Konsep kepemimpinan dalam Islam membahas perihal pemimpin, cara memilih pemimpin, dan mekanisme kepemimpinan sesuai ajaran agama Islam. Ada dua pandangan yaitu sekuler yang memisahkan agama dan politik, sedangkan anti sekuler mendukung peran ulama sebagai pemimpin. Syarat minimal pemimpin mengamalkan lima rukun Islam yang masing-masing memiliki prinsip kepemimpinan seperti visi, disiplin, integritas, peduli,
2. Pendahuluan
Wacana kepemimpinan merupakan wacana yang
lumrah di tengah-tengah sebuah masyarakat.
Kepemimpinan merupakan sebuah keniscayaan, sebab
sesuai realita yang terjadi, manusia yang tergabung
dalam suatu perkumpulan baik itu dalam skala kecil
maupun besar akan membutuhkan sosok seorang
pemimpin.
3. Pendahuluan
Tanpa adanya pemimpin, maka struktur dan aturan main
suatu perkumpulan sulit dirumuskan dan dilaksanakan.
Akibatnya tujuan dari perkumpulan tersebut tidak akan bisa
terwujudkan. Sementara manusia merupakan salah satu
makhluk sosial yang akan membutuhkan kelompok agar
bisa mengakomodir kebutuhan-kebutuhan sosial mereka.
Pentingnya pemimpin dan segala aspeknya membuat
wacana ini merupakan wacana yang penting, sehingga
menjadi salah satu pembahasan pokok dalam ajaran Islam
sebagai agama rahmatan lil alamin.
4. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang dalam bahasa
Indonesia berarti orang yang memimpin atau orang berada di
depan dan memiliki pengikut, baik orang tersebut menyesatkan
atau tidak.
Dalam bahasa arab, kata pemimpin bisa diwakili dengan kata “ar-
Rais” yang akar katanya “ra-a-sa”, artinya: mengepalai,
mengetuai atau memimpin.
Ketika berbicara tentang kepemimpinan, maka hal yang dibahas
di dalamnya, meliputi perihal pemimpin, mekanisme pemilihan
pemimpin, bentuk-bentuk kepemimpinan dan lain sebagainya.
5. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
1. Manusia diciptakan oleh Allah dengan proposional,
artinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dan kekurangan tersebut dirangkum dalam tiga karunia
yang dimiliki oleh manusia yaitu akal, hati dan nafsu.
Ketiga karunia inilah yang menjadi pontensi manusia
menjadi makhluk yang mulia juga menjadi tiga
hambatan yang selalu menemani manusia disetiap
langkah hidupnya.
6. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
Nafsu yang terlalu menguasai akal dan hati akan
membawa kejahatan yang sangat luar biasa, karena
manusia yang dikuasai penuh oleh nafsunya tidak akan
bisa mengendalikan sifat keterbutuhannya pada
sesuatu, sehingga ia akan berusaha untuk meniadakan
orang lain dan kelompok lain dengan memakai segala
cara agar bisa memuaskan hawa nafsunya.
7. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
2. Pemimpin pada dasarnya merupakan pengganti dan
penerus risalah Nabi Muhammad. Tanpa adanya pemimpin,
maka bentuk negara dan sistem pemerintahan Islam yang
telah dibuat dan diteladankan oleh Nabi Muhammad saw
akan terhenti.
Untuk itu, pemimpin juga dituntut agar mengetahui segala
yang berkaitan tentang pola pemerintahan yang dijalankan
oleh Nabi Muhammad beserta para sahabatnya, dan
menjalankannya sesuai dengan konteks masyarakat pada
saat ini.
8. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
3. Islam memandang, tanpa adanya pemimpin, maka umat
Islam tidak akan dapat mewujudkan penegakan nilai-nilai
syariat secara baik dalam konteks negara serta tidak dapat
mendatangkan kebaikan bagi umat Islam dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya
kepemimpinan yang menegakkan syari’at, manusia akan
hidup dalam ketidaktentraman karena nafsu dan
beragamnya kepentingan manusia akan saling berbenturan
sehingga mengancam eksistensi manusia lainnya.
9. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
Ketiga alasan diatas, kiranya sudah menjadi landasan
awal yang menyadarkan betapa pentingnya
kepemimpinan bagi manusia dalam pandangan Islam.
Untuk itu kepemimpinan dalam Islam hukumnya adalah
wajib. Hal ini didasarkan atas dalil-dalil naqli yang
bersumber dari al-Qur’an, diantaranya (an-Nisa’: 59):
10. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan
hal yang wajib dipenuhi kaum Muslim
Kepemimpinan itu wajib ada, baik secara syar’i ataupun
secara ‘aqli. Adapun secara syar’i misalnya tersirat dari
firman Allah tentang doa orang-orang yang selamat :
“Dan jadikanlah kami sebagai imam (pemimpin) bagi
orang-orang yang bertaqwa” [QS Al-Furqan : 74].
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang
sangat terkenal :
“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari
kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya”.
11. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan merupakan hal
yang wajib dipenuhi oleh umat Islam dengan tiga
alasan pokok:
َّالر واُعيِطَأ َو َ َّاَّلل واُعيِطَأ واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيِإَف أمُكأنِم ِرأمَ أاْل يِلوُأ َو َلوُسأن
َّالر َو ِ َّاَّلل ىَلِإ ُهوُّدُرَف ٍءأيَش يِف أمُتأع ََازنَتِ َّاَّللِب َونُنِمؤأُت أمُتأنُك أنِإ ِلوُسِم أوَيأال َو
ًيلِوأأَت ُنَسأحَأ َو ٌأريَخ َكِلَذ ِر ِخ أاْل
QS 5 : 59
12. Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Berdasarkan pengertian umum kata
kepemimpinan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan dalam Islam
adalah segala hal yang membicarakan perihal
pemimpin, cara memilih pemimpin, mekanisme
kepemimpinan dan segala yang terkait
dengannya, yang itu semua diatur oleh Islam.
13. Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Di dunia Muslim saat ini, wacana kepemimpinan Islam ini
terbagi menjadi dua, ada yang menganut sekuler dan anti
sekuler.
Antara sekuler dan anti sekuler memiliki konsep yang
berbeda dalam masalah kepemimpinan.
Sekuler memisahkan antara kepemimpinan pemerintahan
dan agama, sehingga seorang ulama tidak berhak
menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
14. Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Pandangan Sekuler didasarkan pada keyakinan mereka bahwa
kehidupan agama merupakan urusan pribadi dari masing-masing
individu (privat), tidak berhubungan dengan dunia politik
(public).
Hal ini juga berdampak pada sendi-sendi pemerintahan yang
tidak boleh dicampuri dengan ajaran agama.
Peran ulama hanya terbatas pada ritual-ritual keagamaan, tanpa
mengurusi politik. Dalam kondisi ini, ulama tidak mungkin
menjadi pemimpin dari suatu masyarakat, tetapi hanya menjadi
alat legitimasi pemimpin politik dari masyarakat.
15. Konsep Kepemimpinan dalam Islam
Sedangkan kelompok anti sekuler meyakini bahwa kehidupan
beragama dan dunia tidak dapat dipisahkan khususnya dunia
politik.
Kelompok ini mendukung dan meyakini bahwa ulama haruslah
menjadi pemimpin. Ulama harus dapat membimbing manusia
tidak hanya menuju pada kebaikan yang bersifat dunia, tetapi
juga hal-hal yang menuju pada kesempurnaan spiritual. Para
ulama yang menduduki jabatan pemerintahan haruslah dapat
melepaskan manusia dari berbagai macam belenggu yang
menyesatkan
16. Syarat minimal seorang Pemimpin
mampu mengamalkan Rukun Islam
• Rukun #1 (Syahadat) : Prinsip Visioner
• Rukun #2 (Shalat) : Prinsip Disiplin
• Rukun #3 (Puasa) : Prinsip Integritas
• Rukun #4 (Zakat) : Prinsip Peduli
• Rukun #5 (Naik Haji) : Prinsip Rendah
Hati
17. Rukun #1 (Syahadat) : Prinsip Visioner
Apa yang bisa dimaknai dari syahadat dalam
kepemimpinan? Arti syahadat, “Saya bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan
Allah” sebenarnya memiliki makna yang sangat dalam.
Pernyataan tersebut merupakan sebuah life mission
statement, sebuah pernyataan misi hidup di mana kita
berkomitmen akan terus menjadi hamba Allah dan
pengikut nabi yang setia.
18. Rukun #1 (Syahadat) : Prinsip Visioner
Bagi mereka yang memaknai prinsip ini, tentunya akan
memiliki sebuah pandangan di mana segala aktivitas harus
dikaitkan dengan sebuah visi besar: keberhasilan saat
pulang ke hadapan Alloh. Hal ini akan membawa seseorang
untuk senantiasa memuliakan Alloh dalam setiap
aktivitasnya. Sama seperti pemimpin, maka setiap
pemimpin harus memiliki mission statement yang jelas, visi
yang jelas, ke mana dia akan membawa orang yang
dipimpinnya. Sebaik – baiknya mission statement bagi
individu maupun pemimpin adalah syahadat.
19. Rukun #2 (Shalat) : Prinsip Disiplin
Banyak orang shalat hanya sebagai rutinitas,
tanpa dimaknai secara mendalam.Apa makna
yang terkandung dalam shalat bukan hanya
sekedar doa yang baik, gerakan yang
menyehatkan, hingga mampu menghindarkan
kita dari perbuatan yang buruk.
20. Rukun #2 (Shalat) : Prinsip Disiplin
Shalat melatih kita untuk menjadi pribadi yang
disiplin. Apabila kita mengikuti aturan mainnya dengan
baik. Itulah mengapa shalat memiliki waktu yang sudah
ditentukan, tidak boleh melaksanakan shalat wajib
apabila tidak sesuai dengan waktunya. Hal yang paling
penting, salah satu keutamaan shalat adalah ketika
dilaksanakan tepat waktu dan berjamaah di masjid.
21. Rukun #2 (Shalat) : Prinsip Disiplin
Shalat dalam kepemimpinan ibarat sebuah meeting. Ini
adalah meeting yang istimewa, yaitu meeting langsung
dengan Allah. Saat adzan memanggil, akan terlihat mana
orang yang memang disiplin untuk segera memenuhi
panggilan tersebut atau mana yang suka menunda – nunda.
Shalat melatih kita untuk tepat waktu dan menepati
janji. Shalat tidak hanya bermakna secara vertikal kepada
Tuhan, namun juga berdampak terhadap hubungan kita
sesama manusia.
22. Rukun #3 (Shaum) : Prinsip Integritas (Kualitas Diri)
Shaum tidak lain mengajarkan kita untuk memiliki
integritas (kualitas diri) yang tinggi. Hanya pelaku
Shaum dan Alloh-lah yang tahu benar tentang
Pelaksanaan Shaum.
Shaum membimbing kita bersikap ikhlas, baik dilihat
atau tidak dilihat orang, tetap melaksanakan apa yang
diperintahkan dengan teguh.
23. Rukun #3 (Shaum) : Prinsip Integritas (Kualitas Diri)
Karakter pemimpin seperti itu pula yang diharapkan dalam
Islam. Tidak hanya shaum, namun perintah lain seperti
menjaga kejujuran, disiplin, perlu ditegakkan baik saat kita
dilihat orang atau tidak.
Shaum mengajarkan kita untuk menjunjung dan menaati
nilai moral baik saat ada orang ataupun tidak ada sama
sekali.
Inilah makna integritas yang sebenarnya, dan Islam sudah
mengajarkan itu sejak lama sekali.
24. Rukun #4 (Zakat) : Prinsip Peduli
Zakat merupakan sebuah aktivitas yang sudah jelas
untuk menumbuhkan kepedulian kita kepada sesama.
Makna apa yang bisa diambil dari zakat ini bukan
semata – mata kita memberikan sesuatu yang
diperlukan kepada orang yang kita pimpin, namun
bagaimana agar mereka bisa menjadi seorang yang
lebih baik dan bisa menjadi pemimpin – pemimpin
berikutnya.
25. Rukun #4 (Zakat) : Prinsip Peduli
Sama seperti pembagian zakat di masa Rasulullah di
mana zakat bukanlah sekedar membagi – bagikan uang
atau beras, namun bagaimana caranya dengan zakat itu
hidup semua umat menjadi makmur dan mereka tidak
meminta – minta lagi.
26. Rukun #4 (Zakat) : Prinsip Peduli
Peduli itu ibarat kita memberikan kail atau
alat bagi orang yang perlu makan agar
mereka bisa mencari makan untuk diri
mereka sendiri.
27. Rukun #5 (Naik Haji) : Prinsip Tawadhu
Tidak peduli siapapun diri kita, darimana kita berasal, ataupun
warna kulit kita, semua umat nabi Muhammad ada pada derajat
yang sama. Hal yang membedakan hanyalah
ketaqwaannya. Prinsip inilah yang biasanya paling sulit ada di
hati seorang pejabat atau pemimpin tingkat tinggi.
Sebagai seorang pemimpin, terbesit keinginan untuk selalu
disanjung, dipuji, disambut, dihormati, atau diperlakukan ‘tinggi’
dibandingkan dengan rata – rata orang pada umumnya.
Hanya orang memiliki sikap Tawadhu-lah yang terbebas dari itu.
28. Rukun #5 (Naik Haji) : Prinsip Tawadhu
Rasulullah dan sahabatnya pun mencontohkan hal ini
dengan sangat baik. Seperti naik haji, tidak semua
pemimpin mampu melakukan ini. Rasulullah dan sahabat
walaupun pemimpin umat, bisa hidup mewah dan kaya
raya, mereka memilih untuk sederhana dan mengabdikan
diri kepada rakyatnya. Jika digambarkan, mereka adalah
pemimpin yang apabila ada tantangan yang menghadang,
merekalah yang pertama memikirkan. Jika ada kebahagiaan,
maka mereka yang terakhir menikmatinya. Sungguh
pemimpin yang sangat luar biasa.
29. Rukun #5 (Naik Haji) : Prinsip Tawadhu
Itulah 5 hal dari rukun Islam yang ternyata
mengandung 5 makna kepemimpinan yang luar biasa.
Saya pun telah mencoba ‘khasiat’ dari 5 butir
kepemimpinan Islam ini dan dampaknya sangat terasa
baik dari peningkatan produktivitas diri maupun tim
yang saya pimpin. Anda bisa menerapkan ini untuk
pribadi Anda agar menjadi pemimpin yang lebih baik.
30. Realita : Kenyataannya
Saat ini semakin ramai orang berlomba-lomba
mengejar jabatan, berebut kedudukan sehingga
menjadikannya sebagai sebuah obsesi hidup.
Pengertian mereka yang menganut paham atau prinsip
ini, tidak lengkap rasanya selagi ada kesempatan, kalau
tidak pernah (meski sekali) menjadi orang penting,
dihormati dan dihargai masyarakat.
31. Realita : Kenyataannya
Pangkat dan kedudukan di negeri kita Indonesia dipandang
sebagai sebuah "aset", karena ia baik langsung maupun
tidak langsung berkonsekwensi kepada keuntungan,
kelebihan, kemudahan, kesenangan, dan setumpuk
keistimewaan lainnya. Maka tidaklah heran banyak yang
mencalonkan diri menjadi pejabat ekskutif maupun
legislatif dan sebagainya sebagai impian dan obsesi semua
orang. Mulai dari kalangan politikus, purnawirawan,
birokrat, saudagar, tokoh masyarakat, artis bahkan sampai
kepada kondektur bus dan tukang ojek.
32. Realita : Kenyataannya
Mereka berebut mengejar jabatan tanpa mengetahui siapa
sebenarnya dirinya, bagaimana kemampuannya, dan
layakkah dirinya memegang jabatan tersebut. Parahnya lagi,
mereka kurang (tidak) memiliki pemahaman yang benar
tentang hakikat pemimpin dan kepemimpinan itu sendiri.
Karena menganggap jabatan adalah keistimewaan, fasilitas,
kewenangan tanpa batas, kebanggaan dan popularitas.
Padahal jabatan adalah tanggung jawab, pengorbanan,
pelayanan, dan keteladanan yang dilihat dan dinilai banyak
orang.
33. Kepemimpinan adalah amanah, titipan Alloh
SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi
dikejar dan diperebutkan. Sebab
kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan
wewenang yang gunanya semata-mata untuk
memudahkan dalam menjalankan tanggung
jawab melayani ummat.
Ingatlah …………
34. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya
semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk
memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-
wenang.
Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya
hanya dari Allah swt di akhirat kelak, bukan kekayaan
dan kemewahan di dunia.
Ingatlah …………
35. Kriteria Umum Pemimpin dalam Islam
• Beriman dan beramal shaleh
• Niat yang lurus
• Laki-laki
• Tidak meminta jabatan
• Berpegang pada hukum Alloh
• Memutuskan perkara dengan adil
• Menasehati ummat/Jama’ah
• Tidak menerima sogokan
• Tegas dan lemah lembut