Pancasila lahir melalui proses panjang yang dipengaruhi oleh keadaan negara dan politik. Pancasila menghadapi tantangan pelemahan nilai-nilai moral dalam era globalisasi. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang melekat dalam masyarakat sebagai norma dan pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara
• Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui suatu proses yang
cukup panjang. Pada mulanya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan yang
membentuk adanya pandangan hidup. Pancasila mengalami pasang surut yang
dipengaruhi oleh keadaan negara dan politik yang terjadi.
3. Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Negara
• Pada era globalisasi dewasa ini, banyak hal yang akan merusak mental dan
nilai moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar
ketahanan mental-ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus
senantiasa menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan
terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara, yaitu sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan agama.
4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya,
dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan
masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
5. • Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan
masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak.
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur
sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat.
• Weltanschauung lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis. Driyarkara
menegaskan bahwa weltanschauung belum tentu didahului oleh filsafat karena pada
masyarakat primitif terdapat pandangan hidup (Weltanschauung) yang tidak didahului
rumusan filsafat