SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 44
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 1
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
BAB VII
PEMERIKSAAN BATAS – BATAS ATTERBERG
7.1 Pendahuluan
A. Standar Acuan
ASTM D 4318 (American Standar Testing and Material)
“Standard Test Mthodes for Liquid Limit, and Plasticity Index of
Soil”
AASHTO T 89 (American Association Of State Highway and
Transporting Official) “Determining the Liqud Limit of Soil”
SNI 1967:2008 “Cara Kerja Penentuan Batas Cair”
SNI 3422:2008 “Batas Susut”
SNI 1966:2008 “Batas Plastis dan Indeks Plastisitas”
7.2 Tujuan Percobaan
A. Batas Cair (Liquid Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air
dari contoh tanah pada keadaan plastis dan keadaan cair.
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan agar dapat mengetahui cara
menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada keadaan semi
padat ke keadaan plastis.
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air dari
contoh tanah pada keadaan padat dan keadaan semi padat.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 2
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.3 Teori Ringkas
A. Batas Cair (Liquid Limit)
Batas cair (Liquid Limit) adalah kadar air tanah pada batas
antara keadaan cair dengan keadaan plastis yaitu batas atas dari
daerah plastis.
Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting
baik itu digunakan sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai
tempat diletakkannya struktur bangunan. Sesuai dengan proses
terjadinya, tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan perilaku
yang berbeda-beda. Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik
sipil tersebut mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda-
beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama dalam suatu
kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah yang
bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh
mana pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut
terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi dan
sebagai bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung
maupun pembuatan jalan.
Berdasarkan jenis tanah dapat ditentukan juga kegunaan dari
kontruksi yang dibangun diatas permukaan tanah tersebut, contohnya
suatu kontruksi yang karena penurunannya kecil dan berjalan cepat
sesuai dengan jenis tanah pasif.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 3
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Pekerjaan pemeriksaan tanah mulai dengan pengambilan
sampel tanah pada suatu lokasi. Sampel tanah dibawa kelaboratorium
untuk pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan terhadap sifat fisis
dan mekanisnya. Pengukuran sifat fisis meliputi pengukuran kerapatan
massa, batas cair dan batas plastis.
Tabel.7.1 Derajat Plastis Tanah Berdasarkan Batas Cair
No Derajat Plastisitas Batas Cair (LL)
1 Rendah (Low Plasticity) < 35 %
2 Sedang (Medium Plasticity) 35 % - 50 %
3 Tinggi (High Plasticity) 50 % - 70 %
4 Sangat Tinggi (Very High Plasticity) 70 % - 90 %
5 Ekstrem Tinggi (Extremely High Plasticity) > 90%
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah
masih dalam keadaan plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat
sederhana, yaitu dengan cara menggulung tanah diatas pelat kaca
sampai berdiameter 1/8 inci (3,2 mm) menjadi retak. Artinya tanah
mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm.
Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan
batas cair untuk menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan
selisih antara batas cair dan batas plastis suatu tanah.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 4
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah
sifatnya dari keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis
biasanya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.
 Batas plastis
 Batas cair
 Indeks plastisitas
 Kadar air
Uraian dari keempat macam istilah diatas yaitu:
 Batas cair (Liquid Limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada
batas dari keadaan cair menjadi plastis.
 Batas plastis (Plastic Limits/PL) : batas terendah kondisi kadar
air ketika tanah masih dalam keadaan plastis.
 Indeks plastisitas (Plasticity Indekx/PI) : selisih antara batas
cair tanah dan batas platis tanah.
 Kadar air adalah perbandingan berat massa air dalam suatu
massa tanah terhadap berat massa partikel padatnya dan
satuannya dinyatakan dalam persen” %”.
Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap
berat tanah kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah
diambil untuk dijadikan benda uji kemudian dicampur dengan air suling
atau air mineral hingga menjadi cukup plastis untuk digulung/dibentuk
bulat panjang hingga berbentuk seperti “cacing” dengan diameter 3
mm. metode penggulungan dapat dilakukan dengan anggota tubuh kita
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 5
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
yaitu tangan untuk mengulung diatas permukaan yang diatas (kaca,
keramik, dsb) adapun benda uji yang retak ketika mencapai diameter 3
mm diambil untuk diukur kadar airnya . Kadar air yang dihasilkan dari
pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah tersebut.
Tabel 7.2 Batas Plastis Tanah
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Batas susut adalah nilai kadar air pada kedudukan antara zona
semi padat dengan zona padat. Suatu tanah akan menyusut jika air
yang dikandungnya perlahan-lahan hilang dalam tanah. Dengan
hilangnya air ini, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan di
mana, penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan
perubahan volume.
Chen (1975) berpendapat bahwa potensi mengembang tanah
ekspansif sangat erat hubungannya dengan indeks plastisitas,
sehingga Chen membuat klasifikasi potensi pengembangan pada
tanah lempung berdasarkan indeks plastisitas, seperti yang
tercantum pada tabel.
PL (%) Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non Plastis Pasir Non Kohesi
< 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesi Sebagian
7_17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesi
> 17 Plastisitas Tinggi Lempung kohesi
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 6
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Tabel 7.3 Hubungan Potensi Mengembang dengan Indeks Plastisitas
(Chen, 1975 )
POTENSI
MENGEMBANG
INDEKS
PLASTIS
Rendah 0 – 15
Sedang 10 – 35
Tinggi 20 – 55
Sangat Tinggi > 35
Altmever (1955) membuat acuan mengenai hubungan derajat
mengembang tanah lempung dengan nilai persentase susut linier
dan persentase batas susut Atterberg seperti yang tercantum dalam
Tabel susut linier (linear shrinkage) didefinisikan sebagai
pengurangan massa tanah pada satu ukuran yang dinyatakan
dalam persentase terhadap keadaan sebelum terjadi pengurangan.
7.4 Spesifikasi Peralatan
A. Batas Cair (Liquid Limit)
1) Alat
1. Saringan No.40
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 7
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
2. Plat kaca
3. Spatula
4. Alat pengukur batas cair ciptaan Cassagrande
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 8
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
5. Grooving tool
6. Container
7. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 9
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8. Oven dengan suhu (110 ± 5) °C.
2) Bahan
1. Tanah lolos saringan No. 40
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 10
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
2. Air Suling.
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
1) Alat
1. Saringan No.40
2. Plat kaca
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 11
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
3. Spatula
4. Cawan
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 12
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
6. Oven dengan suhu (110 ± 5) °C.
2) Bahan
1. Tanah lolos saringan No. 40
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 13
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
2. Air Suling
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
1) Alat
1. Oven dengan suhu ( 110 ± 5 ) °C
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 14
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
2. Saringan No.40
3. Plat kaca
4. Spatula
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 15
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
6. Mangkuk porselin
7. Plat kaca dengan tiga lubang
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 16
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
8. Monel (Mangkuk Shrinkage Limit)
2) Bahan
1. Tanah lolos saringan No. 40
2. Air Suling
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 17
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.5 Prosedur Pengujian
A. Batas Cair (Liquid Limit)
1. Bersihkan alat batas cair
2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara :
Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai
posisi mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar baut belakang
sehingga ujung tangkai atas pembuat alur tepat masuk diantara
dasar mangkok.
3. Ambil contoh tanah secukupnya yang telah lolos saringan No. 40
lalu letakkan di atas plat kaca.
4. Dengan menggunakan spatula, aduklah contoh tanah sambil
ditambahkan air suling sedikit demi sedikit. Pengadukan dilakukan
secara sempurna agar didapat campuran tanah homogen.
5. Setelah didapat campuran homogen, ambil sedikit contoh tanah
tersebut dengan spatula lalu masukkan kedalam mangkok batas
cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas
(mangkok dalam posisi menyentuh alas) lapisan tanah yang
paling tebal kira-kira 1 cm.
6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok
tersebut. Gunakan grooving tool melalui garis tengah mangkok
dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 18
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7. Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik ( dalam
1 detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu
sepanjang ½” (12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang diperlukan.
8. Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
9. Ulangi dengan kadar air yang berbeda ( minimal 3x kadar air).
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
1. Ambil contoh tanah yang lolos saringan no 40 kemudian campur
dengan air sampai merata (homogen) dengan bantuan spatula.
2. Jika contoh tanah sudah tercampur/homogen, ambil sekitar 10
gram dan buat gulungan tanah diatas plat kaca dengan diameter
3 mm mulai menunjukkan retak-retak, maka tanah tersebut
menunjukkan dalam keadaan batas plastis.
3. Ambil cawan timbang kosong, kemudian sampel dan cawan
tersebut ditimbang untuk mencari kadar airnya.
4. Jika batangan tanah belum mencapai diameter 3 mm sudah
menunjukkan retak maka tanah terlalu basah dan perlu
dikeringkan. Setelah itu ulangi sebanyak 2 kali.
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu ruangan
dan lolos saringan N0.40 secukupnya ke dalam mangkok porselin.
2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata,
perlu diperhatikan kadar air dari pasta lebih tinggi dari batas cair
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 19
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
tanah yang bersangkutan untuk memastikan campuran tanah dan
air benar-benar telah jenuh.
3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaseline setipis mungkin
secara merata dan timbang beratnya (W1)
4. Isi mangkok dengan tanah yang telah di campur air kira-kira
sepertiga dari volume mangkok. Getarkan mangkok yang telah
terisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk mangkok tersebut
pada suatu permukaan yang keras (meja) secara perlahan-lahan
agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran-
pinggiran mangkok dan tidak ada gelembung udara yang
tertinggal atau terjebak.
5. Ulangi sekali lagi sampai mangkok terisi penuh
6. Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula sesuai
dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisi-sisi luar dari mangkok
tersebut. Timbang beratnya (W2).
7. Angin-anginkan tanah yang didalam mangkok tersebut selama kir-
kira 6 jam, kemudian oven selama 24 jam.
8. Keluarkan tanah yang telah di oven dari mangkok, kemudian isi
mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan air raksa dengan
menggunakan pelat kaca yang mempunyai 3 lubang. Kemudian
timbang berat air raksa yang tertinggal dalam mangkok (W4).
9. Tanah yang telah dikeluarkan dalam mangkok dimasukkan
kedalam mangkok peluberan yang berisiair raksa. Ratakan atau
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 20
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
tekan plat kaca kedalam mangkok tersebut hingga kelebihan air
raksa tumpah melalui lubang pelat kaca tersebut. Hitung berat air
raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan (W5). Berat ini
dipakai untuk menentukan volume tanah yang ditest.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 21
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.6Alur Bagan Pengujian
A. Batas Cair (Liquid Limit)
Mulai
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan
No. 40
Aduk sampai tanah tersebut dapat dibentuk
Letakkan benda uji diatas plat kaca tambahkan air sedikit demi
sedikit
Ambil sampel tanah tersebut kemudian masukkan kedalam
mangkok batas cair, ratakan permukaannya
Kesimpulan dan Saran
Analisa Data
Dinginkan, lalu timbang tanah kering + cawan (W2)
Ambil setiap sampel tanah yang telah diuji pada mangkok
batas cair masukkan kedalam cawan lalu timbang.
Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam
Siapkan cawan lalu timbang dalam keadaan kosong (W3)
Gunakan grooving tool untuk membuat alur dengan jalan
membagi dua tanah dalam mangkok tersebut.
Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik
sampai kedua sisi tanah bertemu, catat jumlah ketukan sampai
kedua sisi tanah bertemu
Selesai
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 22
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan
No. 40
Letakkan benda uji diatas plat kaca
Tambahkan air, aduk sampai merata dengan spatula
Siapkan cawan 2 buah lalu timbang kosong (W3)
Kesimpulan dan Saran
Analisa data
Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam
Dinginkan sampel tanah tersebut lalu timbang tanah kering +
cawan (W2)
Kemudian timbang cawan + tanah basah (W1)
Ambil sekitar 10 gr dan buat gulungan tanah dengan diameter
sekitar 3mm
Jika tanah yang digulung mulai menunjukkan retak-retak
masukkan kedalam cawan yang telah disiapkan
Mulai
Selesai
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 23
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Mulai
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan
No. 40
Olesi oli setipis mungkin pada mangkok shringkage
Siapkan mangkok shringkage limit lalu timbang (W1)
Ambil sampel tanah secukupnya tambah air secukupnya aduk
hingga merata
Analisa Data
Timbang berat air raksa yang tumpah kedalam mangkok (W5)
Tanah yang telah di keluarkan dimasukan kedalam mangkok
yang berisi air raksa, ratakan/tekan dengan plat kaca hingga
kelebihan air raksa tumpa
Dinginkan benda uji, lalu timbang (W3), Keluarkan tanah dari
mangkok lalu isi mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan
dengan pelat kaca lalu timbang berat air raksa yang tertinggal
dalam mangkok (W4)
Oven selama 1 x 24 jam
Isi mangkok dengan tanah yang telah di campur air padatkan
tanah yang ada pada mangkok dengan cara menggetarkannya
Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula lalu
timbang (W2)
Selesai
Kesimpulan dan saran
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.7Analisa Data
7.7.1 Uraian Perhitungan
A. Batas Cair (Liquid Limit)
1. Menghitung berat air ( Ww )
Rumus
Ww = W1 – W2
Keterangan
W1 = Berat tanah basah + container
W2 = Berat tanah kering + container
Sampel I A
Ww = 44,50 - 37,70
= 6,80 gram
Sampel I B
Ww = 47,80 - 32,60
= 15,20 gram
Sampel II A
Ww = 52,30 - 43,20
= 9,10 gram
Sampel II B
Ww = 43,70 - 33,60
= 10,10 gram
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 25
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Sampel III A
Ww = 40,30 - 34,50
= 5,80 gram
Sampel III B
Ww = 34,60 - 29,70
= 4,90 gram
Sampel IV A
Ww = 38,50 - 34,50
= 4,00 gram
Sampel IV B
Ww = 36,90 - 31,70
= 5,20 gram
2. Menghitung Berat Tanah Kering ( Wd )
Rumus
Wd = W2 – W3
Keterangan
W2 = Berat tanah kering + container
W3 = Berat container
Sampel I A
Wd = 37,70 - 6,70
= 31,00 gram
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 26
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Sampel I B
Wd = 32,60 - 6,90
= 25,70 gram
Sampel II A
Wd = 43,20 - 7,10
= 36,10 gram
Sampel II B
Wd = 33,60 - 7,80
= 25,80 gram
Sampel III A
Wd = 34,50 - 9,00
= 25,50 gram
Sampel III B
Wd = 29,70 - 9,30
= 20,40 gram
Sampel IV A
Wd = 34,50 - 6,30
= 28,20 gram
Sampel IV B
Wd = 31,70 - 6,70
= 25,00 gram
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 27
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
3. Menghitung Kadar Air ( w )
Rumus
W =
Ww
x 100%
Wd
Keterangan
Ww = Berat Air
Wd = Berat Tanah Kering
Sampel I A
= 6,80 x 100%
31,00
= 21,94 %
Sampel I B
= 15,20 x 100%
25,70
= 59,14 %
Jadi W rata rata sampel I
=
21,94 + 59,14
2,00
= 40,54 %
Sampel II A
W =
9,10
X 100%
36,10
= 25,21 %
Sampel II B
W
= 10,10
25,80 X 100%
= 39,15 %
Jadi W rata rata sampel II
=
25,21 + 39,15
2,00
= 32,18 %
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 28
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Sampel III A
W =
5,80
25,50 x 100%
= 22,75 %
Sampel III B
W =
4,90
20,40 x 100%
= 24,02 %
Jadi W rata rata sampel III
=
22,75 + 24,02
2,00
= 23,38 %
Sampel IV A
W =
4,00
28,20 x 100%
= 14,18 %
Sampel IV B
W =
5,20
25,00 x 100%
= 20,80 %
Jadi W rata rata sampel IV
=
14,18 + 20,80
2,00
= 17,49 %
B. Batas Plastis (Plastic Limit)
Menghitung berat air ( Ww )
Rumus
Ww = W1 - W2
Keterangan
W1 = Berat Tanah Basah + Cawan
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 29
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
W2 = Berat Tanah Kering + Cawan
Sampel I
Ww = 23,40 - 22,80
= 0,60 gram
Sampel II
Ww = 27,10 - 26,90
= 0,20 gram
Menghitung berat tanah kering ( Wd )
Rumus
Wd = W2 - W3
Keterangan
W2 = Berat tanah kering + cawan
W3 = Berat cawan
Sampel I
Wd = 22,80 - 20,40
= 2,40 gram
Sampel II
Wd = 26,90 - 26,10
= 0,80 gram
Menghitung kadar air ( w )
Rumus
w = Ww x 100
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 30
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Wd
Keterangan
Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering
Sampel I
wI
=
0,60 x 100 %
2,40
25,00 %
=
Sampel II
wII =
0,20
x 100 %
0,80
= 25,00 %
Jadi, kadar air rata-ratanya
w =
wI + wII
2,00
=
25,00 + 25,00
2,00
= 25,00 %
C. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Menghitung berat tanah basah ( Wwet )
Rumus :
Wwet = W2 - W1
Keterangan :
W1 = Berat Monel
W2 = Berat Monel + Tanah Basah
Sampel I
Wwet = 34,10 - 10,40
= 23,70 gram
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 31
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Sampel II
Wwet = 34,60 - 11,50
= 23,10 gram
Menghitung berat tanah kering ( Wd )
Rumus :
Wd = W3 - W1
Keterangan :
W1 = Berat Monel
W3 = Berat Monel + Tanah Kering
Sampel I
Wd = 25,41 - 10,40
= 15,01 gram
Sampel II
Wd = 26,40 - 11,50
= 14,90 gram
Menghitung berat air ( Ww )
Rumus :
Ww = W2 - W3
Keterangan :
W2 = Berat Monel + tanah basah
W3 = Berat Monel + tanah kering
Sampel I
Ww = 34,10 - 25,41
= 8,69 gram
Sampel II
Ww = 34,60 - 26,40
= 8,20 gram
Menghitung volume tanah basah ( Vw )
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 32
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Rumus :
Vw =
W4 - Wp
R
Keterangan :
W4 = Berat Air Raksa yang dipakai
untuk mengisi mangkok
shringkage
Wp = Berat cawan
R = Berat jenis air raksa
Sampel I
Vw =
226,70 - 38,30
13,60
= 13,85 cm3
Sampel II
Vw =
212,10 - 47,20
13,60
= 12,13 cm3
Menghitung volume tanah kering( Vd )
Rumus :
Vd =
W5 - Wp
R
Keterangan :
W5 =
Berat Air Raksa yang
dipindahkan
oleh tanah yang ditest
Wp = Berat cawan
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 33
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
R = Berat jenis air raksa
Sampel I
Vd =
124,40 - 38,30
13,60
= 6,33 cm3
Sampel II
Vd =
130,60 - 47,20
13,60
= 6,13 cm3
Menghitung kadar air ( w )
Rumus :
W =
Ww
x 100%
Wd
Keterangan : Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering
Sampel I
W =
8,69
x 100%
15,01
= 57,89 %
Sampel II
W =
8,20
x 100%
14,90
= 55,03 %
Menghitung Batas Susut (SL)
Rumus :
SL = w - [[
𝑽𝒘 − 𝑽𝒅
𝑾𝒅
] 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %]
Keterangan :
W = Kadar air (%)
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 34
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Vw = Volume Tanah Basah (cm³)
Vd = Volume Tanah Kering (cm³)
Wd = Berat Tanah Kering (gram)
Sampel I
SL = 57,89 - [[
13,85 − 6,33
15,01
] 𝑥 100 %]
= 7,79 %
Sampel II
SL = 55,03 - [[
12,13 − 6,13
14,90
] 𝑥 100 %]
= 14,76 %
Jadi, SL rata-rata yaitu =
SL = = 11,28 %
7,79 + 14,76
2,00
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 35
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.8 Tabel Pengujian
A. Tabel Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
Menghitung Batas Cair (LL) Pada Ketukan 45
LL = -0.857 in (45) + 51,742
= 48,48 %
40.54
32.18
23.38
17.49
y = -0,857 in (45) + 51,742
0
10
20
30
40
50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Kadar
Air
(%)
Jumlah Ketukan
Kurva Aliran Untuk Penentuan Batas Cair
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 36
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
B. Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit)
No. Container - A1 A2
Berat Tanah Basah + Cawan (W1) Gram 23,40 27,10
Berat Tanah Kering + Cawan (W2) Gram 22,80 26,90
Berat Cawan (W3) Gram 20,40 26,10
Berat Air (Ww = W1-W2) Gram 0,60 0,20
Berta Tanah Kering, (Wd = W2 – W3) Gram 2,40 0,80
Kadar Air, Ww/Wd x 100% % 25,00 25,00
Rata-Rata % 25,00
Menghitung Indeks Plastisitas ( PI )
Rumus :
PI = LL - PL
Keterangan :
LL = Batas cair pada ketukan ke 45 ( % )
PL = Batas plastis rata - rata ( % )
PI = 48,48 - 25,00
= 23,48 %
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 37
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
C. Tabel Pengujian Batas Susut (Shrinkage Limit)
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 38
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.9 Kesimpulan dan Saran
7.9.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg dapat disimpulkan:
1) Batas Cair (Liquid Limit)
Semakin tinggi kadar airnya, maka akan semakin sedikit pula
jumlah ketukan untuk menutup alur sepanjang 12,7 mm. Besarnya
batas cair yang didapat dari percobaan yaitu 48,48%.
2) Batas Plastis (Plastic Limit)
Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas plastis adalah 25%
dan indeks plastisitas 23,48%. Tanah pada keadaan plastis, apabila
digulung menjadi retak-retak. Semakin tinggi PI maka tanah
mengandung banyak lempung, jika nilai PI rendah maka tanah
mengandung banyak lanau. Ciri tanah lanau yaitu jika kadar air
berkurang sedikit saja akan menjadi kering.
3) Batas Susut (Shrinkage Limit)
Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas susut yaitu sebesar
11,28%. Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum,
dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan
berkurangnya volume tanah. Angka susut pada suatu tanah adalah
angka perbandingan antara,”persentase perubahan volume tanah
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 39
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
terhadap volume kering dengan perubahan kadar air yang terjadi
terhadap tanah (dalam tanah)”, dan berlaku pada keadaan di atas
batas susut tanah.
7.9.2 Saran
1. Dalam melakukan pengujian perlu diperhatikan dengan
teliti prosedur pengujian.
2. Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung
terhadap hasil uji yang telah dilakukan.
3. Dalam pelaksanaan pengujian perlu diperhatikan hal-hal
teknis pelaksanaan yang akurat dan kesiapan alat yang
digunakan, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga
penelitian.
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 40
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
7.10 Dokumentasi Penelitian
 Pengujian Batas Cair (Liquid Limit)
Gambar 7.1 proses pencampuran bahan
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 41
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
Gambar 7.2 Proses pemutaran tuas dengan kecepatan 2 putaran/detik
sampai kedua sisi bertemu
Gambar 7.3 Menimbang sampel tanah
Gambar 7.4 Memasukkan sampel tanah kedalam oven
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 42
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
 Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit)
Gambar 7.5 Mengaduk sampel
Gambar 7.6 Membuat sampel batas plastis
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 43
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
 Pengujian Batas Susut (Shrinkage Limit)
Gambar 7.7 Meratakan permukaan tanah pada monel
Gambar 7.8 Menimbang sampel tanah
Laboratorium Mekanika Tanah VII- 44
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a ATTERBERG TEST

Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahReza Bae
 
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air PermukaanSNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaannyampling.com
 
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air TanahSNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanahnyampling.com
 
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docx
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docxPEMERIKSAAN KOMPAKSI.docx
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docxMuh. Aksal
 
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptx
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptxMateri Pengenalan pengujian Laboratorium pptx
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptxEnrikoTosulpa
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksju adi
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton Intan Kusuma
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air LimbahSNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbahnyampling.com
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Subandy Civil
 
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptKARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptdarmadi ir,mm
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)an__r_
 
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.pptTANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.pptfathiadatumarin
 
496329879-Soil-Cement-Base.ppt
496329879-Soil-Cement-Base.ppt496329879-Soil-Cement-Base.ppt
496329879-Soil-Cement-Base.pptyudihidayat7
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxMuh. Aksal
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 

Semelhante a ATTERBERG TEST (20)

Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air PermukaanSNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
SNI 6989.57.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air TanahSNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanah
 
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docx
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docxPEMERIKSAAN KOMPAKSI.docx
PEMERIKSAAN KOMPAKSI.docx
 
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptx
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptxMateri Pengenalan pengujian Laboratorium pptx
Materi Pengenalan pengujian Laboratorium pptx
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pks
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Yocky syaida adha putra
Yocky syaida adha putraYocky syaida adha putra
Yocky syaida adha putra
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air LimbahSNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
SNI 6989.59.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Limbah
 
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)Prak.mekanika tanah i v1 (1)
Prak.mekanika tanah i v1 (1)
 
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptKARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
 
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.pptTANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
TANGKI SEPTIK DAN BIOFILTER.ppt
 
496329879-Soil-Cement-Base.ppt
496329879-Soil-Cement-Base.ppt496329879-Soil-Cement-Base.ppt
496329879-Soil-Cement-Base.ppt
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 

Último

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenRatihPuspitaSiwi
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyafaizalabdillah10
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptEndarto Yudo
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyEndarto Yudo
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1RifkiIntipeNerakajah
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxRahmiAulia20
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 

Último (16)

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan KomponenTeknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
Teknik Tenaga Listrik, Sejarah dan Komponen
 
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanyaKlasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
Klasifikasi jenis pompa berdasarkan cara kerjanya
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .pptTeori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
Teori Pembakaran bahan kimia organik .ppt
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergyThermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
Thermodynamics analysis of energy, entropy and exergy
 
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
TUGAS KULIAH PPT PRESENTASI STRUKTUR BETON 1
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptxMinggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
Minggu 5 Pepistimlogy berbasis wawasan politik_Ekonomi.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 

ATTERBERG TEST

  • 1. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar BAB VII PEMERIKSAAN BATAS – BATAS ATTERBERG 7.1 Pendahuluan A. Standar Acuan ASTM D 4318 (American Standar Testing and Material) “Standard Test Mthodes for Liquid Limit, and Plasticity Index of Soil” AASHTO T 89 (American Association Of State Highway and Transporting Official) “Determining the Liqud Limit of Soil” SNI 1967:2008 “Cara Kerja Penentuan Batas Cair” SNI 3422:2008 “Batas Susut” SNI 1966:2008 “Batas Plastis dan Indeks Plastisitas” 7.2 Tujuan Percobaan A. Batas Cair (Liquid Limit) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air dari contoh tanah pada keadaan plastis dan keadaan cair. B. Batas Plastis (Plastic Limit) Pemeriksaan ini dimaksudkan agar dapat mengetahui cara menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada keadaan semi padat ke keadaan plastis. C. Batas Susut (Shrinkage Limit) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air dari contoh tanah pada keadaan padat dan keadaan semi padat.
  • 2. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 2 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.3 Teori Ringkas A. Batas Cair (Liquid Limit) Batas cair (Liquid Limit) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dengan keadaan plastis yaitu batas atas dari daerah plastis. Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting baik itu digunakan sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat diletakkannya struktur bangunan. Sesuai dengan proses terjadinya, tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda- beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama dalam suatu kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh mana pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi dan sebagai bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung maupun pembuatan jalan. Berdasarkan jenis tanah dapat ditentukan juga kegunaan dari kontruksi yang dibangun diatas permukaan tanah tersebut, contohnya suatu kontruksi yang karena penurunannya kecil dan berjalan cepat sesuai dengan jenis tanah pasif.
  • 3. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 3 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Pekerjaan pemeriksaan tanah mulai dengan pengambilan sampel tanah pada suatu lokasi. Sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan terhadap sifat fisis dan mekanisnya. Pengukuran sifat fisis meliputi pengukuran kerapatan massa, batas cair dan batas plastis. Tabel.7.1 Derajat Plastis Tanah Berdasarkan Batas Cair No Derajat Plastisitas Batas Cair (LL) 1 Rendah (Low Plasticity) < 35 % 2 Sedang (Medium Plasticity) 35 % - 50 % 3 Tinggi (High Plasticity) 50 % - 70 % 4 Sangat Tinggi (Very High Plasticity) 70 % - 90 % 5 Ekstrem Tinggi (Extremely High Plasticity) > 90% B. Batas Plastis (Plastic Limit) Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci (3,2 mm) menjadi retak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter gulungan sekitar 3 mm. Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk menghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis suatu tanah.
  • 4. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 4 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya dari keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis biasanya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.  Batas plastis  Batas cair  Indeks plastisitas  Kadar air Uraian dari keempat macam istilah diatas yaitu:  Batas cair (Liquid Limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari keadaan cair menjadi plastis.  Batas plastis (Plastic Limits/PL) : batas terendah kondisi kadar air ketika tanah masih dalam keadaan plastis.  Indeks plastisitas (Plasticity Indekx/PI) : selisih antara batas cair tanah dan batas platis tanah.  Kadar air adalah perbandingan berat massa air dalam suatu massa tanah terhadap berat massa partikel padatnya dan satuannya dinyatakan dalam persen” %”. Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi berat air terhadap berat tanah kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diambil untuk dijadikan benda uji kemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga menjadi cukup plastis untuk digulung/dibentuk bulat panjang hingga berbentuk seperti “cacing” dengan diameter 3 mm. metode penggulungan dapat dilakukan dengan anggota tubuh kita
  • 5. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 5 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar yaitu tangan untuk mengulung diatas permukaan yang diatas (kaca, keramik, dsb) adapun benda uji yang retak ketika mencapai diameter 3 mm diambil untuk diukur kadar airnya . Kadar air yang dihasilkan dari pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah tersebut. Tabel 7.2 Batas Plastis Tanah C. Batas Susut (Shrinkage Limit) Batas susut adalah nilai kadar air pada kedudukan antara zona semi padat dengan zona padat. Suatu tanah akan menyusut jika air yang dikandungnya perlahan-lahan hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air ini, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan di mana, penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume. Chen (1975) berpendapat bahwa potensi mengembang tanah ekspansif sangat erat hubungannya dengan indeks plastisitas, sehingga Chen membuat klasifikasi potensi pengembangan pada tanah lempung berdasarkan indeks plastisitas, seperti yang tercantum pada tabel. PL (%) Sifat Macam Tanah Kohesi 0 Non Plastis Pasir Non Kohesi < 7 Plastisitas Rendah Lanau Kohesi Sebagian 7_17 Plastisitas Sedang Lempung Berlanau Kohesi > 17 Plastisitas Tinggi Lempung kohesi
  • 6. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 6 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Tabel 7.3 Hubungan Potensi Mengembang dengan Indeks Plastisitas (Chen, 1975 ) POTENSI MENGEMBANG INDEKS PLASTIS Rendah 0 – 15 Sedang 10 – 35 Tinggi 20 – 55 Sangat Tinggi > 35 Altmever (1955) membuat acuan mengenai hubungan derajat mengembang tanah lempung dengan nilai persentase susut linier dan persentase batas susut Atterberg seperti yang tercantum dalam Tabel susut linier (linear shrinkage) didefinisikan sebagai pengurangan massa tanah pada satu ukuran yang dinyatakan dalam persentase terhadap keadaan sebelum terjadi pengurangan. 7.4 Spesifikasi Peralatan A. Batas Cair (Liquid Limit) 1) Alat 1. Saringan No.40
  • 7. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 7 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 2. Plat kaca 3. Spatula 4. Alat pengukur batas cair ciptaan Cassagrande
  • 8. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 8 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 5. Grooving tool 6. Container 7. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
  • 9. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 9 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8. Oven dengan suhu (110 ± 5) °C. 2) Bahan 1. Tanah lolos saringan No. 40
  • 10. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 10 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 2. Air Suling. B. Batas Plastis (Plastic Limit) 1) Alat 1. Saringan No.40 2. Plat kaca
  • 11. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 11 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 3. Spatula 4. Cawan 5. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
  • 12. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 12 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 6. Oven dengan suhu (110 ± 5) °C. 2) Bahan 1. Tanah lolos saringan No. 40
  • 13. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 13 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 2. Air Suling C. Batas Susut (Shrinkage Limit) 1) Alat 1. Oven dengan suhu ( 110 ± 5 ) °C
  • 14. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 14 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 2. Saringan No.40 3. Plat kaca 4. Spatula
  • 15. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 15 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 5. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr 6. Mangkuk porselin 7. Plat kaca dengan tiga lubang
  • 16. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 16 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 8. Monel (Mangkuk Shrinkage Limit) 2) Bahan 1. Tanah lolos saringan No. 40 2. Air Suling
  • 17. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 17 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.5 Prosedur Pengujian A. Batas Cair (Liquid Limit) 1. Bersihkan alat batas cair 2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara : Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar baut belakang sehingga ujung tangkai atas pembuat alur tepat masuk diantara dasar mangkok. 3. Ambil contoh tanah secukupnya yang telah lolos saringan No. 40 lalu letakkan di atas plat kaca. 4. Dengan menggunakan spatula, aduklah contoh tanah sambil ditambahkan air suling sedikit demi sedikit. Pengadukan dilakukan secara sempurna agar didapat campuran tanah homogen. 5. Setelah didapat campuran homogen, ambil sedikit contoh tanah tersebut dengan spatula lalu masukkan kedalam mangkok batas cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas (mangkok dalam posisi menyentuh alas) lapisan tanah yang paling tebal kira-kira 1 cm. 6. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut. Gunakan grooving tool melalui garis tengah mangkok dengan posisi tegak lurus permukaan mangkok.
  • 18. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 18 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7. Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik ( dalam 1 detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang ½” (12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang diperlukan. 8. Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan. 9. Ulangi dengan kadar air yang berbeda ( minimal 3x kadar air). B. Batas Plastis (Plastic Limit) 1. Ambil contoh tanah yang lolos saringan no 40 kemudian campur dengan air sampai merata (homogen) dengan bantuan spatula. 2. Jika contoh tanah sudah tercampur/homogen, ambil sekitar 10 gram dan buat gulungan tanah diatas plat kaca dengan diameter 3 mm mulai menunjukkan retak-retak, maka tanah tersebut menunjukkan dalam keadaan batas plastis. 3. Ambil cawan timbang kosong, kemudian sampel dan cawan tersebut ditimbang untuk mencari kadar airnya. 4. Jika batangan tanah belum mencapai diameter 3 mm sudah menunjukkan retak maka tanah terlalu basah dan perlu dikeringkan. Setelah itu ulangi sebanyak 2 kali. C. Batas Susut (Shrinkage Limit) 1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu ruangan dan lolos saringan N0.40 secukupnya ke dalam mangkok porselin. 2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata, perlu diperhatikan kadar air dari pasta lebih tinggi dari batas cair
  • 19. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 19 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar tanah yang bersangkutan untuk memastikan campuran tanah dan air benar-benar telah jenuh. 3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaseline setipis mungkin secara merata dan timbang beratnya (W1) 4. Isi mangkok dengan tanah yang telah di campur air kira-kira sepertiga dari volume mangkok. Getarkan mangkok yang telah terisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk mangkok tersebut pada suatu permukaan yang keras (meja) secara perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran- pinggiran mangkok dan tidak ada gelembung udara yang tertinggal atau terjebak. 5. Ulangi sekali lagi sampai mangkok terisi penuh 6. Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula sesuai dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisi-sisi luar dari mangkok tersebut. Timbang beratnya (W2). 7. Angin-anginkan tanah yang didalam mangkok tersebut selama kir- kira 6 jam, kemudian oven selama 24 jam. 8. Keluarkan tanah yang telah di oven dari mangkok, kemudian isi mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan air raksa dengan menggunakan pelat kaca yang mempunyai 3 lubang. Kemudian timbang berat air raksa yang tertinggal dalam mangkok (W4). 9. Tanah yang telah dikeluarkan dalam mangkok dimasukkan kedalam mangkok peluberan yang berisiair raksa. Ratakan atau
  • 20. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 20 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar tekan plat kaca kedalam mangkok tersebut hingga kelebihan air raksa tumpah melalui lubang pelat kaca tersebut. Hitung berat air raksa yang tumpah kedalam mangkok peluberan (W5). Berat ini dipakai untuk menentukan volume tanah yang ditest.
  • 21. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 21 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.6Alur Bagan Pengujian A. Batas Cair (Liquid Limit) Mulai Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan No. 40 Aduk sampai tanah tersebut dapat dibentuk Letakkan benda uji diatas plat kaca tambahkan air sedikit demi sedikit Ambil sampel tanah tersebut kemudian masukkan kedalam mangkok batas cair, ratakan permukaannya Kesimpulan dan Saran Analisa Data Dinginkan, lalu timbang tanah kering + cawan (W2) Ambil setiap sampel tanah yang telah diuji pada mangkok batas cair masukkan kedalam cawan lalu timbang. Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam Siapkan cawan lalu timbang dalam keadaan kosong (W3) Gunakan grooving tool untuk membuat alur dengan jalan membagi dua tanah dalam mangkok tersebut. Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua sisi tanah bertemu, catat jumlah ketukan sampai kedua sisi tanah bertemu Selesai
  • 22. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 22 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar B. Batas Plastis (Plastic Limit) Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan No. 40 Letakkan benda uji diatas plat kaca Tambahkan air, aduk sampai merata dengan spatula Siapkan cawan 2 buah lalu timbang kosong (W3) Kesimpulan dan Saran Analisa data Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam Dinginkan sampel tanah tersebut lalu timbang tanah kering + cawan (W2) Kemudian timbang cawan + tanah basah (W1) Ambil sekitar 10 gr dan buat gulungan tanah dengan diameter sekitar 3mm Jika tanah yang digulung mulai menunjukkan retak-retak masukkan kedalam cawan yang telah disiapkan Mulai Selesai
  • 23. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 23 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar C. Batas Susut (Shrinkage Limit) Mulai Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan No. 40 Olesi oli setipis mungkin pada mangkok shringkage Siapkan mangkok shringkage limit lalu timbang (W1) Ambil sampel tanah secukupnya tambah air secukupnya aduk hingga merata Analisa Data Timbang berat air raksa yang tumpah kedalam mangkok (W5) Tanah yang telah di keluarkan dimasukan kedalam mangkok yang berisi air raksa, ratakan/tekan dengan plat kaca hingga kelebihan air raksa tumpa Dinginkan benda uji, lalu timbang (W3), Keluarkan tanah dari mangkok lalu isi mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan dengan pelat kaca lalu timbang berat air raksa yang tertinggal dalam mangkok (W4) Oven selama 1 x 24 jam Isi mangkok dengan tanah yang telah di campur air padatkan tanah yang ada pada mangkok dengan cara menggetarkannya Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula lalu timbang (W2) Selesai Kesimpulan dan saran
  • 24. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 24 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.7Analisa Data 7.7.1 Uraian Perhitungan A. Batas Cair (Liquid Limit) 1. Menghitung berat air ( Ww ) Rumus Ww = W1 – W2 Keterangan W1 = Berat tanah basah + container W2 = Berat tanah kering + container Sampel I A Ww = 44,50 - 37,70 = 6,80 gram Sampel I B Ww = 47,80 - 32,60 = 15,20 gram Sampel II A Ww = 52,30 - 43,20 = 9,10 gram Sampel II B Ww = 43,70 - 33,60 = 10,10 gram
  • 25. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 25 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Sampel III A Ww = 40,30 - 34,50 = 5,80 gram Sampel III B Ww = 34,60 - 29,70 = 4,90 gram Sampel IV A Ww = 38,50 - 34,50 = 4,00 gram Sampel IV B Ww = 36,90 - 31,70 = 5,20 gram 2. Menghitung Berat Tanah Kering ( Wd ) Rumus Wd = W2 – W3 Keterangan W2 = Berat tanah kering + container W3 = Berat container Sampel I A Wd = 37,70 - 6,70 = 31,00 gram
  • 26. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 26 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Sampel I B Wd = 32,60 - 6,90 = 25,70 gram Sampel II A Wd = 43,20 - 7,10 = 36,10 gram Sampel II B Wd = 33,60 - 7,80 = 25,80 gram Sampel III A Wd = 34,50 - 9,00 = 25,50 gram Sampel III B Wd = 29,70 - 9,30 = 20,40 gram Sampel IV A Wd = 34,50 - 6,30 = 28,20 gram Sampel IV B Wd = 31,70 - 6,70 = 25,00 gram
  • 27. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 27 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 3. Menghitung Kadar Air ( w ) Rumus W = Ww x 100% Wd Keterangan Ww = Berat Air Wd = Berat Tanah Kering Sampel I A = 6,80 x 100% 31,00 = 21,94 % Sampel I B = 15,20 x 100% 25,70 = 59,14 % Jadi W rata rata sampel I = 21,94 + 59,14 2,00 = 40,54 % Sampel II A W = 9,10 X 100% 36,10 = 25,21 % Sampel II B W = 10,10 25,80 X 100% = 39,15 % Jadi W rata rata sampel II = 25,21 + 39,15 2,00 = 32,18 %
  • 28. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 28 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Sampel III A W = 5,80 25,50 x 100% = 22,75 % Sampel III B W = 4,90 20,40 x 100% = 24,02 % Jadi W rata rata sampel III = 22,75 + 24,02 2,00 = 23,38 % Sampel IV A W = 4,00 28,20 x 100% = 14,18 % Sampel IV B W = 5,20 25,00 x 100% = 20,80 % Jadi W rata rata sampel IV = 14,18 + 20,80 2,00 = 17,49 % B. Batas Plastis (Plastic Limit) Menghitung berat air ( Ww ) Rumus Ww = W1 - W2 Keterangan W1 = Berat Tanah Basah + Cawan
  • 29. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 29 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar W2 = Berat Tanah Kering + Cawan Sampel I Ww = 23,40 - 22,80 = 0,60 gram Sampel II Ww = 27,10 - 26,90 = 0,20 gram Menghitung berat tanah kering ( Wd ) Rumus Wd = W2 - W3 Keterangan W2 = Berat tanah kering + cawan W3 = Berat cawan Sampel I Wd = 22,80 - 20,40 = 2,40 gram Sampel II Wd = 26,90 - 26,10 = 0,80 gram Menghitung kadar air ( w ) Rumus w = Ww x 100
  • 30. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 30 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Wd Keterangan Ww = Berat air Wd = Berat tanah kering Sampel I wI = 0,60 x 100 % 2,40 25,00 % = Sampel II wII = 0,20 x 100 % 0,80 = 25,00 % Jadi, kadar air rata-ratanya w = wI + wII 2,00 = 25,00 + 25,00 2,00 = 25,00 % C. Batas Susut (Shrinkage Limit) Menghitung berat tanah basah ( Wwet ) Rumus : Wwet = W2 - W1 Keterangan : W1 = Berat Monel W2 = Berat Monel + Tanah Basah Sampel I Wwet = 34,10 - 10,40 = 23,70 gram
  • 31. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 31 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Sampel II Wwet = 34,60 - 11,50 = 23,10 gram Menghitung berat tanah kering ( Wd ) Rumus : Wd = W3 - W1 Keterangan : W1 = Berat Monel W3 = Berat Monel + Tanah Kering Sampel I Wd = 25,41 - 10,40 = 15,01 gram Sampel II Wd = 26,40 - 11,50 = 14,90 gram Menghitung berat air ( Ww ) Rumus : Ww = W2 - W3 Keterangan : W2 = Berat Monel + tanah basah W3 = Berat Monel + tanah kering Sampel I Ww = 34,10 - 25,41 = 8,69 gram Sampel II Ww = 34,60 - 26,40 = 8,20 gram Menghitung volume tanah basah ( Vw )
  • 32. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 32 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Rumus : Vw = W4 - Wp R Keterangan : W4 = Berat Air Raksa yang dipakai untuk mengisi mangkok shringkage Wp = Berat cawan R = Berat jenis air raksa Sampel I Vw = 226,70 - 38,30 13,60 = 13,85 cm3 Sampel II Vw = 212,10 - 47,20 13,60 = 12,13 cm3 Menghitung volume tanah kering( Vd ) Rumus : Vd = W5 - Wp R Keterangan : W5 = Berat Air Raksa yang dipindahkan oleh tanah yang ditest Wp = Berat cawan
  • 33. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 33 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar R = Berat jenis air raksa Sampel I Vd = 124,40 - 38,30 13,60 = 6,33 cm3 Sampel II Vd = 130,60 - 47,20 13,60 = 6,13 cm3 Menghitung kadar air ( w ) Rumus : W = Ww x 100% Wd Keterangan : Ww = Berat air Wd = Berat tanah kering Sampel I W = 8,69 x 100% 15,01 = 57,89 % Sampel II W = 8,20 x 100% 14,90 = 55,03 % Menghitung Batas Susut (SL) Rumus : SL = w - [[ 𝑽𝒘 − 𝑽𝒅 𝑾𝒅 ] 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %] Keterangan : W = Kadar air (%)
  • 34. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 34 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Vw = Volume Tanah Basah (cm³) Vd = Volume Tanah Kering (cm³) Wd = Berat Tanah Kering (gram) Sampel I SL = 57,89 - [[ 13,85 − 6,33 15,01 ] 𝑥 100 %] = 7,79 % Sampel II SL = 55,03 - [[ 12,13 − 6,13 14,90 ] 𝑥 100 %] = 14,76 % Jadi, SL rata-rata yaitu = SL = = 11,28 % 7,79 + 14,76 2,00
  • 35. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 35 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.8 Tabel Pengujian A. Tabel Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Menghitung Batas Cair (LL) Pada Ketukan 45 LL = -0.857 in (45) + 51,742 = 48,48 % 40.54 32.18 23.38 17.49 y = -0,857 in (45) + 51,742 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Kadar Air (%) Jumlah Ketukan Kurva Aliran Untuk Penentuan Batas Cair
  • 36. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 36 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar B. Tabel Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) No. Container - A1 A2 Berat Tanah Basah + Cawan (W1) Gram 23,40 27,10 Berat Tanah Kering + Cawan (W2) Gram 22,80 26,90 Berat Cawan (W3) Gram 20,40 26,10 Berat Air (Ww = W1-W2) Gram 0,60 0,20 Berta Tanah Kering, (Wd = W2 – W3) Gram 2,40 0,80 Kadar Air, Ww/Wd x 100% % 25,00 25,00 Rata-Rata % 25,00 Menghitung Indeks Plastisitas ( PI ) Rumus : PI = LL - PL Keterangan : LL = Batas cair pada ketukan ke 45 ( % ) PL = Batas plastis rata - rata ( % ) PI = 48,48 - 25,00 = 23,48 %
  • 37. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 37 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar C. Tabel Pengujian Batas Susut (Shrinkage Limit)
  • 38. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 38 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.9 Kesimpulan dan Saran 7.9.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg dapat disimpulkan: 1) Batas Cair (Liquid Limit) Semakin tinggi kadar airnya, maka akan semakin sedikit pula jumlah ketukan untuk menutup alur sepanjang 12,7 mm. Besarnya batas cair yang didapat dari percobaan yaitu 48,48%. 2) Batas Plastis (Plastic Limit) Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas plastis adalah 25% dan indeks plastisitas 23,48%. Tanah pada keadaan plastis, apabila digulung menjadi retak-retak. Semakin tinggi PI maka tanah mengandung banyak lempung, jika nilai PI rendah maka tanah mengandung banyak lanau. Ciri tanah lanau yaitu jika kadar air berkurang sedikit saja akan menjadi kering. 3) Batas Susut (Shrinkage Limit) Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas susut yaitu sebesar 11,28%. Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum, dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah. Angka susut pada suatu tanah adalah angka perbandingan antara,”persentase perubahan volume tanah
  • 39. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 39 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar terhadap volume kering dengan perubahan kadar air yang terjadi terhadap tanah (dalam tanah)”, dan berlaku pada keadaan di atas batas susut tanah. 7.9.2 Saran 1. Dalam melakukan pengujian perlu diperhatikan dengan teliti prosedur pengujian. 2. Perlu dilakukan pengujian tambahan yang mendukung terhadap hasil uji yang telah dilakukan. 3. Dalam pelaksanaan pengujian perlu diperhatikan hal-hal teknis pelaksanaan yang akurat dan kesiapan alat yang digunakan, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga penelitian.
  • 40. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 40 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar 7.10 Dokumentasi Penelitian  Pengujian Batas Cair (Liquid Limit) Gambar 7.1 proses pencampuran bahan
  • 41. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 41 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar Gambar 7.2 Proses pemutaran tuas dengan kecepatan 2 putaran/detik sampai kedua sisi bertemu Gambar 7.3 Menimbang sampel tanah Gambar 7.4 Memasukkan sampel tanah kedalam oven
  • 42. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 42 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar  Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit) Gambar 7.5 Mengaduk sampel Gambar 7.6 Membuat sampel batas plastis
  • 43. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 43 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar  Pengujian Batas Susut (Shrinkage Limit) Gambar 7.7 Meratakan permukaan tanah pada monel Gambar 7.8 Menimbang sampel tanah
  • 44. Laboratorium Mekanika Tanah VII- 44 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar