3. Analisa Situasi
SASARAN BAYI 4.444.962
ANGKA KEMATIAN BAYI
• BASELINE (SDKI 2017)
24/1.000 KELAHIRAN
HIDUP
• TARGET 16/1.000
KELAHIRAN HIDUP
SASARAN BALITA 21.891.959
1,8 x
PREVALENSI BALITA
WASTING
• BASELINE (SSGI 2021)
7.1%
• TARGET 7%
PREVALENSI BALITA
STUNTING
• BASELINE (SSGI 2021)
24.4%
• TARGET 14%
Jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN,
prevalensi stunting Indonesia masih cukup tinggi
Source:
ASEAN Food and Nutrition
Report 2021
4. MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK BERKONTRIBUSI PADA TERJADINYA STUNTING
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018, SSGBI 2019, SSGI 2021
Sebelum Hamil Ibu Hamil-Bersalin Bayi-Balita
Anemia
24%
Wanita Usia Subur
32%
Remaja
15-24 tahun
Anemia
48,9%
Ibu Hamil
KEK
17,3%
Ibu hamil
28%
Ibu hamil dengan
risiko komplikasi
Lahir
Prematur
29,5%
Bayi Berat
Lahir Rendah
6,6%
Balita Diare
9,8%
Balita
Pneumonia
1,7%
Balita Gizi Kurang
(Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
7,1%
Panjang Badan
Lahir < 48 cm
19,4%
36,8%
37,2%
30,8%
27,7%
24,4%
14%
Capaian Penurunan
Prevalensi Stunting
2007
2013
2018
2019
2021
2024
5. Beberapa Determinan masalah stunting dari intervensi sensitif
Sumber: FSVA 2021
Peta Ketahanan dan Keretanan Pangan Peta Rumah Tangga Tanpa Akses terhadap Air Bersih
Peta Penduduk di bawah garis Kemiskinan
Peta Rata – rata Lama Sekolah Perempunan diatas 15 Tahun
Data Cakupan Keluarga Berencana
6. Sebelum
pandemi
Saat
pandemi
Saat
pandemi
(Kemenaker, 2020)
7,7%
Kurang asupan
kalori
5,4%
RT rawan pangan
27,1%
RT dengan pengeluaran makanan
>65% dr pengeluaran total
7 Kota dan 71 kab
Mengalami rawan
pangan
Status Gizi
Balita
Stunting 27,7%
Wasting 7,4%
(Susenas, Mar 2019)
(SSGBI 2019)
(Kementan 2019)
Sebelum
pandemi
Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Status Gizi
1.032.960
Pekerja formal dirumahkan
(tanpa gaji atau setengah gaji)
375.165
Pekerja formal di PHK
316.000
Pekerja informal yang
pekerjaannya terdampak
Diprediksi jumlah anak
wasting akan
meningkat sebanyak
15% (7juta anak)
diseluruh dunia pada
setahun pertama
pandemi COVID-19
80,22
93,07
100,69
109,61
119,28
79,22
95,76
106,66
120,41
141,11
Kuintil
pertama
Kuintil kedua Kuintil ketiga Kuintil
keempat
kuintil kelima
Kalori
Protein
Persentase pemenuhan kalori dan protein
berdasarkan pendapatan disbanding AKG
(SUSENAS, 2020)
7. 7
INDIKATOR TARGET TARGET CAPAIAN
2020 2021 2022 2023 2024 TW II
2022
TW II 2022
RPJMN
Angka kematian neonatal (per 1.000
kelahiran hidup)
12.9 12.2 11.6 11 10
Jumlah balita yang mendapatkan
suplementasi gizi mikro
90.000 140.000 190.000 240. 000 290.000 230. 000 288.811*
Kabupaten/Kota Melaksanakan
Surveilans Gizi 51 70 90 100 100 45 64,01**
RENSTRA
Angka kematian bayi (AKB) (per 1000
kelahiran hidup)
20.6 19.5 18.6 17.6 16
Prevalensi stunting (pendek dan
sangat pendek) pada balita (persen)
24.1 21.1 18.4 16.0 14.0 8,82*
Prevalensi wasting (gizi kurang dan
gizi buruk) pada balita (persen) 8.1 7.8 7.5 7.3 7.0
5,11*
Persentase bayi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
91 93 95 45 28,54**
Cakupan Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan
Mendapat ASI Eksklusif
40 45 50 55 60 28 66
Presentase Balita dipantau
pertumbuhan dan perkembangan
60 70 75 85 100 38 25,23**
RPJMN-Renstra, TW II Tahun 2022
Sumber:
* Sigizi Terpadu, 29 Juli 2022
**Komdat Kesmas, 30 Juli 2022
10. 12 provinsi prioritas penurunan stunting
7 provinsi dengan prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sultra, Kalsel, & Kalbar)
5 provinsi dengan jumlah kasus tertinggi (Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, & Banten)
Sumber: SSGI 2021
37,8
33,8
33,2
31,4
30,2
30,0
29,8
29,7
29,5
29,0
28,7
27,5
27,5
27,4
27,4
26,2
25,8
24,8
24,5
24,5
24,4
23,5
23,3
22,8
22,4
22,3
22,1
21,6
20,9
18,6
18,5
17,6
17,3
16,8
10,9
N
T
T
S
u
l
a
w
e
s
i
B
a
r
a
t
A
c
e
h
N
T
B
S
u
l
a
w
e
s
i
…
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
…
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
B
a
r
a
t
S
u
l
a
w
e
s
i
T
e
n
g
a
h
P
a
p
u
a
G
o
r
o
n
t
a
l
o
M
a
l
u
k
u
M
a
l
u
k
u
U
t
a
r
a
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
U
t
a
r
a
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
…
S
u
l
a
w
e
s
i
S
e
l
a
t
a
n
P
a
p
u
a
B
a
r
a
t
S
u
m
a
t
e
r
a
U
t
a
r
a
S
u
m
a
t
e
r
a
S
e
l
a
t
a
n
J
a
w
a
B
a
r
a
t
B
a
n
t
e
n
I
N
D
O
N
E
S
I
A
J
a
w
a
T
i
m
u
r
S
u
m
a
t
e
r
a
B
a
r
a
t
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
T
i
m
u
r
J
a
m
b
i
R
i
a
u
B
e
n
g
k
u
l
u
S
u
l
a
w
e
s
i
U
t
a
r
a
J
a
w
a
T
e
n
g
a
h
B
a
n
g
k
a
B
e
l
i
t
u
n
g
L
a
m
p
u
n
g
K
e
p
u
l
a
u
a
n
R
i
a
u
D
I
Y
o
g
y
a
k
a
r
t
a
D
K
I
J
a
k
a
r
t
a
B
a
l
i
Prevalensi Stunting Per Provinsi (%)
971.792
651.708
508.618
347.437
268.158
218.580
196.797
192.190
168.657
153.200
142.720
141.577
131.028
129.355
119.368
110.059
92.590
83.139
80.354
68.837
67.624
66.683
48.853
47.947
44.719
41.397
39.961
36.995
34.788
32.039
27.810
25.317
23.089
17.439
J
a
w
a
B
a
r
a
t
J
a
w
a
T
i
m
u
r
J
a
w
a
T
e
n
g
a
h
S
u
m
a
t
e
r
a
U
t
a
r
a
B
a
n
t
e
n
N
u
s
a
T
e
n
g
g
a
r
a
T
i
m
u
r
S
u
m
a
t
e
r
a
S
e
l
a
t
a
n
S
u
l
a
w
e
s
i
S
e
l
a
t
a
n
A
c
e
h
N
u
s
a
T
e
n
g
g
a
r
a
B
a
r
a
t
R
i
a
u
D
K
I
J
a
k
a
r
t
a
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
B
a
r
a
t
L
a
m
p
u
n
g
S
u
m
a
t
e
r
a
B
a
r
a
t
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
S
e
l
a
t
a
n
P
a
p
u
a
S
u
l
a
w
e
s
i
T
e
n
g
a
h
S
u
l
a
w
e
s
i
T
e
n
g
g
a
r
a
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
T
i
m
u
r
J
a
m
b
i
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
T
e
n
g
a
h
D
I
Y
o
g
y
a
k
a
r
t
a
M
a
l
u
k
u
S
u
l
a
w
e
s
i
B
a
r
a
t
S
u
l
a
w
e
s
i
U
t
a
r
a
K
e
p
u
l
a
u
a
n
R
i
a
u
B
e
n
g
k
u
l
u
B
a
l
i
M
a
l
u
k
u
U
t
a
r
a
G
o
r
o
n
t
a
l
o
P
a
p
u
a
B
a
r
a
t
K
e
p
u
l
a
u
a
n
B
a
n
g
k
a
B
e
l
i
t
u
n
g
K
a
l
i
m
a
n
t
a
n
U
t
a
r
a
Estimasi Jumlah Kasus Stunting Per Provinsi
11. Situasi Balita Stunting di 12 Provinsi
11
12 provinsi prioritas menyumbang 68,5% angka balita stunting di Indonesia atau sekitar 3.654.311 balita stunting dari
5.332.911 balita stunting di seluruh Indonesia
N
o
Provinsi
Jumlah
Balita
Jumlah bayi baru
lahir (2022)
Prevalensi Balita
Stunting
(SSGI, 2021)
Target 14% balita
stunting tahun 2024
Gap Penurunan Balita
Stunting
1. Aceh 508.002 104.606 168.657 (33,2%) 71.279 97.378
2. Sumut 1.346.655 278.350 347.437 (25,8%) 187.686 159.751
3. Jabar 3.966.499 820.850 971.792 (24,5%) 560.905 410.887
4. Jateng 2.433.580 497.850 508.618 (20,9%) 339.313 169.305
5. Jatim 2.773.227 536.550 651.708 (23,5%) 384.019 267.689
6. Banten 1.094.523 224.050 268.158 (24,5%) 153.548 114.610
7. NTB 487.898 98.211 153.200 (31,4%) 67.974 85.226
8. NTT 578.255 118.400 218.580 (37,8%) 80.816 137.764
9. Kalbar 439.692 91.081 131.028 (29,8%) 61.392 69.636
10
.
Kalsel 366.862 73.021 110.059 (30%) 51.110 58.949
11
.
Sultra 266.074 54.038 80.354 (30,2%) 37.662 42.692
12
.
Sulbar 132.304 27.182 44.719 (33,8%) 18.474 26.245
Jumlah 14.393.571 2.924.189 3.654.311 2.014.178 1.640.135
2.747.714
(51,5%)
Jabar,
Jateng,
Jatim,Sumut,
Banten
1.678.600
(31,5%)
22 provinsi lainnya
906.597
(17%)
NTT, Sulbar, Aceh,
NTB, Sultra, Kalsel,
Kalbar
13. No INDIKATOR
TARGET 2020-2024 RPJMN/
RENSTR
A
2020 2021 2022 2023 2024
1 Angka kematian ibu (AKI)
(per 100.000 kelahiran hidup)
230 217 205 194 183 RPJMN
2 Angka kematian bayi (AKB)
(per 1000 kelahiran hidup)
20.6 19.5 18.6 17.6 16 RPJMN
3 Angka kematian neonatal
(per 1.000 kelahiran hidup)
12.9 12.2 11.6 11.0 10.0 RPJMN
4 Prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada
balita (persen)
24.1 21.1 18.4 16.0 14.0 RPJMN
5 Prevalensi wasting (kurus
dan sangat kurus) pada
balita (persen)
8.1 7.8 7.5 7.3 7.0 RPJMN
6 Persentase Puskesmas
Mampu Tata laksana Gizi
Buruk pada Balita
10 20 30 45 60 RENSTRA
Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang
mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk, target 90% tahun 2024
Tatalaksana Rawat Inap
Tatalaksana Rawat Jalan
INDIKATOR RPJMN - RENSTRA 2020 -2024
Komitmen Internasional dan Nasional
Pentingnya Mengakhiri
kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan
perbaikan gizi, serta
menggalakkan pertanian yang
berkelanjutan
Sustainable Development Goal butir
kedua:
14. Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
14
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yangsehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkankesehatan ibu,
anak, keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi
Mempercepatperbaikan gizi
masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan & pengendalian
obat dan makanan
6 kategori
utama
Outcome
RPJMN bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan lingkungan,
skrining penyakit,
kepatuhan pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap sasaran
usia, skrining stunting,
& peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171 kec.,
penyediaan 40 obat
esensial, pemenuhan
SDM kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan akses
dan mutu layanan
sekunder &tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur, jejaring
pengampuan 6 layanan
unggulan, kemitraan
dengan world’s top
healthcare centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggapdarurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis lab,
tenaga cadangan
tanggap darurat, table
top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan
3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes lulusan
luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanansektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam negeri
14 vaksin rutin, top 10
obat, top 10 alkes by
volume & by value.
5 6
a b c d a b
16. 16
Sebelum lahir Setelah lahir
Sumber: Riskesdas 2018
1,8 x
Sekitar 23% anak lahir
dengan kondisi sudah
stunted, akibat ibu hamil
sejak masa remaja kurang
gizi dan anemia.
Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat kurang
protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran
1 2
17. Intervensi Sensitif
(Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian
pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air minum layak di
kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air limbah
domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang baik
tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang menerima
bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Dukungan Kemenkes dalam upaya penurunan stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021
17
Target
Kontribusi
30%
Kontribusi
70%
18. Capaian Indikator terkait Stunting
18
Indikator
Target
2021
Capaian 2021 Target 2022
Capaian
Q2 2022
Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 40% 31,3% 45% 15,9%
Ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan 50% 84,2% 60% 75,5%
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan
gizi
82% 89,7% 85% 82,7%
Kunjungan antenatal (K4) 85% 88,8% 90% 27,9%
Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 89% 90,9% 91% 29,1%
Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 65% 56,9% 70% 66,0%
Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 50% 52,5% 60% NA
Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 65% 69% 75% 25,2%
Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi 75% 77,9% 80% 64,9%
Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk 80% 89,7% 83% 83,7%
Bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap 90% 84,2% 90% 41,3%
Kunjungan neonatal 88% 96,4% 90% 28,5%
Sumber: EPPGBM, Komdat Kesmas, SSGI 2021
19. Penanganan
Kasus dan
Sistem Rujukan
SECARA AKTIF
sweeping &
monitoring kasus
maupun secara
pasif melalui
Posyandu
Penanggulangan Masalah Gizi
Deteksi Dini, Penemuan Serta Rujukan Kasus
Sumber : Juknis penggunaan Pangan Olahan Untuk
Keperluan Medis Khusus Bagi Anak Bermasalah Gizi
PAUD
20. 13 Program Intervensi Spesifik Dan Sensitif Untuk Menurunkan Stunting
20
Sasaran Program
Spesifik
Sebelum
lahir
Sebelum
hamil
Remaja Putri
1
Screening anemia
Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7 & 10
2
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Pemberian TTD setiap minggu di sekolah
Saat
hamil
Ibu Hamil
3
Pemeriksaan kehamilan
Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG
4
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan)
5
Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK
Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani
Setelah
lahir
Balita
6
Pemantauan tumbuh kembang
Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan
7
ASI eksklusif
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan
8
Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi baduta
Pemberian protein hewani bagi anak 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.
9
Tatalaksana balita dengan masalah gizi
Merujuk balita dengan weight faltering & masalah gizi dari Posyandu ke Puskesmas, serta memberikan makanan
tambahan untuk weight faltering & gizi kurang, formula 75 dan formula 100 untuk gizi buruk. Merujuk balita stunting &
masalah gizi yang tidak tertangani di Puskesmas ke RS dan memberikan PKMK.
10
Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi
Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan (PCV, Rotavirus, HPV). Imunisasi
tambahan PCV mencegah pneumonia dan Rotavirus mencegah diare, sehingga mencegah terganggunya
pertumbuhan.
Sensitif
Sebelum
dan
Setelah
lahir
Remaja Putri, Ibu Hamil,
Balita & Masyarakat Umum
11 Edukasi remaja putri, ibu hamil, dan keluarga balita
12
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
Sinkronisasi data PBI secara berkala, monev kontribusi pemda untuk iuran bagi peserta PBI dan PBPU Kelas III dan
pembayaran iuran PBI.
13
Desa / kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Advokasi, koordinasi dan kemitraan dalam percepatan Stop BABS, peningkatan kapasitas petugas dan mitra,
pemberdayaan masyarakat dan pemantauan kualitas.
21. Pelayanan Kesehatan dan Gizi Balita dan Usia Prasekolah
8/29/22 21
0 – 11 BULAN 12 – 23 BULAN 24 – 35 BULAN 36 – 47 BULAN 48 – 59 BULAN 5 – 6 TAHUN
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang & PMBA
• Pemberian Kapsul VITAMIN A
BIRU 1 X
• IMUNISASI HB 0, BCG, DPT-
HB-Hib, POLIO, MR
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang &
PMBA
• Pemberian Kapsul
VITAMIN A MERAH 2 X
• IMUNISASI DPT-HB-Hib,
MR
PUSKESMAS
MTBS
Obat – Konseling – Kunjungan
ulang
Dirujuk
Hijau
Merah
Kuning
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang dan
pemberian Makan
• Pemberian Kapsul
VITAMIN A MERAH 2 X
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang dan
Pemberian Makan
• Pemberian Kapsul
VITAMIN A MERAH 2 X
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang dan
pemberian Makan
• Pemberian Kapsul
VITAMIN A MERAH 2 X
1. Balita gizi kurang mendapat
tambahan asupan gizi
2. Balita gizi buruk mendapat
pelayanan tata laksana gizi
buruk
3. Balita dengan berat badan
kurang (BB/U < - 2SD)
diprioritaskan bagi usia 6-23
bulan (baduta) diberikan
Taburia
• PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG
• Konseling Tumbang dan
pemberian Makan
Integrasi dengan
Diknas/Dit.PAUD untuk
Menyiapkan
Kompetensi sikap
spiritual, sosial,
pengetahuan, dan
keterampilan.
BALITA SEHAT
22. PELAYANAN BALITA TERINTEGRASI
Pemeriksaan Klinis
Balita
Pemeriksaan Pertumbuhan Perkembangan
Pneumonia; Diare;
Malaria; Campak dg
komplikasi
mata/mulut
Batuk bukan
pneumonia;
campak; demam
bukan malaria
Pneumonia/ Diare
dehidrasi/ diare persisten
Berat, penyakit berat dg
demam
Perawatan di
Rumah, pemantauan
tanda bahaya (Buku
KIA)
Terapi di FKTP,
Konseling
&kunjungan ulang
Rujuk ke RS
Perkembangan
Meragukan;
Penyimpangan
perkembangan;
Lanjutkan
stimulasi
sesuai usia
(Buku KIA)
Stimulasi 2
minggu & evaluasi
ulang
Rujuk ke RS
Keluarga FKTP FKTL
Berat badan tidak naik
gizi kurang; gizi lebih;
gizi buruk tanpa
penyakit
Stunting; gizi
buruk;
obesitas;
Lanjutkan ASI,
MP ASI sesuai
usia (Buku KIA)
Asuhan gizi di
FKTP
Rujuk ke RS
Pertumbuhan
Normal sesuai
kurva ;
Perkembangan
Normal
23. 0 – 11 BULAN 12 – 23 BULAN 24 – 35 BULAN 36 – 47 BULAN 48 – 59 BULAN
• TIMBANG ≥ 8 X
• UKUR PB ≥ 2X
• PERKEMBANGAN ≥ 2X
• VITAMIN A KAPSUL MERAH 2
X
• IMUNISASI DPT-HB-Hib, MR
• TIMBANG ≥8 X
• UKUR PB ≥ 2X
• PERKEMBANGAN ≥ 2 X
• VITAMIN A KAPSUL BIRU
1 X
• IMUNISASI HB 0, BCG,
DPT-HB-Hib, POLIO, MR
• TIMBANG ≥ 8 X
• UKUR TB ≥ 2X
• PERKEMBANGAN ≥2
X
• VITAMIN A KAPSUL
MERAH 2 X
• `
• TIMBANG ≥8 X
• UKUR TB ≥ 2X
• PERKEMBANGAN ≥2
X
• VITAMIN A KAPSUL
MERAH 2 X
• TIMBANG ≥ 8 X
• UKUR TB ≥ 2X
• PERKEMBANGAN ≥2
X
• VITAMIN A KAPSUL
MERAH 2 X
BALITA SEHAT
KELUHAN SAKIT
PUSKESMAS
MTBS
Obat – Konseling – Kunjungan
ulang
Dirujuk
Hijau
Merah
Kuning
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN TK KAB/KOTA
PELAYANAN KESEHATAN BALITA
(PP NO 2 TAHUN 2018, PERMENKES 4/2019)
PELAYANAN BALITA SAKIT
MENGGUNAKAN STANDAR MTBS