SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 43
Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Pendekatan kualitatif menuntut teknik-
teknik penarikan sampel yang berbeda
dengan penarikan sampel dalam riset
kuantitatif. Jarang sekali sampel kualitatif
berupa       probabilitas    atau    acak
(random).         Sebagai        gantinya,
pendekatan kualitatif memiliki sampel
yang bertujuan (purposeful), artinya
sampel yang ditarik atau diambil
berdasarkan tujuan penyelidikan.
  Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Dimensi-dimensi utama tempat
  penarikan sampel berlangsung.
 Jenis-jenis dan ukuran sampel
 Penyebutan terhadap orang-orang
  dalam riset Anda.




    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Agaknya mustahil jika Anda sebagai peneliti mampu
    mengumpulkan data dari semua orang yang
    berhubungan dengan topik riset Anda.
   Waktu     dan     sumber  daya   jelas-jelas  tidak
    memungkinkan bagi peneliti untuk melakukannya.
   Keputusan penarikan sampel dimulai pada tahap-
    tahap awal riset.
    Ini bergantung pada fokus dan topik riset, juga
    setting (latar atau lokasi pengambilan sampel),
    waktu dan konteks (apa yang disampel) dan
    kelompok orang yang menjadi sumber sampel Anda
    (siapa yang disampel)



      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Pendekatan kualitatif menuntut teknik-teknik
    penentuan sampel yang berbeda dari sampel yag
    dipilih secara acak dan bersifat probabilitas, yang
    lazim diggunakan oleh para peneliti kuantitatif.
   Sampel kualitatif lebih fleksibel dan tidak dimulai
    dengan penetapan bingkai sampling yang kaku,
    seperti dalam riset kuantitatif.
   Ini disebabkan sampling kualitatif berkembang
    selama proses riset, saat peneliti menemukan tanda-
    tanda dan petunjuk-petunjuk baru untuk
    dikembangkan lebih lanjut.
   Pada awal riset, peneliti tidak perlu menetapkan
    secara spesifik jumlah informan dalam sampel, walau
    diharapkan untuk mengindikasikan angka-angka
    yang dilibatkan sebagai sampel awal.

      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Terdapat sejumlah dimensi yag menjadi
    landasan penarikan sampel, meliputi orang-
    orang, setting (latar), peristiwa, proses,
    aktivitas, dan waktu (Miles dan Huberman,
    1994: Hammersley dan Atkinson, 1995).
   Mereka dipilih berdasarkan pengalaman
    terhadap fenomena yang diteliti.
   Konteks mengacu pada kondisi dan situasi
    tempat partisipan ditemukan.
   Waktu mengacu pada tahapan, atau urutan,
    atau irama yang berbeda dari waktu, atau
    waktu spesifik dari hari atau kalender.

      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Parameter Penarikan Sampel                         Contoh
Orang                                              Orang-orang dengan peran tertentu,
                                                   semisal klien agen periklanan
                                                   Orang-orang yang memilki pengalaman
                                                   media relations (relasi media)
                                                   Orang-orang yang diterpa iklan di
                                                   Internet.

Setting (latar)                                    Negara atau wilayah tempat praktik
                                                   iklan berlangsung secara khas atau
                                                   istimewa. Konsultan kehumasan dengan
                                                   praktik-praktik atau strategi-strategi baru
Peristiwa dan proses                               Pertemuan/rapat.
                                                   Iteraksi komunikasi antara manajer dan
                                                   staf.
                                                   Area bisnis baru.
Aktivitas                                          Menonton iklan televisi.
                                                   Memproduksi kampanye publisitas.
Waktu                                              Enam bulan sebelum dan sesudah
                                                   kampanye diputuskan.
                                                   Pagi dan sore.
        Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Prinsip dasar untuk memperoleh informasi yang
    kaya dan mendalam menjadi pedoman
    dalam strategi penarikan sampel riset kualitatif.
   Siapa yang Anda pilih untuk riset Anda, di
    mana, dan kapan, bergantung pada kriteria
    tertentu yang ditentukan oleh tujuan riset
    Anda.
    Oleh karena itu, istilah sampel berorientasi
    tujuan harus diterapkan.
   Para partisipan bisa dipilih oleh Anda sendiri,
    atau mereka yang mengajukan diri secara
    sukarela (sesuai dengan topik penelitian)

      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Terdapat beberapa jenis sampel dan tata
  cara penarikan atau pengambilan sampel.
  Ikhtisar lengkap mengenai permasalahan
  sampel dapat ditemukan dalam buku
  Patton (1990), Miles dan Huberman (1994),
  Marshall dan Rosman (1999).
Berikut ini disajikan teknik-teknik pengambilan
  sampel yang paling utama, dan paling
  sering digunakan, walau banyak di
  antaranya saling tumpang tindih.
    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Sampel homogen
 Sampel heterogen
 Sampel populasi total
 Sampel rujukan berantai
 Sampel oportunistik
 Sampel teoritis




    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Sampel homogen terdiri dari individu-
  individu yang tergolong dalam subkultur
  atau kelompok yang sama, dan
  mempunyai karakteristik serupa. Unit-unit
  sampel homogen bermanfaat ketika Anda
  ingin mengamati atau mewawancarai
  kelompok tertentu.
 Sampel heterogen terdiri dari individu-
  individu atau kelompok-kelompok yang
  berbeda satu sama lain dalam satu aspek
  utama.
    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Variasi lain dari sampel purposif adalah sampling
    rujukan berantai atau salju/snowball (Biernacki dan
    Waldorf, 1981). Dalam teknik sampling ini Anda
    mendapatkan satu partisipasi melalui partisipan lain.
   Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel
    bola salju (snowball sampling) dalam kondisi ketika
    mereka tidak bisa mengidentifikasi informan-informan
    yang bermanfaat bagi risetnya, atau saat
    informannya tidak mudah diakses, atau ketika
    anonimitas (keadaan tanpa nama) menjadi syarat
    penelitian.
    Misalnya, dalam riset yang berkenaan dengan isu-isu
    komunikasi yang peka atau bersifat rahasia.


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Dalam sampel populasi total, semua
  partisipan yang terpilih berasal dari suatu
  kelompok tertentu.
Metode lain dalam penarikan sampel
  purposif atau sampel-berdasarkan-
  kriteria adalah:
 Pemilihan kasus ekstrem atau kasus tidak
  lazim
 Pemilihan kasus khas/tipikal
 Pemilihan kasus unik

    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
1) Dalam pemilihan kasus ekstrem, karakteristik tertentu
   dari setting atau populasi diidentifikasi terlebih dahulu.
   Kemudian, hal-hal ekstrem dari karakteristik ini dicari dan
   diatur dalam sebuah kontinuum. Kasus-kasus yang terletak
   di pangkal dan ujung kontinum menjadi kasus yang
   ekstrem.
2) Dalam pemilihan kasus khas, Anda membuat suatu profil
   karakteristik dari rata-rata kasus, dan menemukan contoh-
   contohnya. Sampel jenis ini bermanfaat untuk
   menemukan kekhasan suatu riset.
3) Ketika memilih kasus unik, fokus Anda terletak pada orang-
   orang tertentu yang berbeda dengan yang lain terkait
   dengan suatu dimensi atau karakteristik tertentu.



     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Istilah sampling oportunistik sudah cukup
jelas.
  Di sini, Anda menggunakan dengan
baik kesempatan-kesempatan (yang
kadang-kadang muncul secara tak
terduga) untuk meminta para informan
potensial guna ambil bagian dalam riset
Anda. Kadang-kadang ini terjadi ketika
orang-orang sulit direkrut, dan hanya
sedikit informan yang tersedia.
 Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Glaser dan Strauss (1967) mempertahankan sampling
  teoritis sebagai perangkat pengumpulan data. Sampling
  teoritis berkembang seiring dengan jalannya proses riset,
  tidak bisa direncanakan terlebih dahulu.
 Singkatnya, sampling atau penarikan sampel dalam riset
  kuantitatif adalah:

   Fleksibel : sampling berkembang selama riset berlangsung
   Berurutan : pemilihan unit-unit sampling tidak dibuat
    sebelum kerja lapangan dimulai, namun berkembang
    ketika temuan-temuan diperoleh.
   Dipandu oleh perkembangan teoritis : sampel menjadi kin
    terfokus, seiring dengan perkembangan riset.
   Sinambung (berkelanjutan) : berlangsung sepanjang
    proses riset, hingga tidak ada lagi data baru yang
    relevan.
   Terlibat dalam pelacakan kasus-kasus negatif atau
    menyimpang (Kuzel, 1999)


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Jumlah setepatnya partisipan yang
    dipilih untuk keperluan riset akan
    bergantung pada jenis pertanyaan
    riset, jenis pendekatan riset, sumberdaya
    material, juga waktu dan jumlah peneliti
    yang terlibat dalam riset.




     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Sulit bagi peneliti untuk mengetahui istilah apa
    yang setepatnya mesti digunakan untuk
    menyebut orang-orang yang diamati dan
    diwawancarai. Sebutan ini penting, karena
    mengeksplisitkan posisi peneliti, sekaligus
    menentukan hubungan mereka dengan orang
    yang dipelajari. Kebanyakan, peneliti kualitatif
    memilih terminologi “partisian” atau “informan”
    untuk menyebut sampel mereka.
   Peneliti eksperimental mengacu pada
    “subjek”, sebuah kata yang menandakan pasif
    tidaknya orang-orang yang dipelajari.
      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Terdapat beragam cara untuk menarik
    sampel, semuanya memiliki tujuan: sampel
    dipilih secara khusus untuk riset dan didasarkan
    pada kriteria tertentu.
   Sampel individu dalam riset kualitatif biasanya
    kecil, meski ini bukanlah aturan baku.
   Unit-unit sampel terdiri atas orang-orang,
    waktu, latar atau setting, peristiwa, proses,
    aktivitas atau konsep (yang terakhir ini disebut
    juga sampling teoritis).
   Pengambilan sampel tidak selalu ditentukan
    sebelum riset berlangsung, tetapi bisa
    berproses ketika riset dilakukan.
      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Peneliti
                                               Mengajukan       Membagun
mengumpulkan
                                               pertanyaan     kategori-kategori
  informasi




 Pemahaman                                Mengembangkan
baru, teori baru,                             teori atau      Mencari pola-pola
 atau hipotesis                           mengembangkan         (teori-teori)
      baru                                pola dengan teori



      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Melalui kunjungan pendahuluan atau
  orientasi ke lapangan, Anda sebagai
  peneliti bakal menemukan siapa yang
  layak diinterviu. Dari responden pertama
  biasanya akan diketahui responden
  berikutnya yang layak diinterviu.
  Demikianlah mekanisme, sehingga jumlah
  responden semakin besar, dan dari
  semuanya itu Anda mencapai titik jenuh
  (saturated).
Anda sebagai peneliti memerlukan
  responden. Karena itu Anda harus mampu
  membangun hubungan baik dengan para
  responden.
   Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
1. Kepribadian dan keterampilan
   penginterviu
2. Sikap dan orientasi yang diinterviu
3. Definisi kedua orang tersebut ihwal
   situasi. (realitas dan konteks penelitian)
Berikut adalah beberapa penjabarannya

     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Penginterviu harus objektif, netral, dan tidak sok
    menghakimi ihwal jawaban responden sekalipun
    bertetangan dengan keyakinan penginterviu.
   Penginterviu harus sensitif terhadap simbol-simbol
    verbal dan non-verbal dari responden, dan harus
    menjadi pendengar yang reflektif.
   Penginterviu harus memahami beban psikologisdari
    setiap pertanyaan yang diajukan.
   Penginterviu harus menghindari pertanyaan yang
    terlalu luas atau terlalu teoritis sehingga responden
    sulit menjawab.
   Penginterviu harus merencanakan urutan
    pertanyaan dari basa-basi , pertanyaan
    umum,pertanyaan khusus, pertanyaan sensitif,
    pertanyaan penutup, dan sebagainya.


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Berapa lama dan berapa kali interviu
  tergantung pada :
• Lama interviu
• Minat responden pada pembicaraan
• Kefasihan berbicara
• Keterampilan peneliti menginterviu




   Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Penuh antisipasi artinya kesiapan menghadapi responden
   Melakukan basa-basi atau kulo nuwun, dilakukan demi
    mendapat kepercayaan dari responden
   Naif, ciri seorang pembelajar yang rendah hati
   Analitis,diterapkan sejak Anda mempersiapkan proposal
    dan dalam setiap tahap penelitian.
   Paradoks : mendominasi tetapi juga menyerah, Andalah
    sebagai pengendali interviu.
   Tidak reaktif, tidak direktif, dan terapetik : memahami apa
    yang dirasakan, dipikirkan, dikeluhkan, dan dikatakan
    kepada Anda.
   Sabar mengejar data, penting terutama saat
    menginterviu responden yang pemalu, enggan bicara,
    atau kurang ekspresif.


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
•   Adalah salah satu teknik pengumpulan data.
•   Kelompok terarah melibatkan sekelompok orang –acap
    dilengkapi dengan pengalaman atau karakteristik serupa-
    yang diwawancarai oleh seorang peneliti (disebut
    moderator/fasilitator).
•   Tujuannya adalah memunculkan gagasan, persepsi, dan
    pemikiran mengenai suatu topik yang spesifik atau
    permasalahan tertentu terkait dengan wilayah
    kepentingan tertentu.
•   Tujuan utamanya melihat topik (yang berkaitan dengan
    masalah penelitian) dari sudut pandang partisipan
•   Telah diterapkan sejak tahun 1920-an, namun buku
    pertama baru diterbitkan tahun 1946 oleh Merton dan
    kawan-kawan.



      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Merupakan salah satu bentuk
  wawancara mendalam, yang ditujukan
  untuk meneliti pelbagai isu dalam satu
  kajian, tetapi berkonsentrasi pada satu
  atau dua isu atau objek yang pasti, dan
  mendiskusikannya secara mendalam
 Pertanyaan, jawaban dan
  gagasandihasilkan oleh anggota-
  anggota kelompok itu sendiri, diilhami
  oleh dinamika (latar) kelompok
    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Menyediakan bukti dari banyak pihak
  terhadap topik yang sama
 Bersifat interaktif
 Membuka forum yang mendukung
  terungkapnya pandangan-pandangan
  tersembunyi (atau yang ditekan)
 Memungkinkan peneliti mengumpulkan
  sejumlah besar data dengan cepat

    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Membantu mengidentifikasi perilaku dan
  sikap tertentu.
 Sifatnya yang interaktif memotivasi
  anggota kelompok untuk memperluas dan
  mendefinisikan kembali persepsi serta
  gagasannya mengenai topik
 Membantu mengeksplorasi pembentukan
  konsensus terhadap sebuah topik yang
  cenderung dibangun secara kolektif
 Memungkinkan peneliti mengumpulkan
  sejumlah besar data dalam waktu yang
  relatif singkat
    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Merangsang pemikiran responden yang
    lain
   Menyebabkan responden lain
    memandang persoalan dengan cara
    berbeda
   Merangsang munculnya diskusi yang lebih
    mendalam
   Mengingatkan individu-individu akan hal-
    hal yang mungkin sudah terlupakan
   Membantu partisipan lain untuk
    mengungkapkan pendapat dan pemikiran
    mereka secara lebih baik
     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Kelompok prakonstitusi (preconstituted group)
  bisa terdiri dari rekan-rekan kerja dengan spesialisasi
  yang sama, atau anggota departemen atau tim
  tertentu atau anggota perkumpulan sosial/asosiasi
  yang sama
 Kelompok yang ditetapkan oleh peneliti (researcher-
  constituted group)
  kelompok ini membuat peneliti memiliki kendali lebih
  besar atas komposisi individu dalam sampel, namun
  para anggota tidak saling mengenal satu sama lain,
  sehingga interaksi kelompok membutuhkan waktu
  untuk pemanasan
Catatan : kedua kelompok tersebut bisa dibentuk
  secara homogen atau heterogen tergantung tujuan
  penelitian
     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
   Komposisi dan ukuran kelompok tergantung pada tujuan penelitian.
    Jika topik bersifat kontroversial atau kompleks maka kelompok kecil
    memungkinkan membahas topik secara lebih sensitif. Jika topik tidak
    begitu intens, dapat dibahas lebih efektif dalam kelompok besar.
    Rata-rata anggota FGD: 6-10 partisipan (secara tradisional atau minimal
    3 partisipan)
   Wawancara FGD juga bisa dilakukan secara online
   Lingkungan atau lokasi sebaiknya dipilih yang netral, nyaman dan
    familier bagi partisipan dengan ruangan yang cukup untuk
    menampung anggota.
   Panduan diskusi perlu digunakan, meskipun FGD lebih menyerupai
    curah gagasan (brain storming). Panduan diskusi berfungsi sebagai
    daftar yang memastikan bahw semua topik penting telah tercakup dan
    berada pada urutan yang sesuai.
   Prosedur untuk menetapkan aturan-aturan dasar disampaikan sejak
    awal sehingga semua anggota kelompok mengetahui bagaimana
    diskusi akan berlangsung
   Peneliti mengajukan pertanyaan mulai dari hal-hal umum menuju hal-
    hal spesifik.

       Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
 Studi kasus
 Grounded theory
 Etnografi
 Analisis wacana
 Fenomenologi




    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Mata pengumpulan data
                                                                   A
           REDUKSI DATA                                            N
Antisipasi Selama       Pasca                                      A
           PENYAJIAN DATA                                          L
           Selama       Pasca                                      I
 PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI
                                                                   S
                                  Selama                   Pasca   I
                                                                   S
   Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Pengumpulan
                                                data




                 Reduksi                                   Penyajian
                   data                                      data




                                 Kesimpulan-kesimpulan:
                                    Penarikan/Verifikasi

Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Bila respondennnya banyak sekali seperti dalam survei dan
    ada hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif, maka
    peneliti akan mengembangkan pertanyaan interviu yang
    dibakukan atau schedule-standardized interview
    (Denzin,1970).

•   Para responden memiliki kosakata yang sama. Artinya
    bahwa pertanyaan yang diajukan mesti dapat dimengerti
    oleh responden yang sangat heterogen itu.
•   Pertanyaan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga
    bermakna sama oleh setiap responden. Karena itu
    pertanyaan harus didesain sedemikian rupa sehingga
    tidak ada ambigu dalam pertanyaan itu.
•   Bukan hanya pertanyaannya yang seyogyanya dimaknai
    sama oleh setiap reponden, tetapi konteks
    pertanyaannya pun harus sama bagi setiap responden.
•   Ketiga asumsi tersebut di atas hanya mungkin dipenuhi
    bilamana terlebih dahulu ada penelitian pendahuluan
    atau pilot investigation

      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Bagi penelitian kualitatif interviu yang terstruktur mungkin saja
  diperlukan, terutama untuk mendapatkan informasi
  demografis dari semua responden yang dilibatkan.
  Namun, dalam kebanyakan studi kualitatif, interviu lebih
  bersifat terbuka atau kurang terstruktur, karena beberapa
  alasan sebagai berikut:
• Tujuan interviu dalam studi kualitatif bukan untuk
  menuangkan gagasan peneliti ke dalam otak responden,
  melainkan justru untuk megakses persepsi responden.
  Untuk itu, interviu harus terbuka.
• Format interviu terbuka didasarkan pada asumsi bahwa
  setiap responden sebagai individu adalah makhluk unik
  yang sulit untuk digeneralisasi lewat penyeragaman
  instrumen.
• Peneliti kualitatif tidak berangkat dari hipotesis yang telah
  ditentukan tapi senantiasa mengeksplorasi banyak hal
  dan situasi lewat tahapan-tahapan. Karena itu format
  interviu berbeda untuk setiap kasus.


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Bagi penelitian kualitatif interviu yang terstruktur mungkin saja
  diperlukan, terutama untuk mendapatkan informasi
  demografis dari semua responden yang dilibatkan.
  Namun, dalam kebanyakan studi kualitatif, interviu lebih
  bersifat terbuka atau kurang terstruktur, karena beberapa
  alasan sebagai berikut:
• Tujuan interviu dalam studi kualitatif bukan untuk
  menuangkan gagasan peneliti ke dalam otak responden,
  melainkan justru untuk megakses persepsi responden.
  Untuk itu, interviu harus terbuka.
• Format interviu terbuka didasarkan pada asumsi bahwa
  setiap responden sebagai individu adalah makhluk unik
  yang sulit untuk digeneralisasi lewat penyeragaman
  instrumen.
• Peneliti kualitatif tidak berangkat dari hipotesis yang telah
  ditentukan tapi senantiasa mengeksplorasi banyak hal
  dan situasi lewat tahapan-tahapan. Karena itu format
  interviu berbeda untuk setiap kasus.


      Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
1. Konteks natural, yaitu konteks kebulatan
   menyeluruh
2. Instrumen human, menuntut agar diri
   sendiri atau manusia lain menjadi instrumen
   pengumpul data, atau kemampuan
   menyesuaikan diri dengan beragam
   realitas
3. Pemanfaatan pengetahuan tak
   terkatakan, sifat naturalistik memungkinkan
   kita mengangkat hal-hal tak terkatakan
   yang memperkaya hal-hal yang
   diekspresikan
     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
4. Metode kualitatif, lebih mampu
   mengungkap realitas ganda,
   dibandingkan metode kuantitatif
5. Pengambilan sampel secara purposive,
   menghindari pengambilan sampel acak
   yang memungkinkan terjadinya
   penyimpangan
6. Analisis data induktif, konteks lebih
   mudah dideskripsikan dibandingkan
   dengan analisis data deduktif
   Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
7. Grounded theory, penyusunan teori diangkat
   dari empiri, bukan dibangun secara apriori
8. Desain sementara, digunakan karena peneliti
   sulit mempolakan lebih dahulu apa yang ada
   di lapangan, dan karena banyak sistem nilai
   yang terkait dengan interaksinya tak terduga
9. Hasil yang disepakati, sebaiknya hipotesis kerja
   diuji dan dicari kepastiannya pada responden
10. Modus laporan studi kasus, deskripsi realitas
   ganda yang tampil dari interaksi peneliti
   dengan responden dapat terhindar dari bias

    Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
11. Penafsiran idiographik, penafsiran yang berbeda
   nampaknya lebih memberi makna untuk realitas
   yang berbeda konteksnya
12. Aplikasi tentatif, realitas itu ganda dan berbeda
   karena interaksi antara peneliti dengan responden
   bersifat khusus dan tak dapat dipublikasikan
13. Ikatan konteks terfokus, mengaksentuasikan pada
   fokus sesuai dengan masalahnya, evaluasinya, atau
   tugas yang hendak dicapainya.
14. Kriteria kepercayaan, terbagi menjadi validitas
   internal, validitas eksternal, realiabilitas, dan
   obyektivitas.



     Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik phebtwo Ayy
 
Penelitian Studi Kasus
Penelitian Studi KasusPenelitian Studi Kasus
Penelitian Studi KasusAna Safrida
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanFppi Unila
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianLia Rusdyana Dewi
 
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfMuhammad Sudarbi
 
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiKelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiUniversity of Andalas
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansRonzzy Kevin
 
Laporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumLaporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumSylvester Saragih
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massaRatih Aini
 
Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana Lisda Hilya
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merahSofyan Dwi Nugroho
 
Farmakoterapi ibu hamil.pptx
Farmakoterapi ibu hamil.pptxFarmakoterapi ibu hamil.pptx
Farmakoterapi ibu hamil.pptxZuidaTampubolon1
 
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinon
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinonMakalah analisis senyawa aktif hydroquinon
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinonMurdianto Murdianto
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
jenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptxjenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptxALFAFAAMIN
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasinonawulan
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatNina Vianti
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiAbdul Majid
 

Mais procurados (20)

JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
 
Penelitian Studi Kasus
Penelitian Studi KasusPenelitian Studi Kasus
Penelitian Studi Kasus
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikan
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 3 - Langkah-langkah Penelitian
 
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
 
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiKelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fans
 
Manajemen redaksi
Manajemen redaksiManajemen redaksi
Manajemen redaksi
 
Laporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikumLaporan lengkap melde praktikum
Laporan lengkap melde praktikum
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massa
 
Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
 
Farmakoterapi ibu hamil.pptx
Farmakoterapi ibu hamil.pptxFarmakoterapi ibu hamil.pptx
Farmakoterapi ibu hamil.pptx
 
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinon
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinonMakalah analisis senyawa aktif hydroquinon
Makalah analisis senyawa aktif hydroquinon
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6A | D...
 
jenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptxjenis--jenis-penelitian.pptx
jenis--jenis-penelitian.pptx
 
Fotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhanFotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis pada tumbuhan
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budi
 

Semelhante a Pelatihan Penelitian Kualitatif

MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYsuyono fis
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Krisna Indah Puspitasari
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMirza Shahreza
 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptTriEvelina1
 
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampel
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampelMETLIT KUALITATIF: populasi dan sampel
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampelAsep Sufyan Tsauri
 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianFaizal Sofyan
 
pen. pengembangan_043226.pptx
pen. pengembangan_043226.pptxpen. pengembangan_043226.pptx
pen. pengembangan_043226.pptxSintiaParamita1
 
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiMetode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiAngga Prawadika Aji
 
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifMetode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifYaser Lopekabausirah
 
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN CutMeutia3
 

Semelhante a Pelatihan Penelitian Kualitatif (20)

bahagian b
bahagian bbahagian b
bahagian b
 
Bahagian a
Bahagian aBahagian a
Bahagian a
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
 
Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)Makalah Rancangan penelitian (research design)
Makalah Rancangan penelitian (research design)
 
Gru individu
Gru individuGru individu
Gru individu
 
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) finalMetodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
Metodologi penelitian kualitatif (mirza shahreza) final
 
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
Penel kualitatif   bbptpt (yuti)Penel kualitatif   bbptpt (yuti)
Penel kualitatif bbptpt (yuti)
 
Bab3revisi
Bab3revisiBab3revisi
Bab3revisi
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
 
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampel
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampelMETLIT KUALITATIF: populasi dan sampel
METLIT KUALITATIF: populasi dan sampel
 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitian
 
pen. pengembangan_043226.pptx
pen. pengembangan_043226.pptxpen. pengembangan_043226.pptx
pen. pengembangan_043226.pptx
 
Teknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdfTeknik Pengumpulan Data.pdf
Teknik Pengumpulan Data.pdf
 
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu KomunikasiMetode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
Metode Penelitian Kualitatif Untuk Studi Ilmu Komunikasi
 
Kul metpen1
Kul metpen1Kul metpen1
Kul metpen1
 
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifMetode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
 
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
 
PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN
 

Mais de Indra Muis

Kwu 1 menjadi wirausaha
Kwu 1 menjadi wirausahaKwu 1 menjadi wirausaha
Kwu 1 menjadi wirausahaIndra Muis
 
Indra muis from nobody to somebody slide
Indra muis from nobody to somebody slideIndra muis from nobody to somebody slide
Indra muis from nobody to somebody slideIndra Muis
 
Pengantar manajemen copied 2
Pengantar manajemen copied 2Pengantar manajemen copied 2
Pengantar manajemen copied 2Indra Muis
 
Pengantar manajemen copied
Pengantar manajemen copiedPengantar manajemen copied
Pengantar manajemen copiedIndra Muis
 
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011Indra Muis
 
Pendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusPendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusIndra Muis
 
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggo
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan TinggoKurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggo
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan TinggoIndra Muis
 
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianPenafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianIndra Muis
 
Teknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkapTeknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkapIndra Muis
 
Menulis laporan kegiatan
Menulis laporan kegiatanMenulis laporan kegiatan
Menulis laporan kegiatanIndra Muis
 
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund Raising
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund RaisingSeni menulis proposal Kegiatan dan Fund Raising
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund RaisingIndra Muis
 

Mais de Indra Muis (13)

Kwu 1 menjadi wirausaha
Kwu 1 menjadi wirausahaKwu 1 menjadi wirausaha
Kwu 1 menjadi wirausaha
 
Indra muis from nobody to somebody slide
Indra muis from nobody to somebody slideIndra muis from nobody to somebody slide
Indra muis from nobody to somebody slide
 
Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Pengantar manajemen copied 2
Pengantar manajemen copied 2Pengantar manajemen copied 2
Pengantar manajemen copied 2
 
Pengantar manajemen copied
Pengantar manajemen copiedPengantar manajemen copied
Pengantar manajemen copied
 
Smbp 2012
Smbp 2012Smbp 2012
Smbp 2012
 
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011
Kebijakan Pemerintah Tentang Tenaga Kependidikan 2011
 
Pendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampusPendidikan Karakter untuk kampus
Pendidikan Karakter untuk kampus
 
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggo
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan TinggoKurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggo
Kurikulum Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggo
 
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil PenelitianPenafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian
 
Teknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkapTeknik presentasi lebih lengkap
Teknik presentasi lebih lengkap
 
Menulis laporan kegiatan
Menulis laporan kegiatanMenulis laporan kegiatan
Menulis laporan kegiatan
 
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund Raising
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund RaisingSeni menulis proposal Kegiatan dan Fund Raising
Seni menulis proposal Kegiatan dan Fund Raising
 

Último

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Último (20)

SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Pelatihan Penelitian Kualitatif

  • 2. Pendekatan kualitatif menuntut teknik- teknik penarikan sampel yang berbeda dengan penarikan sampel dalam riset kuantitatif. Jarang sekali sampel kualitatif berupa probabilitas atau acak (random). Sebagai gantinya, pendekatan kualitatif memiliki sampel yang bertujuan (purposeful), artinya sampel yang ditarik atau diambil berdasarkan tujuan penyelidikan. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 3.  Dimensi-dimensi utama tempat penarikan sampel berlangsung.  Jenis-jenis dan ukuran sampel  Penyebutan terhadap orang-orang dalam riset Anda. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 4. Agaknya mustahil jika Anda sebagai peneliti mampu mengumpulkan data dari semua orang yang berhubungan dengan topik riset Anda.  Waktu dan sumber daya jelas-jelas tidak memungkinkan bagi peneliti untuk melakukannya.  Keputusan penarikan sampel dimulai pada tahap- tahap awal riset. Ini bergantung pada fokus dan topik riset, juga setting (latar atau lokasi pengambilan sampel), waktu dan konteks (apa yang disampel) dan kelompok orang yang menjadi sumber sampel Anda (siapa yang disampel) Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 5. Pendekatan kualitatif menuntut teknik-teknik penentuan sampel yang berbeda dari sampel yag dipilih secara acak dan bersifat probabilitas, yang lazim diggunakan oleh para peneliti kuantitatif.  Sampel kualitatif lebih fleksibel dan tidak dimulai dengan penetapan bingkai sampling yang kaku, seperti dalam riset kuantitatif.  Ini disebabkan sampling kualitatif berkembang selama proses riset, saat peneliti menemukan tanda- tanda dan petunjuk-petunjuk baru untuk dikembangkan lebih lanjut.  Pada awal riset, peneliti tidak perlu menetapkan secara spesifik jumlah informan dalam sampel, walau diharapkan untuk mengindikasikan angka-angka yang dilibatkan sebagai sampel awal. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 6. Terdapat sejumlah dimensi yag menjadi landasan penarikan sampel, meliputi orang- orang, setting (latar), peristiwa, proses, aktivitas, dan waktu (Miles dan Huberman, 1994: Hammersley dan Atkinson, 1995).  Mereka dipilih berdasarkan pengalaman terhadap fenomena yang diteliti.  Konteks mengacu pada kondisi dan situasi tempat partisipan ditemukan.  Waktu mengacu pada tahapan, atau urutan, atau irama yang berbeda dari waktu, atau waktu spesifik dari hari atau kalender. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 7. Parameter Penarikan Sampel Contoh Orang Orang-orang dengan peran tertentu, semisal klien agen periklanan Orang-orang yang memilki pengalaman media relations (relasi media) Orang-orang yang diterpa iklan di Internet. Setting (latar) Negara atau wilayah tempat praktik iklan berlangsung secara khas atau istimewa. Konsultan kehumasan dengan praktik-praktik atau strategi-strategi baru Peristiwa dan proses Pertemuan/rapat. Iteraksi komunikasi antara manajer dan staf. Area bisnis baru. Aktivitas Menonton iklan televisi. Memproduksi kampanye publisitas. Waktu Enam bulan sebelum dan sesudah kampanye diputuskan. Pagi dan sore. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 8. Prinsip dasar untuk memperoleh informasi yang kaya dan mendalam menjadi pedoman dalam strategi penarikan sampel riset kualitatif.  Siapa yang Anda pilih untuk riset Anda, di mana, dan kapan, bergantung pada kriteria tertentu yang ditentukan oleh tujuan riset Anda.  Oleh karena itu, istilah sampel berorientasi tujuan harus diterapkan.  Para partisipan bisa dipilih oleh Anda sendiri, atau mereka yang mengajukan diri secara sukarela (sesuai dengan topik penelitian) Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 9. Terdapat beberapa jenis sampel dan tata cara penarikan atau pengambilan sampel. Ikhtisar lengkap mengenai permasalahan sampel dapat ditemukan dalam buku Patton (1990), Miles dan Huberman (1994), Marshall dan Rosman (1999). Berikut ini disajikan teknik-teknik pengambilan sampel yang paling utama, dan paling sering digunakan, walau banyak di antaranya saling tumpang tindih. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 10.  Sampel homogen  Sampel heterogen  Sampel populasi total  Sampel rujukan berantai  Sampel oportunistik  Sampel teoritis Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 11.  Sampel homogen terdiri dari individu- individu yang tergolong dalam subkultur atau kelompok yang sama, dan mempunyai karakteristik serupa. Unit-unit sampel homogen bermanfaat ketika Anda ingin mengamati atau mewawancarai kelompok tertentu.  Sampel heterogen terdiri dari individu- individu atau kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain dalam satu aspek utama. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 12. Variasi lain dari sampel purposif adalah sampling rujukan berantai atau salju/snowball (Biernacki dan Waldorf, 1981). Dalam teknik sampling ini Anda mendapatkan satu partisipasi melalui partisipan lain.  Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel bola salju (snowball sampling) dalam kondisi ketika mereka tidak bisa mengidentifikasi informan-informan yang bermanfaat bagi risetnya, atau saat informannya tidak mudah diakses, atau ketika anonimitas (keadaan tanpa nama) menjadi syarat penelitian. Misalnya, dalam riset yang berkenaan dengan isu-isu komunikasi yang peka atau bersifat rahasia. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 13. Dalam sampel populasi total, semua partisipan yang terpilih berasal dari suatu kelompok tertentu. Metode lain dalam penarikan sampel purposif atau sampel-berdasarkan- kriteria adalah:  Pemilihan kasus ekstrem atau kasus tidak lazim  Pemilihan kasus khas/tipikal  Pemilihan kasus unik Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 14. 1) Dalam pemilihan kasus ekstrem, karakteristik tertentu dari setting atau populasi diidentifikasi terlebih dahulu. Kemudian, hal-hal ekstrem dari karakteristik ini dicari dan diatur dalam sebuah kontinuum. Kasus-kasus yang terletak di pangkal dan ujung kontinum menjadi kasus yang ekstrem. 2) Dalam pemilihan kasus khas, Anda membuat suatu profil karakteristik dari rata-rata kasus, dan menemukan contoh- contohnya. Sampel jenis ini bermanfaat untuk menemukan kekhasan suatu riset. 3) Ketika memilih kasus unik, fokus Anda terletak pada orang- orang tertentu yang berbeda dengan yang lain terkait dengan suatu dimensi atau karakteristik tertentu. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 15. Istilah sampling oportunistik sudah cukup jelas. Di sini, Anda menggunakan dengan baik kesempatan-kesempatan (yang kadang-kadang muncul secara tak terduga) untuk meminta para informan potensial guna ambil bagian dalam riset Anda. Kadang-kadang ini terjadi ketika orang-orang sulit direkrut, dan hanya sedikit informan yang tersedia. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 16.  Glaser dan Strauss (1967) mempertahankan sampling teoritis sebagai perangkat pengumpulan data. Sampling teoritis berkembang seiring dengan jalannya proses riset, tidak bisa direncanakan terlebih dahulu.  Singkatnya, sampling atau penarikan sampel dalam riset kuantitatif adalah:  Fleksibel : sampling berkembang selama riset berlangsung  Berurutan : pemilihan unit-unit sampling tidak dibuat sebelum kerja lapangan dimulai, namun berkembang ketika temuan-temuan diperoleh.  Dipandu oleh perkembangan teoritis : sampel menjadi kin terfokus, seiring dengan perkembangan riset.  Sinambung (berkelanjutan) : berlangsung sepanjang proses riset, hingga tidak ada lagi data baru yang relevan.  Terlibat dalam pelacakan kasus-kasus negatif atau menyimpang (Kuzel, 1999) Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 17. Jumlah setepatnya partisipan yang dipilih untuk keperluan riset akan bergantung pada jenis pertanyaan riset, jenis pendekatan riset, sumberdaya material, juga waktu dan jumlah peneliti yang terlibat dalam riset. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 18. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui istilah apa yang setepatnya mesti digunakan untuk menyebut orang-orang yang diamati dan diwawancarai. Sebutan ini penting, karena mengeksplisitkan posisi peneliti, sekaligus menentukan hubungan mereka dengan orang yang dipelajari. Kebanyakan, peneliti kualitatif memilih terminologi “partisian” atau “informan” untuk menyebut sampel mereka.  Peneliti eksperimental mengacu pada “subjek”, sebuah kata yang menandakan pasif tidaknya orang-orang yang dipelajari. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 19. Terdapat beragam cara untuk menarik sampel, semuanya memiliki tujuan: sampel dipilih secara khusus untuk riset dan didasarkan pada kriteria tertentu.  Sampel individu dalam riset kualitatif biasanya kecil, meski ini bukanlah aturan baku.  Unit-unit sampel terdiri atas orang-orang, waktu, latar atau setting, peristiwa, proses, aktivitas atau konsep (yang terakhir ini disebut juga sampling teoritis).  Pengambilan sampel tidak selalu ditentukan sebelum riset berlangsung, tetapi bisa berproses ketika riset dilakukan. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 20. Peneliti Mengajukan Membagun mengumpulkan pertanyaan kategori-kategori informasi Pemahaman Mengembangkan baru, teori baru, teori atau Mencari pola-pola atau hipotesis mengembangkan (teori-teori) baru pola dengan teori Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 21. Melalui kunjungan pendahuluan atau orientasi ke lapangan, Anda sebagai peneliti bakal menemukan siapa yang layak diinterviu. Dari responden pertama biasanya akan diketahui responden berikutnya yang layak diinterviu. Demikianlah mekanisme, sehingga jumlah responden semakin besar, dan dari semuanya itu Anda mencapai titik jenuh (saturated). Anda sebagai peneliti memerlukan responden. Karena itu Anda harus mampu membangun hubungan baik dengan para responden. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 22. 1. Kepribadian dan keterampilan penginterviu 2. Sikap dan orientasi yang diinterviu 3. Definisi kedua orang tersebut ihwal situasi. (realitas dan konteks penelitian) Berikut adalah beberapa penjabarannya Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 23. Penginterviu harus objektif, netral, dan tidak sok menghakimi ihwal jawaban responden sekalipun bertetangan dengan keyakinan penginterviu.  Penginterviu harus sensitif terhadap simbol-simbol verbal dan non-verbal dari responden, dan harus menjadi pendengar yang reflektif.  Penginterviu harus memahami beban psikologisdari setiap pertanyaan yang diajukan.  Penginterviu harus menghindari pertanyaan yang terlalu luas atau terlalu teoritis sehingga responden sulit menjawab.  Penginterviu harus merencanakan urutan pertanyaan dari basa-basi , pertanyaan umum,pertanyaan khusus, pertanyaan sensitif, pertanyaan penutup, dan sebagainya. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 24. Berapa lama dan berapa kali interviu tergantung pada : • Lama interviu • Minat responden pada pembicaraan • Kefasihan berbicara • Keterampilan peneliti menginterviu Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 25. Penuh antisipasi artinya kesiapan menghadapi responden  Melakukan basa-basi atau kulo nuwun, dilakukan demi mendapat kepercayaan dari responden  Naif, ciri seorang pembelajar yang rendah hati  Analitis,diterapkan sejak Anda mempersiapkan proposal dan dalam setiap tahap penelitian.  Paradoks : mendominasi tetapi juga menyerah, Andalah sebagai pengendali interviu.  Tidak reaktif, tidak direktif, dan terapetik : memahami apa yang dirasakan, dipikirkan, dikeluhkan, dan dikatakan kepada Anda.  Sabar mengejar data, penting terutama saat menginterviu responden yang pemalu, enggan bicara, atau kurang ekspresif. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 26. Adalah salah satu teknik pengumpulan data. • Kelompok terarah melibatkan sekelompok orang –acap dilengkapi dengan pengalaman atau karakteristik serupa- yang diwawancarai oleh seorang peneliti (disebut moderator/fasilitator). • Tujuannya adalah memunculkan gagasan, persepsi, dan pemikiran mengenai suatu topik yang spesifik atau permasalahan tertentu terkait dengan wilayah kepentingan tertentu. • Tujuan utamanya melihat topik (yang berkaitan dengan masalah penelitian) dari sudut pandang partisipan • Telah diterapkan sejak tahun 1920-an, namun buku pertama baru diterbitkan tahun 1946 oleh Merton dan kawan-kawan. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 27.  Merupakan salah satu bentuk wawancara mendalam, yang ditujukan untuk meneliti pelbagai isu dalam satu kajian, tetapi berkonsentrasi pada satu atau dua isu atau objek yang pasti, dan mendiskusikannya secara mendalam  Pertanyaan, jawaban dan gagasandihasilkan oleh anggota- anggota kelompok itu sendiri, diilhami oleh dinamika (latar) kelompok Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 28.  Menyediakan bukti dari banyak pihak terhadap topik yang sama  Bersifat interaktif  Membuka forum yang mendukung terungkapnya pandangan-pandangan tersembunyi (atau yang ditekan)  Memungkinkan peneliti mengumpulkan sejumlah besar data dengan cepat Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 29.  Membantu mengidentifikasi perilaku dan sikap tertentu.  Sifatnya yang interaktif memotivasi anggota kelompok untuk memperluas dan mendefinisikan kembali persepsi serta gagasannya mengenai topik  Membantu mengeksplorasi pembentukan konsensus terhadap sebuah topik yang cenderung dibangun secara kolektif  Memungkinkan peneliti mengumpulkan sejumlah besar data dalam waktu yang relatif singkat Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 30. Merangsang pemikiran responden yang lain  Menyebabkan responden lain memandang persoalan dengan cara berbeda  Merangsang munculnya diskusi yang lebih mendalam  Mengingatkan individu-individu akan hal- hal yang mungkin sudah terlupakan  Membantu partisipan lain untuk mengungkapkan pendapat dan pemikiran mereka secara lebih baik Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 31.  Kelompok prakonstitusi (preconstituted group) bisa terdiri dari rekan-rekan kerja dengan spesialisasi yang sama, atau anggota departemen atau tim tertentu atau anggota perkumpulan sosial/asosiasi yang sama  Kelompok yang ditetapkan oleh peneliti (researcher- constituted group) kelompok ini membuat peneliti memiliki kendali lebih besar atas komposisi individu dalam sampel, namun para anggota tidak saling mengenal satu sama lain, sehingga interaksi kelompok membutuhkan waktu untuk pemanasan Catatan : kedua kelompok tersebut bisa dibentuk secara homogen atau heterogen tergantung tujuan penelitian Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 32. Komposisi dan ukuran kelompok tergantung pada tujuan penelitian. Jika topik bersifat kontroversial atau kompleks maka kelompok kecil memungkinkan membahas topik secara lebih sensitif. Jika topik tidak begitu intens, dapat dibahas lebih efektif dalam kelompok besar. Rata-rata anggota FGD: 6-10 partisipan (secara tradisional atau minimal 3 partisipan)  Wawancara FGD juga bisa dilakukan secara online  Lingkungan atau lokasi sebaiknya dipilih yang netral, nyaman dan familier bagi partisipan dengan ruangan yang cukup untuk menampung anggota.  Panduan diskusi perlu digunakan, meskipun FGD lebih menyerupai curah gagasan (brain storming). Panduan diskusi berfungsi sebagai daftar yang memastikan bahw semua topik penting telah tercakup dan berada pada urutan yang sesuai.  Prosedur untuk menetapkan aturan-aturan dasar disampaikan sejak awal sehingga semua anggota kelompok mengetahui bagaimana diskusi akan berlangsung  Peneliti mengajukan pertanyaan mulai dari hal-hal umum menuju hal- hal spesifik. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 33.  Studi kasus  Grounded theory  Etnografi  Analisis wacana  Fenomenologi Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 34. Mata pengumpulan data A REDUKSI DATA N Antisipasi Selama Pasca A PENYAJIAN DATA L Selama Pasca I PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI S Selama Pasca I S Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 35. Pengumpulan data Reduksi Penyajian data data Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 36. Bila respondennnya banyak sekali seperti dalam survei dan ada hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif, maka peneliti akan mengembangkan pertanyaan interviu yang dibakukan atau schedule-standardized interview (Denzin,1970). • Para responden memiliki kosakata yang sama. Artinya bahwa pertanyaan yang diajukan mesti dapat dimengerti oleh responden yang sangat heterogen itu. • Pertanyaan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga bermakna sama oleh setiap responden. Karena itu pertanyaan harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak ada ambigu dalam pertanyaan itu. • Bukan hanya pertanyaannya yang seyogyanya dimaknai sama oleh setiap reponden, tetapi konteks pertanyaannya pun harus sama bagi setiap responden. • Ketiga asumsi tersebut di atas hanya mungkin dipenuhi bilamana terlebih dahulu ada penelitian pendahuluan atau pilot investigation Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 37. Bagi penelitian kualitatif interviu yang terstruktur mungkin saja diperlukan, terutama untuk mendapatkan informasi demografis dari semua responden yang dilibatkan. Namun, dalam kebanyakan studi kualitatif, interviu lebih bersifat terbuka atau kurang terstruktur, karena beberapa alasan sebagai berikut: • Tujuan interviu dalam studi kualitatif bukan untuk menuangkan gagasan peneliti ke dalam otak responden, melainkan justru untuk megakses persepsi responden. Untuk itu, interviu harus terbuka. • Format interviu terbuka didasarkan pada asumsi bahwa setiap responden sebagai individu adalah makhluk unik yang sulit untuk digeneralisasi lewat penyeragaman instrumen. • Peneliti kualitatif tidak berangkat dari hipotesis yang telah ditentukan tapi senantiasa mengeksplorasi banyak hal dan situasi lewat tahapan-tahapan. Karena itu format interviu berbeda untuk setiap kasus. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 38. Bagi penelitian kualitatif interviu yang terstruktur mungkin saja diperlukan, terutama untuk mendapatkan informasi demografis dari semua responden yang dilibatkan. Namun, dalam kebanyakan studi kualitatif, interviu lebih bersifat terbuka atau kurang terstruktur, karena beberapa alasan sebagai berikut: • Tujuan interviu dalam studi kualitatif bukan untuk menuangkan gagasan peneliti ke dalam otak responden, melainkan justru untuk megakses persepsi responden. Untuk itu, interviu harus terbuka. • Format interviu terbuka didasarkan pada asumsi bahwa setiap responden sebagai individu adalah makhluk unik yang sulit untuk digeneralisasi lewat penyeragaman instrumen. • Peneliti kualitatif tidak berangkat dari hipotesis yang telah ditentukan tapi senantiasa mengeksplorasi banyak hal dan situasi lewat tahapan-tahapan. Karena itu format interviu berbeda untuk setiap kasus. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 39. 1. Konteks natural, yaitu konteks kebulatan menyeluruh 2. Instrumen human, menuntut agar diri sendiri atau manusia lain menjadi instrumen pengumpul data, atau kemampuan menyesuaikan diri dengan beragam realitas 3. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan, sifat naturalistik memungkinkan kita mengangkat hal-hal tak terkatakan yang memperkaya hal-hal yang diekspresikan Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 40. 4. Metode kualitatif, lebih mampu mengungkap realitas ganda, dibandingkan metode kuantitatif 5. Pengambilan sampel secara purposive, menghindari pengambilan sampel acak yang memungkinkan terjadinya penyimpangan 6. Analisis data induktif, konteks lebih mudah dideskripsikan dibandingkan dengan analisis data deduktif Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 41. 7. Grounded theory, penyusunan teori diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori 8. Desain sementara, digunakan karena peneliti sulit mempolakan lebih dahulu apa yang ada di lapangan, dan karena banyak sistem nilai yang terkait dengan interaksinya tak terduga 9. Hasil yang disepakati, sebaiknya hipotesis kerja diuji dan dicari kepastiannya pada responden 10. Modus laporan studi kasus, deskripsi realitas ganda yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar dari bias Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian
  • 42. 11. Penafsiran idiographik, penafsiran yang berbeda nampaknya lebih memberi makna untuk realitas yang berbeda konteksnya 12. Aplikasi tentatif, realitas itu ganda dan berbeda karena interaksi antara peneliti dengan responden bersifat khusus dan tak dapat dipublikasikan 13. Ikatan konteks terfokus, mengaksentuasikan pada fokus sesuai dengan masalahnya, evaluasinya, atau tugas yang hendak dicapainya. 14. Kriteria kepercayaan, terbagi menjadi validitas internal, validitas eksternal, realiabilitas, dan obyektivitas. Dr.Ani Yuningsih.M.Si/Pelatihan Metodologi Penelitian