Similar a Sim, listiyono, prof. dr. ir. hapzi, cma, mm, sistem informasi manajemen dan strategi perusahaan dagang, tugas uts, universitas mercu buana,2017.
Similar a Sim, listiyono, prof. dr. ir. hapzi, cma, mm, sistem informasi manajemen dan strategi perusahaan dagang, tugas uts, universitas mercu buana,2017.(20)
Sim, listiyono, prof. dr. ir. hapzi, cma, mm, sistem informasi manajemen dan strategi perusahaan dagang, tugas uts, universitas mercu buana,2017.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Disusun oleh :
LISTIYONO
NIM: 43216110009
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
3. PENDAHULUAN
Sebagai seorang karyawan, anda perlu tahu mengenai hubungan antar organisasi, sistem
informasi, dan strategi bisnis. Anda perlu memahami bagaimana memanfaatkan sistem informasi
secara strategis dan bagaimana sistem bisa membantu anda membuat keputusan secara lebih
baik. Masyarakat pada umumnya sering menganggap pemasaran sebagai kegiatan yang
mudah dilakukan. Banyak orang yang mengatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan menjual
barang dan memperoleh uang dari hasil penjualan barang tersebut. Bahkan adapula yang
mengatakan, pemasaran sama halnya dengan melakukan kegiatan yang dilakukan untuk
memengaruhi konsumen. Akan tetapi semua pernyataan di atas pada dasarnya belum dapat
dijadikan sebagai arti dari pemasaran yang seutuhnya. Banyak kalangan masyarakat yang salah
mengartikan pemasaran. Sebenarnya kegiatan tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari
kegiatan pemasaran.
Pada dasarnya agar kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan lancar diperlukan adanya
manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran merupakan manajemen yang mempunyai
kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran suatu produk/barang tertentu dari suatu
perusahaan baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan jasa yang kegiatannya adalah
kegiatan yang tersusun secara sistematis dan terstruktur.
Dalam kaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dagang yaitu untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya, tentunya tidak lepas dari peran manajemen pemasaran yang bertugas
mempromosikan barang-barang agar konsumen tertarik untuk membelinya. Tanpa adanya
kegiatan manajemen pemasaran perusahaan akan sulit untuk mendapatkan pelanggan karena
untuk dapat memperoleh pelanggan tentunya perusahaaan dagang harus mampu melakukan
kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk menarik minat konsumen agar membeli barang
yang ditawarkan oleh perusahaan.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Cara Penerapan Manajemen Kinerja dalam Perusahaan Dagang.
2. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Dagang
3. Pengaruh Manajemen Pemasaran terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan Dagang
4. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan Dagang
5. Persaingan Perusahaan dengan Perusahaan Lain
6. Keunggulan Perusahaan Dagang
5. PEMBAHASAN
1. Cara Penerapan Manajemen Kinerja dalam Perusahaan Dagang
Strategi-Srategi yang sebaiknya diterapkan oleh manajemen pemasaran adalah sebagai
berikut.
Promosi yaitu, salah satu alat strategi memasarkan suatu produk dengan
cara memberikan informasi yang benarbdan tepat agar konsumen dapat
mengenalnya dan akhirnya diharapkan dapat menjadi konsumen dari produk yang
dijual.
Iklan yaitu, salah satu bentuk alat promosi dengan tujuan memberikan informasi
kepada masyarakat konsumen tentang suatu produk melalui dan merupakan salah
satu bentuk komunikasi pemasaran yang bersifat nonpersonal (bukan terhadap
perseorangan) dan diselenggarakan media massa seperti koran, majalah, radio,
televise, outdoor display (seperti poster, billboards, dan balon udara). Dengan
adanya iklan ini diharapkan perusahaan dagang mampu memengaruhi pikiran dan
perasaan konsumen yang dituju, selain itu dapat mendorong konsumen untuk
membeli produk yang diiklankan.
Personal selling yaitu, komunikasi pemasaran secara berhubungan (interaksi
langsung), saling tatap muka antara calon pembeli dengan penjual.
Executife selling yaitu, bentuk lain dari personal selling yang dilakukan oleh para
manajer perusahaan kepada calon pembeli yang akan membeli dalam jumlah
besar.
Publisitas yaitu, bentuk publikasi perusahaan yang mana perusahaan membuat
informasi dalam bentuk berita komersial melalui media massa. Berbeda dengan
pasang iklan, cara komunikasi yang disampaikan dengan publisitas berita.
Beberapa koran di Indonesia menamakannya sebagai advertorial, yakni
advertensi berupa berita.
Promosi penjualan yaitu, kegiatan promosi dalam bentuk lain diluar periklanan,
personal selling, maupun publisitas. Misalnya, melalui pameran atau kampanye.
6. Dari beberapa strategi-strategi pemasaran yang dijelaskan diatas telah jelas bahwa manajemen
pemasaran selaku pihak yang mlaksanakan pemasaran sangat diperlukan dalam perusahaan
dagang berkaitan dengan usaha-usaha peningkatan penjualan barang yang diperjualbelikan.
2. Proses Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Dagang
Proses manajemen pemasaran dalam perusahaan dagang adalah proses merencanakan
kegiatan pemasaran, mengarahkan pelaksanaan rencana, dan mengendalikan rencana itu.
Perencanaaan, pelaksanaan, dan pengendalian adalah tugas utama semua manajer pemasaran.
Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah berkelanjutan oleh karena itu semua pekerjaan
saling dikaitkan. Dalam pekerjaan perencanaan, para manajer menetapkan pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan dan merinci hasil yang diharapkan. Para manajer menggunakan hasil
yang diharapkan ini dalam pekerjaan pengendalian yaitu menentukan apakah segala sesuatunya
berjalan seperti yang telah direncanakan. Kaitan antara pengendalian dan perencanaanadalah
sangat penting.
Dalam menjalankan proses pemasaran manajemen pemasaran memiliki tahap-tahap
sebagai berikut.
1) Perencanaan pemasaran, yang meliputi.
(1) Penetapan tujuan, dalam suatu perusahaan dagang penetapan tujuan adalah kegiatan
yang sangat penting karena dalam kegiatan tersebut mencakup kepentingan dan keinginan dari
perusahaan dan dijadikan tolak ukur apakah kegiatan yang telah dilakukan oleh manjemen
pemasaran sesuai atau melenceng dari tujuan yang ditetapakan sebelumnya.
(2) Menilai peluang, dalam kegiatan ini perusahaan dagang harus mampu memahami pasar
karena apabila manajer pemasaran benar-benar memahami pasar target perusahaan maka
manajer akan melihat peluang terobosan yang akan membuat perusahaan mendapatkan laba yang
besar karena telah mengetahui peluang ada dibandingkan perusahaan dagang lainnya.
(3) Merencanakan strategi pemasaran, yaitu suatu usaha yang merincikan pasar target dan
bauran pemasaran (marketing mix) yang berkaitan. Strategi pemasaran adalah gambar besar yang
diperlihatkan hal-hal yang akan dilakukan perusahaan dagang dalam pasar.
(4) Menyusun rencana pemasaran, dalam penyusunan rencana pemasaran perusahaan
dagang hendaknya menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, peluang yang ada, dan
strategi yang digunakan dalam perusahaan dagang tersebut. Apabila rencana pemasaran yang
7. dilakukan tidak sesuai dengan hal diatas maka hasil yang akan dicapai tidak sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan.
(5) Menyusun program pemasaran, Perusaahaan dalam memasarkan barangnya harus
mempunyai program kerja yang mampu mengatur segala kegiatan-kegiatan pemasaran agar
terstruktur dengan baik.
2) Melaksanakan perencanaan dan program pemasaran.
3) Mengendalikan rencana dan program pemasaran dengan cara mengukur hasil dari kegiatan
pemasaran sesuai dengan rencana awal atau dapat menimbulkan rencana baru dan menilai
apakah hasil dari kegiatan yang dilakukan dapat membawa perusahaan dagang menuju kemajuan
perusahaan. Jika perlu kegiatan ini disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapakan
sebelumnya. Pada dasarnya kegiatan ini dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan rencana dan
program kerja agar rencana dan program kerja yang dilaksanakandapat terkendali.
3. Pengaruh Manajemen Pemasaran terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan
Dagang
Pemasaran merupakan kegiatan penting dari perusahaan dagang yang saat ini telah
banyak bemunculan. Semakin banyak pesaing dalam pasar menuntut perusahaan dagang untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran. Semakin baik kegiatan pemasaran maka akan
semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Dengan keuntungan tersebut diharapkan perusahaan
bersangkutan bukan saja dapat mempertahankan kelanjutan usahanya, tetapi juga dapat
dikembangkan lebih besar.
Kompetisi yang dihadapi perusahaan, membuat setiap perusahaan harus merencanakan,
melaksanakan, dan mengontrol strategi pemasaran yang dibuatnya. Hal itu dimaksudkan, agar
perusahaan memenangkan persaingan atau paling sedikit menguasai daerah pasar tertentu.
Apalagi dengan adanya barus globalisasi dan pelaksanaan kesepakatan World Trade
Organization (WTO) dan APEC, yang dicerminkan antara lain dengan deklarasi bogor tentang
perdagangan bebas dikawasan Asia Pasifik, di mana setiap perusahaan harus mempunyai daya
saing daya kompetisi) yang kuat. Daya saing yang kuat hanya dimungkinkan apabila
perusahhaan mempunyai tingka efisiensi yang tinggi, sehingga harganya relatif rendah dengan
mutu barang dagangan yang berkualitas karena pada dasarnya kosumen akan cenderung
8. membeli barang dgangan dari perusahaan yang harga barangnya relatif murah dengan kualitas
barang yang baik.
Oleh karena itu manajemen pemasaran mempunyai peran penting dalam
perusahaan dagang karena sangat berpengaruh dalam perkembangan maju mundurnya
perusahaan tersebut.
4. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan Dagang
O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang
menyebabkan sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan sistem
informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain
adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir), penggunaan
kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang
nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain karena kurangnya
dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi
yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi. Yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi
membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis
informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan
tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima
cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Dengan demikian, kurangnya
komitmen eksekutif puncak untuk terlibat lebih jauh dalam proyek mengakibatkan penerapan
sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia.
Keterlibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan juga
menentukan kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi sistem informasi
yang baru merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan orang dalam organisasi
akan bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran
mereka. Akan tetapi, proses perubahan organisasional ini diperlukan untuk manajemen
9. perubahan selama proses sosialisasi sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi
manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.
Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang
diperkirakan.
Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
2. Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir)
Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil
atau tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi
dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang
menguntungkan (favorable attitudes) dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan
sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat
penggunaan yang tinggi (high levels of use) serta kepuasan (satisfaction) terhadap sistem
tersebut. Disamping itu, keterlibatan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi
memiliki beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam
desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan
kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna
cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif
dalam proses perubahan itu sendiri. Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang
sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki
perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan
sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer (user-designer communication
gap).
3. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai
pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan
tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam
10. bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam
investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen
perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang
mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem
informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan
dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini
dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
4. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan
alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar
dan Hopwood (1995) dalam Murdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem
manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga
perubahan perilaku dan organisasional. Sekitar 30 persen kegagalan pengembangan sistem
informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu,
pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-
hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to
change). Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi
kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi
informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang
kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem
tersebut telah diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian
tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan
matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan
berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem
informasi dapat terjadi.
11. 5. Persaingan Perusahaan dengan Perusahaan Lain
Ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan berusaha untuk memenangkan persaingan
dengan cara menerapkan strategi bersaing yang tepat sehingga dapat melaksanakan serta
mewujudkan tujuan-tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Keberhasilan pasar didapat oleh perusahaan yang paling cocok dengan persyaratan lingkungan
saat ini, yaitu barang dan jasa yang siap dibeli orang. Berbagai individu, bisnis dan bahkan
seluruh negara harus menemukan bagaimana mereka menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan
(marketable value). Oleh karena itu perusahaan harus memahami apa yang diinginkan konsumen
saat ini dan untuk masa mendatang. Jadi, sukses dan gagalnya suatu perusahaan sangat
bergantung kepada keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahan tersebut.
Ada beberapa pendapat para ahli strategi bersaing dalam dunia perdagangan, diantaranya
seperti yang dikemukakan oleh Michael E. Porter : “Strategi bersaing adalah pencarian akan
posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat
persaingan terjadi”(1994;1).
Robert M. Grant mengemukakan tentang pengertian strategi bersaing sebagai berikut:
“Strategi bersaing adalah kombinasi antara akhir dan tujuan yang diperjuangakan oleh
perusahaan dengan alat (kebijaksanaan) dimana perusahaan berusaha sampai kesana” (1997;18).
Sedangkan pengertian strategi bersaing menurut Philip Kotler adalah : “Strategi yang secara
kuat menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan
bersaing yang sekuat mungkin” (2001;312).
Jadi pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan oleh sebuah
perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi pasar sasarannya dengan cara
memberikan keunggulan-keunggulan dalam bersaing,
1. Tujuan Pelaksanaan Strategi Bersaing yang diterapkan oleh Perusahaan Dagang
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001;230) terdapat lima tujuan pelaksanaan
strategi bersaing yaitu:
A. Membentuk suatu positioning yang tepat
Perusahaan berusaha untuk menunjukkan suatu image atau citra tersendiri mengenai
perusahaan kepada pelanggan atau pasar sasaran.
12. B. Mempertahankan pelanggan yang setia
Pelanggan yang setia bagaikan kekayaan untuk masa depan, yang jika dikelola dengan baik
akan memberikan aliran pemasukan seumur hidup yang baik kepada perusahaan.
C. Mendapatkan pangsa pasar baru
Perusahaan berusaha untuk mendapatkan dan memperluas pangsa pasar dengan
menggunakan strategi bersaing mereka masing-masing untuk meraih pasar seluas-luasnya.
d. Memaksimalkan penjualan
Proses untuk memaksimalkan laba atau keuntungan tergantung dari efektifitas strategi
bersaingnya, selain itu juga tergantung pada seluruh sistem yang ada dalam perusahaan serta
unit-unit fungsional lainnya.
e. Menciptakan kinerja bisnis yang efektif
Perusahaan harus menciptakan kinerja bisnis yang efektif, agar bisnis mereka dapat dikelola
secara strategis, yaitu dengan mendefinisikan: kelompok pelanggan yang akan dilayani,
kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi, serta teknologi yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
2. Jenis- Jenis Persaingan
Perusahaan harus mulai memberikan perhatian yang sama besarnya kepada para pesaing
dengan yang diberikan kepada para pelanggan sasaran mereka. Perusahaan yang berhasil adalah
yang merancang dan mengoperasikan sistem untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang
berkesinambungan tentang para pesaing.
Perusahaan seringkali mendefinisikan para pesaingnya sebagai setiap perusahaan yang
memproduksi dan menjual produk dan jasa yang sama, dengan kisaran harga yang sama, dan
kepada pelanggan yang sama. Tetapi pada kenyataannya perusahaan harus menghadapi
perusahaan-perusahaan pesaing dalam arti yang lebih luas.
Berikut jenis-jenis persaingan berdasarkan tingkat substitusi produk menurut Philip Kotler
(2000;293) :
1. Persaingan Merk
13. Perusahaan dapat melihat pesaingnya sebagai perusahaan lain yang menawarkan produk
dan jasa yang sama atau sejenis kepada pelanggan yang sama dengan kisaran harga yang sama
pula.
2. Persaingan Industri
Perusahaan dapat melihat pesaingnya lebih luas lagi, yaitu perusahaan menganggap
pesaing utamanya sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau jenis produk yang
sama.
3. Persaingan Bentuk
Perusahaan dapat melihat pesaingnya dengan lebih luas lagi yaitu semua perusahaan yang
menghasilkan produk yang memberikan manfaat yang sama.
4. Persaingan Umum
Perusahaan dapat memandang pesaing utamanya dalam arti yang lebih luas lagi yaitu
semua perusahaan yang bersaing untuk konsumsi rupiah yang sama.
3. Proses Perencanaan Strategi Dalam Dagang
Proses perencanaan strategi adalah analisa situasi dengan maksud untuk menghimpun unsur-
unsur yang termasuk ke dalam kelompok pengenalan situasi, yaitu :
1. Harapan masyarakat adalah harapan pemegang saham, pelanggan, pemasok, kreditur dan
komunitas.
2. Harapan perusahaan adalah harapan manajemen puncak, manajemen lain serta karyawan.
3. Data dasar merupakan prestasi masa lalu dan situasi saat ini serta peramalan.
4. Analisa SWOT merupakan perpaduan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan. Serta
peluang dan ancaman lingkungan
5. Menghitung dan memilih alternatif dengan nilai tertinggi secara tepat.
6. Keunggulan Perusahaan Dagang
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan utama /pokok melakukan
pembelian suatu barang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuk maupun fungsi dari barang
tersebut. Contoh: toko buku, toko perlengkapan sekolah, dan alat elektronik.
14. a. Kelebihan perusahaan dagang:
1. menjual barang tanpa mengolah terlebih dahul
2. kualitas barang dapat diketahui secara langsung oleh konsumen
b. kekurangan perusahaan dagang:
1. di perlukan tempat untuk memajang(display) barang
2. diperlukan tempat untuk menyimpan barang
3. diperlukan alat angkut untuk mengirim barang kepada konsumen
4. barang yang sudah dibeli konsumen dapat dikembalikan (retur) sehingga perusahaan
tidak jadi memperoleh penghasilan
ciri-ciri perusahaan dagang:
A. Penghasilan diperoleh dari hasil penyerahan/penjualan barang dagangan
B. Barang dagangan yang diperjual belikan tidak diubah bentuk maupun fungsinya
C. Rekening-rekening yang terdapat pada perusahaan dagang antara lain: pembelian atau
persediaan barang dagangan, retur dan pengurangan harga pembelian, potongan pembelian,
beban angkut pembelian, penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, potongan
penjualan, harga pokok penjualan, beban nagkut penjualan.
D. Usaha perusahaan dibedakan dalam dua kelompok yaitu: beban pemasaran dan beban
administrasi umum.
15. Kesimpulan
Proses manajemen pemasaran
Adapun proses manajemen pemasaran memiliki tahap-tahap sebagai berikut;
1. Penetapan rencana pemasaran.
2. Melaksanakan perencanaan dan program pemasaran.
3. Mengendalikan rencana dan program pemasaran.
4. Pengaruh Manajemen Pemasaran Terhadap Maju Mundurnya Suatu Perusahaan Dagang
Semakin banyak pesaing dalam pasar menuntut perusahaan dagang untuk meningkatkan
kualitas kegiatan pemasaran. Semakin baik kegiatan pemasaran maka akan semakin banyak
keuntungan yang diperoleh. Dengan keuntungan tersebut diharapkan perusahaan bersangkutan
bukan saja dapat mempertahankan kelanjutan usahanya, tetapi juga dapat dikembangkan lebih
besar.
Oleh karena itu maju mundurnya suatu perusahaan dagang sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya
manajemen pemasaran yang mempunyai peranan penting dalam memasarkan barang.
16. Saran
1.Bagi perusahaan dagang
Dalam menjalankan kegiatan pemasaran hendaknya perusahaan tidak membuat sebuah janji
palsu dalam artian tidak membuat kebohongan kepada masyarakat misalnya misalnya,
mengadakan promosi secara berlebihan padahal kualitas barang yang didagangkan kualitasnya
tidak sesuai dengan apa yang telah dipromosikan.
2.Bagi masyarakat
Masyarakat selaku konsumen hendaknya tidak mudah tergiur dengan promosi yang
dilakukan oleh perusahaan dagang dan hendaknya lebih selektif dalam memilih barang
dagangan.
3.Bagi pemerintah
Pemerintah selaku pengawas dalam perekonomian negara hendaknya melaksanakan
tugasnya sebagai pengawas perekonomian dengan baik yaitu dengan cara mengawasi kegiatan
pemasaran oleh suatu perusahaan agar perusahaan-perusahaan dagang melakukan kegiatannya
dengan sportif dalam artian antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya tidak saling
menjatuhkan.