1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Hasil Eksplorasi Mahasiswa)
Nama : Maximus Carles Seda, S.Pd
Nomor UKG : 201800109918
Kelas : 008/H
No Masalah yang telah diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah
Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 - Pembelajaran :
Guru masih kurang tepat dalam
pengelolaan model pembelajaran
yang bisa memicu minat belajar
peserta didik
Menurut Pendapat Mahasiswa :
1. Guru masih merasa nyaman dengan model pembelajaran
lama yang diterapkan dan merasa itu bukan sebuah
masalah.
2. Guru enggan mencari tahu perkembangan model
pembelajaran terbaru
3. Guru merasa bahwa jika mengembangkan pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif, beban kerja guru akan
semakin berat.
Kajian Literatur :
1. Menurut Said Alwi (Dosen FTIK IAIN Lhokseumawe)
dalam dalam jurnalnya yang berjudul PROBLEMATIKA
GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN, dijelaskanbahwa fakta yang terjadi di
dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang
pendidikan dasar, selama ini pembelajaran PAI
masih didominasi oleh aspek kognitif saja.
“Pembelajaran di kelas kebanyakanmasih
menggunakan pendekatan teacher centered atau
berpusat pada peranan guru semata.” (Azhar Arsyad:
2008). Dalam praktek pembelajaran yang
dilaksanakan guru seringkali didapati gejala bahwa
proses pembelajaran berjalan monoton, situasi kelas
bersifat pasif dan verbalitas, yaitu siswa hanya
diberi jalan dan menerima, dan guru melaksanakan
pengajaran dengan penuturan (verbal) semata-mata.
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 1 maka dapat disimpulkan bahwa, ada
beberapa faktor yang menyebebkan guru
masih kurang tepat dalam pengelolaan model
pembelajaran yang bisa memicu minat
belajar peserta didik diantaranya :
1. Guru masih merasa nyaman dengan
model pembelajaran lama yang
diterapkan dan merasa itu bukan
sebuah masalah.
2. Sosialisasi dan pelatihan yang
difasilitasi oleh dinas terkait tentang
kurikulum 2013 hanya untuk sebagian
guru saja. Tidak menyeluruh
3. Cara berpikir guru masih konservatif.
Guru mengajar, siswa belajar
2. https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/problematikagur
udalampengembanganmediaajar
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara) :
Nama : Yulita Nona Mia Mako, S.Pd
(Guru Kelas 5)
1. Masih banyak guru-guru yang belum memahami
kurikulum 2013
2. Sosialisasi dan pelatihan yang difasilitasi olehdinas
terkait tentang kurikulum2013 hanya untuk sebagian
guru saja. Tidak menyeluruh
3. Sarana pendukung di sekolah masih kurang
Menurut Pakar/Ketua KKG (Wawancara) :
Nama : Fransiskus Kuda
NIP. 19680429 200312 1 004
(Ketua KKG)
1. Cara berpikir guru masih konservatif.Guru mengajar,
siswa belajar
2. Guru cenderung cepat untuk menyelesaikan materi ajar
karena yang dikejar guru adalah target capaian
kurikulum
2 - Peserta didik masih sulit mencerna
dan memahami penjelasan terkait
materi ajar yang dipaparkan guru.
Menurut Pendapat Mahasiswa :
1. Tidak semua peserta didik suka mendengar penjelasan
guru
2. Peserta didik tidak memiliki minat terhadapmata
pelajaranterkait
3. Motivasi belajar sebagian peserta didik rendah
dikarenakan jarak tempuh dari rumah ke sekolah yang
cukup jauh
Kajian Literatur :
1. Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam
kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar
yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai
kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 2 maka dapat disimpulkan bahwa, ada
beberapa faktor yang menyebebkan Peserta
didik masih sulit mencerna dan memahami
penjelasan terkait materi ajar yang
dipaparkan guru diantaranya adalah :
1. Motivasi belajar sebagian peserta didik
rendah dikarenakan jarak tempuh dari
rumah ke sekolah yang cukup jauh
2. Daya tangkap dan daya ingat peserta
didik masih rendah
3. dituliskan secara garis besar dalam bentuk "materi
pokok".
2. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara
umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan
jenis materi, ruang lingkup, urutan penyajian,
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran,
dan sebagainya.
3. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara
umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan
jenis materi, ruang lingkup, urutan penyajian.
(sumber:JurnalSalakaolume2Nomor1Tahun2020 Hlm. 62—65)
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara)
Nama : Yulita Nona Mia Mako, S.Pd
(Guru Kelas 5)
1. Guru masih sering mengajar menggunakan metode
belajar yang monoton seperti ceramah
2. Daya tangkapdan daya ingat peserta didik masih rendah
3. Tidak ada sesi ice breaking oleh guru
Menurut Pakar (Wawancara)
Nama : Fransiskus Kuda
NIP. 19680429 200312 1 004
(Ketua KKG)
1. Guru masih kurang atau bahkan tidak memberikan
motivasi kepada peserta didik tentang manfaat dari
materi ajar yang dipaparkan guru
2. Guru masih kurang kreatif dalam menggunakan metode
pembelajaran. Masih cenderung monoton
3. Guru masih kurang atau bahkan
tidak memberikanmotivasi kepada
peserta didik tentang manfaat dari
materi ajar yang dipaparkan guru
3 - Peserta didik kurang aktif dalam
kegiatan diskusi.
Menurut Pendapat Mahasiswa :
1. ada peserta didik yang merasa kesulitan terhadap sub
materi yang diberikan guru untuk berdiskusi
2. ada peserta didik yang tidak memilki alat tulis untuk
mencatat hasil diskusi mereka
3. Orang tua tidak membiasakaninteraksi diskusi bersama
anaknya di rumah
Kajian Literatur :
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 3 maka dapat disimpulkan bahwa, ada
beberapa faktor yang menyebebkan Peserta
didik kurang aktif dalam kegiatan diskusi
diantaranya adalah :
4. 1. Rendahnya keaktifan siswa dalam belajar disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu siswa kurang
aktif atau masih sangat pasif dalam melakukan
kegiatan berdiskusi.
2. Guru kurang mampu berinovasi dalam
mengembangkan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat dan ketertarikat siswa dalam
belajar
(sumber: Umi Badiah1*, Agung Setyawan2, Tyasmiarni Citrawati3,
1,2,3Universitas Trunojoyo Madura, Jawa Timur, Indonesia
170611100017@student.trunojoyo.ac.id1)
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara) :
Nama : Yulita Nona Mia Mako, S.Pd
(Guru Kelas 5)
1. Cakupan materi yang diberikan guru terlalu luas
sehingga menyulitkan peserta didik untuk berdiskusi
2. Orang tua tidak proaktif dalam mengatur kesiapan anak
pada pagi hari ke sekolahuntuk mengikuti pembelajaran
Menurut Pakar (Wawancara)
Nama : Fransiskus Kuda
NIP. 19680429 200312 1 004
(Ketua KKG)
1. Peserta didik tidak dibiasakan menggunakan bahasa
indonesia dengan baik selama berada di lingkungan
sekolah. Masih cenderung menggunakan bahasa
daerah
2. Relasi personal antara guru dan peserta didik masih
renggang
1. Guru kurang mampu berinovasi dalam
mengembangkan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan minat dan
ketertarikat siswa dalam belajar
2. Orang tua tidak membiasakan interaksi
diskusi bersama anaknya di rumah
3. Relasi personal antara guru dan peserta
didik masih renggang
4 - Guru belum maksimal menerapkan
model-model pembelajaran inovatif
yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik.
Menurut pendapat mahasiswa :
1. Ada peserta didik yang belum bisa beradaptasi dengan
model pembelajaran inovatif yang diterapkan guru
2. Prasarana yang ada disekolah seperti projektor,
laptop/chromebook masih sangat terbatas
3. Bahan ajar yang disajikan guru tidak menarik bagi
peserta didik
Kajian Literatur :
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 4 maka dapat disimpulkan bahwa, ada
beberapa faktor yang menyebebkan guru
belum maksimal menerapkan model-model
pembelajaran inovatif yang sesuai dengan
5. 1. kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan
model pembelajaran tematik diantaranya adalah
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP )
guru kurang memahami langkah- langkah
pembelajaran sesuai sintak yang ada pada model
pembelajaran. Sehingga guru kurang mampu dalam
menstimulus siswa untuk menemukan sendiri
masalah yang ada pada materi pembelajaran,
pengelolaan dan pengawasan kelas guru kurang
mampu mengarahkan siswa yang kurang pintar
untuk terlibat aktif dengan bekerjasama dalam
kelompok, terkendala dalam menyediakan alat dan
bahan jika diperlukan dalam melakukan proyek, dan
guru kurang menyiasati waktu yang tersedia.
(sumber: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 88-97 Februari 2017)
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara)
1. Guru belum memahami cara penerapan model
pembelajaran inovatif
2. Tidak ada sarana pendukung di sekolah
Menurut Pakar (wawancara)
Nama : Fransiskus Kuda
NIP. 19680429 200312 1 004
(Ketua KKG)
1. Masih banyak guru belum maksimal dalam menelaah
karakteristik dan gaya belajar peserta didik sehingga
mereka kesulitan dalam menerapkan model
pembelajaran inofatif
karakteristik peserta didik diantaranya
adalah :
1. Prasarana yang ada disekolahseperti
projektor, laptop/chromebook masih
sangat terbatas
2. Guru kurang memahami langkah-
langkah pembelajaran sesuai sintak
yang ada pada model pembelajaran
5 - Guru belum maksimal dalam
menerapkan materi ajar yang efektif
dalam pembelajaran,maupun
penyajian soal-soal HOTS.
Menurut pendapat mahasiswa :
1. Belum menguasai pembelajaran HOTS secara baik
2. Pelatihan yang biberikan oleh pengawas sekolah masih
sedikit
3. Referensi yang diperolehguru masih sangat sedikit
sehingga masih sulit dalam pengaplikasian-nya
Kajian Literatur :
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 5 maka dapat disimpulkan bahwa, ada
beberapa faktor yang menyebebkan guru
belum maksimal dalam menerapkan materi
ajar yang efektif dalam pembelajaran,
6. 1. Masih banyak guru yang belum memahami tentang
HOTS (Rohim, 2019). Asumsi guru HOTS adalah soal-
soal yang sulit dan cara mengajarkannya dengan
membuat dan memberikan soal-soal dengan tingkat
kesulitan yang tinggi. Hal ini menyulitkan siswa
dalam memahami materi dan memecahkan masalah
yang diajukan, karena guru hanya mengajukan
pertanyaan yang sulit tetapi tidak melatih siswa untuk
menyelesaikannya terlebih dahulu.
(sumber: Prosiding Pendidikan Dasar Volume 1 | Nomor 1 |
Desember, 2021
URL:https://journal.mahesacenter.org/index.php/ppd/index)
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara)
1. Sebagian peserta didik masih belum beradaptasi dengan
materi maupun soal-soal HOTS
2. Guru masih belum tepat dalam menyusun materi
maupun soal-soal HOTS yang bisa dikerjakan peserta
didik
Menurut Pakar (Wawancara)
1. Guru belum terbiasa denganpembelajaran berbasis
problem solving maupun HOTS
maupun penyajian soal-soal HOTS
diantaranya adalah :
1. Referensi yang diperoleh guru masih
sangat sedikit sehingga masih sulit
dalam pengaplikasian-nya
2. Masih banyak guru yang belum
memahami tentang HOTS (Rohim, 2019).
Asumsi guru HOTS adalah soal-soal yang
sulit dan cara mengajarkannya dengan
membuat dan memberikan soal-soal
dengan tingkat kesulitan yang tinggi
7. 6 - Guru belum maksimal menggunakan
pemanfaatanteknologi dalam proses
pembelajaran di kelas.
Menurut Pendapat Mahasiswa :
1. Sarana yang ada disekolah seperti projektor,
laptop/chromebook masih sangat terbatas
2. Rata-rata peserta didik belum bisa beradaptasi secara
maksimal terhadap proses pembelajaran yang
menggunakan media teknologi di kelas
3. Peralatan teknologi yang dimiliki siswa seperti
smartphone android masih sangat minim
Kajian Literatur :
1. Menurut (Ismail 2010: 54), mengatakan bahwa
Kompetensi Guru merupakan faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan
Pendidikan yang ada di sekolah, kompetensi guru di
pengaruhi oleh beberapa faktor seperti: latar belakang
Pendidikan, pengalaman dan lama mengajar,
kompetensi juga dapat mengambarkan kemampuan
seseorang baik bersifat mental maupun fisik.
(sumber: Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Volume 4
Nomor 3 Mei 2020 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online :
2614 - 1337 DOI : http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v4i2.7964)
Menurut rekan sejawat/guru (Wawancara) :
1. Guru belum menguasai penggunaan TIK dalam proses
pembelajaran
Menurut Pakar (Wawancara)
1. Sarana TIK di sekolah masih belum cukup memadai,
sehingga menyulitkan guru untuk belajar menggunakan
dan menerapkannya di kelas
Setelah mencermati penyebab masalah dari
pendapat mahasiswa, kajian literatur,
wawancara rekan sejawat, dan wawancara
pakar terkait identifikasi masalah pada poin
nomor 6 maka dapat disimpulkan bahwa,
ada beberapa faktor yang menyebebkan
guru belum maksimal menggunakan
pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran di kelas diantaranya adalah :
1. Sarana yang ada disekolah seperti
projektor, laptop/chromebook masih
sangat terbatas
2. Peralatan teknologi yang dimiliki siswa
seperti smartphone android masih
sangat minim
3. Guru belum menguasai penggunaan
TIK dalam proses pembelajaran