1. K.H. Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah yang didirikannya pada tahun 1912 di Yogyakarta untuk mereformasi umat Islam di Indonesia.
2. Dia lahir pada tahun 1868 di Yogyakarta dalam keluarga ulama dan berguru kepada kiai-kiai terkemuka. Setelah pulang dari Mekkah, dia mendirikan Muhammadiyah untuk membersihkan ajaran Islam dari pengaruh kepercayaan non-Islam.
3. Pemerintah Indonesia men
2. 1. Kondisi Internal Umat Islam
Umat Islam pada kondisi ini, khususnya di tanah Jawa m
asih banyak menganut tradisi dan kepercayaan tradision
al yang telah berubah menjadi adat istiadat bersifat aga
ma dengan bentuk mistik berbentuk Hindu dan Budha.
Umat Islam pada kondisi ini, khususnya di tanah Jawa m
asih banyak menganut tradisi dan kepercayaan tradision
al yang telah berubah menjadi adat istiadat bersifat aga
ma dengan bentuk mistik berbentuk Hindu dan Budha.
3. 2. Kondisi Eksternal Umat Islam
a) Kebijakan politik kolonial Belanda terhadap umat
Islam.
b) Kondisi Umat Islam di Era Globalisasi
• Keegoisan umat Islam sendiri menyikapi perbeda
an pemahaman, ditambah lagi dengan krisisnya
kejujuran dan keadilan.
• Minimnya pengetahuan yang dimiliki menyebabk
an kesalahan dalam memandang Islam khususny
a apabila menemukan hal yang mencolok, selalu
menyalahkan bahkan menyesatkan.
4. 1. Masalah Internal = Masalah ini disebabkan oleh kurang
nya kesadaran serta minimnya keimanan umat Islam.
2. Masalah Eksternal = Sudah tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa di era modernisasi ini Islam telah di jajah denga
n ideologi yang dikenal dengan 3F:
a. Fun
b. Food
c. Fashion
5. 3. Visi dan Misi Muhammadiyah
Sejak Muhammadiyah berdiri dan didirikan oleh K.H . Ahmad Dahlan,
Muhammadiyah komitmen dengan perjuangan yang berorientasi pada :
MISI
1. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar mempunyai misi: Menegakkan keyakian Tauhid yang murni
sesuai dengan ajaran Alloh SWT yang dibawa oleh para Nabi/Rasul
sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad s.a.w.
2. Memahami Agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai
dengan jiwa ajaran Islam.
3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an s
ebagai Kitab Alloh terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup
umat manusia.
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluar
ga dan masyarakat.
6. Adapun Fungsi Ideologi Muhammadiyah :
1. Memberi arah tentang faham Islam yang diyakini
Muhammadiyyah
2. Mengikat solidaritas kolektif antar warga Muham
madiyah
3. Membangun kesamaan dalam menyusun strategi
perjuangan
4. Membangun karakter warga Muhammadiyah
5. Sarana memobilisasi anggota Muhammadiyah.
Jadi, dalam Muhammadiyah itu menengakkan keyakinan “tauhi
d” yang murni , tanpa terkontaminasi oleh berbagai tradisi ataup
un kepercayaan lainnya. Banyak ayat yang menjadi pedoman M
uhammadiyah. “ Ketauilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”
(QS.Muhammad 47:19). Begitupula ada pada dalam surat QS.
An-nissa’(4:48) , QS.Muhammad (47:7).
7. 4. Profil Pendiri Muhammadiyah
Nama : Kiai Haji Ahmad Dahlan ata
u Muhammad Darwis
Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868
Meninggal:Yogyakarta, 23 Februari
1923
seorang Pahlawan Nasional Indonesia
. Dia adalah putra keempat dari tujuh
bersaudara dari keluarga K.H. Abu Ba
kar. KH Abu Bakar adalah seorang ula
ma dan khatib terkemuka di Masjid Be
sar Kasultanan Yogyakarta pada mas
a itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan
adalah puteri dari H. Ibrahim yang jug
a menjabat penghulu Kesultanan Nga
yogyakarta Hadiningrat pada masa itu
.
8. Latar Belakang
• Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Dia merupak
an anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaran
ya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dia termasuk keturunan yang ked
ua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di ant
ara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
• Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua
tahun. Pada masa ini, dia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yan
g juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mend
irikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.
• Sepulang dari Mekkah, dia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendi
ri, anak kiai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad
Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dan Memiliki
6 anak
• Dia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik kiai Munawwir Krapyak. K.H. Ah
mad Dahlan juga mempunyai putra dari perkawinannya dengan Nyai Aisya
h (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Dia pernah
pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
9. • Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi
Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Isl
am di bumi Nusantara
• Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajuka
n permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk me
ndapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan p
ada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81
tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daera
h Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di dae
rah Yogyakarta.
• pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan permohonan k
epada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-
cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan i
ni dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal
2 September 1921.
10. Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahla
wan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun
1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:
1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat
Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah y
ang masih harus belajar dan berbuat;
2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, tela
h banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada ba
ngsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, da
n beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman
dan Islam;
3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopor
i amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan
bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajara
n Islam; dan
4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Ais
yiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia un
tuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat d
engan kaum pria.