1. MAKALAH
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS (E-LEARNING)
(MODEL-MODEL PEMBELAJARAN)
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah model-model Pembelajaran
Dosen pengampu: Mustamin S.AG.,M.SI
Didusun oleh:
Kelompok 12
Nurmalasari (10120220099)
Nurul azizah husna (10120220064)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta
salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala
rahmat dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-
LEARNING)”.
Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap
dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan
implikasi ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model
pembelajaran ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam
isi dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun,
sangat membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 13 september 2023
Kelompok 12
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Implementasi pembelajaran berbasis web……………………………..
B. Interaksi tatap muka dan virtual……………………………………….
C. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran…………………..
D. Penggunaan internet dalam pembelajaran ……………………………
E. Internet sebagai sumber belajar………………………………………..
F. Internet untuk manajemen pembelajaran …………………………….
G. Pemanfaatan E-learning untuk pembelajaran ………………………..
H. Teknologi pendukung E-learning……………………………………….
I. Pengembangan model E-learning………………………………………
J. Kelebihan dan kekurangan E-learning………………………………..
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi
dan komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari
masyarakat, sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung
dengan cepat dan mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan
teknologi, informasi dan komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana
saat ini proses pembelajaran menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan
cara berbasis komputer.
Pembelajaran yang berbasis web atau disebut dengan e-Learning merupakan
aktfitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan
dan memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan
berkembangnya teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung
bergerak secara dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang
biasa disebut dengan tele-edukasi semakin meningkat pula.
Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran
merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju
ini. Adapun langkah – langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan
metode pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana
yang harus akan dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif,
psikomotorik dan afektif.
Web merupakan kumpulan dokumen yang banyak tersebar diseluruh server
penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan yang disebut dengan internet.
Dalam pembelajaran yang menyertakan web sebagai salah satu cara
pengembangan dalam proses pembelajaran ini sangat membantu kita dalam
melakukan berbagai kegiatan secara efektif, karena kita dapat mencari dan
5. mendapatkan ilmu seluas mungkin disini, serta mengetahui banyak hal yang
belum kita pahami sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah
yang akan dibahas:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web?
2. Bagaimana interaksi tatap muka atau virtual?
3. Bagaimana pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimana penggunaan internet dalam pembelajaran?
5. Mengapa internet sebagai sumber belajar?
6. Bagaimana internet untuk manajemen pembelajaran?
7. Bagaimana pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran?
8. Apa saja teknologi pendukung e-Learning?
9. Bagaimana pengembangan model e-Learning?
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web.
2. Untuk mengetahui interaksi tatap muka dan virtual.
3. Untuk mengetahui bahwa adanya pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui apa saja penggunaan internet dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui sebab – sebab internet digunakan sebagai sumber
belajar.
6. Untuk mengetahui bahwa internet juga dapat digunakan untuk manajemen
pembelajaran.
7. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran.
8. Untuk mengetahui bahwa ada teknologi pendukung e-Learning.
9. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model e-Learning.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-Learning.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Implementasi Pembelajaran Berbasis Web
Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan
pembelajaran berbasis web dalam progam pembelajaran konvensional
tatap muka. Proses pembelajaran konvensional tatap muka dilakuakan
dengan pendekatan student centered learning (SCL) melauli kerja
kelompok model ini menuntut partisipasi peserta didik yang tinggi.
Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis
web, langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di
lingkungan kampus dengan berbasis web. Progam ini dialkukan idealnya
selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5
dilakukan secara jarak jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat
komunikasi. Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional
dengan tatap muka.
2. Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Pembelajaran dengan
tatap muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh mingggu
pertama. Setelah itu, tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.
Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam
kegiatan belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara
kolaberatif dalam kelompok sangat dominan pada kedua progam tersebut.
B. Interaksi Tatap Muka dan Virtual
Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dialkukan
virtual secar penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu
sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka masih
7. dibutuhkan. Ada tiga alasan mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan
dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah:
1. Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang
akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh
pemahaman peserta didik tentang apa, mengapan dan bagaimana proses
belajar dan mengerjakan tugas berlangsung. Peserta didik perlu
mengetahui keluaran dan kompetensi apa yang akan didapat setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan
mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta
didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut kerja
kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi.
Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu
dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu, mengenal
pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna
membangun suatu kelompok yang kokoh, selama kerja secara virtual.
3. Perlunya pemberian pelatihan sekupnya dalam mengggunakan komputer
yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada
setiap peserta didik. Dengan menyertakan berbagai kegiatan menggunakan
komputer beserta fasilitas sistem komunikasi pendukungnya, maka setiap
pesrta didik harus mempunyai ketrampilan mengoperasikanya.
Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi informasi
sudah betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal
dapat kita lihat implikasinya.
Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang
pendidikan. Di Amerika TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET).
Demikian di Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan akademis seperti di ITB,
UPI, dan UI.
8. Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya
susah di akses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakn salah satu sumber informasi yang mahal harganya.
Adanya jaringan TI atau internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk
mengakses perpustakaan di Amerika Serikat. Tanpa adanya internet banyak tugas
akhir, tesis dan disertasi yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk diselesaikan.
Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya
berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu seseorang
harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seseorang pakar untuk
mendiskusiakn sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah
dengan mengirimkan e-mail. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan
silang tukar menukar data melalui internet, via email, ataupun dengan
mengggunakan mekanisme file sharing, jadi disini batasan geografis bukan
menjadi masalah lagi.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat
menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan internet sebagai infrastruktur bidang
pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan munculnya berbagai software
yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, sekarang ini para guru
dapat merancang pembelajaran berbasis komputer, dengan menggunakan salah
satu bahasa pemograman seperti Delphi, pascal, makromedia flash, swiss MX dan
lainya. Hal ini dapat memberikan variasi dalam mengajar.Seorang guru tidak
harus menjejali siswa dengan informasi yang membosankan. Dengan
menggunakan teknologi informasi seorang guru dapat memanfaatkan komputer
sebagai total teaching, dimana guru hanya sebagai fasilitator dan sisiwa dapat
belajar dengan berbasis komputer baik dengan menggunakan model pembelajaran
driils, tutorial, simulasi ataupun, instrucsioanl games.
9. C. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
Pengertian internet (interconnection networking) sendiri adalah
jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan
milyaran jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan
menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit dan lain sebagainya.
Awalnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui sebuah
proyek yang disebut dengan ARPANET. Misi awal dari proyek ini awalnya
hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun terus berkembang dan
bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua prasarat
tadi tidak dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang banyak terdapat di
kota-kota besar, bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa
saja sesuai dengan kebutuhan kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet
merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran
sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran
mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study,
students become doars, as well as thinkers” (cobine, 1997). Para siswa dapat
mengakses secara online dari berbagai pustakawan, museum, database, dan
mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi,
rekaman, laporan, dan statistik, (Gordin ET. Al., 1995).
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analisis,
tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganilisis informasi yang
relavan dengan pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan
kehiduapan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secar fisik di
kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan
mengajarkan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses
jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat bekerja
sama satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail untuk mendiskusikan
10. bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi
dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa
kelebihan sebagai berikut.
1. Dimungkinkan terjadinya distribusii pendidikan ke semua penjuru tanah air
dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan
ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka
biasa.
3. Pembelajaran dapat memilh topik atau bahan ajar yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing
siswa.
5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat
turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek
tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
D. Penggunaan Internet dalam Pembelajaran
Internet merupakan sebuah jaringan global yang merupakan
kumpulan dari jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet
mempermudah para pemakainya untuk mendaptkan informasi-informasi di
dunia cyber, lembaga-lembaga milik pemerintah, dan institusi pendidikan
dengan menggunakan kumunikasi komputer yang terdapat pada
komputerseperti Transmission Control protocol (TCP), TCP merupakan
suatu protokol yang sanggup memungkinkan sistem apapun sehingga antar
sisitem jaringan komputer dapat berkomunikasi baik secara lokal maupun
internasional dengan modus koneksi serial line internet protocol (SLIP)
11. point to point protocol (PPP). Tahun 1983 merupakan tahun kelahiran
internet yang ditandai dengan diadopsinya transmission control (TCP)
sebagai standar bagi aparnet. Protokol yang lainya adalah IP (Internet
protocol).
Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu
1. Discovery (penemuan)
2. Communication (komunikasi),
3. Collaboration (kolaborasi),
E. Internet Sebagai Sumber Belajar
Peranan internet dalam pendidian sangat menguntungkan karena
kemampuanya dalam mengelola data dengan jumlah yang sangat besar.
Teknologi sudah menjadi jaringan komputer terbesar di dunia, yang dapat
berfungsi dengan baik jika didukung oleh perangkat komputer dengan
perangkat lunak yang baik dan dengan guru yang terlatih baik.
Mengguakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan
kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang
secar langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi
keberhasilanya dalam belajar. Karena internet merupakan sumber
informasi utama dan pengetahuan, melalui teknologi ini kita dapat
melakukan beberapa hal, diantaranya untuk;
1. Penulusuran dan pencarian bahan Pustaka.
2. Memberi kemudahan untuk mengakses apa yng disebut dengan virtual
classroom atau virtual university.
3. Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.
F. Internet untuk Manajemen Pembelajaran
Learning Management System (LMS) atau Content Management
System (CMS) dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE)
merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di
12. sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran
online berbasis web (e-learning). Dengan menggunakan CMS dosen/guru
dapat mengelola program atau kelas dan bertukar informasi dengan siswa
hal ini untuk memicu fenomena information superhighway.
Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses
pengguna (user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources),
pengelolaan aktifitas (activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan
nilai dan transkrip, pengelolaan visualisasi e-learning sehingga bisa
diakses dengan web browser. CMS bertujuan untuk menjadikan
pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke dalam
“kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas
online, dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana
saja dan kapan saja selama terkoneksi dengan internet.
G. Pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran
E-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan computer.
Dengan dikembangkannya di jaringan computer memungkinkan untuk
dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan computer yang lebih luas yaitu internet, inilah
makanya sistem e-learning dengan berbasis internet disebut juga dengan
internet enabled learning.
ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-
learning’ focus utamanya adalah pelajar
focus utamanya adalah pelajar.
Adapun karakteristik e-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi dengan relative mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer
netwroks)
13. 3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,
dan hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat
dilihat setiap saat di komputer.
Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:
1. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual
2. Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif.
3. Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya
4. E-learning sebagai sumber belajar.
5. Berfungsi sebagai media pembelajaran.
6. Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
7. Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.
8. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.
H. Teknologi Pendukung e-Learning
Dalam mempraktikkannya e-learning membutuhkan bantuan
teknologi. Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL)
yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua
yaitu Computer Assisted Learning (CAL) yaitu pembelajaran
menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini terus berkembang.
Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan menjadi
dua, yaitu:
1. Technology based learning
2. Technologi based web learning
14. Dalam pembelajaran sehari – hari yang dikenal dari teknologi tersebut
(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga dipakai dalam
pendidikan jarak jauh artinya komunikasi antara murid dan guru bisa
terjadi dikarenakan keunggulan teknologi e-learning. Ada lima aplikasi
standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu
email, mailing list, news group, file transfer protocol (FTC), dan World
Wide Web (WWW).
Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-
learning bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat,
menyimpan atau menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam
pelajaran dan informasi. Kedua, e-learning dikirmkan kepada pengguna
melalui computer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-
learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi
pembelajaran yang mengungguli paradigm tradisional dalam pelatihan.
Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah
satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di
antaranya adalah:
1. Paradigma virtual teacher resources yang dapat mengatasi terbatasnya
jumlah guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif
memerlukan dukungan guru.
2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan
waktu.
3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning
resources system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam
membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia
secara bebas dan gratis dalam internet.
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi. Dengan kemudian yang sudah disediakan akan
mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri. Syarat personal
15. pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti guru di depan kelas.
Dengan pendekatan interaksi yang lebih personal peserta didik
diperhatikan kemajuannya. Hal ini membuat peserta didik lebih nyaman di
depan computer. Kemudian respon yang cepat terhadap keluhan dan
kebutuhan peserta didik lainnya.
I. Pengembangan Model e-Learning
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan
sebagai (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan; (2) orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis
(difoto); (3) orang yang (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian
yang akan dipasarkan; (4) barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa)
tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini, yang dimaksudkan
dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola (contoh,
acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model
pembelajaran yang memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai
sarana/media pembelajaran. Perangkat elektronik yang dimaksud
mencakup perangkat hardware seperti video, tape, radio, handphone,
maupun perangkat software seperti jaringan internet.
Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning
adalah pola representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning
sehingga dapat manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.
Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning
adalah ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran
berbasis internet, yaitu:
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan,
yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan
adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan,
16. ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui
internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan
melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling
melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa
untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga
diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam
tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi
yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan
pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses
pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning
(campuran antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh
dengan pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk
memperluas kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh.
Model ini merupakan gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-
Based education.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, esame peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan
narasumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk
menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari
dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
17. Dalam penjelasan selanjutnya tentang strategi pelaksanaan model
pembelajaran e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:
1. Selective model
2. Sequential model,
3. Static station model
4. Laboratory model
J. Kelebihan dan Kekurangan e-Learning
a. kelebihan e-Learning
1. Murah – dengan bermodalkan paket data internet saja murid
dapat mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan
tanpa harus khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.
2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah
membeli buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah
dapat dicari di internet.
3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor
penghambat dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian
materi seorang pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-
Learning siswa dapat mencari konten materi yang memiliki konten
penyampaian yang mudah dipahami seperti melalui video dan
gambar.
4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid
selalu menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak
hanya melalui pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan
membaca buku. Murid akan mendapatkan pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas dan tidak terbatas.
5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui e-
learning murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur
tangan dari guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari
18. materi yang ia tahu tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang
ada dikelas.
6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan
tingg atau sekolah konvensional.
b. Kekurangan e-Learning
1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning
memberikan kebebasan akses kepada murid untuk menambah
wawasan mereka.
2. Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak
hati – hati peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya
mereka belum boleh akses seperti konten – konten porno yang
beredaran di internet.
3. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa
satu dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak
mengetahui dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena
wawasan yang ia punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan
dirinya sendiri.
4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.
19. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat dua yaitu
sebuah program pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan
kampus dengan berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah
pilihan di jurusan.
2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan
maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara
langsung dengan semua peserta didik, memberikan pemahaman
sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara
kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik.
3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran
tidak terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama
waktu belajar tergantung masing – masing siswa.
4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery,
communication, dan collaboration.
5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian
bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom.
Ketiga pemasaran hasil karya penelitian.
6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management
System (CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh
pendidik baik di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media
pembelajaran online berbasis web (e-learning).
7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran
lebih realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan
masih banyak lagi.
8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu
technology based learning dan technology based web learning.
20. B. Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
21. DAFTAR PUSTAKA
Amiroh. 2012 Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning
Management System Moodle. Sidoarjo: Genta Group Production.
Darmawan Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman, Kurniawan Deni, Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”,
Jurnal Untan, Vol.8, No.2, September 2010
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007.