokum sekuler yang disesuaikan dengan kerangka hokum islam. Tiga terma pembaharuan tersebut bukan hany mendominasi dalam ranah hokum tetapi merembet kepada reformasi dalam tatanan politik, pendidikan, ekonomi dan berbagai sector kehidupan kehidupan lainnya. Terlepas dari tiga terma diatas, an-Naim mencoba membangun sebuah bangunan hokum yang lebih mapan yang jauh lebih relevan dalam konteks zaman sekarang ini. Menurut Naim, ummat islam harus lepas dari belenggu syariah historis yang dianggap belum mampu merespon perubahan atau menerima hokum secular. Dengan latar belakang tersebut, menurut Naim ummat islam harus membentuk kerangka baru hokum islam agar dapat beradaptasi dengan dunia internasional., yaitu menjadi hokum islam yang humanis. Sesungguhnya munculnya pemikiran reaktualisasi dan dekontruksi hokum islam berangkat dari beberapa pandangan dasar, yaitu: pertama, bahwa pintu ijtihad selalu terbaru. Kedua, didalam al-Qur’an dan Hadits terdapat nasakh. Ketiga, hokum islam bersifat dinamis dan elastis. Keempat, kemaslahatan dan keadilan merupakan tujuan syariat. Dan yang kelima, keadilan adalah dasar kemaslahatan. Dengan mengacu pada pandangan-pandangan ini maka terlihat bahwa metode penafsiran dan penemuan hokum yang selama ini telah berjalan terasa akronestik, sehingga suatu tatanan metode baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah actual menjadi sangat mendesak dan mutlak diperlukan. Kembali pada pemikiran an-Naim, dari paparan reformasi pemikiran hokum islam yang dikemukakan oleh an-Naim, terdapat beberapa sumbangan pemikiran yang ditawarkan untuk mewujudkan realisasi hokum public islam. Pertama, konstitualisme islam. Menurut Naim konstitualisme islam pada era modern ini harus lebih bersifat aspiratif, egaliter, dan tidak diskriminatif. Konstitualisme islam sekarang ini seharusnya tidak membedakan agama, ras, dan sex (jenis kelamin). Menurut Naim, konstitualisme seperti in sudah ada dalam islam, yang banyak tertuang dalam surat Makkiyah. Kedua, yang dapat dipetik dari pemikiran an-Naim adalah tentang hokum pidana islam. Menurutnya, Negara yang memberlakukan hokum islam secara totalitas haruslah 10
  • 11. mempertimbangkan hukuman yang humanis. Bagi Naim hukuman hadd dan qishas yang berlaku dalam hokum islam harus dibatasi pemberlakuannya. Hadd dan qishas dalam era modern dianggap hukuman yang tidak mengakui dan menghormati hak asasi manusia yang agung. Untuk menghindari hal tersebut, satu-satunya cara adalah memberlakukan ayat-ayat Makkiyah dan menunda kebarlakuan ayat Madaniyah. C. An-Na’im tentang sumber-sumber hukum Islam 1. Al-Qur’an Al-Qur’an ini menjadi sumber utama dalam penetapan hukum Islam, maka An-Na’im juga menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam Ijtihad. Seluruh teks Al-Qur’an yang diyakini oleh umat Islam secara literal dan final sebagai firman Allah, dikumpulkan sangat dini dalam sejarah Islam, Teks Al-Qur’an dianggap sangat akurat dan tidak perlu diperdebatkan lagi oleh umat Islam. Yang perlu ditelaah kembali menurut An-Na’im adalah penggunaan Al-Qur’an sebagai dasar hukum positif. Jadi Al-Qur’an bukan kumpulan hukum atau bukan buku hukum, melainkan sesuatu yang memiliki daya tarik bagi umat manusia untuk mentaati hukum Tuhan yang sudah lebih dahulu diwahyukan atau mungkin dapat ditemukan. Namun demikian salah besar mengabaikan pengaruh Al-Qur’an dalam penciptaan sistem perundang-undangan Islam. Di satu sisi benar bahwa hanya terdapat sekitar 500 ayat (atau 600 menurut sebagian ulama) dari seluruh Al- Qur’an yang berjumlah 6.219 ayat yang mengandung elemen hukum, dan itupun sebagian besar berkaitan dengan ibadah ritual. Hanya sekitar 80 ayat yang mengadung bahasan pokok tentang hukum, dalam pengertian menggunakan istilah hukum secara langsung dan jelas, di sisi lain tidak hanya 80 ayat itu saja yang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga menjadi intisari yang sangat jauh artinya dari ayat-ayat itu”, bahkan ayat-ayat non hukum pun dikostruksi dengan berbagai cara sehingga bermuatan dan berimplikasi hukum. Al-Qur’an dikesankan menjadi sumber keyakinan umat bahwa syari’ah adalah perintah langsung dan komprehensif dari Tuhan, konsekuensinya seluruh sumber dan tekhnik lainnya baik prinsip(cara) individu atau aturan syari’ah, harus berdasarkan Al-Qur’an atau paling tidak menunjukkan konsistensi dengan petunjuk Al-Qur’an. 11
  • 12. Wahyu bagi Abdullahi Ahmed An-Na’im, sebagaimana disinggung pada bagian awal, harus diletakkan dalam posisi yang semestinya yang terpisah dengan sejarah. Ini bisa dipahami manakala secara aman Abdullahi Ahmed An-Na’im mengutip pendapat Noel J. Coulson, bahwa al-Qur’an bukanlah kumpulan hukum atau bahkan hukum itu sendiri, melainkan sesuatu yang memiliki daya tarik bagi umat manusia untuk mentaati hukum Tuhan yang sudah lebih dahulu diwahyukan atau mungkin dapat ditemukan. Akan tetapi Abdullahi Ahmed An-Na’im sependapat dengan ungkapan bahwa al-Qur’an memiliki pengaruh dalam penciptaan sistem perundang-undangan. 2. As-Sunnah Sebagai sumber hukum kedua yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw, memiliki kekuatan penuh untuk menentukan kebijakan hukum ketika suatu dalil tidak ditemukan di dalam teks Al-Qur’an. Kata sunnah berarti menciptakan dan mewujudkannya menjadi suatu model, kata tersebut juga diterapkan untuk memperagakan tingkah laku. Suatu tingkah laku yang patut dicontoh dapat dimulai dengan membuat model, atau mengambil praktik nenek moyang suatu suku atau komunitas, seperti dijelaskan oleh Fazlur Rahman, konsep sunnah memiliki dua sisi, sisi yang secara historis(dianggap) fakta tingkah laku dan sisi normatif, faktatersebut bagi generasi-generasi penerus. Cacat perangkat otentisitas ketika diuji oleh ukuran-ukuran modern, secara logis mungkin mendukung proposisi bahwa berbagai sunnah palsu mungkin telah masuk ke dalam enam kumpulan yang diterima memiliki otoritas oleh seluruh umat Islam sunni. Mungkin juga beberapa sunnah yang asli tertolak atau dirangking begitu rendah sehingga tidak memiliki pengaruh sebagai sumber syari’ah. Tetapi An-Na’im percaya bahwa upaya apapun untuk mengubah keaslian dari kepalsuan, atau mengembalikan sunnah yang tercemar sebelumnya adalah suatu tugas yang hampir-hampir mustahil dilakukan sekarang. 3. Ijma’ Dikatakan sebagai sumber yang independen selain dari teks Al-Qur’an dan As-Sunnah itu sendiri. Ijma’ adalah perkembangan yang sangat besar dalam perkembangan syari’ah, pada tingkatan tertentu rekaman awal Al-Qur’an dan seleksi sunnah telah menjadi otoritas dan terangkum dalam ijma’. Selain itu diterapkan bahwa “interpretasi dan aplikasi Al-Qur’an dan sunnah dianggap benar, hanya jika ia diakui oleh konsensus (ijma’) hanya orang-orang dan teks 12
  • 13. yang dianggap otoritatif oleh konsensus ijma’lah yang diakui, konsensus itu tidak dilakukan dalam pengertian muktamar atau dewan, melainkan melalui suara lubuk hati yang dalam dari masyarakat yang secara universal dianggap sebagai tidak mungkin akan berbuat salah. Kontroversi mengenai ini semua merupakan akibat dari tidak memadainya perangkat metodologi yang mengantarkan umat (baik ulama’ maupun umat Islam pada umumnya) kepada ijma’ dalam berbagai masalah. Dengan adanya sarana-sarana modern untuk organisasi, transportasi, komunikasi dan sebagainya, Tentu aspek-aspek prosedural ini tidak menjadimasalah. Namun problemnya kemudian terletak pada aspek kebijakan(policy) dari sifat dan ruang ligkup ijma’, seperti masyarakat manakah yang memenuhi syarat untuk menetapkan ijma’ yang mengikat, dan bagaimana hubungan ijma’ mereka dengan ijma’ generasi yang lebih dahulu, generasi kini dan generasi berikutnya dapatkah ia dijelaskan misalnya ijma’ adalah konsensus komuniatas politik umat islam tertentu, katakanlah Negara-bangsa dan bahwa ia ditentukan oleh wakil-wakil yang dipilih atau melalui referendum komunitas tertentu? Jika benar demikian dapatkah ijma’ demokratis, produk komunitas politik modern menolak suatu konsep atau prinsip syari’ah berdasarkan umat Islam awal, khususnya generasi yang paling dini yang dianggap memiliki otoritas agama yang kuat? Inti dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah kemungkinan jawabannya adalah alasan fundamental ijma’. 4. Qiyas Dalam menerapkan Qiyas (analogi) seorang ahli hukum menyimpulkan dari prinsip yang telah dijadikan preseden bahwa suatu kasus baru berada di bawah prinsip tersebut atau mirip dengan preseden ini berdasarkan kuatnya alasan (illat). Karena penentuan illat di belakang pereseden sebelumnya, dan kehadiran yang sama dalam kasus yang baru merupakan pendapat para ahli hukum, maka qiyas telah ditolak karena mendapatkan syari’ah lebih kepada akal manusia dari pada wahyu Tuhan. Dakwaan itu dapat dihindari hanya jika qiyas dibatasi pada kasus-kasus yang tidak ada satu sumber lain yang dapat diterapkan dan hasilnya diketahui 13
  • 14. sepenuhya sesuai dengan keseluruhan syari’ah, juga sejalan dengan prinsip dan aturan yang telah dibangun. Karena memiliki keterkaitan yang jelas dengan ijtihad (penalaran hukum yang independen) dan menjadi salah satu dari tekniknya, tentulah bermanfaat mengakui qiyas sebagai sumber syari’ah yang independen. Khususnya sejak pintu ijtihad dianggap tertutup dan terus diperkuat setelah abad IX M, dengan demikian menjadi mungkin untuk terus memberi keputusan-keputusan terhadap kasus-kasus baru, melampaui prinsip-prinsip dan aturan syariah yang dibangun generasi sebelumya tanpa mengklaim menggunakan ijtihad sekali pun. BAB III KESIMPULAN Metodologi yang di gunakan An-Naim dengan meminjam metodologi yang di tuangkan oleh gurunya itu, dan dengan pengalamannya sebagai seorang sarjana dan aktifis dalam bidang hokum dan politik. An-Naim mengembangkan metodologi tersebut dalam rangka hokum public islam, kehebatannya dalam mengolah paerikel-partikel yang ada dalam isu umat islam dan internasional, dapat menjadikan sebagai penyalur lidah gurunya yang fasih cita-citanya telah tewujud untuk menyampaikan ide-ide gurunya tersebut kepada dunia internasional 14
  • 15. Kajian reformasi hokum islam yang di lakukan An-naim ini masih belum selesai (final) masih banyak perjuangan, pikiran dan aksi yang di lakukannya.reformasi hokum islam ala an-naim masih tergantung di awang-awang, dan untuk membumikannya masih butuh banyak waktu, pikiran, perjuangan, dan juga aksi nyata DAFTAR PUSTAKA 15