Diabetes insipidus adalah gangguan mekanisme tubuh dalam mengkonversi air yang diresapkan menjadi urin, menyebabkan produksi urin dalam volume besar. Terdapat dua jenis utama diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang ditandai oleh defisiensi hormon antidiuretik dan gangguan respon ginjal terhadap hormon tersebut. Gejala khasnya adalah polidipsia, poliuria, dan hipotoni urin. Tes privasi air dan pemer
3. DEFINSI
• Gangguan pada mekanisme
Neurohypophysealrenal reflex yang
mengakibatkan kegagalan tubuh untuk
mengkonversi air yang di tandai
• Produksi urin dalam volume besar
(>50mL/kg bb/24jam)
• Osmolaritas urin <300 mOsm/kg
• Berat jenis urin < 1005
• Defisiensi dari sekresi anti-diuretic
hormone (ADH/ arginine vasopressin
(AVP) atau gangguan respon ADH oleh
ginjal.
• Gejala yang khas : Polidipsia, Poliuria
dan hypotonic poliuria
EPIDEMIOLOGI
• Rare Disorder 1:25.000 atau 0.004
% di dunia
• Semua gender & umur
• Untreated gangguan pada
quality of life
8. Diabetes Insipidus
• DI Central : adanya gangguan pada saraf
neurohypophseal yang ditandai dengan
menurunnya sintesis atau sekresi hormon
anti diuretic (AVP)
• DI Nefrogenik: terganggunya respon ginjal
terhadapat hormone antidiuretiuc (AVP)
• DI Gestational : meningkatkan aktivitas of
arginine vasopressinase selama kehamilan
dan menyebabkan penurunan sistensis dari
AVP.
9. DIABETES INSIPIDUS CENTRAL
Respon Trifasik,
1. Pituitary stalk injury : terputusnya koneksi antara cell body ( hipotalamus) dan axon (pituitary posterior)
produksi arginin vasopressin (AVP ) magnoceluler neuron
2. Axon Terimnal Degeneratio SIADH uncontrol pelepasan AVP pada pembuluh darah
3. Death cell body (80-90%) of AVP Production Neuron di hipotalamus mengalami degenerasi
10. DIABETES INSIPIDUS NEFROGENIK
Diabetes insipidus nefrogenik (DIN )
Secara Fisiologis DIN disebabkan oleh
1. Kegagalan pembentukan dan pemeliharan
gradient osmotic dalam medulla renalis
2. Kegagalan utilasi gradient pada keadaan
dimana ADH berada dalam jumlah yang
cukup dan berfungsi normal (sensitivitas
menurun)
AVP ↓ collecting duct (impermeable water)
urin encer
AVP ↑ atau normal collecting duct
(permeable water ) urin pekat
14. Different diagnosis diabetes insipidus
• Primary Polidisia
• Diabetes Insipidus Central
• Diabetes Insipidus Neurogenik
15. Water deprivation test
Langkah persiapan awal:
• Pengambilan sample darah dan urin untuk data base line
osmolalitas dan elektrolit
• Lakukan deprivasi cairan setelah sarapan sampai terjadi
dehidrasi yang signifikan . Timbang BB tiap 2 jam , batas
dehidrasi mencapai kehilangan 3-5% bobot tubuh
• Monitoring specific gravity urin setiap jam : apabila 1.014
atau lebih tinggi hentikan pengujian dan ambil sampe urin
dan darah untuk pemeriksaan osmolalitas
• Batas deprivasi cairan sampai durasi 7 jam
• Ambil sampel urin dan darah untuk cek osmolalitas dan
elektrolit
• Apabila tetap terjadi poliurian berikan DDAVP
(desmopressin) 2 mcg/kg Subkutan atau IV
• Lakukan penggantian cairan setara dengan produksi urin
• Setelah 4 jam lakukan pemeriksaan osmolalitas darah dan
urin
Osmolalitas urin (mOsm/kg)
Setelah deprivasi
cairan
DDAVP Diagnosis
<300 >800 Diabetes
Insipidus Sentral
<300 <300 Diabetes
Indsipidus
Nefrogenic
>800 <800 Polidipsia primer
300-800 <800 DI Centra partial,
DI Nefrogenik
Partial
17. tatalaksana
Tatalakasana Diabetes Insipidus tergantung pada etiology
Diabetes Insipidus Central Diabetes Insipidus Nefrogenik
• Desmopressin (DDAVP ) sintesis analog
dari AVP pilihan utama
• Dapat di berikan Intravenous,
subkutan intranasal atau oral
• Dosis DDAVP : 100-400 mcg 8-12 jam
secara oral. 10-20 mcg dapat di berika
8-12 jam secara intra nasal. 1-2 mcg
secara intravenous dapat diberikan
tiap 12 jam
• koreksi hipokalemia dan
hiperkalsemia atau menghentikan
obat-obat yang dapat menyebabkan
diabetes insipidus nefrogenik
• Diuretik thiazide dan restriksi garam
• Carbamazepine
• Chlorpropamide