2. 1 Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
2 Karakteristik Penelitian Kualitatif
3 Fungsi dan Pemanfaatan Penelitian Kualitatif
4 Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif
5 Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
6. Pertanyaan Umum tentang Penelitian Kualitatif
Presentasi akan Mengupas Tentang:
3. Penelitian merupakan suatu kegiatan berupa pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan
secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu
persoalan/permasalahan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.
LATAR
BELAKANG
4. Penelitian memiliki berbagai metode, satu di antaranya yaitu metode kualitatif.
Metode kualitatif termasuk metode baru dalam dunia penelitian karena
popularitasnya masih belum terlalu lama. Metode ini bertujuan untuk memahami
situasi tertentu, bukan mencari sebab akibat seperti penelitian kuantitatif.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, pada makalah ini akan dibahas tentang
fondasi penelitian kualitatif dalam bentuk ringkasan berdasarkan buku “Metodologi
Penelitian Kualitatif” yang ditulis oleh Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. A.
5. 01.
Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.
KONSEP DASAR PENELITIAN
KUALITATIF
6. Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung dari pengamatan pada
manusia.
David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan
data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan
dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah.
Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi, dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
7. 01.
Penelitian kualitatif melakukan
penelitian pada latar alamiah atau
pada konteks dari suatu keutuhan
(entity)
02.
Peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama dalam penelitian
kualitatif.
03.
Penelitian kualitatif menggunakan
metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara, atau
penelaahan dokumen
04.
Analisis induktif lebih
dapat membuat hubungan
peneliti-responden
menjadi eksplisit, dapat
dikenal, dan akuntabel.
05.
Penelitian kualitatif lebih
menghendaki arah bimbingan
penyusunan teori substantif yang
berasal dari data.
06.
Data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka-angka.
Hal itu disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif.
02.
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
Latar Alamiah
Manusia sebagai alat
(Instrumen)
Metode Kualitatif
Analisis data
secara Induktif
Teori dan Dasar
(grounded theory)
Deskriptif
8. Adanya kriteria khusus untuk
keabsahan data
Desain yang bersifat sementara
Lebih mementingkan proses
daripada hasil
Adanya batas yang ditentukan
oleh fokus
09.
Penelitian kualitatif mendefinisikan
validitas, reliabilitas, dan objektivitas
dalam versi lain dibandingkan dengan
yang lazim digunakan dalam penelitian
klasik.
10.
Penelitian kualitatif menyusun desain yang
secara terus-menerus disesuaikan dengan
kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan
desain yang telah disusun secara ketat dan kaku
sehingga tidak dapat diubah lagi.
07.
Hal ini disebabkan oleh
hubungan bagian-bagian
yang sedang diteliti akan
jauh lebih jelas apabila
diamati dalam proses.
08.
Penelitian kualitatif menghendaki
ditetapkan adanya batas dalam
penelitian atas dasar fokus yang
timbul sebagai masalah dalam
penelitian.
9. Hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama
11.
Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar
pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang
dijadikan sebagai sumber data.
10. 3.
FUNGSI DAN PEMANFAATAN PENELITIAN KUALITATAIF
Moleong (2012:7) menerangkan bahwa penelitian kualitatif dimanfaatkan
untuk keperluan:
1. Penelitian awal yang saat subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik
dan kurang dipahami.
2. Sebagai upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional.
3. Penelitian yang konsultatif.
4. Memahami isu-isu rumit suatu proses.
5. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi
seseorang.
6. Memahami isu-isu yang sensitif.
7. Keperluan evaluasi.
8. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian
kuantitatif.
11. Lanjutan…
9. Meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek
penelitian.
10.Lebih memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak
diketahui.
11.Menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.
12.Peneliti menggunakannya untuk meneliti sesuatu secara mendalam.
13.Peneliti yang berminat memanfaatkannya untuk menelaah suatu latar
belakang, misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
14.Peneliti yang berkeinginan menggunakannya untuk hal-hal yang belum
banyak diketahui ilmu pengetahuan.
15.Peneliti memanfaatkannya untuk yang ingin meneliti sesuatu dari segi
prosesnya.
12. 04.
DASAR TEORITIS PENELITIAN KUALITATIF
Etnometodologi
Etnometodologi bukanlah metode yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data, melainkan menunjuk
pada mata pelajaran yang akan diteliti. Etnometodologi
adalah studi tentang cara individu menciptakan dan
memahami kehidupannya sehari-hari. Subjek
etnometodologi bukanlah anggota suku-suku terasing,
melainkan orang-orang dalam berbagai macam situasi
pada masyarakat
Pendekatan Fenomenologis
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang
menekankan berfokus kepada pengalaman-pengalaman
subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia.
Peneliti kualitatif cenderung berorientasi
fenomenologis, sebagian besar di antaranya tidak
radikal, tetapi idealis pandangannya.
Interaksi Simbolik
Interaksi simbolik menjadi paradigma konseptual
melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi,
motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial
ekonomi, kewajiban-peranan, resep budaya, mekanisme
pengawasan masyarakat, atau lingkungan fisik lainnya.
Kebudayaan
Banyak antropolog menggunakan
pendekatan fenomenologi dalam studi
mereka tentang pendidikan. Kerangka
studi antropologisnya adalah konsep
kebudayaan. Usaha menguraikan
kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan
dinamakan etnografi.
13. Lanjutan……
Etnografi
Pendekatan etnografi dalam penelitian kualitatif
terbanyak berasal dari bidang antropologi.
Etnografi pada dasarnya merupakan bidang yang
sangat luas dengan variasi yang sangat besar dari
praktisi dan metode. Pendekatan etnografis
secara umum adalah pengamatan yang berperan
serta sebagai bagian dari penelitian lapangan.
Field Research
Penelitian lapangan (Field
Research) dapat juga dianggap sebagai
pendekatan luas dalam penelitian
kualitatif atau sebagai metode untuk
mengumpulkan data kualitatif.
Pendekatan ini terkait erat dengan
pengamatan berperan serta.
Grounded Theory
Grounded theory merupakan suatu metode riset yang
berupaya untuk mengembangkan teori tersembunyi di
balik data dimana data ini dikumpulkan dan dianalisis
secara sistematis (Martin dan Turner, 1986).
14. 05.
PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DAN
PENELITIAN KUANTITATIF
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Guba dan Lincoln
(1981:62-82) menyajikan uraian yang cukup panjang dan
mempertentangkan perbedaan paradigma kedua penelitian ini.
Untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah scientific paradigm
(paradigma ilmiah, penulis), sedangkan penelitian kualitatif
dinamakan naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah.
15. PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATAIF DAN PENELITIAN KUANTITATIF
1. Teknik yang
digunakan
Paradigma ilmiah
memberi tekanan pada
teknik kuantitatif,
sedangkan paradigma
alamiah memberi
tekanan pada
penggunaan teknik
kualitatif.
2. Kriteria
kualitas
Paradigma ilmiah sangat
percaya pada kriteria rigor, yaitu
kesahihan eksternal dan
internal, keandalan, dan
objektivitas. paradigma alamiah
menggunakan kriteria relevansi.
Relevansi di sini adalah
signifikansi dari pribadi
terhadap lingkungan
senyatanya.
3. Sumber
Teori
Kebanyakan teori yang
disusun pada hakikatnya
adalah deduktif dan logis
dalam pengetahuan
perilaku sosial. Proses
penyusunan teori
berputar-putar pada
proses deduksi yang bisa
diverifikasi dari dunia
nyata atas dasar asumsi a
priori.
16. 4. Pertanyaan tentang
kausalitas
Paradigma ilmiah biasanya
bertanya: dapatkah X
menyebabkan Y? Untuk itu maka
mereka mendemonstrasikan di
laboratorium bahwa Y
sesungguhnya dapat disebabkan
oleh X. Di pihak lain paradigma
alamiah kurang tertarik dengan
apa yang diusahakan terjadi
dalam situasi yang dirancang
terlebih dahulu, namun lebih
tertarik pada apa yang terjadi
pada latar alamiah.
5. Tipe pengetahuan yang
digunakan
Paradigma ilmiah membatasi diri
pada pengetahuan proposisional.
paradigma alamiah mengizinkan
dan mendorong pengetahuan
yang diketahui bersama guna
dimunculkan untuk keperluan
membantu pembentukan teori
dari dasar maupun untuk
memperbaiki komunikasi kembali
kepada sumber informasi dengan
cara peristilahan mereka.
6. Pendirian
Paradigma ilmiah
berpendirian
reduksionis.
Sedangkan paradigma
alamiah mempunyai
pendirian
ekspansionis.
17. 7. Maksud
8. Instrumen
9. Waktu untuk
mengumpulkan data
dan aturan analisis
Paradigma ilmiah
mempunyai maksud dalam
usahanya menemukan
pengetahuan melalui
verifikasi hipotesis yang
dispesifikasikan secara a
priori. Pencari-tahu-alamiah,
di pihak lain,
menitikberatkan upayanya.
pada usaha menemukan
unsur-unsur atau
pengetahuan yang belum
ada dalam teori yang
berlaku.
Paradigma ilmiah
memanfaatkan tes tertulis
(tes-pinsil-kertas) atau
kuesioner atau
menggunakan alat fisik
lainnya se- perti poligraf,
dan sebagainya. Pencari-
tahu-alamiah dalam
pengumpulan data lebih
banyak bergantung pada
dirinya sebagai alat
pengumpulan data.
Paradigma ilmiah menetapkan
semua aturan pengumpulan dan
analisis data sebelumnya karena
mereka sudah mengetahui
hipotesis yang akan diuji dan dapat
mengembangkan instrument yang
cocok dengan variabel. Paradigma
alamiah tidak diperkenankan
memformulasikan secara a priori,
datanya dikumpulkan dalam dalam
bentuk kasar dan diunitkan oleh
peneliti/ analis.
18. 10. Desain 11. Latar
Paradigma ilmiah desain harus
disusun secara pasti sebelum fakta
dikumpulkan. Paradigma alamiah
desain dapat disusun sebelumnya
secara tidak lengkap.
Pardigma alamiah bersandar
pada latar laboratorium untuk
keperluan mengadakan kontrol,
mengelola intervensi, dan
sebagainya. Sebaliknya,
Paradigma alamiah cenderung
mengadakan penelitian dalam
latar alamiah.
19. 12. Perlakuan
13. Satuan Kajian
14. Unsur-unsur Konstekstual
Paradigma ilmiah, konsep perlakuan sangat penting. Pada setiap eksperimen,
perlakuan itu harus stabil dan tidak bervariasi. paradigma alamiah, konsep
perlakuan tersebut asing karena perlakuan menyertakan beberapa cara manipulasi
atau intervensi.
Paradigma ilmiah adalah variabel dan semua hubungan yang dinyatakan di
antara variabel atau sistem variabel. Sebaliknya, paradigma alamiah
berpendirian agar satuan kajian lebih sederhana. Selain itu, mereka lebih
menekankan kemurnian sistem pola yang diamati se- cara alamiah.
Peneliti alamiah senantiasa berusaha mengontrol seluruh unsur yang
mengganggu yang dapat mengaburkan unsur-unsur itu dari fenomena yang
menjadi pusat perhatian atau yang mengacau pada pengaruh terhadap
fenomena itu.Peneliti alamiah bukan hanya tidak tertarik pada kontrol,
melainkan malah mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara
lebih baik dapat mengerti peristiwa dalam dunia nyata dan merasakan pola-
pola yang ada di dalamnya.
20. 1. Dapatkah pendekatan
kuantitatif dan kualitataif
disunakan Bersama-sama?
Peneliti Kualitatif biasanya tidak puas dengan
hasil analisis statistik. Penggunaan kuesioner
yang dilakukan peneliti ditemukan hasil yang
tidak memuaskan karena tidak ada
hubungan. Peneliti meragukan hasilnya
karena hipotesisnya tidak teruji. Akibat hal
itu, ia lalu mengadakan wawancara
mendalam untuk melengkapinya sehingga
peneliti tersebut menggunakan secara
bersama-sama kedua penelitian tersebut,
namun dengan pendekatan kuantitatif
sebagai pegangan utama.
2. Apakah penelitian kualitataif
itu benar-benar imiah?
Kebanyakan orang meragukan
penelitian kualitatif karena berawal dari
dasar sehingga lebih bersifat induktif.
Selain itu juga, terdapat keraguan pada
pengujian hipotesis yang biasanya telah
ditetapkan penelitian kualitatif secara a
priori. Orang meragukan bahwa hasil
penemuan kualitatif tidak ilmiah.
06.
BEBERAPA PERTANYAAN UMUM TENTANG
PENELITIAN KUALITATAIF
21. 3. Bagiamana perbedaan
penelitian kualitataif dengan
pekerjaan guru dan wartawan?
4. Apakah pandanga, prasangka dan
semacamnya berpengaruh terhadap
data?
Guru mengadakan pengamatan,
melakukan inkuiri secara
sistematis, dan menarik
kesimpulan. Hal yang dilakukan itu
mirip pekerjaan peneliti kualitatif,
namun berbeda dalam beberapa
hal. Guru mengamati, tetapi untuk
keperluannya mengajar, ia menilai
siswa, mendisiplinkan siswa, dan
sebagainya. Wartawan cenderung
melakukan pekerjaannya yang
berkaitan dengan isu atau
peristiwa khusus yang kadang ia
perbesar atau perkecil cerita
sebenarnya agar menarik para
pembacanya
Pandangan, prasangka, sikap suka tidak
suka sering diragukan sebagai faktor
yang menggangu keabsahan data.
Dengan demikian, jika terjadi prasangka
atau pandangan atau sikap suka tidak
suka muncul, dapat diperiksa langsung.
Dengan kata lain, pandangan
objektifitas peneliti harus mengatasi
subjektivitas yang mungkin terjadi.
Teknik lainnya yang digunakan untuk
mengurangi subjektivitas tertentu yaitu
dengan memberikan refleksi berupa
tanggapan pengamat pada catatan
lapangan.
22. 5. Apakah kehadiran peneliti mengubah perilaku orang-orang yang sedang diteliti?
6. Apakah dua orang peneliti yang meneliti secara terpisah dapat
menghasilkan kesimpulan yang sama?
Peneliti kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya secara ilmiah, tidak menonjol, dan
dengan cara yang tidak memaksa. Jika peneliti memerlukan subjek sebagai subjek penelitian dan mungkin
tidak bertindak dan bereaksi secara ilmiah dalam latar ilmiah. Justru penelitian kualitatif tertarik untuk
menyidik orang-orang dalam latar alamiah tentang cara meraka berpikir dan bertindak menurut cara
mereka. Perlu diusahakan agar jangan sampai terjadi oleh kehadiran seorang peneliti, tindakan dan cara
para subjek menjadi berubah. Jika pun ada pengaruh peneliti yang bertindak seperti itu, maka upaya yang
dilakukan ialah mengadakan penafsiran dalam konteks.
Menurut pandangan ini, diharap peneliti kualitatif hasil pengamatannya pada suatu latar tertentu
akan taat asas jika dilakukan pada latar lainya. Harapan demikian jelas tidak berlaku pada
penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh peneliti kualitatif berasal dari berbagai latar belakang
keahlian yang berbeda seperti psikologi, antropologi, sosiologi, dan pendidikan. Selain itu.
penelitian kualitatif lebih terarah perhatiannya pada ketepatan dan kecukupan data. Realibilitas
menurut pengertin kualitatif tidak lain daripada kesesuaian antara yang dicatat sebagai data dan
yang sebenarnya terjadi pada latar yang diteliti.
23. Kesimpulan:
Penelitian kualitatif berbeda dengan
penelitian kuantitatif. Pihak inkuiri alamiah
menamakannya penelitian alamiah. Inkuiri
atau penelitian alamiah merupakan suatu
taraf, taraf itu merupakan fungsi sesuatu
yang dilakukan oleh peneliti, dalamnya
faktor stimulus atau kondisi antiseden
memegang peranan penting, dan peneliti
tidak dituntut untuk membentuk konsepsi
atau teori sebelum penelitian dilakukan.
24. Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah
sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai
alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
mengadakan analisis data secara induktif,
mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha
menemukan teori dari-dasar, bersifat deskrip tif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi
dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk
memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya
bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati
oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian.
25. Dasar teoretis penelitian bertumpu pada pendekatan
fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, dan
etnometodologis. Pendekatan feno menologis berusaha
memahami subjek dari segi pandangan mereka sen- diri.
Interaksi simbolik mendasarkan diri atas pengalaman
manusia yang ditengahi dengan penafsiran; segala
sesuatu tidak memiliki pengertian sendiri-sendiri,
sedangkan pengertian itu dikenakan padanya oleh sese-
orang sehingga dalam hal ini penafsiran menjadi
esensial. Di pihak lain, kebudayaan dipandang sebagai
kerangka teoretis untuk memahami penga- laman yang
menimbulkan perilaku. Terakhir, etnometodologi
merupakan studi tentang bagaimana individu
menciptakan dan mencapai kehidupan- nya sehari-hari.