SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
DIABETES INSIPIDUS
dr. Ni Made Putri Rahayu Srikandi
Dr. dr I Made Pande Dwipayana, Sp.PD, K-EMD
OUTLINE
DEFINISI EPIDEMIOLOGI PATOFISIOLOGi
KLASIFIKASI DI
GEJALA &
SYMPTOM
TATALAKSANA
DEFINSI
• Gangguan pada mekanisme
Neurohypophysealrenal reflex yang
mengakibatkan kegagalan tubuh untuk
mengkonversi air yang di tandai
• Produksi urin dalam volume besar
(>50mL/kg bb/24jam)
• Osmolaritas urin <300 mOsm/kg
• Berat jenis urin < 1005
• Defisiensi dari sekresi anti-diuretic
hormone (ADH/ arginine vasopressin
(AVP) atau gangguan respon ADH oleh
ginjal.
• Gejala yang khas : Polidipsia, Poliuria
dan hypotonic poliuria
EPIDEMIOLOGI
• Rare Disorder 1:25.000 atau 0.004
% di dunia
• Semua gender & umur
• Untreated  gangguan pada
quality of life
Patofisiology antidiuretic hormone
Osmlolaritas
plasma atau
stimulasi dari
baroreseptor
Signal ke
Hipotalamus
Sekresi ADH
Reabsorpsi
dan filtrasi di
ginjal
Urin Pekat
Patofisiology antidiuretic hormone
Osmlolaritas
plasma atau
stimulasi dari
baroreseptor
Signal ke
Hipotalamus
Sekresi ADH
Reabsorpsi
dan filtrasi di
ginjal
Urin Pekat
Urin encer dengan volume besar
Klasifikasi Diabetes
insipidus
Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus
Central
Diabetes Insipidus
Nefrogenic
Diabetes Indispidus
Gestational
Diabetes Insipidus
• DI Central : adanya gangguan pada saraf
neurohypophseal yang ditandai dengan
menurunnya sintesis atau sekresi hormon
anti diuretic (AVP)
• DI Nefrogenik: terganggunya respon ginjal
terhadapat hormone antidiuretiuc (AVP)
• DI Gestational : meningkatkan aktivitas of
arginine vasopressinase selama kehamilan
dan menyebabkan penurunan sistensis dari
AVP.
DIABETES INSIPIDUS CENTRAL
Respon Trifasik,
1. Pituitary stalk injury : terputusnya koneksi antara cell body ( hipotalamus) dan axon (pituitary posterior) 
produksi arginin vasopressin (AVP ) magnoceluler neuron
2. Axon Terimnal Degeneratio SIADH  uncontrol pelepasan AVP pada pembuluh darah
3. Death cell body (80-90%) of AVP Production Neuron di hipotalamus mengalami degenerasi
DIABETES INSIPIDUS NEFROGENIK
Diabetes insipidus nefrogenik (DIN )
Secara Fisiologis DIN disebabkan oleh
1. Kegagalan pembentukan dan pemeliharan
gradient osmotic dalam medulla renalis
2. Kegagalan utilasi gradient pada keadaan
dimana ADH berada dalam jumlah yang
cukup dan berfungsi normal (sensitivitas
menurun)
AVP ↓ collecting duct (impermeable water)
 urin encer
AVP ↑ atau normal  collecting duct
(permeable water )  urin pekat
Etiology
Manifestasi klinis
Poliuria
Polidipsia
• Extreme thrist
Hypotonic urine
(kencing encer)
Dehidrasi
• Dry mucosa and skin
HIPERNATREMIA
Different diagnosis diabetes insipidus
• Primary Polidisia
• Diabetes Insipidus Central
• Diabetes Insipidus Neurogenik
Water deprivation test
Langkah persiapan awal:
• Pengambilan sample darah dan urin untuk data base line
osmolalitas dan elektrolit
• Lakukan deprivasi cairan setelah sarapan sampai terjadi
dehidrasi yang signifikan . Timbang BB tiap 2 jam , batas
dehidrasi mencapai kehilangan 3-5% bobot tubuh
• Monitoring specific gravity urin setiap jam : apabila 1.014
atau lebih tinggi hentikan pengujian dan ambil sampe urin
dan darah untuk pemeriksaan osmolalitas
• Batas deprivasi cairan sampai durasi 7 jam
• Ambil sampel urin dan darah untuk cek osmolalitas dan
elektrolit
• Apabila tetap terjadi poliurian berikan DDAVP
(desmopressin) 2 mcg/kg Subkutan atau IV
• Lakukan penggantian cairan setara dengan produksi urin
• Setelah 4 jam lakukan pemeriksaan osmolalitas darah dan
urin
Osmolalitas urin (mOsm/kg)
Setelah deprivasi
cairan
DDAVP Diagnosis
<300 >800 Diabetes
Insipidus Sentral
<300 <300 Diabetes
Indsipidus
Nefrogenic
>800 <800 Polidipsia primer
300-800 <800 DI Centra partial,
DI Nefrogenik
Partial
Sands JM, Bichet DG. Nephrogenic diabetes insipidus. Ann Intern Med. 2006;144(3):186-94
tatalaksana
Tatalakasana Diabetes Insipidus tergantung pada etiology
Diabetes Insipidus Central Diabetes Insipidus Nefrogenik
• Desmopressin (DDAVP ) sintesis analog
dari AVP pilihan utama
• Dapat di berikan Intravenous,
subkutan intranasal atau oral
• Dosis DDAVP : 100-400 mcg 8-12 jam
secara oral. 10-20 mcg dapat di berika
8-12 jam secara intra nasal. 1-2 mcg
secara intravenous dapat diberikan
tiap 12 jam
• koreksi hipokalemia dan
hiperkalsemia atau menghentikan
obat-obat yang dapat menyebabkan
diabetes insipidus nefrogenik
• Diuretik thiazide dan restriksi garam
• Carbamazepine
• Chlorpropamide
TERIMAKASIH

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a DIABETES INSIPIDUS

Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratArgo Dio
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikFransiska Oktafiani
 
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anak
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anakPPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anak
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anakssuser1723a4
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitrizkytrikaruna
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxBeataNino1
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptxPENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptxKFDBengkulu
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineWidyanto Waroeng
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaYabniel Lit Jingga
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdfraisadestiardianty
 
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptxAlfonsusCiptaRaya
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryAsuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryChristian Paomey
 

Semelhante a DIABETES INSIPIDUS (20)

Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
 
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & KronikAskep Gagal Ginjal Akut & Kronik
Askep Gagal Ginjal Akut & Kronik
 
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anak
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anakPPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anak
PPT referat Ketoasidosis diabetikum pada anak
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolit
 
Dehidrasi
DehidrasiDehidrasi
Dehidrasi
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Lp kad
Lp kadLp kad
Lp kad
 
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptxPENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Ketoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis DiabetikumKetoasidosis Diabetikum
Ketoasidosis Diabetikum
 
Diare Pada Anak
Diare Pada AnakDiare Pada Anak
Diare Pada Anak
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urine
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
 
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNAArdat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf9. Emergensi pada Neonatus.pdf
9. Emergensi pada Neonatus.pdf
 
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
368892521-intoksikasi-asjengkolat.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryAsuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
 

DIABETES INSIPIDUS

  • 1. DIABETES INSIPIDUS dr. Ni Made Putri Rahayu Srikandi Dr. dr I Made Pande Dwipayana, Sp.PD, K-EMD
  • 3. DEFINSI • Gangguan pada mekanisme Neurohypophysealrenal reflex yang mengakibatkan kegagalan tubuh untuk mengkonversi air yang di tandai • Produksi urin dalam volume besar (>50mL/kg bb/24jam) • Osmolaritas urin <300 mOsm/kg • Berat jenis urin < 1005 • Defisiensi dari sekresi anti-diuretic hormone (ADH/ arginine vasopressin (AVP) atau gangguan respon ADH oleh ginjal. • Gejala yang khas : Polidipsia, Poliuria dan hypotonic poliuria EPIDEMIOLOGI • Rare Disorder 1:25.000 atau 0.004 % di dunia • Semua gender & umur • Untreated  gangguan pada quality of life
  • 4.
  • 5. Patofisiology antidiuretic hormone Osmlolaritas plasma atau stimulasi dari baroreseptor Signal ke Hipotalamus Sekresi ADH Reabsorpsi dan filtrasi di ginjal Urin Pekat
  • 6. Patofisiology antidiuretic hormone Osmlolaritas plasma atau stimulasi dari baroreseptor Signal ke Hipotalamus Sekresi ADH Reabsorpsi dan filtrasi di ginjal Urin Pekat Urin encer dengan volume besar
  • 7. Klasifikasi Diabetes insipidus Diabetes Insipidus Diabetes Insipidus Central Diabetes Insipidus Nefrogenic Diabetes Indispidus Gestational
  • 8. Diabetes Insipidus • DI Central : adanya gangguan pada saraf neurohypophseal yang ditandai dengan menurunnya sintesis atau sekresi hormon anti diuretic (AVP) • DI Nefrogenik: terganggunya respon ginjal terhadapat hormone antidiuretiuc (AVP) • DI Gestational : meningkatkan aktivitas of arginine vasopressinase selama kehamilan dan menyebabkan penurunan sistensis dari AVP.
  • 9. DIABETES INSIPIDUS CENTRAL Respon Trifasik, 1. Pituitary stalk injury : terputusnya koneksi antara cell body ( hipotalamus) dan axon (pituitary posterior)  produksi arginin vasopressin (AVP ) magnoceluler neuron 2. Axon Terimnal Degeneratio SIADH  uncontrol pelepasan AVP pada pembuluh darah 3. Death cell body (80-90%) of AVP Production Neuron di hipotalamus mengalami degenerasi
  • 10. DIABETES INSIPIDUS NEFROGENIK Diabetes insipidus nefrogenik (DIN ) Secara Fisiologis DIN disebabkan oleh 1. Kegagalan pembentukan dan pemeliharan gradient osmotic dalam medulla renalis 2. Kegagalan utilasi gradient pada keadaan dimana ADH berada dalam jumlah yang cukup dan berfungsi normal (sensitivitas menurun) AVP ↓ collecting duct (impermeable water)  urin encer AVP ↑ atau normal  collecting duct (permeable water )  urin pekat
  • 11.
  • 13. Manifestasi klinis Poliuria Polidipsia • Extreme thrist Hypotonic urine (kencing encer) Dehidrasi • Dry mucosa and skin HIPERNATREMIA
  • 14. Different diagnosis diabetes insipidus • Primary Polidisia • Diabetes Insipidus Central • Diabetes Insipidus Neurogenik
  • 15. Water deprivation test Langkah persiapan awal: • Pengambilan sample darah dan urin untuk data base line osmolalitas dan elektrolit • Lakukan deprivasi cairan setelah sarapan sampai terjadi dehidrasi yang signifikan . Timbang BB tiap 2 jam , batas dehidrasi mencapai kehilangan 3-5% bobot tubuh • Monitoring specific gravity urin setiap jam : apabila 1.014 atau lebih tinggi hentikan pengujian dan ambil sampe urin dan darah untuk pemeriksaan osmolalitas • Batas deprivasi cairan sampai durasi 7 jam • Ambil sampel urin dan darah untuk cek osmolalitas dan elektrolit • Apabila tetap terjadi poliurian berikan DDAVP (desmopressin) 2 mcg/kg Subkutan atau IV • Lakukan penggantian cairan setara dengan produksi urin • Setelah 4 jam lakukan pemeriksaan osmolalitas darah dan urin Osmolalitas urin (mOsm/kg) Setelah deprivasi cairan DDAVP Diagnosis <300 >800 Diabetes Insipidus Sentral <300 <300 Diabetes Indsipidus Nefrogenic >800 <800 Polidipsia primer 300-800 <800 DI Centra partial, DI Nefrogenik Partial
  • 16. Sands JM, Bichet DG. Nephrogenic diabetes insipidus. Ann Intern Med. 2006;144(3):186-94
  • 17. tatalaksana Tatalakasana Diabetes Insipidus tergantung pada etiology Diabetes Insipidus Central Diabetes Insipidus Nefrogenik • Desmopressin (DDAVP ) sintesis analog dari AVP pilihan utama • Dapat di berikan Intravenous, subkutan intranasal atau oral • Dosis DDAVP : 100-400 mcg 8-12 jam secara oral. 10-20 mcg dapat di berika 8-12 jam secara intra nasal. 1-2 mcg secara intravenous dapat diberikan tiap 12 jam • koreksi hipokalemia dan hiperkalsemia atau menghentikan obat-obat yang dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik • Diuretik thiazide dan restriksi garam • Carbamazepine • Chlorpropamide