Rebel Food, perusahaan startup makanan asal India, bekerja sama dengan Gojek Indonesia untuk memasuki pasar Indonesia. Kerja sama ini berpotensi merugikan banyak UMKM kuliner setempat karena menawarkan produk serupa secara digital. Pemerintah perlu melindungi UMKM sementara UMKM perlu berinovasi untuk bersaing.
2. Studi Kasus: "Rebel Food" Masuk ke Indonesia
Dalam rangka mengembangkan bisnisnya,
Gojek Indonesia yang pernah menggegerkan
Indonesia dengan hadirnya Ojol (Ojek Online),
Gojek Indonesia menggandeng Rebel Food--
perusahaan asal India yang berdiri pada 2011.
Pendirinya adalah Jaydeep Burman dan Kallol
Barnejee. Kini, Rebel Food sudah
membangun 235 dapur di 20 kota di India.
Rebel Foods, perusahaan rintisan asal India, Rebel Foods masuk ke
Indonesia dengan menggandeng perusahaan Tanah Air: Decacorn.
Konon, Gojek menginvestasikan sekitar US$5 juta atau sekitar Rp70
miliar pada awal Juli tahun lalu. Disebutkan pula bahwa, konon, bentuk
kerja sama Rebel Foods dan Gojek Indonesia itu akan menyediakan
biryani atau olahan nasi khas Timur Tengah, pizza, makanan tradisional
Tiongkok, dan nasi goreng.
3. Studi Kasus: "Rebel Food" Masuk ke Indonesia
Apa yang dilakukan Gojek Indonesia sebenarnya sah-sah saja karena
ia menjadi penting bagian dari pengembangan ekosistem perusahaan.
Sebab, setiap pemain atau player akan berusaha menjadi yang terbaik
dan besar. Masalahnya, lahan bisnis yang dimasuki oleh Gojek
Indonesia Rebel Food ini menyentuh dapur kebanyakan UMKM.
Selama ini, UMKM lebih mengandalkan pola bisnis konvensional. Tanpa
aplikasi. Ketika mereka digandeng oleh Gojek Indonesia, banyak bisnis
UMKM yang merasa terbantu. Sekarang, saat Gojek Indonesia bekerja
sama dengan Rebel Food, dan membuat dapur sendiri, dengan proruk
yang sama seperti yang dijual oleh UMKM, besar kemungkinan, akan
banyak pelaku bisnis UMKM yang bangkrut. Bisnis model kerja sama
Gojek Indonesia dan Rebel Food ini merupakan bentuk perlawanan
terhadap bisnis restoran konvensional yang padat modal karena harus
memilih lokasi prima dan strategis.
4. Studi Kasus: "Rebel Food" Masuk ke Indonesia
Merujuk pada kasus tersebut, Anda diminta melakukan telaah, dan
memberikan solusi atas masalah yang terjadi. Suka dan tidak suka,
langsung atau tidak langsung, kerja sama, kolaborasi antara Gojek
Indonesia dan Rebel Food akan menggerogoti pasar yang selama ini
dimiliki oleh UMKM, khusunya yang bergerak di bidang kuliner. Apalagi
konsep bisnis yang digagas Rebel Food nyaris tidak jauh berbeda yang
biasa dilakukan oleh UMKM.
Jika Gojek Indonesia lebih kuat menggandeng Rebel Food untuk
menghasilkan jenis produk yang sama, seperti yang ditawarkan oleh
UMKM, bukan tidak mungkin, proses dan kegiatan bisnis UMKM akan
terganggung. Bahkan, bukan tidak mungkin, akan banyak pelaku usaha
UMKM yang mati. Padahal, selama ini sudah diyakini bahwa UMKM
berperan penting dalam berbagai hal, baik pendongkrak PDB, menjadi
penyedia lapangan kerja, dll.
5. Studi Kasus: "Rebel Food" Masuk ke Indonesia
1. Apa yang harus dilakukan pemerintah agar para pelaku UMKM masih
dapat hidup dan berperan penting dalam mendongkrak PDB dari
sektor pajak, sekaligus “katup pengaman” terjadinya yang semakin
membesar.
2. Apa pula yang dilakukan para pelaku UMKM agar dapat tetap
‘survive’ bahkan ‘sustain’ di tengah-tengah tantangan usaha yang
semakin berat, khususnya mereka harus bersaing dengan konsep
digital, sementara mereka masih berkutat di wilayah konvensinal.
3. Apa saran yang Anda sampaikan, baik terhadap pemerintah yang
berkepentingan terhadap keberadaan UMKM, dan saran kepada
UMKM agar dapat menjankan roda bisnismya secara normal?
Menghadapi masalah tersebut, berikan penjelasan Anda tentang
beberapa hal berikut.