Dr. Risa Anwar
Glucovance 4
100
150
200
250
300
350
Prevalensi
Diabetes
di
seluruh
dunia
(
juta
)
2000 2010 2025
PANDEMI DIABETES TIPE 2
DI DUNIA
International Diabetes Federation Diabetes Atlas 2000;
Amos et al. Diabet Med 1997;14 (Suppl 5):S1-S85.
150
221
300
DIABETES MELLITUS (DM)
Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
KELENJAR PANKREAS :
• Sel α Langerhans = glukagon, proglukagon
• Sel alfa Langerhans : Sejenis sel di kelenjar pankreas yang mensekresi
hormon glukagon. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel alfa
untuk membuat dan mensekresi glukagon jika kadar glukosa darah terlalu
rendah di bawah normal.
• Sel β Langerhans = Insulin, C-Peptide, Pro Insulin, Amylin
• Sel beta Langerhans: Sejenis sel di kelenjar pankreas yang
mensekresi hormon insulin. Tubuh akan memberikan signal kepada
sel-sel beta untuk membuat dan mensekresi insulin jika kadar
glukosa darah meningkat melampaui normal.
• Sel δ = Somatostatin
• F = Pancreatic Polypeptide (PP)
DM Tipe 1
• Kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
• DM tipe 1 dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
• Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pul
au Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun
• Penyebab lain, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagain
ya.
• Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet
Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GA
D (glutamic acid decarboxylase).
• Defisiensi insulin menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1.
• Fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal
sehingga ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans.
• Manifestasi : ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapat terapi insulin.
DM Tipe 2
• Penderita DM Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi
penderita diabetes.
• DM tipe 2 dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Mellitu
s (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.
• Faktor lingkungan antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
serta kurang gerak badan juga merupakan faktor penyebab DM tipe 2
• “RESISTENSI INSULIN” disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau
tak mampu merespon insulin secara normal.
• “DEFISIENISI INSULIN” yang sifatnya relatif akibat gangguan sekresi insulin
dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.
DM Tipe Lain
1. Defek genetik fungsi insulin
2. Defek genetik kerja insulin
3. Karena obat
4. Infeksi
5. Sebab imunologi yang jarang : antibody insulin
6. Resistensi Insulin
7. Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM
(Klinefelter, sindrom Turner)
DM GESTASIONAL
• Diabetes melitus yang muncul pada masa kehamilan,
umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor
risiko untuk DM Tipe 2.
GEJALA KLINIK
Gejala tipikal DM Tipe 1 DM Tipe 2
Khas :
1. Poliuria (sering buang air ke
cil)
2. Polidipsia (sering haus)
3. Polifagia (banyak makan/mu
dah lapar).
Keluhan :
- penglihatan kabur
- koordinasi gerak anggota tub
uh tergangg
- kesemutan pada tangan atau
kaki
- timbul gatal-gatal yang serin
gkali sangat mengganggu (pr
uritus)
- berat badan menurun tanpa s
ebab yang jelas.
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. Penurunan berat bad
an
5. Cepat merasa lelah (f
atigue)
6. Iritabilitas
7. Pruritus (gatal-gatal
pada kulit).
-umumnya hampir tidak ada gejala
-muncul tanpa diketahui
-penanganan baru dimulai beberapa tah
un kemudian ketika penyakit sudah ber
kembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya :
-lebih mudah terkena infeksi
-sukar sembuh dari luka
-daya penglihatan makin buruk
-umumnya menderita hipertensi, hiperli
pidemia, obesitas, dan juga komplikasi
pada pembuluh darah dan syaraf.
Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosa DM
catatan :
# Gula darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa memperhatikan kapan
asupan kalori atau waktu makan terakhir.
# Gula darah puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori atau
makanan sedikitnya 8 jam.
DIAGNOSIS DM
1. Kriteria diagnosis DM apabila terdapat gejala 3P & penurunan
tanpa sebab ditambah satu dari :
– GDA ≥ 200 mg/dl
– GDP ≥ 126 mg/dl
– Tes toleransi Glucosa Oral (TTGO) di dpt hasil kadar gula darah
2 jam ≥ 200 mg/dl sesudah pemberian glucosa 75 gram
• Pemeriksaan GDP & GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post
Prandial) sesuai kebutuhan
• Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan
• Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan:
– Jasmani lengkap
– Mikroalbuminuria
– Kreatinin
– Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida
– EKG
– Foto thorax
– Funduskopi
Evaluasi Medis Berkala
Pemeriksaan DM
Pmx Lab
Dx
- Gula Darah Sesaat (GDS)
- Gula Darah Puasa (GDP)
- TTGO
MARKER AUTOIMUN
- ICA
- IAA
- ANTI-GAD
- C peptide
Pemantauan
- Hb A1C (N : 4-5,9 %)
- MIKRO-ALBUMINURI
- PROFIL LEMAK
- FUNGSI GINJAL
- DL, URINALISA
- ELEKTROLIT
- GAS DARAH
- KETON BODIES
1. HIPOGLIKEMIA
Gejala dan ciri-ciri
• pusing, lemas, gemetar,
pandangan berkunang-kunang,
pitam (pandangan menjadi
gelap), keluar keringat dingin,
detak jantung meningkat,
sampai hilang kesadaran.
Apabila tidak segera ditolong
dapat terjadi kerusakan otak
dan akhirnya kematian
• Kadar glukosa plasma penderita
< 50 mg/dl sehingga
menyebabkan sel-sel otak tidak
mendapat pasokan energi dan
tidak dapat berfungsi bahkan
dapat rusak.
• lebih sering terjadi pada
penderita diabetes tipe 1, yang
dapat dialami 1 – 2 kali
perminggu.
Serangan hipoglikemia pada
penderita diabetes umumnya
terjadi apabila penderita :
• Lupa atau sengaja
meninggalkan makan (pagi,
siang atau malam)
• Makan terlalu sedikit, lebih
sedikit dari yang disarankan
oleh dokter atau ahli gizi
• Berolah raga terlalu berat
• Mengkonsumsi obat
antidiabetes dalam dosis
lebih besar dari pada
seharusnya
• Minum alkohol
• Stress
• Mengkonsumsi obat-obatan
lain yang dapat
meningkatkan risiko
hipoglikemia
kemungkinan penyebabnya adalah:
• a) Dosis insulin yang berlebihan
• b) Saat pemberian yang tidak
tepat
• c) Penggunaan glukosa yang
berlebihan misalnya olahraga
anaerobik berlebihan
• d) Faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kepekaan individu
terhadap insulin, misalnya
gangguan fungsi adrenal atau
hipofisis
2. DIABETIK KETOASIDOSIS
Umumnya banyak terjadi pada penderita IDDM (atau DM tipe I)
Akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak
Suatu keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik, terutama disebabkan
oleh defisiensi insulin absolut atau relatif
Ditandai trias : Hiperglikemia, Asidosis dan Ketosis
• Sindrom KHONK ditandai hiperglikemi, hipe
rosmolar tanpa disertai adanya ketosis
• Biasanya pada pasien usia tua dengan DM
tipe 2.
3. KOMA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK
(KHONK)
HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba
-tiba, disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan t
ertentu
Gejala :
• poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandanga
n kabur.
• Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti ga
stroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina.
• Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ket
oacidosis)
Feature Diabetic Ketoacidosis (KAD)
Hyperglycaemic non-ketotic
coma
(KHONK)
Diabetic history Known type I or new diabetic Mild or new type II diabetes
Age Young Old
Onset Days Days to weeks
Acidosis +++ o/+
Fluid Loss ++ +++
Blood Sugar ++ +++
Comparasion of Diabetic emergencies
1. MAKROVASKULAR
3 jenis komplikasi makrovaskular yg umum berkembang pada penderita diabetes adalah:
1. penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD),
2. penyakit pembuluh darah otak
3. penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD).
Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang leb
ih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umu
mnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan.
Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai na
ma, antara lain Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Synd
rome, atau Insulin Resistance Syndrome.
Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka
dilakukan pencegahan dengan pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid dar
ah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/8
0 mm Hg
2. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR
Terjadi pada penderita diabetes tipe 1.
Timbul retinopati, nefropati, dan neuropati.
Satu-satunya cara yang signifikan untuk mencegah a
tau memperlambat jalan perkembangan komplikasi
mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gu
la darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan m
enggunakan suntikan insulin multi-dosis atau denga
n pompa insulin yang disertai dengan monitoring ka
dar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko tim
bulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%
1. Glimepiride
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glimepiride MIMS ED 11 hal 279
Indikasi sebagai obat tambahan untuk diet dan latihan pada penderita DM tipe 2 yang mana hiepr
glikemia nya tidak dapat di control dengan diet dan olahraga saja.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Dosis
berikan segera sebelum makan utama pertama pada hwaktu yang sama. Dosis awal 1-2
mg 1x/hri. Pemeliharaaan 1-4mg 1x/hri. Maks: 8 mg 1x/hri.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Kontraindikasi ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa disertai koma.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Efek Samping
Interaksi obat
Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, eritema, urtikaria, erupsi yang menyerupai ruam
morbili atau amkulopapular, hiponatremia, gangguan pengelihatan atau pengelihatan kab
ur. Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastic, pan
sitopenia.
potensiasi dengan B-bloker, bezafibrat, biguanid, klofibrat, fenfluramin, MAOI, mikonaz
ol, salisilat, pentoksifillin (dosis tinggi) fenilbutazon, feniramidol, kloramfenikol, fosfam
id, sulfinpyrazon, sulfonamide,tetrasiklin. Efek diperingan dengan kortikosteroid, diureti
c gestagen, estrogen, derivate fenotiazid, asam nikotinat, hormone tiroid, simpatomimeti
k, ketergantungan laksatif.
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Perhatian
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lemah fisik atau malnutrisi. Insufisiensi adrenal, h
ipofisis, atau hati. Lansia. Pasien yang mendapat B-bloker atau simpatolitik lain. Hamil, l
A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
2. Glyburide
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glyburide
A TO Z
Indikasi Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang h
iperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet saja; dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dan glyburide atau diet d
an metformin saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.
A TO Z
Dosis
DEWASA : PO 2,5-5 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama.
Pasien Lebih sensitive terhadap Obat hipoglikemi (misalnya, orang tua atau pasien dengan disfungsi ginjal atau hati)
DEWASA: PO 1,25 mg / hari awalnya. Pemeliharaan: 1.25 sampai 20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dibagi (pasien yang mene
rima> 10 mg / hari mungkin memiliki respon yang lebih baik dosis dua kali sehari). Dosis harian> 20 mg tidak dianjurkan.
Bentuk micronized (glynase press tab)
Dewasa: PO 1,5 sampai 3 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama. Pemeliharaan: 0,75-12 mg / hari. Pasien yang mene
rima> 6 mg / hari memiliki respon yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari. Dosis harian> 12 mg tidak dianjurkan.
Kombinasi metformin : tambahkan glyburide dengan rgimen dosis bertahap terhadap pasien yang tidak berespon terhadap metformi
n dosis maksimal selama 4 minggu.
A TO Z
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disertai dengan ketoasidosis dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal
diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes yang disebabkan oleh (saat) kehamilan. A TO Z
Efek Samping dapat mengalami peningkatan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP:
Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lich
enoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. GI: Mual, kepenuhan epigastrium; mulas. GU: diuresis ringan; ringan sampai sedang keting
gian di BUN dan kreatinin. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pansitopenia;
porfiria hati. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; kel
emahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, kloramfenikol, clofibrate, d
icumarol, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, inhibitor monoamine oxidas
e, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan efek hi
poglikemik. Beta-blocker, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunka
n efek hipoglikemik. Ciprofloxacin: Kemungkinan interaksi antara glyburide dan ciprofloxacin telah dilaporkan, mengakibatkan pot
A TO Z
3. Glipizide
Aspek InformasiObat Pustaka
Komposisi
Glipizide A TO Z
Indikasi
Tambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-
dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja.
A TO Z
Dosis
PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan. Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari berdas
arkan respon glukosa darah. Dosis terbagi dapat diberikan (maksimum 15 mg (single dose) ; maksimum d
osis harian total 40 mg). PASIEN LANSIA DENGAN ATAU LIVER PENYAKIT: PO 2,5 mg / hari awalnya.
A TO Z
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disebabkan oleh ketoasidosis, dengan atau tanpa koma;
Terapi tunggal tergantung insulin (tipe I) diabetes melitus; diabetes disebabkan oleh kehamilan.
A TO Z
EfekSamping
CV: Dapat telah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang dioba
ti dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbilif
ormis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. Gangguan GI (misalnya,
mual, kepenuhan epigastrium, mulas);: GI diare. GU: diuresis ringan; BUN tinggi dan kreatinin. HEPA: ikteru
s kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranul
ositosis; anemia hemolitik; pansitopenia; porfiria hati. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; k
elemahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, klor
amfenikol, clofibrate, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metil
dopa, monoamine oxidase, antikoagulan oral, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid,
antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: efek hipoglikemik dapat ditingkatkan. Betablockers, cholestyramine,
diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik.
Makanan: Penyerapan tertunda ketika diminum bersamaan dengan makanan. Berikan obat »30 menit sebel
um makan.
A TO Z
4. Glibenclamid
e
Aspek InformasiObat Pustaka
Komposisi
Glibenclamide
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pen
gobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasi
lkan control glikemik yang cukup
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Dosis
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan inter
val 1 minggu. Maks : 15 mg/hari.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Kontraindikas
i
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, tra
uma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal
berat, kehamilan, laktasi.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
EfekSamping
sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, p
erubahan dari system hemopoitik.
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Perhatian
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin
, fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, sal
isilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dos
is tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, obat simpato
mimetik, hormone tiroid
Martindale 36 ed hal
440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
5. Candiabet
Aspek InformasiObat Pustaka
Komposisi Glibenclamide ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pengobatan aw
al dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik y
ang cukup
ISO ed 45 hal 264
Dosis
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1 ming
gu. Maks : 15 mg/hari.
ISO ed 45 hal 264
Kontraindikasi
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangr
ene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, lakt
asi.
ISO ed 45 hal 264
Efek Samping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, perubahan d
ari system hemopoitik.
ISO ed 45 hal 264
Perhatian
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin, fenfluramin,
MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasik
lin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fe
notiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hormone tiroid
ISO ed 45 hal 264
6. Gliklazide
Komposisi Gliklazide pustaka
Indikasi gliklaziddigunakansebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengoba
tan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th editi
on hal 440
BNF editioen 61 hal 4
28
Dosis dosisawal yang diberikan 40 sampai 80 mg sehari, secaraberkalameningkat, jikaperluhi
ngga 320 mg perhari. Dosisebihdari 160 mg hariandiberikandalam 2 dosisterbagi. Table
t yang dimodifikasi release jugaadapadapemberiandosisawal yang diberikan 30 mg sek
alisehari, meningkatjikaperlusampaimaksimum 120 mg setiaphari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan
respon; sampai 160mgsebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tin
ggidibagi; max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th editi
on hal 440
- BNF edition 61 h
al 428
Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infek
siberat, trauma
Martindale 36 th editi
on hal 460
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, ter
jadipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanprurit
is.
Martindale 36 th editi
on hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, a
lkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat
), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, cl
ofibratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, oc
treotide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazo
Martindale 36 th editi
on hal 461
7. GLIQUIDONE
Komposisi GLIQUIDONE
Indikasi gliquidonesebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpengobatan diab
etes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th editi
on hal 442
Dosis dosisawaldiberikan 15 mg seharisebagaidosistunggalpadawaktu 30 menitsebelumsarapa
n. Dosisdapatdisesuaikandenganpertambahan 15 mg, untukdosisbiasa 45 mg sampai 60
mg seharidalam 2 atau 3 bagiandosisterbagi. Dosisterbesardigunakanpagiharisaatsarapa
n. Untukdosistunggaldiatas 60 mg/haridandosishariandiatas 180 mg tidakdianjurkan.
Martindale 36 th editi
on hal 442
Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, infeksi
berat, trauma
Martindale 36 th editi
on hal 442
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam, terj
adipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan, ruamkulitdanpruritis
.
Martindale 36 th editi
on hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, al
kohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat),
antijamurazole(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofib
ratedan terkaitsenyawa, antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreot
ide(meskipun ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulf
onamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan antidepresantrisiklik.
Martindale 36 th editi
on hal 461
8. GLICLAZIDE
Komposisi Gliklazide
Indikasi Gliklazid digunakan sebagai antidiabetes sulfonylurea. Diberikan secara oral
untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th edition hal
440
BNF editioen 61 hal 428
Dosis Dosis awal yang diberikan 40 sampai80 mg sehari, secara berkala meningka
t, jika perluhingga 320 mg perhari. Dosis lebih dari 160 mg harian diberikan
dalam 2 dosis terbagi. Tablet yang dimodifikasi release juga ada pada pemb
erian dosis awal yang diberikan 30 mg sekali sehari, meningkatjika perlu sa
mpai maksimum 120 mg setiap hari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan respon; sampai 160mg
sebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih tinggi dibagi;
max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th edition hal
440
- BNF edition 61 hal 428
Kontraindikasi Tidak boleh digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Pada pasien ke
toasidosis, infeksiberat, trauma
Martindale 36 th edition hal
460
Efeksamping Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan
rasa logam, terjadi peningkatan nafsu makan yang diikuti dengan kenaikan
berat badan, ruam kulit dan pruritis.
Martindale 36 th edition hal
460
Interaksi Klorpropamid dan tolbutamid. Efek hipoglikemik meningkat dengan adanya
inhibitor ACE, alkohol, allopurinol, beberapa analgesik (terutama azapropaz
one, fenilbutazon, dansalisilat), anti jamur azole (flukonazol, ketokonazol, da
nmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofibratedan terkait senyawa, antik
oagulan coumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun in
i mungkin juga menghasilkan hiperglikemia), ranitidine, sulfinpyrazone,sulfo
Martindale 36 th edition hal
461
9. Neurodex
Komposisi - Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Vit B1mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
- ISO volume 46 (2011/2012) hal. 55
6
Indikasi - Pencegahandanpenyembuhankurang vitamin, neurotropik, ga
ngguanpada system sarafseperti neuralgia, neuritis perifer, po
lyneuritis, parestesia, sindrombahulengan, hispastenia, skiatik
a, konfulsikibathiperitabilitasdan herpes zoster, rasa pusingda
nmuntahpadawaktuhamil, terapitambahanpadapengobatanpen
yakitkulit, migraine, rasa penyembuhan, kelelahankerjadanel
elahanakibatketuaan.
- Gejalaneutropikkarenadefisiensi vitamin, gngguan neurologic
muandanmuntahpadakehamilan, anemia, aritmia, reaksialergi
.
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Dosis - Sehari 3 kali 1 tablet
- Sehari 2-3 kali perhari
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap komponen obat ini.
Efeksamping
Interaksi
lanjutan...
• Efeksamping : pemakaian vitamin B6 dalamdosisbesardandalamjangkawa
ktu yang lama dapat menyebabkan sindrom neuropatik
(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)
• Perigatandanperhatian :sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang se
dang menerima terapi levodopa
(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)
• Farmakologi :
• Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto dan be
rperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 di dalam tubuh beru
bah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat memba
ntu dalam metabolisme protein dan asam amino.
• VitaminB12 berperandalamsintesaasamnukleatdanberpengaruhpadapema
tanganseldanmemeliharaintegritasjaringansyaraf.
• Penggunaan :Dapatdiberikanbersamamakananuntukmengurangi rasa tida
knyamanpada GI.Vitamin B6 bekerjamenstimulasisoistemsaraf yang akan
mempengaruhidarah.
1. Nateglinide
Komposisi NATEGLINIDE Pustaka
Indikasi nateglinidasepertirepaglinideyaitumaglitinideantidiabetes yang digunakandaampe
ngobatan diabetes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th edition
hal 455
Dosis dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehariditingkatkansampai 180 mg tiga kali se
harijikaperlu
Martindale 36 th edition
hal 455
Kontraindikasi harus diberikandengan hati-hatiuntukpasiendengankerusakan hati. Martindale 36 th edition
hal 455
Efeksamping samadenganrepaglinide : gangguan GI (mual, muntah, sakitperut, diare, sembelit)
, hipoglikemia, nyerisendi, reaksihipersensitifitas (pruritis), ruam, urtikaria.
Martindale 36 th edition
hal 455
Interaksi
Farmakokinetik :nateglinide dalam pemberian oral cepat diserap dengan puncak plasma terapi dalam wakt
u satu jam dan memiliki bioavabilitas 73%. Nateglinide sebanyak 9% terikat pada protein plasma, dandimet
abolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9 dan metabolism rendah oleh CYP3A4.Metabolit utamaya it
u M1 yang kurang kuat dibandingkan nateglinide. Pada orang lansia, metabolit banyak diekskresikan dalam
urin namun 10% dieliminasi melalui feses.Waktu paruh eliminasi sekitar 1.5 jam.
Dosis dan Cara pemberian: pada golongan obat ini diberikan 30 menit sebelum m
akan dalam dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sam
pai 180 mg tiga kali sehari jika perlu.Nateglinide juga diberikan dalam dosis yang sa
ma dengan metformin atau thiazolidione. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada p
2. Starlix
Komposisi Nateglinide Mims edisi 11 (20
11/2012) hal 285
Indikasi Terapiuntuk DM tipe 2 (non insulin) sebagaiterapitunggalata
ukombinasidengan metformin
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Dosis 120 mg 3 x sehari Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Kontraindik
asi
DM tpie 1, diabetic ketoasidosishamildanlaktasi. Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Effeksampi
ng
Hipoglikemia, gangguan GI, infeksisalurannafasatas, nyeripu
nggung, gejala flu, pusing, antropati, bronchitis, batuk, peni
ngkatankadarenzimhati.
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
Interaksi Potensialefekhipoglikemiaoleh AINS, salisilat, penghambat
MAO danpenghambatan beta adrenergic non selektif,penur
unanefekhipoglikemijikadiberikanbersama thiazide, kortikost
eroid, produkdaritiroiddansimpatomimetik.
Mims edisi 11 (201
1/2012) hal 285
1. Metformin
Komposisi Metformin
Indikasi Menurunkan gula darah di pasiedn dengan DM tipe 2 dimana hiperglikemi tidak dapat di
kontrol dengan diet saja
A to Z
Dosis Incremental dosing recommendations based on dosage form:
500 mg tablet: One tablet/day at weekly intervals
850 mg tablet: One tablet/day every other week
Oral solution: 500 mg twice daily every other week
Doses of up to 2000 mg/day may be given twice daily. If a dose >2000 mg/day is required
, it may be better tolerated in three divided doses. Maximum recommended dose 2550 mg
/day.
DIH
Initial dosage is 500 mg two or three times daily or 850 mg once or twice daily with o
r after meals, gradually increased if necessary, at intervals of at least 1 week, to 2
to 3 g daily; doses of 3 g daily are associated with an increased incidence of gastr
ointestinal adverse effects
Martindale
500 mg at breakfast for at least 1 week, then increasing to 500 mg twice daily for at le
ast 1 week, with further
increases as required, up to a usual maximum of 2 g daily in 3 divided doses with mea
ls
BNF
Kontraindikasi Penyakit ginjal serum creatinine > 1.5 mg/dL in males or > 1.4 mg/dL in females or abnor
mal Ccr,, cardiovascular collapse, acute MI, septicemia
A to Z
Efek samping Rasa seperti logam, GI: diare( 10% to 53%),, mual muntah (7% to 26%) ,perut kembung,
flatulen (12%), anoreksia, METABOLIK: asidosis laktat. LAINNYA : subnormal vit B12
level
A to Z
Perhatian Pregnancy: Category
Hepatic Disease
A to Z
Lanjutan...
Cara peng
gunaan
Dapat digunakan bersamaan dengan makan untuk mengurangi gangguan GI , dimulai
dari dosis terendah
Cek dulu kadar gula sebelum menentukan dosis awal
Jangan dikunyah atau di gerus!
DIH
ATO Z
Penyimpana
n
Store in a tightly closed container at room temperature A to Z
Interaksi Alcohol
Potentiates effect of metformin on lactate metabolism.
Cationic Drugs (eg, Amiloride, Digoxin, Quinidine)
May increase metformin serum concentration by competing for tubular secretion.
Cimetidine
Increases metformin serum concentration.
Furosemide
May increase metformin serum concentration; metformin may reduce furosemide serum con
centration.
Iodinated Contrast Material
May cause acute renal failure and has been associated with lactic acidosis in patients receivin
g metformin.
Nifedipine
Increases metformin serum concentration
Corticosteroids (Orally Inhaled): May diminish the hypoglycemic effect of Antidiabetic Agen
ts.
Luteinizing Hormone-Releasing Hormone Analogs: May diminish the therapeutic effect of A
ntidiabetic Agents. Risk C: Monitor therapy
Food: Food decreases the extent and slightly delays the absorption. May decrease absorption
of vitamin B12 and/or folic acid
A to Z
DIH
2. Glucovance
Informasi Obat Pustaka
komposisi Per tab 1.25mg/ 250 mg glibenclamide 1.25 mg, metformin HCl 250 mg. per tab 2.5 mg/500 mg gl
ibenclamide 2,5 mg, metformin HCl 500 mg. pertab 5mg/500 mg glibenclamide 5 mg. metformin
HCl 500 mg.
ISO ed 45 hal 268
indikasi terapi awal, sebagai tambahan tdp diet dan olahraga, untuk memperbaiki control gula darah pada p
asien dengan diabetes tipe 2 dg HbAc >8% dengan hiperglikemia yang tidak dapat diatasi dengan
diet dan olahraga saja . terapi lini kedua dimana diet dan olahraga & terapi awal dengan sulfonylur
ea atau metformin tidak menghasilkan control gula darah yang adekuat pada pasien diabetes tipe 2.
ISO ed 45 hal 268
Dosis terapi awal anjuran dosis awal : 1.25 mg/250 mg 1-2 x/hr. terapi lini kedua anjuran dosis awal : 5
mg/500 mg atau 2.5 mg/500 mg 2x/hr, s/d dosis maks harian 20mg glibenclamide/2000 mg metfor
min.
ISO ed 45 hal 268
Kontraindikasi penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif yang membutuhkan terapi farma
kologi, asidosis metabolic akut atau kronik, termasuk ketoasidosis diabetikum dengan atau tanpa ko
ma. Terapi hrs dihentikan utk pasien yang sedang menjalani pemeriksaan radiologi termasuk pember
ian intravaskuler dri bahan komtras teryodisasi. Insufisiensi hati, alkoholik, porfiria, laktasi, pemberi
an bersama dengan mikonazol
ISO ed 45 hal 268
Efek samping infeksi sal. Napas atas, reaksi GIT seperti diare, mual/ muntah, & nyeri perut, sakit kepala, pusing,
hipoglikemia.
ISO ed 45 hal 268
perhatian Asidosis laktat jarang & dapat tjd pada insufisiensi ginjal yang signifikan. Lakukan pemantauan b
erkala pada fungsi ginjal, terutama pd lanjut usia. Hindari pemberian pd pasien dengan gejala klini
s atau lab peny. Hati. Pasien harus diingatkan thdp asupan alkohol yang berlebihan.
ISO ed 45 hal 268
In teraksi media kontras yang tertodisasi, alkohol, obat kationik, yg dieliminasi melalui sekresi tubulus ginjal, f
urosemide, nifedipin. Mengurangi absorpsi vit B12. Tiazid & diuretic lain, kortikosteroid, fenotiazin,
produk tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik, penghambat kana
l Ca & INH dpt menimbulkan hiperglikemia, & hilangnya control gula darah.
ISO ed 45 hal 268
Langkah 1 : Persiapkan insulin pen
, lepaskan penutup insulin pen.
Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus da
n tutup jarum
A. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.
B. Putar jarum insulin ke insulin pen.
C. Lepaskan penutup jarum luar.
D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum ta
mpak.
Buang penutup jarum ke tempat sampah
Langkah 3 : Pertama insulin pen, pasti
akan pen siap digunakan
A. Hilangkan udara di dalam pen mel
alui jarum. Hal ini untuk mengatur ket
epatan pen dan jarum dalam mengatu
r dosis insulin. Putar tombol pemilih d
osis pada ujung pen untuk 1 atau 2 uni
t (pengaturan dosis dengan cara mem
utar tobol).
B. Tahan pena dengan jarum mengara
h ke atas. Tekan tombol dosis dengan
benar sambil mengamati keluarnya ins
ulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Tombol pemut
ar harus kembali ke nol setelah insuli
n terlihat di dalam pen.
Langkah 4 : Aktifkan to
mbol dosis insulin (bis
a diputar-putar sesuai k
einginan).
Langkah 5 :Pilih lokasi bagian
tubuh yang akan disuntikan.
Pastikan posisi nyaman saat m
enyuntikkan insulin pen. Hin
dari menyuntik disekitar pus
ar.
Langkah 6 : Suntikkan insulin
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ib
u jari pada tombol dosis.
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 d
erajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke baw
ah pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jaru
m di tempat selama 5-10 detik untuk memb
antu mencegah insulin dari keluar dari tem
pat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang t
erlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu
tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue
atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daera
h bekas suntikan.
Langkah 7 : Persiapkan pen insul
in untuk penggunaan berikutnya.
Lepaskan tutup luar jarum dan p
utar untuk melepaskan jarum dar
i pen. Tempatkan jarum yang tela
h digunakan pada wadah yang a
man (kaleng kosong). Buang ke
tempat sampah jangan dibuang
ditempat pendaurulang sampah
Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang paling sering
terjadi. Prevalensi penyakit ini meningkat dengan bertambahnya usia.
Peningkatan tekanan arteri menyebabkan perubahan patologis pada jari
ngan vaskular dan hipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, faktor resiko utama pen
yakit arteri koroner dan komplikasinya, dan kontributor utama gagal jan
tung. Infisiensi ginjal, dan aneurisme aorta lapah.
(Farmakologi dan Terapi Goodman And Gilman Hal 507)
Definisi
ETIOLOGI
Hipertensi primer (essensial)
• > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi prim
er).
• Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol.
• Disebabkan oleh faktor genetik.
• Adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan n
itric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
Hipertensi sekunder
• < 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau oba
t-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
• Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
• Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat
yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertai
nya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu
hipertensi diastolic, campuran, dan sistolik.
Hipertensi diastolik
(diastolic hypertension)
yaitu peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan
sistolik. Biasanya
ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda.
Hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang
meninggi) yaitu
peningkatan tekanan darah
pada sistol dan diastol.
Hipertensi sistolik
(isolated systolic
hypertension) yaitu
peningkatan tekanan
sistolik tanpa diikuti
peningkatan tekanan
diastolik. Umumnya
ditemukan pada usia
lanjut.
Patofisiologi :
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerus
akan organ target yang progresif ditandai oleh tekanan darah >180/12
0 mmHg. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke
nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beb
erap hari.
Faktor peningkatan tekanan darah
(OBAT-OBAT PENTING HAL 540)
1. Garam : ion natrium
mengakibatkan retensi
air, sehingga volume
darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan
pembuluh meningkat,
juga memperkuat efek
vasokontruksi
noradrenalin. Secara
statis ternyata bahwa
pada kelompok yang
banyak mengonsumsi
terlalu banyak garam
terdapat lebih banyak
hipertensi dari pada
orang-orang yang
memakan hanya sedikit
garam.
2. Merokok.
Nikotin dalam rokok
berkhasiat
vasokontruksi dan
meningkatkan TD.
Merokok
memperkuat efek
buruk dari hipertensi
terhadap sistem
pembuluh.
3. Stres ( ketegangan
emosional) dapat
meningkatkan TD
untuk sementara
akibat pelepasan
adrenalin dan
noradrenalin
(hormon stress),
yang bersifat
vasokonstriktif. TD
meningkatkan pula
pada waktu
ketengangan fisik
(pengeluaran tenaga,
olahraga). Bila stres
hilang, TD bisa turun
lagi.
4. Hormon pria dan
kortikosteroid juga
berkhasiat retensi
air. Setelah
penggunaan hormon
ini atau pil antihamil
dihentikan, atau
pemakaian garam
sangat dikurangi,
pada umumnya TD
menurun dan
menjadi normal
kembali.
5. Kehamilan. Yang
terkenal adalah kenaikan
TD yang dapat terjadi
selama kehamilan.
Mekanisme hipertensi ini
serupa dengan proses
ginjal, bila uterus
diregangkan terlampau
banyak (oleh janin) dan
menerima kurang darah,
maka dilepaskan nya zat-
zat yang meningkatkan
TD.
Mekanisme kontrol melalui sympathetic autonomic
norvous system dan oleh ginjal.
• Ketika terjadi penurunan TD, saraf simpatik merangsang kelenjar adrenal untuk me
release epinephrine dan norepinephrine. NE bekerja pada reseptor alfa tetapi juml
ahnya lebih sedikit dibanding Epi. Sedangkan Epi bekerja langsung pada jantung.
Peningkatan β1 akan menyebabkan peningkatan Cardiac Output sehingga jantung
berdenyut lebih cepat. Peningkatan α1 akan menyebabkan peningkatan TD melalui
peningkatan resistensi peripheral. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan tekanan
darah.
• Kontrol darah oleh ginjal adalah apabila tekanan darah turun maka ginjal akan me
nurunkan ekskresi garam natrium dan air, ginjal mengeluarkan enzim renin yang a
kan mengubah angiotensinogen menjadi AT I. Oleh ACE diubah menjadi AT II yan
g menyebabkan vasokonstriksi arteriol, menstimulai saraf simpatik dan menyebabk
an pelepasan hormon aldosterone dan antiduretik yang menyebabkan ginjal mere
tensi air dan natrium. Sebaliknya ketika tekanan darah naik, maka ginjal akan men
ingkatkan ekskresi air dan garam.
Penjelasan : Reseptor Angiotensin terdiri atas 2 : AT 1 dan AT 2
• AT 1 terdapat di otot polos pembuluh darah, otot jantung, ginjal, otak dan kelenjar adrenal.
• AT 2 terdapat di medula adrenal dan SSP.
• Angitensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang merupa
kan hormon yang belum aktif. Oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) kemudian AT I di
ubah menjadi Angiotensin II (AT II) sehingga merangsang vasokonstriksi dan merangsang sek
resi aldosteron dan kelenjar adrenal.
1. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Informasi Obat (VALSARTAN) Pustaka
komposisi
valsartan
indikasi Hipertensi, gagal jantung, Left ventricular dysfunction af
ter MI
DIH
Dosis
Adults: PO Initial dose : 80 mg qd. Maintenance : 80 to 3
20 mg qd.
A TO Z
Dosing: Pediatric
Hypertension: Oral: Children 6-16 years: Initial: 1.3 mg/kg
once daily (maximum: 40 mg/day); dose may be increase
d to achieve desired effect; doses >2.7 mg/kg (maximum
: 160 mg) have not been studied. Dosing: Renal Impairm
ent Children: Use is not recommended if Clcr <30 mL/mi
nute. Adults: No dosage adjustment necessary if Clcr >10
mL/minute
DIH
ARB
Kontraindikasi Standart consideration
Efek samping Sakit kepala, pusing, lemah, Sinusitis; pharyngitis; rhinitis. GI: Abdominal pain; diarrhe
a; nausea. HEMATOLOGIC: Neutropenia. METABOLIC: Hyperkalemia. RESPIRATORY: Co
ugh. OTHER: Fatigue; viral infection; edema; arthralgia.
interaksi Litium. Konsentrasi plasma meningkat karena valasartan
perhatian
Category D (second and third trimester); Category C (first trimester).
Cara pengguanaan
Sehari sekali (tiap 24 jam) sebelum atau sesudah makan
penyimpanan Simpan di suhu ruang, temperatur kamar, hindari dari kemlembaban
LANJUTAN .....
ARB
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka
komposisi
indikasi HYPERTENSI A to z
Kontraindikasi
Hypersensitivity to doxazosin, prazosin, or tera
zosin
A to z
DOSIS Adults: PO Initial dose: 1 mg bid to tid. Mainte
nance: 6 to 20 mg/day in divided doses (max, 4
0 mg/day).
Children: PO 0.5 to 7 mg tid has been suggeste
d
A TO Z
Hypertension: Oral: Initial: 1 mg/dose 2-3 time
s/day; usual maintenance dose: 3-15 mg/da
y in divided doses 2-4 times/day; maximu
m daily dose: 20 mg
Hypertensive urgency: Oral: 10-20 mg once, m
ay repeat in 30 minutes
DIH
Efek samping Palpitasi, hipotensi ortostatik, hipotensi, takikar
di. CNS : depresi, pusing. Dematologic : pruriti
s, kemerahan, berkeringat, alopecia.
Pengelihatan kabur
GI: mual muntah, konstipasi, perut tidak nyama
n
A to z
ALFA BLOKER
interaksi Alcohol: Increased risk of hypotension.
Beta-blockers: Enhanced acute orthostatic hypotensive reaction
after first dose of prazosin.
Verapamil: Increased serum prazosin levels and increased sensit
ivity to orthostatic hypotension
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk
A to z
Cara pengguana
an
Dosis awal diberikan saat mau tidur untuk menghindari terjadinya s
ycope(Syncope
merupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi perubahan
suplai darah keotak dan biasanya terjadi secara mendadak dan seben
tar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan posturaltubuh serta kem
ampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Ping
san, "blacking out",atau
syncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan kesadaran sementara
yang diikuti oleh kembalinyakesiagaan penuh)
dosis ditingkatkan perlahan, biasanya tiap 2 minggu, diberikan saat
mau tidur
A to z
penyimpanan Store at room temperature in tightly-closed, light-resistant container A to z
Lanjutan ....Alfa Blocker
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustaka
komposisi
indikasi HYPERTENSI A to z
Kontraindikasi Hypersensitivity to clonidine or any componen
t of adhesive layer of transdermal system
A to z
DOSIS DOSIS AWAL : PO 0.1 mg 2 kali sehari : ditin
gkatkan dengantambahan 0.1-0.2 mgmg/hari s
ampai diperoleh respon yg diinginkan (maksi
mum 2.4 mg/hari dalam dosis terbagi). SUBLI
NGUAL 0.2-0.4 mg/hari. TRANSDERMAL 0.
1 mg patch tiap minggu. Dosis >dua 0.3 mg pa
tch tidak meningkatkan efek.
CHILDREN: PO 5–25 mcg/kg/day in divided
doses given q 6 hr; increase dose as necessary
at 5–7 day intervals
A TO Z
Oral: Initial dose: 0.1 mg twice daily (maximu
m recommended dose: 2.4 mg/day);Trans
dermal: Apply once every 7 days; for initi
al therapy start with 0.1 mg and increase b
y 0.1 mg at 1- to 2-week intervals (dosage
s >0.6 mg do not improve efficacy); usual
dose range (JNC 7): 0.1-0.3 mg once wee
kly
DIH
AGONIS ALFA 2
Efek samping CV: CHF; orthostatic symptoms; palpitations; tachycard
ia; bradycardia. CNS: drowsiness; dizziness; sedation; ni
ghtmares; insomnia; nervousness or agitation; headache;
fatigue; hypotension (epidural only); confusion (epidural
only).
A to z
interaksi Alcohol, CNS depressants: Clonidine may enhance depressa
nt effects. Beta-adrenergic blocking agents: May increase po
tential for rebound hypertension when clonidine therapy is d
iscontinued. Local anesthetics: Epidural clonidine may prolo
ng the duration of pharmacologic effects of epidural local an
esthetics, including sensory and motor blockade. Narcotic an
algesics: May potentiate the hypotensive effects of clonidine
. Tricyclic antidepressants: May reduce effect of clonidine
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk
A to z
Cara penggua
naan
Berikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam A to z
penyimpanan Simpan tablet dalam ruang tertutup pada suhu ruang A to z
Lanjutan .....AGONIS ALFA 2
2. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i)
Angiotensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang.
Oleh Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE i) maka pembentukan AT I
menjadi Angiotensin II (AT II) dihambat sehingga yang terjadi adalah vasodilatasi yang
menurunkan TD dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga
dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek va
sodilatasi ACE-i.
Komposisi capozidegolongan Ace inhibitor (OOP)
Indikasi hipertensiringan-beratdandekompensasijantung (OOP)
Kontraindikasi Hipersensitif terhadapinhibitorACE (A TO Z DRUG FA
CTS)
Dosis hipertensi oral 1-2 dd 25mg,bila perlu setelah 2 minggu 1-2 dd 50 mg ; dekompen
sasi : 3 dd 6,25-12,5mg,berangsur-angsur dinaikan sampai 3 dd 25-50mg (Dosis
umum tidak melebihi 50mg 3 kali sehari. Max dosis harian 450mg.)
Hipertensi : oral 12,5 mg sehari dua kali, bila perlu dapat ditingkatkan setelah 2- 4
minggu. Ketika terapi awal dengan ACE inhibitor, dosis pertama seharusnya diber
ikan saat bedtime. Dosis 6,25 mg sehari dua kali direkomendasikan jika captopril
diberikan kepada pasien yang menggunakan diuretic, jika memungkinkan diuretic
seharusnya dihentikan selama 2 atau 3 hari sebelum meminum captopril. Dosis un
tuk maintenance adalah 25 – 50 mg sehari dua kali dan tidak boleh lebih dari 50
mg sehari tiga kali.
OOP
(Martindale ed 36 p.
1240)
Efeksamping Takikardia, berat badan turun , stomatitis, acidosis, kemerahan, photo sensitive.
Efek samping yang sering adalah batuk kering, hilangnya rasa (kadang-kadang ju
ga pencium) dan exanthema.
(BNF ed. 57 p.102)
Perhatian Kehamilan katagori D, di sekresi dalam asi,Angioedema: Gunakan dengan sangat
hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter
A TO Z DRUG FAC
TS
interaksi Dg obat diuretika meningkatkan efek sampingnya, dg beta bloker menimbulkan a
disi (OOP)
A TO Z DRUG FAC
TS
ACE INHIBITOR
Captopril :
:
Penggunaan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesu
dah makan
( A to Z drug
Facts)
Penyimpanan Suhu ruangan dan terlindung dari cahaya ( A to Z drug
Facts)
Lanjutan Captopril...
3. Antihipertensi Beta Blocker
Pemberian β bloker dapat dikaitakan dengan hambatan reseptor β1
1. Aktivasi β1 adrenoreceptor dihambat sehingga terjadi penurunan cardiac o
utput dan resistensi peripheral sehingga menurunkan TD
2. Hambatan sekresi renin sehingga produksi AT II menurun
3. AT II menurun menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan retensi air
dan natrium sehingga terjadi penurunan TD
KOMPOSISI Inderal, golonganbetta blocker OOP
INDIKASI pengobatan hipertensi; angina pektoris; stenosissubaortahipertrofi; MI
; pheochromocytoma; profilaksismigrain; tremoresensial; beberapaven
trikeldanaritmiasupraventrikuler
A TO Z DRUG FACT
KONTRA INDIKASI lebih besar daritingkat pertamablok jantung; CHFkecualisekunder unt
uktakiaritmiaatauhipertensi yang tidak diobatidapat diobatidenganbet
a-blocker; gagal jantungterbuka; bradikardiasinus; syok kardiogenik; a
smabronkialtidak diobatiataubronkospasme, termasukPPOKyang para
h
A TO Z DRUG FACTS
DOSIS hipertensiDEWASA: POdosisawal:40mgbidawalnyaatau80mgobatberkel
anjutan-release /hari; titrasiuntukrespon. Pemeliharaan: 120-240mg/ha
ridalam 2 sampai 3dosis terbagiatau120 sampai 160mg/ haripengoba
tanberkelanjutan-release. Jangan melebihi640mg/hari. ANAK: PO0,5m
g/kgbid; titrasiq3 sampai 5hari untukdosismaksimal1mg/kgbid
A TO Z DRUG DRUG
EFEK SAMPING :Kardiovascular :bradikardia, gagaljantungkongestif, blokade A-V, hipo
tensi, tanganterasadingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arteri
al.Gastrointesnial :mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, kons
tipasi ischemic colitis, flatulen
PERHATIAN :Kehamilan: KategoriC.Laktasi: diekskresikandalam ASI.Tidak boleh dih
entikan secara mendadak PenggunaanIVtidak dianjurkan
A TO Z DRUG FACTSS
B-BLOCKER
Propranolol :
INTERAKSI Barbiturat: bioavailabilitasPenurunanproprano
lol. Simetidin: Peningkatan kadarpropranolol.
Clonidine: Attenuationataupembalikanefek ant
ihipertensi; berpotensipeningkatanBPmengan
cam jiwa, terutama padapenarikan. Epinefrin:
episodehipertensiawaldiikuti olehbradikardia.
Alkaloidergot: iskemiaperifer, dimanifestasika
n olehekstremitasdingin danmungkingangren.
Hydralazine: Peningkatan kadarserumkedua o
bat. Insulin: berkepanjanganhipoglikemiadeng
anmaskinggejala. Lidocaine: Peningkatan kada
rlidocaine, yang menyebabkan keracunan. NS
AID: Beberapa agendapat menggangguefek a
ntihipertensi. Fenotiazin: efekbaikobatPeningk
atan. Prazosin: Peningkatanhipotensi ortostati
k
A TO Z DRUG FACTS
LANJUTAN .....
B-BLOCKER
Propranolol :
4. Calcium-channel blockers
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel
otot polos pembuluh darah dan miokard.
Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimb
ulkan relaksasi arteriol sedangkan vena kurang dipengaru
hi.
Informasi Obat ( NIFEDIPIN) Pustaka
komposisi Sustained release
indikasi hypertensi A to z
Kontraindikasi
Sick sinus syndrome; second- or third-degree AV block, except with f
unctioning pacemaker.
A to z
DOSIS Oral: Initial: 10 mg 3 times/day as capsules or 30 mg once daily as su
stained release
Usual dose: 10-30 mg 3 times/day as capsules or 30-60 mg once dail
y as sustained release
Maximum: 120-180 mg/day
DIH
Efek samping Hipotensi, palpitasi, aritmia, edem pulmonary, angina, takikardi, pusi
ng,insomnia, cemas, pruritis, urtrikaria, sinusitis, rinitis A to z
interaksi A to z
perhatian
Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk in small a
mounts
Pada orang tua : resiko terjadi hipotensi
A to z
Cara pengguana
an
Sebelum atau sesudah makan,
Tappering obat 7 -14 hari
Jangan kunyah dan gerus tablet
A to z
penyimpanan Suhu ruang, jauhkan dari paparan cahaya langsung dan kelembaban A to z
ANTAGONIS KALSIUM
5. Antihipertensi Diuretik
Penjelasan:
• Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga terjadi penurunan volu
me darah yang berakibat pada penurunan cardiac aoutput dan TD.
• Diuretik kuat (Furosemid, Torsemid, Bumetanid, As.etakrinat) bekerja di Lengkung Henle deng
an cara menghambat Co transport Na+, K+, Cl- dan menghambat absorpsi air dan elektrolit. Diur
etik kuat jarang digunakan untuk pasien hipertensi kecuali dengan gagal ginjal.
• Tiazid sebagai obat tunggal hipertensi ringan sampai sedang. Tiazid dapat menyebabkan hipergli
kemia pada pasien DM.
Acetazolamide
• Mekanisme : Menghambat enzim karbonat anhidrase, menguran
gi laju pembentukan aqueous humor dan dengan demikian menu
runkan TIO; menghasilkan efek diuretik; menghambat konduksi sa
raf di otak. (A to Z drug fact)
• Farmakokinetik : acetazolamide cepat diserap disaluran pencerna
an dengan konsentrasi puncak plasma sekitar 2 jam setelah diberi
kan oral. Memiliki waktu paruh 3 sampai 6 jam. Sel darah merah
pada korteks ginjal terikat pada protein plasma. Diekskresikan dal
am urin. (martindale 36 th edition page 1875)
• Merupakan inhibitor karbonat anhydrase dengan aktivitas diuretic
lemah.
Komposisi
Indikasi Terapi ajuvan glaucoma kronis dan glaucoma sekunder, glaucoma akut, pencegahan atau berkurang
nya gejala yang berhubungan dengan mountain sickness akut, terapi tambahan, edema yang diseba
bkan oleh CHF atau edema akibat obat, epilepsi centrencephalic (misalnya, petit mal, kejang umum).
A to Z drug fact
Dosis Epilepsy, dewasa dan anak : 8-30 mg/kg sehari dalam dosis terbagi, rentang maksimal 375-1000 mg
sehari.
Chronic simple glaucoma : dewasa peroral 250 mg-1g/hari,
Diuresis in CHF : dewasa peroral diberikan dosis pada umumnya 250-375 mg (5-10 mg/hari)
Acute Mountain Sickness: dewasa peroral 500-1000 mg/hari dalam dosis terbagi
A to Z drug fact
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonamida lain; natrium atau kalium serum tingkat depresi, penyakit hati, ke
gagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, obstruksi paru berat, peningkatan asidosis, sirosis
, tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antikonvulsan atau untuk pengobatan edema yang diseb
abkan oleh CHF atau edema akibat obat.
A to Z drug fact
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan pencern
aan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimban
gan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi gi
njal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah, kebingungan, menguran
gi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal,
martindale 36 th ed
ition page 1875
Interaksi Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dapat mengakibatkan asidosis berat dan peningkatan tok
sisitas SSP. rendering acetazolamide basa dapat mengurangi ekskresi urin, dapat meningkatkan obat
amfetamines, efedrin, dan quinidine.
- Primidone : dapat menurunkan primidone
- Quinidine : kadar serum quinidine dapat meningkat
- Salisilat : dapat menyebabkan akumulasi acetazolamide dan terjadi toksisitas, termasuk depresi
SSP dan asidosis metabolic.
- Antasida. Sodium bicarbonatetherapy meningkatkan risiko pembentukan kalkulus ginjal pada p
asien yang memakai acetazolamide
- Acetazolamide dapat meningkatkan konsentrasi serum carbamazepine
-
martindale 36 th ed
ition page 1875
A to Z drug fact
Martindale 36 th ed
ition page 1876
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat: Meningkatkan dosis tidak menin A to Z drug fact
Methazolamide
• Farmakokinetik : Methazolamide diserap
dari saluran pencernaan lebih lambat dar
i acetazolamide.tidak banyak terikat pada
protein plasma. Memiliki waktu paruh se
kitar 14 jam. Sekitar 15 sampai 30% dosi
s diekskresikan dalam urin.
• Methazolamide merupakan inhibitor karb
onik anhydrase, dengan mekanisme kerja
mirip dengan acetazolamide.
Komposisi
Indikasi Untuk terapi glaukoma martindale 36 th edition
page 1873
Dosis Dosis oral diberikan 50 sampai 100 mg 2-3 kali sehari.
martindale 36 th edition page 1883
martindale 36 th edition
page 1883
kontraindikasi
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat ba
dan, dan gangguan pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan
mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit te
rmasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik
ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, atak
sia, lekas marah, kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria,
gagal ginjal,
martindale 36 th edition
page 1883
Interaksi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat
: Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi dapat me
ningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru: Gunakan obs
truksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau memicu asido
sis.
A to Z drug fact
Manitol
Indikasi memperlancar diuresis dan ekskresi material toksik dal
am urin, mengurangi TIK, dan TIO yang tinggi
[ISO VOL
47: 248]
Kontraindik
asi
kongesti atau edema paru; pendarahan intrakranial kec
uali selama prosedur kraniotomi, gagal jantung konges
tif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler abnormal
; gagal ginjal.
[ISO VOL
47: 248]
Efek sampin
g
gangguan keseinbangan cairan tubuh ddan elekttrolit,
gg saluran cerna, rasa haus; sakit kepala, pusing, meng
gigil demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehid
rasi; penglihatan kabur; urtikaria; hipotensi atau hipert
ensi.
[ISO VOL
47: 248]
Perhatian jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor
kondisi cairan tubuh dan elektrolit.
[ISO VOL
47: 248]
Dosis : dws 250ml/l dlm 24 jam. [ISO VOL
47: 248]
Sediaan : infus 250ml; 500ml. [ISO VOL
47: 248]
Furosemide
• Turunan sulfonamida ini berdaya diuretis
kuat dan bertitik kerja di lengkungan he
nle bagian menai. Sanga efektif pada kea
daan udema di otak dan paru-paru yang
akut. Mula kerjanya pesat, oral dalam 0,5
– 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intraven
a dalam beberapa menit dan 2, 5 jam la
manya.
Indikasi Furosemid adalah diuretic kuat dengan onset kerja cepat.
Furosemid digunakan untuk pengibatan udema dengan kerusaka
n hati, termasuk oedema pulmonary, dan dengan ginjal dan hati y
ang rusak ( tetapi lihat, precautionnya dulu) dan efektif untuk pa
sien yang tidak efektif dengan penggunaan thiazide. Serta untuk
pengobatan hipertensi, baik sendiri ataupun dikombinasi dengan
obat yang lain.
Dosis Udema : dosis awal 40 mg sehari sekali,tergantung kebutuhan. Kasus
ringan diperbolehkan sampai 20 mg sehari atau 40 mg pada hari peng
ganti. Beberapa pasien membutuhkan dosis 80 mg atau lebih dalam se
hari dengan satu atau dua dosis sehari.
Hipertensi : 40 – 80 mg sehari, diberikan sendiri atau kombinasi deng
an obat lain.
(Martindale ed 36
p. 1293)
Farkin Furosemid absorbsinya cepat dari GI track, bioavaibilitasnya sekitar 6
0 – 70% tetapiu absorbsinya tidak menentu dan tidak teratur. T ½ seki
a=tar 2 jam meskipun berkepanjangan pada neonates dan pasien deng
an ginjal dan hepar yang tidak baik. Furosemide lenih dari 99% terika
t pada albumin plasma, dan tereksresi secara sempurna lewat urin. Fu
rosemide melalui placenta dan terdistribusi di air susu.
(Martindale ed 36
p. 1293)
ES Hiponatremia, hipokalemia dan hipochloraemic alkalosis setelah peng
gunaan jangka lama. Tanda ketidakseimbangannya termasuk pusing,
hipotensi, kram otot, mulut kering, haus, lemas, lesu, mengantuk, oli
guria, aritmia jantung, dan gangguan gastrointestinal.
(Martindale ed 36
p. 1292)
Kontraindikasi : Hypersensitivity to sulfonylureas; anuria ( A to Z drug Fact
s)
Spironolakton
• Penghambat aldosteron ini ( 1959) berumus steroida, mirip strukt
ur hormon alamiah. Mula kerjanya setelah 2 – 3 hari dan bertaha
n sampai beberapa hari pula setelah pengobatan dihentikan. Daya
diuretiknya agak lemah, maka khusus digunakan terkombinasi de
ngan diuretika lainnya. Efek kombinasi demikian adalah adisi disa
mping mencegah kehilangan kalium. Akhir-akhir ini ditemukan ba
hwa spironolakton pada gagal jantung berat berdaya mengurangi
risiko kematian sampai 30 % ( NEJ Med Sept 1999)
Indikasi :
oedema and ascites in cirrhosis of the liver, malignant ascites, nephrotic syndrome, conges- tive heart failure;
primary hyperaldosteronism
( BNF ed 61 p. 88)
Kontra Indikasi :
Hiperkalemia, Hiponatremia, Anuria, Penyakit Addison
( BNF ed 61 p. 88)
Dosis :
100 – 200 mg sehari, bila perlu ditingkatkan hingga 400 mg
( BNF ed 61 p. 88)
Efek samping :
Spironolakton bisa menyebabkan pusing dan gangguan gastroinstetinal termasuk kram dan diare. Ataksia, ke
bingujgan mental dan kulit kemerahan. Hiponatremia dan hiperkalemia. Pada penggunaan lama dan dosis tin
ggi efeknya antiandrogen dengan gynecomastiae, gangguan potensi dan libido pada pria, sedangkan pada w
anita nyeri buah dada, dan gangguan haid. Pada tikus ternyata berefek karsinogen menyebabkan tumor, mak
a hendaknya digunakan dalam jangka pendek.
Perhatian :
Ibu Hamil kategori D
Amiloride HCl
Indikasi Pengobatan pada CHF atau hipertensi (dikombinasikan deng
an tiazid atau loop diuretic) dan dapat menginduksi-diuretik
hipokalemi.
A to z drug facts
Penggunaan Diminum saat sedang makan agar tidak mengganggu GIT DIH
Dosis Dewasa; oral; 5-10 mg sehari
Induksi-litium: 10-20 mg sehari
Cysctic fibrosis: dilarutkan dalam 0,3% saline dan dilepaskan ol
eh nebulizer
Oedema: 5 -10 mg sehari, 2.5 mg sehari sekali jika pasien sudah mengg
unakan diuretic lain atau antihipertesi
A to Z drug Fact
Martindale hal.1210
Aksi Meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan ekskresi potas
ium
Martindale hal.1210
Efek samping Hiprkalemi terutama pada geriatric, pusing dan penglihatan ka
bur
Martindale hal.1210, A to z drug
Kontraindikasi Serum potassium > 5.5 mEq/L; suplemen potassium; kerusakan
fungsi ginjal: spironolakton or terapi triamterene
Pasien DM
A to z drug
DIH
Perhatian Tidak diberikan pada pasien DM A to Z, martindale
Interaksi Suplemen potassium atau potesium-diuetik; dapat meningkatkan resiko
hiperkalemi
ACE inhibitors, angiotensin II receptor antagonists, dan trilostane: hiperk
alemi
NSAIDs or ciclosporin; dapat meningkatkan resiko hiperkalemi dan nuer
otoksik
Martindale hal.1210
Triamteran
Aksi Mengganggu reabsorbsi natriumpada tubulus distal, meningkatkan ekskres
i sodium dan air dan menurunkan ekskresi potasium
A to Z drug
Indikasi
Diberikan sendiri atau dikombinasi dengan diuretic lain pad pengobatan edem
a dan hipertensi, menurunkan ekskresi potassium yang disebabkan oleh diureti
c kaliuretik
DIH
Dosis Edema: PO antara 150-240 mg sehari 2x
Oedema (tdk boleh diberikan >300 mg)
Jika diberikan bersamaan dengan diuretic yang lain, dosisnya 50 mg sehari
Martindale hal.1418
Penggunaan Diminum setelah sarapan dan makan siang Martindale hal.1418
Kontra indikasi Hipersensitivitas triamterene atau komponenya, pasien yang menerima diuretic
hemat kalium, anuria, penyakit hati;hiperkalemi, penyakit ginjal, hamil
DIH
Efek samping Meningkatkan keasaman urin, dan dyscrasis darah, phtosensitivitas (peka caha
ya)
Martindale 1417
Perhatian Hamil: kategori B
DM: gula darah dpt meningkat
Jangan diberikan suplemen potassium, garam yang mengandung potasium
DIH, A to Z
Interaksi ACE inhibitordan Potassium dan garamnya : dapat meningkatkan level kalium
Indometacin: dapat mempercepat progresi gagal ginjal akut
A to Z
Pasien DM
1. Perkenalan dan mempersilahkan duduk dan
meminta waktu penebus resep
2. Menanyakan latar belakang penebus obat.
3. Menanyakan latar belakang pasien
4. Menanyakan tanggal ke dokter
5. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien
6. Informasi apa yang diberikan oleh dokter ?
Pasien HIPERTENSI
1. Menanyakan latar belakang penebus obat.
2. Menanyakan latar belakang pasien
3. Menanyakan tanggal ke dokter
4. Menanyakan alamat dan no.telepon pasien
5. Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
Pasien DM
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi,
2. Aturan pakai, rute pemakaian, cara pemakaian terutama insulin tempat penyimpan
an obat
3. Efek samping yang dari obat tersebut, waspadai hipoglikemi dengan ciri: pusing, l
emas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap),
keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran, apabila
terjadi hal tersebut segera berikan pasien air gula atau makanan yang manis
4. Selalu ingatkan pasien setiap selesai minum obat antidiabetes selang 15-30 menit
pasien wajib makan
5. Terapi non-farmakologi:
6. Diet sesuai dengan anjuran ahli gizi,
7. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur misalnya
jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
8. Sesekali lakukan pengecekan gula
9. Banyak makan buah dan sayur
Pasien HIPERTENSI
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi,
2. Aturan pakai, rute pemakaian, dan tempat penyimpanan obat
3. Efek samping yang dari obat tersebut
4. Terapi non-farmakologi:
5. Hindari merokok
6. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur
misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
7. Sesekali lakukan pengecekan tekanan darah
8. Banyak makan buah dan sayur
9. Lakukan diet garam (kurangi asupan garam)
10. Istirahat yang cukup agar stamina selalu terjaga, jangan lakukan hal yang
berat-berat