Tes psikologis harus memenuhi syarat-syarat seperti validitas, reliabilitas, berbagai jenis norma, dan standarisasi agar hasilnya dapat diandalkan. Laporan hasil tes psikologis perlu memuat informasi identitas klien, alasan rujukan, prosedur evaluasi, hasil tes, interpretasi, dan rekomendasi. Metode kualitatif dan kuantitatif saling melengkapi dalam psikodiagnostik untuk memahami kepribadian seseorang secara
2. BAHASAN:
A. PelaksanaanTes
B. Laporan Pemeriksaan Psikologis
C. Norma Tes Psikologis
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Jenis-jenis Norma
4. Standarisasi
Determinan
D. Metode Kualitatif & Kuantitatif
E. Faktor Biopsikologis sebagai
Kepribadian
3. A. PELAKSANAAN TES
Administrasi tes adalah urutan
penyelenggaraan atau pelaksanaan tes dari
awal sampai akhir dengan laporan
tertulis secara lengkap.
Dalam laporan termasuk interpretasi dan
kesimpulan hasil pengetesan, bahkan
disertai rekomendasi.
4. 1. PERSIAPAN
a. Menetapkan
yang akan dites
b. Menyiapkan
jumlah subjek
ruangan dan
perlengkapan yang dibutuhkan
c. Menyiapkan buku tes dg
perlengkapannya
Administrasi tes pada tes kelompok/klasikal:
5. 2. PELAKSANAAN
a. Subjek masuk ruang tes dan duduk
b. Tester melakukan rapport (sapaan, dan
terimakasih)
c. Asisten membagi lembar jawaban dan subjek
tulis identitas
d. Identitas telah terisi lalu buku soal dibagikan
kepada subjek dalam keadaan tertutup (tidak
boleh dibuka)
6. e. Buku telah diterima, buka halaman
pertama.Asisten mengawasi subjek.
f. Tester membacakan petunjuk tes dengan
jelas hingga selesai. Lalu tanyakan, apakah
sudah jelas? Apakah ada yang ingin
ditanyakan?
g. Setelah semua jelas, subjek mengerjakan
soal-soal tsb. Stopwatch berjalan.
h. Waktu sudah habis, berikan instruksi
‘Stop’.
7. i. Asisten mengumpulkan lembar jawaban dan
buku soal.
j. Satu subtes selesai, istirahat bbrp menit.
Teruskan tes berikutnya.
k. Jika buku tes terdiri dari bbrp subtes, harus
dikerjakan secara berurutan. Lembar jawaban
sudah diberikan sebelumnya.
l. Jika subjek terdiri dari beberapa kelompok,
pekerjaan tes perlu dikelompokkan (dipisah-
pisah)
8. 3. SKORING
a. Siapkan kunci jawaban
b. Hasil skoring ditulis di baris tertentu yang
telah adadi lembar jawaban.
c. Seluruh hasil penyekoran dimasukkan dalam
daftar skor menurut kelompoknya masing-
masing
d. Jikaadayang ragu-ragu, perlu dikoreksi ulang
e. Setelah selesai, diproses tahap selanjutnya.
9. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan tes:
• Rapport
– Membangun hubungan yang baik antara klien
dan psikolog.
– Sangat penting! Dapat meningkatkan skor
pengetesan.
• Keterlibatan ego
– Siatuasi yang melibatkan kepentingan klien,
agar tercipta kerjasama yang baik.
11. B. LAPORAN PEMERIKSAAN
PSIKOLOGIS
Laporan pemeriksaan psikologis → sarana
untuk mengkomunikasikan data.
Hasil interpretasi dari masing-masing data
diorganisir
disimpulkan
dan disistematisir kemudian
→ menjadi pemahaman
mengenai klien yang utuh.
12. Laporan psikologis atau psychological report
harus memenuhi beberapa syarat:
• Kejelasan laporan (clarify of the
report)
– Gunakan istilah dan kalimat yang
mudah dipahami
– Laporan secukupnya yang penting jelas
• Relevan dengan tujuannya (relevance
to goal)
– Sesuai dengan tujuannya → untuk klasifikasi
gangguan, untuk mendeskripsikan klien dsb
13. • Kemanfaatan laporan (usefulness
of report)
– Manfaat tdk hanya utk klien, namun jg
utk perkembangan ilmu, kesejahteraan
manusia, pendidikan, industri,dsb.
– Sebab laporan psikologis tdk mempunyai
nilai praktis:
• Informasi yang disajikan terlalu sedikit
• Pernyataan-pernyataan yang dipakai tidak
tepat.
14. FORMAT LAPORAN PSIKOLOGIS
(GROTH-MARNAT, 2010)
Tidak ada format laporan tunggal yang disepakati
namun setiap laporan harus mengintegrasikan
informasi lama dan perspektif baru dan unik ttg klien.
Isi dari laporan psikologis, sbb:
• Informasi lama mengenai informasi pengidentifikasi (nama,
tanggallahir
,dll), pertanyaan rujukan, riwayat yang relevan.
• Informasi baru mengenai hasil-hasil asesmen, kesan-kesan,
rangkuman/kesimpulan, dan rekomendasi
• Dibagian atas laporan, harus menyebutkan ttg kerahasiaan
dg menuliskan “Evaluasi Psikologis Rahasia”.
15. Nama:
Umur (tanggal lahir):
Jenis Kelamin:
Etnis:
Tanggal Laporan:
Nama Pemeriksa:
Dirujuk oleh:
I. Pertanyaan Rujukan
II. Prosedur Evaluasi
III. Observasi Perilaku
IV. Informasi Latar Belakang (riwayat yang relevan)
V. Hasil-hasilTes
VI. Kesan-kesan dan Interpretasi
VII. Rangkuman dan Rekomendasi
16. I. PERTANYAAN RUJUKAN
• Memberikan deskripsi singkat
tentang klien dan
pernyataan tentang
sebua
h
alasan
umum untuk melaksanakan
evaluasi psikologis.
• Secara khusus, bagian ini
memasukkan sebuah deskripsi
singkat tentang masalahnya.
17.
18. II. PROSEDUR EVALUASI
• Menyebutkan tes-tes
yang akan diberikan dan
prosedur-prosedur
evaluasi lainnya, tetapi
tidak termasuk hasil-hasil
tesnya.
19.
20. III. OBSERVASI PERILAKU
• Deskripsi tentang perilaku klien
dapat
tentang
memberikan insight
masalahnya dan bisa
menjadisumber data.
• Observasi berhubungan dengan
penampilan klien, observasi
secara umum, atau
antara pemeriksa-
perilaku
interaksi
klien.
21.
22. IV. INFORMASI LATAR
BELAKANG (RIWAYAT YANG
RELEVAN)
• Berisi
relevan
aspek-aspek
dengan
riwaya
t
masalah
yang
yang
hasil-
dihadapinya dan interpretasi
hasil tes.
• Informasi latar belakang dibuat
seringkas mungkin.
• Riwayat pribadi klien bisa termasuk
informasi dari masa bayi, masa kanak-
kanak, remaja,dandewasa
23.
24. V. HASIL-HASIL TES
• Skor tes tidak perlu
diperinci,
laporan
diberikan
kalangan
kecuali
psikologis
untuk
yang
memang paham akan
skor-skor dalam hasil
tes.
25. VI. KESAN-KESAN DAN
INTERPRETASI
• Bagian ini sering disebut dengan ‘Diskusi’
• Sebagai bagian utama dari laporan
• Isi: temuan-temuan evaluasi disuguhkan dalam
bentuk hipotesis-hipotesis yang terintegrasi
• Disusun berdasarkan pada pengintegrasian
data tes, observasi perilaku, riawayat yang
relevan ,dan datalain yang tersedia
26. • Kesimpulan dan diskusi dapat berkaitan dengan
bidang lainnya seperti kekuatan dan kelemahan
kognitif, kesulitan emosional, konsep disi, coping
style, hubungan interpersonal, dan kekuatan-
kekuatan klien.
27.
28. VII. RANGKUMAN DAN
REKOMENDASI
• Bagian rangkuman adalah untuk menyatakan
kembali secara ringkas temuan-temuan dan
kesimpulan-kesimpulan pokok laporan.
• Dipilih bahasan yang paling penting.
• Disarankan berdasarkan pada pertanyaan-
pertanyaan rujukan dengan memberikan jawaban-
jawaban singkat bernomor sesuai dengan
pertanyaan rujukan (jika bernomor).
29. • Bagian rekomendasi merupakan tujuan
praktis pokok laporan karena
menyebutkan langkah-langkah apa yang
dapat diambil untuk menyelesaikan
masalahnya.
• Harus
memahami
alternatif-alternatif
jelas
masalahnya
, terbaik
untuk
menyelesaikan masalah, dan sumber
daya yang tersedia di
masyarakat.
• Contoh laporan
30.
31.
32. C. NORMA TES PSIKOLOGIS
Syarat tes yang baik:
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Jenis-jenis Norma
4. Standarisasi
33. 1. VALIDITAS
•Valid dapatdiartikan sebagai kesahihan
atau keabsahan
•T
es harus benar-benar mengukur
apa yang seharusnya diukur
.
•Valid = mampu mengukur apa
yang mau diukur
34. • Suatu alat ukur dikatakan valid apabila
alat ukur tersebut dapat menjalankan
fungsi ukurnya
–Contoh: hendak mengukur kecemasan,
maka alatukur kecemasan yang valid
dapa
t
dialami
adalah yang benar-benar
mengungkap kecemasan yang
oleh individu.
35. 2. RELIABILITAS
•Keajegan, konsisten, keterandalan,
kepercayaan.
•Reliabel yaitu sejauhmana hasil suatu
pengukuran itu dapat dipercaya
•Suatu tes yang baik harus memiliki
reliabilitas yang tinggi
• Ingin mengukur panjang meja,bagaimana?
36. •Panjang meja akan diukur
dengan menggunakan jengkaltangan,
makahasil bisa valid tetapi tidak
pengukuran
reliabel.
•Mengukur
menggunakan
panjang
meteran maka
dengan
hasil
pengukurannya valid dan reliabel.
•Oleh karena itu dalamalatukur harus
memenuhi syarat valid dan reliabel.
37. T
est-retest Reliability
• Mengulang tes yang sama, pada orang yang
sama,di kesempatan yang berbeda
• Kesalahan/eror bisa terjadi dari kondisi tes
yang tidak terkontrol, mis: cuaca, kebisingan,
kecemasan
• Menunjukkan sejauhmana skor tes dapat
digeneralisasikan untuk berbagai
kesempatan yang berbeda
38. 3. JENIS-JENIS NORMA
• Norma adalah penyebaran skor-skor dari
suatu kelompok yang digunakan sebagai
patokan untuk memberi makna pada skor-
skor individu.
• Skor yang diperoleh itu memberikan suatu
dasar untuk melakukan interpretasi skor
individu yang satu dengan yang lain.
39. JENIS NORMA
• Norma perkembangan
yang diperoleh kelompok
– Nilai rata-rata
umur tertentu
• Norma kelompok
– Skor subjek dibandingkan dengan skor
kelompok.
– Cth: tes IST (raw score ditransformasikan ke
dalamscale score)
40. • Skala ordinal
– Norma yang digunakan untuk mengidentifikasi
tahap yang dicapai dalam perkembangan fungsi-
fungsi perilaku tertentu
• Norma persentil
– Norma yang menggambarkan posisi relatif
seseorang dalamsampel standarisasi
• Standard score (Z-score)
– Skor yang mengungkapkan jarak individu dari
nilai rata-rata (mean) dalam suatu simpang
baku/standar deviasi (SD)
41. 4. STANDARISASI
• T
est yang baik haruslah yang sudah
distandartkan (dibakukan)
• T
ujuan:agar setiap testee mendapat perlakuan
yang benar-benar sama
• Hal-hal yang perlu distandarisasi yaitu:
– Materi tes
– Penyelenggaraan tes
– Skoring tes
– Interpretasi hasil tes
42. • Diperlukan keseragaman yang meliputi
jumlah materi yang digunakan, batas
waktu, instruksi-instruksi lisan.
• Instruksi lisan seperti:
–Isi instruksi (cara penyampaian)
–Perubahan suara
–Jeda waktu
–Ekspresi wajah
–Cara menjawabsoal test
43. D. METODE KUALITATIF &
KUANTITATIF
• Dalam psikodiagnostik, metode kualitatif dan kuantitatif
dapat digunakan bersama, saling melengkapi.
• Data kuantitatif berupa angka.
– Skor IQ, skor tes prestasidsb
• Data kualitatif berupa informasi-informasi kategorisasi,
dalam pernyataan-pernyataan semantik (kalimat-
kalimat).
– Nilai tesnya sangat tinggi, baik, atau kurang.
– Aspek-aspek lain yang memengaruhi data kuantitatif
44. Kuantitatif
metod
e
tes
kuantitatif
,
kecerdasa
n,
Dalam
misalny
a
subjek
tidak
diikutsertaka
n,
hanya hasil skor yang
dilihat.
Metode
kuantitatif
,
memperhatika
n salah,
cukup
bena
r
atau
hany
a
atau
tida
k
prestasi seseorang.
Kuantitatif
hany
a
mengen
al
disebut
satu
kemungkina
n, sifat
monovalensi.
Kualitatif
Metode kualitatif,
subjek
diikutsertakan, misalnya
tes
WAIS, subjek mendapatkan
nilai
rendah pada subtes
aritmatika,
maka dalam
pemeriksaan
kualitatif, muncul
pertanyaan,
“mengapa ia mendapat
skor
rendah dalam aritmatik?”
Metode kualitatif
mempunyai
yaitu
selal
u mengapa
dan
sifat
probing
,
dipertanyakan
bagaimana.
banya
k sifa
t
Kualitatif memberi
kemungkinan,
disebut
45. Kedua metode tersebut merupakan
satu kesatuan, karena dalam
psikodiagnostik pada hakikatnya
kepribadian,
menuju diagnostik
karena manusia merupakan suatu
kesatuan.
Mengukur kecerdasan tidak hanya
sekedar angka saja.
46. E. FAKTOR BIOPSIKOLOGIS SEBAGAI
DETERMINAN KEPRIBADIAN
• Faktor biopsikologis adalah faktor-faktor internal
manusia yang berupa sistem-sistem organis
jasmaniah dan neurofisiologis, serta sistem-sistem
fungsional kejiwaan, sebagai penentu
determinan internal kepribadian,
atau
yang
kemudian berinteraksi dengan faktor-faktor
eksternal, yaitu lingkungan, sehingga
terbentuklah tingkah laku individu yang
kemudian secara teknis disebut kepribadian.