SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Wawasan Nusantara sebagai
Konsepsi dan Pandangan
Kolektif Kebangsaan Indonesia
dalam Konteks Pergaulan Dunia
Oleh : Dr. Mira Veranita., M.Si
Untuk disampaikan pada Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS University)
Wawasan Nusantara
wawasan nasional
(national outlook)
= Wawasan Nusantara
cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat
hidup bangsa yang bersangkutan, yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa
itu menuju tujuannya.
Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara
telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi
berbangsa dan bernegara, yang menjadi
landasan visional Bangsa Indonesia. Konsepsi
Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan melalui
Deklarasi Djuanda tahun 1957 sampai sekarang
mengalami dinamika yang terus tumbuh dalam
praktek kehidupan bernegara
Pengertian Wawasan Nusantara
1 Hasnan Habib Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan
bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu
kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya, satu
kesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam
2 Wan Usman Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua
aspek kehidupan yang beragam
3 Majelis Permusyawaratan
Rakyat Tahun 1998
Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
4 Lembaga Ketahanan
Nasional Tahun 1999
Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional
Pengertian Wawasan Nusantara
Secara
Etimologis
“wawas” (bahasa Jawa) = pandangan. Sementara
“nusantara” = yang artinya pulau dan antara = nation
= bangsa.
Secara
Terminologis
pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat
berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri. Ibaratkan
diri anda sebagai individu. Ciri yang dimiliki suatu daerah
dapat digunakan sebagai pandangan atau sebutan orang
terhadap wilayah tersebut. Misal, daerah Pacitan yang
banyak goa-goanya dikenal sebagai kota Seribu Goa, Bogor
dikenal sebagai kota Hujan,
rumusan Wawasan Nusantara
dalam GBHN 1998
“Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”
Latar Belakang Historis
Wawasan Nusantara
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara
bermula dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda
Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember
1957 mengeluarkan deklarasi yang
selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
Isi deklarasi tersebut sebagai berikut:
"Bahwa segala perairan di sekitar, di
antara dan yang menghubungkan
pulaupulau yang termasuk Negara
Indonesia dengan tidak memandang
luas atau lebarnya adalah bagian-
bagian yang wajar daripada wilayah
daratan Negara Indonesia dan dengan
demikian bagian daripada perairan
pedalaman atau nasional yang berada
di bawah kedaulatan mutlak Negara
Indonesia. Lalu lintas yang damai di
perairan pedalaman ini bagi kapal-
kapal asing dijamin selama dan
sekedar tidak bertentangan
dengan/mengganggu kedaulatan dan
keselamatan Negara Indonesia.
Penentuan batas landas lautan
teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur
dari garis yang menghubungkan titik-
titik ujung yang terluar pada
pulaupulau Negara Indonesia.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas
akan diatur selekaslekasnya dengan
Undang-Undang"
Isi pokok deklarasi ini adalah
bahwa lebar laut teritorial
Indonesia 12 mil yang dihitung
dari garis yang
menghubungkan pulau terluar
Indonesia. Dengan garis
teritorial yang baru ini wilayah
Indonesia menjadi satu
kesatuan wilayah. Laut di
antara pulau bukan lagi
sebagai pemisah, karena tidak
lagi laut bebas, tetapi sebagai
penghubung pulau.
Sebelum keluarnya Deklarasi Djuanda,
wilayah Indonesia didasarkan pada
Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal
dengan nama Ordonansi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah Hindia
Belanda.
Isi Ordonansi tersebut pada intinya adalah penentuan lebar laut lebar 3
mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang
surut atau countour pulau/darat.
Dengan peraturan zaman Hindia Belanda tersebut, pulau-pulau di
wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau
hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Laut
setelah garis 3 mil merupakan lautan bebas yang berarti kapal asing
boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau
tersebut. Laut dengan demikian menjadi pemisah pulau-pulau di
Indonesia.
Konvensi PBB ke-2 pada April 1960, tentang
Hukum Laut Pemerintah Indonesia kemudian
meresmikan isi Deklarasi Djuanda melalui
Undang-Undang/Prp No.4/1960 pada Februari.
Konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah adanya keputusan politik
negara yakni dimasukkannya ke dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945, yang
menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.
Menurut pasal tersebut, negara Indonesia dicirikan berdasar wilayahnya
UUD NRI Pasal 25A
UU No. 4 1960 tentang Perairan Indonesia
Konferensi PBB 30 April 1982 menerima dokumen yang bernama “The
United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS).
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut diakui asas Negara
Kepulauan (Archipelago State). Indonesia diakui dan diterima sebagai
kelompok negara kepulauan, Indonesia.
Berdasar konvensi hukum laut tersebut, wilayah laut yang dimiliki
Indonesia menjadi sangat luas, yakni mencapai 5,9 juta km2,
terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2
perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas perairan ini belum
termasuk landas kontinen (continent shelf)
Undang-Undang No. 17 tahun 1985
tentang Pengesahan United Nations
Convention on The Law of The Sea (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Laut)
Diajukan
ke PBB
Ditaritifikasi
Latar Belakang Politis
Wawasan Nusantara
Secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang
utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan
dipertahankan secara terus menerus
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan
nasional, maupun visi nasional.
• Cita-cita nasional =mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan Makmur)
• Tujuan nasional = melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
• Visi nasional = terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi,
bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan negara.
• Wawasan nusantara yang bermula dari
Deklarasi Djuanda 1957 selanjutnya dijadikan
konsepsi politik kenegaraan.
• Rumusan wawasan nusantara dimasukkan
dalam naskah Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) sebagai hasil ketetapan MPR mulai
tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
• Setelah GBHN tidak berlaku disebabkan MPR
tidak lagi diberi kewenangan menetapkan
GBHN, konsepsi wawasan nusantara
dimasukkan pada rumusan Pasal 25 A UUD NRI
1945 hasil Perubahan Keempat tahun 2002.
Wawasan nusantara pada dasarnya
adalah pandangan geopolitik bangsa
Indonesia
Geopolitik (Yunani) = geo
(bumi) dan politik = kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri
(negara) atau suatu rangkaian
asas (prinsip), keadaan, cara,
dan alat yang digunakan untuk
mencapai cita-cita atau tujuan
tertentu.
• Secara tradisional = studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan
politik”.
• Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.
• Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor–faktor geografi,
strategi dan politik suatu negara.
• Adapun dalam impelementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional
(Ermaya Suradinata, 2001).
• Pandangannya tentang wilayah, letak dan geografi suatu negara akan
mempengaruhi kebijakan atau politik negara yang bersangkutan.
Secara umum geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan
dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh letak geografis suatu
negara.
Teori
Geopolitik
Teori Geopolitik Friedrich Ratzel, disebut Teori Ruang, menyebutkan bahwa:
a) Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup), yang memerlukan ruang
hidup (lebensraum) cukup agar dapat tumbuh dengan subur melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut, dan mati.
b) Kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya.
c) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam di mana
hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup.
d) Apabila ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat diperluas dengan
mengubah batas-batas negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau perang.
Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara dalam sudut pandang geopolitik
adalah suatu organisme hidup.
Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
Pokok teori kedua ahli tersebut menganut "konsep kekuatan maritim" dan mencetuskan Wawasan
Bahari, yaitu kekuatan di lautan.
Teori Geopolitik William Mitchell, Albert Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederick Charles
Fuller
Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori Wawasan Dirgantara, yaitu kekuatan di udara.
Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder
Pokok teori Mackinder menganut "konsep kekuatan darat" dan mencetuskan Wawasan Benua.
Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi bangsa Indonesia guna
memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Upaya memperkokoh
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus dilakukan. Hal ini
dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu
berkembang dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah
dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya
perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut. Tantangan yang berubah,
misalnya adanya perubahan dari kejahatan konvensional
menjadi kejahatan di dunia maya
Setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia
barulah merupakan satu kesatuan, di mana laut tidak lagi merupakan pemisah
tetapi sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
1. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau.
2. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan
laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan
3. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
4. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
5. Terletak pada garis katulistiwa
6. Berada pada iklim tropis dengan dua musim
7. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik
8. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
9. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
10. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi
kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan.
Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan
keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen.
Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku,
agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan
beragam ini juga harus mampu bersatu.
Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan
yakni:
1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa
(Data BPS, 2010)
2. Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank
Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras
4. Memiliki keragaman agama
5. Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari
keragaman suku bangsa
bukubekas21@gmail.com
_mirave21
Mirave21
Mira Veranita
085860802777

More Related Content

What's hot

10 soal ppkn beserta jawabannya
10  soal ppkn beserta jawabannya10  soal ppkn beserta jawabannya
10 soal ppkn beserta jawabannyaArya D Ningrat
 
Analisa Tragedi Trisakti
Analisa Tragedi TrisaktiAnalisa Tragedi Trisakti
Analisa Tragedi Trisaktiviviokta3
 
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanRizki Noprian
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalismeRizal Komarudin
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasionalMardiah Ahmad
 
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanAncaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanPutri Aisyah
 
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMManunggal Amethyst
 
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaGeostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaRizal Nurfalah
 
power point bela negara
power point bela negarapower point bela negara
power point bela negaraputrireza
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan hamMardiah Ahmad
 
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesiaBab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesiaAriani Ghomaisha
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenProduk Hukum
 
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh asean
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh aseanorganisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh asean
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh aseanrobyakbar
 

What's hot (20)

10 soal ppkn beserta jawabannya
10  soal ppkn beserta jawabannya10  soal ppkn beserta jawabannya
10 soal ppkn beserta jawabannya
 
PPT Pendidikan Pancasila
PPT Pendidikan PancasilaPPT Pendidikan Pancasila
PPT Pendidikan Pancasila
 
Analisa Tragedi Trisakti
Analisa Tragedi TrisaktiAnalisa Tragedi Trisakti
Analisa Tragedi Trisakti
 
Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan Kewarganegaraan
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalisme
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguanAncaman, tantangan, hambatan, gangguan
Ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
 
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUMILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
ILMU NEGARA - KONSEP NEGARA HUKUM
 
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional IndonesiaGeostrategi & ketahanan nasional Indonesia
Geostrategi & ketahanan nasional Indonesia
 
power point bela negara
power point bela negarapower point bela negara
power point bela negara
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham
 
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesiaBab 3 dinamika demokrasi di indonesia
Bab 3 dinamika demokrasi di indonesia
 
UUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum AmandemenUUD 1945 Sebelum Amandemen
UUD 1945 Sebelum Amandemen
 
Ancaman Terhadap NKRI
Ancaman Terhadap NKRIAncaman Terhadap NKRI
Ancaman Terhadap NKRI
 
Wawasan Nusantara
Wawasan NusantaraWawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Periode perumusan pancasila
Periode perumusan pancasilaPeriode perumusan pancasila
Periode perumusan pancasila
 
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh asean
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh aseanorganisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh asean
organisasi regional, pengertian, tujuan, serta contoh asean
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
 

Similar to Wawasan Nusantara Sebagai Pandangan Kolektif

Similar to Wawasan Nusantara Sebagai Pandangan Kolektif (20)

BAB 8.pptx
BAB 8.pptxBAB 8.pptx
BAB 8.pptx
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 
ARTIKEL PKN TUGAS 1 ADITYA WAHYU LES SETIAWAN.pdf
ARTIKEL PKN TUGAS 1 ADITYA WAHYU LES SETIAWAN.pdfARTIKEL PKN TUGAS 1 ADITYA WAHYU LES SETIAWAN.pdf
ARTIKEL PKN TUGAS 1 ADITYA WAHYU LES SETIAWAN.pdf
 
Geopolitik di indonesia
Geopolitik di indonesiaGeopolitik di indonesia
Geopolitik di indonesia
 
GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptxGEOPOLITIK NASIONAL.pptx
GEOPOLITIK NASIONAL.pptx
 
9 wasantara
9 wasantara9 wasantara
9 wasantara
 
Paper kel 3
Paper kel 3Paper kel 3
Paper kel 3
 
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptxBAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
BAB 7 GEOPOLITIK INDONESIA edit.pptx
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
 
MODUL 2.pptx
MODUL 2.pptxMODUL 2.pptx
MODUL 2.pptx
 
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptxMateri TWK Geopolitik Indonesia.pptx
Materi TWK Geopolitik Indonesia.pptx
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantaraPendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
 
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantaraPendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
Pendidikan kewarganegaraan wawasan nusantara
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
Geopolitikfix2
Geopolitikfix2Geopolitikfix2
Geopolitikfix2
 
Makalah kuli ah
Makalah kuli ahMakalah kuli ah
Makalah kuli ah
 
Wawasan nusantara-bagian-2
Wawasan nusantara-bagian-2Wawasan nusantara-bagian-2
Wawasan nusantara-bagian-2
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 

More from Mira Veranita

Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxMira Veranita
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Mira Veranita
 
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja OrganisasiPeran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja OrganisasiMira Veranita
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanMira Veranita
 
Jenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya OrganisasiJenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya OrganisasiMira Veranita
 
Materi 5. Hak dan Kewajiban WN
Materi 5. Hak dan Kewajiban WNMateri 5. Hak dan Kewajiban WN
Materi 5. Hak dan Kewajiban WNMira Veranita
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfMira Veranita
 
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdfKARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdfMira Veranita
 
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)Mira Veranita
 
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdfMenciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdfMira Veranita
 
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023Mira Veranita
 
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA. KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA. Mira Veranita
 
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdfMenciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdfMira Veranita
 
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...Mira Veranita
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMira Veranita
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIMira Veranita
 
Materi 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas NasionalMateri 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas NasionalMira Veranita
 
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptxPertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptxMira Veranita
 

More from Mira Veranita (20)

Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja OrganisasiPeran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
 
TEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASITEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASI
 
Jenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya OrganisasiJenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya Organisasi
 
Materi 5. Hak dan Kewajiban WN
Materi 5. Hak dan Kewajiban WNMateri 5. Hak dan Kewajiban WN
Materi 5. Hak dan Kewajiban WN
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
 
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdfKARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
 
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
 
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdfMenciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
 
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
 
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA. KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
 
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdfMenciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
 
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Materi 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas NasionalMateri 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas Nasional
 
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptxPertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
 

Recently uploaded

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 

Wawasan Nusantara Sebagai Pandangan Kolektif

  • 1. Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan Indonesia dalam Konteks Pergaulan Dunia Oleh : Dr. Mira Veranita., M.Si Untuk disampaikan pada Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya (ARS University)
  • 2. Wawasan Nusantara wawasan nasional (national outlook) = Wawasan Nusantara cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa yang bersangkutan, yang sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara telah menjadi cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara, yang menjadi landasan visional Bangsa Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan melalui Deklarasi Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh dalam praktek kehidupan bernegara
  • 3. Pengertian Wawasan Nusantara 1 Hasnan Habib Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan hankam 2 Wan Usman Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam 3 Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1998 Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 4 Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999 Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional
  • 4. Pengertian Wawasan Nusantara Secara Etimologis “wawas” (bahasa Jawa) = pandangan. Sementara “nusantara” = yang artinya pulau dan antara = nation = bangsa. Secara Terminologis pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri. Ibaratkan diri anda sebagai individu. Ciri yang dimiliki suatu daerah dapat digunakan sebagai pandangan atau sebutan orang terhadap wilayah tersebut. Misal, daerah Pacitan yang banyak goa-goanya dikenal sebagai kota Seribu Goa, Bogor dikenal sebagai kota Hujan,
  • 5. rumusan Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998 “Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”
  • 7. Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Isi deklarasi tersebut sebagai berikut: "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian- bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal- kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik- titik ujung yang terluar pada pulaupulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur selekaslekasnya dengan Undang-Undang" Isi pokok deklarasi ini adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis teritorial yang baru ini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah. Laut di antara pulau bukan lagi sebagai pemisah, karena tidak lagi laut bebas, tetapi sebagai penghubung pulau.
  • 8. Sebelum keluarnya Deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama Ordonansi 1939, sebuah peraturan buatan pemerintah Hindia Belanda. Isi Ordonansi tersebut pada intinya adalah penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Dengan peraturan zaman Hindia Belanda tersebut, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Laut setelah garis 3 mil merupakan lautan bebas yang berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut. Laut dengan demikian menjadi pemisah pulau-pulau di Indonesia. Konvensi PBB ke-2 pada April 1960, tentang Hukum Laut Pemerintah Indonesia kemudian meresmikan isi Deklarasi Djuanda melalui Undang-Undang/Prp No.4/1960 pada Februari.
  • 9.
  • 10. Konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah adanya keputusan politik negara yakni dimasukkannya ke dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”. Menurut pasal tersebut, negara Indonesia dicirikan berdasar wilayahnya UUD NRI Pasal 25A UU No. 4 1960 tentang Perairan Indonesia Konferensi PBB 30 April 1982 menerima dokumen yang bernama “The United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS). Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut diakui asas Negara Kepulauan (Archipelago State). Indonesia diakui dan diterima sebagai kelompok negara kepulauan, Indonesia. Berdasar konvensi hukum laut tersebut, wilayah laut yang dimiliki Indonesia menjadi sangat luas, yakni mencapai 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas perairan ini belum termasuk landas kontinen (continent shelf) Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on The Law of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) Diajukan ke PBB Ditaritifikasi
  • 11.
  • 12. Latar Belakang Politis Wawasan Nusantara Secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. • Cita-cita nasional =mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur) • Tujuan nasional = melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. • Visi nasional = terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
  • 13. • Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 selanjutnya dijadikan konsepsi politik kenegaraan. • Rumusan wawasan nusantara dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai hasil ketetapan MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. • Setelah GBHN tidak berlaku disebabkan MPR tidak lagi diberi kewenangan menetapkan GBHN, konsepsi wawasan nusantara dimasukkan pada rumusan Pasal 25 A UUD NRI 1945 hasil Perubahan Keempat tahun 2002.
  • 14. Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia
  • 15. Geopolitik (Yunani) = geo (bumi) dan politik = kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) atau suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. • Secara tradisional = studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan politik”. • Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. • Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor–faktor geografi, strategi dan politik suatu negara. • Adapun dalam impelementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata, 2001). • Pandangannya tentang wilayah, letak dan geografi suatu negara akan mempengaruhi kebijakan atau politik negara yang bersangkutan.
  • 16. Secara umum geopolitik juga bisa diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh letak geografis suatu negara. Teori Geopolitik Teori Geopolitik Friedrich Ratzel, disebut Teori Ruang, menyebutkan bahwa: a) Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup), yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) cukup agar dapat tumbuh dengan subur melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan mati. b) Kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. c) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam di mana hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup. d) Apabila ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat diperluas dengan mengubah batas-batas negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau perang. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan bahwa negara dalam sudut pandang geopolitik adalah suatu organisme hidup. Teori Geopolitik Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan Pokok teori kedua ahli tersebut menganut "konsep kekuatan maritim" dan mencetuskan Wawasan Bahari, yaitu kekuatan di lautan. Teori Geopolitik William Mitchell, Albert Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederick Charles Fuller Keempat ahli geopolitik ini melahirkan teori Wawasan Dirgantara, yaitu kekuatan di udara. Teori Geopolitik Sir Halford Mackinder Pokok teori Mackinder menganut "konsep kekuatan darat" dan mencetuskan Wawasan Benua.
  • 17. Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi bangsa Indonesia guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Upaya memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu berkembang dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan di dunia maya
  • 18. Setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan, di mana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain: 1. Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508 pulau. 2. Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan / perairan 3. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km 4. Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang) 5. Terletak pada garis katulistiwa 6. Berada pada iklim tropis dengan dua musim 7. Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik 8. Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT 9. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni) 10. Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam
  • 19. Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu.
  • 20. Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni: 1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010) 2. Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011) 3. Memiliki keragaman ras 4. Memiliki keragaman agama 5. Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman suku bangsa