Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2018/2019
Semelhante a Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2018/2019
Semelhante a Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2018/2019 (20)
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2018/2019
1. Disajikan Oleh:
MARJOKO, S.Pd,M.Pd
KS SMPN 3 Binangun
HP: 08164288825
BAB I
LATAR
BELAKANG
MASALAH
RUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITI
AN
MANFAAT
PENELITIAN
MARJOKO, S. Pd, M. Pd
2. APA ITU PTK?
SEMANTIK :
Penelitian Tindakan Kelas
(Clasroom Action
Research), adalah
penelitian yang dilakukan
oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi
diri,dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa
meningkat
3. Apa itu PTK?
Dengan pengertian tadi kita sudah
dapat membayangkan sosok PTK:
Siapa yang melalukan penelitian
itu?;
Di mana dilakukan?;
Bagaimana caranya melakukan?;
dan
Apa yang ingin dicapai melalui
penelitian tersebut?.
4. No PTK Penelitian Formal
1 Berorientasi pada proses
dan hasil.
Berorientasi pada hasil.
2 Tidak mengenal istilah
populasi dan sampel.
Ada populasi dan sampel.
3 Dilakukan melalui
sebuah proses
pengkajian
berdaur/bersiklus
Tidak mengenal daur atau
siklus, hanya terbukti atau
tidak
4 Objek penelitian diri
sendiri.
Objek penelitian orang lain.
5 Untuk Penerapan praktis Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
7. 1. Kriteria
a. Ada masalah yang akan diteliti (variabel Y)
b. Ada tindakan untuk mengatasi masalah (variabel X)
c. Ada subjek (siswa kelas ….)
d. Lokasi yang spesifik (tempat & waktu penelitian)
2. Pola Judul
a. Penerapan X untuk meningkatkan Y pada ….
b. Upaya meningkatkan Y melalui X pada ….
c. Optimalisasi X untuk meningkatkan Y pada ….
d. Peningkatan Y melalui X pada …..
e. Peningkatan Ydengan Menerapkan X pada ….
MARJOKO, S. Pd, M. Pd
8. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui
Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun
pelajaran 2015/2016
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS = var. Y
Memanfaatkan Lingkungan = var. X
Siswa Kelas VII Tahun pelajaran 2015/2016 = subjek
SMP Negeri 3 Binangun = lokasi
MARJOKO, S. Pd, M. Pd
9. 1. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Soal IPS
Melalui Penerapan Pendekatan Heuristik pada
Siswa Kelas VII SMPN 3 Binangun Tahun
pelajaran 2015/2016
2. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
untuk Meningkatkan Penguasaan Materi IPS pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Binangun Tahun
pelajaran 2015/2016
3. Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembe-
lajaran Materi……………… melalui Penggunaan Film
Tiga Dimensi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Binangun, Semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016
MARJOKO, S. Pd, M. Pd
10. A Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C Tujuan Penelitian
D Manfaat Penelitian
11. 1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini menjelaskan alasan pemilihan masalah.
Uraian kondisi nyata pembelajaran yang terjadi di kelas
saat ini, kemudian uraikan kondisi pembelajaran yang
seharusnya (sesuai teori belajar) atau yang diharapkan.
Dari sini akan tergambar adanya kesenjangan antara
teori dengan fakta dilapangan, atau antara harapan
dengan kenyataan. Kesenjangan inilah yang dimaksud
dengan masalah.
PENDAHULUA
N
12. 1. Latar praktis (jawaban dari mengapa kompetensi
tertentu itu ingin ditingkatkan) berorientasi pada
pencapaian indikator
2. Latar teoretis pentingnya kompetensi itu
ditingkatkan dari dukungan teori, dan mengapa
tindakan tertentu itu diterapkan
13. Perlu adanya solusi
Agar permasalahan dapat dipecahkan, maka
peneliti atau guru perlu melakukan tindakan yaitu
melakukan X (minimal 2 tindakan) agar dapat
meningkatkan Y ( ciri dalam penelitian tindakan
kelas harus ada tindakan)
Contoh tindakan lain: Tindakan 1 mendengarkan
melalui suara kaset (tanpa ada gambar), tindakan
2 mendengarkan audio vidio( dengan gambar).
14. a. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar
belakang tadi, Identifikasi
masalah-masalah yang
terjadi dalam pembelajaran
secara rinci. Urutkan dari a
sampai z sesuai dengan
sistematika pemaparan.
Ingat....! Masalah yang
diidentifikasi ini harus
benar-benar merupakan
masalah nyata (riil) dan
muncul dari dunia kerja
yang menjadi
kewenangan/tanggungjawab
nya selaku guru (on the job
problem oriented).
15. b.Analisis Masalah
Karena tidak semua masalah yang teridentifikasi
dapat Anda tangani dalam waktu yang bersamaan,
maka lakukan analisis terhadap masalah-masalah
tadi, untuk memilih masalah mana yang akan Anda
tangani segera atau penting untuk ditangani
(problematik) dan akan beresiko jika masalah
tersebut dibiarkan. Masalah inilah yang selanjutya
akan menjadi fokus kajian dalam PTK Anda.
16. c.Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Sejalan dengan masalah yang telah Anda tentukan,
pilihlah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk lebih meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang
Anda ajukan memiliki pijakan ilmiah, sedapat
mungkin cerahi dengan argumen teoritik dari studi
pustaka.
18. lanjutan
Kalimat tanya yang diajukan mengacu
ke variabel pada masalah pokok (Y)
dan variabel alternatif pemecahan masalah
lain (X)
Kalimat tanya pada rumusan masalah
harus dijawab
Kualitas penelitian sangat dipengaruhi
oleh kualitas jawaban bukan hanya
banyaknya rumusan masalah
19. Perumusan Masalah
Substansi: mempertimbangkan bobot dan
manfaat tindakan untuk meningkatkan atau
memperbaiki pembelajaran
Orisinalitas (tindakan): mempertimbangkan
belum pernah tidaknya tindakan dilakukan guru
Formulasi: dirumuskan dalam kalimat tanya,
tidak bermakna ganda, lugas, eksplisit dan
spesifik apa yang dipermasalahkannya, dan
tindakan yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut
Teknis: mempertimbangkan kemampuan
peneliti (kemampuan metodologi penelitian,
penguasan materi ajar, teori, strategi dan
metodologi pembelajaran, menyediakan fasilitas
(dana, waktu, dan tenaga).
20. Perumusan Masalah
Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, tidak
memiliki makna ganda
Masalah penelitian dapat dituangkan dalam kalimat tanya
Rumusan masalah menunjukkan hubungan antara
tindakan dan hasil tindakan
Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik,
yakni memungkinkan dikumpulkannya data untuk
menjawab pertanyaan tersebut
Rumusan masalah menunjukkan secara jelas subyek
dan/atau lokasi penelitian
21. Sebagai dasar untuk penentuan teori yang akan
digunakan.
Sebagai arah dalam menentukan judul penelitian
Sebagai arah dalam menentukan metode penelitian
22. Misalnya :
Y : Kualitas pembelajaran IPS
X : Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
23. Judul yang sesuai:
- Upaya peningkatan Y melalui X
- Optimalisasi Y melalui X
- Penggunaan X untuk meningkatkan Y
- Peningkatan Y melalui X
- Melalui X untuk meningkatkan Y
24. Contoh Penulisan Rumusan Masalah pada
PTK
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas,
diajukan rumusan masalah sbb:
Bagaimana upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
IPS melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar pada siswa kelas VII A SMPN 1 Cilacap tahun
pelajaran 2015/2016?
25. Rumusan Masalah
a. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran IPS melalui penerapan model
Problem based learning pada siswa Kelas VII A SMPN
.... semester....Tahun pelajaran.....?
b. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
pembelajaran IPS melalui penerapan model Problem
based learning pada siswa Kelas VII A SMPN ....
semester....Tahun pelajaran.....?
26. E. TUJUAN PENELITIAN
Dirumuskan secara singkat dan jelas
berdasarkan permasalahan dan cara
pemecahan masalah yang
dikemukakan.
27. 1. Tujuan Umum .
Untuk meningkatkan Y ( secara umum )
Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPS bagi
siswa …. (belum menyebutkan kelas berapa dan
waktunya kapan)
28. 1. Tujuan Umum .
…….
2. Tujuan Khusus :
Untuk meningkatkan Y melalui X ( secara khusus).
Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui
pemanfaatan alat peraga bagi siswa kelas … SMP/SMP…
pada semester …. tahun …..
29. 1. Manfaat Teoritis :
• Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang Y
melalui X bagi siswa …
• Menambah khasanah pengetahuan tentang…
• Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya .
30. 2. Manfaat Praktis, dirinci :
a. Manfaat bagi siswa
b. Manfat bagi guru
c. Manfaat bagi sekolah
d. Manfaat bagi perpustakaan sekolah
32. PERUJUKAN/PENGUTIPAN
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir, tahun,
dan halaman buku, jika di akhir kalimat Contoh: (Astuti,
2008:2). Jika diawal kalimat, Astuti (2008:2)
Jika ada dua pengarang, perujukan dilakukan dengan menyebut
cara nama terakhir kedua pengarang tersebut. Contoh: (Astuti
dan Saptari, 2009:47).
Jika pengarangnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan
dilakukan dengan cara menulis nama akhir dari pengarang
pertama diikuti dengan dkk.Contoh: Astuti dkk., untuk orang
Indonesia dan et al. Contoh: Holzner et al., untuk orang asing
Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan
dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama
dokumen yang diterbitkan, atau nama koran/majalah
Untuk karya ilmiah terjemahan, perujukan dilakukan dengan
cara menyebutkan nama pengarang aslinya.
33. LANJUTAN
Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh
pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu
tanda kurung, dibatasi titik koma (;) sebagai tanda
pemisahnya
Antara nama pengarang dan tahun diberi tanda koma
dan antara tahun tanda titik dua, dan nomor halaman
tidak diberi jarak.
34. Contoh: cara menulis sumber diawal dan di akhir paragraf atau
kalimat
Eksistensi kaum perempuan yang melakukan migrasi diasumsikan
mengalami pergeseran mendasar yang tampak dalam berbagai bentuk
relasi sosial. Konstruksi sosial yang ada tentang status dan peran
perempuan mengalami perubahan (dekonstruksi) dengan
bermigrasinya perempuan. Dalam proses dekonstruksi ini terlahir
rekonstruksi yang dapat berupa redefinisi tentang status dan peran
perempuan (Astuti, 2005:2)
Astuti (2005:2) mengatakan bahwa, eksistensi kaum perempuan yang
melakukan migrasi diasumsikan mengalami pergeseran mendasar
yang tampak dalam berbagai bentuk relasi sosial. Konstruksi sosial
yang ada tentang status dan peran perempuan mengalami perubahan
(dekonstruksi) dengan bermigrasinya perempuan. Dalam proses
dekonstruksi ini terlahir rekonstruksi yang dapat berupa redefinisi
tentang status dan peran perempuan
bab 2 34
35. Contoh: Rujukan dari dua sumber arau lebih yang ditulis
pengarang berbeda
Mobilitas kaum perempuan menunjukkan usaha
maksimalisasi peran mereka dalam proses produksi,
baik pada tingkat domestik maupun pada skala yang
lebih luas untuk berkompetisi dalam pasar global
(Abdullah, 1997;Haris, 1997;Astuti, 2005)
bab 2 35
36. CARA MERUJUK KUTIPAN LANGSUNG
Kutipan kurang dari empat baris ditulis dalam tanda
petik (”...”) sebagai bagian terpadu dalam teks utama,
dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor
halaman
Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam
teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor
halaman di dalam kurung.
Jika ada tanda petik dalam kutipan, digunakan tanda
petik tunggal (’...’) lihat contoh berikut:
37. CONTOH CARA MERUJUK KUTIPAN LANGSUNG
• Contoh 1:
Soebronto (1990:23) menyimpulkan ”ada hubungan
yang erat antara faktor sosial ekonomi dan kemajuan
belajar”. (Nama pengarang disebut dalam teks secara
terpadu)
• Contoh 2:
Kesimpulan dari penilaian tersebut adalah ”ada
hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dan
kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:23). (Nama
pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan
dan nomor halaman).
38. lanjutan
• Contoh 3:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ”terdapat
kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’
pemimpin perusahaan semakin rendah tingkat
partisipasi karya ilmuwan di daerah perkotaan”
(Soewignyo, 1991:101). (Tanda kutip di dalam kutipan).
• Kutipan lebih dari enam baris ditulis tanpa tanda
petik pada baris baru, terpisah dari teks yang
mendahului, dimulai pada karakter keenam dari garis
tepi sebelah kiri, dan diketik dengan sapasi tunggal,
lihat contoh berikut:
40. lanjutan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam
kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti tiga
titik. jika yang dibuang itu kalimat diganti dengan empat
titik. Perhatikan contoh di bawah ini
Contoh 5:
”Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum
baru” (Manan, 1995:278). (dalam kutipan ada kata-kata yang
dibuang)
Contoh 6:
”Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara lain mata, tangan, atau bagian tubuh
lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah
menangkap bola, menendang bola, dan menggambar”
(Asim, 1995:315). (Dalam kutipan ada kalimat yang dibuang)
41. CARA MERUJUK KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
• Kutipan yang disebut secara tidak langsung atau
dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis
tanpa tanda petik dan terpadu dalam teks.
• Nama pengarang bahan kutipan dapat disebut
terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung
bersamaan tahun penerbitannya.
• Jika yang dirujuk bagian tertentu, nomor halaman
disebutkan.
• Jika yang dirujuk secara keseluruhan atau yang
dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor
halaman boleh tidak dicantumkan. Perhatikan contoh
berikut:
42. CONTOH CARA MERUJUK KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
• Contoh 7a:
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa
tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun
ke empat. (Nama pengarang disebut terpadu
dalam teks dengan pencantuman nomor halaman)
• Contoh 7b:
Dalam buku tata bahasa lama seperti buku
Prijohoetomo (1973) belum dikenal istilah
transposisi. (Nama pengarang disebut terpadu
dalam teks tanpa pencantuman halaman).
43. LANJUTAN
• Contoh 8a:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada
mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990:13) (Nama
pengarang disebut dalam kurung bersama dengan
tahun dan nomor halaman)
• Contoh 8b:
Apabila kita bicara tentang belajar, sebenarnya kita
berbicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang
berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbecker,
1974). (Nama pengarang disebut dalam kurung
bersamaan tahun tanpa halaman)
44. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
• Contoh 9: DAFTAR PUSTAKA (artikel)
DAFTAR PUSTAKA
Strunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of Style (3rd
ed). New York: Mac.Millan
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari Pilihan
Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa. Malamg: FPIPS IKIP
MALANG
Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam Realitas
Sosial. Binangun: UNNES Press.
-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam
Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta: Badan
Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen Pendidikan
Nasional.
45. LANJUTAN
• Contoh 10: daftar pustaka makalah, buku, laporan
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Strunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of
Style (3rd ed). New York: Mac.Millan
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari
Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa. Malamg:
FPIPS IKIP MALANG
Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam
Realitas Sosial. Binangun: UNNES Press.
-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam
Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta:
Badan Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen
Pendidikan Nasional.
46. Contoh 11: Rujukan dari buku:
Strunk, W,. Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of
Style (3rd ed). New York: Mac.Millan
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: Dari
Pilihan Satu-Satunya ke Satu-Satunya Asasa.
Malamg: FPIPS IKIP MALANG
• Rujukan berbentuk buku ditulis dengan urutan
nama pengarang, tahun terbit, judul buku
dengan cetak miring, kota terbit, dan penerbit.
Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut
digunakan tanda titik (.), kecuali antara kota dan
penerbit digunakan tanda titik dua (:)
47. Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang yang
sama dan tahun terbitnya sama
• Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis
oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun
yang sama pula, angka tahun penerbitan diikuti oleh
lambang a, b, c, dan seterusnya.
• Urutannya ditentukan berdasarkan abjad judul buku-
bukunya.
• Nama pengarang yang sama tidak perlu ditulis ulang,
tetapi diganti dengan garisputus sepanjang lima
karakter tanpa titik.
• Kalau tahun terbitnya berbeda-beda, bahan pustaka
itu diurutkan secara kronologis.
48. Contoh 12: Beberapa buku dijadikan sumber dari pengarang
yang sama dan tahun terbitnya sama
Astuti, Tri Marhaeni P. 2008a. Konstruksi Gender dalam
Realitas Sosial. Binangun: UNNES Press.
-----2008b. Pengembangan Teknik Analisis Gender Dalam
Penelitian Kebijakan di Bidang pendidikan. Jakarta:
Badan Penelitian Dan Pengembangan Deperatemen
Pendidikan Nasional.
• Contoh 13: Beberapa buku dijadikan sumber
dari pengarang yang sama tapi tahun
terbitnya tidak sama.
Abdullah, Irwan (Ed.), 1997. Sangkan Paran Gender.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
----- 2001. Seks, Gender dan Reproduksi kekuasaan.
Yogyakarta: Terawang
49. • Cara menulis rujukan dari buku berisi kumpulan
karya ilmiah yang ada editornya adalah seperti
menulis rujukan dari buku ditambah dengan (ed.) jika
ada satu editornya, dan (eds.) jika editornya lebih dari
satu, diantara nama pengarang dan tahun penerbitan.
• Contoh 14:
Abdullah, Irwan (ed.), 1997. Sangkan Paran Gender.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Poerwandari, E.Kristi dan Hidayat, S. Rahayu (Eds.).
2000. Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang
Tengah Berubah. Jakarta: Program Pasca Sarjana
Kajian Wanita UI.
50. Contoh 15 Rujukan karya ilmiah dari kumpulan karya ilmiah
Astuti, Tri Marhaeni P. 2000. Gerakan Tandingan
Perempuan;Kasus Perempuan kelas bawah di
Grobogan Jawa Tengah. Dalam Poerwandari, E.Kristi
dan Hidayat, S. Rahayu (Eds.). 2000. Perempuan
Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah.
Hlm. 423-450. Jakarta: Program Pasca Sarjana Kajian
Wanita UI.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam
Aminuddin (Ed.) Pengembangan Penelitian Kualitatif
dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Hlm. 12-25. Malang:
HISKI Komisariat Malang dan YA3
51. Contoh 16: Rujukan karya ilmiah jurnal
Astuti, Tri Marhaeni P. 2009. Sosialisasi Anak dan
Melemahnya Tradisi dalam Migrasi Internasional
(Kasus TKW dari Godong Grobogan Jawa
Tengah). Humaniora Vol.2. No.21:125-137
52. Contoh 17: Rujukan dari koran tanpa nama pengarang
dan ada nama pengarangnya
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri.
Edisi.IV.Th.2.22 Juni. Hlm. 3
Astuti, Tri Marhaeni P. 2008. Standar Ganda Menilai
Perselingkuhan. Kompas. Edisi.X.Th.3. 10 Juni. hlm.
D
53. • Contoh 18: Rujukan dokumen pemerintah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta:
Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
• Contoh 19: Rujukan dari lembaga atas nama lembaga
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978.
Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
• Contoh 20: Rujukan buku terjemahan
Ary, D.L.C. Jacobs, dan A. Razavieh. 1982. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan.
Surabaya: Usaha Nasional
Spreadley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan
Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana.
54. • Contoh 21: Rujukan skrIPSi, tesis, disertasi,
laporan penelitian
Astuti, Tri Marhaeni P. 2005. Redefinisi Eksistensi
Perempuan Migran; Kasus Migran Kembali dari
Godong, Grobogan, Jawa Tengah. Disertasi. UGM
Yogyakarta.
Astuti, Tri Marhaeni P. 1998. Adopsi Inovasi Pertolongan
Persalinan Sehat oleh Dukun Bayi. Laporan Penelitian
Hibah Bersaing. DP2M DIKTI, Jakarta.
55. Contoh 22: Rujukan makalah
Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk
Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya
ilmiah Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen
PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat
Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-Negara
Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar
Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2
September.