Rendahnya kesadaran generasi muda akan budaya daerah dan budaya nasional
1. 5
Rendahnya Kesadaran Generasi Muda Akan Budaya Daerah
Dan Budaya Nasional
Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi, dan akal manusia, dilansir dari Wikipedia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Lunturnya Budaya
‘Luntur’ disini berarti kebudayaan bangsa di masyarakat sudah mulai luntur, karena
masyarakat, khususnya para pemuda, lebih cenderung meniru budaya-budaya luar daripada
budaya asalnya sendiri. Anak-anak remaja lebih sering menggunakan gaya pakaian yang
merupakan kebudayaan barat, seperti remaja perempuan lebih senang menggunakan celana
pendek, mereka melakukan itu agar terlihat lebih cantik, padahal salah karena hal tersebut tidak
menutup aurat. Faktanya, itu telah menyalahi budaya bangsa karena budaya bangsa terkenal
dengan sopan santun dalam berpakaian.
2. 5
Apa penyebabnya?
1. Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat terhadap budaya lokal kini terbilang turun drastis, mereka lebih
memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai perkembangan zaman. Budaya asing mereka
anggap lebih keren dan lebih praktis.
2. Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi kesalah-pemahaman
perihal budaya yang dianut. Minimnya komunikasi juga sering menyebabkan perselisihan antar
suku, yang akhirnya berdampak pada turunnya ketahanan budaya bangsa. Komunikasi antar
masyarakat pun penting dengan saling mengenalkan budaya ke masyarakat lain, juga ke generasi
penerus agar budaya itu tetap hidup dan lestari.
3. Kurangnya pembelajaran budaya
Memang betul dalam pembelajaran kita saat ini anak usia dini telah mempelajari budaya
yang masuk dalam mata pelajaran di sekolahnya. Namun banyak juga yang tidak menanggap
penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pelajaran budaya ini, kita dapat membangun
budaya bangsa serta cara beradaptasi dengan budaya lokal di tengah perkembangan zaman ini.
Dampak apa saja yang ditimbulkan?
Dampaknya, remaja Indonesia mulai kehilangan jati dirinya sebagai rakyat Indonesia yang
memegang teguh Budaya Indonesia. Budaya daerah mulai luntur, seperti tarian tarian daerah,
kesenian daerah, dan adat daerah, begitu juga dengan budaya seperti budaya gotong royong,
budaya tolong menolong, dan lainnya.
Di sisi lain, ada negara lain yang mengklaim Budaya Indonesia sebagai bagian dari budaya
mereka, itu adalah kesalahan besar. Lagi-lagi peran remaja diperlukan dalam pelestarian budaya
agar tidak diambil begitu saja oleh negara lain.
Rendahnya kesadaran ini akan menyebabkan budaya itu punah, dengan tidak diteruskannya
kepada generasi muda atau generasi penerus. Juga berakibat terhadap turunnya moral bangsa,
3. 5
turunnya nilai religius remaja, turunnya sikap saling menghargai antar masyarakat dan banyak
lagi.
Berikut adalah dampak dari lunturnya budaya asing yang menyebabkan budaya kita diklaim atau
dieksploitasi oleh pihak asing:
– Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
– Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
– Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
– Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
– Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
Merumuskan Kebijakan Alternatif untuk Mengatasi Masalah
1. Masuknya budaya asing dalam kehidupan masyarakat tanpa adanya filterisasi secara
seksama
Generasi muda saat ini
lebih mengutamakan kemewahan
terutama dalam berpakaian yang
nantinya dapat menunjukkan
status social atau kasta mereka
masing-masing.
2. Pesatnya perkembangan jaman
yang disertai perkembangan
IPTEK ternyata tidak selamanya
menguntungkan bangsa
4. 5
Keuntungan dan Kerugian
Kebijakan Tersebut
1.Kemewahan terutaman dalam
berpakaian
Keuntungan
Kita semakin mendapatkan banyak wawasan mengenai busana-busana seputar dunia.
Kerugiannya
Pakaian/busana adat di Indonesia semakin membuat besarnya peluang untuk punah
karena jarang untuk kita melestarikan busana khas Indonesia.
2. Pertunjukan musik modern di televisi
Keuntungan
Mempermudah perkembangan informasi musik modern berbagai negara di dunia.
Kerugiannya
Lunturnya budaya Indonesia akibat banyaknya orang lebih memilih hal baru dengan
banyaknya orang yang lebih memilih musik modern.
Solusi
Kita sebagai remaja seharusnya lebih mencintai budaya kita sendiri, jangan hanya karena budaya
kita diakui oleh negara lain baru bergerak, unjuk diri dengan berkoar-koar di media sosial, tanpa
melakukan aksi nyata untuk mempertahankan budaya tersebut. Setidaknya mari kita mulai ikut
melestarikan Budaya Indonesia dari dalam diri sendiri, seperti mencintai budaya, musik, film, hal
hal lain dari negeri kita sendiri.
Sebagai remaja mungkin kita bisa mengemas budaya indonesia yang sebelumnya terlihat kuno
dan biasa saja, sehingga menjadi lebih menarik. Entah dengan aransemen atau tarian, sehingga
budaya ini mempunyai nilai lebih di mata orang banyak, agar lebih dilirik dan dicintai oleh
rakyat Indonesia.
Beberapa solusi mengantisipasi hal ini adalah :
Bersikap kritis terhadap budaya asing yang merusak.
5. 5
Meningkatkan pengetahuan dan teknologi yang disertai peningkatan iman dan takwa.
Menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat.
Menanamkan dan mengamalkan ajaran agama.
Melaksanakan supremasi hukum.
Selektif terhadap segala budaya asing.
Cara ini dapat kita lakukan melalui ceramah, dialog, diskusi maupun penyampaian melalui media
elektronik dan media cetak, misalnya :
Melalui keteladanan, yaitu memberikan contoh sikap perilaku yang mengutamakan
kepentingan nasional sehingga muncul rasa nasionalisme. Contohnya, mengadakan
upacara tiap hari Senin atau memberikan penghargaan bagi para penari tradisional.
Edukasi, yaitu memberikan pendidikan formal maupun informal kepada seluruh lapisan
masyarakat terutama generasi muda. Contohnya, mendirikan ekskul tari tradisional di
sekolah.
Menciptakan komunikasi demi terciptanya kesatuan pemahaman tentang nilai budaya.
Contohnya, mengadakan pertunjukan wayang kulit yang isi ceritanya tentang moral
kehidupan.
Melaksanakan pengelolaan kebudayaan. Contohnya, mendirikan museum batik yang
terdiri dari seluruh hasil karya batik Indonesia.
6. 5
Meningkatkan pengetahuan dan teknologi yang disertai peningkatan iman dan takwa.
Menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat.
Menanamkan dan mengamalkan ajaran agama.
Melaksanakan supremasi hukum.
Selektif terhadap segala budaya asing.
Cara ini dapat kita lakukan melalui ceramah, dialog, diskusi maupun penyampaian melalui media
elektronik dan media cetak, misalnya :
Melalui keteladanan, yaitu memberikan contoh sikap perilaku yang mengutamakan
kepentingan nasional sehingga muncul rasa nasionalisme. Contohnya, mengadakan
upacara tiap hari Senin atau memberikan penghargaan bagi para penari tradisional.
Edukasi, yaitu memberikan pendidikan formal maupun informal kepada seluruh lapisan
masyarakat terutama generasi muda. Contohnya, mendirikan ekskul tari tradisional di
sekolah.
Menciptakan komunikasi demi terciptanya kesatuan pemahaman tentang nilai budaya.
Contohnya, mengadakan pertunjukan wayang kulit yang isi ceritanya tentang moral
kehidupan.
Melaksanakan pengelolaan kebudayaan. Contohnya, mendirikan museum batik yang
terdiri dari seluruh hasil karya batik Indonesia.