SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KATHARINA ELSEN FLORENTO TANDIBUNNA H061221009
HERFIADI RESKI ALVIANSYAH H061221011
FEBRIAN RINALDHY RUMA H061221012
NAUFAL ARYANSYAH ERLANGGA H061221013
Zulfikar H061221014
Nurhidayati Darwin H061221015
Lautan yang sangat luas oleh manusia sejak berabad-abad lamanya
hanya dipandang sebagai kawaasan perburuan untuk menangkap ikan dan
sebagai media lalu lintas belaka, namun pada akhir abad ke-20, kawasan laut
telah menjadi kawasan penjelajahan akhir di bumi sebagai upaya memanfaatkan
untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi,
peranan, dan potensi wilayah laut semakin berkembang. Kecendrungan ini
dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang dinamis yang
mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumberdaya nasional di darat.
Pengaruh lainnya adalah perkembangan teknologi maritime sendiri yang sangat
pesat sehingga memberikan kemudahan dalam pemanfaatan dan penegelolaan
sumberdaya laut.
Tujuan kami dalam presentasi kali ini yaitu untuk menjelaskan konsep
benua maritim dalam pembangunan
 Pengertian Benua Maritim
Indonesia
 Karakteristik Benua
Maritim Indonesia
 Dimensi Benua Maritim
Indonesia
 Batas-batas Yuridiksi
Wilayah Laut dan Udara
Indonesia
 Pembangunan Benua
Maritim Indonesia
 Keadaan dan Masalah
Maritim Indonesia
 Pembangunan Maritim
Indonesia Jangka Panjang
Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan
dengan hamparan pulau – pulau didalamnya, sebagai satu
kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya tertata
unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca keadaan airnya,
tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial budaya.
Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap
fungsi, peranan dan potensi wilayah laut semakin berkembang.
Kecenderungan ini di pengaruhi oleh perkembangan
pembangunan yang mengakibatkan semakin terbatasnya potensi
sumber daya nasional di darat. Pengaruh lainnya adalah
perkembangan teknologi maritim sendiri sangat pesat sehingga
memberikan kemudahan dalam pemanfaatan dan pengelolahan
sumberdaya laut.
BMI adalah suatu massa bumi yang keseluruhannya terdiri dari 17.508 pulau
beserta segenap air laut disekitarnya sampai sejauh 200 mil dari garis pangkalnya
BMI terbentang dari 92O BT sampai dengan 141O BT dan dari 7O20’LU sampai
dengan 14O LS merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari:
1. 5.707 pulau yang telah bernama dan 11.801 pulau yang belum bernama.
2. Luas perairan 3,1 juta km2, dan luas perairan ZEE 2,7 juta km2.
3. Panjang seluruh garis pantai 80.791 km, panjang garis dasar 14.698 km
(7.945 mil).
BMI mempunyai kempleksitas dalam karakteristik cuaca dan iklim, keadaan
perairan laut, serta tatanan kerak bumi yang menyebabkan perbedaan potensi
sumberdaya alam hayati dan nonhayati dengan massa (benua) lainnya.
Bagian dalam kawasan barat BMI tersusun oleh pulau-pulau
utama Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang merupakan sistem Paparan
Sunda dengan kedalaman dasar laut sampai sekitar 200 m. kearah Timur
tertletak di Selat Makassar, Laut Bali, Laut Flores yang merupakan zona
transisi antara sistem Paparan Sunda dengan system Laut Banda. Di ujung
bagian Timur BMI ditempati oleh sistem laut Banda yang merupakan laut
dalam dengan kedalaman dasar laut antara 1000-6000 m yang dikelilingi
oleh pulau Sulawesi bagian barat gugusasn kepulauan Sula dan Seram di
Utara, rangkaian gunung api di selatan dan timur. Di bagian Selatan
ditandai dengan kepulauaan gunung api aktif NTB-NTT yang relative kecil.
Bagian luar BMI sebagian besar membentuk tepi benua
konvergen aktif terdiri dari Samudera Hindia (selatan-barat) dan
Samudera Pasifik (timur-laut). Laut Sulawesi (utara) Laut Cina Selatan
(barat-laut). Bagian tenggara umumnya terususun oleh sistem Paparan
Sahul dan massa daratan Papua yang menghubungkan tepi Benua
Australia.
Berdasarkan tatanan geologi dan teknologinya sistem BMI dapat dibedakan
menjadi dua kawasan yaitu:
1. Kawasan barat BMI
Memanjang dari pantai barat Sumatera sampai pantai timur Kalimantan
Timur, berciri sistem Samudera Hindia (bagian luar BMI), memanjang dari bagian
barat Sumatera sampai ke selatan Sumba, serta sistem laut Jawa yang merupakan
sistem perairan Sunda (lempeng Banua Eurasia) pada sebagian besar perairan
Indonesia pada bagian dalam BMI.
2. Kawasan timur BMI
Memanjang dari bagian timur kawasan Timur BMI sampai pada batas
paling timur dari wilayah yuridiksi Indonesia. Pada bagian luarnya ditempati oleh
tepi Benua Australia (Laut Timor dan Laut Arafura) di bagian Selatan. Laut
Karolina dan Samudera Pasifik dibagian Timur dan laut Sulawesi di bagian Utara,
sedangkan bagian dalam ditempati oleh laut Flores di bagian Barat, Laut Banda di
bagian Timur dan Laut Maluku di bagian paling Utara.
1. Dimensi Kewilayahan
Dilihat dari kehidupan umat manusia BMI dan bumi adalah satu
kesatuan yang utuh. Karakteristik BMI, ditinjau dari seg konfigurasi geogarfisnya
merupakan wilayah perariran yang ditaburi ulau besar dan kecil. Wilayah daratan
dan perairan Indonesia yamg membentang di cakrawala khatulistia memiliki
bentangan terpanjang diantara negara-negara di dunia, menempati posisi silang
antar benua Asia dan Australia, serta berada di antara dua Samudera yaitu
Samudera Hindia dan Pasifik. Sebaian besar wilayah Indonesia merupakan tepi
beau aktif sebagai perwujudan adanya interaksi antara tiga lempeng litosfera
seperti yang dijelaskan diatas.
Dilihat dari kondisi dan konstalasi geografi dan geologi wilayah daratn
dan perairannya, BMI merupakan lokasi yang tepat untuk pembangunan
pendayagunaan. Karena dilihat dari letaknya yang sangat strategis serta
konfigurasi perairannya yang ditaburi dengan ribuan pulau besar dan kecil dan
serta hutan tropis yang luas,, maka wilayah BMI merupakan satu lokasi yang
mempengaruhi iklim global, termassuk pemanasan global (global warming).
2. Dimensi Kehidupan Nasional
BMI sebagai aktualisasi wawasan nusantara dalam dimensi kehidupan nasional
mencakup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan
bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang-orang
dalm satu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan kepada pihak
lainnya saling mempunyai kewajiban berbangsa adalah kehidupan yang berkaitan dengan
penyaluran aspirasi dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai
luhur bangsa. Pemerintah negara sesuai dengan tugasnya mempunyai kwenaangan untuk
mengatur seluruh warga negara dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu, kehidupan
bernegara merupakan kehidupan yang iddasari oleh keharusan atau kesadaran untuk
menaati secara konsekuen aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara.
Pendayagunaan BMI merupakan wahana untuk menampung, menyalurkan,
memproses dan mengaktualisaasikan tuntutan aspirasi seluruh bangsa Indonesia.
Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa, selain diarahkan pada
pencapaian tujuan dan perwujudan cita-cita bersama, juga di arahkan untuk makin
memperkuat pendayagunaan BMI dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan
serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
1. Wilayah Laut
Sesuai dengan konveksi hokum laut 1982, Indonesia memiliki rejim laut
yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan dalam kaitannya
dengan pegelolaan sumberdaya kelautan, baik bagi Indonesia sendiri Mupun
dengan negara tetangga.
Jenis wilayah yang lain bagi sebuah negara kepulauan meliputi wilayah laut
dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang terkandung serta memiliki
kewenangan unutn mengatur hal-hal tertentu yang mencakup:
a. Zona Tambahan
b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
c. Landas Kontinen
d. Laut Lepas
2. Wilayah Udara
Seperti halnya wilayah laut, wilayah udara Indonesia memilik ruang dirgantaranya
yang luas, apalagi berada di bawah khatulistiwa yang memilik jalur Geostationary Orbit
(GSO) dan batas ruang udara dan ruang antariksa ditetapkan 100/110 km.
Tentang batas wilayah udara suatu negara yang menyangkut pula kedaulatan
udaranya hingga saat ini masih belum ada kesepakatan.
Wilayah udara Indonesia merupakan sumberdaya alam terbatas yang
domanfaatkan untuk kepentingan manusia pada umumnya dan kepentingan bangsa
Indonesia sendiri pada khususnya. Terutama bahwa Indonesia adalah negara khatulistiwa,
dengan demikian wilayah ruang aangkasa Indonesia memiliki GSO untuk meletakkan satelit
komunikasi agar satelit tersebut berada pada posisi tetap di ruang angkasa terhadpa bumi.
Berdasarkan deklarasi Bogota pada tahun1976 telah diidentifikasi panjang garis
khatulistiwa Indonesia adalah 6.110 km, GSO Indonesia 9.997 km atau 12,5% keliling GSO.
Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah
pembangunan nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur
maritim dan dirgantara. Pengertian ini lahir Tahun 1966 setelah
dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara oleh Presiden Republik
Indonesia. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah bagian
Integral dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan
pemanfaatan lautan Indonesia untuk mencapai cita – cita nasional.
Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan,
lautan dan dirgantara, serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu
konsep pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud
aktualisasi Wawasan Nusantara yang telah menjadi cara pandang bangsa
Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.
Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan
bahwa:
1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor
utama yang harus dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita
nasional.
2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.
Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan maritime
kita menghadapai empat kendala utama, berikut :
1. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah.
2. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritime belum
siap.
3. Peraturan dan perundangan belum mendukung.
4. Kelembagaan yang juga belum mendukung.
Pembangunan Maritim Indonesia harus dapat menggali potensi
maritim untuk membulatkan akselarasi pembangunan nasional yang
diselenggarakan. Kenyataanya selama ini potensi maritim belum
mendapatkan prioritas penangan secara proporsional sehingga berbagai
kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama yang
menyangkut upaya memelihara langkah dan keterpaduan pembangunan.
Pembanguunan maritim memerlukan sistem pengelolaan
terpadu, yaitu sistem pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan.
Dalam pengelolaan ini berbagai masalah akan muncul, berbagai konflik
akan terjadi yang disebabkan oleh adanya degradasi mutu dan fungsi
lingkungan hidup yang antara lain disebabkan karena musnahnya hutan
bakau, rusaknya terumbu karang, abrsi pantai, intrusi air laut,
pencemaran lingkungan pesisir dan laut serta perubahan iklim global.
Berbagai masalah tersebut berakar dari :
1. Masing–masing pelaku pembangunan dalam menyusun
perencanaanya sangat terikat pada sektornya sendiri
tanpa adanya sistem koordinasi baku lintas sektor.
2. Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di
pusat maupun di daerah yang memepunyai wewenang
penentu dalam pembangunan maritim secara utuh.
3. Belum lengkapnya peraturan perundang–undangan
yang mengatur kewenangan pengelolaan sumberdaya
maritime.
4. Belum lengkapnya tata ruang yang mencakup wilayah
pesisir laut dan laut nasional yang dapat dijadikan
sebagai induk perencanaan bagi daerah.
Untuk dapat menjamin efektifitas pembangunan maritime berbagai masalah tersebut
harus dapat diatasi secara tuntas, paling tidak yang terkait dengan :
1. Penataan perundang – undangan dalam pengelolaan pembangunan maritim yang
bersifat lintas sektoral
2. Pembentukan wadah untuk penyusunan dan penerapan mekanisme perencanaan
dan pengawasan terpadu, pengelolaan yang dikoordinasikan serta pengendalian yang
sinkron
3. Penciptaan dan peningkatan sumberdaya maritim yang handal dan professional
4. Penataan perundang – undangan disertai upaya penegakan peraturan hukum yang
konsisten
5. Penetapan tata ruang maritim diserta pola pengelolaan, pemanfatan dan pendaya
gunaanya
6. Sistem pengumpulan dan pengolahan informasi maritime yang dapat diakses secara
luas
7. Memperbesar kemampuan pengadaan sumber dana yang dapat diserap dalam upaya
pembangunan maritime dengan kemudahnnya
8. Pembentukan wadah untuk menyuburkan upaya penelitian dan pengembangan
maritime untuk dapat mempermudah penerapan ilmu dan teknologi kelautan,
utamanya bagi nelayan tradisional.
Berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut wilayah nusantara untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi dan kedudukan laut berikut :
1. Lautan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pemanfaatn laut terutama sebagai
sumber pangan belum optimal.
2. Lautan dan dasar laut sebagai sumber bahan dasar sumber energy.
3. Lautan sebagai medan kegiatan industri
4. Laut sebagai tempat bermukim dan bermain.
5. Laut sebagai badan Hankanmas
6. Laut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif di Indonesia.
terdapat lima elemen utama yang keadaan dan masalah masing – masing adalah sebagai berikut :
1. Perikanan
2. Perhubungan laut
3. Industri maritim
4. Pertambangan dan energi
5. Pariwisata bahari
Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya adalah bagian
integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih memanfaatkan unsur maritim.
Sedangkan sasaran pembangunan Maritim Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi
maritim menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan nasional
yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
Dalam PJP II Pembangunan Maritim Indoneisa dilakukan secara bertahap, dengan waktu
yang masih tersisa 4 pelita (20 tahun) pertahapannya dilakukan sebagai berikut :
1. Pelita VII penekanan dilakukan pada perikanan dan pariwisata bahari dengan tanpa
mengesampingkan pengembangan sumberdaya manusia dan iptek maritim yang
sesuai
2. Pelita VIII penekanan diletakkan pada perikanan, perhubungan laut dan pariwisata
bahari sering dengan pengembangan Iptek dan SDM yang diperlukan.
3. Pelita IX penekanannya diletakkan pada perhubungan laut, pariwisata bahari seiring
dengan peningkatan iptek dan SDM
4. Pelita X penekanan diletakkan pada pertambangan dan energy seiring dengan
pengembangan SDM dan iptek yang diperlukan
Khusus dalam pelita VII, kelima elemen pembangunan Maritim
Indonesia diarahkan pada :
1. Perikanan
2. Saran dan prasarana perikanan yang antara lain terdiri dari
pelabuhan pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan terus
ditingkatkan
3. Perhubungan laut
4. Industri maritim
5. Pertambangan dan Energi
6. Pariwisata bahari
7. Sejalan dengan sasaran pembangunan maritime maka dapat
diproyeksikan kebutuhan akan SDM dan iptek yang sesuai.
Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan dengan
hamparan pulau – pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah
antara darat, laut dan udara di atasnya tertata unik dengan sudut
pandang iklim dan cuaca keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman
biota serta tatanan sosial budaya. BMI mempunyai kempleksitas dalam
karakteristik cuaca dan iklim, keadaan perairan laut, serta tatanan kerak
bumi yang menyebabkan perbedaan potensi sumberdaya alam hayati dan
nonhayati dengan massa (benua) lainnya.
Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya
adalah bagian integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih
memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan sasaran pembangunan Maritim
Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia
yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim
menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan
nasional yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945.

More Related Content

Similar to WSBM KELOMPOK 2.pptx

PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdfPPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
azizainul
 
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptxindonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
DugDugCes
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
andhika perceka
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Ismail Ahmad
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
Rahmi kamaruddin
 
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Al Amin
 

Similar to WSBM KELOMPOK 2.pptx (20)

Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
Suka baca geografi
Suka baca geografiSuka baca geografi
Suka baca geografi
 
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaPosisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
 
Geopolitik
GeopolitikGeopolitik
Geopolitik
 
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdfPPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
PPT PERTEMUAN 1 KEADAAN WILAYAH INDONESIA.pdf
 
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptxPPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
 
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraanWawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
Wawasan nusantara pendidikan kewarganegaraan
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMAN
 
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptxindonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
indonesia sebagai poros maritim-dikonversi-dikonversi.pptx
 
Perubahan teritorial
Perubahan teritorialPerubahan teritorial
Perubahan teritorial
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
 
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 aTugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
Tugas kewarganegaraan geopolitik dan geostrategi prodi d iii 1 a
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Perkembangan wilayah indonesia
Perkembangan wilayah indonesiaPerkembangan wilayah indonesia
Perkembangan wilayah indonesia
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
Menjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkriMenjelajah wilayah nkri
Menjelajah wilayah nkri
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptx
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
 
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
 
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdfIndonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Wisnu Sinartejo.pdf
 

Recently uploaded (7)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 

WSBM KELOMPOK 2.pptx

  • 1.
  • 2. KATHARINA ELSEN FLORENTO TANDIBUNNA H061221009 HERFIADI RESKI ALVIANSYAH H061221011 FEBRIAN RINALDHY RUMA H061221012 NAUFAL ARYANSYAH ERLANGGA H061221013 Zulfikar H061221014 Nurhidayati Darwin H061221015
  • 3. Lautan yang sangat luas oleh manusia sejak berabad-abad lamanya hanya dipandang sebagai kawaasan perburuan untuk menangkap ikan dan sebagai media lalu lintas belaka, namun pada akhir abad ke-20, kawasan laut telah menjadi kawasan penjelajahan akhir di bumi sebagai upaya memanfaatkan untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi, peranan, dan potensi wilayah laut semakin berkembang. Kecendrungan ini dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang dinamis yang mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumberdaya nasional di darat. Pengaruh lainnya adalah perkembangan teknologi maritime sendiri yang sangat pesat sehingga memberikan kemudahan dalam pemanfaatan dan penegelolaan sumberdaya laut. Tujuan kami dalam presentasi kali ini yaitu untuk menjelaskan konsep benua maritim dalam pembangunan
  • 4.  Pengertian Benua Maritim Indonesia  Karakteristik Benua Maritim Indonesia  Dimensi Benua Maritim Indonesia  Batas-batas Yuridiksi Wilayah Laut dan Udara Indonesia  Pembangunan Benua Maritim Indonesia  Keadaan dan Masalah Maritim Indonesia  Pembangunan Maritim Indonesia Jangka Panjang
  • 5. Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan dengan hamparan pulau – pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial budaya. Dalam era globalisasi, perhatian bangsa Indonesia terhadap fungsi, peranan dan potensi wilayah laut semakin berkembang. Kecenderungan ini di pengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang mengakibatkan semakin terbatasnya potensi sumber daya nasional di darat. Pengaruh lainnya adalah perkembangan teknologi maritim sendiri sangat pesat sehingga memberikan kemudahan dalam pemanfaatan dan pengelolahan sumberdaya laut.
  • 6. BMI adalah suatu massa bumi yang keseluruhannya terdiri dari 17.508 pulau beserta segenap air laut disekitarnya sampai sejauh 200 mil dari garis pangkalnya BMI terbentang dari 92O BT sampai dengan 141O BT dan dari 7O20’LU sampai dengan 14O LS merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari: 1. 5.707 pulau yang telah bernama dan 11.801 pulau yang belum bernama. 2. Luas perairan 3,1 juta km2, dan luas perairan ZEE 2,7 juta km2. 3. Panjang seluruh garis pantai 80.791 km, panjang garis dasar 14.698 km (7.945 mil). BMI mempunyai kempleksitas dalam karakteristik cuaca dan iklim, keadaan perairan laut, serta tatanan kerak bumi yang menyebabkan perbedaan potensi sumberdaya alam hayati dan nonhayati dengan massa (benua) lainnya.
  • 7. Bagian dalam kawasan barat BMI tersusun oleh pulau-pulau utama Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang merupakan sistem Paparan Sunda dengan kedalaman dasar laut sampai sekitar 200 m. kearah Timur tertletak di Selat Makassar, Laut Bali, Laut Flores yang merupakan zona transisi antara sistem Paparan Sunda dengan system Laut Banda. Di ujung bagian Timur BMI ditempati oleh sistem laut Banda yang merupakan laut dalam dengan kedalaman dasar laut antara 1000-6000 m yang dikelilingi oleh pulau Sulawesi bagian barat gugusasn kepulauan Sula dan Seram di Utara, rangkaian gunung api di selatan dan timur. Di bagian Selatan ditandai dengan kepulauaan gunung api aktif NTB-NTT yang relative kecil. Bagian luar BMI sebagian besar membentuk tepi benua konvergen aktif terdiri dari Samudera Hindia (selatan-barat) dan Samudera Pasifik (timur-laut). Laut Sulawesi (utara) Laut Cina Selatan (barat-laut). Bagian tenggara umumnya terususun oleh sistem Paparan Sahul dan massa daratan Papua yang menghubungkan tepi Benua Australia.
  • 8. Berdasarkan tatanan geologi dan teknologinya sistem BMI dapat dibedakan menjadi dua kawasan yaitu: 1. Kawasan barat BMI Memanjang dari pantai barat Sumatera sampai pantai timur Kalimantan Timur, berciri sistem Samudera Hindia (bagian luar BMI), memanjang dari bagian barat Sumatera sampai ke selatan Sumba, serta sistem laut Jawa yang merupakan sistem perairan Sunda (lempeng Banua Eurasia) pada sebagian besar perairan Indonesia pada bagian dalam BMI. 2. Kawasan timur BMI Memanjang dari bagian timur kawasan Timur BMI sampai pada batas paling timur dari wilayah yuridiksi Indonesia. Pada bagian luarnya ditempati oleh tepi Benua Australia (Laut Timor dan Laut Arafura) di bagian Selatan. Laut Karolina dan Samudera Pasifik dibagian Timur dan laut Sulawesi di bagian Utara, sedangkan bagian dalam ditempati oleh laut Flores di bagian Barat, Laut Banda di bagian Timur dan Laut Maluku di bagian paling Utara.
  • 9. 1. Dimensi Kewilayahan Dilihat dari kehidupan umat manusia BMI dan bumi adalah satu kesatuan yang utuh. Karakteristik BMI, ditinjau dari seg konfigurasi geogarfisnya merupakan wilayah perariran yang ditaburi ulau besar dan kecil. Wilayah daratan dan perairan Indonesia yamg membentang di cakrawala khatulistia memiliki bentangan terpanjang diantara negara-negara di dunia, menempati posisi silang antar benua Asia dan Australia, serta berada di antara dua Samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Sebaian besar wilayah Indonesia merupakan tepi beau aktif sebagai perwujudan adanya interaksi antara tiga lempeng litosfera seperti yang dijelaskan diatas. Dilihat dari kondisi dan konstalasi geografi dan geologi wilayah daratn dan perairannya, BMI merupakan lokasi yang tepat untuk pembangunan pendayagunaan. Karena dilihat dari letaknya yang sangat strategis serta konfigurasi perairannya yang ditaburi dengan ribuan pulau besar dan kecil dan serta hutan tropis yang luas,, maka wilayah BMI merupakan satu lokasi yang mempengaruhi iklim global, termassuk pemanasan global (global warming).
  • 10. 2. Dimensi Kehidupan Nasional BMI sebagai aktualisasi wawasan nusantara dalam dimensi kehidupan nasional mencakup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang saling berinteraksi antara orang-orang dalm satu kelompok, dimana setiap orang atau pihak yang berkepentingan kepada pihak lainnya saling mempunyai kewajiban berbangsa adalah kehidupan yang berkaitan dengan penyaluran aspirasi dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa. Pemerintah negara sesuai dengan tugasnya mempunyai kwenaangan untuk mengatur seluruh warga negara dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu, kehidupan bernegara merupakan kehidupan yang iddasari oleh keharusan atau kesadaran untuk menaati secara konsekuen aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara. Pendayagunaan BMI merupakan wahana untuk menampung, menyalurkan, memproses dan mengaktualisaasikan tuntutan aspirasi seluruh bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa, selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita-cita bersama, juga di arahkan untuk makin memperkuat pendayagunaan BMI dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.
  • 11. 1. Wilayah Laut Sesuai dengan konveksi hokum laut 1982, Indonesia memiliki rejim laut yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan dalam kaitannya dengan pegelolaan sumberdaya kelautan, baik bagi Indonesia sendiri Mupun dengan negara tetangga. Jenis wilayah yang lain bagi sebuah negara kepulauan meliputi wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang terkandung serta memiliki kewenangan unutn mengatur hal-hal tertentu yang mencakup: a. Zona Tambahan b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) c. Landas Kontinen d. Laut Lepas
  • 12. 2. Wilayah Udara Seperti halnya wilayah laut, wilayah udara Indonesia memilik ruang dirgantaranya yang luas, apalagi berada di bawah khatulistiwa yang memilik jalur Geostationary Orbit (GSO) dan batas ruang udara dan ruang antariksa ditetapkan 100/110 km. Tentang batas wilayah udara suatu negara yang menyangkut pula kedaulatan udaranya hingga saat ini masih belum ada kesepakatan. Wilayah udara Indonesia merupakan sumberdaya alam terbatas yang domanfaatkan untuk kepentingan manusia pada umumnya dan kepentingan bangsa Indonesia sendiri pada khususnya. Terutama bahwa Indonesia adalah negara khatulistiwa, dengan demikian wilayah ruang aangkasa Indonesia memiliki GSO untuk meletakkan satelit komunikasi agar satelit tersebut berada pada posisi tetap di ruang angkasa terhadpa bumi. Berdasarkan deklarasi Bogota pada tahun1976 telah diidentifikasi panjang garis khatulistiwa Indonesia adalah 6.110 km, GSO Indonesia 9.997 km atau 12,5% keliling GSO.
  • 13. Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur maritim dan dirgantara. Pengertian ini lahir Tahun 1966 setelah dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara oleh Presiden Republik Indonesia. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah bagian Integral dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan pemanfaatan lautan Indonesia untuk mencapai cita – cita nasional. Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan, lautan dan dirgantara, serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu konsep pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud aktualisasi Wawasan Nusantara yang telah menjadi cara pandang bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.
  • 14. Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan bahwa: 1. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang harus dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita nasional. 2. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral. Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan maritime kita menghadapai empat kendala utama, berikut : 1. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah. 2. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritime belum siap. 3. Peraturan dan perundangan belum mendukung. 4. Kelembagaan yang juga belum mendukung.
  • 15. Pembangunan Maritim Indonesia harus dapat menggali potensi maritim untuk membulatkan akselarasi pembangunan nasional yang diselenggarakan. Kenyataanya selama ini potensi maritim belum mendapatkan prioritas penangan secara proporsional sehingga berbagai kendala tak pernah dapat diatasi secara tuntas, terutama yang menyangkut upaya memelihara langkah dan keterpaduan pembangunan. Pembanguunan maritim memerlukan sistem pengelolaan terpadu, yaitu sistem pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan. Dalam pengelolaan ini berbagai masalah akan muncul, berbagai konflik akan terjadi yang disebabkan oleh adanya degradasi mutu dan fungsi lingkungan hidup yang antara lain disebabkan karena musnahnya hutan bakau, rusaknya terumbu karang, abrsi pantai, intrusi air laut, pencemaran lingkungan pesisir dan laut serta perubahan iklim global.
  • 16. Berbagai masalah tersebut berakar dari : 1. Masing–masing pelaku pembangunan dalam menyusun perencanaanya sangat terikat pada sektornya sendiri tanpa adanya sistem koordinasi baku lintas sektor. 2. Belum adanya lembaga yang berwenang penuh baik di pusat maupun di daerah yang memepunyai wewenang penentu dalam pembangunan maritim secara utuh. 3. Belum lengkapnya peraturan perundang–undangan yang mengatur kewenangan pengelolaan sumberdaya maritime. 4. Belum lengkapnya tata ruang yang mencakup wilayah pesisir laut dan laut nasional yang dapat dijadikan sebagai induk perencanaan bagi daerah.
  • 17. Untuk dapat menjamin efektifitas pembangunan maritime berbagai masalah tersebut harus dapat diatasi secara tuntas, paling tidak yang terkait dengan : 1. Penataan perundang – undangan dalam pengelolaan pembangunan maritim yang bersifat lintas sektoral 2. Pembentukan wadah untuk penyusunan dan penerapan mekanisme perencanaan dan pengawasan terpadu, pengelolaan yang dikoordinasikan serta pengendalian yang sinkron 3. Penciptaan dan peningkatan sumberdaya maritim yang handal dan professional 4. Penataan perundang – undangan disertai upaya penegakan peraturan hukum yang konsisten 5. Penetapan tata ruang maritim diserta pola pengelolaan, pemanfatan dan pendaya gunaanya 6. Sistem pengumpulan dan pengolahan informasi maritime yang dapat diakses secara luas 7. Memperbesar kemampuan pengadaan sumber dana yang dapat diserap dalam upaya pembangunan maritime dengan kemudahnnya 8. Pembentukan wadah untuk menyuburkan upaya penelitian dan pengembangan maritime untuk dapat mempermudah penerapan ilmu dan teknologi kelautan, utamanya bagi nelayan tradisional.
  • 18. Berbagai kendala umum yang muncul dalam rangka pemanfaatan laut wilayah nusantara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, terkait dengan fungsi dan kedudukan laut berikut : 1. Lautan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dasar manusia, pemanfaatn laut terutama sebagai sumber pangan belum optimal. 2. Lautan dan dasar laut sebagai sumber bahan dasar sumber energy. 3. Lautan sebagai medan kegiatan industri 4. Laut sebagai tempat bermukim dan bermain. 5. Laut sebagai badan Hankanmas 6. Laut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif di Indonesia. terdapat lima elemen utama yang keadaan dan masalah masing – masing adalah sebagai berikut : 1. Perikanan 2. Perhubungan laut 3. Industri maritim 4. Pertambangan dan energi 5. Pariwisata bahari
  • 19. Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya adalah bagian integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan sasaran pembangunan Maritim Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Dalam PJP II Pembangunan Maritim Indoneisa dilakukan secara bertahap, dengan waktu yang masih tersisa 4 pelita (20 tahun) pertahapannya dilakukan sebagai berikut : 1. Pelita VII penekanan dilakukan pada perikanan dan pariwisata bahari dengan tanpa mengesampingkan pengembangan sumberdaya manusia dan iptek maritim yang sesuai 2. Pelita VIII penekanan diletakkan pada perikanan, perhubungan laut dan pariwisata bahari sering dengan pengembangan Iptek dan SDM yang diperlukan. 3. Pelita IX penekanannya diletakkan pada perhubungan laut, pariwisata bahari seiring dengan peningkatan iptek dan SDM 4. Pelita X penekanan diletakkan pada pertambangan dan energy seiring dengan pengembangan SDM dan iptek yang diperlukan
  • 20. Khusus dalam pelita VII, kelima elemen pembangunan Maritim Indonesia diarahkan pada : 1. Perikanan 2. Saran dan prasarana perikanan yang antara lain terdiri dari pelabuhan pendaratan ikan, tempat pelelangan ikan terus ditingkatkan 3. Perhubungan laut 4. Industri maritim 5. Pertambangan dan Energi 6. Pariwisata bahari 7. Sejalan dengan sasaran pembangunan maritime maka dapat diproyeksikan kebutuhan akan SDM dan iptek yang sesuai.
  • 21. Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah perairan dengan hamparan pulau – pulau didalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara di atasnya tertata unik dengan sudut pandang iklim dan cuaca keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial budaya. BMI mempunyai kempleksitas dalam karakteristik cuaca dan iklim, keadaan perairan laut, serta tatanan kerak bumi yang menyebabkan perbedaan potensi sumberdaya alam hayati dan nonhayati dengan massa (benua) lainnya. Tujuan pembangunan maritim Indonesia pada hakekeatnya adalah bagian integral dari tujuan pembangunan nasional dengan lebih memanfaatkan unsur maritim. Sedangkan sasaran pembangunan Maritim Indonesia adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang mandiri serta mamapu mentransformasikan potensi maritim menjadi kekuatan maritim nasional melalui serangkaian pembangunan nasional yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.