SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
Baixar para ler offline
KEPUTUSAN
                   MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
                                   NOMOR 044/U/2002

                                        TENTANG
                          DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

                                MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

                                             Menimbang :

   1.   bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu,
        pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu
        adanya dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal;
   2.   bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah
        Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang mandiri;
   3.    bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Dewan Pendidikan dan
        Komite Sekolah dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang
        Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

                                              Mengingat:

   1.   Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
        Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);
   2.   Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
        Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
   3.   Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun
        2000-2004;
   4.   Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan
        Nasional;
   5.   Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
        Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
        Negara Nomor 3952);
   6.   Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet
        Gotong Royong;
   7.    Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
        Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Departemen;

                                           MEMUTUSKAN

                                             Menetapkan :

   KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN
                             KOMITE SEKOLAH.

                                                Pasal 1

   1.   Pada setiap kabupaten/kota dibentuk Dewan Pendidikan atas prakarsa masyarakat dan/atau
        pemerintah kabupaten/kota.
   2.   Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan dibentuk Komite Sekolah atas
        prakarsa masyarakat, satuan pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota.


                                                Pasal 2

Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat menggunakan Acuan Pembentukan Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan ini.
Pasal 3

Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0293/U/1993
Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak berlaku.

                                                 Pasal 4

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


                                                           Ditetapkan di Jakarta
                                                           Pada tanggal 2 April 2002
                                                           MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

                                                           ttd.

                                                           A. MALIK FADJAR


Salinan Keputusan ini disampaikan kepada:

    1.  Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional,
    2.  Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
    3.  Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
        dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;
    4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional,
    5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
        dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan
        Departemen Pendidikan Nasional,
    6. Semua Bupati/Walikota,
    7. Semua Gubernur,
    8. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota,
    9. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota,
    10. Komisi VI DPR RI.

                                                           Salinan sesuai dengan aslinya
                                                           Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat
                                                           Departemen Pendidikan Nasional
                                                           Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
                                                           Peraturan Perundang-undangan
                                                           Muslikh, S.H.
                                                           NIP.131479478
SALINAN

                  LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDID1KAN NASIONAL
                         NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002

ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN

1.   PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP
     1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka
        meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota,
     2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing, seperti Dewan
        Pendidikan, Majelis Pendidikan, atau nama lain yang disepakati.
     3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur
        pendidikan luar sekolah.

2.   KEDUDUKAN DAN SIFAT
     1. Dewan Pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota;
     2. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan
        daerah.

3.   TUJUAN
     Dewan Pendidikan bertujuan untuk:
     1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan
        program pendidikan;
     2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam
        penyelenggaraan pendidikan;
     3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan
        dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

4.   PERAN DAN FUNGSI
     Dewan Pendidikan berperan sebagai:
     1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan;
     2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam
        penyelenggaraan pendidikan;
     3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
        keluaran pendidikan;
     4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan
        masyarakat.

     Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut:
     1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
        yang bermutu;
     2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah, dan DPRD berkenan
        dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
     3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang
        diajukan oleh masyarakat;
     4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah/DPRD mengenai:
             1. kebijakan dan program pendidikan;
             2. kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan;
             3. kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan;
             4. kriteria fasilitas pendidikan; dan
             5. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
     5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan
        mutu dan pemerataan pendidikan;
     6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran
        pendidikan.
5.   ORGANISASI
     1. Keanggotaan Dewan Pendidikan
        1. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas :
           1. Unsur masyarakat dapat berasal dari :
               1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan;
               2. tokoh masyarakat;
               3. tokoh pendidikan;
               4. yayasan penyelenggara pendidikan (sekolah, luar sekolah, madrasah, pesantren);
               5. dunia usaha/industri/asosiasi profesi;
               6. organisasi profesi tenaga pendidikan;
               7. Komite Sekolah.
           2. Unsur birokrasi/legislative dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan Pendidikan (maksimal
               4-5 orang).
        2. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 (tujuh belas) orang dan jumlahnya gasal.

     2.   Kepengurusan Dewan Pendidikan
          1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
                 1. Ketua;
                 2. Sekretaris;
                 3. Bendahara;
          2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
          3. Ketua bukan dari unsur pemerintah daerah dan DPRD.

     3.   Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
          1. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD dan ART;
          2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat:
                 1. Nama dan tempat kedudukan;
                 2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
                 3. Keanggotaan dan kepengurusan;
                 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
                 5. Keuangan;
                 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
                 7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi.

6.   PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN
        1. Prinsip Pembentukan
           Pembentukan Dewan Pendidikan menganut prinsip-prinsip sebagai berikut
           1. transparan, akuntabel, dan demokratis
           2. merupakan mitra pemerintah Kabupaten/Kota
        2. Mekanisme Pembentukan
           1. Pembentukan Panitia Persiapan
               1. Bupati/Walikota dan/atau masyarakat membentuk panitia persiapan.Panitia persiapan
                    berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi
                    pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan pemerhati
                    pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan
                    industri).
               2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan
                    langkah-langkah sebagai berikut:
                        1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk Majelis
                              Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite Pendidikan Luar
                              Sekolah) tentang Dewan Pendidikan menurut Keputusan ini;
                        2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan
                              dari masyarakat;
                        3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
                        4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat;
                        5. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
                        6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan;
7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada Bupati/Walikota;
              2.  Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Bupati/Walikota menetapkan Dewan
                  Pendidikan.
         3.   Penetapan pembentukan Dewan Pendidikan
              Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota,
              dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART.

7.   TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
     Tata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Pemerintah Daerah, DPRD, Dinas Pendidikan serta
     Komite-Komite Sekolah bersifat koordinatif.

8.   PENUTUP
     1. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan
        pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.
     2. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan
        Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
        danMenengah, gedung E lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta telpon (021) 5725613,
        5725608,     fax    (021)    5725608,     website   http://www.depdiknas.go.id/    ,   email:
        dpkp2002@yahoo.comdpkp2002@yahoo.com
SALINAN

                  LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
                         NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002

ACUAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH

1.   PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP
     1. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka
        meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik
        pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah;
     2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing- masing satuan pendidikan,
        seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan sekolah,
        Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati.
     3. Bp3, komite sekolah dan/atau majelis sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan
        keanggotaan sesuai dengan acuan ini.

2.   KEDUDUKAN DAN SIFAT
     1. Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan;
     2. Komite Sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan pendidikan dalam
        jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi
        yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan,
        atau karena pertimbangan lainnya;
     3. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan.

3.   TUJUAN
     Komite Sekolah bertujuan untuk:
     1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
        operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan;
     2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
        satuan pendidikan;
     3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
        pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

4.   PERAN DAN FUNGSI
     Komite Sekolah berperan sebagai:
     1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di
        satuan pendidikan;
     2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam
        penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;
     3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
        keluaran pendidikan di satuan pendidikan;
     4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

     Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut:
     1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
        yang bermutu;
     2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan
        pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;
     3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang
        diajukan oleh masyarakat;
     4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:
             1. kebijakan dan program pendidikan;
             2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS);
             3. kriteria kinerja satuan pendidikan;
             4. kriteria tenaga kependidikan;
             5. kriteria fasilitas pendidikan; dan
6. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan;
     5.   Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan
          mutu dan pemerataan pendidikan;
     6.   Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan disatuan
          pendidikan;
     7.   melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran
          pendidikan di satuan pendidikan.

5.   ORGANISASI
     1. Keanggotaan Komite Sekolah
        1. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas:
           1. Unsur masyarakat dapat berasal dari:
               1. orang tua/wali peserta didik;
               2. tokoh masyarakat;
               3. tokoh pendidikan;
               4. dunia usaha/industri;
               5. organisasi profesi tenaga pendidikan;
               6. wakil alumni;
               7. wakil peserta didik.
           2. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan Pertimbangan Desa
               dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang).

          2.   Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya
               gasal.

     2.   Kepengurusan Komite Sekolah:
          1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas:
             1. Ketua;
             2. Sekretaris;
             3. Bendahara;
          2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota;
          3. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

     3.   Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
          1. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART;
          2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat:
             1. Nama dan tempat kedudukan;
             2. Dasar, tujuan dan kegiatan;
             3. Keanggotaan dan kepengurusan;
             4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus;
             5. Keuangan;
             6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
             7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi.

6.   PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH
     1. Prinsip Pembentukan
        Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
        1. transparan, akuntabel, dan demokratis;
        2. merupakan mitra satuan pendidikan.
     2. Mekanisme Pembentukan
        1. Pembentukan Panitia Persiapan
            1. Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan. Panitia
                 persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi
                 pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), pemerhati
                 pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan
                 industri), dan orangtua peserta didik.
2.  Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-
                   langkah sebagai berikut:
                   1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3,
                        Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah
                        menurut Keputusan ini;
                   2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari
                        masyarakat;
                   3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;
                   4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat;
                   5. Menyusun nama-nama anggota terpilih;
                   6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah;
                   7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan pendidikan:
          2.   Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk.

     3.   Penetapan pembentukan Komite Sekolah
          Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan,
          dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART.

7.   TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI
     Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan institusi lain
     yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada satuan
     pendidikan lain bersifat koordinatif.

8.   PENUTUP
     1. Dalam Pembentukan Komite Sekolah, kepala satuan pendidikan dapat berkonsultasi dengan
        Pemerintah Kabupaten/Kota.
     2. Pembentukan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan
        pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota.
     3. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan
        Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
        Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, telpon (021) 5725613,
        5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ ,                      email:
        dpkp2002@yahoo.com.2002@yahoo.com


                                                  Dibuat
                        Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Buku induk guru oke(1)
Buku induk guru oke(1)Buku induk guru oke(1)
Buku induk guru oke(1)Ajung Masteer
 
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sariSk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sariRohandi Nur Satardi
 
Contoh kurikulum ktsp paud 2013
Contoh kurikulum ktsp paud 2013Contoh kurikulum ktsp paud 2013
Contoh kurikulum ktsp paud 2013Aditya Rizky
 
Laporan mpls 2017 2018
Laporan mpls 2017 2018Laporan mpls 2017 2018
Laporan mpls 2017 2018Rinikubaihaqi
 
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalang
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalangTata tertib perkemahan LT 2 penggalang
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalangumar fauzi
 
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKSSILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKSJamaludin ..
 
Surat keterangan siswa terbaik
Surat keterangan siswa terbaikSurat keterangan siswa terbaik
Surat keterangan siswa terbaiksalimalqodar
 
Surat keterangan kesalahan tanggal bulan lahir 2016
Surat keterangan       kesalahan tanggal bulan lahir 2016Surat keterangan       kesalahan tanggal bulan lahir 2016
Surat keterangan kesalahan tanggal bulan lahir 2016Dimaz Raider's
 
Format kebutuhan sarana dan prasarana smk
Format kebutuhan sarana dan prasarana smkFormat kebutuhan sarana dan prasarana smk
Format kebutuhan sarana dan prasarana smkyansperdana
 
Daftar riwayat hidup dan keluarga
Daftar riwayat hidup dan keluargaDaftar riwayat hidup dan keluarga
Daftar riwayat hidup dan keluargabisri_makmur
 
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorsel
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorselSurat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorsel
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorselOperator Warnet Vast Raha
 
Surat permohonan perubahan specimen bank
Surat permohonan perubahan specimen bankSurat permohonan perubahan specimen bank
Surat permohonan perubahan specimen bankHendar Saja
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Kumpulan piagam penghargaan guru
Kumpulan piagam penghargaan guruKumpulan piagam penghargaan guru
Kumpulan piagam penghargaan gurumicitaz cikalagen
 
Dharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkesDharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkesEvanataLinaSinaga
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsYasir Rifai
 

Mais procurados (20)

Buku induk guru oke(1)
Buku induk guru oke(1)Buku induk guru oke(1)
Buku induk guru oke(1)
 
Sk tim pengembang sekolah
Sk tim pengembang sekolahSk tim pengembang sekolah
Sk tim pengembang sekolah
 
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sariSk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
 
Contoh kurikulum ktsp paud 2013
Contoh kurikulum ktsp paud 2013Contoh kurikulum ktsp paud 2013
Contoh kurikulum ktsp paud 2013
 
Sk uks
Sk uksSk uks
Sk uks
 
Laporan mpls 2017 2018
Laporan mpls 2017 2018Laporan mpls 2017 2018
Laporan mpls 2017 2018
 
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalang
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalangTata tertib perkemahan LT 2 penggalang
Tata tertib perkemahan LT 2 penggalang
 
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKSSILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
SILABUS MATERI PERTEMUAN KKKS
 
Surat keterangan siswa terbaik
Surat keterangan siswa terbaikSurat keterangan siswa terbaik
Surat keterangan siswa terbaik
 
Surat keterangan kesalahan tanggal bulan lahir 2016
Surat keterangan       kesalahan tanggal bulan lahir 2016Surat keterangan       kesalahan tanggal bulan lahir 2016
Surat keterangan kesalahan tanggal bulan lahir 2016
 
Format kebutuhan sarana dan prasarana smk
Format kebutuhan sarana dan prasarana smkFormat kebutuhan sarana dan prasarana smk
Format kebutuhan sarana dan prasarana smk
 
Daftar riwayat hidup dan keluarga
Daftar riwayat hidup dan keluargaDaftar riwayat hidup dan keluarga
Daftar riwayat hidup dan keluarga
 
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorsel
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorselSurat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorsel
Surat keterangan aktif mengajar sd 15 wakorsel
 
Surat permohonan perubahan specimen bank
Surat permohonan perubahan specimen bankSurat permohonan perubahan specimen bank
Surat permohonan perubahan specimen bank
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
 
Kumpulan piagam penghargaan guru
Kumpulan piagam penghargaan guruKumpulan piagam penghargaan guru
Kumpulan piagam penghargaan guru
 
Dharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkesDharma wanita persatuan dinkes
Dharma wanita persatuan dinkes
 
Contoh sk struktur sekolah
Contoh sk struktur sekolahContoh sk struktur sekolah
Contoh sk struktur sekolah
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
 
CONTOH SK
CONTOH SKCONTOH SK
CONTOH SK
 

Destaque

Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008Dicky Onasis Alzena
 
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solokPembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solokAdrita Gusdila
 
Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014mohammad rifai
 
Anggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolahAnggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolahmikrandegan
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasimirakomalsari
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
 

Destaque (9)

Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
Pendanaan pendidikan pp no.48 tahun 2008
 
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solokPembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
Pembentukan komite sekolah smk n 3 kota solok
 
Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014Contoh sk tim bos sekolah 2014
Contoh sk tim bos sekolah 2014
 
presentasi
presentasipresentasi
presentasi
 
Anggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolahAnggaran dasar komite sekolah
Anggaran dasar komite sekolah
 
Sk us un 2013
Sk us un 2013Sk us un 2013
Sk us un 2013
 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
 
Juknis bansos 2015
Juknis bansos 2015Juknis bansos 2015
Juknis bansos 2015
 
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
 

Semelhante a DEWAN PENDIDIKAN

PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptxPPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptxRatnaWardani7
 
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi LulusanPermendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi LulusanYani Pieter Pitoy
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Amrizal Ahmad
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Welly Indriany
 
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi KurikulumPermendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi KurikulumGuss No
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Agoy Gea
 
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaSalinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaOperator Warnet Vast Raha
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulumBudiman Afandi
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanSofyan Saputra
 
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanPermen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanSofyan Saputra
 
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006arvinefriani
 
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdfPermendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdfvebyrizal32
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Abrar Qashmal
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Nandang Sukmara
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Nandang Sukmara
 

Semelhante a DEWAN PENDIDIKAN (20)

Keputusan
KeputusanKeputusan
Keputusan
 
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptxPPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
PPT PERAN DEWAN PENDIDIKAN.pptx
 
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi LulusanPermendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi Lulusan
 
Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kurPermendikbud 81 a 2013-impl. kur
Permendikbud 81 a 2013-impl. kur
 
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi KurikulumPermendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garudaSalinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
Salinan permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum-garuda
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
 
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
9. permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
 
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikanPermen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
Permen no-19-standar-pengelolaan-pendidikan
 
Permendiknas no-22-tahun-2006
Permendiknas no-22-tahun-2006Permendiknas no-22-tahun-2006
Permendiknas no-22-tahun-2006
 
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
PERMENDIKNAS NO 22 TH 2006
 
Ktsp mrebet 2 0910
Ktsp mrebet 2  0910Ktsp mrebet 2  0910
Ktsp mrebet 2 0910
 
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdfPermendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
Permendikbud81A-2013ImplementasiK13Lengkap.pdf
 
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
Tugas dan wewenang pengurus dan sekretariat mpd aceh 2008 2013
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
 
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
Permendiknas no-28-tahun-2010-tentang-penugasan-kepala-sekolah-1
 

Último

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Último (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

DEWAN PENDIDIKAN

  • 1. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan, dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal; 2. bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang mandiri; 3. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Departemen; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH. Pasal 1 1. Pada setiap kabupaten/kota dibentuk Dewan Pendidikan atas prakarsa masyarakat dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 2. Pada setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan dibentuk Komite Sekolah atas prakarsa masyarakat, satuan pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota. Pasal 2 Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat menggunakan Acuan Pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II Keputusan ini.
  • 2. Pasal 3 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0293/U/1993 Tahun 1993 tentang Pembentukan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 April 2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, ttd. A. MALIK FADJAR Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional; 3. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional; 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, dan Pemuda di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, 6. Semua Bupati/Walikota, 7. Semua Gubernur, 8. Semua Kepala Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota, 9. Semua Ketua DPRD Kabupaten/Kota, 10. Komisi VI DPR RI. Salinan sesuai dengan aslinya Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Muslikh, S.H. NIP.131479478
  • 3. SALINAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PENDID1KAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002 ACUAN PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN 1. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota, 2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing, seperti Dewan Pendidikan, Majelis Pendidikan, atau nama lain yang disepakati. 3. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. 2. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Dewan Pendidikan berkedudukan di kabupaten/kota; 2. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan daerah. 3. TUJUAN Dewan Pendidikan bertujuan untuk: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan; 2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu. 4. PERAN DAN FUNGSI Dewan Pendidikan berperan sebagai: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan; 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan; 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif) dengan masyarakat. Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut: 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah, dan DPRD berkenan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah/DPRD mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan; 3. kriteria tenaga kependidikan, khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan; 4. kriteria fasilitas pendidikan; dan 5. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; 5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 6. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.
  • 4. 5. ORGANISASI 1. Keanggotaan Dewan Pendidikan 1. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas : 1. Unsur masyarakat dapat berasal dari : 1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. yayasan penyelenggara pendidikan (sekolah, luar sekolah, madrasah, pesantren); 5. dunia usaha/industri/asosiasi profesi; 6. organisasi profesi tenaga pendidikan; 7. Komite Sekolah. 2. Unsur birokrasi/legislative dapat dilibatkan sebagai anggota Dewan Pendidikan (maksimal 4-5 orang). 2. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 (tujuh belas) orang dan jumlahnya gasal. 2. Kepengurusan Dewan Pendidikan 1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Ketua; 2. Sekretaris; 3. Bendahara; 2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; 3. Ketua bukan dari unsur pemerintah daerah dan DPRD. 3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) 1. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD dan ART; 2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan; 2. Dasar, tujuan dan kegiatan; 3. Keanggotaan dan kepengurusan; 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; 5. Keuangan; 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat; 7. Perubahan AD dan ART dan pembubaran organisasi. 6. PEMBENTUKAN DEWAN PENDIDIKAN 1. Prinsip Pembentukan Pembentukan Dewan Pendidikan menganut prinsip-prinsip sebagai berikut 1. transparan, akuntabel, dan demokratis 2. merupakan mitra pemerintah Kabupaten/Kota 2. Mekanisme Pembentukan 1. Pembentukan Panitia Persiapan 1. Bupati/Walikota dan/atau masyarakat membentuk panitia persiapan.Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan) dan pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri). 2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Dewan Pendidikan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk Majelis Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite Kabupaten, Komite Pendidikan Luar Sekolah) tentang Dewan Pendidikan menurut Keputusan ini; 2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; 5. Menyusun nama-nama anggota terpilih; 6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Dewan Pendidikan;
  • 5. 7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada Bupati/Walikota; 2. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Bupati/Walikota menetapkan Dewan Pendidikan. 3. Penetapan pembentukan Dewan Pendidikan Dewan Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART. 7. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI Tata hubungan antara Dewan Pendidikan dengan Pemerintah Daerah, DPRD, Dinas Pendidikan serta Komite-Komite Sekolah bersifat koordinatif. 8. PENUTUP 1. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. 2. Pembentukan Dewan Pendidikan dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah, gedung E lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta telpon (021) 5725613, 5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ , email: dpkp2002@yahoo.comdpkp2002@yahoo.com
  • 6. SALINAN LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002 ACUAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH 1. PENGERTIAN, NAMA, DAN RUANG LINGKUP 1. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah; 2. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing- masing satuan pendidikan, seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar Sekolah, Dewan sekolah, Majelis Sekolah, Majelis Madrasah, Komite TK, atau nama lain yang disepakati. 3. Bp3, komite sekolah dan/atau majelis sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaan sesuai dengan acuan ini. 2. KEDUDUKAN DAN SIFAT 1. Komite Sekolah berkedudukan di satuan pendidikan; 2. Komite Sekolah dapat terdiri dari satu satuan pendidikan, atau beberapa satuan pendidikan dalam jenjang yang sama, atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau karena pertimbangan lainnya; 3. Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. 3. TUJUAN Komite Sekolah bertujuan untuk: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan; 2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. 4. PERAN DAN FUNGSI Komite Sekolah berperan sebagai: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut: 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1. kebijakan dan program pendidikan; 2. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS); 3. kriteria kinerja satuan pendidikan; 4. kriteria tenaga kependidikan; 5. kriteria fasilitas pendidikan; dan
  • 7. 6. hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; 5. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan; 7. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. 5. ORGANISASI 1. Keanggotaan Komite Sekolah 1. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas: 1. Unsur masyarakat dapat berasal dari: 1. orang tua/wali peserta didik; 2. tokoh masyarakat; 3. tokoh pendidikan; 4. dunia usaha/industri; 5. organisasi profesi tenaga pendidikan; 6. wakil alumni; 7. wakil peserta didik. 2. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang). 2. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya gasal. 2. Kepengurusan Komite Sekolah: 1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Ketua; 2. Sekretaris; 3. Bendahara; 2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; 3. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan. 3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). 1. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART; 2. Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan; 2. Dasar, tujuan dan kegiatan; 3. Keanggotaan dan kepengurusan; 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; 5. Keuangan; 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat; 7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi. 6. PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH 1. Prinsip Pembentukan Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. transparan, akuntabel, dan demokratis; 2. merupakan mitra satuan pendidikan. 2. Mekanisme Pembentukan 1. Pembentukan Panitia Persiapan 1. Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orangtua peserta didik.
  • 8. 2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut Keputusan ini; 2. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 3. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; 4. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; 5. Menyusun nama-nama anggota terpilih; 6. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah; 7. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan pendidikan: 2. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk. 3. Penetapan pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART. 7. TATA HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan satuan pendidikan, Dewan Pendidikan, dan institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada satuan pendidikan lain bersifat koordinatif. 8. PENUTUP 1. Dalam Pembentukan Komite Sekolah, kepala satuan pendidikan dapat berkonsultasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. 2. Pembentukan Komite Sekolah dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. 3. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Sekretariat Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dengan alamat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, telpon (021) 5725613, 5725608, fax (021) 5725608, website http://www.depdiknas.go.id/ , email: dpkp2002@yahoo.com.2002@yahoo.com Dibuat Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas