Dokumen tersebut membahas tentang tantangan utama yang dihadapi pelaku e-commerce di Indonesia yaitu masalah logistik akibat infrastruktur yang belum merata dan kurangnya jangkauan perusahaan pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia.
2. E-Commerce dan Kinerja Perusahaan …
Bisnis perdagangan daring atau online mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Namun, diakui oleh Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung,
di tengah pertumbuhan pesat itu, ada satu tantangan berat yang masih dan akan terus
dihadapi oleh pelaku e-commerce hingga hari ini, yaitu logistik—lazim disebut supply
chain management.
Dengan karakter Indonesia yang kepulauan, kata Untung, akses untuk menjangkau
daerah di luar pulau besar cenderung lebih sulit dan mahal dibandingkan dengan daratan.
Tapi, bukan berarti pengiriman di pulau besar tidak mengalami hambatan. Menurut
Untung, jangka waktu yang dibutuhkan saat mengirim produk ke daerah tujuan terlampau
panjang.
Misalnya, dari Jakarta ke Surabaya atau Semarang dengan jarak sekitar 500 kilometer,
membutuhkan waktu sembilan jam. Itu sangat tidak efisien dibanding kalau di Eropa yang
mampu mengirim empat jam untuk jarak sama. Hambatan ini tidak bisa terlepas dari
kondisi infrastruktur di Indonesia yang belum merata, terutama dari segi kualitas jalan.
3. Permasalahan lainnya, keberadaan perusahaan pengiriman dan logistik yang belum merata
di berbagai daerah. Dampaknya, jangkauan pengiriman masih terpusat di kota-kota besar
sehingga sulit saat mengirimkan satu paket ke daerah yang belum terjangkau perusahaan.
Kita berharap, perusahaan pengiriman dan logistik bisa membangun lebih banyak cabang di
kota-kota kecil. Salah satu yang bisa diandalkan adalah aset pemerintah yakni PT Pos
Indonesia. Hanya saja, PT Pos masih belum mampu mengakomodir kebutuhan
ecommerce yang semakin tinggi. Mereka sudah berbenah beberapa tahun belakang, tapi
belum mampu mengejar swasta seperti JNE dan J&T. Kekurangan terbesar yang dimiliki PT
Pos adalah dari segi kepastian waktu. Sama halnya ketika mengirim surat pada beberapa
dekade lalu, pengirim tidak dapat memastikan kapan paket bisa tiba ke tujuan.
E-Commerce dan Kinerja Perusahaan …
4. Harus diakui, isu logistik pada dunia ecommerce sudah menjadi tantangan sejak lama.
Beberapa perusahaan sudah mencoba mengantisipasinya, termasuk dengan membuat
jaringan logistik sendiri seperti Lazada melalui Lazada Express. Tapi, mereka juga
memiliki pemikiran sama dengan perusahaan logistik lain, yakni membuka jaringan ke
area yang mainstream.
Sumber: https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/08/31/peauzh383-ini-tantangan-terberat-yang-dihadapi-pelaku-ecommerce
Padahal, laporan terbaru McKinsey berjudul The
Digital Archipelago: How Online Commerce is Driving
Indonesia's Economic Development memproyeksi
nilai pasar e-commerce di Indonesia mencapai 55
miliar-65 miliar dolar AS pada 2022. Tapi, masih
terdapat beberapa tantangan untuk mengakselerasi
pengembangan ekosistem e-commerce di Indonesia
termasu kurangnya akses logistik.
E-Commerce dan Kinerja Perusahaan …
5. Berdasarkan kasus di atas, Anda diminta untuk memberikan penjelasan tentang beberapa
hal berikut.
1. Apa sesungguhnya yang menjadi akar masalah terkait dengan tantangan atau masalah
yang dihadapi oleh pertumbuhan ecommerce yang tinggi, tapi tak sebanding dengan
proses bisnis pendukungnya.
2. Apa saran Anda yang harus dilakukan, baik oleh perusahaan swasta, perusahaan milik
pemerintah, dan pemerintah sendiri berkaitan dengan langkah-langkah penyelesaian
masalah ini.
3. Mengapa bisnis ecommerce mengalami peningkatan yang sedemikian besar?
4. Bagaimana dan sejauhmana peran ecommerce dalam konteks supply chain management
sehingga mampu meningkatkan layanan yang istimewa kepada pelanggan.
E-Commerce dan Kinerja Perusahaan …