Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pelayanan kesehatan dan ruang lingkupnya, indikator standar pelayanan kesehatan, faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan, sasaran pembangunan kesehatan 2025, prinsip pelayanan kesehatan yang baik, dan perencanaan program kesehatan di Indonesia.
2. 01
Apa itu manajemen pelayanan Kesehatan dan
bagaimana ruang lingkup yang dibahas
dalam manajemen Kesehatan?
3. a. Lingkungan Umum, meliputi ekonomi,
politik, hukum, sosio kultural (budaya),
teknologi, dimensi internasional (seperti
globalisasi dan paham ekonomi), dan
kondisi lingkungan alam.
b. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi
pemilik (stockholder), customer, klien,
pemasok (suplier), pesaing, suplai
tenaga kerja, badan pemerintah,
lembaga keuangan, media, dan serikat
pekerja.
Lingkungan Luar (Eksternal)
a. Manusia (specialized dan manajerial
personal).
b. Finansial (sumber, alokasi, dan control
dana).
c. Fisik (gedung, kantor, dll).
d. Sistem dan Teknologi.
e. Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
Lingkungan Dalam (Internal)
Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Buku Ajar, Dasar Management Kesehatan
5. 02
Apa saja indicator pelayanan Kesehatan yang
telah ditetapkan SPM bidang Kesehatan?
6. Indikator standar pelayanan minimal kesehatan daerah
kabupaten/kota adalah :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar pelayanan
antenatal
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
7. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
8. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
9. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
10. Pelayanan kesehatan orang dengan tuberculosis
11. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
SPM Kesehatan terdiri atas SPM kesehatan daerah
provinsi dan SPM kesehatan daerah
kabupaten/kota
Indikator standar pelayanan minimal kesehatan
daerah provinsi :
Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak
krisis kesehatan akibat bencana dan/atau
berpotensi bencana provinsi
Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi
kejadian luar biasa provinsi
PERMENKES RI NOMOR 4 TAHUN 2019
8. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
a. Standar jumlah dan kualitas personil/sumber daya
kesehatan (dokter/dokter spesialis kebidanan dan
kandungan. Bidan, perawat)
b. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
- Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi persalinan
normal dan persalinan komplikasi
- Persalinan komplikasi mengacu pada buku saku
pelayanan keshatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan
- Persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
sesuai standar
1. Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Tenaga penolong minmal 2 orang terdiri dari dokter dan
bidan atau dua orang bidan atau bidan dan perawat
20. Faktor-Faktor penentu kualitas pelayanan publik di Puskesmas Bahu
Kecamatan Malalayang Kota Manado, oleh Jultje Soputan,
mengungkapkan dalam hasil penelitiannya bahwa kualitas pelayanan
kesehatan puskesmas belum maksimal apabila dinilai dari indikator
kecepatan dan ketepatan waktu, kurangnya tenaga medis baik dokter
dan perawat, pengalaman dalam bekerja yang masih kurang, secara
umum indikator penelitian tersebut yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu kualitas pelayanan fisik, sikap petugas,
ketanggapan petugas, kualitas pelayanan, sikap dalam memberikan
pelayanan yang adil, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan
referensi dalam penelitian ini.
Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
RIVANO EDUARD KANDOU, FAKTOR-FAKTOR
PENENTU KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN –
STUDI DI PUSKESMAS KECAMATAN TALAWAAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA
22. a. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun
pada tahun 2025
b. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005
menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025
c. Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005
menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025
d. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada
tahun 2025
http://visimisiindonesiasehat2025.blogspot.com/
24. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan. Peningkatan efektifitas yang dimaksud di
sini erat hubungannya dengan dapat direlesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian
masalah yang benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan
pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian
masalah telah dilakukan
Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan. Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan
disini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau
yang dibawah standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus
mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Peningkatan
penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan.
Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar
dalam turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum
Buku Ajar, Dasar Management Kesehatan
26. Arah kebijakan dan rencana aksi program kesehatan masyarakat tahun 2020-
2024 oleh dr. Kirana Pritasari, MQIH Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat
27. 06
Bagaimana cara agar sasaran pembangunan
Kesehatan terwujud? Seperti AKI, AKB,
Umur harapan hidup.
28. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
- Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015 • Kualitas
pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya.
Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum Penyebab ini dapat
diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik.
- Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian KIA adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani
kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih
belum memadai. Demikian juga secara kuantitas, jumlah Puskesmas PONED dan RS PONEK meningkat namun
belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada
masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB.
- Peserta KB cukup banyak merupakan potensi dalam penurunan kematian ibu.
- Peningkatan gizi ibu hamil, namun harus dapat dikembangkan paket pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil
yang tinggi kalori, protein dan mikronutrien.
Kesehatan Ibu dan Anak
29. - Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kelahiran, sementara untuk
Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup,
angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup.
- Penyebab kematian pada kelompok perinatal disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5%
dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama
kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar
benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu
melindungi bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama kematian adalah
infeksi khususnya pnemonia dan diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi
lingkungan setempat
Kematian Ibu dan Bayi
- Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan
kerja juga meningkat. Jumlah yang meninggal akibat kecelakaan kerja semakin meningkat hampir 10% selama 5
tahun terakhir.
- Proporsi kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada umur 31-45 tahun.
- Prioritas untuk kesehatan usia kerja adalah mengembangkan pelayanan kesehatan kerja primer dan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, dikembangkan Pos Upaya Kesehatan Kerja.
Umur Harapan Hidup
KEBIJAKAN & RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN
33. Menurut jangka waktunya Menurut
jangka waktunya, perencanaan dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Perencanaan menengah: jangka
waktu 1-2 tahun.
b. Perencanaan jangka pendek:
jangka waktu 1 tahun atau kurang.
c. Perencanaan jangka panjang.
jangka waktu 5 tahun atau lebih.
Menurut ruang lingkupnya Menurut
ruang lingkupnya, perencanaan dapat
dibagi menjadi 3 macam: a
a. Perencanaan fisik.
b. Perencanaan fungsional.
c. Perencanaan menyeluruh
Forecasting, yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada saat
yang akan datang yang akan dilakukan oleh manajer.
Establising ojective, yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari apa yang telah
direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun tujuan globalnya.
Programming, yaitu dibuat suatu progam yang terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas pelaksanaan.
Sceduling, yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Budgeting, yaitu penyusunan anggaran untuk mengaplikasikan sumber-sumber yang ada
atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini dinyatkan dalam bentuk uang
Develoving prosedur, yaitu menentukan cara yang tepat dalam penyelenggaraan
pekerjaan di dlaam rangka adanya efisiensi, efktivitas, dan keseragaman pekerjaan.
Establising dan interpreting policy, yaitu manajer harus dapat menafsirkan kebijakan yang
akan diambil agar terjamin keselarasan dan keseragaman kegiatan serta tindakan yang
akan dilakukan.
Buku Ajar, Dasar Management Kesehatan
35. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM bidang kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sebagai berikut :
- Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri melaksanakan pembinaan dan pengawasan
penerapan SPM daerah provinsi secara umum
- Menkes melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM bidang kesehatan daerah provinsi secara
teknis
- Gubernur melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan SPM bidang kesehatan provinsi oleh
organisasi perangkat daerah provinsi
- Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota secara umum dan teknis
- Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Bidang Kesehatan Daerah Kabupaten oleh
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten dan Walikota melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM
- Bidang Kesehatan Daerah Kota oleh Organisasi Perangkat Daerah Kota
- Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah;
- Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi administrative yang
diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
PERMENKES RI NOMOR 4 TAHUN 2019
37. Buku Ajar, Dasar Management Kesehatan
1. Monitoring harus dilakukan secara terus-
menerus.
2. Monitoring harus menjadi umpan terhadap
perbaikan kegiatan program organisasi.
3. Monitoring harus memberi manfaat baik
terhadap organisasi maupun terhadap
pengguna produk atau layanan.
4. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan
sumber daya lainnya untuk berprestasi.
5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan
yang berlaku.
6. Monitoring harus obyektif.
7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan
program.
Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang
akan dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta
menggunakan indikator mana yang sesuai dengan tujuan
program.
Tahap Perencanaan
Monitoring ini untuk mengukur keterampilan seseorang dalam
menggunakan suatu tugasnya. Setelah memastikan definisi
yang tepat tentang variabel yang dimonitor serta indikatornya,
maka laksanakan monitoring tersebut.
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja
itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini
terdapat tahapan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang
sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai.
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaporan
prinsip-prinsip monitoring