SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
Baixar para ler offline
Konsep Dasar
Tanah dan Batuan
Mineral Pembentuk Batuan (MPB)
Mineral Pembentuk
Batuan (MPB)
Sebagian besar batuan di
kerak Bumi tersusun dari
kurang lebih 30 mineral
Yang terdiri terutama
dari 8 elemen yang mem-
bentuk lebih dari 98%
kerak Bumi
All others: 1.5%
Silica
(SiO4)4-
SILICATES
Common cations that
bond with silica anions
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI
Kombinasi unsur-unsur senyawa
kimia anorganik dalam kerak
Bumi disebut mineral
Mineral-mineral bercampur
bersama dalam berbagai
proporsi, membentuk berbagai
batuan yang berbeda
Batuan kerak Bumi
dikelompokkan menjadi tiga
kelas utama: batuan beku,
sedimen dan metamorf
Oksigen
47 %
Silikon
28 %
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI
SIKLUS BATUAN
Siklus batuan menggambarkan
bagaimana perubahan material
Bumi didaur ulang oleh proses
Bumi seiring waktu geologi
Di lingkungan permukaan, batuan
didaur ulang oleh cuaca menjadi
sedimen
Di lingkungan yang dalam, panas
dan tekanan mengubah sedimen
menjadi batuan lain yang
akhirnya terpapar di permukaan
Batuan beku terutama terdiri dari mineral silikat yang mengandung unsur silikon,
oksigen dan elemen logam
Mineral felsik yang kurang padat (dari feldspar dan silika) mendominasi batuan
beku dari kerak bumi bagian atas sedangkan mineral mafik dan ultrabasa (besi dan
magnesium) yang lebih padat mendominasi dItempat yang lebih dalam dari kerak
bumi
Magma yang membeku di bawah permukaan Bumi dan tetap dikelilingi oleh batuan
yang lebih tua dan sudah ada sebelumnya disebut batuan beku intrusif
Jika magma mencapai permukaan, muncul sebagai lava, yang membeku akan
membentuk batuan beku ekstrusif
1.3.1. BATUAN BEKU
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
BATUAN BEKU INTRUSIF
Magma mengeras di bawah permukaan
Bumi, mendingin perlahan sehingga
terbentuk kristal-kristal yang
berkembang menjadi kristal mineral
yang besar sehingga terlihat oleh mata
telanjang : granit, diorite, gabro
BATUAN BEKU EKSTRUSIF
Magma mendingin sangat cepat di permukaan tanah atau dasar samudera dan
dengan demikian kristal berkembang dalam ukuran mikroskopik yang lebih kecil
bahkan dapat sangat halus sehingga seperti gelas / kaca : Riolit, Andesit, Basalt
SIKLUS BATUAN INTRUSIVE DAN EXTRUSIVE
STRUKTUR BATUAN BEKU INTRUSIVE (Lanjutan)
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
PAHOEHOE - memiliki permukaan berkilau, halus, dan berkaca-
kaca. Cenderung lebih cair (viskositas rendah), mengalir lebih
cepat dan menghasilkan aliran yang lebih tipis (biasanya 1-3 m)
AA - aliran rubbly, dengan inti cair, viskositas lebih tinggi
(komposisi sama), cenderung bergerak lebih lambat dan
menghasilkan aliran yang lebih tebal (biasanya 3-20 m).
BLOCKY - mirip dengan Aa, tetapi lebih tebal (> 20 m),
permukaan tidak rata dan rekat. Andesit, dasit dan riolit
cenderung membentuk aliran blok.
~40 cm PAHOEHOE
AA
BLOCKY
STRUKTUR BATUAN BEKU EXTRUSIVE (Lanjutan)
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
Mineral -mineral dalam batuan beku mengalami perubahan secara kimia menjadi
mineral baru yang lebih stabil di atau dekat permukaan bumi.
Proses perubahan mineral tersebut diantaranya oksidasi, hidrolisis, dan larutan
Dalam proses tersebut, batuan padat dilemahkan, melunak, dan terfragmentasi,
menghasilkan partikel berbagai ukuran dan komposisi mineral
Hasil perubahan diangkut media cair (udara, air, atau es) kemudian diendapkan
ditempat lain sebagai sedimen, sedimen mengeras menjadi batuan sedimen
Tiga kelas utama sedimen:
• Sedimen klastik
• Sedimen kimiawi
• Sedimen organik
BATUAN SEDIMEN
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Sedimen terakumulasi pada
awalnya kurang lebih mem-
bentuk lapisan horizontal, yang
disebut strata (perlapisan) -
individu lapisan dipisahkan dari
lapisan di bawah dan di atasnya
oleh permukaan yang disebut
bidang perlapisan.
BATUAN SEDIMEN
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan :
• Tekstur dan
• Komposisi
KLASIFIKASI BESAR :
• Batuan Sedimen klastik
• Batuan Sedimen kimiawi
• Batuan Sedimen organik
Dalam batuan sedimen terekam
bukti lingkungan formasi mereka
diendapkan
Fosil hewan, tumbuhan dan
struktur sedimen menunjukkan
lingkungan & mode transportasi
sedimen
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
a) Sedimen klastik terdiri dari batuan anorganik dan
mineral fragmen, yang disebut “clasts”
b) Sedimen kimia terdiri dari mineral senyawa
anorganik yang diendapkan dari larutan garam
garaman atau sebagai bagian keras dari organisme.
Dalam proses pengendapan kimia, ion-ion dalam
larutan bergabung membentuk zat mineral padat
yang terpisah dari larutan (misalnya batu gamping,
gypsum, chert)
c) Sedimen organik terdiri dari jaringan tanaman dan
hewan, terakumulasi dan diawetkan setelah
kematian organisme (misalnya lapisan gambut di
rawa)
clasts
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Butiran (grain) :
butiran klastik yang tertransport yang berupa
mineral, fosil atau fragmen batuan (litik).
Masa dasar (matrix) :
berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan
diendapkan bersama-sama dengan butiran.
Semen (cement) :
material berukuran halus yang mengikat butiran
dan matrik, diendapkan setelah fragmen dan
matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida
1) Komponen pembentuk batuan sedimen klastik
a) Batuan Sedimen Klastik
clasts
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
• besar butir,
• kebundaran,
• pemilahan
• kemas
2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Teksur meliputi :
Nomenklatur besar butir menggunakan
skala Wenworth
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Porositas
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di
antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume,
yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%.
Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan.
Beberapa istilah yang dipakai dalam
kekompakan batuan adalah
Warna
Dense : sangat padat
Hard : keras dan padat
Medium hard : agak keras tetapi masih dapat
digores dengan jarum baja
Soft : lunak, mudah tergores dan
dipecahkan.
Friable : keras tetapi dapat diremas
dengan tangan
Spongy : berongga
Kekompakan
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Batupasir
Klasifikasi batupasir
Parameter : butiran (stabil dan tak
stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
matriks lempung (hasil rombakan
atau alterasi batuan)
• batupasir arenite : bila
kehadiran matriks lempung
<15%
• batupasir wacke : bila
kehadiran matriks lempung
>15%
1.3.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik
Konglomerat dan Breksi
❑ Konglomerat berbutir membulat
❑ Breksi berbutir menyudut
Jenis konglomerat berdasarkan macam
klastiknya :
• Konglomerat polimiktik : terdiri dari
bermacam-macam jenis klastik yang berbeda.
• Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri
dari satu jenis klastik.
Mudrock
sedimen yang disusun terutama oleh
partikel berukuran lanau-lempung
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Fraksi karbonat (aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit dan siderit) lebih
besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn,1975)
Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik, sedimentasi
mekanis, sedimentasi kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut
1.3.2.3 Batuan Karbonat
TERBENTUK OLEH PROSES SEDIMENTASI MENGHASILKAN BATUGAMPING
Organik (kumpulan cangkang) Terumbu
Mekanis (rombakan karbonat terdahulu) Klastik atau kalkarenite
Kimiawi (dolomitisasi) Dolostone
Organik dan mekanis Bioklastik
Organik dan kimiawi Oolit
Mekanis dan kimiawi Kristalin
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Batuan Karbonat (lanjutan)
Komposisi dan Komponen Batuan Karbonat
Kalsit, Dolomit, Magnesit, Siderit, Ankerit
Batugamping (limestone) bila tersusun oleh kalsit ≥90% dan
Dolomite (dolostone) bila tersusun oleh dolomit ≥90% (Boggs, 1987)
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
Klasifikasi Batuan Karbonat
Grabau (1904) mengklasifikasikan
batugamping berdasarkan ukuran
butir menjadi 5 yaitu :
UKURAN BUTIR NAMA
> 2 mm Calsirudite
1/16 - 2 mm Calcarenite
< 1/16 mm Calcilutite
Hasil presipitasi kimiawi Calcipulverite
Hasil pertumbuhan
organisme
Batugamping
organik
Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962)
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
Serpih (shale) berubah menjadi
batu tulis (slate) atau sekis, batu
pasir menjadi kuarsit, dan batu
gamping menjadi marmer,
genes (gneiss) terbentuk ketika
magma intrusif mendingin di
samping batuan beku atau
sedimen
Batuan
Sebelumnya Batuan Metamorf
P & T
Tinggi
Struktur & Komposisi
berubah
termasuk tetapi tidak
terbatas pada aktivitas
tektonik
BATUAN METAMORF
Tipe-tipe metamorfosa
• Metamorfosa termal/kontak : terjadi akibat perubahan
(kenaikan) temperatur (T),
biasanya dijumpai di sekitar intrusi/batuan plutonik
• Metamorfosa regional/dinamo termal : terjadi akibat
perubahan (kenaikan) tekanan (P) dan temperatur (T)
secara bersama-sama
• Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi : terjadi
di daerah pergeseran yang dangkal (misal zona sesar)
dimana tekanan lebih berperan dari pada temperature
• Metamorfosa burial : terjadi akibat pembebanan
• Metamorfosa lantai samudera : terjadi akibat
pembukaan lantai samudera (ocean floor Spreading)
BATUAN METAMORF
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
Struktur Batuan Metamorf
Struktur Foliasi
• Slaty cleavage : struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batusabak).
• Phylitic : rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap
daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral
pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna,
batuannya disebut phyllite (filit).
• Schistose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral
pipih batuannya disebut schist (sekis).
orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close schistosity,
• Gneisose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral
pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open schistosity,
batuannya disebut gneis.
BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
Struktur Non Foliasi
Granulose : struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular
Hornfelsik : struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional
dan equigranular, tidak terorientasi, khusus akibat metamorfosa termal, batuannya
disebut hornfels.
Cataclastic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau
mineral berukuran kasar umumnya membentuk kenampakan breksiasi, akibat
metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
Mylonitic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanik pada
metamorfosa kataklastik, menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan kuat dan
belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut mylonite (milonit).
Phyllonitic : gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus,
sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan kilap silky, batuannya disebut phyllonite(filonit).
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
1.3.3.2. Beberapa batuan metamorf yang penting
Batusabak (Slate)
Mineral utama : seringkali masih berupa
mineral lempung; mineral tambahan :
muskovit, biotit, kordierit, andalusit.
Filit (Phyllite)
Mineral utama : kuarsa, serisit, klorit;
mineral tambahan : plagioklas, mineral
bijih.
Sekis (Schist)
Mineral utama : biotit, muskovit, kuarsa
(sekis mika), klorit (sekis klorit), talk
(sekis talk) dll.
Geneis (Gneis)
Mineral utama : k-felsfar, plagioklas,
biotit, muskovit, kuarsa.
Migmatit (Migmatite)
seperti percampuran antara metasedimen dan
batuan granitis, batuan yang demikian ini lazim
disebut migmatit, material granitis diperkirakan
berasal dari luar, hasil dari insitu partial melting
atau dapat juga dari segregasi akibat proses
metamorfosis.
Milonit (Mylonite)
Mineral dan warna tergantung batuan yang
mengalami metamorfosa kataklastik
Filonit (Phyllonite)
Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit
butirannya halus), sudah terjadi rekristalisasi, derajat
metamorfosa lebih tinggi dibanding milonit
Kuarsit (Quartzite)
Mineral utama : kuarsa (>80%), mineral tambahan :
muskovit, biotit, k-felsfar, mineral bijih.
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
Serpentinit (Serpentinite)
Mineral utama : serpentin, mineral
tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin,
piroksen.
Amfibolit (Amphybolite)
Mineral utama : amfibol (horblenda),
plagioklas, mineral tambahan : kuarsa,
epidot, klorit, biotit, garnet, mineral bijih.
Granulit (Granulite)
Mineral utama : kuarsa, k-felspar, plagioklas,
garnet, piroksen, sedikit mika
Eklogit (Eklogite)
Batuan metamorf berkomposisi basik, mineral
utama : piroksen ompasit (klinopiroksen/diopid
yang kaya sodium dan aluminium), garnet kaya
pyrope,
Marmer (Marble)
Mineral utama : kalsit; kadang-kadang
dolomit, piroksen, amfibol, flogopit, ada
mineral bijih atau oksida besi.
Hornfels (Hornfels)
Mineral utama : andalusit, silimanit,
kordierit, biotit, k-felsfar.
1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
ASAL USUL TERJADINYA TANAH
Tanah terjadi dari hasil pelapukan batuan. Oleh karena itu, tanah juga merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan lapuk karena berbagai
sebab, diantaranya karena perubahan suhu yang naik turun secara berulang. Selain itu, tanah juga terjadi dari pelapukan sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan tanah paling atas disebut humus atau bunga tanah. Bagian tersebut merupakan hasil
pelapukan dari sisa-sisa makhluk hidup, mungkin lapukan dari daun-daunan, sampah, atau bangkai hewan. Lapisan humus bersifat
gembur dan subur. Lapisan tanah di bawahnya berwarna lebih terang dan butirannya lebih berat dan keras.
Jenis Tanah
JENIS TANAH

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a BATUAN BEKU (20)

BATUAN SEDIMEN KLASTIK.pptx
BATUAN SEDIMEN KLASTIK.pptxBATUAN SEDIMEN KLASTIK.pptx
BATUAN SEDIMEN KLASTIK.pptx
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimen
 
Lapisan Litosfer
Lapisan LitosferLapisan Litosfer
Lapisan Litosfer
 
geologi umum
geologi umum geologi umum
geologi umum
 
Amali batu fizik sem 5
Amali batu fizik sem 5Amali batu fizik sem 5
Amali batu fizik sem 5
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
sekilas mengenai batuan
sekilas mengenai batuansekilas mengenai batuan
sekilas mengenai batuan
 
Sedimen.& Strat.ppt
Sedimen.& Strat.pptSedimen.& Strat.ppt
Sedimen.& Strat.ppt
 
Praktikum bebatuan
Praktikum bebatuanPraktikum bebatuan
Praktikum bebatuan
 
Batuan Sedimen Bidang Geologi Indonesia.pptx
Batuan Sedimen Bidang Geologi Indonesia.pptxBatuan Sedimen Bidang Geologi Indonesia.pptx
Batuan Sedimen Bidang Geologi Indonesia.pptx
 
Litosfer 1
Litosfer 1Litosfer 1
Litosfer 1
 
1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya1. batu alam dan siklus terbentuknya
1. batu alam dan siklus terbentuknya
 
Nota Geografi : Batuan
 Nota Geografi : Batuan Nota Geografi : Batuan
Nota Geografi : Batuan
 
Batuan(1)
Batuan(1)Batuan(1)
Batuan(1)
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
Tugas Geologi Dasar (Jenis-Jenis Batuan)
 
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
 
Materi Geologi.//
Materi Geologi.//Materi Geologi.//
Materi Geologi.//
 
Batuan Sedimen.pptx
Batuan Sedimen.pptxBatuan Sedimen.pptx
Batuan Sedimen.pptx
 
Batuan sediment
Batuan sedimentBatuan sediment
Batuan sediment
 

Último

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKFerdinandus9
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAgusTriyono78
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555zannialzur
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataDAVIDSTEVENSONSIMBOL
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databasethinkplusx1
 

Último (14)

Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIKMEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
MEKANIKA TEKNIK TEKNIK PERTAMBANGAN FAK. TEKNIK
 
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdfAnalisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
MATERI PRESENTASI KEPALA TEKNIK TAMBANG KEPMEN 555
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering DataHimpunan Fuzzy Academic Engineering Data
Himpunan Fuzzy Academic Engineering Data
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Normalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian databaseNormalisasi Database dan pengertian database
Normalisasi Database dan pengertian database
 

BATUAN BEKU

  • 2. Mineral Pembentuk Batuan (MPB) Mineral Pembentuk Batuan (MPB) Sebagian besar batuan di kerak Bumi tersusun dari kurang lebih 30 mineral Yang terdiri terutama dari 8 elemen yang mem- bentuk lebih dari 98% kerak Bumi All others: 1.5% Silica (SiO4)4- SILICATES Common cations that bond with silica anions
  • 3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI Kombinasi unsur-unsur senyawa kimia anorganik dalam kerak Bumi disebut mineral Mineral-mineral bercampur bersama dalam berbagai proporsi, membentuk berbagai batuan yang berbeda Batuan kerak Bumi dikelompokkan menjadi tiga kelas utama: batuan beku, sedimen dan metamorf Oksigen 47 % Silikon 28 %
  • 4. 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI SIKLUS BATUAN Siklus batuan menggambarkan bagaimana perubahan material Bumi didaur ulang oleh proses Bumi seiring waktu geologi Di lingkungan permukaan, batuan didaur ulang oleh cuaca menjadi sedimen Di lingkungan yang dalam, panas dan tekanan mengubah sedimen menjadi batuan lain yang akhirnya terpapar di permukaan
  • 5. Batuan beku terutama terdiri dari mineral silikat yang mengandung unsur silikon, oksigen dan elemen logam Mineral felsik yang kurang padat (dari feldspar dan silika) mendominasi batuan beku dari kerak bumi bagian atas sedangkan mineral mafik dan ultrabasa (besi dan magnesium) yang lebih padat mendominasi dItempat yang lebih dalam dari kerak bumi Magma yang membeku di bawah permukaan Bumi dan tetap dikelilingi oleh batuan yang lebih tua dan sudah ada sebelumnya disebut batuan beku intrusif Jika magma mencapai permukaan, muncul sebagai lava, yang membeku akan membentuk batuan beku ekstrusif 1.3.1. BATUAN BEKU BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
  • 6. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU BATUAN BEKU INTRUSIF Magma mengeras di bawah permukaan Bumi, mendingin perlahan sehingga terbentuk kristal-kristal yang berkembang menjadi kristal mineral yang besar sehingga terlihat oleh mata telanjang : granit, diorite, gabro BATUAN BEKU EKSTRUSIF Magma mendingin sangat cepat di permukaan tanah atau dasar samudera dan dengan demikian kristal berkembang dalam ukuran mikroskopik yang lebih kecil bahkan dapat sangat halus sehingga seperti gelas / kaca : Riolit, Andesit, Basalt SIKLUS BATUAN INTRUSIVE DAN EXTRUSIVE
  • 7.
  • 8. STRUKTUR BATUAN BEKU INTRUSIVE (Lanjutan) BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
  • 9. PAHOEHOE - memiliki permukaan berkilau, halus, dan berkaca- kaca. Cenderung lebih cair (viskositas rendah), mengalir lebih cepat dan menghasilkan aliran yang lebih tipis (biasanya 1-3 m) AA - aliran rubbly, dengan inti cair, viskositas lebih tinggi (komposisi sama), cenderung bergerak lebih lambat dan menghasilkan aliran yang lebih tebal (biasanya 3-20 m). BLOCKY - mirip dengan Aa, tetapi lebih tebal (> 20 m), permukaan tidak rata dan rekat. Andesit, dasit dan riolit cenderung membentuk aliran blok. ~40 cm PAHOEHOE AA BLOCKY STRUKTUR BATUAN BEKU EXTRUSIVE (Lanjutan) BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN BEKU
  • 10. Mineral -mineral dalam batuan beku mengalami perubahan secara kimia menjadi mineral baru yang lebih stabil di atau dekat permukaan bumi. Proses perubahan mineral tersebut diantaranya oksidasi, hidrolisis, dan larutan Dalam proses tersebut, batuan padat dilemahkan, melunak, dan terfragmentasi, menghasilkan partikel berbagai ukuran dan komposisi mineral Hasil perubahan diangkut media cair (udara, air, atau es) kemudian diendapkan ditempat lain sebagai sedimen, sedimen mengeras menjadi batuan sedimen Tiga kelas utama sedimen: • Sedimen klastik • Sedimen kimiawi • Sedimen organik BATUAN SEDIMEN BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 11. Sedimen terakumulasi pada awalnya kurang lebih mem- bentuk lapisan horizontal, yang disebut strata (perlapisan) - individu lapisan dipisahkan dari lapisan di bawah dan di atasnya oleh permukaan yang disebut bidang perlapisan. BATUAN SEDIMEN BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 12. Batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan : • Tekstur dan • Komposisi KLASIFIKASI BESAR : • Batuan Sedimen klastik • Batuan Sedimen kimiawi • Batuan Sedimen organik Dalam batuan sedimen terekam bukti lingkungan formasi mereka diendapkan Fosil hewan, tumbuhan dan struktur sedimen menunjukkan lingkungan & mode transportasi sedimen BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
  • 13. a) Sedimen klastik terdiri dari batuan anorganik dan mineral fragmen, yang disebut “clasts” b) Sedimen kimia terdiri dari mineral senyawa anorganik yang diendapkan dari larutan garam garaman atau sebagai bagian keras dari organisme. Dalam proses pengendapan kimia, ion-ion dalam larutan bergabung membentuk zat mineral padat yang terpisah dari larutan (misalnya batu gamping, gypsum, chert) c) Sedimen organik terdiri dari jaringan tanaman dan hewan, terakumulasi dan diawetkan setelah kematian organisme (misalnya lapisan gambut di rawa) clasts BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
  • 14. Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa mineral, fosil atau fragmen batuan (litik). Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan diendapkan bersama-sama dengan butiran. Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan matrik, diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida 1) Komponen pembentuk batuan sedimen klastik a) Batuan Sedimen Klastik clasts BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 15. • besar butir, • kebundaran, • pemilahan • kemas 2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik Teksur meliputi : Nomenklatur besar butir menggunakan skala Wenworth 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 16. Porositas Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai persentase antara 0-100%. Kekompakan Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam kekompakan batuan adalah Warna Dense : sangat padat Hard : keras dan padat Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan. Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan Spongy : berongga Kekompakan 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN 2) Tekstur Batuan Sedimen Klastik
  • 17. Batupasir Klasifikasi batupasir Parameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan) • batupasir arenite : bila kehadiran matriks lempung <15% • batupasir wacke : bila kehadiran matriks lempung >15% 1.3.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik Konglomerat dan Breksi ❑ Konglomerat berbutir membulat ❑ Breksi berbutir menyudut Jenis konglomerat berdasarkan macam klastiknya : • Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang berbeda. • Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik. Mudrock sedimen yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau-lempung 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 18. Fraksi karbonat (aragonit, kalsit, dolomit, magnesit, ankerit dan siderit) lebih besar dari fraksi non karbonat (Pettijohn,1975) Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik, sedimentasi mekanis, sedimentasi kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut 1.3.2.3 Batuan Karbonat TERBENTUK OLEH PROSES SEDIMENTASI MENGHASILKAN BATUGAMPING Organik (kumpulan cangkang) Terumbu Mekanis (rombakan karbonat terdahulu) Klastik atau kalkarenite Kimiawi (dolomitisasi) Dolostone Organik dan mekanis Bioklastik Organik dan kimiawi Oolit Mekanis dan kimiawi Kristalin 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 19. Batuan Karbonat (lanjutan) Komposisi dan Komponen Batuan Karbonat Kalsit, Dolomit, Magnesit, Siderit, Ankerit Batugamping (limestone) bila tersusun oleh kalsit ≥90% dan Dolomite (dolostone) bila tersusun oleh dolomit ≥90% (Boggs, 1987) 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 20. Klasifikasi Batuan Karbonat Grabau (1904) mengklasifikasikan batugamping berdasarkan ukuran butir menjadi 5 yaitu : UKURAN BUTIR NAMA > 2 mm Calsirudite 1/16 - 2 mm Calcarenite < 1/16 mm Calcilutite Hasil presipitasi kimiawi Calcipulverite Hasil pertumbuhan organisme Batugamping organik Klasifikasi batugamping menurut Dunham (1962) BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN SEDIMEN
  • 21. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF Serpih (shale) berubah menjadi batu tulis (slate) atau sekis, batu pasir menjadi kuarsit, dan batu gamping menjadi marmer, genes (gneiss) terbentuk ketika magma intrusif mendingin di samping batuan beku atau sedimen Batuan Sebelumnya Batuan Metamorf P & T Tinggi Struktur & Komposisi berubah termasuk tetapi tidak terbatas pada aktivitas tektonik BATUAN METAMORF
  • 22. Tipe-tipe metamorfosa • Metamorfosa termal/kontak : terjadi akibat perubahan (kenaikan) temperatur (T), biasanya dijumpai di sekitar intrusi/batuan plutonik • Metamorfosa regional/dinamo termal : terjadi akibat perubahan (kenaikan) tekanan (P) dan temperatur (T) secara bersama-sama • Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi : terjadi di daerah pergeseran yang dangkal (misal zona sesar) dimana tekanan lebih berperan dari pada temperature • Metamorfosa burial : terjadi akibat pembebanan • Metamorfosa lantai samudera : terjadi akibat pembukaan lantai samudera (ocean floor Spreading) BATUAN METAMORF BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
  • 23. Struktur Batuan Metamorf Struktur Foliasi • Slaty cleavage : struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batusabak). • Phylitic : rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya disebut phyllite (filit). • Schistose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih batuannya disebut schist (sekis). orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close schistosity, • Gneisose : struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular, mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open schistosity, batuannya disebut gneis. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
  • 24. Struktur Non Foliasi Granulose : struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular Hornfelsik : struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan equigranular, tidak terorientasi, khusus akibat metamorfosa termal, batuannya disebut hornfels. Cataclastic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar umumnya membentuk kenampakan breksiasi, akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite (kataklasit). Mylonitic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik, menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya disebut mylonite (milonit). Phyllonitic : gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan kilap silky, batuannya disebut phyllonite(filonit). 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
  • 25. 1.3.3.2. Beberapa batuan metamorf yang penting Batusabak (Slate) Mineral utama : seringkali masih berupa mineral lempung; mineral tambahan : muskovit, biotit, kordierit, andalusit. Filit (Phyllite) Mineral utama : kuarsa, serisit, klorit; mineral tambahan : plagioklas, mineral bijih. Sekis (Schist) Mineral utama : biotit, muskovit, kuarsa (sekis mika), klorit (sekis klorit), talk (sekis talk) dll. Geneis (Gneis) Mineral utama : k-felsfar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa. Migmatit (Migmatite) seperti percampuran antara metasedimen dan batuan granitis, batuan yang demikian ini lazim disebut migmatit, material granitis diperkirakan berasal dari luar, hasil dari insitu partial melting atau dapat juga dari segregasi akibat proses metamorfosis. Milonit (Mylonite) Mineral dan warna tergantung batuan yang mengalami metamorfosa kataklastik Filonit (Phyllonite) Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit butirannya halus), sudah terjadi rekristalisasi, derajat metamorfosa lebih tinggi dibanding milonit Kuarsit (Quartzite) Mineral utama : kuarsa (>80%), mineral tambahan : muskovit, biotit, k-felsfar, mineral bijih. 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
  • 26. Serpentinit (Serpentinite) Mineral utama : serpentin, mineral tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin, piroksen. Amfibolit (Amphybolite) Mineral utama : amfibol (horblenda), plagioklas, mineral tambahan : kuarsa, epidot, klorit, biotit, garnet, mineral bijih. Granulit (Granulite) Mineral utama : kuarsa, k-felspar, plagioklas, garnet, piroksen, sedikit mika Eklogit (Eklogite) Batuan metamorf berkomposisi basik, mineral utama : piroksen ompasit (klinopiroksen/diopid yang kaya sodium dan aluminium), garnet kaya pyrope, Marmer (Marble) Mineral utama : kalsit; kadang-kadang dolomit, piroksen, amfibol, flogopit, ada mineral bijih atau oksida besi. Hornfels (Hornfels) Mineral utama : andalusit, silimanit, kordierit, biotit, k-felsfar. 1.3. BATUAN PENYUSUN KULIT BUMI BATUAN METAMORF
  • 27. ASAL USUL TERJADINYA TANAH Tanah terjadi dari hasil pelapukan batuan. Oleh karena itu, tanah juga merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan lapuk karena berbagai sebab, diantaranya karena perubahan suhu yang naik turun secara berulang. Selain itu, tanah juga terjadi dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan tanah paling atas disebut humus atau bunga tanah. Bagian tersebut merupakan hasil pelapukan dari sisa-sisa makhluk hidup, mungkin lapukan dari daun-daunan, sampah, atau bangkai hewan. Lapisan humus bersifat gembur dan subur. Lapisan tanah di bawahnya berwarna lebih terang dan butirannya lebih berat dan keras.