1. Modul ke:
Fakultas
Program Studi
Modul ke:
Fakultas
Program Studi
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
AGAMA ISLAM
Tim MKCU Pendidikan Agama Islam
02
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
2. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
AGAMA
ISLAM
Pengertian
Sumber
Ajaran Islam
Konsep diri
manusia
Karakteristik
PETA KONSEP
3. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Agama Islam secara etimologis terdiri dari agama dan
Islam. Agama yang berasal dari bahasa sansekerta yang
artinya “tidak kacau”. Berasal dari dua akar suku kata, yaitu
a: “tidak” dan gama: “kacau”. Ini mengandung pengertian,
bahwa “agama adalah suatu peraturan yang mengatur
kehidupan manusia agar tidak kacau. (Faisal Ismail, 1997,
28)
Adapun Islam artinya selamat, menyerah. Dari asal kata itu
mempunyai arti, memelihara, selamat, sentosa yang berarti
menyerahkan dalam keadaan selamat dan sentosa. Juga
berarti menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.
PENGERTIAN AGAMA ISLAM
4. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Kata ASLAMA menjadi pokok kata ISLAM Sebagaimana disebut
di dalam Al-Qur`an
• QS. ALI IMRAN/3: 19
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah
Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya.”
• QS. ALI IMRAN/3: 85
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
5. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
• QS. AL-BAQARAH/2: 136
“Katakanlah (hai orang-orang Mukmin): "Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan
apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub,
dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa
dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabinabi dari
Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
6. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1. Harun Nasution, Islam adalah agama yang ajaran-
ajaranya diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Manusia
melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul.
2. Maulana Muhammad Ali, Islam adalah agama
perdamaian dan dua ajaran pokoknya yaitu ke-Esaan
Allah dan kesatuan atau persaudaran umat manusia.
3. Zakky Mubarak, Islam adalah peraturan Allah yang
diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai
petunjuk bagi umat manusia agar mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Agama Islam
disyariaatkan Allah Swt. kepada para Nabi dan Rasul-
Nya berdasarkan pada satu ajaran dasar, yaitu
monoteisme murni (Tauhid), dan satu tujuan, yaitu
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat
(hasanah fi al-dunya wal karimah).
Agama Islam menurut Sarjana Islam:
7. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Agama Islam adalah satu-satunya agama yang diakui
dan diterima oleh Allah Swt. Allah Swt tidak akan
menerima agama selainnya, dari siapapun, dimanapun
dan sampai kapanpun juga. Firman Allah Swt dalam
QS.Ali-Imran/3: 19 :
َّ
نِإ
َّ
ينِٱلد
َّ
ندِع
َّ
ِٱّلل
َّ
مَٰلإسِ إ
ٱۡل
َِّ
١٩
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam.
8. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Islam mempunyai konsep
keseimbangan (tawazun)
dalam segala hal. Ia tidak
melupakan dunia untuk
meraih akherat dan tidak
melupakan akherat untuk
meraih dunia. Islam
memandang kehidupan
manusia sebagai unit
integral yang mencakup
berbagai hal. Islam adalah
syari’at individu, keluarga,
masyarakat, Negara dan
dunia. (QS. Al-Qashash/28:
77)
9. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
َّ
ْبَِّهللاَِّدْبَّعِنمْحَّالرِدْبَّعْيِبَّأْنع
َِّباطَّالخِْنبَّرمَّعِن
َّ
الاَّقمهْنَّعَّهللاي ِ
ضر
:
َّ
ِبَّالنتْعِمس
َّ
ِهْيلَّعىَّهللالَّصي
َّ
ل ْوقَّيملسو
( :
َّ
لَّعمالْسَِّاۡليِنب
َّ
سْمىَّخ
:
َّ
لِإََّّالْنَّأِةادهش
َّه
َّ
َّو،ِهللاَّل ْوسًاَّردمحَّمنأَّوَّهللاالِإ
َِّاءْتيِإَّو،ِةالَّالصِامقِإ
َّ
ضمَّرِم ْوصَّو،ِتْيَّالبِجحَّو،ِةاكالز
َّ
ان
)
َّ
مِلْسمَّوُّي ِ
ارخبَّْالاهور
“Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Ali Khattab
radhiyallahu ʼanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda Islam dibangun di atas lima perkara: Bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa nabi
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat ,
menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan”
(HR. Bukhari dan Muslim)
10. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1) Dimensi Aqidah (Ideologi)
Dimensi aqidah mengungkap
masalah keyakinan manusia
terhadap rukun iman. Iman
kepada Allah, Malaikat, kitab-
kitab, hari pembalasan, qadha
dan qadar) inti dimensi ini
adalah menegaskan keesaan
(tauhid) dan ketakwaan
kepada Allah.
Religiusitas Agama Islam
11. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
2) Dimensi Ibadah (Ritual)
Dimesi Ibadah berkaitan
dengan frekuensi ,
intensitas, dan pelaksanaan
ibadah. Seorang muslim
yang berkualitas adalah yang
pandai memanfaatkan
waktunya untuk melakukan
ritual ketaatan seperti, salat,
banyak berzikir, berdoa, rajin
berpuasa, berzakat dan lain
sebagainya.
12. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
3) Dimensi Amal (Pengamalan)
Dimensi amal ini berkaitan
dengan perbuatan seseorang
terhadap nilai-nilai ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari dan
berlandaskan pada etika dan
spiritualitas agama. Dimensi ini
menyangkut hubungan manusia
yang satu dengan manusia yang
lain dan hubungan manusia
dengan lingkungan alam sekitar.
13. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
4) Dimensi Ihsan
(Penghayatan)
Dimensi ihsan ini berkaitan
dengan sejauh mana hubungan
manusia dengan Tuhannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang akan merasa senang
saat bersanding dengan
Tuhannya dan merasa gelisah
saat ditinggal olehnya.
14. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
5) Dimensi Ilmu (Pengetahuan)
Dimensi ini berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman
seseorang terhadap ajaran
agamanya. Dimensi ilmu ini
mencakup empat bidang, yaitu:
Aqidah, ibadah, akhlak sera
pengetahuan Al-Qur`an dan Al-
Hadits.
15. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Dalam Perspektif teologi
Islam, kerukununan hidup
antaragama berkaitan erat
dengan doktrin Islam. Agama
Islam pembawa misi
perdamaian dan keselarasan
hidup antarsesama. Menurut
terminologi Al-Quran, misi itu
adalah rahmatan lil-`alamin
(rahmat dan kedamaian bagi
semesta).
Islam Agama Dialogis
16. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1. Islam pada esensinya
memandang manusia dan
kemanusiaan secara
sangat positif dan optimis.
Dalam pandangan Islam,
perbedaan bukanlah warna
kulit dan bangsa, tetapi
hanyalah bergantung pada
tingkat ketakwaan masing-
masing.
Prinsip-prinsip kemanusiaan dalam Islam
17. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
2. Dalam perspektif Islam,
manusia dilahirkan dalam
keadaan suci (fitrah).
Dengan fitrahnya
manusia dianugrahi
kemampuan dan
kecenderungan bawaan
untuk mencari,
mempertimbangkan dan
memahami kebenaran
yang pada gilirannya
akan membuatnya
mampu mengakui Tuhan
sebagai sumber
kebenaran tersebut.
18. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
(Robba`i) sepenuhnya
bersumber dari Rabb
2.(Syaamil) Komprehensif
(Kaamil) Sempurna
(`Aalamy) Universal
5.(tawaazun) Berkeseimbangan
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
19. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1. Al-Qur`an
Al-Qur’an kedudukannya sebagai
sumber hukum Islam Sebagian besar
bersifat umum, walaupun demikian juga
sudah ada yang bersifat mendetail.
Secara garis besar penjelasan hukum
oleh Al-Qur’an terdiri dari tiga cara,
yaitu ijmali, tafshili, dan isyarah.
SUMBER AJARAN ISLAM
Kesepakatan ulama: Sumber utama ajaran Islam
adalah Al-Qur`an dan Al-Hadits
20. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
a. Ijmali
Penjelasan al-Qur’an masih bersifat umum, dan
diperjelas rinciannya dengan sunnah. Seperti perintah
untuk melaksanakan shalat, perintah bayar zakat,
menjelaskan lafadz belum jelas maknanya. Firman
Allah tentang “Dirikanlah shalat”, tidak menjelaskan
baik tentang tata caranya maupun waktu
pengerjaannya. Sehingga dijelaskan dengan Sunnah
Nabi, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat”
21. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
b. Isyarah
Penjelasan al-Qur’an hanya sebatas pokok
hukumsaja, baik isyarat maupun berupa ungkapan
langsung. Peran sunnah sebagai penjelas hukum yang
termuat dalam pokok bahasan itu secara lebih detail.
c. Tafshili
Al-Qur’an menerangkan hukum dengan rinci diikuti
penjelasan secara detail. Di sini sunnah merupakan
penguat untuk penjelasan al-Qur’an itu. Misalnya
hukum tentang waris, tata cara dan hitung-hitungan
dalam thalaq, berkaitan dengan mahram, tata cara li’an
dan penetapan hukuman dalam kasus pidana hudud
22. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
2. Al-Hadits
Imam Syafi`i mengklasifikasikan hadits dalam
kaitannya dengan Al-Qur`an kepada tiga katagori:
Pertama, hadits atau sunnah berisi penegasan dan
penguatan atas hukum-hukum yang sudah jelas
dalam Al-Qur`an.
Kedua, berisi penjelasan atau rincian terhadap
ayat-ayat Al-Qur`an yang bersifat umum atau
mujmal.
Ketiga, berisi hukum yang berdiri sendiri tanpa ada
rujukannya dalam Al-Qur`an baik secara eksplisit
atau implisit .
23. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
3. Ijtihad
Ijtihad (bahasa Arab: اجتهاد
( adalah sebuah
usaha yang sungguh-sungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa
saja yang sudah berusaha mencari ilmu
untuk memutuskan suatu perkara yang tidak
dibahas dalam Al Quran maupun hadis
dengan syarat menggunakan akal sehat
dan pertimbangan matang. Namun, pada
perkembangan selanjutnya diputuskan
bahwa ijtihad sebaiknya hanya dilakukan
para ahli agama Islam.
24. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1. Ijma’, artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam
menetapkan suatu hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Adalah
keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara
ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma
adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama
yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
2. Qiyas (analogi), adalah menggabungkan atau menyamakan artinya
menetapkan suatu hukum atau suatu perkara yang baru yang belum
ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalam sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu
sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya
darurat, bila memang terdapat hal-hal yang ternyata belum ditetapkan
pada masa-masa sebelumnya
Jenis-jenis Ijtihad:
25. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1) Sebagai Hamba Allah (QS.Al-
Bayyinah/98:5) Wujud
penghambaan manusia kepada
Allah adalah dengan cara
mentaati perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya.
2) Sebagai Al-Nas (QS. An-Nisa/4:
1, QS. Al-Hujurat/49: 13)Manusia
sebagai makhluk sosial saling
membutuhkan untuk bertahan
hidup
KONSEP DIRI MANUSIA ISLAMI
26. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
3) Sebagai Bani Adam
(QS, Al-A`raf/7: 26-27)
Manusia
disebut sebagai Bani
Adam as, sebab agar
tidak terjadi
kesalahpahaman,
bahwa manusia
merupakan evolusi
kera seperti yang telah
disebut oleh Charles
Darwin.
27. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
4) Sebagail Al-Insan (QS. Ar-
Rahman/55: 3-4, QS. Al-
Ahzab/33: 72) Manusia
sebagai makhluk yang
berbeda dengan hewani,
diberi potensi ilmu dan
konseptual, dan sebagai
makhluk paradoksal yang
mampu mengatasi konflik
antara dua kekuatan yang
saling bertentangan, yaitu
kekuatan mengikuti fitrah
(amanah) dan kekuatan untuk
mengikuti predisposisi negatif.
(Lois Lohaiy, 1984, 212.)
28. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
5) Al-Basyar (QS. Al-
Hijr/15: 26-27, QS. Al-
Mudatsir/74: 27-29)
Manusia disebut sebagai
Al-Basyar atau makhluk
biologis sebab manusia
dikaruni raga/fisik tubuh
lahiriah manusia dan bisa
berkembang sesuai
kepasitasnya.
(M. Quraish Shihab,
1999, 156.)
29. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
6) Sebagai Khalifah Allah (QS.
Al-Baqarah/2: 30, QS.QS.
Shad/38: 26).
Manusia memiliki peran
sebagai khalifah, bertugas
sebagai wakil Allah
(khalifah Allah) mengelola
dan memakmurkan bumi,
menjaga keadilan dan
kebenaran, serta menjadi
teladan yang baik bagi
manusia lain dan akan
diminta
pertanggungjawabannya
di hadapan Allah.
30. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
• Adeng Muchtar Ghazali dan Maman Abd. Djalil, “Pemikiran Islam
Kontemporer, Suatu Refleksi yang Dialogis”, Bandung: CV. Pustaka
Setia. t.th.
• Faisal Ismail, “Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi
Historis”, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, hal. 1997
• Lois Lohaiy, “Manusia Makhluk Paradoksal”, Cet. I: Jakarta: Gramedia,
1984
• M. Quraish Shihab, “Membumukan Alquran, Fungsi dan Peran Wahyu
Dalam Kehidupan Manusia,” Cet. XIX, Bandung, Mizan, 1999.
• Muhamad bin Idris Asy-Syafe’i, “Ar-Risalah”, terj. Ahamadie Thaha, Ar-
Risalah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992
DAFTAR PUSTAKA