SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
PPN adalah pajak yang dikenakan karena adanya pertambahan nilai suatu barang
Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
Atas barang
atau jasa yang
terutang pajak.
Di dalam
daerah
pabean.
Kegiatan
Konsumsi
• Objek pengenaan adalah konsumsi
di dalam daerah pabean.
Dikenakan Atas Konsumsi
• Melekat kepada objek yang
dikenai pajak.
Objektif
• Secara riil dapat dialihkan,
sehingga terdapat pihak
penanggung jawab pajak,
penanggung pajak, dan pemikul
beban pajak.
Tidak Langsung
• Dikenakan di setiap rantai
produksi.
Multistage
• Dikenal adanya PPN Keluaran dan
PPN Masukan yang didukung
faktur pajak.
Metode Kredit
• Tidak mempengaruhi pola konsumsi
wajib pajak.
Netral
• Pajak atas konsumsi tidak akan
dikenakan dua kali.
Menghindari Pajak
Berganda
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-
Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.
“Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan PPN kecuali UU menetapkan
sebaliknya”
(Ps. 4A ayat (2) UU PPN dan Ps. 1-4 Peraturan Pemerintah No. 144/2000)
Barang hasil tambang atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,restoran, rumah makan, warung,
dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik dikonsumsi di tempat
maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga atau katering.
Uang, emas batangan, dan surat berharga
Barang hasil tambang atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
a. Minyak mentah (crude oil);
b. Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh
masyarakat;
c. Panas bumi;
d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit,
dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin,
leusit,
magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit,
fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum),
tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit ;
e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.
Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
Beras Gabah Jagung Sagu Kedelai
Garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium
daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih,
dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur,
diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus
telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan,atau dikemas
susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun
dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas
buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui
proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas
atau tidak dikemas
sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau
disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah
Jenis Barang BKP/Non BKP Dasar
Barang hasil Pertanian lainnya dalam
1. Buah-buahan dan sayur-sayuran
2. Selain buah-buahan dan sayur-
sayuran
Non BKP
BKP
Pasal 4A ayat (2) huruf b
UU PPN
Lampiran SE-24/PJ/2014
Untuk menghindari pajak berganda karena sudah merupakan
objek pengenaan Pajak Daerah
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,restoran, rumah makan, warung,
dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik dikonsumsi di tempat
maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga atau katering.
Uang, emas batangan, dan surat berharga
Penyerahan hak atas BKP karena
suatu perjanjian
Jual
beli
Tukar
menukar
Jual beli dg
angsuran
Perjanjian lain yang mengakibatkan
penyerahan hak atas BKP
1 Pasal 1A angka 1
huruf a.
Meliputi : Penjual Pembeli
Penjual
Pembeli
Pemilik barang Pemilik barang
Penyerahan K P
Penyerahan K P
Penyerahan K P
2
Pasal 1A
angka 1
Huruf b.
Pengalihan BKP oleh karena
suatu perjanjian sewa beli
dan/ atau perjanjian SGU
(leasing)
Lesor
Lessee
Penjual
Penyerahan K P
3 Penyerahan BKP kepada Pedagang
Perantara atau melalui Juru
Lelang
Pasal 1A
angka 1
Huruf c.
Penjual
PembeliPedagang perantara
Juru lelang Pembeli
Penjual
Penyerahan K P Penyerahan K P
Penyerahan K P
Pemakaian sendiri
4
Pemberian Cuma-cuma
Pasal 1A angka 1
Huruf d.
Pemakaian sendiri dan/atau
pemberian cuma-cuma
Tujuan produktif
Tujuan konsumtif
Kep. Dirjen Pajak Nomor: KEP-87/PJ./2002 tanggal 18 Feb2002:
Peny. KP
Bukan
Peny. KP
Pengusaha/pengurus/kry
Kegiatan usaha
Pelanggan
Peny. KP
5 Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan
Pasal 1A angka 1 Huruf e.
Perusahaan
Likuidasi
Persediaan
Aktiva Tetap
Peny. KP
Peny. KP
Kecuali:
Pada saat perolehan
PM tidak dapat di-
kreditkan
karena :
-Tidak memp. hub.
langsung dg
kegiatan usaha
- Sedan, Station
wagon
Penyerahan BKP dari kantor pusat ke cabang atau
sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang
6
Pasal 1A angka 1 huruf f.
Kantor Pusat
Cab. Bandung Cab. Surabaya
Bukan Penyerahan Kena Pajak :
Div. Benang Div. Kain Div. Garmen
Bkn Pny KP Bkn Pny KP
Peny. KP Peny. KP
Peny. KP
PT ABC
Wilayah KPP Kebayoran
7
PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI
Pasal 1A angka 1 huruf g.
Titip Jual Jual
Consignor Consignee
Konsumen
Peny. KP Peny. KP
8
Bank Syariah
Nasabah
Penjual
Penyerahan K P
Penyerahan BKP oleh PKP dlm rangka pembiayaan
syariah, yg penyerahannya dianggap langsung dr PKP
kpd pihak yg membutuhkan BKP
Pasal 1A angka 1 huruf g.
Transaksi murabahah
Beli Jual
TIDAK TERMASUK
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Penyerahan BKP kepada makelar
sebagaimana dimaksud KUHD
Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan
antar cabang yang memperoleh ijin sentralisasi
Pasal 1A ayat (2)
BKP yang dialihkan dalam rangka restrukturisasi
usaha (Penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, dan pengambilalihan usaha) dengan
syarat semua perusahaan yang terlibat telah terdaftar
sebagai PKP
Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan
atas perolehannya tidak dapat dikreditkan (aktiva
yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha, serta penyerahan aktiva berupa sedan dan
station wagon)
Barang
Berwujud/tidak
Termasuk
4 kel. brg tdk kena
PPN?
Ps. 4A (2)
Bukan
Objek PPN
BKP
Penyerahan
didalam daerah
Pabean?.
5
pengecualian
Penyerahan
BKP Ps.
1A (2)
Objek PPN
Y T
T
Y
Dalm rangka
Kegiatan usaha/
Pekerjaanya?
Y
T
T
Y
PP NO. 38 TAHUN 2003
Rumah Sederhana,
RSS, Rusun
Sederhana, pondok
boro, asrama
mahasiswa.
Senjata, amunisi, alat
angkutan diterima
Kemhan, TNI, dan
Polri.
Vaksin polio.
Buku pelajaran dan
kitab suci.
Kapal, suku cadang
dan alat keselamatan
diterima Perusahaan
Pelayaran Niaga
Nasional.
Pesawat, suku cadang
dan alat keselamatan
diterima Perusahaan
Angkutan Udara
Niaga Nasional.
Kereta api dan suku
cadang diterima PT.
KAI.
Peralatan dan suku
cadang untuk
penyediaan data batas
dan foto udara
wilayah NKRI.
PMK NO. 31/ PMK.03/ 2011
RS dan RSS
Berluas < 36 meter persegi.
Berharga jual < Rp
70.000.000,00
Merupakan unit pertama yang dimiliki
dan untuk ditinggali sendiri.
Rusun Sederhana
Berluas < 21 meter persegi.
Berharga jual < Rp
75.000.000,00
Merupakan unit pertama yang dimiliki
dan untuk ditinggali sendiri.
PP NO. 31 TAHUN 2007,
PMK NO. 31/ PMK.03/ 2008
Barang modal berupa mesin dan peralatan,
tidak termasuk suku cadang.
(Perlu Surat Keterangan Bebas PPN)
Makanan ternak, unggas, dan ikan, berikut
bahan bakunya.
Air bersih yang dialirkan Perusahaan Air
Minum.
Listrik perumahan dengan daya < 6.600 Watt.
Barang hasil pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Bibit dan benih pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Syarat rusunami yang
dibebaskan dari PPN:
 Berluas antara 21 – 36
meter persegi.
Berharga tidak melebihi
Rp 144.000.000,00.
Diperuntukkan WP OP
berpenghasilan
maksimal Rp
4.500.000,00 per bulan.
Merupakan unit
pertama yang dimiliki
dan digunakan sendiri.
 Dibangun sesuai
Peraturan Menteri PU.
Apabila:
 Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.
 Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima
Perusahaan Angkutan Udara Nasional.
 Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.
 Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.
 Rumah susun sederhana milik (rusunami).
Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan
sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang semula dibebaskan
menjadi wajib dibayar.
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan
Undang‐undang ini
Jenis jasa yang tidak kena pajak diatur dalam Penjelasan Pasal 4A ayat(3) UU PPN
J A S A
SETIAP KEGIATAN PELAYANAN BERDASARKAN
SUATU PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM
YANG
MENYEBABKAN
- SUATU BARANG;
- FASILITAS;
- KEMUDAHAN;
- HAK
TERSEDIA UNTUK DIPAKAI
TERMASUK
JASA YG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN
BARANG KARENA PESANAN ATAU PERMINTAAN
DGN BAHAN & ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN
Jasa Di Bidang Pelayanan Kesehatan Medik, Seperti Dokter Umum , Dokter Spesialis
Jasa Di Bidang Penyiaran Yang Bukan Bersifat Iklan
Jasa Di Bidang Pelayanan Sosial, Seperti Panti Asuhan, Jasa Pemakaman,
Pemadam Kebakaran, Jasa Tempat Olahraga Non Komersial
Jasa Di Bidang Pengiriman Surat Dengan Perangko
JASA Keuangan Di Bidang Perbankan, Asuransi, Dan Sewa
Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Termasuk sistem Syariah
Jasa Keagamaan, Seperti Pemberian Khotbah, Atau Dakwah
Jasa Pendidikan (sekolah maupun luar sekolah)
Jasa Kesenian Dan Hiburan
Jasa Tenaga Kerja, termasuk Jasa Penyelenggaraan Latihan Bagi Tenaga Kerja
Jasa Angkutan Umum Di Darat Dan Di Air, Angkutan Udara LN
Jasa Perhotelan, Seperti Persewaan Kamar Di Hotel, Motel, Losmen Dan Hostel
Jasa Yang Disediakan Oleh Pemerintah Dalam Rangka
Menjalankan Pemerintahan Secara Umum
jasa asuransi
Jasa penyediaan tempat parkir
Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
jasa boga atau katering
5. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa yang terutang PPN meliputi :
a. memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah;
b. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
c. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
d. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
e. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
f. membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya;
1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud;
2) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud;
3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
5) obligasi;
6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
g. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha
Impor Barang Kena Pajak
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean
a
b
c
d
e
f
g Ekspor BKP tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
h Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
Pasal 4 ayat (1) UU PPN Pasal 16C UU PPN
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas
kegiatan membangun sendiri yang dilakukan
tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya
digunakan sendiri atau digunakan pihak lain
yang batasan dan tata caranya diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Pasal 16C UU PPN
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan
Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh
Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan
aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (8) huruf b dan huruf c.
Penyerahan Barang Kena Pajak
di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha
(Pasal 4 (1) huruf a) Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak;
b. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud;
c. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
d. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Impor Barang Kena Pajak (Pasal 4a (1) huruf b)
Contoh : PT A sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang otomotif berkedudukan di Jakarta melakukan
impor kendaraan bermotor dari jepang
Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak;
b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan
c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang
dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-cuma.
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha (Pasal 4 (1) huruf c)
Contoh : PT A sebuah perusahaan bertempat kedudukan di Jakarta
bergerak dalam bidang persewaan kendaraan, menyewakan sejumlah
mobil kepada PT B yang berkedudukan di bandung.
Terkait dengan transaksi jasa lintas negara pajak pertambahan
nilai dikenakan atas penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah
pabean yang dilakukan oleh pengusaha yang dimanfaatkan di
dalam atau diluar daerah pabean (pasal 6 PP no.1 2012)
Contoh : A Corp yang berdomisili di jepang mengirimkan lagu
kepada PT B di Indonesia untuk dibuatkan penulisan not balok
atas lagu tersebut. Penulisan not balok yang telah selesai
dikirim kembali ke jepang. Atas jasa penulisan not balok yang
dilakukan oleh PT B tersebut terutang pajak pertambahan nilai
Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
(Pasal 4 (1) huruf d) Contoh : pengusahan A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh
hak menggunakan merek yang dimiliki pengusaha B yang
berkedudukan di hongkong. Atas pemanfaatan merek tersebut oleh
pengusaha A di dalam daerah pabean terutang pajak pertambahan
nilai.
Lingkup BKP Tak Berwujud
Hak menggunakan hak cipta, paten, desain,
formula, merek dagang, dan HAKI lain.
Hak menggunakan peralatan atau perlengkapan
industrial, komersial, atau ilmiah.
Pemberian pengetahuan di bidang industrial,
komersial, atau ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point
sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau
pita suara.
Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI
dan hak yang disebutkan sebelumnya.
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean (Pasal 4 (1) huruf e)
Contoh : pengusaha kena pajak C di Surabaya memanfaatkan
jasa kena pajak dari pengusaha B yang berkedudukan di
singapura. Atas pemanfaatan jasa kena pajak tersebut terutang
pajak pertambahan nilai.
Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak (Pasal 4 (1) huruf
Ekspor BKP tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
(Pasal 4 (1) huruf g)
Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (Pasal 4 (1) huruf h)
Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena Pajak dari dalam
Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan
dan atas petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.
Batasan Kegiatan dan Jenis JKP yang atas ekspornya dikenakan PPN 0%.
Sesuai dengan PMK-70/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010, terhitung mulai 1 April 2010 berikut ini Batasan
Kegiatan dan Jenis JKP yang atas ekspornya dikenai PPN dengan tarif 0% :
 Jasa Maklon yang batasan kegiatannya memenuhi syarat sbb :
1. Pemesan atau penerima JKP berada di Luar Daerah Pabean dan merupakan Wajib Pajak Luar Negeri
(WPLN) serta tidak mempunyai Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia,
2. Spesifikasi dan bahan disediakan oleh pemesan atau Penerima JKP,
3. Bahan adalah bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses
menjadi BKP yang dihasilkan,
4. Kepemilikan atas barang jadi berada pada pemesan atau penerima JKP; dan
5. Pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil pekerjaannya berdasarkan permintaan pemesan atau
penerima JKP ke luar daerah Pabean.
 Jasa Perbaikan dan perawatan yang batasan kegiatannya memenuhi syarat sbb :
1. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean
 Jasa Konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi, yang batasan
kegiatannya memenuhi syarat sbb :
2. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak bergerak yang terletak di luar Daerah Pabean.
“PPN dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh OP atau badan yang hasilnya digunakan sendiri
atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan KMK”
Contoh: Tuan Hendra, seorang dokter spesialis anak, membangun rumah untuk
tempat tinggal di Bogor
Pasal 16C UU PPN
Bangunan (Pasal 2 ayat (4) PMK
No.163/PMK.03/2012)
1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu,
beton, pasangan batu bata atau bahan
sejenis, dan/atau baja;
2. diperuntukkan bagi tempat tinggal
atau tempat kegiatan usaha; dan
3. luas keseluruhan paling sedikit 200m2
Pasal 16D UU PPN
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, selama pajak masukannya
dapat dikreditkan
kecuali
Perolehan BKP/JKP yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha
(Pasal 9 ayat (8) huruf b)
Perolehan dan pemeliharaan kendaraan
bermotor sedan dan station wagon, kec brg
dagangan atau disewakan
(Pasal 9 ayat (8) huruf c)
PPN dikenakan atas :
Contoh:
Pada bulan September 2000, PT Sepatu Bata menjual sebuah mesin
produksinya yang semula diimpor dari italy pada tahun 1998. Karena
Pajak Masukan atas impor mesin di tahun 1998 tersebut menurut
ketentuan dapat dikreditkan, maka pada saat mesin tersebut dijual
kembali di tahun 2000 harus dikenakan PPN.
Dalam hal PT Sepatu Bata di tahun 2000 menjual mobil sedan,
penjualan sedan tersebut tidak terutang PPN karena Pajak Masukan
pada saat perolehannya menurut ketentuan tidak dapat dikreditkan.
PENGUSAHA
ORANG PRIBADI BADAN
- MENGHASILKAN BARANG;
- MENGIMPOR BARANG;
- MENGEKSPOR BARANG, termasuk ekspor barang tidak
berwujud;
- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
- MELAKUKAN USAHA JASA, termasuk mengekspor jasa;
-MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA
DARI LUAR DAERAH PABEAN.
SUBYEK PAJAK
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa
termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah
Pabean.
PMK No.197/PMK.03/2013
Pengusaha yg melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan
JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN
Peredaran Bruto
< Rp.4.800.000.000,00> Rp.4.800.000.000,00
Pengusaha Kecil
Boleh memilih sebagai PKP
Wajib sebagai PKP
Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan.
HAK YANG DIPEROLEH
SETELAH MENJADI PKP
 Restitusi atau kompensasi atas kelebihan PPN.
Apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka PKP dapat
mengajukan restitusi atau kompensasi. Restitusi adalah permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain restitusi PKP dapat melakukan
kompensasi kelebihan Pajak Masukan untuk masa pajak berikutnya.
 Pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP
Pajak Masukan adalah PPN yang sudah dibayar oleh PKP karena memperoleh atau
membeli BKP dan/atau JKP. Kemudian Pajak Masukan tersebut dapat berfungsi
menjadi kredit atau pengurang pajak keluaran apabila PKP menjual barang. Pajak
keluaran adalah PPN yang dipungut oleh PKP saat melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP.
KEWAJIBAN
PKP
(Ps. 3A UU PPN 1984)
Melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP
Memungut pajak yang
terutang
Membuat faktur pajak
(Ps.13 UU PPN 1984)
Menyetor pajak yang
terutang
Menyelenggarakan catatan
perolehan & peredaran dan
mengkreditkan pajak masukan
berdasarkan ketentuan yg
berlaku
(Ps.28 KUP & Ps.9 UU PPN 1984)
Melaporkan pajak yang
terutang
Mengisi & menyampaikan
SPT masa PPN
(Ps.3 UU KUP)

More Related Content

What's hot

Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Maiya Maiya
 

What's hot (20)

011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi PajakSanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
Sanksi Pajak dan Besarnya Sanksi Pajak
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
UU 10 Tahun 2020 Bea Meterai update.pdf
UU 10 Tahun 2020 Bea Meterai update.pdfUU 10 Tahun 2020 Bea Meterai update.pdf
UU 10 Tahun 2020 Bea Meterai update.pdf
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
PPh 22, 23 dan 4 ayat (2)
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impas
 
Pph 21
Pph 21Pph 21
Pph 21
 
Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal 26PPh Pasal 26
PPh Pasal 26
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 

Similar to PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA PAJAK, PENGUSAHA KENA PAJAK

Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
kppnbandaaceh
 

Similar to PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA PAJAK, PENGUSAHA KENA PAJAK (20)

PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
Sapit
SapitSapit
Sapit
 
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptxBAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
 
PBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptxPBB & BPHTB.pptx
PBB & BPHTB.pptx
 
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
 
Perpajakan desa
Perpajakan desaPerpajakan desa
Perpajakan desa
 
:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor Lainnya
:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor Lainnya:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor Lainnya
:::PER ::::: 20/PJ/2015 Tentang Tata Cara Pengenaan PBB Sektor Lainnya
 
1112 ppn-2010
1112 ppn-20101112 ppn-2010
1112 ppn-2010
 
Pbb1
Pbb1Pbb1
Pbb1
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Kup I
Kup IKup I
Kup I
 
Sos bendahara desa v2.0 fiks
Sos bendahara desa v2.0  fiksSos bendahara desa v2.0  fiks
Sos bendahara desa v2.0 fiks
 
Materi PBB.pptx
Materi PBB.pptxMateri PBB.pptx
Materi PBB.pptx
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bm
 
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptxPPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
 
Materi_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptxMateri_BPHTB.pptx
Materi_BPHTB.pptx
 
PPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptxPPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptx
 

More from Muhammad Rafi Kambara

Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Muhammad Rafi Kambara
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Muhammad Rafi Kambara
 

More from Muhammad Rafi Kambara (20)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
 
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxRESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
 
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
 
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
 
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NType of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
 
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
 
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiPengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
 
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiAnalisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
 
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERITATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 

Recently uploaded

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 

Recently uploaded (20)

K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 

PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA PAJAK, PENGUSAHA KENA PAJAK

  • 1.
  • 2. PPN adalah pajak yang dikenakan karena adanya pertambahan nilai suatu barang
  • 3. Dikenai Pajak Pertambahan Nilai Atas barang atau jasa yang terutang pajak. Di dalam daerah pabean. Kegiatan Konsumsi
  • 4. • Objek pengenaan adalah konsumsi di dalam daerah pabean. Dikenakan Atas Konsumsi • Melekat kepada objek yang dikenai pajak. Objektif • Secara riil dapat dialihkan, sehingga terdapat pihak penanggung jawab pajak, penanggung pajak, dan pemikul beban pajak. Tidak Langsung • Dikenakan di setiap rantai produksi. Multistage • Dikenal adanya PPN Keluaran dan PPN Masukan yang didukung faktur pajak. Metode Kredit • Tidak mempengaruhi pola konsumsi wajib pajak. Netral • Pajak atas konsumsi tidak akan dikenakan dua kali. Menghindari Pajak Berganda
  • 5. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang- Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.
  • 6. “Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan PPN kecuali UU menetapkan sebaliknya” (Ps. 4A ayat (2) UU PPN dan Ps. 1-4 Peraturan Pemerintah No. 144/2000)
  • 7. Barang hasil tambang atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering. Uang, emas batangan, dan surat berharga
  • 8. Barang hasil tambang atau pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya a. Minyak mentah (crude oil); b. Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat; c. Panas bumi; d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit ; e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.
  • 9. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak Beras Gabah Jagung Sagu Kedelai Garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan,atau dikemas susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah
  • 10. Jenis Barang BKP/Non BKP Dasar Barang hasil Pertanian lainnya dalam 1. Buah-buahan dan sayur-sayuran 2. Selain buah-buahan dan sayur- sayuran Non BKP BKP Pasal 4A ayat (2) huruf b UU PPN Lampiran SE-24/PJ/2014
  • 11. Untuk menghindari pajak berganda karena sudah merupakan objek pengenaan Pajak Daerah Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering. Uang, emas batangan, dan surat berharga
  • 12.
  • 13. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian Jual beli Tukar menukar Jual beli dg angsuran Perjanjian lain yang mengakibatkan penyerahan hak atas BKP 1 Pasal 1A angka 1 huruf a. Meliputi : Penjual Pembeli Penjual Pembeli Pemilik barang Pemilik barang Penyerahan K P Penyerahan K P Penyerahan K P
  • 14. 2 Pasal 1A angka 1 Huruf b. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan/ atau perjanjian SGU (leasing) Lesor Lessee Penjual Penyerahan K P
  • 15. 3 Penyerahan BKP kepada Pedagang Perantara atau melalui Juru Lelang Pasal 1A angka 1 Huruf c. Penjual PembeliPedagang perantara Juru lelang Pembeli Penjual Penyerahan K P Penyerahan K P Penyerahan K P
  • 16. Pemakaian sendiri 4 Pemberian Cuma-cuma Pasal 1A angka 1 Huruf d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma Tujuan produktif Tujuan konsumtif Kep. Dirjen Pajak Nomor: KEP-87/PJ./2002 tanggal 18 Feb2002: Peny. KP Bukan Peny. KP Pengusaha/pengurus/kry Kegiatan usaha Pelanggan Peny. KP
  • 17. 5 Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan Pasal 1A angka 1 Huruf e. Perusahaan Likuidasi Persediaan Aktiva Tetap Peny. KP Peny. KP Kecuali: Pada saat perolehan PM tidak dapat di- kreditkan karena : -Tidak memp. hub. langsung dg kegiatan usaha - Sedan, Station wagon
  • 18. Penyerahan BKP dari kantor pusat ke cabang atau sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang 6 Pasal 1A angka 1 huruf f. Kantor Pusat Cab. Bandung Cab. Surabaya Bukan Penyerahan Kena Pajak : Div. Benang Div. Kain Div. Garmen Bkn Pny KP Bkn Pny KP Peny. KP Peny. KP Peny. KP PT ABC Wilayah KPP Kebayoran
  • 19. 7 PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI Pasal 1A angka 1 huruf g. Titip Jual Jual Consignor Consignee Konsumen Peny. KP Peny. KP
  • 20. 8 Bank Syariah Nasabah Penjual Penyerahan K P Penyerahan BKP oleh PKP dlm rangka pembiayaan syariah, yg penyerahannya dianggap langsung dr PKP kpd pihak yg membutuhkan BKP Pasal 1A angka 1 huruf g. Transaksi murabahah Beli Jual
  • 21. TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud KUHD Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang Penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan antar cabang yang memperoleh ijin sentralisasi Pasal 1A ayat (2) BKP yang dialihkan dalam rangka restrukturisasi usaha (Penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha) dengan syarat semua perusahaan yang terlibat telah terdaftar sebagai PKP Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan (aktiva yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, serta penyerahan aktiva berupa sedan dan station wagon)
  • 22. Barang Berwujud/tidak Termasuk 4 kel. brg tdk kena PPN? Ps. 4A (2) Bukan Objek PPN BKP Penyerahan didalam daerah Pabean?. 5 pengecualian Penyerahan BKP Ps. 1A (2) Objek PPN Y T T Y Dalm rangka Kegiatan usaha/ Pekerjaanya? Y T T Y
  • 23. PP NO. 38 TAHUN 2003 Rumah Sederhana, RSS, Rusun Sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa. Senjata, amunisi, alat angkutan diterima Kemhan, TNI, dan Polri. Vaksin polio. Buku pelajaran dan kitab suci. Kapal, suku cadang dan alat keselamatan diterima Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional. Pesawat, suku cadang dan alat keselamatan diterima Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional. Kereta api dan suku cadang diterima PT. KAI. Peralatan dan suku cadang untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah NKRI.
  • 24. PMK NO. 31/ PMK.03/ 2011 RS dan RSS Berluas < 36 meter persegi. Berharga jual < Rp 70.000.000,00 Merupakan unit pertama yang dimiliki dan untuk ditinggali sendiri. Rusun Sederhana Berluas < 21 meter persegi. Berharga jual < Rp 75.000.000,00 Merupakan unit pertama yang dimiliki dan untuk ditinggali sendiri.
  • 25. PP NO. 31 TAHUN 2007, PMK NO. 31/ PMK.03/ 2008 Barang modal berupa mesin dan peralatan, tidak termasuk suku cadang. (Perlu Surat Keterangan Bebas PPN) Makanan ternak, unggas, dan ikan, berikut bahan bakunya. Air bersih yang dialirkan Perusahaan Air Minum. Listrik perumahan dengan daya < 6.600 Watt. Barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Bibit dan benih pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Rumah susun sederhana milik (rusunami). Syarat rusunami yang dibebaskan dari PPN:  Berluas antara 21 – 36 meter persegi. Berharga tidak melebihi Rp 144.000.000,00. Diperuntukkan WP OP berpenghasilan maksimal Rp 4.500.000,00 per bulan. Merupakan unit pertama yang dimiliki dan digunakan sendiri.  Dibangun sesuai Peraturan Menteri PU.
  • 26. Apabila:  Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.  Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima Perusahaan Angkutan Udara Nasional.  Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.  Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.  Rumah susun sederhana milik (rusunami). Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang semula dibebaskan menjadi wajib dibayar.
  • 27. Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan Undang‐undang ini Jenis jasa yang tidak kena pajak diatur dalam Penjelasan Pasal 4A ayat(3) UU PPN
  • 28. J A S A SETIAP KEGIATAN PELAYANAN BERDASARKAN SUATU PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM YANG MENYEBABKAN - SUATU BARANG; - FASILITAS; - KEMUDAHAN; - HAK TERSEDIA UNTUK DIPAKAI TERMASUK JASA YG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG KARENA PESANAN ATAU PERMINTAAN DGN BAHAN & ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN
  • 29. Jasa Di Bidang Pelayanan Kesehatan Medik, Seperti Dokter Umum , Dokter Spesialis Jasa Di Bidang Penyiaran Yang Bukan Bersifat Iklan Jasa Di Bidang Pelayanan Sosial, Seperti Panti Asuhan, Jasa Pemakaman, Pemadam Kebakaran, Jasa Tempat Olahraga Non Komersial Jasa Di Bidang Pengiriman Surat Dengan Perangko JASA Keuangan Di Bidang Perbankan, Asuransi, Dan Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Termasuk sistem Syariah Jasa Keagamaan, Seperti Pemberian Khotbah, Atau Dakwah Jasa Pendidikan (sekolah maupun luar sekolah) Jasa Kesenian Dan Hiburan Jasa Tenaga Kerja, termasuk Jasa Penyelenggaraan Latihan Bagi Tenaga Kerja Jasa Angkutan Umum Di Darat Dan Di Air, Angkutan Udara LN Jasa Perhotelan, Seperti Persewaan Kamar Di Hotel, Motel, Losmen Dan Hostel Jasa Yang Disediakan Oleh Pemerintah Dalam Rangka Menjalankan Pemerintahan Secara Umum jasa asuransi Jasa penyediaan tempat parkir Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam Jasa pengiriman uang dengan wesel pos jasa boga atau katering
  • 30. 5. Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa yang terutang PPN meliputi : a. memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah; b. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; c. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; d. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; e. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; f. membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya; 1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat- surat dimaksud; 3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5) obligasi; 6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun; 7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. g. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 31. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Impor Barang Kena Pajak Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean a b c d e f g Ekspor BKP tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak h Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pasal 4 ayat (1) UU PPN Pasal 16C UU PPN Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan. Pasal 16C UU PPN Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
  • 32. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha (Pasal 4 (1) huruf a) Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak; b. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; c. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan d. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.
  • 33. Impor Barang Kena Pajak (Pasal 4a (1) huruf b) Contoh : PT A sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif berkedudukan di Jakarta melakukan impor kendaraan bermotor dari jepang
  • 34. Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak; b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-cuma. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha (Pasal 4 (1) huruf c) Contoh : PT A sebuah perusahaan bertempat kedudukan di Jakarta bergerak dalam bidang persewaan kendaraan, menyewakan sejumlah mobil kepada PT B yang berkedudukan di bandung.
  • 35. Terkait dengan transaksi jasa lintas negara pajak pertambahan nilai dikenakan atas penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha yang dimanfaatkan di dalam atau diluar daerah pabean (pasal 6 PP no.1 2012) Contoh : A Corp yang berdomisili di jepang mengirimkan lagu kepada PT B di Indonesia untuk dibuatkan penulisan not balok atas lagu tersebut. Penulisan not balok yang telah selesai dikirim kembali ke jepang. Atas jasa penulisan not balok yang dilakukan oleh PT B tersebut terutang pajak pertambahan nilai
  • 36. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean (Pasal 4 (1) huruf d) Contoh : pengusahan A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan merek yang dimiliki pengusaha B yang berkedudukan di hongkong. Atas pemanfaatan merek tersebut oleh pengusaha A di dalam daerah pabean terutang pajak pertambahan nilai.
  • 37. Lingkup BKP Tak Berwujud Hak menggunakan hak cipta, paten, desain, formula, merek dagang, dan HAKI lain. Hak menggunakan peralatan atau perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah. Pemberian pengetahuan di bidang industrial, komersial, atau ilmiah. Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point sebelumnya. Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau pita suara. Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan hak yang disebutkan sebelumnya.
  • 38. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean (Pasal 4 (1) huruf e) Contoh : pengusaha kena pajak C di Surabaya memanfaatkan jasa kena pajak dari pengusaha B yang berkedudukan di singapura. Atas pemanfaatan jasa kena pajak tersebut terutang pajak pertambahan nilai.
  • 39. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak (Pasal 4 (1) huruf Ekspor BKP tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak (Pasal 4 (1) huruf g) Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (Pasal 4 (1) huruf h) Termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak adalah penyerahan Jasa Kena Pajak dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.
  • 40. Batasan Kegiatan dan Jenis JKP yang atas ekspornya dikenakan PPN 0%. Sesuai dengan PMK-70/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010, terhitung mulai 1 April 2010 berikut ini Batasan Kegiatan dan Jenis JKP yang atas ekspornya dikenai PPN dengan tarif 0% :  Jasa Maklon yang batasan kegiatannya memenuhi syarat sbb : 1. Pemesan atau penerima JKP berada di Luar Daerah Pabean dan merupakan Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) serta tidak mempunyai Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia, 2. Spesifikasi dan bahan disediakan oleh pemesan atau Penerima JKP, 3. Bahan adalah bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses menjadi BKP yang dihasilkan, 4. Kepemilikan atas barang jadi berada pada pemesan atau penerima JKP; dan 5. Pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil pekerjaannya berdasarkan permintaan pemesan atau penerima JKP ke luar daerah Pabean.  Jasa Perbaikan dan perawatan yang batasan kegiatannya memenuhi syarat sbb : 1. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang bergerak yang dimanfaatkan di luar Daerah Pabean  Jasa Konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi, yang batasan kegiatannya memenuhi syarat sbb : 2. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk barang tidak bergerak yang terletak di luar Daerah Pabean.
  • 41. “PPN dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh OP atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan KMK” Contoh: Tuan Hendra, seorang dokter spesialis anak, membangun rumah untuk tempat tinggal di Bogor Pasal 16C UU PPN
  • 42. Bangunan (Pasal 2 ayat (4) PMK No.163/PMK.03/2012) 1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja; 2. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan 3. luas keseluruhan paling sedikit 200m2
  • 43. Pasal 16D UU PPN Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, selama pajak masukannya dapat dikreditkan kecuali Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha (Pasal 9 ayat (8) huruf b) Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan dan station wagon, kec brg dagangan atau disewakan (Pasal 9 ayat (8) huruf c) PPN dikenakan atas :
  • 44. Contoh: Pada bulan September 2000, PT Sepatu Bata menjual sebuah mesin produksinya yang semula diimpor dari italy pada tahun 1998. Karena Pajak Masukan atas impor mesin di tahun 1998 tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan, maka pada saat mesin tersebut dijual kembali di tahun 2000 harus dikenakan PPN. Dalam hal PT Sepatu Bata di tahun 2000 menjual mobil sedan, penjualan sedan tersebut tidak terutang PPN karena Pajak Masukan pada saat perolehannya menurut ketentuan tidak dapat dikreditkan.
  • 45. PENGUSAHA ORANG PRIBADI BADAN - MENGHASILKAN BARANG; - MENGIMPOR BARANG; - MENGEKSPOR BARANG, termasuk ekspor barang tidak berwujud; - MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN; - MELAKUKAN USAHA JASA, termasuk mengekspor jasa; -MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN. SUBYEK PAJAK
  • 46. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
  • 47. PMK No.197/PMK.03/2013 Pengusaha yg melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN Peredaran Bruto < Rp.4.800.000.000,00> Rp.4.800.000.000,00 Pengusaha Kecil Boleh memilih sebagai PKP Wajib sebagai PKP
  • 48. Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan.
  • 49. HAK YANG DIPEROLEH SETELAH MENJADI PKP  Restitusi atau kompensasi atas kelebihan PPN. Apabila Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka PKP dapat mengajukan restitusi atau kompensasi. Restitusi adalah permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain restitusi PKP dapat melakukan kompensasi kelebihan Pajak Masukan untuk masa pajak berikutnya.  Pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP Pajak Masukan adalah PPN yang sudah dibayar oleh PKP karena memperoleh atau membeli BKP dan/atau JKP. Kemudian Pajak Masukan tersebut dapat berfungsi menjadi kredit atau pengurang pajak keluaran apabila PKP menjual barang. Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut oleh PKP saat melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
  • 50. KEWAJIBAN PKP (Ps. 3A UU PPN 1984) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP Memungut pajak yang terutang Membuat faktur pajak (Ps.13 UU PPN 1984) Menyetor pajak yang terutang Menyelenggarakan catatan perolehan & peredaran dan mengkreditkan pajak masukan berdasarkan ketentuan yg berlaku (Ps.28 KUP & Ps.9 UU PPN 1984) Melaporkan pajak yang terutang Mengisi & menyampaikan SPT masa PPN (Ps.3 UU KUP)