SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Asuhan Keperawatan Teoritis
ISOLASI SOSIAL
Di susun Oleh :
Oktavianto
Moh. Zamroni arifin
Sry lestari
Rahmi
Apriliati
Aa putu mahyani
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
Prodi S1 Keperawatan
Tahun Ajaran 2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan intim biasa
sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan individu dalam rangka
menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu seorang manusia perlu membina
hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi peran
serta yang tinggi, disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja
sama, hubungan timbal balik yang harmonis (Stuart and Sundeen ,1995)
Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin
interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa tidak
percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang lain .
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan diskusi diharapkan mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa
Isolasi Sosial.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan diskusi dan seminar asuhan keperawatan jiwa Isolasi Sosial mahasiswa dapat
mengerti :
1) Mengetahui pengertian Isolasi Sosial
2) Mengerti konsep gangguan Isolasi Sosial
3) Dapat melakukan pengkajian serta pembuatan asuhan keperawatan dengan gangguan
Isolasi Sosial.w
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negative dan mengancam. (Twondsend,1998)
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain. (Pawlin,1993 dikutip Budi Keliat,2001)
B. Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
social budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak mampu
merumuskan keinginan dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbilkan perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdian diri, menghindar dari orang lain dan
kegiatan sehari hari terabaikan. (Kusumawati, 2011)
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. ( Keliat,1999)
Gejala Klinis :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut
botak karena terapi).
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakiri kehidupannya.
C. Manifestasi Klinik
Menurut (Kusumawati, 2011) adalah :
1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
3. Sedih, efek dasar
4. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
5. Berpikir menurut pemikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna
6. Mengekpresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
7. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan yang lainnya
8. Menggunakan kata kata simbolik
9. Menggunakan kat yang tidak berarti
10. Kotak mata kurang atau tidak mau menatap lawan bicaranya
11. Klien cenderung menarik diri dari lingkungan bergaul, suka melamun, berdian diri.
D. Akibat Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori
persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana
halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal. (Keliat,1999)
Gejala Klinis :
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
3. Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
4. Tidak dapat memusatkan perhatian.
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWAISOLASI DIRI
A. Pengkajian
1. Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya kemunduran
kemauan dan kedangkalan emosi.
3. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi yakni
keturunan,endokrin,metabolism,susunan saraf pusat dan kelemahan.
4. Psikososial
a) Geogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16% skizofrenia, bila keduanya
menderita 40-68%, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8%, saudara kembar 2-15% dan saudara kandung
7-15%.
b) Konsep diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi konsep diri
pasien.
c) Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, dan berdiam diri.
d) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5. Status mental
a) Penampilan diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah,rambut acak-acakan,kancing baju tidak tepat,resleting tak
terkunci,baju tak diganti,baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b) Pembicaraan
Nada suara rendah,lambat,kurang bicara,apatis.
c) Aktivitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif,kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya sendiri.
d) Emosi
Emosi dangkal.
e) Interaksi selama wawancara
Cenderung tidak kooperatif,kontak mata kurang,tidak mau menatap lawan bicara,diam.
f) Presepsi
Tidak terdapat halusinasi atau waham.
g) Proses berfikir
Gangguan proses berpikir jarang ditemukan.
h) Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan serta pembatasan dengan dunia luar dan
dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif).
i) Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik,orientasi tempat,waktu dan orang.
j) Kemampuan menilai
Tidak dapat mengambil keputusan,tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan,selalu memberikan alas
an tidak jelas atau tidak tepat.
k) Tilik Diri
Tidak ada yang khas
6. Kebutuhan Sehari hari
Pada permulaan, penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun
dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, panik,
regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, menarik diri.
3. Sindrom kurang perawatan diri b.d menarik diri, regresi
C. Intervensi Keperawatan
1. Isolasi social b.d. kurangnya rasa percaya kepada orang lain,panic,regresi ketahap
perkembangan sebelumnya,sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau.
 Batasan karakteristik
1. Menyendiri dalam ruangan,sedih efek datar
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melalakukan kontak mata
3. Sedih, afek datar
4. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
5. Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna
6. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
 Tujuan jangka pendek :
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang dipercayainya dalam 1
minggu.
 Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan perawat dalam aktifitas
kelompok di unit rawat inap.
 Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang
lain.
2. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa disuruh.
3. Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang
sesuai / dapat diterima.
 Intervensi Keperawatan :
1. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.
 Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri pasien dan
memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.
2. Perlihatkan penguatan positif pada pasien.
 Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna.
3. Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas kelompok yang mungkin
merupakan hal yang menakutkan atau sukar bagi pasien.
 Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman bagi pasien.
4. Jujur dan menepati semua janji.
 Rasional : Kejujuran dan rasa saling membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling
percaya.
5. Orientasikan pasien pada orang, waktu, tempat sesuai kebutuhannya.
6. Berhati-hatilah dengan sentuhan.
 Rasional : Pasien yang curiga dapat menerima sentuhan sebagai suatu yang mengancam..
7. Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan anxietas dan teknik untuk memutus
respon (latihan relaksasi, berhenti berfikir).
 Rasional : Perilaku menarik diri dan curiga dimanifestasikan selama terjadi peningkatan
anxietas.
8. Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat berinteraksi dengan orang
lain.
9. Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendorong pengulangan
perilaku tersebut.
10. Berikan obat-obat penenang sesuai program pengobatan pasien.
 Rasional : Obat-obat anti psikosis menolong untuk menurunkan gejala psikosis pada
seseorang sehingga memudahkan interaksi dengan orang lain.
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, panik,
regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, menarik diri.
 Batasan karakteristik
1. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya
2. Menggunakan kata-kata simbolik (neologisme)
3. Menggunakan kata yang tidak berarti
4. Kontak mata kurang/tidak mau menatap lawan bicara
 Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik, menggunakan ketepatan kata,
melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit dengan perawat selama 1 minggu.
 Tujuan jangka panjang :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal dengan perawat dan
sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara yang sesuai / dapat diterima.
 Kriteria hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima orang lain.
b. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya.
c. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi verbal
terjadi pada saat adanya peningkatan anxietas.
 Intervensi Keperawatan :
1. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi pasien.
 Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti oleh orang lain,
sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat.
2. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas
 Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan dan
komunikasi pasien.
3. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana perilaku dan
pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain.
 Rasional : Tehnik ini untuk meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien, serta pasien dengan lingkungannya.
4. Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik mengatakan
secara tidak langsung.
 Rasional : Hal ini menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya dan
mendorong pasien mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya.
5. Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang memuaskan
kembali.
 Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan.
3. Sindrom kurang perawatan diri b.d menarik diri, regresi
 Batasan karakteristik
1. Kesukaran mengambil makanan atau ketidakmampuan membawa makanan dari wadah
ke mulut
2. Ketidak mampuan membersihkan tubuh atau bagian bagian tubuh
3. Kurangnya minat dalam memilih pakaian, kelainan kemampuan dalam berpakaian, dan
mempertahankan penampilan yang memuaskan
4. Tidak adanya kemauan untuk melakukan defekasi atau berkemih tanpa bantuan
 Tujuan jangka pendek :
Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari dalam 1 minggu.
 Tujuan jangka panjang :
Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan mendemontrasikan suatu
keinginan untuk melakukannya.
 Kriteria hasil yang diharapkan :
1. Pasien makan sendiri tanpa bantuan.
2. Pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat dirinya tanpa bantuan.
3. Pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan mandi setiap hari dan
melakukan prosedur defekasi dan berkemih tanpa bantuan.
 Intervensi keperawatan :
1. Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai tingkat kemampuan
pasien.
 Rasional : Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan aktifitas akan
meningkatkan harga diri.
2. Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak dapat melakukan
beberapa kegiatan.
 Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam keperawatan.
3. Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk kemampuannya mandiri.
 Rasional : Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan mendukung pengulangan
perilaku yang diharapkan.
4. Perlihatkan secara konkret, bagaimana melakukakn kegiatan yang menurut pasien sulit
melakukannya.
 Rasional : Penjelasan harus sesuai dengan tingkat pengertian yang nyata.
5. Buat catatan secara terinci tentang makanan dan cairan.
 Rasional : Informasi yang penting untuk mendapatkan gambaran nutrisi yang adekuat.
6. Berikan makanan kudapan dan cairan diantara waktu makan.
 Rasional : Pasien mungkin tidak mampu mentoleransi makanan dalam jumlah besar pada
saat makan dan membutuhkan penambahan diluar waktu makan.
7. Jika pasien tidak makan karena curiga dan takut diracuni, berikan makanan kaleng dan
biarkan pasien sendiri yang membukanya, atau disajikan dalam kekeluargaan.
 Rasional : Pasien dapat melihat setiap orang makan dari hidangan yang sama.
8. Tetapkan jadwal defekasi dan berkemih, bantu pasien ke kamar mandi sesuai jadwal, sampai
pasien mampu melakukan tanpa bantuan orang lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negative dan mengancam. Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive,
dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien
menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis memberikan saran, bahwa kita sebagai calon perawat
profesional harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien, tertama pada pasien yang
mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,Budi Anna.1999.Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri.Jakarta:FIK UI.
Kusumawati,Farida dan Yudi Hartono.2011.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:Salemba Medika.

More Related Content

Similar to idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf

308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdfsamsulmuarif39
 
Ansietas ppt
Ansietas pptAnsietas ppt
Ansietas pptnovri23
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan bacaAmir Khan
 
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptx
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptxTEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptx
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptxmade406432
 
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxkonsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxZatiIwaniIsmahadi
 
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAHLAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAHViia Beespe
 
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGAskep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGSurangga Jaya
 
Kb 2 as kep isolasi sosial
Kb 2   as kep isolasi sosialKb 2   as kep isolasi sosial
Kb 2 as kep isolasi sosialpjj_kemenkes
 
Psychiatry nursing
Psychiatry nursingPsychiatry nursing
Psychiatry nursingwahidaaa
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualValny Majid
 
Ppt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekiPpt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekirosioktarida
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendahf' yagami
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriSiti Maemunah
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiYusuf Saktian
 
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxYusufLangsa
 
LP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxLP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxAingmaung5
 

Similar to idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf (20)

308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Ansietas ppt
Ansietas pptAnsietas ppt
Ansietas ppt
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
 
Ppt kepribadian
Ppt kepribadianPpt kepribadian
Ppt kepribadian
 
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptx
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptxTEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptx
TEMU 3_Kelompok 2_Isolasi Sosial_askep keperawatan jiwa.pptx
 
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxkonsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAHLAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
 
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANGAskep hargadiri rendah AKPER SUBANG
Askep hargadiri rendah AKPER SUBANG
 
Kb 2 as kep isolasi sosial
Kb 2   as kep isolasi sosialKb 2   as kep isolasi sosial
Kb 2 as kep isolasi sosial
 
Psychiatry nursing
Psychiatry nursingPsychiatry nursing
Psychiatry nursing
 
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial sexual dan spiritual
 
Ppt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekiPpt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak reki
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendah
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptxTUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
TUGAS KDM KELOMPOK 3.pptx
 
LP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxLP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docx
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 

Recently uploaded (20)

Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 

idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf

  • 1. Asuhan Keperawatan Teoritis ISOLASI SOSIAL Di susun Oleh : Oktavianto Moh. Zamroni arifin Sry lestari Rahmi Apriliati Aa putu mahyani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu Prodi S1 Keperawatan Tahun Ajaran 2016-2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan individu dalam rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu seorang manusia perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan. Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi peran serta yang tinggi, disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang harmonis (Stuart and Sundeen ,1995) Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang lain . B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Setelah dilaksanakan diskusi diharapkan mahasiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa Isolasi Sosial. 2. Tujuan Khusus Setelah dilaksanakan diskusi dan seminar asuhan keperawatan jiwa Isolasi Sosial mahasiswa dapat mengerti : 1) Mengetahui pengertian Isolasi Sosial 2) Mengerti konsep gangguan Isolasi Sosial 3) Dapat melakukan pengkajian serta pembuatan asuhan keperawatan dengan gangguan Isolasi Sosial.w
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam. (Twondsend,1998) Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. (Pawlin,1993 dikutip Budi Keliat,2001) B. Etiologi Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan social budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak mampu merumuskan keinginan dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbilkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdian diri, menghindar dari orang lain dan kegiatan sehari hari terabaikan. (Kusumawati, 2011) Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. ( Keliat,1999) Gejala Klinis : 1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi). 2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri). 3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri). 4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan). 5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. C. Manifestasi Klinik Menurut (Kusumawati, 2011) adalah : 1. Menyendiri dalam ruangan 2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata 3. Sedih, efek dasar 4. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya 5. Berpikir menurut pemikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna 6. Mengekpresikan penolakan atau kesepian pada orang lain 7. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan yang lainnya 8. Menggunakan kata kata simbolik 9. Menggunakan kat yang tidak berarti 10. Kotak mata kurang atau tidak mau menatap lawan bicaranya 11. Klien cenderung menarik diri dari lingkungan bergaul, suka melamun, berdian diri. D. Akibat Menarik Diri
  • 4. Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal. (Keliat,1999) Gejala Klinis : 1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri. 2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain. 3. Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata. 4. Tidak dapat memusatkan perhatian. 5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut 6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
  • 5. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWAISOLASI DIRI A. Pengkajian 1. Identitas Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas 2. Keluhan utama Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi. 3. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi yakni keturunan,endokrin,metabolism,susunan saraf pusat dan kelemahan. 4. Psikososial a) Geogram Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16% skizofrenia, bila keduanya menderita 40-68%, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8%, saudara kembar 2-15% dan saudara kandung 7-15%. b) Konsep diri Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi konsep diri pasien. c) Hubungan Sosial Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, dan berdiam diri. d) Spiritual Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan. 5. Status mental a) Penampilan diri Pasien tampak lesu, tak bergairah,rambut acak-acakan,kancing baju tidak tepat,resleting tak terkunci,baju tak diganti,baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien. b) Pembicaraan Nada suara rendah,lambat,kurang bicara,apatis. c) Aktivitas Motorik Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif,kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang dibuatnya sendiri. d) Emosi Emosi dangkal.
  • 6. e) Interaksi selama wawancara Cenderung tidak kooperatif,kontak mata kurang,tidak mau menatap lawan bicara,diam. f) Presepsi Tidak terdapat halusinasi atau waham. g) Proses berfikir Gangguan proses berpikir jarang ditemukan. h) Kesadaran Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan serta pembatasan dengan dunia luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara kualitatif). i) Memori Tidak ditemukan gangguan spesifik,orientasi tempat,waktu dan orang. j) Kemampuan menilai Tidak dapat mengambil keputusan,tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan,selalu memberikan alas an tidak jelas atau tidak tepat. k) Tilik Diri Tidak ada yang khas 6. Kebutuhan Sehari hari Pada permulaan, penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, dan istirahat tidur. B. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Kerusakan komunikasi verbal b.d ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, menarik diri. 3. Sindrom kurang perawatan diri b.d menarik diri, regresi C. Intervensi Keperawatan 1. Isolasi social b.d. kurangnya rasa percaya kepada orang lain,panic,regresi ketahap perkembangan sebelumnya,sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau.  Batasan karakteristik 1. Menyendiri dalam ruangan,sedih efek datar 2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melalakukan kontak mata 3. Sedih, afek datar 4. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya 5. Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna 6. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
  • 7.  Tujuan jangka pendek : Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang dipercayainya dalam 1 minggu.  Tujuan jangka panjang : Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan perawat dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.  Kriteria hasil yang diharapkan : 1. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain. 2. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa disuruh. 3. Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai / dapat diterima.  Intervensi Keperawatan : 1. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.  Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri pasien dan memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain. 2. Perlihatkan penguatan positif pada pasien.  Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna. 3. Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sukar bagi pasien.  Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman bagi pasien. 4. Jujur dan menepati semua janji.  Rasional : Kejujuran dan rasa saling membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling percaya. 5. Orientasikan pasien pada orang, waktu, tempat sesuai kebutuhannya. 6. Berhati-hatilah dengan sentuhan.  Rasional : Pasien yang curiga dapat menerima sentuhan sebagai suatu yang mengancam.. 7. Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan anxietas dan teknik untuk memutus respon (latihan relaksasi, berhenti berfikir).  Rasional : Perilaku menarik diri dan curiga dimanifestasikan selama terjadi peningkatan anxietas. 8. Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat berinteraksi dengan orang lain. 9. Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendorong pengulangan perilaku tersebut. 10. Berikan obat-obat penenang sesuai program pengobatan pasien.  Rasional : Obat-obat anti psikosis menolong untuk menurunkan gejala psikosis pada seseorang sehingga memudahkan interaksi dengan orang lain. 2. Kerusakan komunikasi verbal b.d ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, panik, regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, menarik diri.  Batasan karakteristik 1. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya 2. Menggunakan kata-kata simbolik (neologisme) 3. Menggunakan kata yang tidak berarti 4. Kontak mata kurang/tidak mau menatap lawan bicara
  • 8.  Tujuan jangka pendek : Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik, menggunakan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit dengan perawat selama 1 minggu.  Tujuan jangka panjang : Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara yang sesuai / dapat diterima.  Kriteria hasil yang diharapkan : a. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima orang lain. b. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya. c. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi verbal terjadi pada saat adanya peningkatan anxietas.  Intervensi Keperawatan : 1. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi pasien.  Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti oleh orang lain, sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat. 2. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas  Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan dan komunikasi pasien. 3. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana perilaku dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain.  Rasional : Tehnik ini untuk meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien, serta pasien dengan lingkungannya. 4. Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung.  Rasional : Hal ini menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya dan mendorong pasien mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya. 5. Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang memuaskan kembali.  Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan. 3. Sindrom kurang perawatan diri b.d menarik diri, regresi  Batasan karakteristik 1. Kesukaran mengambil makanan atau ketidakmampuan membawa makanan dari wadah ke mulut 2. Ketidak mampuan membersihkan tubuh atau bagian bagian tubuh 3. Kurangnya minat dalam memilih pakaian, kelainan kemampuan dalam berpakaian, dan mempertahankan penampilan yang memuaskan 4. Tidak adanya kemauan untuk melakukan defekasi atau berkemih tanpa bantuan  Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari dalam 1 minggu.
  • 9.  Tujuan jangka panjang : Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan mendemontrasikan suatu keinginan untuk melakukannya.  Kriteria hasil yang diharapkan : 1. Pasien makan sendiri tanpa bantuan. 2. Pasien memilih pakaian yang sesuai, berpakaian merawat dirinya tanpa bantuan. 3. Pasien mempertahankan kebersihan diri secara optimal dengan mandi setiap hari dan melakukan prosedur defekasi dan berkemih tanpa bantuan.  Intervensi keperawatan : 1. Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai tingkat kemampuan pasien.  Rasional : Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan aktifitas akan meningkatkan harga diri. 2. Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak dapat melakukan beberapa kegiatan.  Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam keperawatan. 3. Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk kemampuannya mandiri.  Rasional : Penguatan positif akan meningkatkan harga diri dan mendukung pengulangan perilaku yang diharapkan. 4. Perlihatkan secara konkret, bagaimana melakukakn kegiatan yang menurut pasien sulit melakukannya.  Rasional : Penjelasan harus sesuai dengan tingkat pengertian yang nyata. 5. Buat catatan secara terinci tentang makanan dan cairan.  Rasional : Informasi yang penting untuk mendapatkan gambaran nutrisi yang adekuat. 6. Berikan makanan kudapan dan cairan diantara waktu makan.  Rasional : Pasien mungkin tidak mampu mentoleransi makanan dalam jumlah besar pada saat makan dan membutuhkan penambahan diluar waktu makan. 7. Jika pasien tidak makan karena curiga dan takut diracuni, berikan makanan kaleng dan biarkan pasien sendiri yang membukanya, atau disajikan dalam kekeluargaan.  Rasional : Pasien dapat melihat setiap orang makan dari hidangan yang sama. 8. Tetapkan jadwal defekasi dan berkemih, bantu pasien ke kamar mandi sesuai jadwal, sampai pasien mampu melakukan tanpa bantuan orang lain.
  • 10. BAB IV PENUTUP A. Simpulan Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negative dan mengancam. Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal. B. Saran Dalam pembuatan makalah ini penulis memberikan saran, bahwa kita sebagai calon perawat profesional harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien, tertama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Keliat,Budi Anna.1999.Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri.Jakarta:FIK UI. Kusumawati,Farida dan Yudi Hartono.2011.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:Salemba Medika.