1. SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
URAIAN UMUM
1. Nama Pekerjaan ini adalah : Pembangunan Talud jembatan Sungai Kaironi
2. ACUAN NORMATIF
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles.
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
Chlorida)
- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Sebelum kegiatan fisik dimulai Penyedia Jasa harus :
a. Melakukan Pembersihan Lokasi Pada Lokasi Pekerjaan.
b. Melaksanakan pengukuran dengan pesawat ukur.
c. Memasang patok-patok tetap, patok-patok bantu, bouwplank profil yang peil-peilnya
diambil dari titik acuan (bench mark) yang ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
3. Patok titik tiap bangunan harus ditempatkan di lokasi yang aman dari gangguan
sehingga tidak berubah posisinya.
4. Patok as profil bouwplank yang dipasang harus kokoh tidak goyah/ berubah.
5. Ketepatan dan ketelitian uitzet yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
pengesahan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan. Untuk itu sesudah pekerjaan
uitzet selesai, Penyedia Jasa harus meminta Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk
melakukan pengecekan dan mengesahkannya.
PASAL 3
DAERAH KERJA, DIREKSI KEET/ BARAK KERJA,GUDANG
1. Penyedia Jasa wajib mempersiapkan tempat kerja dan daerah kerja agar lahan kerja
siap digunakan.
2. Penyedia Jasa sebelum mulai kegiatan fisik harus membuat atau menyewa tempat
untuk barak dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Keet dengan ukuran sesuai
dengan BQ dengan ketentuan :
a. Ruang kerja berukuran 3 x 4 m dengan kondisi sebagaimana Direksi Keet.
b. Gudang berukuran secukupnya dengan ketentuan :
- Konstruksi dan dinding kayu yang baik
2. - Memenuhi syarat untuk menyimpan PC dan bahan-bahan pabrikan lainnya.
c. Barak berukuran secukupnya untuk dapat menampung tenaga kerja yang diperlukan
dan cukup sehat untuk dihuni.
3. Penyedia Jasa harus menjamin Direksi Keet dan Kelengkapannya dipersiapkan dan
diadakan sedemikian rupa dapat berfungsi dengan baik
PASAL 4
JALAN KERJA
1. Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh Penyedia
Jasa sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi syarat untuk lalu
lintas kendaraan roda 4 atau lalu lintas kerja dengan aman.
PASAL 5
PAPAN NAMA PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80 m,
sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi jalan masuk
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai.
PASAL 6
UITZET, PROFIL DAN BOUWPLANK
1. Uitzet :
a. Uitzet harus dilakukan dengan menggunakan pesawat ukur.
b. Duga ketinggian (peil) diambil dari titik ikat yang telah ditetapkan Proyek.
c. Profil bangunan dibuat sesuai dengan rencana bentuk konstruksi dan terpasang
kokoh.
d. Bouwplank dipasang dengan peil yang diambil dari titik ikat pada bouwplank harus
ditegaskan posisi as dan angka peilnya.
2. Profil dan Bouwplank :
a. Bouwplank bila diperlukan dibuat dengan konstruksi kayu dan papan jenis Kayu
Meranti
b. Tiang bouwplank untuk tinggi maksimal 2 m harus terbuat dari balok Kayu Meranti
sekurang-kurangnya dengan ukuran 5/7 cm, terpasang kokoh dan tidak berubah
selama masa konstruksi.
c. Papan bouwplank sekurang-kurangnya memiliki ukuran 2/20 cm, bahan Kayu
Meranti, diserut pada sisi yang digunakan dan dilengkapi dengan notasi as serta
angka duga tinggi peil yang ditulis dengan cat warna merah.
3. PASAL 7
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Penyedia Jasa wajib menjamin kesehatan dan keselamatan kerja bagi para pekerja dan
lingkungan sekitarnya dengan melakukan langkah-langkah antisipatif.
2. Di Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Keet Penyedia Jasa harus menyediakan obat-
obatan untuk memberi pertolongan pertama/darurat bila ada pekerja yang sakit.
3. Penginapan untuk pekerja harus layak dan memenuhi syarat kesehatan.
PASAL 8
MENINGGALKAN TEMPAT / DAERAH KERJA
1. Direksi keet selama masa pemeliharaan menjadi tanggungan Penyedia Jasa untuk
menjaganya.
2. Sebelum meninggalkan lokasi dimaksud, Penyedia Jasa harus mengembalikan kondisi
lahan seperti semula yaitu jalan kerja harus sudah dibenahi, bekas-bekas bongkaran
diangkut keluar lokasi kegiatan dan lain sebagainya.
PASAL 9
PASANGAN BRONJONG
1. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan
a. Persyaratan Bahan Bronjong
a) Kawat Bronjong
1. Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi AASHTO M279-03 tipe Z,
danASTM A641/AA641M.Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.
2. Karakteristik kawat bronjong adalah :
- Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG
- Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
- Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG
- Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
- Perpanjangan diameter : 10% (minimum)
3. Anyaman haruslah merata berbentuk segi empat yang teranyamdengan tiga lilitan
dengan lubang kira-kira 80 mm x 60 mm yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak
lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang
diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong
sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.
4. Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan sebelum diisi dengan batu.
b). Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yangkeras dan
awet dengan sifat sebagai berikut :
a. Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.
4. b. Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
c. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
d. Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.Batu untuk
pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan
memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu
yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
c) Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih
sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan
juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.
PASAL 10
RENCANA KERJA
1. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Dua contoh batu untuk pasangan batu (rip rap) dengan lampiran hasil pengujian seperti
yang disyaratkan di atas.
b. Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong.Landasan harus
dipasang sesuai dengan ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk
serta posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang
haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri.Setiap segi enam harus menerima paling
sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling
sedikit satu lilitan.Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah
pengikatan terakhir dan dibengkokkan kedalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).Sisi luar batu
yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan
bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarikatau ulir
penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertical harus
dibuat berselang seling.
3) Pengendalian Mutu
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas
5. 4) Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing – masing keranjang
bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
PASAL 11
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian
tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan tanah pada setiap tempat.Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah”sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material
yang akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
2. Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah pada
umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.Seluruh galian dikerjakan
sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan /
ditunjukkan oleh Direksi.
3. Galian tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari
tanah,pasir dan kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan
ke Direksi untuk ditinjau.Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi.seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.Apabila pada saat pelaksanaan penggalian
terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat
disingkirkan dengan alat Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam
pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
4. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam mete rkubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-
garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam
meter kubik untuk item dalam BoQ.Selama proses penggalian tanah agar secara langsung
dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
5. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan
kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi
atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa
dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang
memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun. Harga
satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk penggalian,
perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya longsor, pembuatan
tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi.
6. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap pemindahan material hasil galian ke suatu
tempat penimbunan sementara yang disetujui Direksi sejauh ± 1 km.
6. Galian yang melebihi dari ketentuan baik yang dilakukan sengaja maupun akibat kelalaian
Penyedia Jasa tidak akan diperhitungkan dalam pembayaran. Penyedia Jasa harus mengisi
kembali dengan material yang sesuai dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa.
PASAL 12
1. Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah sebagai
berikut :
• Kepadatan Lapangan (field density)
• Permeability lapangan (field permeability)
• Berat Jenis (specific gravity)
• Kadar Air (water content)
• Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
• Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
• Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
2. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan
(trialembankment).Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk
ujipemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta berkaitandengan
pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah termasuk dalamharga satuan yang
dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam BoQ.
PASAL 13
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa wajib minta kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk
memeriksa pekerjaan yang telah selesai dikerjakan sebelum melaksanakan
pelaksanaan selanjutnya.
2. Bila Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pekerjaan menganggap perlu untuk memeriksa
pekerjaan, atau bila Penyedia Jasa memintanya secara tertulis untuk penyerahan
seluruh pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna permintaan pembayaran, maka
Penyedia Jasa, Wakil Penyedia Jasa atau Pelaksana harus hadir di tempat pekerjaan
selama waktu pemeriksaan.
3. Hasil pemeriksaan ditulis pada laporan hasil pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak yang memeriksa.
PASAL 14
LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk :
a. Mencatat semua instruksi / catatan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang
diberikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Direksi Teknis Lapangan kegiatan
7. pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya disebut “Buku Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan”.
b. Buku untuk mencatat tamu/ Owner /wakil owner yang datang ke lokasi pekerjaan
selama masa pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku Tamu”.
c. Kedua buku tersebut harus ditandatangani bersama-sama oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Teknis Lapangan Lapangan. Pada serah terima pekerjaan
selesai/penyerahan pertama kalinya. Buku-buku tersebut harus diserahkan kepada
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Harian. Laporan Harian dibuat/diisi setiap hari
untuk mencatat hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja bekerja pada hari itu serta tenaga personalia dari
Penyedia Jasa sendiri.
b. Catatan bahan meliputi : bahan yang datang, bahan yang ditolak dan bahan yang
digunakan untuk pelaksanaan perkerjaan, baik jenis maupun jumlahnya.
c. Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut dan
besarnya kuantitas pekerjaan yang diselesaikannya.
d. Hasil fisik pekerjaan yang dicapai.
e. Jumlah alat baik yang dioperasikan dan lamanya operasi alat yang bersangkutan.
f. Keadaan cuaca (hujan, banjir, ramalan pasang surut dan lain-lain).
g. Hambatan/kendala yang ada
3. Pencatatan Buku Harian dilakukan oleh Penyedia Jasa dan diperiksa/diketahui
kebenarannya oleh Direksi Teknis Lapangan Pekerjaan/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
4. Disamping membuat Laporan Harian, Penyedia Jasa wajib membuat laporan mingguan
dan laporan bulanan dalam rangkap 4 (empat) yaitu untuk :
- 1 (satu) berkas untuk Pejabat Pembuat Komitmen
- 1 (satu) berkas untuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang bersangkutan.
- 1 (satu) berkas untuk arsip Penyedia Jasa.
- 1 (satu) berkas untuk Direksi Teknis Lapangan.
Laporan dimaksud didasarkan pada Buku Harian Pelaksana. Laporan Mingguan dan
Laporan Bulanan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan. Laporan Bulanan yang dilampiri Laporan Mingguan diserahkan
selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya.
5. Kemajuan dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus didokumentasikan dengan foto,
slide dan video kaset sekurang-kurangnya :
- Kemajuan fisik 0%.
- Kemajuan fisik 50%.
- Kemajuan fisik 100%.
- Setelah masa pemeliharaan berakhir/penyerahan kedua.
8. Setiap pengambilan foto dibidik dari 3 arah dengan titik pengambilan yang tetap. Foto
tersebut dicetak dengan ukuran 3R dalam rangkap 5 dan ditata dalam satu album.
6. Disamping foto-foto kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib mengambil foto pada
keadaan tertentu misalnya gelombang besar yang mengakibatkan kerusakan bangunan,
perubahan galian yang sudah peil, dan lain sebagainya.
7. Setiap pengambilan foto dokumentasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
ini, harus dipasang papan nama pekerjaan dengan format yang telah ditetapkan, data
lapangan, tanggal dan prestasi fisik yang saat itu telah dicapai.
8. Pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan foto ukuran
20R sebanyak 8 (delapan) rangkap.
PASAL 15
PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR
1. Apabila pekerjaan yang tidak lancar yaitu tidak sesuai dengan rencana kerja, terlalu
lambat atau terhenti sama sekali, maka Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pekerjaan
akan memberikan peringatan-peringatan/teguran-teguran secara tertulis kepada
Penyedia Jasa.
2. Apabila Penyedia Jasa ternyata dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan-
peringatan 21.1. di atas dan telah cukup diberi peringatan dan teguran-teguran tertulis 3
kali berturut-turut, maka Pejabat Pembuat Komitmen berhak melakukan pemutusan
kontrak secara sepihak.
PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
1. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan oleh Penyedia Jasa atas perintah
tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Penyedia Jasa diluar ketentuan ayat 22.1. ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3. Volume perkerjaan akan diperhitungkan sebagai pengurangan dalam hal terdiri atas :
a. Atas instruksi tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen, mengingat pertimbangan
teknis/konstruksi, bagian pekerjaan/jenis pekerjaan tidak perlu dikerjakan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang menyebabkan/diperlukan penyesuaian/ perubahan
konstruksi sehingga menimbulkan pengurangan volume pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Volume pekerjaan akan diperhitungkan sebagai penambahan dalam hal :
a. Atas instruksi Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis, mengingat pertimbangan
teknis/kontruksi dipandang perlu dilaksanakan suatu tambahan pekerjaan.
b. Dijumpai kondisi lapangan yang memerlukan penyesuaian/perubahan konstruksi dan
jika dilaksanakan akan menimbulkan penambahan biaya.
5. Terhadap hal tersebut diatas akan diperhitungkan sebagai biaya kurang/tambah setelah
ada persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan perhitungan biayanya
9. didasarkan pada harga satuan yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya
Negosiasi yang ada.
6. Dalam hal di dalam Rencana Anggaran Biaya tidak tercantum harga satuannya, akan
dihitung berdasarkan harga bahan dan upah yang terlampir pada surat penawaran dan
dihitung dengan analisa pekerjaan sesuai yang berlaku (analisa BOW)
PASAL 17
ALAT DAN PERALATAN KERJA PENYEDIA JASA
1. Penyedia Jasa wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun
perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
2. Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan siap pakai, kerusakan yang terjadi
selama pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan gantinya.
3. Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa wajib menyediakan peralatan antara lain :
- Alat angkat dan alat angkut secukupnya.
- Peralatan langsir bahan.
- Genset untuk lampu penerangan.
- Alat pemadat tanah/pasir (Stamper).
- Pompa air.
- exavator
Biaya angkutan, pengadaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
4. Penyedia Jasa wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada dinilai
tidak mencukupi.
Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sendiri.
PASAL 18
PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja
dan syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik harus diperbaiki sampai
diperoleh hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan
syarat-syarat, akan dijelaskan lebih lanjut oleh Konsultan/Direksi Teknik Lapangan.
3. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengurus izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan ini.
10. 4. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membersihkan seluruh halaman atau lokasi pekerjaan
dari sisa-sisa bahan dan kotoran lain sekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan
yang baik.
5. Pekerjaan yang belum tercantum dalam bestek gambar akan dituangkan dalam Berita
Acara Penjelasan (Aanwijzing).
Manokwari, September 2023
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(PPK)
Emba Rantelino, ST, MT
NIP. 19730416 200312 1 008