Bipatride berasal dari kata bi yang artinya dua dan patride
artinya kewarganegaraan.
Bipatride adalah istilah yang digunakan untuk orang yang
memiliki status kewarganegaraan ganda.
Bipatride muncul dari orang tua yang berasal dari negara
yang menganut asas ius sanguinis dan dilahirkan di negara
yang menganut asas ius soli.
Contohnya : adalah ketika seorang anak lahir di negara
Australia yang menerapkan asas ius soli atau berdasarkan
tempat kelahiran, tetapi ia merupakan anak dari pasangan
suami istri yang berkewarganegaraan Belanda yang
menerapkan asas ius sanguinis atau berdasarkan
keturunan. Maka, anak tersebut menjadi bipatride. Anak
tersebut mendapat status kewarganegaraan Australia
karena lahir di wilayah Australia. Anak tersebut juga
mendapatkan kewarganegaraan Belanda karena keturunan
warga negara Belanda.
Apatride berasal dari kata a yang artinya tidak dan patride
yang artinya kewarganegaraan.
Apatride adalah orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan.
Apatride adalah istilah yang diberikan untuk orang yang
tidak punya kewarganegaraan. Kasus ini muncul dari
orangtua yang berasal dari negara penganut ius soli dan
lahir di negara penganut ius sanguinis.
Memiliki status apatride jelas sangat merugikan. Pasalnya,
orang yang tak punya status kewarganegaraan tidak akan
mendapatkan perlindungan dari negara manapun dan
sulitnya mengurus urusan administrasi.
Contohnya : seorang anak lahir di Jepang yang menerapkan
asas ius sanguinis alias berdasarkan keturunan. Namun, ia
adalah anak dari pasangan suami istri yang
berkewarganegaraan Kanada, penganut asa ius soli.
Dengan demikian, status sang anak menjadi apatride.
YUKI KATO
Yuki Kato memiliki darah Jepang dari
ayahnya. Karena itu juga, saat kecil Yuki
memiliki dua kewarganegaraan, yakni
Indonesia dan Jepang. Saat berusia 18
tahun, Yuki diharuskan memilih salah
satu kewarganegaraan. Ia pun mengubah
kewarganegaraannya dari WNA menjadi
WNI. Karena tinggal dan bekerja di
Indonesia, Yuki akhirnya memilih
menjadi WNI.
SUSAN SAMEH
Susan Sameh terlahir dari seorang ibu
berdarah Indonesia, China, dan Belanda.
Sedangkan ayahnya merupakan keturunan
Mesir. Di usianya yang ke-20 dia memutuskan
untuk mengubah kewarganegraannya dari
WNA menjadi WNI. Susan Sameh memilih
menjadi WNI karena dia merasa bangga dan
jatuh cinta pada Indonesia. Pilihan tersebut
berasal dari dirinya sendiri, tanpa ada paksaan.