KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID.pdf
1. Nurlia Fauzi
CGP Angakatan 7
Kab.Langkat
Hermawan Wibisono
Fasilitator
Liza Wiwita
Pengajar Praktik
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF
PADA MURID
2. Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika
Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana
mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit
bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya,
mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas
bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka
dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan
mensintesis hal-hal baru.”
-Steve Jobs-
3. CGP dapat melakukan koneksi antarmateri
yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa
pemahaman tentang program sekolah yang
berdampak pada murid.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
4. Perasaan saya setelah memperlajari materi ''Pengelolaan Program yang Berdampak
Positif Pada Murid'' memberikan kesan dan hal baru bagi saya, karena dalam materi
ini memberikan pengalaman baru untuk saya mengenai bagaimana membuat
program yang mendorong suara/pilihan dan kepemimpinan murid / student agency
yang berdampak positif bagi murid, serta membentuk karakter murid yang
berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila,serta dalam modul 3.3 ini memberikan
pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan murid secara aktif untuk
menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang murid ingin lakukan,
Lingkungan yang menumbuhkan kepemimpinan murid dan yang lebih membuat
saya lebih antusias dalam mempelajari modul ini adalah saya sebagai pendidik lebih
menguasai dan memahami kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal
pengembangan diri dan orang lain.
1. BAGAIMANA PERASAAN ANDA SETELAH
MEMPELAJARI MODUL INI?
5. Kepemimpinan murid/student agency merupakan kemampuan murid untuk
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan
opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi
dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka
kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Guru seyogyannya menumbuhkan kepemimpinan murid, sehingga murid memiliki
suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses
pembelajarannya sendiri. Kita sebagai guru harus memfasilitasi murid dengan
membangun lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Melalui
student agency ini maka akan mewujudkan profil pelajar Pancasila. Peran
keterlibatan komunitas juga haarus dibangun agar dapat menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid di sekolah.
2 APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN
DARI MODUL INI?
6. Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang
diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan
mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif
mempengaruhi hasilnya.
pilihan(choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih
cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan
pemahaman mereka.
Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik,
kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan
menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki
proses belajarnya.
Kegiatan murid pada saat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency),
sebenarnya pada proses tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemimpinan (ownership):
2 APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN
DARI MODUL INI?
7. I - Intensi = Kesengajaan (intentionality). Seseorang yang memiliki agency bukan hanya
memiliki sekedar niat, tetapi di dalam niat mereka sudah termasuk rencana tindakan dan
strategi untuk mewujudkannya.
V - Visi = Pemikiran ke depan (forethought). Pemikiran ke depan di sini bukan hanya sekedar
rencana yang mengarahkan masa depan tapi juga menjadikan visi (representasi kognitif dari
visualisasi masa depan) sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini.
A - Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness). Seseorang yang memiliki agency, bukan hanya
seorang perencana dan pemikir ke depan tapi juga seorang pengendali diri (self-regulator).
R - Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness). Seseorang yang memiliki agency akan
memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Mereka akan melakukan refleksi terhadap
efikasi dirinya, kecemerlangan dan ketepatan pikiran dan tindakannya, dan kebermaknaan
dari upaya yang mereka lakukan dalam pencapaian tujuan, serta akan melakukan perbaikan
jika diperlukan.
Ada empat sifat inti dari human agency yang dalam modul 3.3 ini yang disingkat dengan akronim
IVAR untuk memudahkan mengingat, yaitu:
2 APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN
DARI MODUL INI?
8. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang
positif
Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan
menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah
Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-
akademiknya.
Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan
lingkungan di sekitarnya.
Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi
yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan
kesulitan.
Sebagaimana padi yang hanya akan tumbuh subur pada lingkungan yang sesuai, maka kepemimpinan murid pun akan
tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. lingkungan yang
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah: lingkungan di
mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-
muridnya secara optimal.
Maka lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya
adalah:
2 APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN
DARI MODUL INI?
9. Guru dalam merencanakan suatu program/kegiatan sekolah yang
berpihak pada murid hendaknya memenuhi tahapan 5D/ BAGJA (Buat
pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur
eksekusi) sehingga program yang terwujud akan lebih tearah dan
tertata. Konsep BAGJA hadir sebagai model manajemen perubahan
yang membantu mewujudkan murid merdeka belajar di sekolah.
Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D yaitu Define, Discovery,
Dream, Design and Destiny.
2 APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN
DARI MODUL INI?
10. 3. APA KETERKAITAN YANG
DAPAT ANDA LIHAT ANTARA
MODUL INI DENGAN MODUL-
MODUL SEBELUMNYA?
11. Keterkaitan yang dapat
Saya lihat antara Modul
ini dengan modul-
modul sebelumnya
antara lain sbb:
Modul 2.3 Coaching
Modul 1.4 Budaya Positif
Modul 2.2 Pembelajaran
Sosial dan Emosional
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Modul 3.1 Pengambilan
Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Modul 1.1 Refleksi Filosofi
Pendidikan Indonesia Ki Hajar
Dewantara
Modul 3.2 Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya
5.Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan
Belajar Murid melalui
Pembelajaran Berdiferensiasi
12. mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa guru mempunyai peran strategis
untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka
dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam
mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya
melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat
murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik
dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan
kodratnya.
MODUL 1.1 REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN
INDONESIA KI HAJAR DEWANTARA
13. Pemanfaatan komunitas belajar praktisi hendaknya selalu bergerak dan
menggerakkan semua komponen Pendidikan untuk selalu aktif berpatisipasi
dalam menunjang program sekolah/kegiatan sekolah yang berpihak pada
murid. Komunitas juga terlibat aktif dalam membangun lingkungan yang
menunjang program sekolah/kegiatan sekolah yang berpihak pada murid.
Dalam hal ini sebagai guru penggerak harus terus menggerakkan komunitas
yang selalu menumbuhkan lingkungan yang arif bijaksana dan menggali
potensi murid sehingga tumbuh menjadi student agency yang memiliki poin-
poin komponen profil pelajar Pancasila.
MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
14. Sesuai dengan visi guru penggerak, maka pemimpin pembelajaran harus dapat
menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan
rencana program sekolah dengan dukungan para pemangku kepentingan
(stake holder) dalam mendukung ekosistem pembelajaran yang berpihak pada
murid. Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada
murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model
BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah,
dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk
merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.
.MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK
15. Pengelolaan program yang berpihak pada murid diharapkan
dapat memberikan dampak positif dengan terwujudnya
budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya positif ini akan
memberi dampak positif pula bagi sekolah dan murid agar
tumbuh kembang sesuai kodratnya.
. MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
16. Dalam mengelola program yang berdampak pada murid,
sudah seharusnya program tersebut dapat memenuhi
kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang berbeda-
beda, dengan memberdayakan murid sebagai pribadi unik
yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam
pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan
murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil
belajar murid dapat terepenuhi dengan baik.
MODUL 2.1 MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
17. Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid,
perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional
pada proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk
mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid,
sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah
murid dapat memilki rasa empati,ketenangan, termotivasi,
dan memilki sikap tanggung jawab
MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
18. Coaching merupakan langkah yang sangat mendukung dalam
menggali potensi/ide/gagasan murid, hal ini dikarenakan
melalui coaching maka dapat melejitkan kinerja murid untuk
menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi
ketika melaksanakan program sekolah yang berdampak pada
murid. Dampak coaching adalah muncul tiga aspek student
agency yaitu suara, pilihan dan kepemilikan program oleh
murid.
MODUL 2.3 COACHING
19. Dalam penyusunan dan pengelolaan program sekolah maka melalui tahapan
BAGJA, dimana dalam setiap langkahnya harus ada kemampuan dalam
pengambilan keputusan yang universal dan berpihak pada murid.
Pemimpin pembelajaran sebagai agen perubahan, harus mengambil
keputusan yang bertanggung jawab yaitu keputusan yang diambil bersifat
efektif dan efisien terkait rancangan program yang ingin dilakukan,
tentunya keputusan tersebut telah harus memperhatikan 3 prinsip berfikir,
4 paradigma pengambilan keputusan dan melakukan 9 langkah pengujian
dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini untuk
mendorong rasa percaya diri, keselamatan dan kebahagiaan murid serta
seluruh pihak yang terlibat.
MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI
PEMIMPIN PEMBELAJARAN
20. Pengelolaan sumber daya yang berdampak pada murid,
hendaknya memperhatikan modal aset yang dimiliki oleh
sekolah melalui pemetaan modal aset seperti modal modal
manusia, modal fisik, modal sosial, modal finansial, modal
politik, modal lingkungan/ alam, serta modal agama dan budaya.
Sehingga pemanfaatan sumber daya menjadi prioritas seluruh
warga sekolah untuk mewujdukan prorgam pengelolaan yang
berdampak pada murid.
MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER
DAYA
21. Dapat disimpulkan bawha pada pengelolaan program sekolah harus berdampak
positif bagi murid melalui perencanaan yang matang dalam memetakan sumber
daya yang ada disekolah sebelum mengambil sebuah keputusan secara bersama-
sama mengenai program yang berdampak bagi murid. Melalui program sekolah
yang berdampak positif pada murid tentunya memberdayakan siswa sebagai
pribadi unik yang memiliki karakteristik dan bakat, serta potensi yang berbeda-
beda, sehingga dalam proses pembelajaran dapat diterapkan pembelajaran yang
berdiferensiasi. Hal ini dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang selaras
dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Sedangkan nilai dan peran guru
penggerak untuk melaksanakan visi membangun budaya positif yang
berkelanjutan di sekolah, dan untuk pengembangan karakter positif bagi murid,
maka pembelajaran soisal emosional dan coaching dapat diterpkan sehingga dapat
melahirkan profil pelajar Pancasila yang berbudaya positif.
22. 4.SETELAH MELIHAT KETERKAITANANTARA MODUL INI DENGAN
MODUL-MODUL LAINNYA JELASKANLAH PERSPEKTIF ANDA
TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID.
BAGAIMANA SEHARUSNYA PROGRAM-PROGRAM ATAU
KEGIATAN SEKOLAH HARUS DIRENCANAKAN, DILAKSANAKAN,
DAN DIEVALUASI AGAR PROGRAM-PROGRAM TERSEBUT
DAPAT BERDAMPAK POSITIF PADA MURID?
23. Setelah melihat keterkaitan antara modul dalam CGP ini hingga
terakhir adalah modul 3.3 ini, saya selaku CGP memahami bahwa
semua modul terangkai dengan baik dan tujuan akhirnya adalah
CGP lebih matang dalam menjadi agen perubahan dalam
memberikan arah terwujudnya visi Pendidikan Indonesia sesuai
dengan yang diamanatkan Ki Hajar Dewantara yang tersurat dalam
filosofinya. CGP harus mampu Menyusun dan merancang program
yang berdampak positif dan berpihak pada murid. CGP berperan
penting dalam menumbuhkan student agency di sekolah.
24. Dalam praktiknya, guru melibatkan murid dalam penyusunan program melalui
tahapan BAGJA, pelaksanaanya melibatkan murid dan dievaluasi melalui 9
langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Guru, komunitas dan murid
juga membangun lingkungan yang dapat mewujudkan student agency di sekolah.
Dalam aksi nyata saya nanti maka kedepan saya akan membuat program
kokulikuler “Field Study” disekolah dengan mengedepankan pemanfaatan
lingkungan untuk belajar.Guru pembimbing turut memberikan kontribusi baik
berupa masukan juga pengawasan pada saat pelasanaan. Wali murid dan murid
lain juga dapat memberi umpan balik dengan memberikan masukan , saran atau
ide terhadap program yang dilaksanakan. Tujuan program ini adalah mengenal
lingkungan sekolah, memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah, mempunyai sikap
kemandirian, percaya diri, kreatif, bertanggung jawab serta mampu
mengembangkan sikap kepemimpinan sesuai profil pelajar pancasila.
25. Mengikuti kegiatan guru penggerak ini membuat saya mendapat pengalaman luar
biasa dapat mempelajari tuntas dari modul 1 hingga modul 3. Saya semakin mantap
untuk menjadi guru penggerak. Emosi awal belajar dari yang merasa bingung menjadi
lebih percaya diri hingga tuntas menjalankan aksi nyata di setiap modul. Saya merasa
sudah terlibat aktif dalam komunitas dan melalui CGP ini saya membawa perubahan di
sekolah saya yaitu SMP Dharma Patra P.susu. terlihat dari meningkatnya program
sekolah sekarang menjadi lebih banyak program sekolah yang berdampak bagi murid,
dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran berdiferensiasi yang
mengakomodir kebutuhan belajar murid. Hal yang perlu saya perbaiki ke depan adalah
saya akan terus semangat belajar melalui PMM dan sumber belajar lainnya.
Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi saya adalah modul CGP
ini membuat saya lebih matang secara emosional dan sosial dalam menghadapi situasi
di lapangan.
PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR
26. Implementasi dalam konteks CGP saya merasa bersemangat
mengimplemantasikan setiap modul dalam CGP ini dikarenakan penyajian
materi disajikan secara komprehensif sehingga gampang di pahami. Saya
mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali
wawasan baru di setiap modul. Dalam penyusunan program sekolah saya
selalu menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal sekolah saya
(baik tingkat sekolah maupun daerah) di area SMP Dharma patra P.susu. Jika
muncul tantangan saya juga memunculkan alternatif solusi terhadap
tantangan yang diidentifikasi. Tak lupa saya juga melibatkan pemangku
kepentingan dalam menghadirkan solusi akan tantangan yang saya hadapi.
ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP
27. Sebelum mengikuti program guru penggerak saya merasa belum menjadi seorang guru yang
diimpikan dan dinantikan oleh murid. Dalam kegiatan guru penggerak ini membuat saya terus
belajar dan terus belajar. Dari masa lalu saya belajar dan menggali potensi diri untuk menjadikan
masa depan yang cemerlang sesuai perkembangan kurikulum yang ada. Tadinya saya
menyajikan pembelajaran konvensional, sekarang setelah menjadi CGP saya semakin banyak
wawasan dan pemahaman baru untuk menjadi agen perubahan membawa kemajuan kearah
yang lebih baik. Tentunya keterkaitan seluruh modul akan saya implementasikan di masa kini
dan yang akan datang. Melalui penyusunan program yang berpihak dan berdampak bagi murid,
maka saya akan membentuk student agency yang akan tumbuh sesuai kodratnya. Segala konsep
atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah saya pelajari akan saya terapkan di
sekolah secara konsisten dan amanah, segala aksi nyata yang saya lakukan ini juga masih
berjalan dan membawa kemajuan sekolah tentunya. Saya juga selalu mengupgrade diri untuk
selalu menggali informasi yang didapat dari orang atau sosok inspiratif, atau sumber lain setiap
mempelajari modul di CGP ini.
MEMBUAT KETERHUBUNGAN