Makalah realisasi islam dalam kehidupan seseorang perawat islam
1. REALISASI ISLAM DALAM KEHIDUPAN
SESEORANG PERAWAT ISLAM
Disusun oleh :
AFRISYA YATIKASARI
(D3 KEPERAWATAN/B)
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2014/2015
i
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih sayangNya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘’REALISASI ISLAM DALAM KEHIDUPAN SEORANG
PERAWAT ISLAM’’
Dalam pembuatan makalah ini tentunya penulis menyadari masih terdapat
banyaknya kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini. Terimakasih.
ii
Purwokerto, 01 November 2014
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara
agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya.
Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan.
Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan
kesehatan.
Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam
pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang
berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang
menjaga kesehatan:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah
makalah yang berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keperawatan Islam?
2. Apa pengertian keperawatan?
3. Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?
4. Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?
5. Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?
6. Apa peran Keperawatan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Pada penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang
paradigma keperawatan dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat
mengaplikasikan dalam praktik keperawatan. Selain itu penulisan ini kami
4. buat untuk memenuhi tugas pengantar profesi keperawatan. Demikianlah
penulisan ini kami buat semoga bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi
penulis.
2
5. BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Sejarah Keperawatan Islam
Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut
membantu rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama
Rufaidah Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi
tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik dijaman rasul
maupun sesudah kerasulan.
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’
ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat
yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari
Inggris. Apabila kita mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum
agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa
kegelapan dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih
banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu
Jazirah Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul
menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan
mengandung ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti: pentingnya menjaga
kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci
tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al
Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan
termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam
di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun
tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang
terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga
6. terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para
korban yang terluka di bantu olehnya.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi
perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk
ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan
rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan
dunia keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat,
kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian
yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada
pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi
seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) jadi seimbang.
Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan
kami akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia
Islam dari masa ke masa.
1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini
keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars),
pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada
dunia keperawatan.
2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah
nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai
muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna
(Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi
sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some persons
and common people leave a physician even if he is clever“.
3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab
membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang
sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar
perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti
semua rumah sakit di seluruh dunia.
4
7. 4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat
asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa
ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama
Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.
Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami
ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan
sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah
ada di jaman rasul.
Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita
lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya
untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu
dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.
5
B. Pengertian Keperawatan
Pengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is
based upon art and science which would the attitudes, intellectual
competencies and technical skills of the individual nurse into the desire and
ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be
carried out under general of specific medical direction”
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang
berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.
Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada
komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita
memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam
8. C. Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam
6
Islam
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi,
keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi
keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat
komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:
1. Manusia Dan Kemanusiaan.
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan
Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad,
Ruh, dan Psikologis, dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan
dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis.
Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar
dan An-Naas.
Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan
dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Manusia memiliki tiga komponen antara lain:
9. 7
a. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang
tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang
kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
b. Ruh.
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
c. Nafs (jiwa)
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2. Lingkungan
a. Lingkungan Internal:
Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:
Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.
b. Lingkungan Eksternal:
Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan
maupun perawatan, meliputi:
Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
3. Sehat dan Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas
nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social.
Dilandasi oleh Firman Allah SWT:
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat
badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka
seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanya“
10. Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Promotif
8
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
b. Prefentif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-
Tahrim : 6)
c. Kuratif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan
aku,” (QS. Asy-Syuara: 80)
d. Rehabilitatif.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra’du: 11)
4. Keperawatan.
Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan
professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.
D. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan
Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip
tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
11. 1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta
9
benda umat manusia
2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah
3. Justice
4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi
E. Peran Keperawatan Islam
Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu
keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:
Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat
menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai
keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang
berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan
terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.
Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada
nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.
Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama
islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka
penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk
mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah
sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
12. BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya
sebagai profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan nilai-nilai
keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam
Islam perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya seorang perawat
professional yang Islami.
B. Penutup
Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini
bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan pada penulisan kami kali ini.
13. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT
11
Syamil Media Cipta
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai
Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan